MAKALAH STRES DAN CARA MENGATASINYA

MAKALAH
STRES DAN CARA MENGATASINYA

OLEH :
PUNTO CAHYO AL- ADIN
112071000021

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2015
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan Kasih-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah kesehatan mental yang berjudul “STRES DAN
CARA MENGATASINYA”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana
membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di

dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Sidoarjo, 21 Juni 2015

Penulis

2

BAB l
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam setiap tahap perkembangan manusia terdapat kriteria sehat mental. Mental yang
sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang
memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari
dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto Soedirdjo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang
memiliki kesehatan mental adalah Memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanantekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan
(Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic,
proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima
oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling
mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan
gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi
tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku,
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara
langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa. Pada dasarnya
untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat
berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apakah pengertian kesehatan mental itu?

b) Apakah pengertian depresi dan cara mengatasinya?
C. TUJUAN
1) Menjelaskan tentang pengertian kesehatan mental.
2) Menjelaskan pengertian depresi dan cara mengatasinya.

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental, berasal dari dua kata, yakni “kesehatan” dan “mental”. Kesehatan
berasal dari kata “sehat”, yang merujuk pada kondisi fisik. Individu yang sehat adalah
individu yang berada dalam kondisi fisik yang baik, dan bebas dari penyakit. Sedangkan
“mental” adalah kepribadian yang merupakan kebulatan dinamik yang tercermin dalam citacita, sikap, dan perbuatan. Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi,
sikap, dan perasaan yang dalam keseluruhan atau kebulatannya akan menentukan tingkah
laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan, atau yang
menggembirakan dan menyenangkan.
Kesehatan mental menggambarkan tingkat kesejahteraan psikologis, atau adanya
gangguan mental. Dari perspektif 'psikologi positif' atau 'holisme', kesehatan mental dapat

mencakup kemampuan individu untuk menikmati hidup, dan menciptakan keseimbangan
antara aktivitas kehidupan dan upaya untuk mencapai ketahanan psikologis. Kesehatan
mental juga dapat di definisikan sebagai suatu ekspresi emosi, dan sebagai penanda adaptasi
sukses untuk berbagai tuntutan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
kesehatan mental sebagai, "suatu keadaan kesejahteraan dimana individu menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan yang normal dari kehidupan, dapat bekerja
secara produktif dan baik, dan mampu memberikan kontribusi bagi dirinya sendiri dan
masyarakat.
Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang nyata antara fungsi-fungsi
jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi
dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan
kemampuan dirinya. Fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan
keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain, sehingga
dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan
bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan (konflik).

A. Pengertian Stres
4

Stres adalah suatu keadaan yang sangat sulit bagi seseorang hingga melibatkan beberapa

unsur perasaan sedih, murung, menderita, kesulitan yang teramat sangat hingga menyebabkan
seseorang mengalami kondisi yang sangat buruk, sebagian besar mereka yang mengalami
stres tidak menyadari keadaan psikologis mereka hingga terjadi tanda-tanda stres seperti
rambut rontok, kurang nafsu makan, sering melamun. Hal ini akan terus terjadi bila tidak
segera diobati.
Stres itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Stres ringan dan berat. Gejala Stres ringan
ditandai perasaan sedih yang datang dan pergi begitu saja dengan waktu yang singkat.
Adapun Stres berat yang menimbulkan gejala murung, menyendiri, perasaan bersalah,
menyesal, melakukan aktivitas terbatas, dan terkadang melakukan hal-hal yang menyakiti diri
sendiri bahkan dapat menyebabkan penderita stres merasakan hopeless yang mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri.

Hal-hal Yang Memicu Timbulnya Depresi Dikehidupan Sehari-hari :
1. Tuntutan kehidupan
Contoh hal ini adalah tuntutan sekolah dibidang yang tidak diinginkan, atau
dituntut untuk kerja disaat yang tidak tepat. Hal ini sering terjadi kepada setiap orang
disekitar kita.
2. Masalah Keluarga
Tidak sedikit orang tua stress dengan anaknya yang bandel, sangat sulit diatur,
atau sering keluar malam. Hal ini membuat orang tua selalu berfikiran negatif, dan

mencoba memasuki dunia kehidupan anaknya, tetapi terkadang orang tua pun terlalu
sibuk dengan urusan pekerjaannya, hingga anak terbengkalai dan merasa kurang
perhatian.
3. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual bagi seseorang yang mengalami pemerkosaan tentu saja
meninggalkan jejak trauma dan ketakutan tertentu pada masa depannya, hal ini yang
memicu rasa simpatik orang tua hingga terbentuk ikatan perlindungan anak. Hal ini
untuk meminimalisir pelecehan seksual diluaran sana, dan mengundang para orang

5

tua untuk lebih dapat mengajarkan anaknya tentang apa itu yang di maksud organ
intim.
4. Keuangan
Hal ini sering dialami pada setiap orang, merasa tidak memiliki uang atau
mungkin ingin ikut teman jalan-jalan ke monas tetapi tidak memiliki sedikitpun uang
didompet, bahkan lebih parahnya bisa saja tidak punya uang hingga tidak makan
berhari-hari. Stres dalam hal ini, langkah awal untuk belajar bersyukur dengan apa
yang dimiliki, melatih diri untuk lebih kreatif dan melakukan hal-hal berguna hingga
menghasilkan uang. Jangan berfikir pendek, contoh orang melakukan penodongan

demi uang. Itu bukanlah cara yang baik untuk keluar dari masalah ekonomi yang
kritis.
5. Cara Berfikir
Cara berfikir yang salah akan memicu tingkat stress lebih tinggi, berfikir
negatif, kecemasan yang teramat sangat hanya membuat konyol saja. Cara yang
terbaik pastikan saja dengan apa yang difikirin benar apa salah. Think positive akan
menghasilkan hasil yang positif juga.
6. Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial dapat diambil contoh dari rasa minder yang merasa diri
serba kurang, padahal kenyataan tidak seperti yang dibayangkan.
Faktor Biologi Terhadap Stres :
Para penilitan telah mencatat bahwa otak kecil yang disebut hippocampus atau
memori otak kecil pada penderita stres memiliki ukuran lebih kecil dibanding yang
tidak mengalami stres. Hormon stress kortisol juga akan mengalami produksi
berlebihan jika seseorang mengalami stress. Hormon stress kortisol juga dapat
menyebabkan hal buruk bagi hippocampus. Sebagian penelitian mengatakan bagi
penderita stres lahir dengan ukuran hippocampus lebih kecil maka resiko untuk
mengalami stres sangat besar dibanding yang tidak mengalami stres.

6


Ada 5 Cara Mengatasi Masalah Stres :
1. Bercerita Kepada Teman
Bila anda sedang mengalami stres, anda dapat menceritakannya kepada teman,
saudara, keluarga atau bisa juga kepada seseorang yang memiliki dasar agama yang
kuat. Dengan bercerita anda mengeluarkan aura negatif yang bersarang ditubuh anda,
tetapi berceritalah kepada seseorang yang tepat, dengan kata lain seseorang yang
mendengarkan keluh kesal anda dapat dengan sabar mendengarkan curhatan anda,
dan tidak cerewet. Karena bukan suatu penyelesaian jika anda curhat dengan
seseorang yang memiliki bibir bocor alias tukang gosip. Bila anda takut atau malu
untuk curhat kepada seseorang, pastikan anda bisa mencurahkannya melalui tulisan
atau diary, dengan menulis segala curhatan hati kepada selembar kertas secara tidak
langsung anda mengeluarkan energy negatif dalam tubuh dan membuang secara
sedikit demi sedikit hingga akhirnya sembuh dari stress yang berlebihan pada diri
anda saat itu.
2. Belajar Menerima
Belajar menerima kekurang pada diri anda sendiri (self acceptance), anda
tidak perlu mengubah hal dari diri anda menjadi orang lain mau, karena itu hanya
membuat beban dan bertambahnya faktor stres. Fokuslah untuk memperbaiki diri
secara perlahan atas keinginan sendiri, dan berkonsentrasi dengan hal-hal positif yang

dapat anda lakukan. Keadaan yang tidak nyaman dalam hidup anda akan menjadi
sebuah sahabat yang selalu menemani sampai anda tua. Tetapi tidak usah ragu
ataupun pesimis, mencoba bersahabat dengan ketidaknyamanan itu akan menjadi
pembelajaran dan pengalaman yang sangat indah.
3. Beramal (kasih sayang)
Dalam hal ini bukan berarti meramal, tetapi anda beramal atau memberikan
sesuatu yang terbaik untuk orang-orang disekitar anda tidak dalam hal materi saja.
Hal ini sangat berguna bagi penderita Psikosomatis atau penderita gangguan
emosional. Jika anda ingin dapat sesuatu dari orang yang tulus, secara alam bawah
sadar anda memberikan sesuatu itu kepada orang lain secara tulus. Pada saat itu otak

7

berkonsentrasi untuk memberikan kebaikan untuk orang lain. Artinya, selama ada niat
untuk memberi kepada orang lain, anda menciptakan energi positif yang dilemparkan
kepada orang lain, dan itu artinya anda akan menerima energi positif berpuluh-puluh
kali lipat dari orang lain. Dengan satu syarat, anda memberi tidak karena faktor
kasihan, tetapi berbagi kebahagiaan. Dan menurut pengalaman pribadi saya, hal ini
worthed untuk dilakukan.
4. Berdo’a

Mendekatkan diri pada Agama adalah salah satu cara yang tepat di balik
memperbaiki diri. Selalu berdoa menurut agama masing-masing membuat dampak
positif bagi tubuh dan fikiran. Karena Stres itu sendiri datang dari fikiran, dan
mengundang kebaikan dengan cara Ikhlas. Ikhlas pun timbul dengan dorongan diri
sendiri dan kontak dengan kegiatan kerohanian. Proses berdo’a pun memiliki
beberapa unsur yaitu meminta, yakin, dan menerima. Ketiga proses ini bukanlah
kegiatan yang terpisah, tetapi 3 unsur dalam 1 tujuan. Menurut teori, jika seseorang
berdo’a dengan sungguh-sungguh, otak merangsang hormon serotonin dan endorfin
yang menyebabkan seseorang merasa diposisi kenyamanan, ketenangan dan secara
tidak langsung menimbulkan perasaan bahagia. Dampak pada tubuh adalah sistem
imun meningkat, pembuluh darah terbuka, detak jantung menjadi stabil, sehingga
dampak dari luar membuat emosi menjadi stabil.
5. Menyibukkan Diri
Stres merupakan penyakit yang timbul dari diri anda yang harus ditemukan
solusinya. Karena Stres bukan hanya penyakit dari otak, melainkan pola pikir.
Menyibukan diri adalah salah satu cara untuk mengatasi depresi, terutama untuk
memberikan kebahagiaan-kebahagiaan bagi orang-orang disekitar anda. Stres tidak
hanya dialami seseorang dimasa tua, tetapi untuk remaja pun terkadang mengalami
tingkat depresi yang lumayan berat, tetapi hal itu adalah sebuah jalan seseorang untuk
menjadi lebih baik. Membuka diri dan menerima pendapat baik dari semua orang

dapat memperbaiki hidup anda. Bentuk suatu kepribadian yang lebih positif disetiap
masalah akan menjadi solusi agar masalah yang sama tidak kembali mendatangi anda.

8

BAB III
PENUTUP

Stres adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan bimbang, bila kondisi stres
seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu
disebut sebagai suatu Gangguan Stres. Beberapa gejala Gangguan Stres adalah perasaan
sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan
semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Dan Stres merupakan salah satu
penyebab utama kejadian bunuh diri yang ada di sebagian besar masyarakat kita ini.

9

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat zakiah, Kesehatan Mental. (Jakarta. PT. Gunung Agung, 1968)
Namora Lumangga lubis, Stres Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana, 2009)
Slamet, Suprapti I.S. , Sumarmo Markam, Pengantar Psikologi Klinis, (Jakarta: UI Press,
2003)
Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo)
Namora Lumangga lubis, Stres Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana, 2009)
Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo)

10