AKUISISI DALAM ILMU PERPUSTAKAN DAN INFO

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Masalah
Akuisisi merupakan bagian penting dalam pengembangan koleksi di

perpustakaan, tanpa adanya akuisisi maka proses pengembangan koleksi tidak dapat
berjalan sebagimana mestinya. Karena semua kegiatan tahapan awal sebelum koleksi
di publikasikan perlu diadakan akuisisi, yaitu proses pengadaan buku dari awal beli,
buku hibah yang diolah secara rinci hingga buku siap dilayankan.
Menurut penelitian ini sebelum tahun 1993, 5 persen dari anggaran akusisi
disisihkan untuk pengembangan perpustakaan di universitas, namun anggaran
tersebut menjadi naik 10 persen pada tahun 1993 (Fi don dan Okoli,2002) 1. Akan
tetapi, saat perjanjian yang ditandatangani antara Uni Staf Akademik dan pemerintah
federal Nigeria pada tahun 1992, disepakati bahwa 10 persen dari total anggaran
tersebut digunakan untuk membangun perpustakaan. Untuk itu, maka disepakatilah
oleh Universitas Komisis Nasional pada 18 Januari 1993 memberikan tunjangan
bahwa 10 persen harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk anggran perpustakaan,
misalnya 10 persen dari total hibah setiap universitas, 60 persen harus digunakan
untuk pembelian buku dan jurnal. Sementara itu 40 persen harus digunakan untuk

tenanga horoner dan pembelian bahan yang dibutuhkan perpustakaan. Maka dari
penelitian inilah pemerintah menunjukkan perhatian yang lebih dan komitmen untuk
memajukan perpustakaan.

1 Ifidion, S.E.and Okoli, G.N (2002), “40 Years of academic and research library service to Negeria :
past, present and future”, Nigerian Library Association 40 years of library and Information Services to
the Nation : A compendium of Papers Presented at the 40 th National Annual Conference and AGM,
Topo-Badagry,pp 22-23

1

Pengembangan koleksi secara lebih rinci menegaskan bahwa pentingnya
signifikasi dari akuisisi buku di perpustakaan, pustakawan dituntut untuk menjadi
manger yang berkompeten dan memiliki skill yang baik. Oleh karena itu, akuisisi
buku menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan perpustakaan. Namun hal
ini tidak mudah bagi pustakawan, ada beberapa tantangan dan masalah saat
pustakawan melakukan akuisisi.
Salah satu tantangan adalah perdagangan buku telah di bajak oleh oknum yang
tidak bertanggng jawab, mereka diam-diam telah mengumpulkan daftar saham dari
berbagai toko buku dengan mengubah harga aslinya kemudian menjualnya ke

perpustakaan. Tantangan lainnya adalah pemotongan yang dibuat dari pembayaran
bruto untuk memesan vendor. Beberapa perpustakaan telah memakan waktu antara
0.5 sampai 10 persen pajak dari dana vendor, sebagai berikut : kontrak dan
administrasi biaya, pajak pertambahan nilai, pajak pemerintahan dan sebagainya.
Susunan ini dianggap tidak adil oleh vendor buku, mereka beralasan bahwa jika
perpustakaan telah membeli buku-buku langsung dari took buku melalui pembayaran
tunai, maka pajak tidak akan muncul.
Jadi berdasarkan beberapa tantangan-tantangan diatas, maka penelitian ini
bermaksud untuk menyelidiki dan memeriksa praktik akuisis di pepustakaan Nigeria.
Maka dari itulah jurnal ini penting dikaji secara lebih mendalam.
2.

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan memeriksa akuisisi di

perpustakaan Negeria
3.

Metode
Penelitian ini melibtakan semua 42 pustakawan di Universitas Negeria. Data


untuk

penelitian

yang dihasilkan

melalui

penggunaan

kuesioner

CDULQ

(Pengembangan koleksi angket di perpustakaan). Kuesioner diperlukan mengenai

2

sumber dan jenis pemotongan pajak yang terbuat dari pembayaran vendor buku.

Salinan kuesioner dikirimkan ke semua perpustakaan Universitas di Negeria.
4.

Temuan Data
Hasil penelitian disajikan dan dianalisis dalam tabel I-III dalam kaitanya

dengan kuesioner.
1. Prosedur akuisisi. Analisis yang ditunjukkan pada tabel I menunjukan bahwa
18 dari perpustakaan memperoleh buku melalui pembelian pemesanan.
Mereka juga mengungkapkan bahwa 12 (67 persen) dari perpustakaan
membeli buku secara tunai, sementara 6 (44 persen) dari perpustakaan
menggunakan agen untuk membeli buku. (dalam lampiran)
2. Sumber akuisisi
Spectrum books menempati tingkat pertama yaitu 15 (83 persen) dalam
mendapatkan buku-buku. Heineman menempati tingkat kedua 13 (22 persen).
Longman 12 (67 persen), macmilan 12 (67 persen). Berdasarkan tebel tersebut
menunjukkan bahwa Bounty menduduki 2 (11 persen). Biato book 2 (11
persen), odueote bookshop 2-11 persen) dan edisi baru buku 2 (11 persen)
yang dinilai sangat rendah.
3. Pajak biaya pembayaran vendor

Tabel III menunjukkan bahwa semua perpustakaan mengambil keputusan
dalam pemotongan biaya dari vendor. Tabel III menunjukkan bahwa 44 persen
perpustakaan mengambil presentase sebagai PPN dari pembayaran vendor,
sedangkan 33 persen sebagai pajak hokum. Sedangkan 17 persen mengambil
biaya kontrak sementara 28 persen mengurangi biaya administrasi.
5.

Pembahasan
Penelitian menunjukkan bahwa prosedur paling popular digunakan oleh

perpustakaan Nigeria adalah pembelian. Perpustakaan yang hanya mengendalikan
sumbangan dapat meningkatkan pengembangan koleksi mereka. Selain itu 67 persen

3

dari perpustakaan memperoleh buku dengan pembayaran tunai, karena mereka
menyadari bahwa pembayaran secara tunai sangat memudahkan daripada pemesanan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perpustakaan membuat salah satu
bentuk yang lain dari pembayaran kepada vendor buku, yaitu implikasi dari bukubuku pendidikan bebas dari biaya PPN. Namun hal ini berdampak dapat menurunkan
moral dan mengagalkan vendor buku dari universitas tersebut.

6.

Kesimpulan
Akusisi buku untuk perpusakaan menjadi salah satu cara paling penting yang

diandalkan untuk mengembangakan koleksi perpustakaan, hal ini bertujuan agar
koleksi yang digunakan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Perpustakaan
menyadari bahwa untuk melakukan akusisi butuh sumber daya yang tidak sedikit,
oleh karena itu perpustakaan diminta untuk merencanakan anggaran yang terperinci,
dengan tujuan jika suatu hari buku yang akan di datang kan akan lebih mudah di beli
atau dipesan dan dibayarkan secara tunai. Akusisi bagian penting dalam
pengembangan perpustakaan. Perpustakaan Negeria menjalin kerjasama dengan
penerbit salah satunya Logman, agen buku jobbers dan perpustakaan berurusan
dengan penerbit buku dengan memegang komitmen dan kepercayaan.
1.

Analisis kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan yang dapatdianalisis dari penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian ini sangat relevan dengan keadaan lingkungan di perpustakaan
di Negeria, dari table-tabel yang dirinci diatas menjawab langkah-langkah

dalam proses akusisi perpustakaan,baik dalam pembelian buku secara
tunai, maupun pemesanan.
2. Peneliti berusaha untuk menjawab secara kompleks permasalahan secara
terperinci bahwa dalam akuisisi di perpustakaan, tidak selamanaya mudah
dan cepat namun ada beberapa tantangan , misalnya pembayaran bahwa
pembayaran yang dilakukan untuk memesan dikenai pajak oleh
universitas.

2.

Analisis kekurangan
4

Terdapat beberapa kekurangan yang dapat dinalisisi dari penelitian ini,
yaitu :
1. Metode yang digunakan belum popular di kalangan akademisi, untuk
itu penelitian selanjutnya bisa menggunakan metode yang paling
3.

banyak digunakan dalam kalangan akademisi.

Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dalam analisis ini :
1. Pengelola informasi sebaiknya secara efektif selalu mengecek pengeluaran
dan pemasukan sumber dana untuk pembelian buku
2. Perincian dana sebaiknya diperhatikan, agar tidak disalahgunakan pada
pihak yang tidak bertanggung jawab.

LAMPIRAN 1
Deskripsi Bibliografi
Judul

Book Acquisition Practices in Negerian Libraries :
Challenges and Prospect

Penulis

C.O. Ajidahun

5


Tahun terbit

2008

Penerbit

Adekune Ajasin University Library, Akungba-Akoko,

Spesifikasi

Nigeria
vol. 29. 4/5,2008 pp 414-421

Sumber

www.emeraldinsight.com/0143-5124.htm

6

BAB I

PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Masalah
Perubahan teknologi informasi di era digital menjadi isu yang sangat hangat

dalam bidang ilmu informasi. Teknologi informasi berkembang sangat tajam di
masyarakat karena terjadi perubahan informasi yang begitu cepat dan menglobal, oleh
karena itu masyarakat harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dampak
yang dihasilkan dari perubahan tersebut adalah tersingkirkannya sebuah literaturliteratur dan berbagai koleksi tercetak, yang kemudian harus digantikan dengan buku
digital. Bahkan, alat yang digunakan untuk mengolah dalam pencarian informasi yang
dulunya masih manual, kini berbasis teknologi informasi. Hal inilah yang menjadi
tantangan bagi para pengelola informasi, bukan hanya menyediakan buku tercetak
saja, tetapi menyediakan berbagai literature digital yang memudahkan para pengguna
dalam penelusuran informasi.
Di Negara Iran seperti Universitas Sains dan Teknologi, kini perpustakaannya
dalam proses pengembangan koleksi buku elektronik atau sering disebut e-book.
Dampak perkembangan teknologi informasi inilah yang mulai menginovasi dari buku
kertas biasa kemudian di input menjadi bentuk digital dalam sistem online. Setelah
buku diolah dalam system digital, maka buku akan dipublikasikan dengan

menggunakan komputer kemudian bisa diakses oleh semua pengguna, hal inilah yang
menjadi tugas professional informasi yaitu untuk menyebarkan informasi yang up to
date,serta menawarkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh
karena itu,sebagai ahli yang profesioanl dalam bidang pengelola informasi, para ahli
informasi harus menyediakan konten yang terbaik untuk pengguna salah satunya
dengan mengelola e-book serta dapat mengakuisisi buku berdasarkan kebutuhan
pengguna.
7

Secara lebih lanjut dan mendalam, maka dalam

penelitian ini,peneliti akan

membahas tentang definisi e-book, katagorisasi e-book berdasarkan pendekatan yang
berbeda seperti informasi dan konten, sikap profesioanl informasi tentang akuisisi ebook dan fungsi e-book.
2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apa kriteria yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan akademis
kebutuhan pengguna?
2. Apa kriteria yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan informasi
kebutuhan profesioanl?
3. Apa batasan yang paling penting dari akuisisi e-book berdasarkan informasi
sikap profesional di perpustakaan akademik?

3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui kriteria yang paling

penting dari akuisisi e-book berdasarkan kebutuhan pengguna dan profesioanl. Serta
ingin mengetahui batasan yang paling penting dari akuisisi e-book dari informasi
sikap profesioanal di perpustakaan akademik.
4.

Metode Penelitian
Pada metode penelitian ini untuk memperoleh data peneliti menggunakan

kuesioner dengan 20 pertanyaan yang dibagi menjadi lima kategori, yaitu : informasi
geografis, tingkat kesadaran e-book, kriteria evaluasi e-book untuk pengguna dan
evaluasi kriteria e-book untuk profesioanl informasi, pembatasan e-book di
perpustakaan dan prefernsi akademik pada e-book. Kemudian sikap profesioanl
informasi dikumulkan menjadi lima kategori dengan menggunakan skala likert, untuk
mendalami penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara langsung.
Kemudian hasil penelitian ini dikumpulkan, diringkas dan dijelaskan menggunakan
perengkat lunak Microsoft exel.

8

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan mengambil populasi
yang terdiri dari 300 profesional informasi yang bekerja di perustkaaan universitas
negeri Teheran. Adapun populasi yang dipilih dari penelitian ini adalah dari sepuluh
universitas. Kemudian hanya enam universitas yang dijadikan sempel, yaitu iran
Universitas Sains dan Teknologi, universitas Sains dan Teknologi Amirkabir ,
Universitas Teheran, Universitas Shahid Behesti, Universitas Teknologi Sharif, dan
Universitas Alzahra. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini khusus staf yang
bekerja di perpustakaan yang memiliki pengalaman bekerja lebih dari lima tahun dan
khusus lulusan ilmu perpustaaakan dan informasi.
5.

Pembahasan

1. Definisi E-book
Istilah e-book atau buku digital tidak asing lagi di telinga masyarakat informasi,
bagi generasi di era digital e-book bukan sesuatu yang asing, mereka menganggap ebook adalah sekumpulan buku cetak yang diolah dalam system berbasis computer
kemudian akan di publikasikan dalam bentuk digital, sehingga pengguna bisa
menelusur e-book tersebut dengan menggunakan bantuan gadget atau smart phone.
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan e-book berbeda-beda, Vassilou dan
Rowley (2008)2 mengartikan e-book sebagai kesatuan perangkat teknologi informasi
yang diintergerasikan melalui system informasi dari yang sebelumnya menggunakan
manual (buku tercetak) hingga menjadi buku dalam bentuk elektronik, yang
kemudian dapat diakses dengan link hyperlinx, bookmark,dan alat-alat penerjemah
lainnya.
2. Kategorisasi E-book
Sebagai mana kemajuan informasi dan system elektronik, maka professional
infromasi dihadapkan pada pengkatagorian e –book yang didasarkan dengan isi, gaya
informasi yang akan dipublikasikan oleh pengguna, dan model akses informasi yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Maka dari itu dalam mengelola e-book
kategorisasi terdapat beberapa tahapan.
2 Vassiliou,M.and Rowley, J. (2008), “Prorogresing the definition of e-book”, library Hi Tech, Vol.26
No.3,pp.355-68

9

Pertama, kadar, pada tahap ini buku tercetak akan dipublikasikan dalam
format

e-book.

Pengelompokan

e-book

sama

seperti

hal

nya

dengan

mengelompokkan jenis-jenis buku tercetak, seperti novel, buku pelajaran, referensi,
monografi dan sumber rujukan seperti tesis, desertasi dan lainnya (Amstrong dan
Londase, 2003 : Tedd, 2005)3
Kedua, infomasi yang disajikan, pada tahap ini e-book akan disajikan dalam
bentuk teks, pesan suara, animasi bergerak, dan video (Mazinani, 2005). Oleh karena
itu, sebagai professional pengeloa informasi sudah saat nya perpustakaan Iran
mampu menunjukkan eksitensinya untuk berinovasi untuk bisa melayani pengguna
serta memberikan layannya koleski dari koleksi manual atau tercetak menjadi
koleksi digital.
Ketiga, penerbitan, pada tahap ini e-book yang akan diterbitkan akan melaui
beberapa media antara lain, melalui web, download melalui smart phone, dan
download melalui CD ROM atau DVD. Dalam tahap ini informasi yang disajikan
dalam e-book dapat pengguna akses dan dapat disimpan melalui perangkat lunak
lainnya, misalnya PDF atau dalam smart phone (Lin dan Hubbard, 2000).
Keempat, Fungsi, pada tahap ini untuk memperoleh e-book maka profesioanl
infromasi harus fokus pada kebutuhan pengguna. Untuk memperoleh kepuasan dari
pengguna, maka layanan yang diberikan oleh pengelola informasi dalam pelayanan ebook memiliki nilai yang sangat penting, yaitu :
1. Hyperlink antara unsur-unsur structural buku yang dapat dengan mudah di
akses pengguna. Tahapan ini membantu pengguna untuk mencari link yang
terkait dengan penelusuran buku yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti
daftar isi, indeks, glosarium atau referensi yang dapat meninjau dari e-book.
2. Alat pencari menyediakan daftar isi dan indeks. Tahapan ini e-book bisa kita
akses keseluruhan seperti teks utama e-book, isi e-book, spesifikasi halaman
dan bab.

3 Armstrong,C. and Lonsdale, R. (2003). The E-book Mapping Exercise, JISC, London, available at :
www.jisc.ac.uk/coll_e-bookstudy1.html

10

3. Kemampuan multimedia yang menarik. Tahapan ini meruapakan tahapan
yang paling penting untuk meningkatkan kualitas e-book, yang didalamnya
terdapat gamabar tiga dimensi, seni grafis, lukisan dan lainnya.
4. Aksesibilitas yang luas dan jarak jauh melalui internet. Tahapan ini khususnya
di lingkungan akademik, buku tercetak jarang digunakan untuk bahan ajar.
Mahasiswa cenderung menggunakan e-book mengingat dapat mudah diakses
melalui internet.
5. Volume penyimpanan yang tinggi dan mudah dibawa. Tahapan ini kalangan
akademisi lebih memilih e-book yang dapat disimpan melalui CD ROM atau
DVD, karena mereka beranggapan bahwa dengan menggunakan CD ROM
atau DVD akan lebih mudah untuk ditelusuri kembali melalui internet.
Dari kelima pernyataan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa e-book
termasuk fungsi yang dapat memudahkan para untuk profesioanl informasi, yang
meliputi kemudahan seleksi dan pemesanan dalam media elektronik,sirkulasi secara
simulatan, penurunan kerugian dan kerusakan, pengeluaran biaya yang rendah,
laporan ststistik harian ( Alidusti dan Sheykh Shoa’aei,2006)4
6.

Hasil Temuan Data

Hasil temuan data yang diperoleh adalah :
1. Informasi demografis, dari penelitian ini peneliti memilih secara random ahli
indormasi dari bebrapa depertemen perpustakaan yang berbeda, seperti
sirkulasi, informasi dan audiovisual, referensi, dan organisasi. Sampel yang
diteliti terdiri dari 60 profesioanl informasi, 52 memiliki gelar sarjana
sedangkan sisanya memiliki gelar master. Dari sampel tersebut hanya
sebagian yang mengetahui cara pengolahan e-book.
2. Tingkat kesadaran professional informasi
Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa profesioanl informasi audio
visual mengetahui cara pengolahan e-book sejumlah 31 % hal ini menjadi
respon yang tinggi. Sedangkan sisanya mereka 28 % mereka menjawab
4 Alidusti, S. and Sheykh Shoa’aei,F (2006), Information Technology and Libraries,
IRANDOC,Tehran.

11

sedang, 16 % menjawab netral dan 19% mereka menjawab rendah. Alasan
kenapa mereka memberikan respon yang berbeda pertama, karena menurut
mereka e-book tidak dapat menarik perhatian mereka, kadang mereka merasa
kesulitan saat mengakses e-book. Hal ini juga kerena keterbatasan mereka
yang belum memahami dalam pencarian infromasi melalui internet. Kedua,
sulit menemukan subjek yang akan dicari, maka dari itu untuk mencari
infromasi yang bisa diakses dengan mudah dan cepat pengolahan data pada ebook harus focus pada kebutuhan pengguna.
3. Kriteria evaluasi dari e-book untuk pengguna
Dalam tahapan ini untuk mengukur kemampuan e-book maka dibagai dalam
dua bagian yaitu kriteria dan indikator, misalnya kemampuan multimedia atau
yang lebih dikenal dengan kriteria dan membaca lisan, gambar bergerak,
gambar ststis, video, adalah indikatornya. Dalam kasus ini, peneliti mensurvei
kriteria yang membedakan e-book dengan buku tercetak. Diantara kriteria
tersebut peneliti melihat kriteria utama yang harus ditetapkan oleh penerbit ebook. Pada proses survey peneliti menggunakan skala likert yang terdiri dari
kesepakatan, ketidaksetujuan,dan pilihan netral. Alasan menggunakan skala
ini untuk mengukur sejauh mana kesepakatan, ketidaksetujuan dan opini yang
netral tentang fungsi e-bok di mata pengguna.
4. Kapasitas penyimpanan yang tinggi dan mudah dibawa
Pada tahapan ini peneliti menjelaskan bawa dengan perkembangan teknolgi
yang semakin berkembang, maka ruang penyimpanan dalam e-book sangat
besar sehingga dimanapun pengguna mengakses maka akan lebih mudah, dan
cara mengaksesnya nya pun cukup menggunakan smart phone.
5. Kemampuan multimedia
Tahapan ini merupakan langkah yang sangat penting untuk mengevaluasi ebook. Jika e-book hanya terdiri dari format tekstual tanpa didukung oleh
multimedia maka akan membuat mereka kelelahan dan membosankan. Oleh
karena itu, indicator seperti suara, gambar, animasi dan film dapat
meningkatkan mint baca pengguna. Mereka beranggapan bahwa fitur ini dapat

12

meningkatkan daya tahan pelajaran penting dalam memahami kebutuhan
pengguna.
6. Searchability
Tahapan ini termasuk dalam perangkat pencarian teks yang mereka butuhkan.
Dari 84 % professional informasi setuju pada kriteria ini, meraka bernaggapan
dengan adanya perangkat lunak ini maka informasi yang merka butuhkan
akan mudah ditemukan. Namun hanya 3 % dari mereka tidak setuju dengan
kriteria ini sebagai salah satu sarana paling penting, semntara 13 responden
menjawab netral dan tidak berpendapat.
7. Aksesibilitas
Pada tahapan ini aksebiltas dalam mengakses e-book yang dibutuhkan sangat
mudah tanpa biaya yang mahal. Pengguna tinggal mencari dalam pernagkat
lunak, kemudian dapat mendowload dalam format pdf. Kemudian dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Secara keseluruhan 81%
persen dari para professional informasi sepakat bahwa kriteria aksesibilitas
adalah penting, sisanya 6 % dari mereka tidak setuju.
8. Referensi hyperlink
Pada tahapan ini penggua diharusakn menggunakn link yeng terhubung dalam
internet, diamana link ini mencakup keseluruhan subjek yang akan diakses.
Link ini memudahkan pengguna dalam menemukan infromasi yang
dibutuhkannya, walapun 28 % menentang jika hyperlink sebagai media yang
sulit diguanakan.
9. Fungsi dari e-book untuk professional informasi
Tahapan ini e-book disajiakan dalam kriteria evaluasi yang relevan khususnya
dalam konten profesional infromasi. Beberapai fungsi e-book memiliki
kriteria yang penting. Sejauh mana kesepakatan, ketidaksetujuan dan opini
netral akan dibahas sebagai berikut :
Pertama, menempati sedikit ruang, disini informasi professional meyatakan
bahwa dengan meningkatan jumlah buku di perpustakaan, maka kenutuhan
pengguna akan terpenuhi. Mereka juga menyarakan agar tidak mengurangi
kekhawatiran terkait dengan semakin meningkatnya ruang perpustakaan. Jadi

13

kriteria ini memungkinkan pengematan dalam anggran perpustakaan dalam
mengurangi jumlah rak-rak untuk mendisplay buku baru.
Kedua, kemudahan seleksi, tahapan ini 85 % professional informasi setuju
jika e-book yang ingin mereka publikasikan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Menurut mereka ketika beberapa penerbit memungkinkan
mengakses database e-book secara cuma-cuma. Oleh karena itu, professional
informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan menyajikan
infromasi yang bernilai dan relevan.
Ketiga, pada tahapan ini penyaji informasi dapat melakukan akses informasi
menggunakan web, guna mencari informasi yang relevan. Hal ini bertujuan
untuk memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhannya.
Keempat, pada tahapan ini e-book pengelola informasi menyadari bahwa
dengan keberadaan e-book, maka seluruh data dan informsi yang tersaji dalam
bentuk digital akan memudahkan pengguna dalam temu kembali informasi.
Kelima, penurunan kerugian dan kerusahan, tahapan ini menjadi penting bagi
pengelola informasi, mereka yakin dengan adanya digitalisasi buku, maka
permasalahan kerusahan dan kerugian sedikit. Misalnya buku tidak dapat
rusak
Keenam, kemudahan pemesanan,profesioanl informasi percaya bahwa dengan
melanggan buku secara digital,maka akan menghemat waktu.
Ketujuh, pengeluaran yang rendah, dengan pengeluaran yang terbatas, maka
pengelola infromasi akan semakin mudah dalam mengambil keputsan dalam
meminimalkan budget yang dimiliki perpustakaan.
Kedelapan, panyajian statistic harian, pada tahapan ini pengelola informasi
dapat memantau statistic harian tentang subjek apa saja yang paling banyak
dicari oleh pengguna.
Kesembilan, akuisis yang terbatas, pada tahapan ini keterbatasan yang
dimiliki adalah, kecepatan dari perubahan teknologi infromasi, kurangnya
katalog tentang e-book, maka dari itu pengelola informasi muali berbenah
dalam hal mengelola informasi secara berkala.
Sepuluh, pembatasan hadware dan software, pada tahapan ini pengelola
infromasi berkomentar bahwa untuk mempelajari beberapa e-book mereka
14

perlu spesifik perangkat lunak yang harus dijalankan pada saat mereka
mendigitalisasikan buku.
Sebelas, kurangnya katalog union, pada tahap ini pengelola informasi percaya
bahwa untuk memfasilitasi kebutuhan pengguna, maka pengelola informasi
harus meminta penerbitan dalam e-book, hal ini menjadi

efektif karena

informasi yang dibutuhkan mampu untuk diterbitkan dalam system digital.
Dua belas, akses peminjaman yang terbatas, pada tahap ini, cd room dalam
bentuk buku dapat dipinjamkan oleh pengguna, namun dengan jumlah yang
terbatas. Mengingat kendala yang sering terjadi adalah kerusakan.
Tiga belas, masalah peminjaman, pada tahapan ini mayoritas pengelola
infromasi setuju bahwa untuk meminjam e-book, maka dikenakan biaya
pengganti. Alasanya karena jumlah koleski yang dimiliki sangat terbatas.
Empat belas, preferensi dari konten di perpustakaan, adapun buku yang
diakuisisi berupa, buku referensi, buku teks dan manuskrip langka. Namun
para pengguna lebih sering meminjam e-book, dilihat dari segi kemudahan
7.

dalam membacanya.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan

sebagai media informasi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
penggunanya, namun ada hal dasar sebelum informasi di akses oleh pengguna, yaitu
akuisisi. Akusisi adalah pengadaan bahan pustaka yang diperoleh dari proses
pembelian, hibah dan lainya. Mengingat akuisisi sangat penting, maka pengelola
informasi mulai berinovasi untuk mengakuisisi buku tercetak dalam format digital
dengan

memperhatikan,

kapasitas

penyimpanan,

kemampuan

multimedia,

kemampuan pencarian, aksebilitas, referensi hyperlink . Maka dari itulah, pentingnya
pengelolaaan e-book secara berkala dalam pengembangan perpustakaan yang lebih
maju, berkembang dan mengutamakan pelayanan yang baik bagi penggunanya.
1. Analisis Kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan yang dapat dinalisis dari penelitian ini yaitu :
1. Penelitian ini merupakan jawaban dari pertayaan kriteria akuisisi e-book
berdasarkan kebutuhan penting bagi pengguna, pengelola informasi dan
sikap professional infromasi dalam mengelola e-book. Jawaban ini
15

sudah diuraikan dalam latarbelakang masalah, yaitu perkembangan
informasi yang semakin berkembang membuat para pengelola informasi
mulai membuka diri dan berinovasi untuk membuat pengguan mudah
dalam mencari koleksi yang dibutuhkannya. Salah satunya dengan
mengidatilsasikan buku non cetak kedalam digital dalam system online,
yang bisa diakses oleh pengguna.
2. Karateristik sampel yang digunakan adalah para pengelola infromasi,
Sampel yang khusus staf yang bekerja di perpustakaan yang memiliki
pengalaman bekerja lebih dari lima tahun dan khusus lulusan ilmu
perpustaaakan dan informasi.
2. Analisis Kekurangan
Terdapat beberapa kekurangan yang dapat dianalisis dari penelitian ini yaitu :
1. Semua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dengan menggunakan skala likert yang sering digunakan
dalam memperoleh jawaban pertanyaan sampel. Namun, untuk
penelitian selanjutnya, peneliti bisa memperoleh data yang lebih
mendalam dengan menggunakan metode kualitatif.
2. Peminjaman e-book masih terbatas, maka dari itu pengelola infromasi
dianjurkan untuk menambah koleksi e-book, sehingga pengguna
merasa tercukupi kebutuhan infromasinya.
3. Saran
Ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam analisis ini:
1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti bisa membandingkan dua
perpustakaan yang mengelola e-book dengan perpustakaan yang belum
mengelola e-book . Dengan cara ini, maka peneliti akan mengetahui
sejauh mana kesulitan dalam mengakuisisi buku secara manual dan
digital.
2. Pengelola infromasi sebaiknya mulai berinovasi untuk memperbanyak
koleksi e-book yang bisa diakses oleh pengguna.

16

LAMPIRAN 2
Deskripsi Bibliografi
Judul

E-book acquisition features : attitude of Iranian information
professionals

Penulis
Tahun terbit
Penerbit

Amir Ghaebi, Sepideh Fahimiar
2010
Departemen of Library and Information Science, Alzahra
University, Tehran, Iran

Spesifikasi
Sumber

Vol.29 Issue : 6,pp 777-791
https://doi.org/10.1108/0264071111188006 atau
www.emeraldnisght.com/0264-0473.htm

17

PERBANDINGAN DUA JURNAL INTERNASIONAL
Deskripsi
Judul

Jurnal 1
Jurnal 2
Book Acquisition Practices in E-book acquisition features : attitude
Negerian

Libraries

: of Iranian information professionals

Tajuk

Challenges and Prospect
C.O. Ajidahun ,2008

Tentang Penulis

2010
Pustakawan di Universistas Asisten profesor di Departemen Ilmu
Deputy,

editor

Perpustakaan

Amir Ghaebi anda Sepideh Fahimiar,

buku

di Perpustakaan

dan

Universitas Universitas Alzahra, Tehran, Iran.

Adekunie Ajasin, Nigeria

Beliau memiliki gelar phD pada ilmu
Informasi

Tujuan

1.

penelitian

berdasarkan

Informasi

dari

Univeritas

Loughborough, Inggris.
akusisi
1.
Mengetahui kriteria yang

Mengetahui

kebutuhan

paling penting dari akuisisi e-

pengguna

book berdasarkan kebutuhan

2. Mengetahui batasan paling
penting dari akusisi dari sikap

pengguna dan profesioanl.
di perpustakaan akademik.
2. Mengetahui batasan yang

pustakawan

paling penting dari akuisisi ebook dari informasi sikap
ini

profesional
melibtakan Penelitian ini menggunakan skala

Metode

Penelitian

penelitian

semua 42 pustakawan
Universitas
untuk

Negeria.

yang ini

dihasilkan

dan

wawancara

langsung.

Data Pengambilan sampel pada penelitian

penelitian

penggunaan

di likert

adalah

melalui populasi

dengan

yang

mengambil

terdiri

dari

300

kuesioner profesional informasi yang bekerja di

CDULQ

(Pengembangan perustkaaan

koleksi

angket

di Teheran.

18

universitas

negeri

perpustakaan)

Hasil penelitian

Akuisisi buku diperpustakaan Penelitian ini menunjukkan bahwa
Negeri

dilakukan

pembelian,

melalui kapasitas penyimpanan yang tinggi

selain

itu dan kemampuan multimedia adalah

perpustakaan

juga fitur yang paling penting dalam

bekerjasama dengan penerbit memperoleh

e-book

atas

dasar

dan penjual buku. Penelitian kebutuhan pengguna. Selain itu,
ini

secara

lebih

menunjukkan

lanjut kriteria utama dalam memperoleh ebahwa book dari sudut pandang professional

pembayaran yang dilakukan informasi antara lain, menempati
untuk memesan vendor yang sedikit ruang, kemudahan seleksi dan
dikenai pajak

sirkulasi

simpulatan.

Namun,

pembatasan utama akuisisi adalah
hadware dan software pembatasan,
kurangnya

katalog,

rendahnya

tinggat pengguna bahkan pengguna
merasa sakit mata ketika berhadapan
Kesimpulan

lagsung dengan komputer
Akusisi bagian penting dalam Secara
keseluruhan
pengembangan perpustakaan. disimpulkan
Perpustakaan

bahwa

dapat

multimedia,

Negeria kemampuan pencarian, aksebilitas,

menjalin kerjasama dengan referensi hyperlink adalah bagain
penerbit

salah

satunya dari

e-book.

Logman. Agen buku jobbers. pentingnya
Perpustakaan

berurusan sangat

Maka

dari

pengelolaaan

penting

itulah,
akuisisi

dilakukan,

oleh

dengan penerbit buku dengan karena itu pengelola informasi mulai

19

memegang

komitmen

dan berinovasi untuk mengakuisisi buku

kepercayaan.
Akusisi

tercetak dalam format digital dengan
buku

untuk memperhatikan,

kapasitas

perpusakaan menjadi salah penyimpanan, kemampuan e-book
satu cara paling penting yang secara berkala dalam pengembangan
diandalkan

untuk perpustakaan

mengembangakan

koleksi berkembang

perpustakaan, agar koleksi pelayanan
yang

digunakan

memenuhi

yang
dan
yang

lebih

maju,

mengutamakan
baik

bagi

dapat penggunanya.

kebutuhan

pengguna

Daftar pustaka

Armstrong,C. and Lonsdale, R. (2003). The E-book Mapping Exercise, JISC,
London, available at : www.jisc.ac.uk/coll_e-bookstudy1.html
Alidusti, S. and Sheykh Shoa’aei,F (2006), Information Technology and Libraries,
IRANDOC,Tehran.
Ifidion, S.E.and Okoli, G.N (2002), “40 Years of academic and research library
service to Negeria : past, present and future”, Nigerian Library Association 40 years
of library and Information Services to the Nation : A compendium of Papers
Presented at the 40 th National Annual Conference and AGM, Topo-Badagry,pp 2223
Vassiliou,M.and Rowley, J. (2008), “Prorogresing the definition of e-book”, library
Hi Tech, Vol.26 No.3,pp.355-68

20