HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PAP SMEAR DI BPM NI NENGAH SUKARTINI, S.ST

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA

USIA SUBUR (WUS) TENTANG PAP SMEAR

DI BPM NI NENGAH SUKARTINI, S.ST

  Ni Kadek Ethi Yudiastuti Ni Putu Putri Pusparini

  Akademi Kebidanan Kartini Bali E-mail :

  Abstract: Knowledge Relationships With Attitude Women of fertile

age (WUS) on Pap smear in BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST. Cervical cancer

  is the second largest in Indonesia after breast cancer. Low cervical cancer screening is one reason for the development of cervical cancer screening programs where Pap smear coverage in Indonesia is still less than 5%. This study aims to determine the relationship of knowledge with the attitude of women of childbearing age (WUS) on Pap smear. Research conducted in the BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST on January 27 to February 9, 2016. The type of correlation analytic research with cross sectional approach. Data collection techniques with non-probability sampling type of accidental sampling with a sample of 46 respondents. Test data analysis using Spearman rank. The results of the study showed that the majority of 46 respondents (58.7%) have less knowledge and most (54.3%) have a negative attitude. Based on the test data were analyzed using Spearman rank correlation test values obtained where ρ = 0.000 P <0.05 with a value of 0531 rspr so Ha is received proves that there is a significant relationship between knowledge and attitudes WUS about Pap smear with a moderate level of correlation.

  Abstrak : Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur

(WUS) tentang Pap Smear di BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST. Penyakit

  kanker serviks terbanyak kedua di Indonesia setelah kanker payudara. Rendahnya skrining kanker serviks merupakan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker serviks dimana cakupan program skrining Pap smear di Indonesia masih kurang dari 5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dilaksanakan di BPM Ni Nengah Sukartini,S.ST pada tanggal 27 Januari-09 Februari 2016. Jenis penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross

  

sectional . Teknik pengambilan data dengan non probability sampling jenis

accidental sampling dengan jumlah sampel 46 responden. Uji analisis data

  menggunakan rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan dari 46 responden bahwa sebagian besar (58,7%) memiliki pengetahuan kurang dan sebagian besar (54,3%) memiliki sikap negatif. Berdasarkan uji analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman

  spr

  diperoleh nilai ρ = 0.000 dimana p< 0.05 dengan nilai r sebesar 0.531 maka Ha diterima membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap WUS tentang Pap smear dengan tingkat korelasi sedang.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, WUS, Pap smear

  Kanker serviks adalah kanker yang menyerang area serviks atau leher rahim, yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks disebabkan oleh virus yang bernama

  Human Papilloma Virus . Kanker ini

  terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim dengan vagina (Rozi, 2011).

  Kejadian kanker serviks di Indonesia terbanyak kedua setelah kanker payudara. Setiap harinya diperkirakan ada 40-45 kasus baru (Yayasan Kanker Indonesia, 2014).

  Kanker serviks di provinsi Bali menduduki peringkat kedelapan untuk kasus rawat inap di rumah sakit dengan jumlah total 212 pasien, serta peringkat ketujuh untuk kasus rawat jalan dengan jumlah total 204 pasien selama setahun pada tahun 2011. Jumlah kematian akibat kanker serviks pada tahun 2011 berjumlah 14 orang.

  Rendahnya deteksi dini atau skrining kanker serviks merupakan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker serviks.

  Wanita yang tidak melakukan skrining secara teratur memiliki risiko terkena kanker serviks lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang melakukan skrining secara teratur (Dinkes Provinsi Bali, 2011). Salah satu cara dapat dilakukan oleh wanita adalah dengan melakukan pemeriksaan Pap

  smear

  secara teratur untuk mencegah wanita terkena kanker serviks dan dapat menemukan sel abnormal yang berubah menjadi kanker sedini mungkin.

  Pap smear adalah cara

  pemeriksaan secara mikroskopik pada jaringan serviks untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya jaringan sel-sel kanker sebelum akhirnya berkembang menjadi kanker serviks (Manuaba, dkk, 2010).

  Jumlah wanita usia subur (WUS) umur 15-49 tahun di Kota Denpasar hingga bulan Februari 2014 sebanyak 227.815 orang yang tersebar di 43 desa/kelurahan (Yayasan Kanker Indonesia, 2014). yang telah melakukan pemeriksaan

  Pap smear dari bulan Januari-

  November 2015 hanya sebanyak 4868 orang (Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Bali, 2015). Cakupan Nasional program skrining

  Pap smear di Indonesia kurang dari

  5% wanita yang melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks tersebut. Hal itulah yang dapat menyebabkan masih tinggi kejadian kanker serviks di negara Indonesia (Yayasan Kanker Indonesia, 2014).

  Data dari register BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST dari bulan Januari-November 2015 hanya 17 orang yang melakukan pemeriksaan

  Pap smear . Jika dilihat dari data rata-

  rata kunjungan WUS perbulan adalah sebanyak 150 orang, maka sangat rendah kesadaran WUS untuk melakukan pemeriksaan Pap smear. dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang WUS yang datang ke BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST pada tanggal 10-15 November 2015, hanya tiga ibu yang mengetahui tentang pemeriksaan Pap smear namun semua ibu belum pernah melakukan dan langsung dijadikan sampel. Jenis pemeriksaan Pap smear. instrumen pengumpulan data yang

  METODE digunakan dalam penelitian ini Jenis penelitian adalah studi adalah lembar kuesioner.

  analitik korelasi yaitu penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

  yang dilakukan untuk mengetahui Data dideskripsikan sesuai hubungan pengetahuan dengan sikap hasil sebagai berikut : WUS tentang Pap smear . Tabel 1 Distribusi Frekuensi

  Pengetahuan Responden

  Pendekatan terhadap subjek yang tentang Pap Smear di

  BPM Ni Nengah digunakan adalah cross sectional. Sukartini, S.ST No Pengetahuan Frekuensi Persentase (f) (%)

  Sampel dari penelitian ini adalah

  1. Baik 8 17,4

  2. Cukup 11 23,9

  WUS yang datang ke BPM Ni

  3. Kurang 27 58,7 Total 46 100

  Nengah Sukartini, S.ST yang

  Sumber : Data Primer Penelitian Januari- Februari 2016

  memenuhi kriteria inklusi dalam Berdasarkan tabel

  1 kurun waktu penelitian sebanyak 46 menunjukkan bahwa dari

  46 sampel. Teknik sampling yang responden, sebagian besar yaitu 27 responden (58,7%) memiliki

  nonprobability sampling yaitu

  pengetahuan kurang, sebagian kecil

  accidental sampling , dimana

  yaitu 11 responden (23,9%) memiliki pemilihan sampel dilakukan dengan pengetahuan cukup dan sebagian cara kebetulan bertemu atau dalam kecil yaitu delapan responden menentukan sampel apabila dijumpai (17,4%) memiliki pengetahuan baik. ada, maka sampel tersebut diambil jumlah 46 responden didapatkan bahwa sebagian besar (58,7%) responden memiliki pengetahuan kurang. Responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai gejala kanker serviks dan syarat dalam melakukan pemeriksaan Pap

  smear berdasarkan jawaban dari kuisioner yang diisi responden.

  Selain itu kemungkinan dikarenakan pula oleh hampir setengahnya (47,8%) responden memiliki pendidikan dasar sehingga pengetahuannya kurang luas dan kemampuan untuk menyerap informasi kurang

  Sikap Responden tentang Pap Smear di BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST No. Sikap Frekuensi (f)

  Persentase (%)

  1. Positif 21 45,7

  2. Negatif 25 54,3 Total 46 100 Sumber : Data Primer Penelitian Januari-

  Februari 2016

  Berdasarkan tabel

  2 menunjukkan bahwa dari 46 responden, sebagian besar yaitu 25 responden (54,3%) memiliki sikap negatif dan hampir setengahnya yaitu 21 responden (45,7%) memiliki sikap positif.

  Sikap negatif WUS terhadap pemeriksaan Pap smear disebabkan oleh karena responden kurang mengerti tentang pentingnya pemeriksaan Pap smear, rasa malu dalam diri responden karena pemeriksaan Pap smear berhubungan dengan alat genetalia wanita. Hal ini dapat dipengaruhi tentang pemeriksaan Pap smear, kurangnya keyakinan dalam diri bahwa pemeriksaan Pap smear tersebut penting untuk dilakukan serta pendidikan yang rendah.

  Sulitnya memahami penjelasan tentang pemeriksaan Pap smear yang disampaikan oleh petugas kesehatan, teman atau kerabat dan juga dari media informasi membuat timbulnya sikap negatif WUS tentang Pap smear. Hal ini sesuai dengan teori Mubarak (2007), jika tingkat pendidikan seseorang rendah maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru yang dikenalkan.

  Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Responden tentang Pap Smear di BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST

  No. Pengetahuan Sikap Total Positif Negatif f % f % f %

  1. Baik 8 17,4 8 17,4

  2. Cukup 6 13,0 5 10,9 11 23,9

  3. Kurang 7 15,2 20 43,5 27 58,7 Total 21 45,7 25 54,3 46 100 Sumber : Data Primer Penelitian Januari

  Februari 2016

  Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 46 responden, hampir setengahnya yaitu pengetahuan kurang dengan sikap negatif, sebagian kecil yaitu 17,4% responden memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif, sebagian kecil yaitu 15,2% responden memiliki pengetahuan kurang dengan sikap positif, sebagian kecil yaitu 13,0% responden memiliki pengetahuan cukup dengan sikap positif, sebagian kecil yaitu 10,9% responden memiliki pengetahuan cukup dengan sikap negatif serta tidak ada yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap negatif.

  Berdasarkan analisa data dari uji korelasi rank spearman melalui kepercayaan 95% diperoleh nilai ρ = 0,000 dengan

  (ρ<0,05) sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap WUS tentang Pap smear. Nilai koefisien korelasi r

  spr

  diperoleh sebesar 0,531 yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tabel pedoman berarti ada hubungan dengan tingkat korelasi sedang. Berdasarkan hal tersebut didapatkan adanya hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi sedang antara pengetahuan dengan sikap WUS tentang Pap smear. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Eka Wahyuni (2012), dimana dari 40 responden yang diteliti menyatakan bahwa hampir setengah responden memiliki pengetahuan kurang (45,0%) dan sebagian besar tentang pap smear. Hal ini dikarenakan responden kurang mendapat informasi tentang manfaat

  Pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks.

  Hal ini juga sesuai dengan teori Mubarak (2007), jika tingkat pendidikan seseorang rendah maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru yang dikenalkan. Selain dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi kepribadian, intelegensi, minat, bakat, perasaan, kebutuhan serta motivasi seseorang. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, pendidikan, ideologi, ekonomi, politik dan hukum (Allport itu teori dari Azwar (2009), juga menyatkan pengetahuan dapat mempengaruhi baik perilaku maupun unsur sikap seseorang. Teori yang diajukan oleh Fisbien dalam Azwar (2009), menyatakan bahwa pengetahuan berhubungan sekali dengan sikap, artinya seberapa benar pengetahuan seseorang mengenai obyek akan menentukan sikap mereka terhadap suatu obyek dan diharapkan akan menghasilkan sikap yang tepat (positif) pada obyek tersebut.

  SIMPULAN

  Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi . Jakarta

  Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Puskesmas II Denpasar Barat. Denpasar :

  BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST Wahyuni, Ni Wayan Eka. (2012).

  Register Umum . Denpasar :

  Yogyakarta : Aulia Publishing Sukartini, Ni Nengah. (2015).

  Jakarta : Rineka Cipta Rozi, M.F. (2011). Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks .

  : Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat .

  Jakarta : EGC Mubarak, dkk. (2007). Ilmu

  Simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap WUS tentang Pap smear di BPM Ni Nengah Sukartini, S.ST sebagai berikut. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang Terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi sedang antara pengetahuan dengan sikap WUS tentang Pap smear.

  Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2 .

  (2015.November,12) Manuaba, dkk. (2010). Ilmu

  Gerakan Bersama Melawan Kanker Serviks Melalui Penguatan Kapasitas Petugas Puskesmas di Provinsi Bali. (online). Available

  Pelajar Dinkes Provinsi Bali. (2011).

  Sikap . Jakarta : Pustaka

DAFTAR RUJUKAN

  Azwar. (2009). Hubungan

  Akademi Kebidanan Kartini Bali Yayasan Kanker Indonesia. (2014).

  Peran Pemerintah Daerah Provinsi Bali dalam Penanggulangan Kanker Serviks . (online). Available :

   .November,14)

  YKI Provinsi Bali. (2015). Register

  Pap Smear . Denpasar :

  Yayasan Kanker Indonesia