KONSEP EMPIRISME, NATIVISME, DAN KONVERGENSI DALAM PENDIDIKAN

KONSEP EMPIRISME,
NATIVISME, DAN KONVERGENSI
DALAM PENDIDIKAN
DOSEN: WAHDI SAYUTI

Bahan Ajar Pertemuan ke-5
Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TUJUAN DAN INDIKATOR
“Mensintesis teori nativisme dan empirisme dalam Pendidikan”
Menjelaskan teori empirisme dalam perkembangan manusia

Menganalisis implikasi teori empirisme dalam pendidikan

Menjelaskan teori nativisme dalam perkembangan manusia

Menganalisis implikasi teori nativisme dalam pendidikan

Melakukan sintesis dalam konteks pendidikan (konvergensi)

Bahan Ajar Pertemuan ke-5


Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

EMPIRISME
Tokoh: John Locke (1632 – 1704 M)
Profil:
John Locke dilahirkan pada tanggal 28
Agustus 1632 di Wrington, Somerset. Locke
adalah seorang filsuf dari Inggris yang
menjadi salah satu tokoh utama dari
pendekatan Empirisme. Locke menekankan
pentingnya pendekatan empiris dan juga
pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain
itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga
dikenal sebagai filsuf liberalis. Locke
menandai lahirnya era Modern dan juga era
pasca-Descartes (post-Cartesian), karena
pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satusatunya pendekatan yang dominan di dalam
pendekatan filsafat waktu itu.

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Konsep/Pemikiran:

1. Perkembangan manusia
ditentukan oleh faktor
lingkungan;
2. Manusia dilahirkan
dalam kondisi “kosong”
seperti kertas putih
Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

EMPIRISME
Tokoh: John Locke (1632 – 1704 M)
Implikasi Teori terhadap Pendidikan:

Proses pendidikan dianggap sebagai instrumen yang
sangat penting dalam mengisi kekosongan jiwa dan
perkembangan manusia menuju ke arah kedewasaan.
Pendekatan, strategi dan teknik pembelajaran

diupayakan menggunakan prinsip student active
leraning agar peserta didik dapat mengalami langsung
proses pembelajaran/proses pendewasaannya
Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

NATIVISME
Tokoh: Arthur Schopenhauer (1788 – 1860 M)
Profil:
Arthur Schopenhauer adalah filsuf Jerman yang lahir
pada 22 Februari 1788 di Danzig, Polandia. Ia
mempelajari filsafat di Universitas Berlin dan mendapat
gelar doktor di Universitas Jena pada tahun 1813. Ia
menghabiskan sebagian besar hidupnya di Frankfurt,
dan meninggal dunia di sana pada tahun 1860. Dalam
perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi
dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga
pandangan Buddha. Pemikiran Kant tampak di dalam
pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide

dan kehendak. Kant menyatakan bahwa pengetahuan
manusia terbatas pada bidang penampakan atau
fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (das
Ding an sich) tidak pernah bisa diketahui manusia.
Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon
bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang
itu tentang pohon.

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Pemikiran:

1. Perkembangan manusia
ditentukan oleh faktor
hereditas;
2. Pembawaan yang
bersifat kodrati dari
kelahiran tidak dapat
diubah oleh pengaruh
alam.

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

NATIVISME
Tokoh: Arthur Schopenhauer (1788 – 1860 M)
Implikasi Teori terhadap Pendidikan:
1. Pendidikan tidak akan bisa memberikan perubahan
apapun kepada manusia, tanpa memperhatikan terlebih
dahulu potensi yang dimiliki oleh manusia itu sendiri
2. Pelaksanaan pendidikan hanyalah berfungsi sebagai
alat untuk mengoptimalisasikan potensi yang dibawa
sejak lahir

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

KONVERGENSI
Tokoh: (1871 – 1938 M)
Profil:
William Stern (29 April 1871 - 27 Maret 1938), lahir

dengan nama asli Wilhelm Louis Stern, adalah
seorang psikolog dan filsuf dari Jerman dan tercatat
sebagai pelopor dalam bidang psikologi kepribadian
dan kecerdasan. Dia adalah penemu konsep
intelligence quotient, atau IQ. Pemikiran pendidikan
William Stern bertumpu pada hasil sintetis dari dua
teori sebelumnya (empirisme & nativisme), yang
selanjutnya dikenal dengan teori Konvergensi.
Menurut Teori Konvergensi, bahwa bagaimanapun
kuatnya yang dinyatakan dalam Teori Empirisme
(dipengaruhi pengalaman) dan Nativisme
(dipengaruhi lingkungan) namun keduanya kurang
realistis. Seorang yang dilahirkan kedunia ini sudah
disertai pembawaan baik maupun buruk, dalam
proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peran yang sangat penting..

Bahan Ajar Pertemuan ke-5


Pemikiran:

Perkembangan
manusia
ditentukan oleh
faktor internal dan
eksternal
Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

KONVERGENSI
Tokoh: William Stern (1871 – 1938 M)

Implikasi Teori terhadap Pendidikan:
1. Faktor pembawaan (potensi) merupakan
faktor internal yang dapat dikembangkan
melalui proses pendidikan;
2. Pelaksanaan proses pendidikan tetap
memperhatikan faktor-faktor pembawaan
yang dimiliki peserta didik.
Bahan Ajar Pertemuan ke-5


Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
PESTALOZZIANISME

HERBARTIANISME

FROEBELIANISME

PROGRESIVISME

REKONSTRUKSIONALISME
SOSIAL

ESSENSIALISME

PERRENIALISME

Bahan Ajar Pertemuan ke-5


Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
NO

ALIRAN/TEORI

TOKOH

PEMIKIRAN
1.

PESTALOZZIANISME
2.

1

salah satu aliran developmentalisme yang dipengaruhi
oleh pemikiran

Natu-ralistik
Romantiknya
Rosseau
yang
beranggapa n
bahwa
pendidikan
haruslah
berdasar pada nature
yang disertai denga n
nurture (bimbingan)

Pestalozzi
Zurich-Switzerland
(1746-1827)
3.

4.

Bahan Ajar Pertemuan ke-5


IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan
dilaksanakan
berdasarkan pada perkembangan jiwa
manusia (to
psychologize
education)
Pendidikan dimulai
dengan persepsi objek
kongkret,
pembentukan
tindakan-tindakan
kong-kret dan respon
emosional yang aktual
Pendidikan dilakukan
secara bertahap
sesuai dengan
perkembangan peserta
didik
Peserta didik pada dasarnya membawa
potensi kemanusiaan
yang baik.

Fungsi:
1. Pendidikan = media mereformasi
sosial
2. Pendidikan = mengantarkan
manusia ke arah kebahagiaan &
keluhuran budi pekerti
Tujuan:
1. Pendidikan dilakukan untuk
mengoptimalkan kemampuan akal,
perilaku dan ketrampilan
2. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan
daripada penguasaan pengetahuan
Desain Kurikulum:
1. berbasis pengembangan
intelektual
2. berbasis pembinaan moral
3. berbasis pada kebutuhan pasar
(industri)

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
NO

ALIRAN/TEORI

HERBARTIANISME

2

merupakan kelanjutan
dari pemikiran
Pestalozi yang
memadukan filsafat
dengan psikologi
dalam konteks
pendidikan

TOKOH

Herbart
Oldenburg-Jerman
(1776-1841)
Turkon Ziller,
Wilhelm Rein
(Jerman)
Charles de Garmo
(Amerika Serikat)

PEMIKIRAN

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

1. pelaksanaan
pendidikan
didasarkan pada
prinsip-prinsip
etika dan
psikologi
2. Pendidikan
haruslah mampu
mengembangkan
moralitas atau
karakter peserta
didik

Fungsi:
Pendidikan sebagai media
pembentukan karakter dan moralitas
manusia
Tujuan:
1. manusia bermoral (bebas,
sempurna, berkelakuan baik,
berpihak pada kebenaran &
persamaan/equality)
2. mengembangkan minat manusia
sebagai suatu hasil pengetahuan
yang luas
Desain Kurikulum:
1. basic on experience
2. berbasis pada harmoniasasi
hubungan individu dan sosial

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
NO

ALIRAN/TEORI

TOKOH

PEMIKIRAN

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Fungsi:
Pendidikan merupakan proses untuk
mencapai keselerasan dengan prinsip
dasar tentang perwujudan diri.

FROEBELIANISME
3

Mengiktui pemikiran
Pestalozi dalam konteks
sikap
religius intuitifnya

Whelhem
August Froebel
(OberweissbachJerman)

Pendidikan harus
didasarkan pada
evolusi alami dari
kergiatan anak didik

Tujuan:
1. membimbing manusia untuk
memperoleh kejelasan dirinya
2. memberikan pengetahuan
tentang hukum perkembangan
organik
Kurikulum:
1. Didasarkan pada kegiatan dan
minat peserta didik
2. based on object yang dialami
anak didik

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
NO

ALIRAN/TEORI

TOKOH

PEMIKIRAN

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Fungsi:
Pendidikan merupakan
pengembangan minat dan bakat
peserta didik.

PROGRESIVISME
4

(Empirisme Radikal)

Francis W. Parker
(Amerika Serikat)

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Pelaksanaan
pendidikan
berdasarkan dan
berpusat pada
peserta didik
(student centered)

Tujuan:
Untuk melatih peserta didik agar
bisa bekerja dengan progefesional
Kurikulum;
based on experience, yang
mencakup
@ Pendidikan tentang diri sendiri
@ Pendidikan tentang lingkungan
sosial
@ Pendidikan tentang lingkungan
alam
@ Pendidikan tentang seni

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN

5

ALIRAN/TEORI

REKONSTRUKSIONALISME SOSIAL

NO

TOKOH

Jhon Dewey
George S. Counts

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

PEMIKIRAN

1. Pendidikan
merupakan
rekonstruksi
pengalamanpengalaman
yang
berlangsung
dalam hidup.
2. Sekolah
merupakan
gambaran
kehidupan sosial

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Fungsi:
Pendidikan merupakan
instrumen untuk membangun
masyarakat masa depan
Tujuan;
Pendidikan bertujuan untuk
melakukan perubahan sosial,
ekonomi, dan politik dalam
masyarakat
Kurikulum;
1.
based on society need
2.
based on modern respond
(respon kekinian)

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
NO

6

ALIRAN/TEORI

ESSENSIALISME

TOKOH

PEMIKIRAN

William C. Bagley
(Amerika Serikat)
1874-1946

1. Gerakan
pendidikan yang
meyakini bahwa
pendi-dikan
harus
berdasarkan
pada nilai-nilai
yang tertanam
dalam warisan
sosial-budaya
dan nilai-nilai
kemanusiaan
yang sudah ada
sebelumnya.
2. Pendidikan
berpusat pada
pendidik
(teacher
centered)

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Tujuan:
1.
menyampaikan warisan
budaya dan sejarah melalui
inti pengetahuan yang
terhimpun dan bertahan
sepanjang waktu
2.
mencapai standar akademik
yang tinggi dan
pengembangan keserdasan
serta intlektual
Kurikulum;
1.
based on subject matter
2.
subject matter based on
environments

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

TEORI-TEORI LAIN DALAM PENDIDIKAN
NO

ALIRAN/TEORI

TOKOH

PEMIKIRAN

1. Nilai-nilai universal
itu ada dan
pendidikan
merupakan proses
pencarian dan
penanaman
kebenarankebenaran universal
tersebut
7

PERRENIALISME

Hutchins

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

2. Percaya terhadap
supernatural

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Tujuan;
Pendidikan bertujuan membantu peserta
didik menemukan kebenaran-kebenaran
hakiki yang dilakukan melalui;
a. Intelectual drill
b. character drill (to develop spritual man)
Kurikulum;
1.
based on subject matter
2.
based on liberal education

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan

MATERI: KONSEP EMPIRISME, NATIVISME, DAN KONVERGENSI DALAM PENDIDIKAN
DOSEN: WAHDI SAYUTI

Terima Kasih
Materi Selanjutnya:
Sejarah Manusia dalam Pendidikan

Bahan Ajar Pertemuan ke-5

Matakuliah: Filsafat dan Ilmu Pendidikan