PENGERTIAN PROTOKOL OSI LAYER DAN TCPIP

PENGERTIAN PROTOKOL OSI LAYER DAN TCP/IP
Pengertian 1

1. Pengertian Protokol
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol
dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada
tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Prinsip dalam
membuat protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu efektivitas, kehandalan, dan
Kemampuan dalam kondisi gagal di network. Protokol distandarisasi oleh beberapa organisasi
yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI. Tugas yang biasanya dilakukan oleh sebuah protokol dalam
sebuah jaringan diantaranya adalah :










Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer / mesin lainnya.
Melakukan metode “jabat-tangan” (handshaking).
Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
Bagaimana format pesan yang digunakan.
Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan
selanjutnya.
Mengakhiri suatu koneksi.

2. Pengertian Model Osi Layer
Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang
terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. OSI
dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for
Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI
seven layer model). Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 Layer

Definisi masing-masing Layer pada model OSI
7. Application adalah Layer paling tinggi dari model OSI, seluruh layer dibawahnya bekerja
untuk layer ini, tugas dari application layer adalah Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi

dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan
kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah
HTTP, FTP, SMTP, NFS.
6. Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi
ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level
ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam
windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual network komputing (VNC) atau Remote
Dekstop Protokol (RDP).
5. Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau
dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4. Transport Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan
nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan
sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di
tengah jalan.
3. Network Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paketpaket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router
dan switch layer3.
2. Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format
yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address),

dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch

layer2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan
Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
1. Physical adalah Layer paling bawah dalam model OSI. Berfungsi untuk mendefinisikan media
transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya
Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga
mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel
atau radio.
3. Cara Kerja Model OSI

Cara Kerja : Pembentukan paket dimulai dari layer teratas model OSI. Aplication layer
megirimkan data ke presentation layer, di presentation layer data ditambahkan header dan atau
tailer kemudian dikirim ke layer dibawahnya, pada layer dibawahnya pun demikian, data
ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirimkan ke layer dibawahnya lagi, terus
demikian sampai ke physical layer. Di physical layer data dikirimkan melalui media transmisi ke
host tujuan. Di host tujuan paket data mengalir dengan arah sebaliknya, dari layer paling bawah
kelayer paling atas. Protokol pada physical layer di host tujuan mengambil paket data dari media
transmisi kemudian mengirimkannya ke data link layer, data link layer memeriksa data-link layer
header yang ditambahkan host pengirim pada paket, jika host bukan yang dituju oleh paket

tersebut maka paket itu akan di buang, tetapi jika host adalah yang dituju oleh paket tersebut
maka paket akan dikirimkan ke network layer, proses ini terus berlanjut sampai ke application
layer di host tujuan. Proses pengiriman paket dari layer ke layer ini disebut dengan “peer-layer
communication”.
3. Pengertian TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol ) adalah standar komunikasi data
yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke
komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade
1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputerkomputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan
sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan
fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
4. Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP
4. Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk
menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup
protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS),
Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer
Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol
lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP,
protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows

Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT).
3. Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat
connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini
adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram Protocol (UDP).
2. Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data
jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet

Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),Internet control Message Protocol (ICMP),
dan Internet Group Management Protocol (IGMP).
1. Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame – frame jaringan di atas media jaringan
yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi
transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), Man dan Wan (seperti halnya
dial-up model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated
Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM).
Pengertian 2
Protokol sangat di perlukan dalam berkomunikasi melalui jaringan komputer.
1.1. Pengertian protokol jaringan komputer
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan
komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi
pengirim (transmitter) dan sisi penerima (receiver) agar komunikasi berlangsung dengan benar. Selain

itu protokol juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan
bahasa yang sama.
Hal –hal yang harus diperhatikan :
Syntax, Merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan untuk mengkodekan sinyal.
semantix, Digunakan untuk mengetahui maksud dari informasi yang dikirim dan mengoreksi
kesalahan yang terjadi dari informasi tadi.
Timing, Digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data.
Fungsi Protokol :
Fragmentasi dan Reassembly, Membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data pada
saat sisi pengirim mengirimkan informasi tadi dan setelah diterima maka sisi penerima akan
menggabungkan lagi menjadi paket berita yang lengkap.
Encaptulation, Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi berita yang dikirimkan dengan address,
kode-kode koreksi dan lain-lain
Connection Control, Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan komunikasi dari
transmitter dan receiver.
Flow Control, Fungsi dari flow control adalah mengatur perjalanan data dari transmitter ke receiver.
Error Control, Fungsi dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada
waktu data dikirimkan.
Transmission Service, Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data
khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.

Standarisasi protokol
Beberapa perusahaan yang berperan dalam usaha komunikasi, antara lain :
Electronic Industries Association (EIA)
Committee Consultative Internationale de Telegrapque et Telephonique (CCITT)
International Standards Organization (ISO)
American National Standard Institute (ANSI)

Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) Alasan di perlukan standarisasi dalam komunikasi
data pada suatu jaringan komputer :
Standarisasi memberikan jaminan kepada produsen hardware dan software bahwa produknya akan
banyak digunakan oleh pemakai dengan kata lain potensi pasar menjadi lebih besar.
Standarisasi menjadikan produk dari para produsen komputer dapat saling berkomunikasi, sehingga
pembeli menjadi lebih leluasa dalam memilih peralatan dan menggunakanya.
Dengan standarisasi maka produsen tidak dapat melakukan monopoli pasar sehingga harga produk
menjadi lebih murah karena terjadi persaingan sehat antar para produsen dalam menjual produknya.
1.2. Jenis-jenis protokol
1.2.1. TCP
Transmission Control Protocol (TCP) adalah suatu protokol yang berada di lapisan transpor (baik itu
dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connectionoriented) dan dapat diandalkan (reliable). TCP dispesifikasikan dalam RFC 793.
TCP memiliki karakteristik sebagai berikut:

Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host,
dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi
terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP
connection termination).
Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur,
yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang
mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi
nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari
data yang masuk.
Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan
sebuah nomor urut paket dan akan mengharapkan paket positive acknowledgment dari penerima. Jika
tidak ada paket Acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protocol data unit dalam protokol
TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan
segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang untuk
mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP
mengimplementasikan penghitungan TCP Checksum.
Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar
TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor acknowlegment
dalam setiap header TCP didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski demikian, TCP tidak mengetahui
batasan pesan-pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan

kepada protokol lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model), yang harus menerjemahkan byte
stream TCP ke dalam "bahasa" yang ia pahami.
Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu,
yang akhirnya membuat "macet" jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow
control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah
data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang
tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima,
yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference
Model)

Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit
logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan
layanan pengiriman data secara one-to-many. TCP umumnya digunakan ketika protokol lapisan aplikasi
membutuhkan layanan transfer data yang bersifat andal, yang layanan tersebut tidak dimiliki oleh
protokol lapisan aplikasi tersebut. Contoh dari protokol yang menggunakan TCP adalah HTTP dan FTP.
Segmen TCP Segmen-segmen TCP akan dikirimkan sebagai datagram-datagram IP (datagram merupakan
satuan protocol data unit pada lapisan internetwork). Sebuah segmen TCP terdiri atas sebuah header
dan segmen data (payload), yang dienkapsulasi dengan menggunakan header IP dari protokol IP. Sebuah
segmen dapat berukuran hingga 65495 byte: 216-(ukuran header IP terkecil (20 byte)+ukuran header TCP

terkecil (20 byte)). Datagram IP tersebut akan dienkapsulasi lagi dengan menggunakan header protokol
network interface (lapisan pertama dalam DARPA Reference Model) menjadi frame lapisan Network
Interface. Gambar berikut mengilustrasikan data yang dikirimkan ke sebuah host.
Di dalam header IP dari sebuah segmen TCP, field Source IP Address diatur menjadi alamat unicast dari
sebuah antarmuka host yang mengirimkan segmen TCP yang bersangkutan. Sementara itu, field
Destination IP Address juga akan diatur menjadi alamat unicast dari sebuah antarmuka host tertentu
yang dituju. Hal ini dikarenakan, protokol TCP hanya mendukung transmisi one-to-one.
Ukuran dari header TCP adalah bervariasi, yang terdiri atas beberapa field yang ditunjukkan dalam
gambar berikut. Ukuran TCP header paling kecil (ketika tidak ada tambahan opsi TCP) adalah 20 byte.
Source Port, Mengindikasikan sumber protokol lapisan aplikasi yang mengirimkan segmen TCP yang
bersangkutan. Gabungan antara field Source IP Address dalam header IP dan field Source Port dalam
field header TCP disebut juga sebagai socket sumber, yang berarti sebuah alamat global dari mana
segmen dikirimkan.
Destination Port, Mengindikasikan tujuan protokol lapisan aplikasi yang menerima segmen TCP yang
bersangkutan. Gabungan antara field Destination IP Address dalam header IP dan field Destination Port
dalam field header TCP disebut juga sebagai socket tujuan, yang berarti sebuah alamat global ke mana
segmen akan dikirimkan.
Sequence Number, Mengindikasikan nomor urut dari oktet pertama dari data di dalam sebuah
segmen TCP yang hendak dikirimkan. Field ini harus selalu diset, meskipun tidak ada data (payload)
dalam segmen. Ketika memulai sebuah sesi koneksi TCP, segmen dengan flag SYN (Synchronization)

diset ke nilai 1, field ini akan berisi nilai Initial Sequence Number (ISN). Hal ini berarti, oktet pertama
dalam aliran byte (byte stream) dalam koneksi adalah ISN+1.
Acknowledgment Number, Mengindikasikan nomor urut dari oktet selanjutnya dalam aliran byte
yang diharapkan oleh untuk diterima oleh pengirim dari si penerima pada pengiriman selanjutnya.
Acknowledgment number sangat dipentingkan bagi segmen-segmen TCP dengan flag ACK diset ke nilai
1. 
Data Offset, Mengindikasikan di mana data dalam segmen TCP dimulai. Field ini juga dapat
berarti ukuran dari header TCP. Seperti halnya field Header Length dalam header IP, field ini merupakan
angka dari word 32-bit dalam header TCP. Untuk sebuah segmen TCP terkecil (di mana tidak ada opsi
TCP tambahan), field ini diatur ke nilai 0x5, yang berarti data dalam segmen TCP dimulai dari oktet ke 20
dilihat dari permulaan segmen TCP. Jika field Data Offset diset ke nilai maksimumnya (24=16) yakni 15,
header TCP dengan ukuran terbesar dapat memiliki panjang hingga 60 byte.

Reserved, Direservasikan untuk digunakan pada masa depan. Pengirim segmen TCP akan mengeset
bit-bit ini ke dalam nilai 0.Flags, Mengindikasikan flag-flag TCP yang memang ada enam

jumlahnya, yang terdiri atas: URG (Urgent), ACK (Acknowledgment), PSH (Push), RST (Reset), SYN
(Synchronize), dan FIN (Finish). Window, Mengindikasikan jumlah byte yang tersedia yang dimiliki
oleh buffer host penerima segmen yang bersangkutan. Buffer ini disebut sebagai Receive Buffer,
digunakan untuk menyimpan byte stream yang datang. Dengan mengimbuhkan ukuran window ke
setiap segmen, penerima segmen TCP memberitahukan kepada pengirim segmen berapa banyak data
yang dapat dikirimkan dan disangga dengan sukses. Hal ini dilakukan agar si pengirim segmen tidak
mengirimkan data lebih banyak dibandingkan ukuran Receive Buffer. Jika tidak ada tempat lagi di dalam
Receive buffer, nilai dari field ini adalah 0. Dengan nilai 0, maka si pengirim tidak akan dapat
mengirimkan segmen lagi ke penerima hingga nilai field ini berubah (bukan 0). Tujuan hal ini adalah
untuk mengatur lalu lintas data atau flow control. Checksum, Mampu melakukan pengecekan
integritas segmen TCP (header-nya dan payload-nya). Nilai field Checksum akan diatur ke nilai 0 selama
proses kalkulasi checksum. Urgent Pointer, Menandakan lokasi data yang dianggap "urgent" dalam
segmen. Options, Berfungsi sebagai penampung beberapa opsi tambahan TCP. Setiap opsi TCP akan
memakan ruangan 32 bit, sehingga ukuran header TCP dapat diindikasikan dengan menggunakan field
Data offset.Port TCP mampu mengindikasikan sebuah lokasi tertentu untuk menyampaikan segmensegmen TCP yang dikirimkan yang diidentifikasi dengan TCP Port Number. Nomor-nomor di bawah
angka 1024 merupakan port yang umum digunakan dan ditetapkan oleh **IANA|IANaplikasi, sementara
port UDP merepresentasikan sebuah antrean pesan UDP untuk protokol lapisan aplikasi. Selain itu,
protokol lapisan aplikasi yang menggunakan port TCP dan port UDP dalam nomor yang sama juga tidak
harus sama. Sebagai contoh protokol Extended Filename Server (EFS) menggunakan port TCP dengan
nomor 520, dan protokol Routing Information Protocol (RIP) menggunakan port UDP juga dengan nomor
520. Jelas, dua protokol tersebut sangatlah berbeda! Karenanya, untuk menyebutkan sebuah nomor
port, sebutkan juga jenis port yang digunakannya, karena hal tersebut mampu membingungkan
(ambigu).

Tabel 4.1 Port TCP Nomor Port
TCP
20,21
22
23
25
80
110

Digunakan Oleh
FTP (File Transfer Protocol)
SSH (Secure Shell)
Telnet
SMTP (Simple Mail Transfer
Protocol)
Web / HTTP (Hyper Text
transfer Protocol)
POP (Post Office Protocol)

Kelas-Kelas IP Address
IP address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255. Karena ada 4 oktet maka jumlah IP address yang tersedia
adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan keseluruh pengguna jaringaninternet di
seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address harus dikelompokan dalam kelas-kelas. Dasar

pertimbangan pembagian IP address ke dalamkelas-kelas adalah untuk mempermudah pendistribusian pendaftaran IP
address.

IP address dikelompokan dalam lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan
jumlah. IP address kelas AjaringanIP address Kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang. IP
address Kelas Cuntuk pembagian jaringan yang banyak, namun masing-masing jaringan memiliki anggota yang
sedikit. IP address Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, kelas d
diperuntukan bagi jaringan multicast, dan E untuk Eksperimental.

Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal, yaitu Network ID dan Host ID dari suatu IP address
Setiap IP address selalu merupakan pasangan network ID (Identitas Jaringan) dan Host ID (Indentitas host dalam
suatu jaringan). Masing-masing komputer/router di suatu jaringan host ID-nya harus Unik (harus berbeda dgn komputer
yg lain).

Kelas-Kelas IP Address

Bit (kependekat dari Binary Digit ) adalah bilangan biner yg terdiri dari 2 angka : 0 dan 1
Oktet, 1 Oktet = 8 bit = nilainya antara 0 - 255 desimal

Kelas A

Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
Bit Pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126

Jumlah IP address : 16.777.214

IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6
ialah : Network ID :113, Host ID = 46.5.6
Kelas B

Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534

Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B
dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C

Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254

Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki
256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit
terakhir.
Kelas D

Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247

Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast

Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan
multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E

Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.

Jaringan AD Hoc

Ad Hoc merupakan salah satu mode jaringan dalam WLAN (Wireless Local Area Network). Mode ini
memungkinkan dua atau lebih device (komputer atau router) untuk saling berkomunikasi satu sama
lain secara langsung (dikenal dengan istilah peer to peer) tanpa melalui Central Wireless Router
atau Acces Point (AP).
Ad Hoc didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Saat ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:
802.11a, 802.11b, 802.11g dan 802.11n yang mempunyai data rate up to 300Mbps (downlink) and
150Mbps (uplink).
Untuk membuat jaringan Ad hoc, ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu IP address. Pembuat
jaringan Ad Hoc harus menentukan apakah perangkat lain yang terhubung perlu menset IP Statis,
atau IP didapatkan otomatis melalui protokol DHCP. Apabila saat membuat jaringan Ad Hoc
komputer telah memiliki IP statis, maka komputer yang akan terhubung perlu mengetahui Network
Idnya dan menset IP yang belum digunakan. Apabila IP tidak berada dalam satu jaringan, tentunya
kedua perangkat tidak dapat berkomunikasi.

Namun apabila saat membuat jaringan Ad Hoc komputer tidak meiliki IP statis (obtain IP
automatically), maka komputer selanjutnya yang ingin dihubungkan hanya perlu menset IP
komputernya dengan DHCP. Otomatis saat terhubung dengan jaringam Ad Hoc tersebut, komputer
akan mendapatkan IP secara otomatis (biasanya network 169.254.0.0/16).
Hal penting lainnya adalah keamanan, Ad Hoc dapat diberi perlindungan berupa password untuk
mencegah user yang tidak diinginkan masuk ke dalam jaringan. Protokol keamanan yang didukung
adalah WEP, WPA, atau WPA2.
Berikut adalah langkah-langkah membuat jaringan AdHoc:
Pada Komputer Pertama (PC1, pembuat jaringan)
1. Pastikan bahwa wireless adapter sudah terpasang pada PC/laptop dan dapat bekerja dengan
baik.
Buka Start > Control Panel > Network and Internet > Network Connections

2.

Ubah

IP

pada

Wireless

Adapter.

Klik

kanan

Connection > Properties > Properties > pilih IPv4 > Properties.
Isikan no. IP yang dinginkan beserta Subnet masknya

pada

Wireless

Network

3. Buatlah jaringan Ad-Hoc baru dengan membuka Control Panel > Network and Internet >
Network and Sharing Center.
Pilih set up new connection or network

4. Pilih Ad Hoc network

5. Ikuti panduan setup dengan mengklik next

6. Isikan SSID (nama jaringan), tipe keamanan, dan password yang diinginkan (tidak tersedia
apabila memilih no authentification).
SSID (Service set identifier) berfungsi sebagai ‘nama’ access point.
Kegunaan utamanya adalah untuk mempermudah client menemukan jaringan yang akan dipilihnya
apabila dalam satu area memiliki babarapa akses wireless. Jadi, saat ada komputer ingin
mengakses Jaringan Wireless, komputer tersebut harus memilih Wireless LAN mana yang ingin
dikoneksikan.
SSID dibutuhkan karena sering terjadi di suatu lokasi terdapat beberapa HotSpot Wireless yang
tumpang tindih.

7. Klik next, maka proses pembuatan jaringan akan berlangsung.

8. Tekan close untuk mengakhiri panduan pembuatan jaringan ad hoc

9. Jaringan-jaringan yang tersedia akan muncul di network status (sudut kanan bawah jendela).
Network yang dibuat sudah terlihat dengan status connected (terhubung).

10. Klik kanan network tersebut dan pilih status, maka status jaringan, beserta no. IP akan terlihat

Menghubungkan Komputer Lain Ke Jaringan Ad Hoc
1. Nyalakan wireless adapter pada laptop kedua.
2. Set IP pada network yang sama dengan laptop pertama (tapi host ID nya beda ya).

3. Lakukan koneksi adhoc dengan laptop pertama dengan memilih SSID jaringan milik laptop
pertama.

4. Setelah terhubung, cek status network.

5. Lakukan tes ping terhadap laptop pertama.

6. Pada laptop pertama, lakukan tes ping terhadap IP milik laptop kedua.

Kedua perangkat kini telah terhubung dengan baik. Keduanya dapat berkomunikasi.
Nah, tadi telah dibahas tentang pembuatan jaringan AdHoc menggunakan IP statis. Bagaimana
dengan IP Dinamis (Automatically obtain IP with DHCP). Caranya sama, hanya saja jangan lupa
untuk menset IP Wireless Adapter ke “obtain Automatically”
Ad Hoc Dengan DHCP
1. Putuskan koneksi ad-hoc yang sedang terhubung

2. Ubah konfigurasi IP PC pertama menjadi DHCP.

3. Buat jaringan ad hoc baru dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

4. Buka status jaringan, lihat IP yang diperoleh komputer 1 secara DHCP.

5. Pada PC kedua, ubah konfigurasi IP menjadi DHCP seperti pada komputer pertama.

6. Hubungkan dengan jaringan ad hoc komputer pertama.

7. Buka status jaringan, lihat IP yang diperoleh.

8. Lakukan tes ping antar PC. PC 2 mem-ping IP komputer 1, dan sebaliknya. Apabila kedua
komputer mengirimkan pesan Reply, maka kedua komputer telah terhubung dengan baik.

Bagaimana? Mudah bukan?
Apabila telah terhubung, maka AdHoc mode dapat digunakan selayaknya LAN biasa. Dapat
digunakan untuk berbagi file melalui ‘sharing folder and files’, atau dapat saling berbagi koneksi
internet.

Ad Hoc dapat digunakan bersama-sama untuk banyak user. Karena di AdHOc tidak ada
pensentralan jaringan (seperti access point). Maka kinerja jaringan dirasa lebih cepat untuk banyak
user dibandingkan dengan beban data yang terpusat.

Secara umum, AD hoc memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan jaringan LAN kabel::


Lebih mudah untuk menambah atau memindahkan perangkat.



Lebih mudah untuk menyediakan konektivitas di daerah yang sulit untuk meletakkan kabel.



Instalasi cepat dan mudah, tidak perlu membuat jaringan kabel secara fisik.



Jangkauan akses luas, akses ke jaringan bisa darimana saja selama masih dalam batas
jangkauan



Cocok untuk pembangunan jaringan sementara.



Biaya instalasi dapat secara signifikan lebih rendah.

Namun pengguna juga perlu mangantisipasi hal-hal berikut:


Membutuhkan keahlian konfihurasi agar jaringan benar-benar aman



Jaringan wireless sangat rentan terhadap penyebaran virus. Banyak jenis virus yang mampu
menular ke komputer lain melalui jaringan AdHoc



Adanya batas jarak dan jangkauan.



Kemungkinan terjadinya gangguan sinyal yang dapat menurunkan kinerja jaringan.

Infrastruktur Jaringan

Network infrastructure atau infrastruktur jaringan merupakan sebuah kumpulan sistem komputer yang saling
berhubungan, dihubungkan oleh berbagai macam bagian dari sebuah arsitektur telekomunikasi.

Secara khusus, infrastruktur ini mengacu pada organisasi dan berbagai bagian konfigurasi mereka – dari jaringan
komputer individu sampai pada router, kabel, wireless access point, switch, backbone, network protocol, dan
network access methodologies.
Infrastuktur dapat berupa infrastruktur terbuka (open) atau infrastruktur tertutup (close). Contoh infrastuktur terbuka
adalah internet, sedangkan contoh dari infrastruktur tertutup adalah private intranet. Mereka dapat beroperasi
melalui koneksi jaringan kabel atau jaringan wireless, atau kombinasi antara keduanya.
Bentuk paling sederhana dari infrastruktur jaringan biasanya terdiri dari satu atau lebih komputer, sebuah jaringan
atau koneksi Internet, sebuah hub yang menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya sampai dengan sistem
jaringan yang terhubung dengan sistem jaringan lainnya.
Keamanan jaringan alias network security merupakan perhatian utama ketika membangun sebuah infrastruktur
jaringan. Kebanyakan arsitektur menggunakan router dengan firewall terintegrasi (built-in firewall), juga software
yang memungkinkan kemudahan akses kontrol, data packet monitoring dan penggunaan protocol yang diatur secara
ketat.
Keamanan jaringan juga dapat dikontrol dengan cara menyesuaikan network sharing properties pada masing-masing
komputer, yang membatasi folder dan file untuk dapat terlihat oleh pengguna tertentu pada jaringan.

Konfigurasi ini menggunakan perangkat dalam mode AP untuk menghubungkan klien yangterdapat dalam
jaringannya. Perangkat dalam mode AP berfungsi sebagai Hub seperti pada jaringan wired, namun bedanya
perangkat dalam mode AP memancarkan SSID agar komputer atau perangkat lain dalam jaringan
dapatmenghubungkan diri.
Untuk dapat digunakan, tentunya Access Point harus dikonfigurasikan terlebih dahulu. Terdapat dua cara untuk
mengkonfigurasikan Access Point(AP). Pertama, konfigurasi menggunakan W-LAN(Wireless LAN) card yang
dipasang pada slot PCI, USB wireless ataupun mengunakan card PCMCIA. Kedua, konfigurasi menggunakan kabel
UTP yang dihubungkan antara NIC di PC dengan salah satu port RJ-45 yang terdapat di AP.
1.

Pasangkan adaptor AP ke listrik rumah. Setelah access point menyala, hubungkan kabel UTP ke NIC yang
ada di PC anda, kemudian pasangkan ujung satunya lagu ke port nomor 1 di access point.

2.

Setelah semuanya selesai, buka kontrol panel dengan cara mengklik Start/Control Panel, kemudian klik
Network Connections.

3.

Setelah dialog Network Connection tampil, klik kanan icon ethernet LAN lalu pilih Properties.

4.

Pada kotak This connection uses the following items, klik internet Protocol(TCP/IP) kemudian klik tombol
Properties.

5.

Pilih opsi Use the following IP address, lalu pada IP address masukkan IP dan subnet mask-nya. Untuk
kelasnya, sesuaikan dengan kelas IP perangkat WLAN anda. Akhiri dengan mengklik tombol OK.

6.

Setelah selesai, buka web browser anda lalu pada address bar ketikkan ‘http://192.168.1.1’ kemudian tekan
Enter.

7.

Maka akan muncul jendela user name dan password, pada user name ketik ‘admin’ kemudian pada bagian
password biarkan saja kosong, tekan Enter.
Karena disini AP W-LAN merek Linksys yang kita gunakan, maka kita tidak perlu merasa bingung dengan
segala perbedaan tampilan yang ada. Karena pada umumnya konfigurasi AP tidak terlalu berbeda jauh.

1.

Setelah anda menekan tombol Enter tadi, maka akan tampil jendel konfigurasi Access Point Linksys. Klik
tab Wireless, dijendela inilah anda akan memasukkan nama jaringan wireless yang akan anda gunakan, atau
yang sering disebut dengan SSID(Service set identifier)

2.

Pada Wireless Channel, klik tombol dropdown lalu pilih channel yang ingin anda gunakan.

Sekilas tentang channel:
Pemahaman tentang channel sangat penting diketahui, karena channel merupakan sebuah bagian pada pita atau band
frekuensi. Penentuan sebuah channel yang tepat sangat penting dilakukan agar setiap frekuensi tidak saling
bertumpuk (overlap) dengan jaringan WLAN disekitar kita. Pada frekuensi 2.4GHz ini, ada
channel yang dapat anda gunakan. Baiklah disini saya akan menampilkan gambar kanal frekuensi 2.4GHz, mudahmudahan saja dapat membantu anda dalam menentukan channel yang tepat.
1.

Untuk Wireless SSID Broadcast, pilih opsi Enable. Setelah semuanya selesai, simpan konfigurasi anda
dengan cara mengklik tombol Save.

2.

Tunggu beberapa saat jika proses menyimpan tadi telah selesai, maka akan tampil sebuah gambar. Klik
tombol Continue untuk melanjutkan.

Keuntungan pada konfigurasi mode Infrastruktur antara lain adalah:
1.

Untuk sistem AP dengan melayani banyak PC tentu lebih mudahmelakukan manajemen jaringannya dan
komputer klien dapatmengetahui bahwa disuatu tempat ada sebuah perangkat ataukomputer yang
memancarkan sinyal AP dari sebuah jaringan.

2.

Bila mengunakan perangkat khusus, maka tidak diperlukan sebuah PCberjalan setiap waktu untuk melayani
klien pada jaringan. Umumnyaperangkat AP dapat dihubungkan langsung ke sebuah switch atausebuah
jaringan LAN. Sehingga dapat memnghubungkan komputeryang menggunakanWi-Fi untuk dapat masuk ke
dalam sebuah jaringan.

3.

Sistem keamanan pada AP lebih terjamin. Untuk fitur pengamansebuah perangkat AP memiliki beberapa
fitur seperti melakukanpemblokiran IP atau MAC address, membatasi pemakai pada port danlainnya, seperti
layaknya sebuah router.