BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Menyusun Proposal PTK Melalui Pendampingan di Kalangan Guru SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kompetensi Guru
2.1.1 Konsep Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut Mc.Ashan (1981
dalam

Majid

2014:22),

kompetensi

merupakan

pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang di
peroleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya untuk hal apa dia dapat melakukan dengan
baik


perilaku-perilaku

psikomotorik.
Depdiknas

kognitif,

Memperkuat
(2002:1)

afektif,

pendapat

mendefinisikan

dan

tersebut
rumusan


kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi
dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi

bagian

melakukan

dari

dirinya,

perilaku-perilaku

sehingga


kognitif,

ia

afektif,

dapat
dan

psikomotor dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi sebagai penguasan terhadap suatu
tugas,

ketrampilan,

sikap,

dan

apresiasi


yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Mulyasa
2003:38 ). Dengan kata lain kompetensi tidak hanya
mengandung pengetahuan, ketrampilan, dan sikap,
namun

yang

penting

adalah

7

penerapan

dari


8

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan
tersebut dalam pekerjaan.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan

Dosen,

“kompetensi

adalah

seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Dengan
demikian


kompetensi

merupakan

satu

bersifat

kesatuan

menyeluruh
yang

utuh

dan
yang

menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan,
sikap, dan nilai yang dimiliki seseorang yang terkait

dengan profesi tertentu yang diwujudkan dalam bentuk
tindakan atau kinerja.
Kompetensi seorang guru akan menunjukkan
kualitas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai
guru.

Jadi

kemampuan,

kompetensi
dan

guru

ketrampilan

adalah
yang


kecakapan,
dimiliki

oleh

seorang yang bertugas mendidik peserta didik agar
mempunyai kepribadian yang luhur dan ketrampilan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu
kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang
guru.
2.1.2 Kompetensi Profesional
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1)
menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi
kompetensi

kepribadian,
profesional


pendidikan profesi”.

kompetensi
yang

sosial,

diperoleh

dan

melalui

9

Kompetensi

Profesional


pembelajaran
mencakup

adalah

secara

luas

penguasaan

penguasaan

dan

materi

materi

mendalam,


yang

kurikulum

mata

pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi

materinya,

serta

penguasaan

terhadap

struktur dan metodologi keilmuannya. Kompetensi
profesional

yang

dimaksud

sebagai

berikut:

1)

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu. 2)
Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
3)

Mengembangkan

dimampu

secara

keprofesionalan

materi
kreatif.

secara

pembelajaran
4)

yang

Mengembangkan

berkelanjutan

dengan

melakukan tindakan reflektif. 5) Memanfaatkan TIK
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2.2 Kinerja Guru
2.2.1 Konsep Kinerja Guru
Guru adalah pendidik yang berpartisipasi dalam
menyelenggarakan

pendidikan.

Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem

Pendidikan

Nasional

menyatakan

bahwa

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan

dan

melaksanakan

proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan
penelitian

dan

dan

pelatihan,

pengabdian

serta

kepada

melakukan
masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
yang menyatakan bahwa:
Guru

adalah

pendidik

utama mendidik,
mengarahkan,

profesional

mengajar,

melatih, menilai,

dengan

tugas

membimbing,
dan

mengevaluasi

10

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
disimpulkan
profesional

Dari

berbagai

bahwa
yang

pendapat

guru

itu

merupakan

bertanggung

dapat

pendidik

jawab

dalam

penyelenggaraan pembelajaran.

Sebagai tenaga profesional guru dituntut fungsi
dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang ditetapkan
pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 Pasal 6 mengatakan bahwa:
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yaitu

berkembangnya

potensi

peserta

didik

agar

menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis, bertanggung jawab. Oleh karena itu,
profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus
dan proporsional menurut jabatan fungsional guru.
Selain itu, agar fungsi dan tugas guru dilaksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku, sejauh mana
pelaksanaannya

maka

perlu

dilakukan

penilaian

terjemahan

dari

kinerja.

Kata

kinerja

adalah

kata

performance yang didefinisikan sebagai hasil atau
tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati
bersama (Rivai dan Basri, 2005:14). Hal yang senada
dikemukakan oleh Dessler (2000:87) bahwa kinerja
(prestasi

kerja)

karyawan

adalah

prestasi

aktual

11

karyawan

dibandingkan

diharapkan

dari

dengan

karyawan.

prestasi

Prestasi

kerja

yang
yang

diharapkan adalah prestasi standar yang disusun
sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan
sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar
yang dibuat. Pendapat tersebut diperkuat lagi oleh
Samsudin (2006:159) memberikan pengertian kinerja
sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai
seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada
dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Dipihak

lain

Payaman

Simanjuntak

(2005:1)

mengemukakan, kinerja adalah tingkat pencapaian
hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Hal ini sesuai
dengan pengertian kinerja yang dikemukakan oleh
Mulyasa

(2004:136)

yang

mendefinisikan

kinerja

sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian
hasil kerja, atau unjuk kerja. Sedangkan Nawawi
(2005:234) memberikan pengertian kinerja sebagai
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengertian tersebut
memberikan pemahaman bahwa kinerja merupakan
suatu perbuatan atau perilaku seseorang yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat diamati oleh
orang lain.
Bahwa kinerja seorang guru akan efektif bila
memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki sikap positif,
mampu

membangun

iklim

kelas

yang

kondusif,

memiliki harapan yang besar terhadap keberhasilan
siswa, mampu berkomunikasi dengan jelas, dapat
mengelola waktu secara efektif, menggunakan struktur
pembelajaran

yang

jelas,

menggunakan

berbagai

12

macam metode pembelajaran yang bervariasi, menggali
dan menggunakan ide-ide siswa, dan menggunakan
berbagai model pertanyaan yang bervariasi. Menurut
Linda

Darling

(2010:87)

mengembangkan

proses

inisiatif

guru

dalam

pembelajaran

sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka kinerja
guru dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
seorang guru secara keseluruhan dalam periode waktu
tertentu

yang

penguasaan

dapat

bahan

pembelajaran,

dan

diukur

ajar,

berdasarkkan

kemampuan

komitmen

pada

mengelolan

menjalankan

tugas.

Kinerja guru adalah kompetensi guru menerapkan
kemampuan

dan

keterampilannya

dalam

kegiatan

pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan
yang berhubungan dengan fungsi sekolah. Agar dapat
menunjukkan kinerjanya yang tinggi, guru harus
memiliki
diajarkan

penguasaan
dan

terhadap

bagaimana

materi

yang

akan

mengajarkannya

agar

pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien
disertai komitmen menjalankan tugas-tugas tersebut.
Kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan,
pengelolaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Sebagai

perencana,

maka

guru

harus

mampu

mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di
lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu
menciptakan

iklim

pembelajaran

yang

kondusif

sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai
evaluator maka guru harus mampu melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar siswa (Sanjaya,
2005:13-14). Ini berarti bahwa keberhasilan peserta

13

didik

dalam

belajar

di

kelas

bergantung

pada

kemampuan atau kinerja guru mengelola pembelajaran.
Gurulah orang yang paling memegang peranan penting
terhadap

prestasi

Kemampuan

guru

melaksanakan
belajar

belajar

peserta

dalam

didik

di

kelas.

merencanakan,

dan

mengevaluasi

hasil

pembelajaran,

peserta

didik

dalam

pembelajaran

sangat

diperlukan. Hanya guru berkinerja baik yang akan
mampu mewujudkannya.
2.2.2 Penilaian Kinerja Guru
Guru

adalah

pendidik

profesional

yang

mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam
mencerdaskan
masyarakat,

kehidupan
bangsa

dan

bangsa.
negara,

Masa

depan

sebagian

besar

ditentukan oleh guru. Agar tugas, fungsi, dan peran
tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan
yang berlaku diperlukan penilaian kinerja guru yang
menjamin

terjadinya

proses

pembelajaran

yang

berkualitas di semua jenjang pendidikan. Pelaksanaan
penilaian

kinerja

guru

dilaksanakan

untuk

mewujudkan guru yang profesional. Hasil penilaian
kinerja guru digunakan untuk menyusun profil kinerja
guru

dalam

penyusunan

program

pengembangan

keprofesian berkelanjutan.
Gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan
teridentifikasi

dan

dimaknai

sebagai

analisis

kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru
yang

dapat

merencanakan
Berkelanjutan

dipergunakan

sebagai

Pengembangan
(PKB).

Guru-guru

basis

untuk

Keprofesian
yang

ternyata

mendapat hasil penilaian kurang, kemudian akan

14

diikutsertakan

pendidikan

atau

pelatihan

guna

mengembangkan kemampuannya. Selain itu, hasil dari
penilaian kinerja guru diperlukan untuk kenaikan
pangkat dan golongan guru yang bersangkutan. Hal ini
sesuai

dengan

Pendayagunaan

Peraturan
Aparatur

Menteri

Negara

Negara

dan

Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009:
Penilaian Kinerja Guru adalah penilaian dari tiap-tiap
butir kegiatan utama guru dalam pembinaan karir,
kepangkatan, dan jabatannya. Sistem penilaian kinerja
guru dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan
guru

dalam

melaksanakan

tugasnya

melalui

pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan
dalam

unjuk

kerjanya.

Penilaian

Kinerja

Guru

dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan
tugas

pembelajaran,

tambahan

pembimbingan,

yang

relevan

sekolah/madrasah.

Khusus

atau

dengan
untuk

tugas
fungsi

kegiatan

pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi yang
dijadikan

dasar

kompetensi

untuk

pedagogik,

penilaian
profesional,

kinerja

adalah

sosial,

dan

kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.

Oleh karena itu, penilaian kinerja guru
penting dilakukan agar diperoleh informasi tentang
kebutuhan

guru

kompetensi

sesuai

dalam
dengan

upaya
tugas

peningkatan
pokok

dan

fungsinya. Terdapat 14 butir kompetensi yang
dituangkan ke dalam 78 butir indikator kegiatan
untuk dilakukan penilaian. Penilaian terhadap 78
butir indikator kegiatan tersebut dilakukan melalui
kegiatan

pemantauan

dan

pengamatan.

Pemantauan dilakukan untuk menilai kinerja guru

15

melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan
guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan
warga

sekolah.

Pengamatan

menilai kinerja guru melalui
pengamatan,
proses

pengamatan

pembelajaran,

dilakukan
diskusi

selama

dan

untuk
sebelum

pelaksanaan

diskusi

setelah

pengamatan. Hasil penilaian kinerja guru akan
direkap ke dalam format penghitungan angka kredit
PK Guru dan dikonversikan ke dalam skala 0-100
sesuai Permennag PAN & RM No. 16 Tahun 2009
dengan rumus sebagai berikut:
Nilai PKG

Nilai PKG (100) =

× 100

Nilai PKG tertinggi

Selanjutnya ditetapkan sebutan dan persentase
angka kreditnya. Untuk perolehan angka kredit satu
tahun dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
(AKK – AKPKB – AKP) x (JM/JWM) x NPK
4

2.2.3 Strategi Peningkatan Kinerja Guru
Kata

strategi

berasal

dari

bahasa

Yunani

strategos atau strategus dengan kata jamak strategi
yang berarti cara (Alex MA, 2005:457). Menurut istilah,
strategi merupakan rencana yang dapat dijadikan
pegangan dalam bekerja, berjuang dan berbuat guna
memperoleh

kemenangan

dalam

bersaing

(Syaiful

Sagala, 2007:137). Dijelaskan pula oleh Iwan Purwanto
(2007:74),

bahwa

strategi

adalah

rencana

yang

disatukan, menyeluruh dan terpadu dengan tantangan
lingkungan yang dirancang untuk memasukkan tujuan
utama sekolah dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat.

16

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa

strategi

pencapaian

disusun

tujuan.

dan

Dalam

hal

diarahkan
ini

untuk

strategi

yang

dimaksud adalah strategi tentang peningkatan kinerja
guru.

Agar

strategi

yang

digunakan

dapat

meningkatkan kinerja guru, dalam pelaksanaannya
melalui

kegiatan-kegiatan

kegiatan

efektif

secara

tersebut

efektif.

adalah

Kegiatan-

kegiatan

yang

berkaitan dengan tugas jabatan guru sebagai agen
pembelajaran. Ini berarti bahwa strategi peningkatan
kinerja guru disusun berdasarkan kompetensi guru
dalam menjalankan tugas profesinya. Salah satu tugas
profesi guru adalah melaksanakan kegiatan penelitian.
Kegiatan penelitian yang dilakukan guru bermanfaat
untuk

memperoleh

informasi

tentang

kegiatan

pembelajaran yang dilakukannya di kelas.
Strategi

peningkatan

kinerja

guru

dirancang

untuk menjamin agar tujuan dan sasaran utama
sekolah dapat dicapai melalui langkah-langkah yang
tepat. Salah satu strategi dalam peningkatan kinerja
guru

adalah

melalui

pendampingan

Penelitian

Tindakan Kelas yang berhubungan langsung dengan
tugas pokok dan fungsi guru di sekolah, yaitu kegiatan
pembelajaran di kelas yang akan berpengaruh pada
prestasi belajar peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan wujud kinerja guru yang dapat digunakan
untuk pencapaian angka kredit tugas jabatan guru
dalam proses penilaian kinerja. Hal ini sesuai dengan
yang tertuang dalam lampiran 1 Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tanggal 10 November

17

2009 yang berisi tentang rincian kegiatan guru dan
angka kreditnya.
Dalam

hal

Penelitian

Tindakan

Kelas,

pendampingan praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas merupakan langkah awal kegiatan
penelitian

yang

tepat

untuk

mengembangkan

kompetensi guru secara profesional.

2.3 Penelitian

Tindakan

Sekolah

sebagai

Program Peningkatan Kinerja Guru
2.3.1

Konsep

dan

Prinsip

Penelitian

Tindakan

Sekolah
Penelitian Tindakan Sekolah merupakan upaya
kinerja

sistem

pendidikan

dalam

mengembangkan

manajemen sekolah agar menjadi lebih produktif,
efektif, dan efisien. Penelitian Tindakan Sekolah dapat
diartikan

persoalan

pendidikan

yang

dihadapi

di

sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah harus dilandasi
oleh (1) dirasakan adanya masalah pada sebuah sistem
pendidikan atau manajemen sekolah, (2) prestasi kerja
(achiemnet) sistem pendidikan dan manajemen sekolah
menurun atau tidak optimal sehingga menghambat
peningkatan mutu (Mulyasa, 2012:10).
Selanjutnya

Penelitian

Tindakan

Sekolah

memiliki peran yang sangat penting dalam membangun
manajemen sekolah ke arah sekolah efektif, memberi
layanan prima kepada stakeholder, dan membangun
kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah dalam
merencanakan,

melaksanakan,

dan

mengevaluasi

kinerja sistem dalam mewujudkan visi misinya, serta
mencapai

tujuan

yang

telah

ditetapkan.

Dengan

18

demikian Penelitian Tindakan Sekolah akan membantu
meningkatkan produktivitas sekolah.
Penelitian Tindakan Sekolah juga merupakan
suatu

cara

memperbaiki

dan

meningkatkan

kepemimpinan pendidikan tingkat sekolah (pengawas
dan kepala sekolah) karena pengawas dan kepala
sekolah merupakan orang yang paling tahu segala
sesuatu yang terjadi di sekolah. Penelitian Tindakan
Sekolah dapat dilakukan secara efektif oleh setiap
pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan
produktivitas sekolah dan kualitas pendidikan pada
umumnya. Produktivitas sekolah bukan semata-mata
ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyakbanyaknya,
penting

melainkan

diperhatikan.

kualitas
Dalam

unjuk
hal

ini,

kerja

juga

Penelitian

Tindakan Sekolah dalam rangka peningkatan kinerja.
Produktivitas guru adalah kinerja atau performansi
yang diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja
yang ditinjau berdasarkan tingkatannya dengan tolok
ukur masing-masing.

Penelitian tindakan merupakan sebuah tradisi
pendidikan yang bertujuan agar para guru dapat
menginvestasikan

kegiatan

pembelajaran

dan

menyesuaikan diri dengan kondisi kelasnya sehingga
diperoleh suatu perbaikan sistem pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan, baik latar belakang,
proses, bukti, maupun hasilnya (Mulyasa, 2010:39).
Dalam pelaksanaannya terdapat sejumlah prinsip atau
pedoman yang harus dipenuhi sebagai berikut: PTK
dilakukan
adanya

dalam

inisiatif

kegiatan
guru

pembelajaran

untuk

memperbaiki

alamiah,
proses

pembelajaran, menggunakana analisis SWOT sebagai
dasar bertindak, adanya upaya secara konkrit, dan

19

merencanakan dengan SMART. Dari kelima prinsip
tersebut

terdapat

satu

unsur

yang

mempunyai

keterkaitan langsung antara peneliti (guru) dengan
subjek yang diteliti atau yang akan dikenai tindakan
(siswa) (Suyadi, 2012:7-10).
2.3.2

Penelitian Tindakan Kelas sebagai Wujud

Kinerja Guru
Guru yang inovatif, kreatif, dan produktif adalah
guru yang selalu mencari dan menemukan hal-hal baru
dan

mutakhir

untuk

kepentingan

kualitas

pembelajaran di kelas (Daryanto, 2014:2-3).
Dalam

rangka

peningkatan

menciptakan

kinerja

perbaikan

berkesinambungan,

terdapat

dengan

pembelajaran

anggapan

yang

kuat

bahwa perbaikan pendidikan dan pembelajaran harus
dimulai dari peningkatan kompetensi guru. Seberapa
banyak peserta didik mengalami kemajuan belajar,
banyak

ditentukan

oleh

kepiawaian

guru

dalam

pembelajaran. Sejalan dengan itu, Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang berpusat pada para praktisi di sekolah
akan

menjadi

solusi

yang

menjanjikan

bagi

permasalahan standar nasional. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) menawarkan perspektif baru dan segar
dalam

memperbaiki

pembelajaran,

tidak

kualitas
hanya

pendidikan

dan

mengembangkan

keprofesionalan guru, tetapi juga mengubah pola hidup
mereka sebagai seorang peneliti atas setiap proses
pembelajaran yang dilakukannya. Upaya perbaikan
apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional

20

dan kompeten. Dengan kata lain, peningkatan kualitas
pendidikan dan pembelajaran harus berpangkal dari
guru dan berujung pada guru pula, dalam kerangka
inilah pentingnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berpusat pada guru. Melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) diharapkan dapat memperbaiki kompetensi guru
secara

berkesinambungan.

Perbaikan

berkesinambungan melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)

dapat

diwujudkan,

dengan

berfokus

pada

kebutuhan para guru, yaitu penelitian pendidikan yang
dirasionalkan pada para praktisinya. Sejalan dengan
itu, Mulyasa (2010:11) juga menyampaikan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas PTK) merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok
peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan
(treatment)

yang

sengaja

dimunculkan.

Tindakan

tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan
peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru,
dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Penelitian
praktis

yang

Tindakan

Kelas

dimaksudkan

adalah

untuk

penelitian

memperbaiki

pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas secara
umum

dilaksanakan

untuk

memecahkan

pemasalahan-permasalahan yang terjadi didalam kelas
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif. Disamping itu penelitian tindakan kelas dapat
menumbuhkan sikap mandiri dan kritis guru terhadap
situasi dan keadaan di dalam kelas yang diajarnya.
Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan salah satu
upaya guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang

21

dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas
berdampak pada tumbuhnya budaya meneliti pada
guru sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal
dari

pengalaman

dalam

penelitiannya

semakin

meningkat
(staff.uny.ac.id/sites/default/.../diana.../penelitian
tindakan-kelas).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyasa (2012),
bahwa PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan untuk memperbaiki
kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta
didik. Penelitian menunjuk pada kegiatan mencermati
suatu obyek, dengan menggunakan cara atau aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan
yang

dilakukan

dengan

tujuan

tertentu.

Dalam

penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk
peserta didik. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada
pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik
dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula.
Disampaikan

pula

bahwa

PTK

memiliki

karakteristik yang berawal dari kerisauan kinerja guru,
situasional, praktis, dan secara langsung berkaitan
dengan

pembelajaran.

Bertujuan

memperbaiki,

22

meningkatkan, dan memberikan kerangka kerja yang
teratur terhadap pemecahan masalah pembelajaran.
Fleksibel

dan

adaptif

memungkinkan

adanya

perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan
pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap,
pengujian

dan

pembaharuan

Kolaboratif dan partisipatif
peneliti

ambil

bagian

melaksanakan

dalam

pembelajaran.

sehingga guru sebagai

secara

penelitian.

langsung

dalam

Self-evaluatif,

yaitu

modifikasi secara kontinyu dievaluasi dalam situasi
yang ada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaiki
dan

meningkatkan

praktik

pembelajaran.

Fokus

penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan
pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru
atau bersama peserta didik secara desentralisasi dan
diregulasi. Kooperatif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi atas tindakan antara guru sebagai peneliti
dan

peserta

didik.

Penelitian

tindakan

kelas

mengembangkan pemberdayaan, demokrasi, keadilan,
kebebasan,

dan

melibatkan

peserta

memberikan
peserta

kesempatan
didik,

kebebasan,

didik.

partisipatif

mengajarkan
mengembangkan

Mengembangkan

dengan
keadilan,
potensi

suatu

model

pembelajaran, baik sebagian maupun menyeluruh.
Langkah-langkah PTK yang diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan dan kecakapan peserta
didik adalah: (1) mengidentifikasi penampilan yang
paling

efektif

dalam

belajar,

(2)

menunjukkan

penampilan dengan karakteristik yang sesuai dengan
hipotesis yang telah dibuat, (3) melakukan wawancara
dalam

tindakan

tertentu,

(4)

menganalisis

hasil

23

wawancara

tersebut

untuk

mengidentifikasi

karakteristik yang membedakan dari penampilan ratarata, (5) melanjutkan observasi yang telah dipilih secara
individual, (6) melakukan pengecekan ulang untuk
meyakinkan penampilan dari model pembelajaran yang
dilakukan. Dengan demikian, PTK merupakan bagian
penting dari upaya pengembangan profesionalisme
guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk
berpikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan
guru untuk menulis, dan membuat catatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan

bahwa

mewujudkan

PTK

mampu

kompetensi

membawa

profesional

guru
dalam

melaksanakan kegiatan penelitian.

2.4 Pendampingan Model Siklus
2.4.1 Konsep Pendampingan
Pendampingan menurut Dirjen Pendidikan Islam
Kementrian Agama Republik Indonesia (2005:6) adalah
proses

pemberian

bantuan

penguatan

terhadap

pendidik dan tenaga kependidikan yang sedang dan
akan menjalankan suatu kegiatan. Sedangkan menurut
Kemenakertrans RI (2013:2) pendampingan adalah
interaksi yang intensif antara pendamping dengan
kelompok

masyarakat

sehingga

terjadi

proses

perubahan kreatif yang diprakarsai oleh para anggota
kelompok untuk tujuan peningkatan kualitas hidup
dan kemandirian kelompok dampingan.

24

Fungsi

pendampingan

adalah

untuk

memfasilitasi, memotivasi, dan mengawal agar kegiatan
sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki.
Dalam kegiatan pendampingan ditentukan tujuan yang
ingin dicapai dari pendampingan tersebut. Tujuan
pendampingan

adalah

perubahan

yang

mengarah

kepada situasi dan kondisi yang lebih baik, diantaranya
yaitu:

meningkatkan

keadilan,

kapasitas,

kesejahteraan,

dan

menciptakan

tercapainya

rasa

hak-hak

penerima pendampingan.
2.4.2 Prinsip-Prinsip Pendampingan
Dalam

pelaksanaan

pendampingan

perlu

diperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku pada proses
pendampingan.

Prinsip-prinsip

pendampingan

yang

dirumuskan oleh Kemenakertrans (2013:6) sebagai
berikut:

Profesional,

antara

pemberi

yaitu

hubungan

pendampingan

yang

dan

terjadi

penerima

pendampingan adalah untuk peningkatan kemampuan
profesional dan bukan atas hubungan personal. Sikap
saling percaya, yaitu penerima pendampingan memiliki
sikap percaya pada pemberi pendampingan bahwa
informasi, saran, dan contoh yang diberikan adalah
yang memang dikehendaki. Berdasarkan kebutuhan,
yaitu materi pendampingan merupakan materi yang
teridentifikasi sebagai aspek yang masih memerlukan
penguatan dan kegiatan penguatan akan memantapkan
pengetahuan

dan

keterampilan

pendampingan.

Berkelanjutan,

yaitu

penerima
hubungan

profesional yang terjadi antara pemberi dan penerima
pendampingan

berkelanjutan

setelah

pemberi

pendampingan secara fisik sudah tidak lagi berada di

25

lapangan, dilanjutkan melalui email, atau alat lain yang
tersedia.
2.4.3 Strategi Pendampingan
Dalam melaksanakan pendampingan diperlukan
strategi. Menurut Isbandi (2012:167-168), strategi dan
teknik pendampingan yang dapat digunakan sebagai
berikut:
1) Membangun hubungan kemanusiaan, yaitu melalui
inkulturasi

dengan

melakukan

pendekatan

dan

membaur dalam aktifitas dan semua kegiatan penerima
pendampingan

agar

memperoleh

informasi

yang

diharapkan. Penerima pendampingan tahu apa yang
sebenarnya mereka butuhkan dan tentunya menjadi
lebih baik. Pada pendekatan ini, pemeran utama dalam
suatu perubahan adalah penerima pendampingan itu
sendiri. Dalam tahap ini penerima pendampingan
diberikan kesempatan untuk membuat dan mengambil
keputusan yang berguna bagi mereka sendiri untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan, namun tidak
menyalahi peraturan dan sistem yang ada. Tujuan
pendekatan tersebut untuk memperoleh pengalaman
belajar

untuk

mengembangkan

dirinya

melalui

pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka.
2) Memfasilitasi proses, salah satu fungsi paling pokok
dari

seorang

komunitas

pengorganisir

atau

masyarakat

adalah
yang

memfasilitasi
didampinginya.

Memfasilitasi dalam artian tidak hanya memfasilitasi
proses-proses

pelatihan

atau

pertemuan

saja,

melainkan memahami peran-peran yang dijalankan
komunitas

atau

masyarakat

serta

memiliki

keterampilan teknis menjalankannya. 3) Merancang
strategi,

dengan

menyamakan
kelemahan,
kebersamaan.

jalan

persepsi,
dan

menganalisis
menilai

mengerahkan

keadaan,

kekuatan

tindakan

dan

menata

26

2.4.4 Model Siklus
Siklus adalah prosedur pada penelitian tindakan
(Mulyasa, 2010:190). Dalam melaksanakan penelitian
tindakan terdapat beberapa model siklus yang dapat
dipilih, yaitu model Kurt Lewin, model Khemmis and
Taggart, dan model John Elliot.
Dalam hal ini, model Khemmis and Taggart
dipilih sebagai model dalam pelaksanaan penelitian
tindakan sekolah. Penelitian tindakan sekolah yang
dilakukan terdiri dari dua siklus tindakan. Setiap tahap
siklus ditempuh melalui empat kegiatan siklus yang
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan
bahwa pendampingan yang paling tepat diberikan
terhadap guru di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang adalah pendampingan praktik penyusunan
proposal penelitian tindakan kelas (PTK). Alasan ini
diberikan karena sesuai dengan fungsi, tujuan, dan
prinsip-prinsip
proposal

pendampingan

penelitian

praktik

tindakan

penyusunan

kelas

dengan

menggunakan model siklus.

2.5 Penelitian yang Relevan
2.5.1 Penelitian Amat Jaedun
Amat Jaedun (2011, 7 Nov 2014), menyatakan
bahwa penulisan karya ilmiah merupakan kegiatan
yang sangat penting bagi seorang guru profesional.
Kegiatan ini tidak saja perlu dilakukan dalam rangka
memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan,

27

tetapi terlebih lagi perlu dilakukan dalam rangka
peningkatan

kualitas

pengelolaan

kelas,

kualitas

layanan kepada peserta didik, dan juga peningkatan
profesionalisme guru itu sendiri. Guru yang profesional
tidak

hanya

melakukan

kompetensi

pedagogis

melakukan,

menilai

fungsi

terkait

(khususnya
dan

dengan

merencana,

mengadministrasi

pembelajaran), tetapi juga fungsi yang terkait dengan
kompetensi kepribadian, sosial, serta keprofesionalan,
yang antara lain ditandai dengan peningkatan diri
melalui menulis karya ilmiah dan atau melakukan
penelitian ilmiah. Oleh karena itu, setiap guru sudah
semestinya

mau,

mampu,

dan

biasa

melakukan

kegiatan penulisan karya ilmiah.
Hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa cara
yang paling mudah untuk menulis artikel ilmiah adalah
menulis

dari

hasil

penelitian.

Dari

sekian

jenis

penelitian, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
jenis penelitian yang paling memungkinkan dan sangat
tepat bagi guru. Pertama, pelaksanaan PTK yang
terencana dan terkendali secara baik, meningkatkan
kinerja guru dalam mengelola pembelajaran yang
berkualitas. Kedua, penyelesaian masalah kelas atau
pembelajaran memberikan perbaikan pada kualitas
proses pembelajaran. Ketiga, perbaikan peran guru
dalam pembelajaran, meningkatkan kualitas belajar
para siswa, yang pada gilirannya dapat mendongkrak
prestasi

atau

perbaikan
mampu

hasil

kualitas
belajar

memberikan

hasil

belajar

siswa,

siswa,

dan

secara

akumulatif,

bagi

peningkatan

kontribusi

kualitas pendidikan secara nasional.

28

2.5.2 Penelitian Suharsimi
Suharsimi (2007, 7 Nov 2014) menyampaikan
bahwa berbagai kegiatan pengembangan profesi yang
dilakukan dengan melibatkan para siswanya, dapat
dilakukan

oleh

guru.

Di

antaranya,

melakukan

penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang
dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian
eksperimen dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam
upayanya

menulis

KTI,

karena:

(a)

KTI

tersebut

merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan
para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajarannya (ini tentunya berbeda dengan
KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian
diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya
tidak memberikan dampak langsung pada proses
pembelajaran di kelasnya), (b) Masalah penelitian PTK
diangkat dari permasalahan yang terjadi di kelas dan
paling merisaukan dari kegiatan sehari-hari yang
dirasakan oleh guru, dan (c) Dengan melakukan
kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah
melakukan

salah

satu

tugasnya

dalam

kegiatan

pengembangan profesionalnya.
Menurutnya, laporan penelitian yang dilakukan
dengan baik dan benar akan dapat penghargaan
berupa angka kredit. Selanjutnya angka kredit tersebut
dapat dipakai untuk melengkapi persyaratan kenaikan
golongan kepangkatannya. Dengan demikian disamping
bermanfaat untuk pengembangan profesi guru juga
dapat

memperbaiki

proses

pembelajaran

serta

memperbaiki hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan

29

Kelas disarankan karena karya tulis ilmiah

yang

dihasilkan akan berupa laporan dari kegiatan nyata
yang telah dilakukan guru dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajarannya, hal itu juga berarti guru telah
melakukan salah satu tugas kegiatan pengembangan
profesi.
2.5.3 Penelitian Sutrisna Wibawa
Sutrisna Wibawa (2012, 7 Nov 2014) berpendapat
bahwa salah satu tugas guru adalah harus selalu
berupaya

meningkatkan

Peningkatan

kualitas

kualitas

pembelajaran.

pembelajaran

dilaksanakan

secara sistematis dan terkendali. Salah satu cara yang
sistematis

dan

terkendali

itu

adalah

dengan

memanfaatkan penelitian pendidikan. Berbagai metode
penelitian

pendidikan

dapat

digunakan

untuk

memecahkan permasalahan pembalajaran. Selama ini
kita mengenal penelitian dengan metode kuantitatif dan
metode kualitatif. Di samping dua metode tersebut,
dewasa ini dikenalkan suatu metode penelitian untuk
memecahkan

permasalahan

pembelajaran

yang

berbasis evaluasi diri, yaitu metode penelitian tindakan
kelas.

Metode

pendekatan

ini

ilmiah

dilandasi

oleh

terdahulu

realita
belum

bahwa
mampu

menyelesaikan masalah menjadi sebuah inkuiri sosial,
kemudian

muncul

suatu

kebutuhan

yang

lebih

memfokuskan pada masalah praktik, bukan pada
masalah teori. Selanjutnya, muncul keinginan untuk
mewujudkan

kolaborasi

untuk

mengembangkan

profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
Maka, berkembanglah suatu metode penelitian yang
kemudian

diberi

nama

Action

Research,

yang

di

30

Indonesia

kemudian

berkembang

menjadi

metode

Penelitian Tindakan Kelas.
2.5.4 Penelitian Richard Donato
Richard
Pittsburgh

Donato

berpendapat

(2003)

dari

“Action

University

research

is

of
any

systematic inquiry conducted by teacher researchers to
gather information about the ways that their particular
school operates, how they teach, and how well their
students learn. The information is gathered with the
goals of gaining insight, developing reflective practice,
effecting positive changes in the school environment and
on educational practices in general, and im.
Bahwa penelitian tindakan adalah penyelidikan
sistematis

yang

dilakukan

peneliti

(guru)

untuk

mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolah
beroperasi, bagaimana mereka mengajar, dan seberapa
baik siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan
tujuan memperoleh wawasan, mengembangkan praktik
reflektif,

memengaruhi

perubahan

positif

dalam

lingkungan sekolah dan praktik pendidikan pada
umumnya, dan meningkatkan hasil siswa.
Dikatakan juga “An action research project seeks
to create knowledge, propose and implement change, and
improve practice and performance. The fundamental
components of action research include the following: (1)
developing a plan for improvement, (2) implementing the
plan, (3) observing and documenting the effects of the
plan, and (4) reflecting on the effects of the plan for
further planning and informed action.”
Sebuah proyek penelitian tindakan berusaha untuk
menciptakan

pengetahuan,

mengusulkan

dan

31

melaksanakan perubahan, dan meningkatkan praktik
dan kinerja. Komponen dasar penelitian tindakan
adalah sebagai berikut: (1) mengembangkan rencana
untuk

perbaikan,

(2)

melaksanakan

rencana,

(3)

mengamati dan mendokumentasikan efek dari rencana,
dan (4) merefleksikan dampak dari rencana untuk
perencanaan lebih lanjut dan tindakan informasi.
Pengetahuan

baru

yang

diperoleh

menghasilkan

perubahan dalam praktik. Penelitian tindakan sering
dilakukan untuk menemukan sebuah rencana untuk
inovasi atau intervensi dan kolaboratif.

Dorongan untuk perubahan dalam praktik dan
kurikulum

didasarkan

pada

informasi

yang

dikumpulkan secara sistematis dan disintesis. Para
guru bekerja sama untuk menciptakan pengetahuan
dan

mengambil

posisi

melaksanakan

program.

pembelajaran

dan

kepemimpinan

merupakan

kepemimpinan
Guru

diperkaya

dalam

berperan
dengan

dampak

dalam
peluang

program

dan

praktik profesional mereka. Ini berarti bahwa program
dan praktik profesional berupa kegiatan penelitian
sangat penting untuk difasilitasi dalam wadah profesi.
Wadah profesi yang dapat dijadikan sebagai wahana
praktik profesional guru antara lain kerja kelompok
guru baik di tingkat sekolah, gugus, maupun tingkat
kecamatan.

Dengan

demikian

guru

memiliki

kesempatan mengembangkan kompetensinya secara
berkelanjutan

agar

tercipta

inovasi

pembelajaran.

Inovasi pembelajaran menghasilkan pengetahuan baru
dan perubahan yang mengarah pada pemenuhan
tuntutan perubahan lingkungan yang sangat pesat.

32

2.5.5 Penelitian Miguel Baptista Nunes & Maggie
McPherson
Menurut
seharusnya

mereka

orang-orang

dalam
yang

penelitian

tindakan

ditetapkan

sebagai

"subjek" harus berpartisipasi secara langsung dalam
proses penelitian dan bahwa proses tersebut harus
diterapkan dengan cara yang menguntungkan semua
peserta. Oleh karena itu, tindakan penelitian lebih dari
penelitian interpretatif tradisional dalam arti bahwa
peneliti secara langsung terlibat dalam pengaturan
penelitian dan pengalaman itu sendiri. Lebih khusus,
model yang diusulkan mengacu pada kerangka spiral,
dimulai

dengan

proses

identifikasi

area

masalah-

sebuah prestep sering didasarkan pada pengalaman
sebelumnya di bidang peneliti. Siklus yang sebenarnya
terdiri dari Diagnosis (pengumpulan data, analisis dan
representasi), Rencana Aksi, Aksi Mengambil, dan Aksi
Evaluasi.
Berkaitan dengan penelitian terdahulu maka
dapat disimpulkan bahwa guru profesional harus
melakukan

inovasi

pembelajaran

melalui

kegiatan

penelitian pendidikan. Penelitian yang paling tepat
dilakukan guru adalah PTK. Kegiatan penelitian dapat
dilakukan

dengan

berkolaborasi

bersama

rekan

sejawatnya satu sekolah. Guru sebagai peneliti terlibat
langsung dalam pengaturan penelitian melalui tindakan
siklus.

33

2.6 Kerangka Pikir
Kompetensi Guru

PTK belum dilakukan

(Profesionalitas)

(Judul dan Proposal)

PENDAMPINGAN
(Model Siklus/Teknik Andragogi)

Tindakan Siklus 1
- Pendampingan
penyusunan
judul PTK

Hasil
- Pemahaman PTK
- Judul Proposal PTK

Tindakan Siklus 2
- Pendampingan proposal PTK

Refleksi
Judul sudah efektif
Penyusunan proposal

-

-

PTK

HASIL
- Proposal PTK

Guru profesional adalah guru yang mampu
menunjukkan

kinerja

sesuai

tugas dan

tanggung

jawabnya secara mendalam. Untuk mendukung hal
tersebut, guru harus selalu melakukan penelitian agar
memperoleh

informasi

tentang

kegiatan

pembelajarannya. Kegiatan penelitian yang langsung
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab guru
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Namun, guru-guru di
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang belum
melaksanakan

PTK

dengan

alasan

guru

tidak

memahami prosedur penelitian.
Untuk

mengatasi

permasalahan

tersebut

dilakukan kegiatan pendampingan dengan model siklus
dan

teknik

andragogi

melalui

kegiatan

praktik

34

penyusunan

proposal

PTK.

Tindakan

siklus

1

diharapkan guru memahami tentang PTK dan mampu
menetapkan judul penelitian yang efektif. Berdasarkan
hasil tindakan siklus 1 dilakukan refleksi untuk
menetapkan program tindak lanjut tindakan siklus 2
dan diharapkan guru mampu menyusun proposal PTK.
Selanjutnya dilakukan refleksi pada dokumen proposal
PTK yang disusun guru untuk pengambilan keputusan
bahwa

PTK

penting

dilakukan

agar

dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik, kinerja
guru lebih profesional, dan digunakan sebagai bahan
Penilaian Kinerja Guru (PKG).

2.7 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian tersebut,
maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa
Pendampingan praktik penyusunan proposal dengan
model siklus, teknik andragogi, dan metode kolaborasi
mampu

meningkatkan

menyusun

proposal

kemampuan

PTK.

guru

Kemampuan

dalam

menyusun

proposal PTK tersebut dapat dilihat pada kemampuan
menyusun judul, pendahuluan, landasan teori, dan
prosedur penelitian.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20