ABSTRAK PENELITIAN DOSEN MUDA DAN KAJIAN

ABSTRAK PENELITIAN DOSEN MUDA
DAN KAJIAN WANITA TAHUN 2004

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)
Universitas Hasanuddin
Kampus Unhas Tamalanrea
Jln. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar
Telp. : 0411 587032, , 582500, 588888 Fax.(0411) 587032, 584024
Website : http://www.unhas.ac.id/lppm email : lp2m@unhas.ac.id

BIDANG KAJIAN HUMANIORA
01.1
KAJIAN ANALITIAK KOMPONEN MEDAN MAKNA
AKTIVITAS TANGAN DALAM BAHASA BIMA
Oleh : Drs. Ikhwan Said, M.Hum.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang telah dikerjakan tahun sebelumnya, dengan
tujuan mendata semua leksem-leksem Bahasa Bima yang menyatakan aktivitas tangan, menentukan dan
menetapkan makna generik dan makna spesifik atas leksem-leksemnya, serta mamaprkan kelompok dan
subkelompok leksemyang tercakup di dalam medan makna aktivitas tangan. Dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif sinkronik, pengumpulan data, pengolahan data, pemaparan hasil pengumpulan
data, dan penganalisaan, yang dijadikan populasi adalah seluruh tuturan Bahasa Bima (lisan maupun telah

ditransliterasikan).
Hasil penelitian telah menemukan 17 (tujuh belas) medan/submedan makna aktivitas tangan yang
secara keseluruhan meliputi 71 leksem. Adapun ketujuh belas kelompok medan makna aktivitas tangan
tersebut adalah : mencuci, memukul,melepaskan,menggulung, memadat-kan, memijat, melempar,
menggoyangkan, melipat, mencabut, membungkus, membongkar, mem-buka, memetik, mengumpulkan,
memasukkan, dan menusuk.
Kata kunci : Medan makna dan Bahasa Bima

01.2
INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA BUGIS DIALEK SOPPENG
DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
TULIS MURID-MURID SD DI KABUPATEN SOPPENG
Oleh : Drs. Tammasse, M. Hum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang jenis-jenis interferensi Bahasa Bugis
dalam penggunaan Bahasa indonesia tulis murid-murid SD di Kabupaten Soppeng, melalui penelitian ini
pula dapat diketahui faktor-faktor yang memppengaruhi timbulnya interferensi tersebut. Populasi
penelitian ini adalah seluruh karangan murid SD di Kab. Soppeng. Sampel penelitian adalah karangan
murid-murid SD yang duduk di banku kelas VI berupa karangan bebas. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif. Dalam analisis data, digunakan analisis kontrastif sehingga metode
yang digunakan juga bersifat deskriptif kontrastif. Teknik yang yang dipergunakan untuk memperoleh data

adalah obserfasi, pengumpulan karangan, introspeksi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interferensi morfologis Bahasa Bugis dalam Bahasa
Indonesia tulis murid-murid SD di Kab. Soppeng. Adapun interferensi dalam tataran sintaksis menunjukkan
penggunaan pola-pola strktur Bahasa Bugis dalam Bahasa Indonesia tulis murid-murid SD di Kabupaten
Soppeng. Faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi tersebut meliputi faktor sosiolinguistik, kurangnya
penguasaan Bahasa Indonesia, dan lingkungan belajar.
Kata kunci : Interferensi, Sosiolinguistik dan Bahasa Bugis

01.3
POLA HUBUNGAN SUAMI-ISTRI DALAM AKTIVITAS SEKSUAL
(Tinjauan Dalam Lontarak Assikalaibineng)
Oleh : Muhlis Hadrawi, S.S.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola hubungan suami dan istri dalam aktivitas
seksual yang dilakukan berdasarkan naskah Lontarak Assikalaibineng. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan filologi melalui analisis teks berdasarkan teks-teks Assikalaibineng dalam naskah lontarak
Bugis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola hubungan seksual dalam lontarak Assikalaibineng
didasari oleh prinsip Islam dengan menempatkan pentingnya etika dan moralitas seksual. Ideologi
hubungan seksual didasari oleh tasawuf Isjalala atau tarikat hakekat cahaya yang berisi tentang konsep
“penciptaan “, sehingga hubungan seksual bukan sekedar peristiwa biologis, tetapi menembus hakekat

religius . Tatacara hubungan seksual disebutkan sebagai pola yang dilakukan oleh Saydina Ali dan Fatima.
Pola hubungan suami istri dalam Lontarak Assikaibineng dianggap sebagai seks yang mulia, etis, dan
bermoral.Sehingga seks cara manusia berbeda dengan seks cara binatang
Kata kunci : Lontarak Assikalaibineng dan hubungan suami-istri

BIDANG KAJIAN ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
02.1
STUDI TENTANGPOLA KEPEMIMPINAN UWA’
DALAM MERESPON PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT TOLOTANG
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG SULAWESI SELATAN
Oleh : Muhammad, SIP, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepemimpinan Bangsawan (Uwa’) dalam merespon
perubhan sosial yang terjadi pada masyarakat Tolotang serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
melestarikan kepemimpinan Uwa’ pada komunitas Tolotang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kuaklitatif yang berusaha menderskripsikan berbgai faktor-faktor signifikan
berkenaan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kepemimpinan uwa’ dalam merespon perubahan sosial
yang terjadi pada masyarakat Tolotang adalah kombinasi pola kepemimpinan direktif, kosukltatif dan
partipasipatif. Sedangkan faktor yang melestarikan kepemimpinan Uwa’ diklasifikasi dalam 3 (tiga) faktor
yaitu faktor budaya, ekonomi dan politik.

Kata kunci : Kepemimpinan, Uwa’ dan Tolotang

02.2
PENGARUH OBYEKTIFITAS BERITA TERHADAP KREDIBILITAS PERS
DI KOTA MAKASSAR
Oleh : Muliadi Mau, S.Sos.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat obyektifitas pemberitaan pers di kota
Makassar, untuk mengetahui tingkat kredibilitas pers di kota Makassar dan untuk mengindentifikasi
pengaruh obyektifitas berita terhadap kredibilitas pers di Kota Makassar. Pupolasi penelitian ini adalah
seluruh pelanggan tetap harian Fajar dan Pedoman Rakyat yang tinggal di Kota Makassar. Lokasi sampel
obyek penelitian ditentukan secatra stratified random sampling. Tipe penelitian ini adalah survey
eksplanasi. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesionere dan data sekunder dikumpulkan
melalui observasi, studi pustaka dan wawancara dengan lembaga dan pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat obyektifitas pemberitaan pers di kota Makassar
tergolong rendah. Sementara tingkat kredibilitas pers di Kota Makassar juga cenderung rendah.
Faktualitas berita dan impartialitas berita berkorelasi secara positif dan signifikan terhadap kredibilitas pers.
Hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua sub variabel obyektifitas
berita memberikan pengaruh positif yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh yang ditimbulkan
secara persial.

Kata kunci : Obyektifitas, kridibilitas, pers, Harian Fajar dan Pedoman Rakyat

02.3
PENGARUH FRAMING, TANGGUNG JAWAB
DAN PENGALAMAN DALAM PPEMBUATAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT
Oleh : Sahmuddin, S.E., M.Si, Ak.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pengalaman mempunyai pengaruh jika informasi di
framing terhadap keputusan pemberian kridit, dan apakah pengalaman mempunyai hubungan dengan
tanggungjawab terhadap keputusan pemberian kridit. Dalam penelitian ini digunkan data primer dengan
jumlah responden 240, menggunakan metode ppenelitian empiris dalam desain laboratorium. Sampel
penelitian adalah mahasiswa pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan STIM-Nitro Makassar
yang diproksi sebagai responden yang ber-pengalaman.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan keputusan individu yang ber-pengalaman
dan tidak berpengalaman jika informasi disajikan dalam framing (positif dan negatif) serta adanya
perbedaan keputrusan individu berpengalaman dan tidak berpengalaman jika individu bertanggungjawab
tinggi dan bertanggungjawab rendah.
Kata kunci : Framing, tanggungjawab, pengalaman dan keputusan

02.4
HAK PENGUASAAN ATAS TANAH PANTAI

DI KABUPATEN MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN
Oleh : Farida Patittingi, S.H., M.H.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atas hak penguasaan atas tanah pantai dan jenis hak
yang diberikan kepada yang menguasai tanah pantai, serta untuk mengetahui hal-hal yang menjadi
pertimbangan /syarat pemberian hak atas penguasaan tanah pantai. Desa Pajukukang diambil sebagai
sampel penelitian dan dipilh sebanyak 16 responden yang dilakukan secara purposive. Selain itu juga
diwawancarai 2 orang sebagai narasumber dan dikumpulkan data sekunder dengan menggunakan studi
pustaka. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif kemudian dideskripsikan.
Hasil penelitian menunjukkan, pertama : hak atas penguasaan tanah pantai oleh perorangan
adalah hak milik yang berasal dari tanah milik adat yang dikuasai secara turun-temurun berdasarkan
hukum adat setempat. Sebagian telah didaftarkan di Kantor Pertanahan dan memiliki sertifikat sebagai
tanda bukti hak yang kuat. Kedua, hak yang diberikan atas penguasaan tanah pantai tersebut adalah hak
milik yang diperoleh berdasarkan mekanisme hukum adat yang tergambar dalam proses penerbitan
sertifikatnya, yaitu melalui mekanisme penegasan konversi dan pengakuan hak berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian dan Agraria Nomor 2 Tahun l962 tentang penegasan Konnversi dan Pendaftaran Bekas
Hak-hak Indonesia atas Tanah. Ketiga dasar ppertimbangan pemberian hak atas tanah pantai adalah
aspek penatagunaan tanah, khususnya berkaitan dengan Garis Sempadan Pantai.
Kata kunci : Hak, penguasaan, tanah pantai dan sertifikat

02.5

KAJIAN JENDER DALAM KEIKUTSERTAAN
PADA PENGEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm)
DI KABUPATEN MAROS
Oleh : Dr. Ir. H. Baharuddin Mappangaja, M.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepedulian pelaksana (instansi Kerhutanan dan
pihak-pihak terkait) pembangunan HKM dalam pemberdayaan masyarakat lokal baik laki-laki maupun
perempuan (terutama perempuan) yang tercermin dari tingkat kesejahteraan (manfaat), akses, keyakinan
(pemahaman), partisipasi dan kontrol yang diterima masyarakat dari proyek HKM tersebut dari perspektif
jender.
Data primer dan sekunder dikumpulkan melalui wawancara, observasi, diskusi group terfokus,
pengamatan langsung dilapangan, laporan pelaksanaan pembangunan Hutan Kemasyarakatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepedulian pelaksana pembangunan HKM terhadap
pemberdayaan perempuan sangat rendah. Dampak pembangunan HKM belum dapat dinikmati oleh
masyarakat lokal secara adil dan merata terutama perempuan, karena perempuan lebih banyak
menyumbangkan tenaga dan waktunya dibanding laki-laki dalam pekerjaan, namun laki-laki lebih banyak
memperoleh atau menerima manfaat Peranan dan Hak Perempuan belum diakui dalam pelaksanaan
pembangunan HKM.
Kata kunci : HKM, jender, pemberdayaan dan perspektif

02.6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU
DI KOTA MAKASSAR
(Studi Kasus pada Kawasan Industri Makassar)
Oleh : Dra. Nurleni, M.Si., Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja perempuan pada
industri pengolahan kayu, dan mengetahui pengaruh faktor usia, pendidikan, upah, pengalaman kerja,dan
ketrampilan terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah, observasi, mengajukan kusioner dan wawancara langsung terhadap informan. Populasi dalam
penelitian ini adalah tenaga kerja wanita bagian produksi yang ada pada PT. MII sebanyak 99 orang dan
109 di PT. NSTC. Sampel diambil sebanyak 45 orang dari PT. MII dan 35 orang dari PT. NSTC yang dipilh
secara sengaja (purposive sampling).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja wanita yang ada pada industri
pengolahan kayu pembuatan Butsudan adalah cukup produktif, sedang berdasarkan analisis regresi
majemuk yang dilakukan pada persamaan-persamaan dari PT. MII dan PT. SNTC diperoleh gambaran
bahwa secara umum faktor usia, pendidikan, upah, pengalaman kerja dan ketrampilan berhubungan
secara positif terhadap produktivitas tenaga kerja perempuan
Kata kunci : Produktivitas, tenaga kerja perempuan dan KIMA

02.7

PENERAPAN TELAAH METODE KERJA DAN ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKTIFITAS KERJA MASYARAKAT PENGRAJIN BATU BATA
Oleh : Sapta Asmal, S.T., M.T.
Produktivitas merupakan perbandingan (rasio) antara output per-inputnya. Peningkatan
produktivitas diperlukan perancangan metode kerja yang baik meliputi, pengukuran waktu kerja yang
akhirnya digunakan untuk menghitung waktu standar, output standar, dan lain-lain. Dalam penelitian ini
mencoba menelaah metode kerja pada operator pembuatan batu bata sehingga natinya produktivitasnya
semakin meningkat, dari hasil,pengambilan data dapat diperoleh waktu kerja operator yang terjadi saat ini,
kemudian membuat metode kerja yang baik melalui pemetaan alur kerja yang efektif dan efisien serta
memperbaikai gerakan-gerakan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomis, sehingga dapat
meningkatkan produktivitasd kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran
langsung dengan jam, kemudian melakukan uji keseragam data.
Dengan meredesain ulang penempatan alat/bahan percetakan serta sikap kerja, maka alur
lintasan aliran bahan serta gerakan-gerakan operator lebih efektif dan efisien didapatkan waktu kerja yang
lebih singkat  1,06 detik, dari 12,11 detik menjadi 11,05 detik. Serta dapat meningkatkan produktivitas
batubata dari 1,466 unit/hari menjadi 1.600 unit/hari atau prosentase 8,4%. Di mana waktu kerja yang
diperoleh lebih singkat  1,06 detik, dari 12,11 detik menjadi 11,05 detik.
Kata kunci : Produktivitas, ergonomis dan batu merah

02.8

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGENBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI KABUPATEN
BARRU, SULAWESI SELATAN
Oleh: Ir. H. Anwar Sulili, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Barru, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani dalam
pengembangan kawasan agropolitan, dan mengetahui bentuk partisipasi yang diharapkan petani dalam
pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Barru. Penelitian ini merupakan penelitian survey,
dengan responden sebanyak 120 orang petani. Analisa data menggunakan tabel frekuensi dan analisis
korelasi chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam pengembangan kawasan
agropolitan masih rendah, faktor kemauan dan kesempatan berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi
petani dalam pengembangan kawasan agropolitan, sedangkan faktor kemampuan tidak berhubungan
secara nayata, bentuk partisipasi yang diharapkan petani antara lain: pelibatan penuh terhadap semua
kegiatan agropolitan, pelibatan petani diarahkan pada kemandirian dan berkelanjutan, peran pemerintah
sebagai fasilitator, teknologi yang dikembangkan bersifat spesifik lokasi dan ramah lingkungan,
pengembangan proses belajar partisipatif, dan penguatan kelembagaan petani.
Kata kunci : Partisipasi, petani dan agropolitan

BIDANG KAJIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN TEKNOLOGI
03.1

ANALISIS LOGAM BERAT Pb, Cu DAN Cd DALAM KERANG DARAH (Anadara granosa) YANG
DIPASARKAN DI KOTA MAKASSAR
Oleh : Dra. Rohani Bahar
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan analisis logam berat Pb, Cu dan Cd pada kerang
darah (Anadara granosa) yang dipasarkan di kota Makassar. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
Spektroskopi Serapan Atom.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kosentrasi Pb: 0,0 – 8,77 mg/L, Cu 0,08 – 0,84 mg/L dan Cd:
0,06 – 2,67 mg/L. Jika dibandingkan dengan nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh FAO/WHO
dapat disimpulkan bahwa nilai yang diperoleh untuk logam Pb sebagaian besar belum melebihi nilai
ambang batas yang telah ditetapkan , sedangkan hasil analisis Cu berkisar 0, 08 – 0,84 mg/L belum
melewati nilai ambang batas. Untuk logam Cd berkisar 0,06 – 2,67 mg/L telah melewati nilai ambang
batas yang telah ditetapkan.
Kata kunci : Logam berat Pb, Cu, Cd, kerang darah dan Anadara granosa

03.2
ANALISIS LOGAM BERAT Pb DAN Cu DALAM KERANG DARAH (Anadara granosa)
DI PERAIRAN TANJUNG BUNGA MAKASSAR
Oleh : Ir. Adiba Arief, M.P.
Telah dilakukan penelitian analisis logam berat Pb dan Cu dalam kerang darah (Anadara granosa)
di perairan Tanjung Bunga. Kerang darah kelompok ukuran lebih kecil. Kandungan logam Pb berkisar :
1,00 – 1,83 mg/kg dan Cu. 0,30 – 0,45 mg/kg. Sedang kelompok kerang darah ukuran lebih besar
kandungan Pb berkisar : 2,20 –3,85 mg/kg, dan Cu : 2,04 – 2,11 mg/kg.
Hasil menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cu masih berada di bawah ambang batas
untuk kelompok kerang darah ukuran kecil, sedangkan untuk kelompok ukuran besar logam Pb dan Cu
sudah berada di atas amabang batas.
Kata kunci : Kandungan logam berat, Pb, Cu, kerang darah dan Tanjung Bunga

03.3
PENENTUAN ASAM AMINO ESENSIAL DALAM LIMBAH
PEMBUATAN MINYAK KELAPA “BLONDO“
Oleh : Dra. Rugayah Arfah, M.Si.
Blondo merupakan salah satu sumber protein nabati yang dapat diperoleh dengan mudah, belum
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Karena manfaat dan nilai gizinya belum diketahui, maka selama ini
blondo hanya dijadikan makanan ternak dan sambel. Telah dilakukan penelitian penentuan asam amino
esensial dalam “blondo” dengan tujuan untuk mengatahui jenis dan kadar asam amino esensial yang
terkandung dalam blondo, mengetahui pengaruh pembuatan minyak terhadap kandungan asam amino
esensial blondo. Analisis asam amino dilakukan dengan cara KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa blondo fermentasi dan blondo tanak masing-masing
mengandung 9 (sembilan) asam amino esensial, blondo tanak masing-masing mengandung lysin 1,17%
leusin 2,07%, isoleusin 1,14% fenil alanin 1,39%, valin 1,73% meteonin 0,35% arganin, 4,96% threonin
1,00% dan histidin 1,01%, sedang blondo minyak fermentasi mangandung lysin 2,50%, leusin 5,33% .
isoleusin 3,02%, fenil alanin, 3, 62% , valin 4,42% metonin 1,34% ,arganin 10,95%, threonin 2,95% dan
histidin 2, 35%.
Kata kunci : Asam amino esensial, blondo dan KCKT

03.4
PETROLOGI DAN GEOKIMIA OFIOLIT BANTIMALA
KABUPATEN PANGKEP SULAWESI SELATAN
Oleh : Ir. Ulva Ria Irfan, M.T.
Pemecahan masalah petrologi komplek ofiolit memerlukan penelitian di lapangan dan penelitian di
laboratorium. Penelitian dilaboratorium terhadap contoh-contoh batuan yang diperoleh dari penelitian
lapangan mencakup analisis petrografi yang dilakukan di laboratorium Mineral Optik pada jurusan geologi
Unhas.
Himpunan batuan ofiolit bantimala terdiri dari batuan ultrabasa (peridotit serpentinit), intrusi (basalt,
trakit) dan batuian sedimen pelagic (rijang, serpih, batugamping). Di dalam komplek ofiolit ditemukan pula
bongkah-bongkah batuan lainnya seperti sekis mika, rijang dan batuan intrusi intermedit hingga asam.
Ofiolit tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis ofiolit incomplete atau tidak lengkap dan dismembered
atau terpisah.
Batuan ultrabasa di daerah bantimala juga ditemukan bersama dengan batuan metamorf
bertekanan tinggi seperti sekis hijau dan biru. Batuan metamorf tersebut terjadi pada temperatur 350oC 520oC dan tekanan 18 kB (0,8GPa) – 18 Kb (1,8 Gpa), hal ini dapat terjadi pada proses subduksi. Tetapi
berdasarkan hasil analisis kimia batuan ini tidak kogenetik, jadi tercampur secara tektonik pada terjadi
subduksi.
Kata kunci : Petrologi, geokimia, ofiolit dan bantimala

BIDANG KAJIAN
KELAUTAN

ILMU

PERTANIAN,

PETERNAKAN

DAN

PERIKANAN/

04.1
KARAKTERISASI LEMAK KAKAO (Butter Cocoa) DARI BIJI KAKAO
HASIL PERKEBUNAN RAKYAT DI SULAWESI SELATAN
Oleh : Ir. Jumriah Langkong, M.S.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakterisasi lemak kakao hasil perkebunan rakyat di
Kabupaten Soppeng dan Bulukumba Sulawesi Selatan. Penelitian ini di lakukan di dua daerah Kabupaten
(Soppeng dan Bulukumba), dilakukan analisa sifat fisiko kimia (karakterisasi) lemak kakao meliputi: kadar
air, bilangan Iod, kadar asam lemak bebas dan komposisi asam lemak.
Hasil analisa menunjukkan bahwa kadar air, bilangan Iod, kadar asam lemak bebas dan komposisi
asam lemak dipengaruhi secara nyata (p 0,05) oleh kedua jenis kakao, dari Kabupaten Soppeng dan
Kabupaten Bulukumba.
Kualitas lemak kakao terbaik di peroleh dari biji kakao Soppeng (lindak) dan Bulukumba (mulia)
pada lama pengukuran 15 menit meliputi: kadar air, bil Iod, asam lemak bebas dan komposisi asam lemak
berturut-turut : 0,33%, 031%, 31, 07g/100g 30,74 g/100g, 1,64%, 1,59% dan 38,89%.
Kata kunci : Karakterisasi, lemak kakao dan perkebunan rakyat

04.2
KEAWETAN ALAMI KAYU JATI (Tectona grandis L.F) TRUBUSAN DAN ANAKAN TERHADAP
SERANGAN BINATANG LAUT
Oleh : Astuti Arif, S.Hut., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keawetan alami kayu jati (Tectona grandis L) yang
berasal dari trubusan dan anakan terhadap serangan penggerek kayu di laut. Penelitian eksperimental ini
menggunakan rancangan tersarang (Nested) dengan 3 faktor dan 3 ulangan. Data pengurangan bobot
sampel uji dianalisis ragam dan uji beda nyata jujur. Variabel lain yang diamati adalah ratio kayu gubal dan
kayu keras, aktivitas dan identifikasi jenis organisme dan intensitas serangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keawetan alami kayu jati setelah diuji di perairan Pulau
Barrang Lompo selama 3 bulan, yang berasal dari pemudaan anakan relatif sama dengan trubusan, ini
ditandai oleh pengurangan bobot yang relatif sama dan intensitas serangan sedang. Perbedaan pohon
dalam satu jenis dan posisi kayu dalam batang mempengaruhi keawetan alami kayu jati terhadap serangan
penggerek. Keberadaan zat ektraktif dalam kayu teras berperan dalam meningkatkan ketahanan kayu.
Jenis organisme penggerek kayu yaitu jenis Teredo bartchii Clapp dan Bancia ceiba.
Kata kunci : Keawetan, kayu jati, Teredo bartchii dan Bankia ceiba

04.3
UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SINKRONISASI BERAHI
PADA TERNAK SAPI MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI RADIOIMMUNOASSAY (RIA)
Oleh : Muhammad Yusuf, S.Pt.
Penerapan teknologi radioimmunoassay (RIA) sebelum pelaksanaan sinkronisasi berahi akan
memberikan petunjuk mengenai status fisiologi reproduksi dan kemudian dapat menentu-kan preparat
hormon yang tepat untuk perlakuan pada ternak yang bersangkutan. Tujuan pe-nelitian ini adalah untuk
mengetahui status fisiologi reproduksi ternak sapi sebelum pelaksanaan sinkronisasi berahi serta untuk
mengetahui penggunaan preparat hormon yang tepat pada pelaksanaan sinkronisasi berahi pada ternak
sapi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 10 ekor sapi. Sebelum pelaksanaan sinkronisasi
berahi, pengambilan sampel darah dilakukan pada interval waktu sepuluh hari, kemudian dianalisa dengan
menggunakan teknlogi RIA untuk menentukan status fisiologi reproduksi masing-masing ternak sapi.
Bedasarkan status fisiologi reproduksi 10 ternak sapi percobaan dapat dikelompokkan 3 katagori
yakni 2 ekor bunting dengan kosentrasi progesteron tinggi, 7 ekor dengan siklus normal, 4 ekor kosentrasi
tinggi-rendah dan 3 ekor rendah-tinggi, dan 1 ekor anoestrus dengan kosentrasi progesteron rendahrendah (0,14ng/ml dan 0,24ng/ml) Hasil analisa RIA sama dengan hasil recording. Semua ternak
menunjukkan gejala berahi setelah sinkronisasi, 87% diantaranya ovulasi, 50% bunting pada IB pertama,
75% pada kedua dan 100% tercapai pada IB ketiga.
Kata kunci : Sinkronisasi, berahi, sapi, Radioimmunoassay dan RIA

04.4
STUDI PENGGUNAAN DOSIS DAN FREKUENSI VAKSIN WSSV
UNTUK MENANGGULANGI PENYAKIT WSSV PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon)
Oleh : Ir. Sriwulan, M.P.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis dan frekuensi vaksin WSSV serta
pengaruh kombinasi dosis dan frekuensi vaksin virus WSSV terhadap peningkatan daya tahan tubuh
pascalarva udang windu serta kerusakan jaringan pascalarva udang oleh infeksi WSSV. Vaksin diperoleh
dari ekstrak virus WSSV yang diinaktifkan dengan formalin 1%. Pascalarva dipelihara dalam air laut 27 ppt
dan diberi pakan komersil 50% dari biomassa 3 kali sehari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap pola faktorial. Dosis vaksin WSSV adalah 10%, 15%, 20 %, 25 % dan 30% dari nilai LC50 48 jam
(4, 7 mL) , sedangkan frekuensi pemeberian vaksin adalah 1, 2, 3 kali dengan selang waktu 4 hari yaitu
pada hari 0, 4 dan 8 dan pada hari ke 12 diuji tantang dengan filtrat virus WSSV sebanyak 4,7 ml.
Parameter yag diamati adalah sintasan, relative percent survival (RPS), dan histopatologi. Hasil penelitian
menujukkan bahwa pada semua jam pengamatan perlakuan dosis dan frekuensi vaksin serta kombinasi
tidak berpengaruh nyata terhadap sintasan, kecuali pada pengamatan jam ke 30, perlakuan disis 20%
berbeda nyata denga disis 30%, begitu pula dengan nilai RPS dan fotomikrograf histologi menunjukkkan
bahwa perlakuan dosis 20% dengan frekuensi 3 kali pada jam ke 30 memberikan hasil yang terbaik.
Kata kunci : Larva udang windu dan vaksin virus WSSV

04.5
KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN
DI PERAIRAN PULAU BARRANG LOMPO, SULAWESI SELATAN
Oleh : Yayu Anugrah La Nafie, S.T., M.Sc.
Padang lamun merupakan ekosistem perairan dangkal yang kompleks, memiliki produktivitas
hayati yang tinggi, dan merupakan sumberdaya laut yang penting baik secara ekologis maupuin secara
ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan potensi ekosistem padang lamun di
Pulau Barrang Lompo, serta mengkaji hubungan antara fenomena pasang surut menurut siklus bulan
dengan kelimpahan dan jumlah jenis juvenil fauna nekton yang berasosiasi didalamnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penutupan lamun yang tinggi tidak memberikan kelimpahan dan jumlah jenis juvenil
ikan yang tinngi, dan ternyata pada saat bulan gelap kelimpahan juvenil ikan lebih tinggi dari pada saat
bulan terang. Berdasarkan jenis-jenis juvenil ikan yang ditemukan ternyata padang lamun memiliki potensi
yang besar sebagai daerah asuban berbagi jenis juvenil ikan ekonomis penting diantaranya ikan kerapu,
beronang, ikan merah, ikam ekor kuning dan berbagai jenis udang putih.
Kata kunci : Ekosistem, padang lamun, juvenil, ikan dan pasang surut

04.6
METODE TRANSPLANTASI SPONS LAUT JENIS Aaptos aaptos SCHMIDT
DENGAN TEKNIK FRAGMENTASI
Oleh : Dr. Ir. Chair Rani, M.Si.
Spons laut telah diketahui mengandung senyawa bioaktif yang cukup banyak, namun ada
beberapa ancaman yang dapat mmengancam sumber daya ini, yaitu peningkatan degradasi lingkungan
(terumbu karang), penurunan populasi akibat ekstrasi sumber daya termasuk dalam pencairan senyawasenyawa baru dan untuk hiasan aquarium, dan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
metode transplantasi terbaik spons laut berdasarkan sintasan dan pertumbuhan dan menguraikan
keterkaitan antara pertumbuhan dan faktor lingkungan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis secara deskriptif
peubah sintasan antara tiga metode yaitu ;Metode Ikat (MI), Metode Jaring (MJ) dan Metde Tusuk (MT)
pada masing-masing habitat. Pertumbuhan pada tiga habitat dianalisis pada Metode Jaring dengan uji tStudent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode jaring memberikan sintasan dan pertumbuhan yang
terbaik dengan nilai rataan masing-masing 7,12  2,85 mm dan 100% Rataan pertumbuhan mutlak
bulanan sdpons antara tiga habitat pada MJ tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pertumbuhan
Aaaptos aaptos yang tinggi terjadi di habitat karang hidup dan karang mati di bulan Juli dan September.
Pertumbuhan yang tinggi tersebut terkait dengan BOT, NO3 dan PO4 yang cukup tinggi, sedangkan
pertumbuhan yang rendah terjadi di daerah berpasir pada semua bulan yang terkait dengan kekeruhan dan
kecepatan arus yang tinggi.
Kata kunci : Spons, transplatsi, Aaptos aaptos dan frakmentasi

BIDANG KAJIAN ILMU KESEHATAN
05.1
ANALISIS GANGGUAN DENSITAS MASSA TULANG PENDERITA EPILEPSI
YANG MENDAPAT PENGOBATAN FENITOIN DAN ATAU FENOBARBITAL
DENGAN MORFOMETRI METAKARPAL
Oleh : dr. Jumraini T, S.Ked.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gangguan densitas massa tulang (DMT) penderita
epilepsi yang mendapat pengobatan fenitoin dan atau fenobarbital jangka panjang dan hubungannya
dengan umur, jenis kelamin, dan lama pengobatan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis Cross Sectional Styudy yang dilakukan ter-hadap 60
sampel. Penilaian DMT dengan morfometri metakarpal dilakukan setelah mengeksklusi penyakit yang
dapat menimbulkan gangguan DMT. Untuk melihat hubungan digunakan chi- square dengan tingkat
keterpercayaan 95% (p 0,05).
Hasil penlitian menunjukkan terdapat osteopenia 19 orang (31,6%), osteoporosis 3 orang (5,0%)
pada umur antara 20-45 tahun. Tidak ada hubungan bermakna antara kelompok umur dan gangguan
DMT dengan p = 0,097. Ada hubungan bermakna antara lama pengobatan dan gangguan DMT dengan p
= 0,027, tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan gangguan DMT dengan p = 0, 519.
Terdapat hubungan bermakna antara lama pengobatan dan terjadinya gangguan DMT pada penderita
epilepsi yang mendapat pengobatan fenitoin dan atau fenobarbital jangka panjang, tidak ada hubungan
bermakna antara gangguan DMT dan kelompok umur, maupun jenis kelamin.
Kata kunci : Fenitoin, fenobarbital, Epilepsi dan DMT.

05.2
HIPERAKTIFITAS SARAF SIMPATIS
PADA WANITA HAMIL PREEKLAMPSIA
Oleh : dr. Irfan Idris, M.S.
Telah dilakukan penelitian tentang hiperaktifitas simpatis pada ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di Rumah Sakit St. Fatimah Makassar, dengan tujuan untuk membuktikan terjadinya
hiperaktifitas simpatis berhubungan dengan beratnya preeklampisia. Dari 78 ibu hamil yang diambil
sebagai sampel,terdapat 21 orang sampel yang berhasil diikuti sampai bersalin dan ditemukan bahwa
hiperaktifitas simpatis (hipereaktor) terjadi pada 14 orang sampel. Dan dari 14 sampel yang mengalami
hiperaktifitas simpatis ditemukan 6 orang yang mengalami preklampsia dan 8 orang normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hiperaktifitas simpatis dengan
kejadian preklampsia (p< 0,05). dan dibutuhkan kehadiran faktor lain (disfungsi endotel, genetic) untuk
menimbulkan gejala preeklampsia. Demikian juga bahwa umur ibu hamil > 30 tahuin dan ibu primipara
merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia.
Kata kunci : Hiperaktifitas, simpatis, hipereaktor, hiporeaktor, dan CPT

05.3
PERANAN TE H HIJAU TERHADAP PERBAIKAN STATUS JARINGAN
PERIODONTAL PENDERITA DIABETES MELLITUS
Oleh : drg. Asmawati, M.Kes
Teh hijau telah diketahui, diuji dan digunakan untuk mengontrol gula darah penderita diabetes
mellitus, juga secara laboratoris telah dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutanis yang banyak dijumpai pada ronnga mulut.
Pada penelitian ini dilakukan uji klinik penggunaan teh hijau untuk melihat pengaruhnya terhadap
status jaringan periodontal pada penderita penyakit diabetes mellitus type II, jumlah sampel pada penelitian
ini sebanyak 20 orang yang dibagi dalam dua kelompok yakni 10 orang yang mmendapat perlakuan
meminum teh hijau kemudian 10 orang yang lainnya menerima placebo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara klinik teh hijau mempunyai pengaruh terhadap
perbaikan status jaringan periodontal. Hal ini dibuktikan dengan pengujian statistik dengan menggunakan
uji Friedman test dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan mengguna-kan  < 0,05 hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok yang meminum the hijau dengan
kelompok placebo pada hari ke 30 dan hari ke 44 setelah perlakuan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa teh hijau dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif penyakit periodontal penderita diabetes
mellitus.
Kata kunci : Teh hijau, periodontal dan diabetes mellitus

05.4
PENGARUH pH DAN KOSENTRASI ASAM LAKTAT
TERHADAP DEMINERALISASI EMAIL GIGI
Oleh : Drs. Abd. Wahid Wahab, M.Sc.
Proses pelarutan email gigi oleh asam, dapat menyebabkan terjadinya kries gigi. Hal ini
disebabkan oleh makanan yang mengandung karbohidrat yang dikonsumsi dan apabila tersisa di dalam
mulut mengalami fermentasi oleh pengaruh mikroorganisme dan membentuk asam-asam organik (asam
laktat). Asam laktat dapat menyebabkan terjadinya proses pelarutan email gigi (Demineralisasi).
Untuk mengetahui kondisi pH dan kosentrasi asam laktat optimum yang menyebabkan proses
pelarutan email gigi , dapat dilakukan penelitian dengan mengukur pada pH 5.0 sesuai pH mulut dan
kosentrasi asam laktat 0,1 M- 1,0 M terhadap preses pelarutan meneral email gigi.
Mineral email gigi yang terlarut ditentukan dengan metode Spektrofotometer UV-Vis dan
Spektrofotometer Serapan Atom. Dari penelitian ini dapat diketahui pula bahwa semakin tinggi kosentrasi
asam laktat dan semakin lama waktu kontak antara gigi dengan asam laktat, maka semakin tinggi
kosentrasi Kalsium dan Fosfat yang dihasilkan sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya proses
demineralisasi gigi.
Kata kunci : Asam laktat, demineralisasi dan gigi

05.5
PENGARUH pH DAN KOSENTRASI ASAM CUKA
TERHADAP DEMERALISASI EMAIL GIGI
Oleh : Drs. Musa Ramang, M.Si.
Proses pelarutan email gigi oleh asam, dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Hal ini
disebabkan oleh makanan yang mengandung karbohidrat yang dikonsumsi dan apa bila tersisa di dalam
mulut mengalami fermentasi oleh pengaruh mikroorganisme dan membentuk asam-asam organik (asam
cuka). Asam cuka dapat menyebabkan terjadinya proses pelarutan email gigi (demineralisasi)
Untuk mengetahui kondisi pH dan kosentrasi asam cuka optimum yang menyebabkan proses
pelarutan email gigi, da[pat dilakukan penelitian dengan mengukur pada pH 5.0 sesuai pH mulut dan
kosentrasi asam cuka 0,1 M - 1,0 M terhadap proses pelarutan mineral email gigi. Mineral email gigi yang
terlarut ditentukan dengan metode Spektrofotometer UV-Vis dan Spektrofotometer Serapan Atom. Dari
penelitian dapat dikehui bahwa semakin tinggi kosentrasi asam cuka dan semakin lama waktu kontak
antara gigi dengan asam cuka, maka semakin tinggi kosentrasi Kalsium dan Fosfat yang dihasilkan
sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya proses demineralisasi gigi.
Kata kunci : Asam cuka, demineralisasi dan gigi

05.6
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA MINYAK ATSIRI
DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBANYA
Oleh : Mufidah, S.Si., M.Si., Apt.
Dalam rangka pengembangan obat tradisional, telah dilakukan isolasi dan uji aktivitas antimikroba
minyak atsiri daun legundi (Vitex trifolia, L.) familia Verbenaceae. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi, menganalisis dan menguji aktivitas antimikroba minyak atsiri daun legundi. Isolasi dilakan
dengan alat destilasi Stahl, diperoleh minyak atsiri sebanyak 0,02% v/b daun segar dan 0,08% v/b daun
kering. Dari interpretasi data GC-MS tampak adanya 1,8 –Cineole (17,83%), α-terpinyl-acetate (8,38%),
-caryophyllene (22,61%), caryophyllene oxide (5,83%) dan Veridiflorol (8,78%) yang merupakan
senyawa golongan terpenoid (monoterpen dan sekuiterpen). Analisis ini sesuai profil kromatogram hasil
KTL menggunakan fase diam silica gel GF254 dan fase gerak heksan-etilasetat (5 : 0,5), yaitu terdapat 5
spot besar berwarna ungu pada penyemprotan dengan CcSO4. Uji antimikroba dengan metode difusi
agar terhadap bakteri uji E.coli S. aureus, Salmonella sp, dan Candida sp. menunjukkan bahwa minyak
atsiri memiliki daya antimikroba yang lemah dengan nilai kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh
minimum (KBM) sebesar 70% pada uji dengan metode dilusi.
Kata kunci : Daun legundi, minyak atsiri dan aktivitas antimikroba