02.Jurnal KEPEMIMPINAN SPIRITUAL KEPAL

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

KEPEMIMPINAN SPIRITUAL KEPALA SEKOLAH DALAM
MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU
Mochamad Fadlani Salam
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam
Kampus II, Jl. Cimencrang - Panyileukan, Bandung, Jawa Barat 40292, Indonesia
elfadlan@gmail.com
ABSTRACT
One of the causes of the declining quality of education is the lack of
professionalism of principals. Components in improving the quality of education
are professional teachers. Professionalism will be realized one of them with the
support of principals who have substantive spiritual leadership and instrumental.
This research uses descriptive qualitative approach. This research is to know the
concept of spiritual leadership at educational institution. The three supporters of
spiritual power are the quality of human resources (jism al-salim), the quality of
spirituallity (aql al-salim), and the moral quality (nafs al-mutmainnah). Three
materiality buffers are qalbun maridl, qalbun mayyit and nafs lawwamah. The

principal's effort to develop teacher professionalism is not only to work on the
competencies, and not only to influence the teacher to practice his competence,
but to have spiritual leadership based on religious ethics inspired by God's ethical
behavior in leading his creatures, carrying humanization mission (amar ma'kruf),
liberalization (nahi munkar), and transcendence (evoking faith). The key terms of
the spiritual leader are; leader as a shepherd (murrabi), purifier and inspiration,
prosperity, entrepreneur, and empowerment.
Keywords: Spiritual Leadership, Headmaster, Teacher Professionalism
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepemimpinan telah banyak diperbincangkan sebagai salah satu faktor yang
menentukan

keberhasilan

perusahaan

atau

organisasi,


maka

dari

itu

kepemimpinan bukanlah konsep atau fenomena baru dalam kehidupan kerja dan
usaha, melainkan pemahamannya sangat bervariasi. Orang masih sering
menginterpretasikan kepemimpinan secara berbeda-beda. Hal ini dapat dipahami
karena kepemimpinan itu bersifat kontekstual.
Organisasi lembaga pendidikan yang salah satu unitnya adalah sekolah, telah
kita ketahui bahwa begitu banyak masalah yang muncul karena minimnya kualitas
10

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…


dan kapabilitas kepemimpinan, namun disamping itu, organisasi lembaga
pendidikan harus menjadi sebuah wahana untuk pengembangan diri seseorang
agar menjadi manusia yang lebih baik. Profesionalitas guru, ketertiban dalam
urusan administrasi, kemampuan manajerial guru dan kepala sekolah, masih
menjadi problem yang cukup sering kita temui di organisasi lembaga pendidikan.
Padahal kapabilitas seorang pemimpin sangat dituntut agar memiliki kemampuan
menggerakkan seluruh stakeholder di satuan pendidikan dalam melaksanakan
aktivitas lembaganya, sehingga dapat tercapai tujuan lembaganya sesuai dengan
apa yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri.
Menurut Ahmad kepemimpinan kepala sekolah merupakan bagian terpenting
dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah. Pengelolaan sekolah yang dipimpin oleh
kepala sekolah akan tergambar atau tercermin dari hasil belajar siswa. Ada berapa
hal yang dapat mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah antara lain; 1) harus
memiliki pengetahuan tentang manajemen, 2) memiliki ketahanmalangan dalam
melaksanakan tugas lain, (3) memiliki budaya organisasi (Syarwani, 2016, p.
101). Sedangkan menurut Mulyasa, dari laporan Bank Dunia menyatakan bahwa
salah satu penyebab makin menurunnya mutu pendidikan persekolahan di
Indonesia adalah kurangnya profesionalisme kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan di tingkat lapangan (Mulyasa, 2005, p. 42).

Selanjutnya, komponen yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan adalah tenaga kependidikan dalam hal ini guru yang mempunyai peran
strategis dalam membentuk pengetahuan, keterampilan dan karakter siswa.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Permendiknas No. 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Profesi Guru, dan
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
salah satu simpul yang sangat strategis dan sejalan dengan tuntutan pembaharuan
sistem manajemen sebagai upaya membangun standarisasi pendidikan nasional di
era global adalah masalah profesionalisme guru dan kepemimpinan pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas sangat membutuhkan guru yang
profesional sehingga nantinya akan menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas
juga. Menjadi guru yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa ada
11

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…


upaya untuk meningkatkannya, salah satunya dengan adanya dukungan dari
kepala sekolah yang merupakan pihak yang mempunyai peran penting dalam hal
ini, karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program
pendidikan di sekolah.
Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu dan cara pengajaran,
akan tetapi mampu memotivasi siswa dan membelajarkan siswa secara efektif
serta memiliki keterampilan tinggi dan wawasan luas terhadap dunia pendidikan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, bahwa kompetensi guru
sebagai agen pembelajaran meliputi: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi
kepribadian, 3) kompetensi profesional dan 4) kompetensi sosial. Profesionalisme
guru sangat didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.
Tulisan ini mencoba mengemukakan gaya kepemimpinan spiritual kepala
sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru di lembaga pendidikan
dasar dan menengah. Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang
membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual (keilahian). Spiritulitas
oleh para futurolog seperti Aburdene dan Fukuyama dikatakan sebagai abad nilai
(the value age). Dalam perspektif sejarah Agama Islam, spiritualitas telah terbukti
menjadi kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan individu-individu yang
memiliki integritas dan akhlaqul karimah, yang keberadaannya bermanfaat
(membawa kegembiraan) kepada yang lain.

Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1.

Apakah kepemimpinan spritual itu?

2.

Bagaimanakah konsep dasar kepemimpinan dalam lembaga pendidikan?

3.

Bagaimanakah

kepemimpinan

spiritual

kepala


sekolah

dalam

mengembangkan profesionalisme guru?
Tujuan Penulisan
Tulisan ini memiliki tujuan yang bersifat ilmiah maupun bersifat akademis.
Pertama, mengetaui konsep dasar kepemimpinan pendidikan. Kedua, mengetahui
12

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

konsep kepemipinan spiritual secara teoritis dalam organisasi lembaga
pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA

Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan dan kelebihan pada satu bidang, sehingga ia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan (Kartono, 1994, p. 33).
Adapun

kepemimpinan,

para

peneliti

biasanya

mendefinisikan

“kepemimpinan” menurut pandangan pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena
dari kepentingan yang paling baik bagi para pakar yang bersangkutan. Bahkan
stogdil membuat kesimpulan, bahwa: There are almost as many definitions of

leadership as there are persons who have attempted to define the concept. (Yukl,
1981, p. 5).
Model Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah
Kepempinan

spiritual

dapat

dikategorikan

dalam

dua

model;

a)

kepemimpinan spritual substantif dan b) kepemimpinan spiritual instrumental.

Kepemimpinan spirritual substantif, yaitu kepemimpinan spiritual yang lahir dari
penghayatan spiritual sang pemimpin dan kedekatan pemimpin dengan realitas
Ilahi dan dunia ruh. Model kepemimpinan spiritualnya muncul dengan sendirinya
dan menyatu (built in) dalam kepribadian dan perilaku kesehariannya dan karena
itu bersifat tetap. Weber menyebut tindakan kepemimpinan spiritual substantif
sebagai tindakan rasionalitas yang berorientasi nilai (wertrationalitat), yaitu
tindakan rasional yang berdasar dan berorientasi nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya secara absolut. Pelaku memiliki komitmen dan dedikasi sedemikian
rupa terhadap nilai itu dengan tanpa mempertimbangkan apakah nilai-nilai itu
benar-benar absolut atau ada nilai-nilai alternatif lainnya (Johnson, 1994, p. 221).
Kepemimpinan spiritual instrumental, yaitu kepemimpinan spiritual yang
dipelajari dan kemudian dijadikan gaya atau model kepemimpinannya. Gaya
spiritual dalam kepemimpinannya muncul karena tuntutan eksternal dan menjadi
13

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…


alat atau media untuk mengefektifkan perilaku kepemimpinannya. Kepemimpinan
spiritual

instrumental

bersifat

tidak

abadi

dan

sekiranya

konteks

kepemimpinannya berubah, maka model kepemimpinanya berubah pula. Weber
berpendapat bahwa sebuah tindakan (gaya kepemimpinan spiritual) yang lahir dari
sebua pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan
tindakan itu dan alat yang digunakan untuk mencapainya merupakan tindakan
rasionalitas instrumental (zweckrationalitat) dan merupakan tindakan rasionalitas
yang paling tinggi (Tobroni, 2010, p. 177).
Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata profesi. Mc Cully dalam Yusutria
mengartikan profesi adalah “a vocation in which professed knowledge ofsome
departement of learning or science isused in its aplication to the affairs of others
or in the practice of an art founded upon it”. (Yusutria, 2017, p. 41).
Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting
yang diatur dalam UU Tentang Guru dan Dosen Pasal 7 dan 8, yaitu kompetensi
guru (kompetensi profesional), sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Ketiga
faktor tersebut, disinyalir berkaitan erat dengan maju-mundurnya kualitas
pendidikan di Indonesia.
Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang kepemimpinan spiritual dilakukan oleh Gay Hendricks dan
Kate Ludeman yang mewawancarai sejumlah mistikus korporate yang merupakan
direktur dan CEO dari perusahaan-perusahaan terkemuka di Amerika Serikat.
Hendrick dan Ludman menyimpulkan bahwa para direktur dan CEO adalah
orang-orang suci, mitikus atau sufi yang sangat etis dalam mengembangkan
perusahaannya. (Hendricks Gay & Ludeman, 1996, p. 8).
Adapun penelitian tentang kepemimpinan efektif kepala sekolah dalam
mengembangkan profesionalisme guru oleh Anizah dan Winda Fitri Maretta
(Peneliti Independen Program Studi Manajaemen Pendidikan Universitas PGRI
Palembang), bahwa kepemimpinan efektif kepala sekolah dalam mengembangkan
profesionalime guru maka upayanya adalah memberdayakan kompetensi guru,
14

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

pemenuhan syarat-syarat guru professional, penciptaan karakteristik guru
profesional

yang

dibuktikan

dengan

adanya

implementasi

administrasi

pembelajaran serta didukung oleh adanya sarana dan prasaran pembelajaran yang
memadai. Bahwa dengan pemberdayaan kompetensi guru merupakan gambaran
tentang apa yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pekerjaannya, terkait
kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional (Anizah & Fitri Maretta, 2017, p. 104).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Menurut Arikunto penelitian deskriptif merupakan
penelitian bukan eksperimen karena tidak dimaksudkan untuk mengetahui akibat
dari suatu perlakuan, tetapi bermaksud menggambarkan atau menerangkan gejala
“apa adanya” tentang suatu variabel (Arikunto, 2010, p. 250).
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan

pendidikan

adalah

kepemimpinan

yang

berdasarkan

ketentuan peraturan perundangan dan standar pendidikan. Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik
Indonesia adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa.” Ketentuan tersebut
kemudian dijabarkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945.
Pasal tersebut secara operasional dijabarkan dalam Undang-UndangNomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) yang kemudian
dirinci pelaksanaannya dalam Peraturan Pemcrintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Pengelolaan dan
penyelenggaran pendidikan dilaksanakan berdasarkan standar pendidikan yang
diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Wirawan, 2013, p. 531). (Lihat Gambar.1).
Kepemimpinan pendidikan merupakan kepemimpinan yang berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Lembaga pendidikan mengajarkan ilmu pengetahuan
15

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

dan teknologi, kebenaran ilmu, manfaat ilmu dan penerapan pengetahuan dalam
semua bidang kehidupan manusia. Apa yang dipikirkan, dirancang dan
dilaksanakan oleh pemimpin pendidikan tidak boleh bertentangan dengan norma
dan nilai-nilai ilmu pengetahuan. Cakupan dari ilmu kepemimpinan pendidikan
meliputi

kepemimpinan

pendidikan

formal

dari

taman

kanak-kanak,

kepemimpinan pendidikan dasar dan menengah sampai kepemimpinan pendidikan
di perguruan tinggi – kepemimpinan pendidikan di pendidikan nonformal dan
pendidikan informal (Wirawan, 2013, p. 532).
UUD 1945


Pembukaan:
mencerdaskan
kehidupan Bangsa



Pasal 31

UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan penyyelenggaraan Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan

Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi

Kepemimpinan Pendidikan

Gambar 1. Dasar Kepemimpinan Pendidikan
Sumber: Wirawan (2013:532)

Hakikat Spiritualitas dalam Kepemimpinan Pendidikan
Istilah kepemimpinan spiritual (spiritual leadership) adalah istilah yang bisa
menimbulkan banyak arti. Istilah kepemimpinan telah banyak dikenal secara
akademik. Ketika kata kepemimpinan dirangkai dengan kata “spiritual” menjadi
16

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

“kepemimpinan spiritual” istilah itu memiliki spektrum pengertian yang sangat
luas (Hosein Nasr, 2002, pp. xxii–iii).
Makna inti dari kata spirit berikut kata jadiannya, seperti spiritual dan
spiritualitas adalah bermuara kepada kehakikian, keabadian dan ruh; bukan yang
sifatnya sementara dan tiruan. Dalam perspektif islam, dimensi spiritualitas
senantiasa berkaitan secara langsung dengan realitas Ilahi, Tuhan yang Maha Esa
(tauhid). Spiritualitas bukan sesuatu yang asing bagi manusia, karena merupakan
inti kemanusiaan itu sendiri. Manusia terdiri dari unsur material dan spiritual atau
unsur jasmani dan rohani. Perilaku manusia merupakan produk tarik menarik
antara energi spiritual dan material atau antara dimensi ruhaniah dan jasmaniah
(Tobroni, 2010, p. 16).
Kepemimpinan spiritual identik dengan kepemimpinan profetik, meminjam
istilahnya Kuntowijoyo, yaitu kepemimpinan yang mengemban visi dan misi suci
sebagai sebuah panggilan kedalaman religius (ketuhanan) mengandung tiga
komponen: humanisasi/emansipasi, liberalisasi, dan transendensi atau pencerahan,
pembebasan, dan spiritualisasi (Kuntowijoyo, 1991, p. 288).
Kepemimpinan spiritual juga bisa diartikan sebagai kepemimpinan yang bisa
menjaga nilai-nilai etis dan menjunjung tinggi nilai-nilai spritual. Mereka
melakukan pekerjaan dengan cara memuaskan hati lewat pemberdayaan,
memulihkan dan menguntungkan siapa saja yang berhubungan dengannya.
Mereka tidak hanya mampu menghadirkan uang, tetapi juga hati dan jiwa mereka
dalam bekerja. Mereka terlibat sepenuhnya (involve) dalam aktivitas organisasi
pendidikan yang dipimpinnya sebagai bentuk komitennya yang paling dalam yaitu
komitmen spiritualitas (Tobroni, 2010, p. 17).
Kepemimpinan Pendidikan Dasar dan Menengah
a.

Kepala Sekolah
Menurut pasal 2 peraturan pendidikan nasional nomor 28 tahun 2010 tentang

penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah, seorang guru dapat diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah jika memenuhi persyaratan umum dan
pesyaratan khusus.
17

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

Kepala sekolah juga memiliki fungsi sebagai seorang pemimpin sekolah dan
manager sekolah atau administrator sekolah. Fungsi tersebut antara lain adalah: a)
menentukan visi, misi dan strategi sekolah, b) budaya organisasi sekolah, c) iklim
yang kondusif, d) kurikulum, e) proses pembelajaran, f) mengembangkan fasilitas
pendidikan, g) mengembangkan manajemen sekolah, h) peran manajerial, i)
mengembangkan sumber daya sekolah.
Standar kompetensi kepala sekolah/madrasah diatur oleh keputusan menteri
pendidikan nasional republik indonesia nomor 13 tahun 2007 tentang standar
kepala sekolah/madarasah. Standar kompetensi tersebut diantaranya adalah: a)
kompetensi kepribadian, b) kompetensi manajerial, c) kompetensi kewirausahaan,
d) kompetensi supervisi dan e) kompetensi sosial.
b. Guru
Undang-undang tentang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 menyatakan
bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan fornal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
Guru minimal harus memiliki empat kompentensi. Komptensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati
dan dikuasai guru dalam melaksanakan tugasnya. Keempat kompetensi tersebut
yaitu: a) kompetensi profesional, b) kompetensi pedagogik, c) kompetensi sosial,
dan d) kompetensi kepribadian. Dalam tulisan ini yang akan diuraikan hanya
terkait komptensi profesional.
Kompetensi profesional guru yang diatur dalam pasal 7 dan 8 UUTG
mengacu kepada prinsip sebagai berikut: (Wirawan, 2013, p. 555)
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan dan akhlak mulia
3) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugasnya
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
18

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesioanalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8) Memiliki

jaminan

perlindungan

hukum dalam

rnelaksanakan

tugas

keprofesionalan
9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan dan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
10) Kompetensi profesional diperoleh melalui pendidikan formal di universitas
dan program pengembangan sumber daya manusia. Untuk pendidikan formal
keguruan, untuk semua level pendidikan dasar diperlukan guru minimal
tamatan diploma IV atau sarjana S-1. Para guru juga harus mengikuti
berbagai program pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan mata
pelajaran yang di ampunya.
Gaya Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme
Guru
Diantara standar kompetensi kepala sekolah yang telah diatur oleh undangundang, model gaya kepemimpinan spiritual substantif kepala sekolah ini dapat
dikategorikan ke dalam kompetensi kepbribadiannya, adapaun kompetensi yang
lainnya seperti kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi
supervisi, dan kompetensi sosial, merupakan model gaya kepemimpinan spiritual
instrumental. Model dua gaya kepemimpinan spiritual ini tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lainnya.
Jika kepemimpinan spiritualnya muncul dalam kepribadiannya, maka akan
berimplikasi terhadap kepemimpinan spiritual instrumentalnya yang akan
berfungsi juga terhadap pengembangan profesionalisme guru di lembaganya yang
ia pimpin. Perhatikam gambar 2 berikut ini;

19

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

Dimensi Kompetensi
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Manajerial
Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi Sosial

Kepemimpinan Spiritual
Substantif
Instrumental






Gambar 2. Tabel Standar Kompetensi Kepala Sekolah dan Dua Model Gaya
Kepemimpinan Spiritual
(Sumber: Dianalisis oleh Penulis)

Pada gambar diatas, standar kompetensi kepribadian dan standar kompetensi
supervisi yang berkaitan dengan kepemimpinan dua model gaya kepemimpinan
spiritual kepala sekolah, dan sangat berperan terhadap pengembangan
profesionalisme guru. Standar kompetensi kepribadian kepala sekolah meliputi;
(Wirawan, 2013, p. 551)
1) Berakhlak Mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia, bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah/madrasah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan
Adapun yang termasuk kedalam stnadar kompetensi supervisi kepala sekolah
yaitu; (Wirawan, 2013, p. 552)
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru
2) Melakasanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat
20

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru
4)

Terkait dengan kedua standar kompetensi diatas dalam prosesnya di setiap
lembaga pendidikan, Rusdiana menyimpulkan bahwa peran dan tanggung
jawab kepala sekolah berkaitan erat dengan administrasi atau manajemen
pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan supervisi pendidikan, adalah; a)
Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader) Pendidikan; b) Kepala Sekolah
sebagai Administrator dan Manajer Pendidikan; c) Kepala Sekolah sebagai
Supervisior; d) Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Rusdiana, 2016, p. 163).
Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme guru adalah

menyelenggarakan sistem penilaian portofolio dalam konteks persiapan sertifikasi
guru untuk memperoleh sertifikat pendidik. Oleh karena itu penilaian portofolio
guru dibatasi sebagai penilaian terhadap karir prestasi guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai agen pembelajaran. Menurut Andayani dengan adanya penilaian
fortopolio melalui Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dalam bentuk
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan keprofesionalan guru dalam mengelola pembelajaran. Sebagai
dasar untuk menentukan tingkat profesionalitas guru, portofolio terdiri atas 10
komponen, yaitu (1) Kualifikasi akademik, (2) Pendidikan dan Latihan, (3)
Pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5)
penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) Karya
pengembanagn profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman
organisasi dibidang kependidikan dan sosial, dan (10) Penghargaan yang relevan
dengan bidang pendidikan. Sepuluh komponen portofolio merupakan refleksi dari
empat kompetensi guru. Setiap komponen portofolio dapat memberikan gambaran
satu atau lebih kompetensi guru peserta sertifikasi, dan secara akumulasi dari
sebagian

atau

keseluruhan

komponen

portofolio

mereflesikan

keempat

kompetensi guru yang bersangkutan adalah kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan profesional (Andayani, 2008, p. 4).

21

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

Upaya kepala sekolah untuk mengembangkan profesionalisme guru yang
telah dijelaskan diatas, bukan hanya mengerjakan kompetensi yang ada, dan
bukan hanya mempengaruhi para guru, akan tetapi kepemimpinannya harus lebih
dari itu, yaitu berbasis etika religius, kepemimpinan yang terilhami oleh perilaku
etis Tuhan dalam memimpin makhluk-makhlukNya. Ia harus mengemban misi
humanisasi (amar ma’kruf), liberalisasi (nahi munkar), dan transendensi
(membangkitkan iman).
Berikut pokok-pokok karakteristik kepemimpinan spiritual yang berbasis
pada etika religius: kejujuran sejati, fairness, pengenalan diri sendiri, fokus pada
amal shaleh, spiritualisme yang tidak dofmatis, bekerja lebih efisien,
membangkitkan yang terbaik dalam diri sendiri dan orang lain, keterbukaan
menerima perubahan, visioner tetapi ffokus pada persoalan di depan mata, doing
the right think, disiplin tetapi tetap fleksibel, santai dan cerdas, dan kerendahan
hati (Tobroni, 2010, p. 20).
Selanjutnya kekuatan spiritualitas memiliki tiga pilar penyangga: pertama,
kualitas sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang
badannya sehat dan kuat (jism al-salim), akalnya sehat, jernih dan cerdas (aql alsalim) yang kesemuanya itu akan melahirkan kualitas pribadi yang tenang dan
memiliki integritas (nafs al-mutmainnah). Kedua, kekuatan spiritualitas. Kekuatan
spiritualitas seseorang ditentukan oleh kekuatan iman, ihsan, dan taqwa. Dan
ketiga, kualitas moral. Kualitas moral adalah nilai-nilai moral yang menuntun dan
mengarahkan perilaku seseorang yang meliputi prinsip-prinsip: istiqomah,
ikhlash, jihad, dan ‘amal shalih (Tobroni, 2010, pp. 125–126).
Sebagaimana spiritualitas, materialitas juga memiliki tiga pilar penyangga,
pertama, kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang berpola pikir
jahiliyah, manusia yang hatinya sakit, kotor (qolbun maridl) dan manusia yang
hatinya mati, tidak memiliki hati nurani (qalbun mayyit) yang kesemuanya itu
akan melahirkan manusia yang tidak tenang, tidak memiliki integritas (nafsu
‘llawwamah).
Diantara guru atau para bawahan yang dipimpin oleh setiap kepala sekolah di
lembaga
22

pendidikannya

merupakan

materialitas

yang

harus

dikembang

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

profesionalismenya dari yang sakit menjadi sehat, yang kotor menjadi suci, yang
tidak memilki integritas kemudian menjadi memiliki integritas. Maka dari itu,
terdapat istilah-istilah kunci yang menggambarkan peran dan prilaku yang
dilakukan oleh pemimpin spiritual yaitu; pemimpin sebagai penggembala
(murrabi), penjernih dan pengilham, pemakmur, entrepreneur, dan pemberdaya.
(Tobroni, 2010, p. 126) Tidak hanya sekedar sebagai pemimpin (leader)
pendidikan, sebagai administrator dan manajer pendidikan, sebagai supervisior,
dan tidak hanya sekedar sebagai pendidik.
SIMPULAN
Kepemimpinan spiritual bisa diartikan sebagai kepemimpinan yang bisa
menjaga nilai-nilai etis dan menjunjung tinggi nilai-nilai spritual. Kekuatan
spiritual memiliki tiga penyangga yaitu kualitas sumber daya manusia (jism alsalim), kualitas spirituallitas (aql al-salim), dan kualitas moral (nafs almutmainnah). Begitupun dengan materialitas memiliki tiga penyangga qalbun
maridl, qalbun mayyit dan nafsu lawwamah.
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan merupakan kepemimpinan yang
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep dasar kepemimpinan dalam
lembaga pendidikan secara operasional dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) yang
kemudian dirinci pelaksanaannya dalam Peraturan Pemcrintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Pengelolaan dan
penyelenggaran pendidikan dilaksanakan berdasarkan standar pendidikan yang
diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Upaya kepala sekolah untuk mengembangkan profesionalisme guru bukan
hanya mengerjakan kompetensi yang ada, dan bukan hanya mempengaruhi para
guru untuk mengamalkan kompetensinya, akan tetapi kepemimpinannya harus
lebih dari itu, yaitu berbasis etika religius, kepemimpinan yang terilhami oleh
perilaku etis Tuhan dalam memimpin makhluk-makhlukNya. Ia harus mengemban
misi humanisasi (amar ma’kruf), liberalisasi (nahi munkar), dan transendensi
23

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

(membangkitkan iman).Adapun istilah-istilah kunci yang menggambarkan peran
dan prilaku yang dilakukan oleh pemimpin spiritual yaitu; pemimpin sebagai
penggembala (murrabi), penjernih dan pengilham, pemakmur, entrepreneur, dan
pemberdaya.

DAFTAR PUSTAKA
Andayani. (2008). Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional 1-12.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Anizah, & Fitri Maretta, W. (2017). Kepemimpinan Efektif Kepala Sekolah dalam
Mengembangkan Profesionalisme Guru. JMKSP; Jurnal Manajemen,
Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, 2, 9.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hendricks Gay, & Ludeman, K. (1996). The Corporate Mystic: A Guide Book for
Visionarities with Their Feet on the Ground terjemahan oleh Tobroni. New
York: Bantam Books.
Hosein Nasr, S. (2002). Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam. Bandung: Mizan.
Johnson, D. P. (1994). Sociological Theory Classical Founders and
Contemporary Perspectives, terjemahan oleh Robert M.Z. Lawang.
Jakarta: Gramedia.
Kartono, K. (1994). Psikologi untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri.
Jakarta: Grafindo Persada.
Kuntowijoyo. (1991). Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks
Mensukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rusdiana, A. (2016). Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan. Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Syarwani, A. (2016). Ketahanmalangan Kepemimpinan Kepala Sekolah; Salah
Satu Faktor Penentu Keberhasilan Kepala Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.
Tobroni. (2010). The Spiritual Leadership. Malang: UMM Press.
24

Vol.1, No.1 Desember 2017

Moch. Fadlani Salam

Kepemimpinan Spiritual Kepala Sekolah…

Wirawan. (2013). KEPEMIMPINAN Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi,
Aplikasi dan Penelitian Contoh Aplikasi untuk Kepemimpinan Wanita,
Organisasi Bisnis, Pendidikan, dan Militer. Jakarta: Rajawali Pers.
Yukl, G. A. (1981). Leadership In Organizations. Prentice. Hall-Inc: Englewood
Cliffs N.J 07632.
Yusutria. (2017). Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Sumber Daya
Manusia. Jurnal Curricula, 2.

25

Vol.1, No.1 Desember 2017