PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SDN KENARI.

(1)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI

(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)

UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA

KELAS V SDN KENARI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

IKA ROSMAWATI

1105553

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

2015


(2)

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI

(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)

UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA

KELAS V SDN KENARI

Oleh Ika Rosmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ika Rosmawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Ika Rosmawati, 2015

ABSTRAK

IKA ROSMAWATI (1105553), Penggunaan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,

Visual and Intellectual) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

Pada Siswa Kelas V SDN Kenari.

Dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang belum mampu menyimpulkan isi cerita dengan baik karena tidak memahami bacaan dengan baik, sehingga hasil belajar siswa rendah. Guru belum menggunakan metode membaca yang menarik bagi siswa dalam membaca pemahaman.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan membaca pemahaman siswa dan menganalisis peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Kenari.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik siklus model Kemmis dan Mc.Taggart melalui beberapa tahap yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar siswa, observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, pelaksanaannya meliputi empat tahapan yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan, dan tahap penampilan hasil. Prosentase aktivitas belajar meningkat, pada siklus I hanya mecapai 59,69% dan pada siklus II meningkat menjadi 80%. Hasil belajar siswa meningkat, prosentase tingkat penguasaan bacaan menunjukkan 67,81% pada siklus I, menjadi 80,31% pada siklus II.Dengan demikian maka penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.Pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekaatan SAVI diharapkan menjadi inspirasi bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.


(6)

ABSTRACT

IKA ROSMAWATI (1105553), Use SAVI Approach (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) Ability To Improve Reading Comprehension In Grade Students of SDN Kenari.

Motivated by the many students who have not been able to conclude the story well because they do not understand the reading well, so that student learning outcomes waslow. Teachershave not beenusingan interesting read for students inreading comprehension. This study aimed to obtain students 'reading comprehension andanalyze the improvement of students'reading comprehension class V SDN Kenari. The method usedin this researchis aClassroom Action Research(CAR) with techniquesMc. Taggart and Kemmismodel cycle through several stages ofpre-cycle, the first cycleandthe second cycle.Instruments usedin this research that tests students' learning outcomes, observation ofthe activities of teachers and students. he results showed that SAVI approach can improve students' reading comprehension, implementation includes fourphases, namely preparation phase, delivery phase, the training phase, and stage appearances results. The results showed that SAVI approach can improve students' reading comprehension, implementation includes fourphases, namely preparation phase, delivery phase, the training phase, and stage appearances results. Percentage of learning activityin creased, in the first cycle only reach 59.69% and the second cycle increased to 80%. Increased student learning outcomes, the percentage level of mastery of reading indicates67.81% in the first cycle, being 80.31% in the second cycle. Thus, theuse of SAVI approach can improve students' skills inreading comprehension. Teaching reading comprehension with SAVI approachis expected tobe an inspiration for teachers to create in novative learning especially in Indonesian learning.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Istilah ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7

1. Pendekatan SAVI ... 7

2. Hakikat Pembelajaran Membaca ... 13

3. Membaca Pemahaman ... 16

4. Membaca Pemahaman di Kelas V SD ... 17

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 21


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 23

B. Prosedur Penelitian ... 24

C. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 28

D. Rancangan Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Analisis Data ... 35

G. Indikator Keberhasilan ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

1. Deskripsi Awal (Prasiklus) ... 38

2. Deskripsi Hasil Siklus I ... 41

3. Deskripsi Hasil Siklus II ... 52

4. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 70

B. Rekomendasi ... 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel . Halaman

2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran dalam Model Pembelajaran SAVI ... 10

3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Pendekatan SAVI ... 29

3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Pendekatan SAVI ... 31

3.3 Format Tes Membaca Pemahaman dengan Pendekatan SAVI ... 33

4.1 Hasil Belajar Kemampuan Membaca Pemahaman Tahap Prasiklus ... 39

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 44

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 45

4.4 Hasil Belajar Kelompok dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 48

4.5 Hasil Belajar Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus I ... 49

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 55

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 57

4.8 Hasil Belajar Kelompok dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 59

4.9 Hasil Belajar Siswa dengan Pendekatan SAVI Siklus II ... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(11)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Rerata Hasil Penelitian Menggunakan Pendekatan SAVI Siklus I ... 50 4.2 Rerata Hasil Penelitian Menggunakan Pendekatan SAVI Siklus II ... 62 4.3 Rekapitulasi Prosentase Aktivitas Belajar Siswa dan Aktivitas Guru ... 64 4.4 Rekapitulasi Prosentase Tingkat Penguasaan Siswa dalam Membaca

Pemahaman ... 66 4.5 Rekapitulasi Keseluruhan Aktivitas Siswa, Aktivitas Guru dan Hasil Belajar Siswa ... 66


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

I. LAMPIRAN A: Siklus I

1. RPP Siklus I

2. Teks Wacana Siklus I 3. Lembar Kerja Siswa Siklus I 4. Hasil Tes Siswa Siklus I

II.LAMPIRAN B: Siklus II

1. RPP Siklus II

2. Teks Wacana Siklus II 3. Lembar Kerja Siswa Siklus II 4. Hasil Tes Siswa Siklus II

III.LAMPIRAN C: Surat-Surat

1. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing

2. Surat Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan/Observasi 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD

IV. LAMPIRAN D: Foto Kegiatan

1. Foto Kegiatan Pra Siklus 2. Foto Kegiatan Siklus I 3. Foto Kegiatan Siklus II


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi vital bagi manusia. Dengan bahasa, manusia akan dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya, baik dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Begitupun pembelajaran bahasa di sekolah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan tergantung pada konteks dan situasinya.

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, ruang lingkup dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas, 2005, hlm.318). Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dikuasai siswa secara utuh, agar siswa terampil berbahasa tidak hanya secara teori tetapi juga dalam prakteknya yaitu bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam pembelajaran di sekolah, keempat keterampilan berbahasa ini harus dipelajari secara seimbang dan terpadu karena keempatnya memiliki keterkaitan satu sama lain.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa agar dapat mengikuti semua kegiatan pembelajaran dengan baik. Apabila siswa tidak memiliki keterampilan membaca, maka siswa tersebut tidak mampu berkomunikasi melalui tulisan.

Broughton (Tarigan, 2008, hlm. 12) mengemukakan bahwa terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD kedua keterampilan tersebut diajarkan. Keterampilan yang bersifat mekanis diajarkan di kelas rendah meliputi kegiatan pengenalan huruf,


(14)

2

pengenalan unsur linguistik (fonem, kata, kalimat) dan ejaan. Sedangkan keterampilan membaca yang bersifat pemahaman diajarkan di kelas tinggi meliputi kegiatan memahami pengertian sederhana, memahami makna dan memahami isi bacaan.

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa pengajaran membaca pemahaman (membaca lanjut) di sekolah dasar cenderung diabaikan. Umumnya, guru SD menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa sekolah dasar telah dapat membaca dan menulis permulaaan yang dilaksanakan di kelas rendah. Pada jenjang kelas yang lebih tinggi, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Sedangkan pelajaran membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa, atau mencari kata-kata sulit dalam teks bacaan. Membaca juga melibatkan pemahaman, memahami apa yang dibacanya, memahami maksud bacaan dan implikasinya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, kemampuan membaca siswa di kelas V SDN Kenari secara keseluruhan menunjukkan skor yangtermasuk kategori rendah, begitupun dengan kemampuan membaca pemahaman siswa. Guru kelas sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, akan tetapi kemampuan membaca siswa masih belum optimal. Tingkat penguasaan membaca pemahaman siswa diharapkan mencapai 75% namun pada kenyataannyabaru mencapai 59%.

Dalam pembelajaran di kelassiswa belum mampu menentukan pokok pikiran dan menyimpulkan isi cerita dengan baik. Rendahnya skor kemampuan membaca pemahaman tersebut disebabkan oleh minat baca yang rendah. Minat baca yang rendah ini disebabkan oleh metode yang digunakan guru mengajar tidak tepat dan tidak disesuaikan dengan karakteristik siswa di kelas. Dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas guru masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab, sehingga membuat siswa tidak antusias (aktif) dan cenderung pasif.


(15)

3

Guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, guru perlu menggunakan pendekatan yang inovatif sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan membuat siswa lebih aktif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran membaca adalah Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI).

Pendekatan SAVI merupakan pendekatan yang melibatkan empat macam gaya belajar yaitu somatik (kinestetik), auditori, visual dan intelektual. Pendekatan ini menggabungkan antara gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan menggunakan semua alat indera saat pembelajaran sehingga akan berpengaruh besar pada proses pembelajaran.

Pendekatan SAVI ini memiliki beberapa unsur yang dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, seperti yang diungkapkan Meier (2002, hlm.91) yaitu somatik sebagai belajar dengan bergerak dan berbuat (learning by moving and doing), auditori sebagai belajar dengan berbicara dan mendengarkan (learning by talking and hearing), visual sebagai belajar dengan mengamati dan menggambarkan (learning by observing and picturing), dan intelektual sebagai pembelajaran dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi (learning by problem solving and reflecting).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan SAVI merupakan pendekatan yang melibatkan semua alat indera dan pikiran dalam pembelajaran. Dengan pendekatan SAVI diharapkan proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, membuat siswa lebih aktif, tubuh dan otak senantiasa beraktifitas dan hasil pembelajaran dapat lebih optimal. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENGGUNAAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SDN KENARI”.


(16)

4

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam dua bentuk pertanyaan yang meliputi:

1. Bagaimanakahkemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD dengan Pendekatan SAVI?

2. Seberapa besar peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD dengan Pendekatan SAVI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD dengan Pendekatan SAVI.

2. Untuk menganalisis peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD dengan Pendekatan SAVI.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu untuk peneliti, guru ataupun siswa yang secara langsung maupun tidak langsung bersentuhan dengan masalah penelitian tindakan kelas ini. Manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat dari Segi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan khususnya sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar.

2. Manfaat dari Segi Kebijakan


(17)

5

pemahaman menggunakan pendekatan SAVI dapat menginspirasidan menjadi referensi guru untuk menerapkan metode baru yang lebih aktif, inovatif, kreatif, menarik, menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

3. Manfaat dari Segi Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran membaca di kelas V Sekolah Dasar.

a. Bagi Siswa:

1) Kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat melalui pendekatan SAVI.

2) Pembelajaran akan lebih menarik karena situasi belajar diciptakan lebih memberikan kenyamanan dan menyenangkan.

3) Menumbuhkan motivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan dasar memadukan seluruh alat indra dan pikiran.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran membaca pemahaman.

2) Menawarkan inovasi baru dalam pembelajaran dapat dijadikan referensi sebagai pendekatan pembelajaran membaca pemahaman. c. Bagi Sekolah

1) Sebagai masukan untuk memberikan dorongan kepada guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar agar menerapkan cara mengajar yang menarik dan menyenangkan.

2) Menumbuhkan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga tercipta kualitas pembelajaran yang baik, aktif, efektif dan inovatif.

d. Bagi Peneliti

1) Sebagai bahan pertimbangan dan kajian bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang permasalahan yang sama. 2) Sebagai bekal bagi peneliti, menambah wawasan tentang pendekatan

SAVI dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman.


(18)

6

4. Manfaat dari Segi Isu dan Aksi Sosial

Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap pada proses pembelajaran guru tidak lagi menggunakan metode konvensional yang berperan banyak di kelas.Saat ini siswa yang harus lebih banyak berperan aktif dalam pembelajaran di kelas agar lebih memberikan pemahaman bermakna pada siswa dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

E. Definisi Istilah

Agar pembaca tidak mengalami kesulitan dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam memahami istilah dalam penelitian ini, berikut ini peneliti jelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini.

1. Pendekatan SAVI

Pendekatan SAVI adalah pendekatan yang melibatkan empat macam gaya belajar yaitu somatic, auditory, visual, intellectual. Empat macam gaya belajar tersebut menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan sebagai ciri khas pada pendekatan ini yaitu penggunaan semua alat indera dalam pembelajaran.

S Somatic sebagai belajar dengan berbuat dan bergerak. A Auditory sebagai belajar dengan berbicara dan mendengar. V Visual sebagai belajar dengan mengamati dan menggambarkan. I Intellectual sebagai belajar dengan memecahkan masalah dan

berpikir. 2. Membaca Pemahaman

Menurut Tarigan (2008, hlm.58), membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami 1) standar atau norma kesastraan, 2) resensi kritis, 3) drama tulis, 4) pola-pola fiksi. Membaca pemahaman juga sering didefinisikan sebagai perbuatan membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Biasanya cara membacanya lambat dengan tujuan untuk memahami


(19)

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Action research, sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr dan Kemmis (Uno B. Hamzah, 2011, hlm. 40) didefinisikan sebagai berikut:

Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and the situations (and institutions) in which the practices are carried out.

Jika kita cermati pengertian di atas, maka ditemukan sejumlah ide pokok sebagai berikut:

1) Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.

2) Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah.

3) Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.

4) Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.

Dari penjelasan tersebut maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan guna meningkatkan kualitas maupun kuantitas mengajar berdasarkan asumsi dan teori pendidikan. Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas empat rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan siklus berulang. Siklus di dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu terdiri dari, perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.


(21)

24

Model PTK yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian adalah model PTK yang diperkenalkan oleh Stephen Kemmis dan Mc. Taggart. Alasan peneliti memilih model ini karena peneliti merasa bahwa model inilah yang tepat digunakan oleh peneliti untuk dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca pemahaman.

Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart dikenal dengan sistem spiral refleksi terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut sebagai berikut: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Di dalam satu siklusnya dan selanjutnya mengadakan perencanaan kembali sebagai rencana perbaikan pada tahap perencanaan selanjutnya. Hal ini dilakukan agar kesulitan yang dihadapi siswa dapat diatasi dengan hasil yang memuaskan.

Penjelasan tentang komponen PTK model Kemmis dan Mc. Taggart: 1. Perencanaan

Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan

Apa yang dilakukan guru sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3. Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan 4. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dari tindakan dari berbagai kriteria.

Untuk lebih jelasnya, siklus PTK model Kemmis dan Mc. Taggart dapat dilukiskan sebagai berikut:


(22)

25

B. Prosedur Penelitian

1) Pra Siklus a) Observasi

Dilakukan pengamatan di kelas ketika proses kegiatan belajar mengajar sebelum menerapkan pendekatan SAVI.Kegiatan yang

Gambar 3.1

Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Sumber: Apriani, 2013, hlm. 27)

Observasi

PRA SIKLUS

Refleksi

Observasi SIKLUS I Perencanaan

Refleksi Tindakan

Perencanaan

SIKLUS II

Observasi

Refleksi Tindakan

Perencanaan

SIKLUS III

Observasi

Refleksi Tindakan


(23)

26

dengan Kepala Sekolah dan satu orang guru sebagai guru mitra serta kegiatan pengamatan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan dan kondisi nyata guru dan siswa di dalam kelas pada proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati berfokus pada kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.

b) Refleksi

Berdasarkan berbagai pengamatan yang ditemukan peneliti terhadap proses pembelajaran akhirnya peneliti dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi guru di lapangan. Maka dari itu, peneliti pada fase ini mengadakan diskusi serta evaluasi untuk merumuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada proses pembelajaran.

2) Siklus I

a) Perencanaan

Pada tahap ini guru dan peneliti menyusun dan merancang tindakan yang akan dilakukan. Rancangan tindakan yang dibuat di dasarkan pada temuan-temuan dari pra siklus. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap rencana ini antara lain:

(1) Merancang materi pembelajaran yang berdasarkan pada kurikulum tentang konsep membaca (RPP)

(2) Menyusun lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa (3) Membuat alat evaluasi

(4) Menentukan dan menyiapkan alat instrumen penelitian b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan secara kolaboratif oleh guru kelas dan peneliti. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan RPP. Pelaksanaan RPP dapat bersifat fleksibel yaitu fleksibel terhadap perubahan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat dilaksanakan penelitian. Tindakan yang


(24)

27

dimaksud adalah pembelajaran membaca pemahaman menggunakan pendekatan SAVI. Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI, peneliti menjelaskan terlebih dahulu kepada guru tentang pendekatan SAVI yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman beserta langkah-langkahnya. Kemudian siswa mulai melakukan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI. Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan Pendekatan SAVI, yakni:

(1) Bagian awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi untuk menggali konsep awal siswa dengan melakukan tanya jawab yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

(2) Guru mengajukan pertanyaan yang memberikan stimulus dan menghasilkan respon dari siswa.

(3) Memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(4) Mengevaluasi proses pembelajaran dan menyimpulkan pembelajaran hari ini.

c) Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui pendekatan SAVI dengan menggunakan pedoman observasi sehingga hasil yang didapatkan akurat dari lembar atau instrumen pengamatan. Selanjutnya guru mengolah data yang didapat baik dari segi kelebihan serta kekurangan proses kegiatan untuk dijadikan dasar tahap refleksi.

d) Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan akan dikaji dan dipahami secara bersama.


(25)

28

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menganalisis dan mengevaluasi terhadap permasalahan yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil temuan yang diperoleh dapat dijadikan acuan bagi guru dan peneliti untuk mengevaluasi diri apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa dan mengatasi kesulitan siswa dalam memahami bacaan, apabila belum berhasil temuan yang didapat pada tahap observasi dijadikan dasar untuk menentukan dan merencanakan tindakan baru yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

C. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kenari Kecamatan Kasemen Kota Serang yang berjumlah 33 siswa yang terdiri dari laki-laki 18 orang dan perempuan 15 orang.

2. Tempat Penelitian

Pemilihan lokasi yang peneliti gunakan yaitu di SDN Kenari Kecamatan Kasemen Kota Serang. Alasan dipilihnya lokasi tersebut karena kurangnya pemahaman siswa dalam membaca wacana di sekolah tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan dengan menggunakan pendekatan SAVI pada proses pembelajaran di kelas. Diharapkan ketika proses pembelajaran berlangsung situasi dalam kelas mampu aktif dan menarik serta menyenangkan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannnya lebih mudah dan


(26)

29

hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis (Arikunto, dkk, 2007, hlm. 160).

Dalam kegiatan penelitian ini, instrumen yang akan digunakan adalah observasi dan tes.

1. Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”

(Arikunto, dkk, 2007, hlm. 127).

Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan SAVI dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu khususnya membaca pemahaman di kelas V SDN Kenari.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan menggunakan Pendekatan SAVI

No Aspek yang diamati Indikator Penilaian Tampak Tidak Tampak

1 Somatic -Siswa dalam kondisi rileks saat membaca

-Siswa dapat membentuk kelompok kecil

- Siswa berdiskusi dan mengikuti langkah-langkah kegiatan di LKS

2 Auditory -Siswa berani bertanya dengan bahasanya sendiri

-Siswa mampu mengungkapkan idenya secara verbal dalam diskusi


(27)

30

suatu masalah yang ditimbulkan dalam pembelajaran (kegiatan LKS)

-Siswa menyimak penjelasan guru dan menyimak presentasi kelompok lain di depan kelas 3 Visual -Siswa dapat membaca teks

dengan teliti dan seksama

4 Intellectual -Siswa dapat membuat

kesimpulan dan ringkasan cerita -Siswa dapat menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas

Jumlah Prosentase (%)

Rata-rata

Keterangan:

Setiap indikator yang muncul diberi tanda centang (√)

Selanjutnya dari hasil pengamatan tersebut, data diolah berdasarkan jumlah indikator yang tampak di setiap aspeknya dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 4 = Jika 4 indikator yang tampak Nilai 3 = Jika 3 indikator yang tampak Nilai 2 = Jika 2 indikator yang tampak Nilai 1 = Jika 1 indikator yang tampak

Adapun kriteria penilaiannya adalah: 9,50 - 10 = istimewa

8,00 - 9,49 = amat baik 6,50 - 7,99 = baik 5,50 - 6,49 = cukup


(28)

31

4,01 - 5,49 = kurang < 4,01 = amat kurang

Selain mengamati aktivitas siswa, dalam kegiatan observasi ini peneliti juga mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran. Berikut adalah lembar observasi yang disusun untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran membaca pemahaman:

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Pendekatan SAVI No Indikator Aspek Yang Diamati Ya Tidak

I. Persiapan (Kegiatan Pendahuluan) 1. Kesesuaian RPP dengan pendekatan SAVI

2. Menyiapkan media yang sesuai dengan pendekatan SAVI

3. Menyiapkan instrumen evaluasi sesuai dengan indikator tujuan RPP

4. Melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran (auditory)

5. Membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif dan menempatkan mereka dalam situasi optimal dalam belajar (somatic)

II. Kegiatan Inti (Penyampaian dan Pelatihan) A. Penyampaian Materi

6. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 7. Melakukan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa 8. Mengkondisikan siswa dalam keadaan rileks sebelum

membaca teks cerita (somatic)

9. Menyampaian materi secara jelas, sesuai dengan karakteristik siswa (auditory)

B. Pelatihan Strategi/Pendekatan Pembelajaran 10. Menguasai kelas


(29)

32

11. Mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang (somatic)

12. Membantu siswa menemukan materi belajar yang melibatkan pancaindera (somatic, auditory, visual, intellectual)

13. Membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok mengikuti langkah-langkah yang ada di Lembar Kerja Siswa(somatic, auditory, visual)

14. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan

C. Pemanfaatan Media/Sumber Belajar

15. Menggunakan media secara efektif dan efisien sesuai dengan aturan SAVI

16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media untuk menghasilkan pesan yang menarik (somatic)

D. Pembelajaran yang Memacu Keterlibatan Siswa 17. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran (somatic)

18. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 19. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

dalam belajar

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

20. Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran (intellectual)

21. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F. Penggunaan Bahasa

22 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar (auditory, visual)

23. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai (somatic)

III. Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup)

24. Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa untuk menerapkan dan memperluas pengetahuan


(30)

33

arahan kegiatan atau tugas sebagai pengayaan Jumlah

Prosentase (%) Keterangan:

 Setiap indikator yang muncul diberi tanda centang (√)

 Setiap satu indikator bernilai 1 2. Tes

“Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (Arikunto, dkk, 2007, hlm. 150).

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan SAVI. Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis, baik tes tertulis untuk kelompok dan juga tes tulis individual yang disesuaikan dengan isi bacaan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tampubolon (2008, hlm. 244), bahwa pemahaman terhadap suatu bacaan dapat diukur dengan menggunakan prosentase jawaban benar tentang isi bacaan yang telah dibacanya. Berikut format tes membaca pemahaman dengan pendekatan SAVI:

Tabel 3.3

Format Tes Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Pendekatan SAVI Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk

Instrumen Instrumen

1. Membaca cerita 2. Menjawab pertanyaan Tes Lisan dan tertulis (Kelompok dan Individu) Lembar penilaian Produk

Lembar Kerja Siswa (Kelompok)

1. Buatlah kelompok kecil untuk diskusi!


(31)

34

kesimpulan isi cerita

guru dengan seksama!*

3. Diskusikan dan lengkapi pertanyaan sesuai teks bacaan!*

4. Tuliskan kesimpulan isi cerita!*

Tes Individu

Isilah soal di bawah ini dengan jawaban yang tepat sesuai dengan bacaan di atas! *

*disesuaikan teks bacaan setiap siklusnya

Tabel di atas merupakan format instrumen soal untuk tes membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI. Soal yang diberikan untuk tes individu berjumlah lima buah soal dengan tingkatan kognitif pengetahuan, pemahaman dan penerapan dengan tingkat kesukaran yang berbeda.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah berupa observasi partisipan dan tes. Adapun data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Observasi Partisipan

Observasi partisipan digunakan untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat, suku bangsa karena pengamatan partisipan memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.

Dalam kegiatan observasi partisipan, peneliti menghasilkan data bahwa nilai siswa belum mencapai KKM.Dalam observasi ini peneliti berperan sebagai guru. Observasi ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui


(32)

35

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan SAVI.

2. Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilaksanakan pada pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SDN Kenari. Dalam melaksanakan analisis dokumen peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, catatan siswa, dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini dokumen yang ada yaitu hasil tes tulis siswa, catatan penilaian proses pembelajaran siswa. Instrumen yang digunakan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar tes individual. Lembar tes ini akan membantu untuk mengetahui tingkat penguasaan pemahaman yang dicapai siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Pendekatan yang bersifat deskriptif digunakan untuk menggambarkan kegiatan, aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, serta penilaian lembar kerja siswa.

Setelah data nilai tes kemampuan membaca pemahaman,hasil observasi aktivitas siswa, dan hasil observasi aktivitas guru didapatkan maka peneliti melakukan pengolahan data. Untuk itu diperlukan beberapa langkah yaitu:

1. Persiapan

Kegiatan dalam persiapan ini adalah mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Mulai dari pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal-soal tes tertulis, LKS, media pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan agar memudahkan dalam penyusunan tabulasi data. 2. Tabulasi

Setelah data diterima melalui tes, observasi, maka data ditabulasi dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban.


(33)

36

Pengolahan data digunakan untuk mengadakan perbaikan keterampilan membaca pemahaman. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka harus disusun perencanaan selain Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individual.

a. Analisis pengamatan aktivitas siswa dan guru

Untuk menganalisis data aktivitas siswa dan guru yang diamati digunakan teknik prosentase (%).

Prosentase (%) = � �� � � � ℎ

� 100

Kemudian, hasil prosentase tersebut diukur melalui kriteria penilaian di bawah ini:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa dan Guru Kriteria Deskripsi

Aktivitas Tinggi Jika prosentase rata-rata memenuhi 75% ≤ 100% Cukup Jika prosentase rata-rata memenuhi 50% ≤ 75% Rendah Jika prosentase rata-rata memenuhi 25% ≤ 50%

b. Analisis hasil belajar siswa

Analisis terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan rata-rata yang diperoleh, baik secara individu maupun secara keseluruhan. Kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dapat dilihat dari prosentase tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan. Adapun analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Nilai individu


(34)

37

2) Rata-rata kelas

Nilai rata-rata = � �� ℎ � �

� �

3) Tingkat penguasaan bacaan

Prosentase (%) = � � � � ℎ � �

� � � x 100%

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 85% - 100% = Baik Sekali

75% - 84 % = Baik 60% - 74% = Cukup 40% - 59% = Kurang 0% - 39% = Gagal

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan aktivitas belajar membaca pemahamanyang dicapai siswa dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan hasil observasi pada siklus satu ke siklus selanjutnya. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut ditandai dengan meningkatnya rata-rata prosentase hasil observasi aktivitas belajar dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disesuaikan dengan prosedur dan aspek-aspek pada pendekatan SAVI. Aspek yang diamati pada aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahamanadalah aspek belajar somatic, auditory, visual, intellectual (tercantum dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa). Jika rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa kurang dari 75%, maka aktivitas belajar siswa rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Jika rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa secara keseluruhan mencapai 75%, maka dapat disimpulkan aktivitas belajar siswa sudah ada dalam aktivitas tinggi dan menunjukkan gaya belajar yang baik.


(35)

38

rata tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan, yaitu minimal 75% setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan SAVI dari setiap siklusnya. Jika tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan kurang dari 75%, maka kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi dengan tindakan pada siklus berikutnya. Jika tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan sudah mencapai 75%, maka kemampuan membaca pemahaman siswa sudah baik dan siswa sudah berhasil mencapai indikator-indikator yang telah ditentukan. Indikator-indikator yang harus dicapai meliputi:

1. Siswa dapat memahami bacaan dengan baik.

2. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan teks cerita. 3. Siswa dapat menuliskan kesimpulan isi cerita.


(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di SDN Kenari Kecamatan Kasemen Kota Serang tentang pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI, maka dapat ditarik beberapa simpulan dari pelaksanaan prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkatsecara signifikan dengan pendekatan SAVI, karena siswa dilatih untuk melibatkan seluruh alat indera saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa secara simultan bergerak dari tempat duduk membentuk kelompok belajar (somatic) untuk menghasilkan gambaran dari wacana yang dibaca (visual) sambil membicarakan apa yang harus dikerjakan dalam diskusi kelompok (auditory), sehingga pada akhirnya siswa mampumenyimpulkan isi cerita tersebut dengan baik (intellectual). Keempat modalitas belajar yang dimiliki siswa baik somatic, auditory, visual, dan intellectual sudah dimunculkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif.

2. Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan yang baik, hal ini bisa dilihat dari rata-rata prosentase tingkat penguasaan siswa mengenai suatu bacaan. Prosentase tingkat penguasaan siswa masih kurang pada tahap prasiklus yaitu 59,69%, pada siklus I nilai rata-rata mengalami peningkatan mencapai 67,82 dan prosentase 67,81% dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,32 dengan prosentase 80,31% dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan khususnya pada pembelajaran membaca pemahaman, tingkat penguasaan siswa mengenai suatu bacaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.


(37)

71

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Kenari, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru

Penelitian ini menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan SAVI yang dapat digunakan guru sebagai acuan dalam mengajar. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalammembaca pemahaman agar hasil belajar siswa dalam memahami suatu bacaan tercapai dengan baik. Dengan menerapkan keempat unsur somatic, auditory, visual dan intellectual maka siswa akan berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas guna mengkonstruksi pemahaman mereka tentang materi pembelajaran yang dipelajarinya.

2. Kepala Sekolah

Instrumendalam penelitian dengan pendekatan SAVI ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah, kepala sekolah hendaknya memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memilih pendekatan atau metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. Kepala sekolah diharapkan senantiasa selalu memantau guru dengan memberikan saran terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, guna mewujudkan peningkatan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

3. Instansi Terkait

Data rekapitulasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh instansi yang terkait, khususnya dinas pendidikan supaya mengadakan pembinaan dalam rangka mensosialisasikan terhadap guru-guru tentang penggunaan pendekatan SAVI. Pihak sekolah juga diharapkan memberikan dukungan dan pengawasan dalam meningkatkan pembelajaran membaca dengan cara menyediakan buku-buku bacaan yang


(38)

72

menarik bagi siswa, sehingga minat siswa dalam kegiatan membaca akan semakin baik.

4. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih ditemukan adanya kekurangan, maka data hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan SAVI bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan mengembangkan penelitian-penelitian yang sudah ada agar terciptanya pembelajaran yang bermakna di masa yang akan datang.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Vina. (2013). Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SDN Pasireurih 1 Dalam Membaca Pemahaman Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe CIRC. Jurnal Ilmiah: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Astuti, Puput Yoga. (2010) Upaya meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dengan Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara. Jurnal Ilmiah: Universitas Negeri Yogyakarta

Depdiknas. (2005). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

De Porter, Bobbi & Hernaki, Mike. (2002). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.

Meier, Dave. (2002). The Accelerated Learning: Handbook. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung. Kaifa.

Rahim, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Resmini Novi, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS

Sari, Nita Puspita. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI). Jurnal Pendidikan: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Suswandi. (2010). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual Dan Intelektual) Pada Siswa Kelas VI SD. Volume 11. Jurnal Ilmiah: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(40)

Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Uno, B. Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Yusnandar, Eddy dan Nur’aeni. (2014). Metode Penelitian Pendidikan di SD.


(1)

38

Ika Rosmawati, 2015

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SDN KENARI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rata tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan, yaitu minimal 75% setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan SAVI dari setiap siklusnya. Jika tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan kurang dari 75%, maka kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi dengan tindakan pada siklus berikutnya. Jika tingkat penguasaan siswa terhadap suatu bacaan sudah mencapai 75%, maka kemampuan membaca pemahaman siswa sudah baik dan siswa sudah berhasil mencapai indikator-indikator yang telah ditentukan. Indikator-indikator yang harus dicapai meliputi:

1. Siswa dapat memahami bacaan dengan baik.

2. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan teks cerita. 3. Siswa dapat menuliskan kesimpulan isi cerita.


(2)

Ika Rosmawati, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di SDN Kenari Kecamatan Kasemen Kota Serang tentang pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan SAVI, maka dapat ditarik beberapa simpulan dari pelaksanaan prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkatsecara signifikan dengan pendekatan SAVI, karena siswa dilatih untuk melibatkan seluruh alat indera saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa secara simultan bergerak dari tempat duduk membentuk kelompok belajar (somatic) untuk menghasilkan gambaran dari wacana yang dibaca (visual) sambil membicarakan apa yang harus dikerjakan dalam diskusi kelompok (auditory), sehingga pada akhirnya siswa mampumenyimpulkan isi cerita tersebut dengan baik (intellectual). Keempat modalitas belajar yang dimiliki siswa baik somatic, auditory, visual, dan intellectual sudah dimunculkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif.

2. Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan yang baik, hal ini bisa dilihat dari rata-rata prosentase tingkat penguasaan siswa mengenai suatu bacaan. Prosentase tingkat penguasaan siswa masih kurang pada tahap prasiklus yaitu 59,69%, pada siklus I nilai rata-rata mengalami peningkatan mencapai 67,82 dan prosentase 67,81% dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,32 dengan prosentase 80,31% dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan khususnya pada pembelajaran membaca pemahaman, tingkat penguasaan siswa mengenai suatu bacaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.


(3)

71

Ika Rosmawati, 2015

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SDN KENARI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Kenari, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru

Penelitian ini menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan SAVI yang dapat digunakan guru sebagai acuan dalam mengajar. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalammembaca pemahaman agar hasil belajar siswa dalam memahami suatu bacaan tercapai dengan baik. Dengan menerapkan keempat unsur somatic, auditory, visual dan intellectual maka siswa akan berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas guna mengkonstruksi pemahaman mereka tentang materi pembelajaran yang dipelajarinya.

2. Kepala Sekolah

Instrumendalam penelitian dengan pendekatan SAVI ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah, kepala sekolah hendaknya memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memilih pendekatan atau metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. Kepala sekolah diharapkan senantiasa selalu memantau guru dengan memberikan saran terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, guna mewujudkan peningkatan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

3. Instansi Terkait

Data rekapitulasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh instansi yang terkait, khususnya dinas pendidikan supaya mengadakan pembinaan dalam rangka mensosialisasikan terhadap guru-guru tentang penggunaan pendekatan SAVI. Pihak sekolah juga diharapkan memberikan dukungan dan pengawasan dalam meningkatkan pembelajaran membaca dengan cara menyediakan buku-buku bacaan yang


(4)

72

menarik bagi siswa, sehingga minat siswa dalam kegiatan membaca akan semakin baik.

4. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih ditemukan adanya kekurangan, maka data hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan SAVI bisa dijadikan bahan diskusi dan referensi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan mengembangkan penelitian-penelitian yang sudah ada agar terciptanya pembelajaran yang bermakna di masa yang akan datang.


(5)

Ika Rosmawati, 2015

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL AND INTELLECTUAL)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SDN KENARI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Vina. (2013). Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SDN Pasireurih 1 Dalam Membaca Pemahaman Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe CIRC. Jurnal Ilmiah: Universitas Pendidikan Indonesia. Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Astuti, Puput Yoga. (2010) Upaya meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dengan Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara. Jurnal Ilmiah: Universitas Negeri Yogyakarta

Depdiknas. (2005). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

De Porter, Bobbi & Hernaki, Mike. (2002). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.

Meier, Dave. (2002). The Accelerated Learning: Handbook. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung. Kaifa.

Rahim, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Resmini Novi, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS

Sari, Nita Puspita. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intelectual (SAVI). Jurnal Pendidikan: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Suswandi. (2010). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual Dan Intelektual) Pada Siswa Kelas VI SD. Volume 11. Jurnal Ilmiah: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(6)

Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Uno, B. Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Yusnandar, Eddy dan Nur’aeni. (2014). Metode Penelitian Pendidikan di SD.


Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan savi : somatic, auditory, visual, intellectual untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 26 0

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP.

0 1 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UMBUL TENGAH 1 TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 32

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP.

0 7 50

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP GAYA:PTK di Kelas IV SDN Sinarjaya 3 Kec. Mandalawangi Kab. pandeglang.

0 0 40

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL) (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas V SDN 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL (SAVI).

0 0 5

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL).

0 0 5

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA.

0 1 5

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP - repository UPI S MTK 1005326 Title

0 1 3