STUDI TENTANG INDUSTRI RUMAH TANGGA KERAJINAN KARAWANG GAYO DI KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH.
STUDI TENTANG INDUSTRI RUMAH TANGGA
KERAJINAN KERAWANG GAYO DI KECAMATAN
BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
EVI GUSTINA NIM . 308131042
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
(2)
(3)
(4)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Evi Gustina
NIM : 308131042
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri atau bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau hasil
pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil ciplakan
plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Medan, Agustus 2012
Saya yang membuat pernyataan
Evi Gustina NIM. 308131042
(5)
v ABSTRAK
Evi Gustina. NIM 308131042. Studi Tentang Industri Rumah Tangga Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) faktor-faktor industri (modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran) yang mendudung berdirinya industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah; (2) pendapatan pengusaha dari industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah dengan populasi 19 pemilik usaha industri kerajinan Kerawang Gayo dan sekaligus sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data mengunakan teknik komunikasi langsung dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Modal operasional rata-rata yang digunakan pemilik usaha pada 1 bulan terakhir adalah Rp 6.467.789,00. Modal yang digunakan oleh seluruh pemilik usaha adalah modal sendiri dan pinjaman dari IMF dan 5,26 % diantaranya sekaligus menggunakan modal dari pinjaman koperasi. Bahan baku produksi adalah kain sanwos, kain beldu, kain puring, kain busa padat, benang bordir, benang sulam, resleting, kancing, dan gantungan. Bahan baku diperoleh dari wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Tenaga kerja pada industri ini 70,00 % berasal dari keluarga sedangkan selebihnya berasal dari dalam dan luar Kecamatan Bebesen. Jam kerja pengrajin antara 7-8 jam setiap harinya. Sistem pengupahan disesuaikan dengan jumlah dan jenis barang yang diselesaikan. Tenaga kerja sangat dibutuhkan dan menjadi kendala terbesar dalam industri ini. Wilayah pemasaran meliputi wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Medan, Jakarta, dan Malaysia dengan cara pemasaran produk adalah secara langsung dan melalui toko-toko 100,00 % dan melalui pemborong 42,10 %. (2) Pendapatan rata-rata pemilik usaha sebesar Rp 2.135.895,00. Berdasarkan UMP Aceh, 42,10 % pemilik usaha yang berpendapatan dibawah UMP sedangkan 57,90 % berpenghasilan di atas UMP tersebut.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadlirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan sayangnya serta sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Studi Tentang Industri Rumah Tangga Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah“.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan. Dalam penyusunan ini penulis tidak luput dari segala kesulitan oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran serta sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.S Selaku Rektor UNIMED. 2. Bapak Drs. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.
3. Bapak Drs.W.Lumbantoruan,M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku seketaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Ibu Dra. Rosni, M.Pd selaku dosen Pembimbing skripsi yang telah membimbing saya dan telah banyak memberikan waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M. Pd selaku dosen Pembimbing Akademik penulis sekaligus sebagai dosen penguji yang telah banyak membimbing selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi hingga selesai.
7. Ibu Dra. Minah Sinuhaji, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.
8. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan pendidikan Geografi FIS Unimed yang telah memberikan ilmu dan arahan kepada saya selama mengikuti perkuliahan. 10.Bapak dan Ibu Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi.
11.Bapak Subhan Sahara S.Sos selaku Camat Kecamatan Bebesen.
(7)
iv
13.Teristimewa ama saya tercinta Alm.Ismail Lahat dan Ine saya tersayang
Murniati yang telah mendo’akan dan memberikan kasih sayangnya kepada saya serta memberikan banyak dukungan moril dan materil sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
14.Keluarga besar saya, abangda Islamuddin beserta istri Harita, Kakanda Irmayurni,Se beserta suami Syafaruddin, Abangda Alm Irmansyah Putra dan abangda Mukhlis serta keponakan saya tercinta yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan dukungan baik moril dan materil kepada saya.
15.Terkhusus, Muslim Anshari yang telah memberikan semangat dan dukungan baik moril dan materil sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan ini. 16.Kepada sepupu saya Sandi Putra S.Pd, dek Salvina, dek Ruhdi, dek Heri, dek
Rizkan, dek Hardi dan dek Juliana yang telah membantu penulisan skripsi ini dan yang telah memberi dorongan kepada penulis.
17. Kepada keluarga kecil saya Frivedl’s, dan adik-adik kost saya (jelita, lia, eli,
aiga, ame, tiara dan sri) yang telah memberikan semangat kepada penulis. 18.Kepada sahabat saya Nurhayani, Rusdalela, Taufik, Putra, Akbar, kak Doni,
kak Harits, Darky, bg Mail, Noya, Marazuku, The Haram, Trio Spd, Brandals Kajol serta rekan - rekan seperjuangan angkatan 2008
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dan penulis tidak bisa membalas, hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalasnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa jurusan geografi FIS Unimed.
Medan, Agustus 2012 Penulis
Evi Gustina NIM : 308131042
(8)
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teori ... 7
B. Penelitian yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Lokasi Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 31
A. Keadaan Fisik ... 31
B. Keadaan Non Fisik ... 36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
(9)
viii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
(10)
ix
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Luas Wilayah Menurut Kampung Di Kecamatan Bebesen Tahun 2011 ... 34
2. Penggunaan Lahan Di Kecamatan Bebesen Tahun 2011 ... 36
3. Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Bebesen Berdasarkan Kampung Tahun 2011. ... 37
4. Komposisi penduduk menurut kelompok jenis kelamin di Kecamatan Bebesen tahun 2011 ... 38
5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Bebesen Tahun 2011. ... 40
6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bebesen Tahun 2011. ... 41
7. Sarana Pendidikan Di Kecamatan Bebesen Tahun 2011 ... 42
8. Sarana Peribadatan Di Kecamatan Bebesen Tahun 2011 ... 43
9. Sarana Kesehatan Di Kecamatan Bebesen Tahun 2011 ... 44
10.Jenis dan Makna Motif Kerawang Gayo ... 47
11.Usia Responden Kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 53
12.Tingkat Pendidikan Responden Kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 54
13.Sumber Modal yang Digunakan Responden Kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 55
14.Jumlah Modal Responden Kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 56
15.Sumber Bahan Baku Yang Digunakan Responden pada industri Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 57
16.Bahan Baku Yang Digunakan Oleh Responden Dalam 1 Bulan Terakhir .... 58
17.Jumlah Bahan Baku Yang Digunakan Oleh Responden dalam 1 Bulan Terakhir ... 58
18.Jumlah Tenaga Kerja Responden pada industri Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 59
19.Asal Tenaga kerja Responden pada industri Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 60
20.Pendapatan tenaga kerja pada kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 61
21.Alat Transportsi yang Digunakan Responden pada industri Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 62
22.Biaya transportasi yang digunakan responden pada kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 63
(11)
x
23.Biaya reparasi alat yang digunakan responden pada kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Tahun 2012 ... 63 24.Jumlah Produksi industri Kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen
Bulan Mei Tahun 2012 ... 67 25.Jumlah Produk Yang Diproduksi Unit Usaha Kerajinan Kerawang Gayo Di
Kecamatan Bebesen Bulan Mei Tahun 2012 ... 68 26.Jangkauan Pemasaran Produksi Kerawang Gayo ... 69 27.Cara Responden pada industri Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan
Bebesen Tahun 2012 dalam Menyalurkan Hasil Produksi ... 70 28.Jumlah Penjualan Produk Industri Kerajinan Kerawang Gayo Kecamatan
Bebesen Bulan Mei Tahun 2012 ... 71 29.Pendapatan Responden Kerajinan Kerawang Gayo Di Kecamatan Bebesen
(12)
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir ... 27
2. Peta Kabupaten Kabupaten Aceh Tengah. ... 32
3. Peta Kecamatan Bebesen ... 33
4. Ukiran motif kerawang pada batu... 45
5. Ukiran motif kerawang pada sentong (tempat beras) ... 45
6. Rumah Adat Jeludin ... ... 46
7. Motif Ikan Pada Dinding ... 46
8. Motif Matalo (matahari) ... 47
9. Motif sarak opat ... 47
10. Motif Rante (rantai) ... 48
11. Motif Emun Beriring (awan berbaris) ... 48
12. Motif Pucuk Rebung ((Tunas Bambu) ... 48
13. Motif Tekukur (pengukuran) ... 48
14. Motif Emun Berkune (awan tatap) ... 49
15. Motif Puter Tali (putaran tali)... 49
16. Motif Emun berangkat (awan bergerak) ... 49
17. Motif Peger/Jang (pagar) ... 49
18. Motif Tali Mustike (Tali Mustika) ... 50
19. Motif Tapak Seleman (Jejak Nabi Sulaiman) ... 50
20. Potongan pola kain ... 65
21. Proses bordir motif kerawang pada helaian kain ... 66
22. Rangka peci yang akan dirakit ... 67
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan
ekonomi bebas saat ini, setiap negara terutama negara-negara yang sedang
berkembang diharapkan mampu bersaing dalam peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi, salah satunya adalah dalam produksi disektor industri.
Seiring dengan perkembangan tekhnologi yang kian berkembang pesat,
diharapkan akan lebih membantu dalam produksi sehingga setiap negara
mampu bersaing layaknya negara-negara lain.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
mengandalkan industri sebagai program pemerintahan. Industri di Indonesia
diharapkan mampu mewujudkan pembangunan nasional yang sejahtera,
mampu menghasilkan industri yang tak hanya mengunggulkan kuantitas dan
kreatifitas tetapi juga mampu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
sehingga dapat bersaing ditingkat dunia.
Beragam jenis sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia
menghasilkan ragam budaya yang kemudian tertuangkan dalam kreatifitas
bangsa. Sebuah karya seni ukir yang bernama Kerawang Gayo adalah sebuah
ukiran khas masyarakat Suku Gayo yang unik yang terdapat di Kabupaten
Aceh Tengah. Ukiran unik ini pada mulanya oleh masyarakat Suku Gayo
(14)
2
diukir di atas batu kemudian dijadikan pula sebagai ukiran pada
dinding-dinding rumah. Kini ukiran tersebut dikreasikan sebagai hasil industri
kerajinan rumah tangga dengan cara dibordir di atas kain. Kerajinan tersebut
memproduksi beragam jenis souvenir seperti tas, gantungan kunci, baju gamis
wanita, baju pria (koko), upuh ulen-ulen (kain panjang), peci, gelang, dompet,
sajadah, taplak meja, sarung bantal, sarung hp, baju adat wanita, baju adat
pria, rok (pawak) dan selendang. Selain itu Kabupaten Aceh Tengah juga
memiliki beragam industri lain, diantaranya adalah industri pariwisata,
industri kopi, industri ikan kering, dan lain sebagainya.
Kerajinan Kerawang Gayo telah ditekuni turun temurun oleh
masyarakat Suku Gayo, diawali dari konsumsi pribadi yang dibuat sebagai
pakaian sehari-hari dan acara kebudayaan hingga diproduksi dan dipasarkan
untuk umum sebagai industri kerajinan. Produk kerajinan khas Gayo ini
kemudian menjadi pendukung pariwisata yakni dijadikan sebagai buah tangan
wisatawan. Didukung dengan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Aceh
Tengah, yang memiliki 46.463 pengunjung per tahun, industri kerajinan
Kerawang Gayo diharapkan memiliki potensi sangat baik untuk
pengembangannya (Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Kab. Aceh Tengah
2010).
Pada dasarnya perkembangan sebuah industri itu tidak luput dari
kebijakan pemerintah serta ketersediaan modal, bahan baku, tenaga kerja,
pengangkutan (transportasi), dan pemasaran sebagai faktor pendukung
(15)
3
dengan industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo ini. Sejak tahun 1989
hingga saat ini tercatat hanya 28 unit usaha saja yang berdiri memproduksi
kerajinan Kerawang Gayo dan tersebar diberbagai kecamatan di Kabupaten
Aceh Tengah. (Sumber: Dinas Perindustrian dan Pertambangan Kab. Aceh
Tengah 2010).
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Pertambangan Kab.
Aceh Tengah (2011), perkembangan industri kerajinan Kerawang Gayo di
Kabupaten Aceh Tengah mengalami perkembangan unit usaha baru yang
tidak stabil. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Bebesen, dimana di
kecamatan ini merupakan sentral industri kerajinan rumah tangga Kerawang
Gayo ini berdiri. Terdapat 19 unit usaha yang berdiri di Kecamatan Bebesen
dan menyerap 48 tenaga kerja. Kerajinan Kerawang Gayo yang terdapat di
Kecamatan Bebesen ini seluruhnya masih tergolong industri rumah tangga
karena jumlah pekerjanya hanya berkisar antara 1-4 orang pekerja saja.
Pada tahun 1989 – 1993 berdiri 6 unit usaha baru kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen, lima tahun berikutnya yakni pada tahun 1994
hingga 1998 tercatat 7 unit usaha baru. Selanjutnya pada tahun 1999-2003
pertumbuhan unit usaha ini menurun drastis, yakni hanya ada 2 unit usaha
baru yang berdiri pada rentang waktu tersebut. Namun 5 tahun berikutnya
yakni tahun 2004 – 2008 jumlah industri meningkat menjadi 19 unit industri, ini berarti ada 4 unit usaha baru yang berdiri, tetapi di tahun yang sama pula
terdapat 1 unit usaha yang tutup sehingga jumlahnya menjadi 18 unit usaha.
(16)
4
berdiri di Kecamatan Bebesen. Hal ini menunjukkan terjadinya pasang surut
pengembangan unit usaha baru kerajinan kerawang gayo. Fluktuasi
perkembangan unit usaha industri kerajinan kerawang gayo di Kecamatan
Bebesen ini dipengaruhi oleh keadaan modal yang digunakan pengusaha
dalam mendirikan industri ini (Sumber: Dinas Perindustrian dan
Pertambangan Kab. Aceh Tengah 2010).
Produksi kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen dilakukan
dengan menggunakan mesin jahit berdinamo dan biasa. Sebagian jenis barang
kerajinan ini juga diproduksi di daerah lain tetapi masih tetap dengan
menggunakan motif yang sama dan dipasarkan kembali di wilayah Kabupaten
Aceh Tengah. Padahal kerajinan ini adalah kerajinan khas Kabupaten Aceh
Tengah yang seharusnya dapat diproduksi oleh masyarakat Kabupaten Aceh
Tengah sendiri.
Melihat potensi yang ada pada kerajinan Kerawang Gayo yang ada di
Kecamatan Bebesen, apabila seluruh faktor pendukung produksi terpenuhi
maka industri kerajinan Kerawang Gayo ini dapat berkembang dengan baik
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga. Hal tersebut di
atas membuat Peneliti ingin meneliti berbagai masalah dalam industri ini,
yang sebagian besarnya menunjukkan bahwa adanya kekurangan yang
terdapat dalam faktor-faktor produksi kerajinan Kerawang Gayo sebagai
(17)
5
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah adanya kendala dalam
pengembangan industri Kerawang Gayo ini yakni dalam hal pemasaran dan
produksinya. Hal ini tentu tidak lain ditentukan oleh faktor-faktor pendukung
industri ini sendiri yakni diantaranya adalah modal, keterampilan, bahan baku,
tenaga kerja, transportasi, serta pemasaran yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan pengusaha dan pekerja itu
sendiri.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang diambil penulis pada penelitian ini adalah
faktor-faktor industri kerajinan Kerawang Gayo yang meliputi modal, bahan
baku, tenaga kerja, dan pemasaran yang kemudian mempengaruhi pendapatan
pengusaha industri kerajinan kerawang gayo.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi
permasalahan pokok dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi faktor-faktor produksi industri (modal, bahan baku,
tenaga kerja, dan pemasaran) yang mendudung berdirinya industri rumah
tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah.
2. Bagaimana pendapatan pengusaha dari industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
(18)
6
E. Tujuan penelitian
Bertitik tolak dari perumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor industri (modal, bahan baku,
tenaga kerja, dan pemasaran) yang mendudung berdirinya industri rumah
tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah.
2. Untuk mengetahui bagaimana pendapatan pengusaha dari industri rumah
tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi departemen perindustrian Kabupaten Aceh
Tengah dalam mengambil kebijakan untuk mengembangkan industri
kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah.
2. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha kerajianan Kerawang Gayo di
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
3. Menambah wawasan bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam
bentuk skripsi.
4. Bahan bandingan bagi peneliti lain khususnya objek yang sama pada
(19)
83
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor industri kerajinan kerawang gayo di Kecamatan Bebesen
Faktor-faktor produksi pada industri kerajinan kerawang gayo di
Kecamatan Bebesen ini meliputi (a) Modal operasional rata-rata yang
digunakan pemilik usaha pada 1 bulan terakhir adalah Rp 6.467.789,00.
Dengan modal tertinggi Rp 19.403.500,00 dan terendah adalah Rp
1.335.500,00. Terdapat 31,58 % pemilik usaha menggunakan modal di
atas angka rata-rata dan 68,42 % pemilik usaha dengan modal dibawah
angka rata-rata tersebut. (b) Bahan baku seluruh unit usaha diperoleh dari
wilayah Kabupaten Aceh Tengah. (c) Tenaga kerja pada industri ini
berjumlah 40 tenaga kerja dengan 70,00 % berasal dari keluarga, 25,00 %
dari dalam Kecamatan Bebesen dan 5,00 % dari luar Kecamatan Bebesen.
(d) Wilayah pemasaran industri ini meliputi wilayah Kabupaten Aceh
Tengah, wilayah luar provinsi Aceh (Medan, Jakarta) dan luar negeri
seperti Malaysia. Cara pemasaran produk adalah secara langsung dan
melalui toko-toko 100,00 % dan melalui pemborong 52,63 %.
(20)
84
2. Pendapatan pemilik usaha kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan
Bebesen
Pendapatan rata-rata pemilik usaha industri rumah tangga kerajinan
Kerawang Gayo adalah Rp 2.135.895,00 dengan pendapatan tertinggi
pemilik usaha adalah Rp 11.596.500,00 dan pendapatan terendah pemilik
usaha adalah Rp 399.500,00. Terdapat 68,42 % pemilik usaha
berpendapatan di atas angka rata-rata tersebut sedangkan 31,58 % pemilik
usaha lainnya berpendapatan dibawah angka rata-rata tersebut.
Berdasarkan UMP Aceh, 42,10 % pemilik usaha yang berpendapatan
dibawah UMP sedangkan 57,90 % pemilik usaha lainnya terbilang telah
berpenghasilan di atas UMP tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dalam
penelitian ini diperlukan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
1. Faktor-faktor industri kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen
Dengan adanya kendala dalam hal modal dan tenaga kerja yang
digunakan oleh seluruh unit usaha maka sangat diharapkan kepada
pemerintah daerah agar dapat memperhatikan keberadaan industri ini
dengan memberikan bantuan modal terutama alat. Selain itu pemerintah
hendaknya juga membuka pelatihan dan perekrutan tenaga kerja baru bagi
masyarakat yang ingin menekuni industri ini sehingga akan tercipta
(21)
85
2. Pendapatan pemilik usaha kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan
Bebesen
Pendapatan pengusaha rata-rata telah berada di atas UMR, hal ini
hendaknya untuk dapat dipertahankan dan pemilik usaha hendaknya lebih
meningkatkan produktifitasnya sehingga dapat memenuhi
kekurangan-kekurangan pada industri ini. Selain itu pemilik usaha juga hendaknya
dapat berpartisipasi dalam perekrutan tenaga kerja baru sehingga dapat
(22)
86
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan.1984. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Alamsyah, Idham 2007. Analisis Nilai Tambah Dan Pendapatan Usaha Industri
”Kemplang” Rumah Tangga Berbahan Baku Utama Sagu Dan Ikan. Jurnal. Palembang: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Diakses
tanggal 15 Januari 2012.
Asri, Ika wahyu yuni. 2010. Analisis Usaha Industri Emping Melinjo Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Magetan. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitpas Sebelas Maret. Diakses tanggal 11 Januari 2012.
Bintarto, 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta:Spring
BPS. 2012. Aceh Tengah dalam Angka 2012. BPS: Aceh tengah
Brahmana, Elpis 2011. Analisis Faktor-Faktor Iundustri Batu Bata Di Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed
Binaria. 2010.Studi Tentang Kerajinan Tenun Ulos Di Desa Papande Kecamatan Muara. Skripsi Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed
Ibrahim, Mahmud. 2003. Syariat dan Adat Istiadat. Takengon: Yayasan Magaman Mahmuda Takengon.
Kartasapoetra, G (Et.al). 1987. Pembangunan Perumusan Industri. Jakarta: PT Bina Aksara
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks
(23)
87
Mulyadi.1990.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE
Nafarin,M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat
Ranupandojo, Heidjrachman (dkk). 1985. Pengantar ekonomi perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Ritonga .2010. Kajian Industri Mebel Di Kelurahan Sei Kambing D Kecamatan Medan Petisah. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed
Sumaatmadja.1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan Dan Analisis Geografi. Bandung:Alumni
Wie, The Kian. 1989.pembangunan ekonomi dan pemerataan. Jakarta: LP3ES
Sajo, Daud. 2009.Klasifikasi Industri, (Online), (http://geografibumi.blogspot.com /2009/10/klasifikasi-industri.html diakses tgl 11 Januari 2012)
Haliah, Novaria. 2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan
Industri di Indonesia - Perekonomian Bisnis, (online),
(http://organisasi.org. Diakses tanggal 4 Februari 2012)
Sulhadi. 2010. Sumber Modal Atau Dana Untuk Bisnis, (online), (http://sulhadi.com .html Diakses tanggal 23 januari 2012)
Syamrilaode. 2010. Pengertian Bahan Baku dan Jenis-Jenisnya, (online), (http://id.shvoong.com Diakses tanggal 23 januari 2012)
Wikipedia. 2012. Faktor Produksi, (online), (http://www.wikipedia.com) Diakses tanggal 24 Februari 2012)
(1)
E. Tujuan penelitian
Bertitik tolak dari perumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor industri (modal, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran) yang mendudung berdirinya industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
2. Untuk mengetahui bagaimana pendapatan pengusaha dari industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi departemen perindustrian Kabupaten Aceh Tengah dalam mengambil kebijakan untuk mengembangkan industri kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
2. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha kerajianan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
3. Menambah wawasan bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam bentuk skripsi.
4. Bahan bandingan bagi peneliti lain khususnya objek yang sama pada tempat dan waktu yang berbeda.
(2)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor industri kerajinan kerawang gayo di Kecamatan Bebesen Faktor-faktor produksi pada industri kerajinan kerawang gayo di Kecamatan Bebesen ini meliputi (a) Modal operasional rata-rata yang digunakan pemilik usaha pada 1 bulan terakhir adalah Rp 6.467.789,00. Dengan modal tertinggi Rp 19.403.500,00 dan terendah adalah Rp 1.335.500,00. Terdapat 31,58 % pemilik usaha menggunakan modal di atas angka rata-rata dan 68,42 % pemilik usaha dengan modal dibawah angka rata-rata tersebut. (b) Bahan baku seluruh unit usaha diperoleh dari wilayah Kabupaten Aceh Tengah. (c) Tenaga kerja pada industri ini berjumlah 40 tenaga kerja dengan 70,00 % berasal dari keluarga, 25,00 % dari dalam Kecamatan Bebesen dan 5,00 % dari luar Kecamatan Bebesen. (d) Wilayah pemasaran industri ini meliputi wilayah Kabupaten Aceh Tengah, wilayah luar provinsi Aceh (Medan, Jakarta) dan luar negeri seperti Malaysia. Cara pemasaran produk adalah secara langsung dan melalui toko-toko 100,00 % dan melalui pemborong 52,63 %.
(3)
2. Pendapatan pemilik usaha kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen
Pendapatan rata-rata pemilik usaha industri rumah tangga kerajinan Kerawang Gayo adalah Rp 2.135.895,00 dengan pendapatan tertinggi pemilik usaha adalah Rp 11.596.500,00 dan pendapatan terendah pemilik usaha adalah Rp 399.500,00. Terdapat 68,42 % pemilik usaha berpendapatan di atas angka rata-rata tersebut sedangkan 31,58 % pemilik usaha lainnya berpendapatan dibawah angka rata-rata tersebut. Berdasarkan UMP Aceh, 42,10 % pemilik usaha yang berpendapatan dibawah UMP sedangkan 57,90 % pemilik usaha lainnya terbilang telah berpenghasilan di atas UMP tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
1. Faktor-faktor industri kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen Dengan adanya kendala dalam hal modal dan tenaga kerja yang digunakan oleh seluruh unit usaha maka sangat diharapkan kepada pemerintah daerah agar dapat memperhatikan keberadaan industri ini dengan memberikan bantuan modal terutama alat. Selain itu pemerintah hendaknya juga membuka pelatihan dan perekrutan tenaga kerja baru bagi masyarakat yang ingin menekuni industri ini sehingga akan tercipta lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi angka pengangguran.
(4)
2. Pendapatan pemilik usaha kerajinan Kerawang Gayo di Kecamatan Bebesen
Pendapatan pengusaha rata-rata telah berada di atas UMR, hal ini hendaknya untuk dapat dipertahankan dan pemilik usaha hendaknya lebih meningkatkan produktifitasnya sehingga dapat memenuhi kekurangan-kekurangan pada industri ini. Selain itu pemilik usaha juga hendaknya dapat berpartisipasi dalam perekrutan tenaga kerja baru sehingga dapat mempermudah produksi dan mengurangi pengangguran.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan.1984. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Alamsyah, Idham 2007. Analisis Nilai Tambah Dan Pendapatan Usaha Industri ”Kemplang” Rumah Tangga Berbahan Baku Utama Sagu Dan Ikan. Jurnal. Palembang: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Diakses tanggal 15 Januari 2012.
Asri, Ika wahyu yuni. 2010. Analisis Usaha Industri Emping Melinjo Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Magetan. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitpas Sebelas Maret. Diakses tanggal 11 Januari 2012.
Bintarto, 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta:Spring
BPS. 2012. Aceh Tengah dalam Angka 2012. BPS: Aceh tengah
Brahmana, Elpis 2011. Analisis Faktor-Faktor Iundustri Batu Bata Di Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed
Binaria. 2010.Studi Tentang Kerajinan Tenun Ulos Di Desa Papande Kecamatan Muara. Skripsi Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed Ibrahim, Mahmud. 2003. Syariat dan Adat Istiadat. Takengon: Yayasan
Magaman Mahmuda Takengon.
Kartasapoetra, G (Et.al). 1987. Pembangunan Perumusan Industri. Jakarta: PT Bina Aksara
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks
(6)
Mulyadi.1990.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE
Nafarin,M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat
Ranupandojo, Heidjrachman (dkk). 1985. Pengantar ekonomi perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Ritonga .2010. Kajian Industri Mebel Di Kelurahan Sei Kambing D Kecamatan Medan Petisah. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-Unimed
Sumaatmadja.1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan Dan Analisis Geografi. Bandung:Alumni
Wie, The Kian. 1989.pembangunan ekonomi dan pemerataan. Jakarta: LP3ES Sajo, Daud. 2009.Klasifikasi Industri, (Online), (http://geografibumi.blogspot.com
/2009/10/klasifikasi-industri.html diakses tgl 11 Januari 2012)
Haliah, Novaria. 2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan
Industri di Indonesia - Perekonomian Bisnis, (online),
(http://organisasi.org. Diakses tanggal 4 Februari 2012)
Sulhadi. 2010. Sumber Modal Atau Dana Untuk Bisnis, (online), (http://sulhadi.com .html Diakses tanggal 23 januari 2012)
Syamrilaode. 2010. Pengertian Bahan Baku dan Jenis-Jenisnya, (online), (http://id.shvoong.com Diakses tanggal 23 januari 2012)
Wikipedia. 2012. Faktor Produksi, (online), (http://www.wikipedia.com) Diakses tanggal 24 Februari 2012)