PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY
(TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Oleh:
Ahmad Fauzi Syahputra Yani
NIM 408131028
Program Studi Pendidikan Kimia
2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah swt, berkat rahmat dan
hidayah-nya yang tak terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Dengan Media
Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Kelas X Pada
Pokok Bahasan Ikatan Kimia . Skripsi disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dan
tak lupa pula sholawat beserta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
semoga dengan memeperbanyak sholawat kepada beliau kita tergolong umatnya
yang mendapat syafaat di yaumil mahsyar kelak. Aamiin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan
yang dihadapi baik dari segi materi maupun ilmu pengetahuan yang terbatas
namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak serta ridho Allah SWT
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis menerima kritik dan saran berbagai pihak demi kesempurnaan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Ucapan
dan penghargaan terutama penulis sampaikan kepada ibu Dra. Nurmalis, M.Si
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan segala kebesaran hati telah
berkenan untuk meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada Prof. dr. Albinus Silalahi selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan hingga selesai dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED, Bapak M. Tohir, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Swasta
Muhammadiyah 8 Kisaran , dan Bapak nazli Haki S.Pd. selaku guru kimia beserta
iii
Staf Pegawai yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan kepada saya
selama melakukan penelitian di SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada keluargaku tercinta,
Ibunda Murni, S.Pd. Ayah Suyadi yang telah memberikan banyak pengorbanan
selama penulis menjalani perkuliahan di UNIMED.
Ucapan
terimakasih
juga
penulis
ucapkan
kepada
rekan-rekan
seperjuangan, mahasiswa/i Jurusan Kimia FMIPA Unimed stambuk DIK 2008-A
dan sahabat-sahabat penulis serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih untuk semuanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2013
Penulis
Ahmad Fauzi S.Y.
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY
(TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Ahmad Fauzi Syahputra Yani (NIM. 408131028)
ABSTRAK
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar oleh
siswa. Hal ini disebabkan pelajaran kimia berisi konsep-konsep yang sulit untuk
dipahami. Selain itu pembelajaran yang masih berpusat pada guru juga
menyebabkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu peneliti
mencari solusi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two
Stray. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran Two stay Two Stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa khususnya pada pokok
bahasan ikatan kimia di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran pada kelas X semester
ganjil tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September
- Nopember 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran yang terdiri dari 7 kelas dan berjumlah
254 siswa. Sampel penelitian yang diambil sebanyak 2 kelas yang masing-masing
kelas terdiri dari 36 orang siswa, pengambilan sampel dilakukan secara acak
(random sampling). Kelas pertama sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray yang
diintegrasikan dengan media berbasis komputer dan kelas kedua sebagai kelas
eksperimen 2 yang diberi pembelajaran dengan media berbasis komputer.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam
bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah
dinyatakan valid, dan reliabel. Berdasarkan penelitian di kelas eksperimen 1
diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 23,61 dan rata-rata nilai postes sebesar
76,39. Sedangkan di kelas eksperimen 2 rata- rata nilai pretes sebesar 26,67 dan
rata-rata nilai postes sebesar 64,17. Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung >
ttabel yaitu 5,63 > 1,668 maka hipotesis alternative Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan media berbasis komputer
pada pokok bahasan ikatan kimia.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang Masalah
1
1.2.Ruang Lingkup
4
1.3 Batasan Masalah
4
1.4.Rumusan Masalah
4
1.5.Tujuan Penelitian
5
1.6.Manfaat Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.Kerangka Teoritis
6
2.1.1. Belajar
6
2.1.2. Hasil Belajar
7
2.1.3. Aktivitas Belajar
8
2.1.4. Karakteristik Pembelajaran Kimia
8
2.1.5. Hakikat Model Pembelajaran
9
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.1.7. Model pembelajaran Two Stay Two Stray
12
2.1.8. Pengertian Media
13
2.1.9. Media Berbasis Komputer
14
2.1.10. Kegunaan Media
15
vii
2.1.11. Ikatan Kimia
16
2.2. Kerangka Konseptual
23
2.3. Hipotesis Penelitian
24
2.3.1. Hipotesis Verbal
24
2.3.2. Hipotesis Statistik
25
BAB III METODE PENELITIAN
27
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian
27
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
27
3.2.1. Populasi Penelitian
27
3.2.2. Sampel Penelitian
27
3.3.Variabel Penelitian
27
3.3.1. Variabel Bebas
27
3.3.2. Variabel Terikat
27
3.3.3. Variabel Kontrol
28
3.4. Rancangan Penelitian
28
3.4.1. Jenis Penelitian
28
3.4.2. Desain Penelitian
28
3.4.3. Prosedur Penelitian
29
3.5. Alat Pengumpul Data
31
3.5.1. Validitas Tes
31
3.5.2. Reliabilitas Tes
31
3.5.3. Taraf Kesukaran Soal
32
3.5.4. Daya Pembeda
32
3.6.Teknik Analisis Data
33
3.6.1. Uji Normalitas
33
3.6.2. Uji Homogenitas
34
3.6.3. Uji Hipotesis
34
3.6.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar
35
viii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
36
4.1. Hasil Penelitian
36
4.1.1. Deskripsi Data
36
4.2. Analisa Data Hasil Penelitian
37
4.2.1. Uji Normalitas
37
4.2.2. Uji Homogenitas
38
4.2.3. Pengujian Hipotesis
38
4.2.4. Peningkatan Hasil Belajar
39
4.3. Hasil Penelitian
40
4.4. Pembahasan
41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
43
DAFTAR PUSTAKA
44
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Konfigurasi elektron unsur gas mulia
16
Tabel 3.1.
Rancangan penelitian
28
Tabel 4.1.
Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test
37
Tabel 4.2.
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
38
Tabel 4.3
Hasil Uji Hipotesis
38
Tabel 4.4
Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
39
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Alur kunjungan siswa tamu pada model TSTS
13
Gambar 2.2. Struktur Lewis H2O
18
Gambar 2.3. Struktur Lewis Cl2
19
Gambar 2.4. Struktur Lewis O2
19
Gambar 2.5. Struktur Lewis N2
19
Gambar 2.6. Struktur Lewis NH3BF3
20
Gambar 3.1. Desain Penelitian
30
Gambar 4.1. Grafik nilai rata-rata
37
Gambar 4.2. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2
40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan sebagai proses belajar bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal, baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah
lama dilakukan, salah satunya adalah dengan mengadakan perombakan dan
pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan , mulai dari kurikulum 1968
sampai kurikulum 2004. Namun, pada kenyataannya, mutu pendidikan di
Indonesia masih rendah.
Indikasi rendahnya pendidikan di Indonesia sangat dirasakan pada
pembelajaran eksakta, salah satunya adalah mata pelajaran kimia sebagai bagian
dari mata pelajaran IPA (Suyanti, 2008). Kimia sebagai salah satu ilmu
Pengetahuan
Alam
yang
mendorong
perkembangan
teknologi
modern,
mempunyai peranan penting dalam memajukan daya pikir manusia. Untuk
menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
Kimia. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia sudah mulai diberikan dari jenjang
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, mata pelajaran ini
diberikan kepada siswa/siswa jurusan ilmu alam.
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting ternyata dianggap
susah dipelajari oleh sebagian besar siswa/siswi. Hal ini diperkuat oleh pengakuan
beberapa siswa yang mengatakan bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang
sulit. Mereka mengatakan bahwa jika sedang belajar kimia guru yang
menerangkan di depan kelas tidak diperhatikan oleh mereka. Mereka lebih baik
bercerita dengan teman semejanya. Hal itu mereka lakukan karena mereka tidak
mengerti yang diterangkan oleh gurunya.
Berangkat dari masalah tersebut calon peneliti beranggapan bahwa metode
mengajar yang dilakukan oleh guru belum tepat. Guru masih menggunakan
metode dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered).
2
Dalam hal ini, metode yang digunakan hendaknya bukanlah metode
dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) tetapi berpusat
pada siswa (student centered). Karena jika pengetahuan hanya dipindahkan
dengan cara guru yang dengan gagahnya menjelaskan materi demi materi, yang
jadi tambah pintar malah guru tersebut. Siswa harus mengambil peran aktif dalam
memilih, mengelola informasi, mengkonstruk hipotesisnya, memutuskan dan
kemudian
merefleksikan
pengalamannya
untuk
menentukan
bagaimana
pengetahuan itu dapat mereka transfer ke berbagai situasi yang lain (Amir, 2009).
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua hal yang amat penting adalah
metode mengajar dengan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media (Arsyad, 2002).
Beberapa jenis model pembelajaran yang berpusat pada siswa diantaranya:
pembelajaran kolaborasi, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
masalah, dan model pembelajaran bermain peran (Harsono, 2002). Berkaca pada
jati diri bangsa yang memiliki jiwa gotong royong dalam kehidupan
bermasyarakat, model pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah
pembelajaran kooperatif. Selain itu, ada beberapa alasan penting mengapa sistem
pembelajaran kooperatif perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring
dengan proses globalisasi, juga transformasi sosial, ekonomi, dan demografis
yang mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk lebih menyiapkan anak
didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam
dunia yang berubah dan berkembang pesat (Lie, 2002).
Model pembelajaran kooperatif beranjak dari dasar pemikiran "getting
better together", yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang
lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial
yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pada saat itu juga siswa yang
belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor
sebaya (peer group) dan belajar secara bekerjasama (cooperative).
3
Menurut Lie (2002) salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Two
Stay Two Stray (TSTS) yang dikembangkan oleh Kagan (1992). Model ini, dalam
kegiatannya memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray yang selajutnya disebut model pembelajaran TSTS ini juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran dan membangun keterampilan
sosial seperti mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui mengajar, sehingga interaksi siswa akan berkembang selama
proses pembelajaran. Alur proses belajar tidak harus selalu berasal dari guru
menuju siswa, tetapi siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang
lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman
sebaya akan lebih mudah dimengerti dan lebih efektif daripada pengajaran oleh
guru (Lie, 2002).
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk tugas
skripsinya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray memberi dampak yang positif terhadap hasil belajar kimia. Diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Vera Agustina (2011) dari Universitas Negeri
Medan, menyatakan bahwa model pembelajaran TSTS meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X pada pokok bahasan hidrokarbon dari nilai rata-rata 26,61 menjadi
77, 49.
Penelitian yang dilakukan Leony Sanga Lamsari Purba menyatakan
bahwa model TSTS meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada pokok
bahasan koloid dari rata-rata 37,80 meningkat menjadi 81,95. Penelitian yang
dilakukan oleh Darmawan (2011) dari Universitas Pendidikan Indonesia
menyatakan bahwa model TSTS meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada
pokok bahasan kesetimbangan kimia dari rata-rata 34,73 menjadi 75,78.
Merujuk pada pentingnya dikembangkan interaksi siswa selama proses
pembelajaran
dan
keberhasilan
model
kooperatif
dalam
memfasilitasi
pengembangan interaksi siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran TwoStay Two Stray (TSTS)
Dengan Media Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia SMA
Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia”.
4
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
2. Siswa menganggap kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang susah
untuk dimengerti.
3. Guru masih menggunakan metode ceramah di mana pembelajaran masih
berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat pada pembelajaran.
4. Kimia merupakan mata pelajaran yang berisi konsep-konsep yang sulit
untuk dipahami.
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah, maka
penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA kelas X pada pokok bahasan
ikatan kimia.
2. Penilaian yang dilihat yaitu peningkatan hasil belajar siswa.
3. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Two Stay
Two Stray yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer.
1.4.Rumusan masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan
Media Berbasis Komputer Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa?
2. Apakah Aktivitas Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Diintegrasikan Dengan Media Berbasis
Komputer Lebih Tinggi Dibandingkan Aktivitas Belajar Siswa Yang
Diajar Menggunakan Media Berbasis Komputer?
5
1.5.Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray dengan media berbasis komputer dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia.
2. Untuk
mengetahui
apakah
aktivitas
belajar
siswa
yang
diajar
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray diintegrasikan
dengan media berbasis komputer lebih tinggi dibandingkan aktivitas
belajar siswa yang diajar menggunakan media berbasis komputer?
.
1.6. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan
dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray dalam melakukan
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
disekolah
dalam
rangka
meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMA Muhammadiyah 8
Kisaran.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa data dan pembahasan dari hasil penelitian
diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:
1. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran two stay
two stray yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media berbasis
komputer.
2. Dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran two stay two stray yang diintegrasikan dengan media
berbasis komputer sebesar 69 % dan peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan media berbasis komputer sebesar 51 %.
3. Skor aktivitas belajar siswa yang yang diajar menggunakan model
pembelajaran two stay two stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer lebih besar daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan media berbasis komputer.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru mata pelajaran kimia agar memilih metode yang paling sesuai
dengan konsep kimia agar dapat menunjang proses belajar mengajar yang
efektif dan efesien. Dan dalam mengajarkan materi ikatan kimia dapat
menggunakan model pembelajaran two stay two stray dengan media yang
cocok sehingga pembelajaran akan lebih efektif.
2. Bagi peneliti lanjut yang berminat melakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran ini agar lebih teliti lagi mempersiapkan segala sesuatunya
agar pada proses penelitian kendala-kendala yang dihadapi peneliti terdahulu
tidak terulang lagi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:
bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Arikunto, S., (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, rajawali Pers, Jakarta.
Chang, Raymond, (2005), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I Edisi Ketiga,
Jakarta: Erlangga
Harsono, (2002), Student Centre Learning, Pusat Pengembangan Pendidikan
Universitas Gajah Mada.
Isjoni, (2010), Cooperative learning Efektifitas pembelajaran Kelompok,
Bandung. Alfabeta
Jubandi, Ahmad (2010), Penerapan Problem Base Learning (PBL) Yang
Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer pada Pembelajaran
Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan
Lie, A (2002), Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas,
Grasindo Jakarta.
Prawiradilaga, D.S., (2008), Prinsip Desain Penelitian, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Sadiman, A.S., (2003), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sanjaya,
Aade, (2011), http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertiandefinisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Februari 2012).
Sanjaya,
Alitadi,
(2011),
Model
Pembelajaran
Konvensional,
http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran
konvensional.html (diakses 21 Februari 2012).
Sanjaya, Wina, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.
Saruari,
(2007),
Komputer
Sevagai
http://dps.nurulfikri.com/saruari/?p=124
Media
Pembelajaran,
45
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Unimed, Medan.
Siregar, Nursawani, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
dan Pemberian Rangkuman Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Redoks Di Kelas X Semester II SMAN 14 Medan 2009/2010,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad, (2008), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
(diakses 24 Februari 2012).
Tambunan, Mananti.M., dan Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit FMIPA Unimed, Medan.
Ulpah, M., (2007) Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran, http://
unesa.info/tep/media komputer/isi.php?autor=marianaulpah
(TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Oleh:
Ahmad Fauzi Syahputra Yani
NIM 408131028
Program Studi Pendidikan Kimia
2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah swt, berkat rahmat dan
hidayah-nya yang tak terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Dengan Media
Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Kelas X Pada
Pokok Bahasan Ikatan Kimia . Skripsi disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dan
tak lupa pula sholawat beserta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
semoga dengan memeperbanyak sholawat kepada beliau kita tergolong umatnya
yang mendapat syafaat di yaumil mahsyar kelak. Aamiin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan
yang dihadapi baik dari segi materi maupun ilmu pengetahuan yang terbatas
namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak serta ridho Allah SWT
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis menerima kritik dan saran berbagai pihak demi kesempurnaan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Ucapan
dan penghargaan terutama penulis sampaikan kepada ibu Dra. Nurmalis, M.Si
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan segala kebesaran hati telah
berkenan untuk meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada Prof. dr. Albinus Silalahi selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan hingga selesai dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED, Bapak M. Tohir, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Swasta
Muhammadiyah 8 Kisaran , dan Bapak nazli Haki S.Pd. selaku guru kimia beserta
iii
Staf Pegawai yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan kepada saya
selama melakukan penelitian di SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada keluargaku tercinta,
Ibunda Murni, S.Pd. Ayah Suyadi yang telah memberikan banyak pengorbanan
selama penulis menjalani perkuliahan di UNIMED.
Ucapan
terimakasih
juga
penulis
ucapkan
kepada
rekan-rekan
seperjuangan, mahasiswa/i Jurusan Kimia FMIPA Unimed stambuk DIK 2008-A
dan sahabat-sahabat penulis serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih untuk semuanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2013
Penulis
Ahmad Fauzi S.Y.
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY
(TSTS) DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Ahmad Fauzi Syahputra Yani (NIM. 408131028)
ABSTRAK
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar oleh
siswa. Hal ini disebabkan pelajaran kimia berisi konsep-konsep yang sulit untuk
dipahami. Selain itu pembelajaran yang masih berpusat pada guru juga
menyebabkan siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu peneliti
mencari solusi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two
Stray. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran Two stay Two Stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa khususnya pada pokok
bahasan ikatan kimia di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran pada kelas X semester
ganjil tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September
- Nopember 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran yang terdiri dari 7 kelas dan berjumlah
254 siswa. Sampel penelitian yang diambil sebanyak 2 kelas yang masing-masing
kelas terdiri dari 36 orang siswa, pengambilan sampel dilakukan secara acak
(random sampling). Kelas pertama sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray yang
diintegrasikan dengan media berbasis komputer dan kelas kedua sebagai kelas
eksperimen 2 yang diberi pembelajaran dengan media berbasis komputer.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam
bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah
dinyatakan valid, dan reliabel. Berdasarkan penelitian di kelas eksperimen 1
diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 23,61 dan rata-rata nilai postes sebesar
76,39. Sedangkan di kelas eksperimen 2 rata- rata nilai pretes sebesar 26,67 dan
rata-rata nilai postes sebesar 64,17. Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung >
ttabel yaitu 5,63 > 1,668 maka hipotesis alternative Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan media berbasis komputer
pada pokok bahasan ikatan kimia.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang Masalah
1
1.2.Ruang Lingkup
4
1.3 Batasan Masalah
4
1.4.Rumusan Masalah
4
1.5.Tujuan Penelitian
5
1.6.Manfaat Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.Kerangka Teoritis
6
2.1.1. Belajar
6
2.1.2. Hasil Belajar
7
2.1.3. Aktivitas Belajar
8
2.1.4. Karakteristik Pembelajaran Kimia
8
2.1.5. Hakikat Model Pembelajaran
9
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.1.7. Model pembelajaran Two Stay Two Stray
12
2.1.8. Pengertian Media
13
2.1.9. Media Berbasis Komputer
14
2.1.10. Kegunaan Media
15
vii
2.1.11. Ikatan Kimia
16
2.2. Kerangka Konseptual
23
2.3. Hipotesis Penelitian
24
2.3.1. Hipotesis Verbal
24
2.3.2. Hipotesis Statistik
25
BAB III METODE PENELITIAN
27
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian
27
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
27
3.2.1. Populasi Penelitian
27
3.2.2. Sampel Penelitian
27
3.3.Variabel Penelitian
27
3.3.1. Variabel Bebas
27
3.3.2. Variabel Terikat
27
3.3.3. Variabel Kontrol
28
3.4. Rancangan Penelitian
28
3.4.1. Jenis Penelitian
28
3.4.2. Desain Penelitian
28
3.4.3. Prosedur Penelitian
29
3.5. Alat Pengumpul Data
31
3.5.1. Validitas Tes
31
3.5.2. Reliabilitas Tes
31
3.5.3. Taraf Kesukaran Soal
32
3.5.4. Daya Pembeda
32
3.6.Teknik Analisis Data
33
3.6.1. Uji Normalitas
33
3.6.2. Uji Homogenitas
34
3.6.3. Uji Hipotesis
34
3.6.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar
35
viii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
36
4.1. Hasil Penelitian
36
4.1.1. Deskripsi Data
36
4.2. Analisa Data Hasil Penelitian
37
4.2.1. Uji Normalitas
37
4.2.2. Uji Homogenitas
38
4.2.3. Pengujian Hipotesis
38
4.2.4. Peningkatan Hasil Belajar
39
4.3. Hasil Penelitian
40
4.4. Pembahasan
41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
43
DAFTAR PUSTAKA
44
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Konfigurasi elektron unsur gas mulia
16
Tabel 3.1.
Rancangan penelitian
28
Tabel 4.1.
Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test
37
Tabel 4.2.
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
38
Tabel 4.3
Hasil Uji Hipotesis
38
Tabel 4.4
Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
39
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Alur kunjungan siswa tamu pada model TSTS
13
Gambar 2.2. Struktur Lewis H2O
18
Gambar 2.3. Struktur Lewis Cl2
19
Gambar 2.4. Struktur Lewis O2
19
Gambar 2.5. Struktur Lewis N2
19
Gambar 2.6. Struktur Lewis NH3BF3
20
Gambar 3.1. Desain Penelitian
30
Gambar 4.1. Grafik nilai rata-rata
37
Gambar 4.2. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2
40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan sebagai proses belajar bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal, baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah
lama dilakukan, salah satunya adalah dengan mengadakan perombakan dan
pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan , mulai dari kurikulum 1968
sampai kurikulum 2004. Namun, pada kenyataannya, mutu pendidikan di
Indonesia masih rendah.
Indikasi rendahnya pendidikan di Indonesia sangat dirasakan pada
pembelajaran eksakta, salah satunya adalah mata pelajaran kimia sebagai bagian
dari mata pelajaran IPA (Suyanti, 2008). Kimia sebagai salah satu ilmu
Pengetahuan
Alam
yang
mendorong
perkembangan
teknologi
modern,
mempunyai peranan penting dalam memajukan daya pikir manusia. Untuk
menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
Kimia. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia sudah mulai diberikan dari jenjang
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, mata pelajaran ini
diberikan kepada siswa/siswa jurusan ilmu alam.
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting ternyata dianggap
susah dipelajari oleh sebagian besar siswa/siswi. Hal ini diperkuat oleh pengakuan
beberapa siswa yang mengatakan bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang
sulit. Mereka mengatakan bahwa jika sedang belajar kimia guru yang
menerangkan di depan kelas tidak diperhatikan oleh mereka. Mereka lebih baik
bercerita dengan teman semejanya. Hal itu mereka lakukan karena mereka tidak
mengerti yang diterangkan oleh gurunya.
Berangkat dari masalah tersebut calon peneliti beranggapan bahwa metode
mengajar yang dilakukan oleh guru belum tepat. Guru masih menggunakan
metode dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered).
2
Dalam hal ini, metode yang digunakan hendaknya bukanlah metode
dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) tetapi berpusat
pada siswa (student centered). Karena jika pengetahuan hanya dipindahkan
dengan cara guru yang dengan gagahnya menjelaskan materi demi materi, yang
jadi tambah pintar malah guru tersebut. Siswa harus mengambil peran aktif dalam
memilih, mengelola informasi, mengkonstruk hipotesisnya, memutuskan dan
kemudian
merefleksikan
pengalamannya
untuk
menentukan
bagaimana
pengetahuan itu dapat mereka transfer ke berbagai situasi yang lain (Amir, 2009).
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua hal yang amat penting adalah
metode mengajar dengan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media (Arsyad, 2002).
Beberapa jenis model pembelajaran yang berpusat pada siswa diantaranya:
pembelajaran kolaborasi, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
masalah, dan model pembelajaran bermain peran (Harsono, 2002). Berkaca pada
jati diri bangsa yang memiliki jiwa gotong royong dalam kehidupan
bermasyarakat, model pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah
pembelajaran kooperatif. Selain itu, ada beberapa alasan penting mengapa sistem
pembelajaran kooperatif perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring
dengan proses globalisasi, juga transformasi sosial, ekonomi, dan demografis
yang mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk lebih menyiapkan anak
didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam
dunia yang berubah dan berkembang pesat (Lie, 2002).
Model pembelajaran kooperatif beranjak dari dasar pemikiran "getting
better together", yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang
lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial
yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pada saat itu juga siswa yang
belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor
sebaya (peer group) dan belajar secara bekerjasama (cooperative).
3
Menurut Lie (2002) salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Two
Stay Two Stray (TSTS) yang dikembangkan oleh Kagan (1992). Model ini, dalam
kegiatannya memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray yang selajutnya disebut model pembelajaran TSTS ini juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran dan membangun keterampilan
sosial seperti mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui mengajar, sehingga interaksi siswa akan berkembang selama
proses pembelajaran. Alur proses belajar tidak harus selalu berasal dari guru
menuju siswa, tetapi siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang
lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman
sebaya akan lebih mudah dimengerti dan lebih efektif daripada pengajaran oleh
guru (Lie, 2002).
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk tugas
skripsinya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray memberi dampak yang positif terhadap hasil belajar kimia. Diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Vera Agustina (2011) dari Universitas Negeri
Medan, menyatakan bahwa model pembelajaran TSTS meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X pada pokok bahasan hidrokarbon dari nilai rata-rata 26,61 menjadi
77, 49.
Penelitian yang dilakukan Leony Sanga Lamsari Purba menyatakan
bahwa model TSTS meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada pokok
bahasan koloid dari rata-rata 37,80 meningkat menjadi 81,95. Penelitian yang
dilakukan oleh Darmawan (2011) dari Universitas Pendidikan Indonesia
menyatakan bahwa model TSTS meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada
pokok bahasan kesetimbangan kimia dari rata-rata 34,73 menjadi 75,78.
Merujuk pada pentingnya dikembangkan interaksi siswa selama proses
pembelajaran
dan
keberhasilan
model
kooperatif
dalam
memfasilitasi
pengembangan interaksi siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran TwoStay Two Stray (TSTS)
Dengan Media Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia SMA
Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia”.
4
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
2. Siswa menganggap kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang susah
untuk dimengerti.
3. Guru masih menggunakan metode ceramah di mana pembelajaran masih
berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat pada pembelajaran.
4. Kimia merupakan mata pelajaran yang berisi konsep-konsep yang sulit
untuk dipahami.
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan terarah, maka
penelitian ini dibatasi pada:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA kelas X pada pokok bahasan
ikatan kimia.
2. Penilaian yang dilihat yaitu peningkatan hasil belajar siswa.
3. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Two Stay
Two Stray yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer.
1.4.Rumusan masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan
Media Berbasis Komputer Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa?
2. Apakah Aktivitas Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Diintegrasikan Dengan Media Berbasis
Komputer Lebih Tinggi Dibandingkan Aktivitas Belajar Siswa Yang
Diajar Menggunakan Media Berbasis Komputer?
5
1.5.Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray dengan media berbasis komputer dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia.
2. Untuk
mengetahui
apakah
aktivitas
belajar
siswa
yang
diajar
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray diintegrasikan
dengan media berbasis komputer lebih tinggi dibandingkan aktivitas
belajar siswa yang diajar menggunakan media berbasis komputer?
.
1.6. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan
dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray dalam melakukan
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan kimia.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
disekolah
dalam
rangka
meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMA Muhammadiyah 8
Kisaran.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa data dan pembahasan dari hasil penelitian
diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:
1. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran two stay
two stray yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media berbasis
komputer.
2. Dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran two stay two stray yang diintegrasikan dengan media
berbasis komputer sebesar 69 % dan peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan media berbasis komputer sebesar 51 %.
3. Skor aktivitas belajar siswa yang yang diajar menggunakan model
pembelajaran two stay two stray yang diintegrasikan dengan media berbasis
komputer lebih besar daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan media berbasis komputer.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru mata pelajaran kimia agar memilih metode yang paling sesuai
dengan konsep kimia agar dapat menunjang proses belajar mengajar yang
efektif dan efesien. Dan dalam mengajarkan materi ikatan kimia dapat
menggunakan model pembelajaran two stay two stray dengan media yang
cocok sehingga pembelajaran akan lebih efektif.
2. Bagi peneliti lanjut yang berminat melakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran ini agar lebih teliti lagi mempersiapkan segala sesuatunya
agar pada proses penelitian kendala-kendala yang dihadapi peneliti terdahulu
tidak terulang lagi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:
bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Arikunto, S., (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, rajawali Pers, Jakarta.
Chang, Raymond, (2005), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I Edisi Ketiga,
Jakarta: Erlangga
Harsono, (2002), Student Centre Learning, Pusat Pengembangan Pendidikan
Universitas Gajah Mada.
Isjoni, (2010), Cooperative learning Efektifitas pembelajaran Kelompok,
Bandung. Alfabeta
Jubandi, Ahmad (2010), Penerapan Problem Base Learning (PBL) Yang
Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer pada Pembelajaran
Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan
Lie, A (2002), Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas,
Grasindo Jakarta.
Prawiradilaga, D.S., (2008), Prinsip Desain Penelitian, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Sadiman, A.S., (2003), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sanjaya,
Aade, (2011), http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertiandefinisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Februari 2012).
Sanjaya,
Alitadi,
(2011),
Model
Pembelajaran
Konvensional,
http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran
konvensional.html (diakses 21 Februari 2012).
Sanjaya, Wina, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.
Saruari,
(2007),
Komputer
Sevagai
http://dps.nurulfikri.com/saruari/?p=124
Media
Pembelajaran,
45
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Unimed, Medan.
Siregar, Nursawani, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
dan Pemberian Rangkuman Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Redoks Di Kelas X Semester II SMAN 14 Medan 2009/2010,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad, (2008), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
(diakses 24 Februari 2012).
Tambunan, Mananti.M., dan Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit FMIPA Unimed, Medan.
Ulpah, M., (2007) Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran, http://
unesa.info/tep/media komputer/isi.php?autor=marianaulpah