PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA

KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

SISWA PADA MATERI HIDROKARBON

Oleh: Dewi Isnaini

409331010

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY

TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON Dewi Isnaini (NIM 409331010)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi Hidrokarbon. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 4 Kisaran yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 19 butir tes yang valid dengan reabilitas 0,85 yang telah diuji dengan KR-20.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 22,70 dengan standar deviasi 7,4 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 18,60 dengan standar deviasi 6,7. Pada pengujian normalitas kelas eksperimen diperoleh

χ2

hitung = 5,107 dan χ2tabel = 7,815, untuk kelas kontrol dengan χ2hitung = 2,752 dan

χ2

tabel = 7,815 sehingga diperoleh χ2hitung < χ2tabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,196 dan Ftabel = 1,7085 sehingga

Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang

berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) dengan media Peta Konsep dan kelas kontrol dengan model

pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan diperoleh posttest dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 75,30 dengan standar deviasi 7,3 dan kelas kontrol 64,65 dengan standar deviasi 7,04. Peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas kontrol, yaitu 68% dan 57% dengan rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 78,9 termasuk kategori aktif. Sesuai dengan hasil perhitungan, maka diperoleh tingkat koefisien korelasi antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,822 dan berpredikat tinggi. Hasil uji t diperoleh thitung = 1,919 dan ttabel = 1,664, sehingga thitung > ttabel (1,910 > 1,644) maka Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa yang di beri pembelajaran dengan model pempelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep pada materi Hidrokarbon.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi Hidrokarbon”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si., M.Si. sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dra. Murniaty Simorangkir, MS., ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M. Si., dan bapak Drs. Bajoka Nainggolan, MS yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sekolah SMA Negeri 4 Kisaran yaitu Bapak Drs. Wini, M.Pd yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Para Pegawai SMA Negeri 4 Kisaran yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta : Ayahanda Junaidi dan Ibunda Lumiria Manik yang telah mencucurkan segala keringat, telah bekerja keras demi anak-anaknya, telah membimbing saya dan kakak dan adik menjadi anak yang sholeh/sholeha dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis, kakak dan adik tersayang, Dian Hariadi, Romala Dewi dan Ade Muhammad Iqbal yang telah banyak membantu,


(5)

v

dan memberi semangat penulis, dan tak lupa kepada keluarga besar Musiman dan Sadimah yang telah memberi motivasi dan semangat. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Inda, Febry, Dijah, Rini, Zura, Firda, Yusuf, Devi, Esti, Tri, Samsiah, Habibi, Asnidar, Poppy, Bastanta, Sadam, Ken, Rahmad, Adit dan seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Eks’09 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat yang terbaik dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan terkhusus untuk k’Winda Safitri, k’Syahriany Sirait, k’Vera Agustina Hsb, dan Eko Ramadhan yang telah memotivasi dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan skripsi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Dewi Isnaini NIM. 409331010


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Prinsip Belajar 8

2.1.3. Hakekat Belajar Kimia 9

2.1.4. Hasil Belajar 9

2.1.5. Model Pembelajaran Kooerative Learning 10 2.1.6. Model Kooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray 12 2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Tie Two Stay Two Stray (TSTS) 16 2.1.8. Peta Konsep Sebagai Media Pembelajaran 17


(7)

vii

2.1.9. Hidrokarbon 18

2.2. Kerangka Konseptual 27

2.3. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel 30

3.3. Variabel Penelitian 30

3.4. Rancangan Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6. Instrumen Penelitian 33

3.6.1. Rencana Pelaksanaan Pembeajaran 33

3.6.2. Tes 34

3.6.3. Lembar Observer 34

3.7. Standarisasi Instrumen Penelitian 34

3.7.1. Uji Validitas 34

3.7.2. Uji Reabilitas 35

3.7.3. Uji Daya Beda 36

3.7.4. Uji Tingkat Kesukaran Soal 37

3.8. Teknik Analisis Data 37

3.8.1. Uji Normalitas 38

3.8.2. Uji Homogenitas 38

3.8.3. Uji Hipotesis 39

3.8.4. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 39

3.8.5. Uji Peningkatan Aktivitas Siswa 40

3.8.6. Uji Analisis Korelasi 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 42

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 42


(8)

viii

4.1.3. Uji Prasyarat Data 44

4.2. Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Rumus molekul dan nama alkana dengan

jumlah atom 21

Tabel 2.2. Nama, rumus struktur dan rumus molekul

senyawa alkena 23

Tabel 2.3. Nama, rumus struktur dan rumus molekul

senyawa alkuna 24

Table 3.1. Rancangan Penelitian 31

Tabel 4.1. Rata-rata hasil belajar 43

Tabel 4.2. Hasil uji normalitas 44

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas 45

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 46

Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa 46

Tabel 4.6. Aktivitas Siswa 47


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Diskusi TSTS 14

Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 32

Gambar 4.1. Diagram Persentase Peningkatan Hasil Belajar 47 Gambar 4.2. Diagram Penilaian Indikator Aktivitas Siswa 48


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 60

Lampiran 3. Kisi-kisi soal instrument test 102

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 103

Lampiran 5. Kunci Jawaban Test 111

Lampiran 6. Kisi - Kisi Instrumen Tes Setelah Di Validasi 112 Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 113 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi 118

Lampiran 9. Tabel Validitas Tes 119

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Tes 120

Lampiran 11. Tabel Uji Daya Beda 122

Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Beda 123

Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 124

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 125

Lampiran 15. Tabel Reabilitas Tes 126

Lampiran 16. Reliabilitas Tes 127

Lampiran 17. Hasil Belajar Siswa 129

Lampiran 18. Standar Deviasi Dari Data Pretest Dan Postest 133

Lampiran 19. Uji Normalitas 136

Lampiran 20. Uji Homogenitas 140

Lampiran 21. Data Gain Kelas Eksperimen 143

Lampiran 22. Standar Deviasi dari Data Pretest dan Postest 147

Lampiran 23. Uji Hipotesis 149

Lampiran 24. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 151

Lampiran 25. Pedoman Penskoran Observasi 152

Lampiran 26. Tabel Aktivitas Siswa 153

Lampiran 27. Data Aktivitas Belajar Siswa 161

Lampiran 28. Uji Hipotesis Korelasi 162

Lampiran 29. Peta Konsep 164


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat saat ini tidak lepas kaitannya dengan dunia pendidikan. Oleh karena itu, dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetensi secara global. Sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan kerjasama yang efektif.

Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Keterampilan kimia merupakan salah satu ilmu penting yang harus dimiliki oleh semua kalangan, termasuk siswa di sekolah. Kimia disekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh beberapa siswa, sehingga beberapa siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Adapun kesulitan tersebut terkait dengan ilmu kimia itu sendiri dan pengajaran yang dilakukan oleh guru yang dianggap kurang menarik bagi siswa. Selain itu siswa cenderung menganggap belajar itu sebagai suatu beban, bukan suatu kebutuhan. Oleh karena itu pembelajaran kimia harus dirancang sedemikian rupa agar menjadi lebih efektif dan inovatif.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan calon peneliti kepada beberapa orang siswa di sekolah SMA Negeri 4 Kisaran, mereka mengatakan bahwa mereka kurang tertarik dengan pelajaran kimia, karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan perhitungan-perhitungan yang sangat rumit yang dianggap sulit. Mereka juga mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran kimia selama ini terlihat kurang menarik karena guru hanya menjelaskan saja sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat dalam belajar, sehingga suasana kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa yang bertanya kepada guru meskipun materi yang disampaikan guru belum dapat dipahami.

Hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Kisaran, diperoleh informasi bahwa hasil belajar kimia siswa dalam mata pelajaran kimia masih


(13)

2

rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa yang masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria ketuntasan minimal 72. Sedangkan siswa yang kriteria ketuntasan minimalnya dibawah 72 belum dikatakan tuntas dalam belajar kimia. Sehingga siswa yang mendapatkan nilai rendah pada saat ujian akan diadakan remedial, sehingga nilai mereka memasuki kriteria ketuntasan.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi optimal. (Abdurrahman,2003)

Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Karena kurang kreatifan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru. Perbaikan metode mengajar, pemilihan media pengajaran dan sumber belajar yang tepat sangat memegang peranan penting, metode mengajar harus mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri. (Suyatno, 2009)

Hal ini diperkuat oleh wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 4 Kisaran, khususnya di kelas X. Calon peneliti menanyakan kepada guru kimia SMA Negeri 4 Kisaran mengenai model apa yang pernah atau sering digunakan


(14)

3

dalam proses pembelajaran kimia khususnya model TSTS, calon peneliti memperoleh informasi bahwa siswa tidak pernah belajar menggunakan model kooperatif tipe TSTS dalam setiap proses pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bias bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan usia. (Isjoni, 2009)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Two Stay Two Stray

(TSTS). TSTS merupakan suatu teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu

yang strukturnya dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok lain secara terpisah. Pada model pembelajaran ini, guru memberi kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Dengan demikian, siswa akan belajar sambil bekerja dan berinteraksi satu sama lain. (Lie, 2010)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2011), Efektivitas Model Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada pokok bahasan hidrokarbon dengan presentasi hasil belajar sebesar 69%. Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purmiati, dkk (2012) diperoleh hasil bahwa penerapan metode kooperatif tipe TSTS yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA di SMP Negeri 7 Purworejo dapat meningkatkan aktivitas siswa menjadi 59,69%pada siklus I dan 76,56% pada siklus II. Diyah Saraswati, dkk (2012) dari Universitas Negeri Semarang, menyatakan bahwa siswa kelas VIII SMP N 5 Pemalang mengalami peningkatan minat belajar peserta didik yang mendapat pelajaran dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan alat peraga sebesar 15,8% naik menjadi 31,58 %.


(15)

4

Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas

bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal serta dapat meningkatkan kreativitas dan keaktivan siswa ketika belajar didalam kelas.

Berdasarkan latar belakang masalah maka perlu dilakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif. Untuk itu calon peneliti mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia

Siswa Pada Materi Hidrokarbon”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain strategi dan model pembelajaran yang masih kurang sesuai.

2. Pandangan siswa bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit di pelajari.

3. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang dan siswa belum dilibatkan secara optimal.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 4 Kisaran.

2. Pembelajaran dilakukan dengan model kooperatif Learning tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) dengan media peta konsep.

3. Materi yang diajarkan dibatasi pada pokok bahasan Hidrokarbon.

4. Penilaian yang dilihat yaitu pengaruh hasil belajar kimia siswa yang di ajarkan dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep pada sub materi Hidrokarbon.


(16)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep lebih tinggi dari pada hasil belajar menggunakan pembelajaran konvensional?

2. Bagaimana hubungan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Kisaran yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan media peta konsep dalam pokok bahasan hidrokarbon ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan media peta konsep apakah lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui hubungan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa

Memberikan peluang kepada siswa untuk dapat belajar dengan strategi pembelajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.


(17)

6

Memberikan masukan atau bahan referensi kepada guru mengenai strategi dan model pembelajaran untuk dilaksanakan pada pengajaran yang efektif. 3. Manfaat bagi Mahasiswa Calon Peneliti

Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada masa mendatang serta meningkatkan pemahaman tentang model pembelajaran TSTS dalam pembelajaran Kimia.

4. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang baik dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan.

1) Hasil belajar yang dimaksud dalam proposal ini adalah peningkatan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat berbentuk suatu perubahan tingkah laku pada diri siswa pada aspek kognitif yang dapat diukur dengan tes yang ditunjukkan dengan skor atau angka diberikan oleh guru (Sudjana,2002).

2) Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok belajar dengan sistem tamu dan tuan rumah yang saling berbagi informasi hasil diskusi materi yang telah dibahas oleh kelompok awal kepada kelompok lain (Lie, 2010)

3) Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran dengan teknik mengorganisasi atau menyusun informasi yang menunjukkan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya (Trianto, 2009)

4) Hidrokarbon merupakan materi kimia yang diberikan kepada siswa kelas X semester genap yang membahas tentang cara penentuan tata nama, membedakan rumus alkana, alkena, dan alkuna, serta penentuan isomer. (Sumarna, 2006)


(18)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa melalui model belajar kooperatif tipe TSTS dengan peta

konsep lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa melalui

pengajaran secara konvensional pada materi Hidrokarbon. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas kontrol, yaitu 68% dan 57%.

2. Keaktifan siswa berbanding lurus dengan hasil belajar siswa, di mana siswa yang skor keaktifannya tinggi maka nilai hasil belajar yang diperoleh juga tinggi, dan sebaliknya, siswa yang keaktifannya kurang atau rendah maka nilai hasil belajar yang diperoleh juga rendah. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 78,9 (dalam katagori aktif) dengan tingkat koefisien korelasi antara aktivitas dengan hasil belajar siswa sebesar 0,822.

5.2. Saran

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe TSTS agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai bandingan serta mengembangkan penelitian ini dengan objek yang lain dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih baik.


(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesuitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

A.M, Sardiman., (2003), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Dzamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Dudewicz, Edward J., dan Stya N. Mishra, (1995), Statistika Matematika Modern,

ITB, Bandung

http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray/ (diakses pada Januari 2013)

http://tri-bowop.blogspot.com/2012/01/model-kooperatif-tipe-two-stay-two.html (diakses pada Januari 2013)

Hasibuan, F, N., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Man 1 Medan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,

Medan

Hasibuan, V. A., (2011), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,

Medan

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan

Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Justiana, S. dan Muchtariadi, (2006), Chemistry For Senior High School, Yudhistira, Jakarta.

Kimia, Tim Pendidikan, 2011, Evaluasi Hasil Belajar, Universitas Negeri Medan, Medan

Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di

Ruang-Ruang kelas, P.T Grasindo, Jakarta.


(20)

56

Purmiati, Wakhid Akhdinirwanto, dan H. Ashari, (2012), Penerapan Metode

Koperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo, Jurnal endidikan Kimia 1 : 4-6

Ratnasari, Arnelis Djalil, dan Rini Asnawati, (2012), Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Ditinjau Dari Hasil Belajar Matematika Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia 4 : 187-191

Sanga, Leony L. P, (2011), Pengaruh Penenrapan Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar

Siswa Pada Pokok Bhasan Koloid di Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 2 Sidikalang TA 2010/2011

Saraswati, Diyah, Edy Soedjoko, dan Bambang Eko Susilo, (2012), Penerapan

Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat, Unnes Journal of Mathematics Education 1 : 31-36

Silitongan, P. M, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan

Slavin, Robert E,. (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudjana, M.A., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Media Pembelajaran, CV. Sinar Baru, Bandung

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung

Sumarna, Omay, (2006), Kimia SMA / MA Kelas X, Regina Publishing & Peinting, Bogor

Suprijono, Agus., (2009), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM,

Pestaka Belajar, Surabaya

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,

Surabaya

Tarigan, Simson, (2011), Metode Penelitian, Unimed, Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Wina, M., 2009, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.


(1)

Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal serta dapat meningkatkan kreativitas dan keaktivan siswa ketika belajar didalam kelas.

Berdasarkan latar belakang masalah maka perlu dilakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif. Untuk itu calon peneliti mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Hidrokarbon”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain strategi dan model pembelajaran yang masih kurang sesuai.

2. Pandangan siswa bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit di pelajari.

3. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang dan siswa belum dilibatkan secara optimal.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 4 Kisaran. 2. Pembelajaran dilakukan dengan model kooperatif Learning tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) dengan media peta konsep.

3. Materi yang diajarkan dibatasi pada pokok bahasan Hidrokarbon.

4. Penilaian yang dilihat yaitu pengaruh hasil belajar kimia siswa yang di ajarkan dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep pada sub materi Hidrokarbon.


(2)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep lebih tinggi dari pada hasil belajar menggunakan pembelajaran konvensional?

2. Bagaimana hubungan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Kisaran yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan media peta konsep dalam pokok bahasan hidrokarbon ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan media peta konsep apakah lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui hubungan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa

Memberikan peluang kepada siswa untuk dapat belajar dengan strategi pembelajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.


(3)

Memberikan masukan atau bahan referensi kepada guru mengenai strategi dan model pembelajaran untuk dilaksanakan pada pengajaran yang efektif. 3. Manfaat bagi Mahasiswa Calon Peneliti

Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada masa mendatang serta meningkatkan pemahaman tentang model pembelajaran TSTS dalam pembelajaran Kimia.

4. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang baik dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan.

1) Hasil belajar yang dimaksud dalam proposal ini adalah peningkatan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat berbentuk suatu perubahan tingkah laku pada diri siswa pada aspek kognitif yang dapat diukur dengan tes yang ditunjukkan dengan skor atau angka diberikan oleh guru (Sudjana,2002).

2) Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok belajar dengan sistem tamu dan tuan rumah yang saling berbagi informasi hasil diskusi materi yang telah dibahas oleh kelompok awal kepada kelompok lain (Lie, 2010)

3) Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran dengan teknik mengorganisasi atau menyusun informasi yang menunjukkan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya (Trianto, 2009)

4) Hidrokarbon merupakan materi kimia yang diberikan kepada siswa kelas X semester genap yang membahas tentang cara penentuan tata nama, membedakan rumus alkana, alkena, dan alkuna, serta penentuan isomer. (Sumarna, 2006)


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa melalui model belajar kooperatif tipe TSTS dengan peta konsep lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa melalui pengajaran secara konvensional pada materi Hidrokarbon. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas kontrol, yaitu 68% dan 57%.

2. Keaktifan siswa berbanding lurus dengan hasil belajar siswa, di mana siswa yang skor keaktifannya tinggi maka nilai hasil belajar yang diperoleh juga tinggi, dan sebaliknya, siswa yang keaktifannya kurang atau rendah maka nilai hasil belajar yang diperoleh juga rendah. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 78,9 (dalam katagori aktif) dengan tingkat koefisien korelasi antara aktivitas dengan hasil belajar siswa sebesar 0,822.

5.2. Saran

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe TSTS agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai bandingan serta mengembangkan penelitian ini dengan objek yang lain dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesuitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

A.M, Sardiman., (2003), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Dzamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Dudewicz, Edward J., dan Stya N. Mishra, (1995), Statistika Matematika Modern,

ITB, Bandung

http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray/ (diakses pada Januari 2013)

http://tri-bowop.blogspot.com/2012/01/model-kooperatif-tipe-two-stay-two.html (diakses pada Januari 2013)

Hasibuan, F, N., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Man 1 Medan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Hasibuan, V. A., (2011), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Justiana, S. dan Muchtariadi, (2006), Chemistry For Senior High School, Yudhistira, Jakarta.

Kimia, Tim Pendidikan, 2011, Evaluasi Hasil Belajar, Universitas Negeri Medan, Medan

Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang kelas, P.T Grasindo, Jakarta.


(6)

Purmiati, Wakhid Akhdinirwanto, dan H. Ashari, (2012), Penerapan Metode Koperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo, Jurnal endidikan Kimia 1 : 4-6 Ratnasari, Arnelis Djalil, dan Rini Asnawati, (2012), Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Ditinjau Dari Hasil Belajar Matematika Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia 4 : 187-191

Sanga, Leony L. P, (2011), Pengaruh Penenrapan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bhasan Koloid di Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 2 Sidikalang TA 2010/2011

Saraswati, Diyah, Edy Soedjoko, dan Bambang Eko Susilo, (2012), Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat, Unnes Journal of Mathematics Education 1 : 31-36 Silitongan, P. M, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed,

Medan

Slavin, Robert E,. (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudjana, M.A., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Media Pembelajaran, CV. Sinar Baru, Bandung

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung

Sumarna, Omay, (2006), Kimia SMA / MA Kelas X, Regina Publishing & Peinting, Bogor

Suprijono, Agus., (2009), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM, Pestaka Belajar, Surabaya

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,

Surabaya

Tarigan, Simson, (2011), Metode Penelitian, Unimed, Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Wina, M., 2009, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 4 24

PENGARUH MEDIA PUZZLE DAN MOLYMOD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KREATIFITAS SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

5 16 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA STRUKTUR ATOM SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERPADUKAN MEDIA PETA KONSEP.

0 5 18

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5