PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN: Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung.
No. Daftar FPIPS : 1658/UN.40.2.5.2/PL/2013
PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN
(Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata
Pada Program studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Disusun oleh :
Hilda Yundika Sudirman
0607098
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan Pembelian
Di Rumah Makan Bancakan
Oleh
Hilda Yundika Sudirman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Hilda Yundika Sudirman 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Hilda Yundika Sudirman, “Pengaruh Physical Evidence terhadap Keputusan
Pembelian di Rumah Makan Bancakan” (Survey Pada Konsumen Rumah
Makan Bancakan) dibawah bimbingan Gitasiswhara SE.,Par.,MM dan Heny
Hendrayati S.IP., MM.
Bandung merupakan kota yang dijuluki sebagai kota kuliner. Salah satu rumah
makan yang populer di kota Bandung adalah rumah makan Bancakan. Rumah
makan Bancakan selalu mengalami kenaikan pengunjung namun jumlah
pendapatan yang diperoleh selalu menurun setiap tahun. Seperti pada tahun 2012
pengunjung yanmg datang ke rumah makan Bancakan naik sebesar 3,57 % namun
pendapatan yang diperoleh justru menurun pada tahun 2012 sebesar
24,02%.penurunan pendapatan ini salah satunya dikarenakan banyaknya pesaing
yang bermunculan sehingga konsumen mempunyai banyak piklihan untuk makan.
Teknik pengambilan sample dengan menggunakan stratified random sampling
dengan jumlah sampel 100 responden. Menggunakan skala Ordinal Teknik
analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda dengan alat bantu software
komputer SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan wisatawan
tentang physical evidence terhadap keputusan pembelian di rumah makan
Bancakan secara umum dinilai cukup baik. Faktor yang mendapat penilaian yang
tinggi yaitu pada faktor pehiperal evidence sebesar 2304 atau 51,05%, Hal ini
dikarenakan rumah makan Bancakan memiliki bukti fisik yang unik sehingga
memiliki skor tertinggi di mata konsumen yang datang ke rumah makan
Bancakan, Tanggapan wisatawan mengenai keputusan pembelian di rumah makan
Bancakan secara umum adalah cukup baik yang meliputi pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian dan
metode pembayaran dengan skor 5196. Secara keseluruhan Physical Evidence
berpengaruh terhadap keputusan pembelianb di rumah makan Bancakan.
Kunci: Physical Evidence, Keputusan Pembelian
i
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Hilda Yundika Sudirman, "Physical Evidence of the Influence Purchasing
Decisions Bancakan Eat at Home" (Survey On Consumer Eating Bancakan)
under the guidance of Gitasiswhara SE., Par., MM and Heny Hendrayati
S.IP.,MM.
Bandung is a city dubbed as a culinary city. One of the popular eating houses in
the city was home eating Bancakan. Eating house Bancakan always increase the
number of visitors but the income is always decreasing every year. As in 2012
yanmg visitors come to the house to eat Bancakan rose by 3.57%, but the income
actually declined in 2012 amounted to 24.02%. Decline in revenue is one of them
because the number of competitors that have sprung up so that consumers have a
lot choice to eat. Sampling technique using a stratified random sampling with a
sample of 100 respondents. Using Ordinal scale data analysis technique used is
multiple regression with SPSS computer software tools 17.0. The results showed
that the responses of physical evidence travelers on purchase decisions in
restaurants Bancakan generally considered quite good. Factors that gets high
ratings pehiperal evidence that the factor of 2304 or 51.05%, This is because the
restaurants Bancakan have unique physical evidence that has the highest score in
the eyes of consumers who come to the house to eat Bancakan, travelers
Responses regarding purchasing decisions in Bancakan restaurant in general is
quite good which includes product selection, brand selection, the selection of
suppliers, the time of purchase, purchase amount and method of payment with a
score of 5196. Physical Evidence overall effect on the decision to eat at home in
Bancakan.
Keywords: Physical Evidence, Purchase Decision
ii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki sumber
daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman
budayanya. Namun, kepemilikan sumber daya tersebut harus diiringi dengan
pengelolaan yang baik dan terarah agar dapat menarik wisatawan untuk datang ke
Indonesia baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Indonesia, diharapkan dapat
membantu peningkatan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan Keppres
No.38 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung
pembangunan pariwisata Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan
bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia.
Seperti
juga
yang tercantum
dalam UU
No. 10/2009
tentang
kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Penanganan pembangunan
wilayah pariwisata untuk dijadikan daerah tujuan wisata akhir-akhir ini telah
menunjukkan adanya kemajuan.
Dalam
hubungan
ini,
pemerintah
Indonesia
dalam
pelaksanaan
kebijaksanaannya dibidang pariwisata melandaskan pada pembangunan daerah
tujuan wisata atas dasar pokok-pokok pikiran seperti tersedianya prasarana, sarana
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan fasilitas-fasilitas lain serta besarnya potensi kepariwisataan di daerah yang
bersangkutan serta asas pemerataan pembangunan, sehingga pembangunan
pariwisata dapat dilaksanakan serempak tanpa mengabaikan potensi sumbersumber yang dimiliki tiap daerah (Nyoman S. Pendit, 2002 : 70).
Melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan
mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke
kawasan Asia-Pasifik, dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah wisatawan
yang sedemikian besar, maka Indonesia dapat menawarkan segala daya tariknya
untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya. Dengan perolehan
sebesar USD 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata
Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari pengeluaran wisatawan dunia (USD 474
miliar). Berikut data rekapitulasi wisatawan mancanegara pada tahun 2008-2012
yang terdapat pada Tabel 1.1
TABEL 1.1
STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE
INDONESIA PADA TAHUN 2008-2012
Tahun
Jumlah Wisatawan
%
2008
6.234.497
-
2009
6.323.730
1,41
2010
7.002.944
9,69
2011
7.649.731
9,23
2012
7.988.574
4,24
Sumber : Badan Pusat Statistik 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan
yang mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan . Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yang berjumlah
7.002.944 wisatawan mancanegara yaitu mengalami kenaikan sebesar 9,96%.
Tingginya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memberi
dampak positif bagi perekonomian nasional. Pasalnya kehadiran wisatawan
mancanegara membantu meningkatkan pendapatan para pelaku bisnis perhotelan,
transportasi, tempat wisata, makanan hingga kerajinan tangan.
Mengingat pentingnya industri pariwisata Indonesia, diperlukan adanya
perbaikan insfrastruktur, penambahan jumlah akomodasi, serta penggalian potensi
tempat-tempat wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Indonesia. Selain
itu, diperlukan upaya-upaya khusus untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
para wisatawan selama berada di Indonesia.
Perkembangan pariwisata Indonesia tidak bisa hanya diukur oleh jumlah
wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia saja, tetapi jumlah wisatawan
nusantara pun turut mempengaruhi tolak ukur perkembangan pariwisata
Indonesia. Hal oini dapat dilihat dalam Tabel 1.2 yang merupakan tabel jumlah
kunjuingan wisatawan nusantara periode 2008-2012.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TABEL 1.2
PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA PADA TAHUN 2008-2012
Tahun
Perjalanan
Rata-rata
Pengeluaran
Total
(Ribuan)
Perjalanan
Perjalanan
Pengeluaran
(Kali)
(Ribuan Rp)
(Triliun Rp)
2008
225.041
1.92
547.33
123.17
2009
229.731
1.92
600.30
137.91
2010
234.377
1.92
641.76
150.41
2011
236.752
1.94
662.68
156.89
53.868
1.95
Triwulan 1
Data belum tersedia
2012
Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012
Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah
wisatawan nusantara mengalami peningkatan yang cukup sinifikan. Peningkatan
tersebut terjadi pada tahun 2009 yang meningkat sebanyak 2,04 % dari tahun
sebelumnya.
Kemajuan industri pariwisata Indonesia, memacu provinsi-provinsi
di Indonesia untuk lebih meningkatkan lagi pengelolaan pariwisata di daerahnya
masing-masing. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia
yang mempunyai banyak daya tarik wisata sehingga dapat menarik banyak
wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat, seperti yang terdapat pada tabel 1.3
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TABEL 1.3
PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG
BERKUNJUNG KE JAWA BARAT MELALUI PINTU MASUK
BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA DAN PELABUHAN MUARAJATI
TAHUN 2008-2012
Tahun
Jumlah Wisatawan
%
2008
68.978
-
2009
81.651
15,52
2010
92.479
11,70
2011
117.550
21,32
2012
132.796
11,48
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat melalui Bandara Husein
Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 21,32 % dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,48%. Dengan meningkatnya
jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke
Jawa Barat, maka fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata semakin dibutuhkan.
Salah satu kota di Jawa Barat yang menjadi daerah tujuan wisata
andalannya adalah kota Bandung. Bandung merupakan sebuah kota yang
memiliki daya tarik wisata yang dapat menarik banyak wisatawan untuk datang ke
Bandung, diantaranya berupa wisata alam, bangunan kuno (heritage), wisata
belanja maupun wisata kuliner.
Pariwisata telah berkembang menjadi satu industri besar dan memiliki
peran dan posisi yang strategis bagi pembangunan di kota Bandung. Akibatnya
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kota Bandung pun pun menjadi salah satu tujuan utama destinasi wisata di
Indonesia. Pertumbuhan ini telah mendorong lahirnya para pengusaha yang
bergerak di bidang jasa pariwisata seperti hotel, rumah makan, restoran, cafe dan
lain sebagainya.
Semua usaha tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang majunya
kepariwisataan, dengan fasilitas yang baik dan nyaman akan mendatangkan
semakin banyak wisatawan yang datang ke kota Bandung. Tabel 1.3
memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara yang datang ke kota Bandung pada tahun 2008-2012 yang mengalami
kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan.
TABEL 1.4
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA
TAHUN 2008-2012
Tahun
Wisatawan
Wisatawan
Jumlah
%
Mancanegara
Nusantara
2008
175.111
4.320.134
4.495.245
-
2009
185.076
4.822.532
5.007.608
10,23
2010
228.449
4.951.439
5.179.888
3,32
2011
225.585
6.487.239
6.712.824
22,83
2012
176.855
5.080.584
5.257.439
-27,68
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2012
Berdasarkan pada tabel 1.4 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke
kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan
pengunjung. Kenaikan yang paling besar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
22,835 hal ini dikarenakan kota Bandung semakin mengalami kenaikan dibidang
pariwisatanya terutama semakin berjamurnya bisnis kuliner.
Menurut Marsum (1994:7) restoran adalah suatu bangunan yang
diorganisasi secara komersil, yang menyatakan pelayanan dengan baik kepada
semua tamu, berupa makanan maupun minuman. Sedangkan menurut sihite
(2000:16) restoran adalah suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi
tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi,
siang maupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati
hidangan itu harus membayar dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang
disediakan di restoran itu.
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang selalu dikunjungi
wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang tentu harus diimbangi
dengan fasilitas pendukung pariwisata yang memadai seperti halnya restoran.
Oleh karena itu Bandung banyak sekali bisnis-bisnis makanan yang bermunculan
seperti yang terdapat pada Tabel 1.5 tentang jumlah restoran dan rumah makan
berdasarkan klasifikasinya.
TABEL 1.5
DAFTAR JUMLAH RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
BERDASARKAN KLASIFIKASINYA DI KOTA BANDUNG
No.
Klasifikasi
Jumlah
1
Restoran Talam Kencana
1
2
Restoran Talam Saka
67
3
Restoran Talam Gangsa
166
4
Restoran Waralaba
46
5
Bar
12
6
Rumah Makan A
35
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Rumah Makan B
145
8
Rumah Makan C
157
Jumlah
629
Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa jumlah restoran dan rumah
makan di kota Bandung ada sekitar 629 buah. Hal tersebut dapat mempengaruhi
wisatawan untuk datang ke kota Bandung karena restoran dan rumah makan
merupakan salah satu fasilitas yang penting untuk kenyamanan para wisatawan.
Restoran merupakan tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum
ditempat usahanya. Bandung merupakan kota yang mendapatkan julukan kota
kuliner karena banyaknya restoran din kota Bandung. Berikut nama-nama restoran
di kota Bandung berdasarkan jenisnya.
TABEL 1.6
NAMA RESTORAN DI KOTA BANDUNG BERDASARKAN JENISNYA
No
Kategori Restoran
1.
Restoran Sunda
Nama Restoran
Arum Manis, Bale Gazeebo, Sindang Reret, Ma
Uneh, Bumbu Desas, Bancakan, Laksana, Ponyo,
Sari Sunda, Sambara, Ampera
2.
Restoran Asia
Thai Palace, Tomodachi, Torigen, Korean House,
Hanamasa
3.
Restoran Eropa
New Clique Lounghe & Resto, Abuba Steak, Suis
Butcher, Waroeng Steak, Green Cafe
4.
restoran siap saji
KFC, CFC, McD, Hoka Hoka Bento, Texas
Chiken
Sumber : Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber 2012
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu restoran Sunda yang terkenal di Bandung adalah Nasi
Bancakan. Restoran ini berada di jalan Trunodjoyo No. 63 Bandung yang berdiri
pada tanggal 17 Oktober 2007 dan mengambil tema restoran Sunda tradisional.
Bangunan restoran ini sederhana dan unik dengan ruangan restoran yang ditata
sedemikian rupa sehingga terkesan restoran Sunda tradisional sesuai tema yang
diusung. Ornament bilik pada dinding restoran dan peralatan makan dan juga
ge;las seng semakin memperkuat kesan tradisional pada restoran ini. Selain itu,
restoran Nasi Bancakan memiliki tempat duduk yang beragam, bisa lesehan bisa
juga duduk di bangku panjang yang bisa membuat kita lebih leluasa makan.
Restoran Nasi Bancakan menyediakan menu khas Sunda yang disajikan
kepada pelanggannya disebuah meja dan pengunjung mengambil sendiri-sendiri
makanan yang disukai. Mengambil sendiri secara rame-rame inilah yang disebut
dengan bancakan atau lebih umum disebut dengan prasmanan.
Restoran ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat khususnya daerah
Bandung karena makanan yang ditawarkan terjangkau, makanannya unik dan
bervariasi, tempatnya strategis, konsepnya yang unik dan juga dilengkapi dengan
lahan parkir yang cukup luas. Oleh karena itu, kunjungan ke Nasi Bancakan selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada tabel 1.6
TABEL 1.7
DATA JUMLAH PEMBELIAN NASI BANCAKAN PADA TAHUN 2009-2012
Tahun
Jumlah Pembelian
Persentase (%)
2009
319.231
-
2010
366.563
12,91
2011
382.000
4,04
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2012
396.161
3,57
Sumber : Marketing Nasi Bancakan 2012
Pada tabel 1.7 dapat dilihat bahwa kenaikan kunjungan ke Nasi Bancakan
selalu naik dari tahun ke tahun, namun persentase kenaikannya nmenurun. Seperti
pada tahun 2009 jumlah pembelian sebesar 319.231 mengalami kenaikan sebesar
14, 82 % menjadi 366.563 pada tahun 2010. Sedangkan persentase kenaikan
jumlah pembelian pada tahun 2012 turun sebesar 3,57 %.
Meskipun jumlah pengunjung ke Nasi Bancakan selalu mengalami
kenaikan setiap tahunnya, namun pendapatan yang dihasilkan restoran Nasi
Bancakan mengalami penurunan tiap tahunnya. Seperti yang terdapat pada tabel
1.8.
TABEL 1.8
JUMLAH RATA-RATA PENDAPATAN RESTORAN NASI BANCAKAN
PER TAHUN
Tahun
Jumlah Pendapatan
(Rupiah)
2009
813.278.000
2010
707.551.860
2011
703.322.814
2012
703.153.652
Sumber : Marketing Nasi Bancakan
Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh
rumah makan Nasi Bancakan pada tiap tahun selalu menurun. Dapat dilihat pada
tahun 2009 pendapatannya sebesar Rp. 813.278.000 tetapi pada tahun 2010
mengalami penurunan menjadi Rp. 707.551.860.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meskipun jumlah pengunjung yang datang ke rumah makan nasi
bancakan selalu naik tiap tahunnya, tetapi tidak diimbangi dengan jumlah
pendapatan
yang
diperoleh
rumah
makan
Nasi
Bancakan.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa ada permasalahan yang dialami oleh Bancakan yang
berhubungan dengan keputusan pembelian.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keputusan pembelian di
rumah makan Nasi Bancakan adalah bukti fisik atau Physical Evidence. Setiap
perusahaan baik perusahaan jasa jasa maupun perusahaan non jasa harus berusaha
untuk menciptakan tampilan fisik yang baik dimata konsumen karena kesan
konsumen terhadap suatu perusahaan akan mempunyai pengaruh penting bagi
perusahaan tersebut. Dengan adanya penampilan fisik yang baik, maka
perusahaan tersebut akan mampu menarik lebih banyak konsumen. Begitupun
dengan rumah makan nasi bancakan yang mengelola sarana fisik dengan baik agar
bisa meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen.
Bukti fisik atau Physical Evidence memiliki peranan pentig bagi penjual
jasa maupun konsumen (Hurriyati 2005:64). Physical Evidence atau bukti fisik
dapat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu essential (khusus) dan pehiperal
(umum).
Melihatas maka perlu diadakan penelitian penjelasan diatas maka perlu
diadsakan penelitian tentang Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan
Pembelian Di Rumah Makan Bancakan”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.
Bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah makan Bancakan
2.
Bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah makan Bancakan
3.
Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan pembelian
di rumah makan bancakan.
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah
makan Bancakan
2.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah
makan Bancakan
3.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengaruh physical evidence
terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan.\
1.4
Kegunaan Penelitian
a.
Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan
ilmu dan penelitian dalam bidang disiplin ilmu ManajemenPemasaran
psriwisata khusunya mengenai bidang food & beverage dan keputusan
pembelian, sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam
mengembangkan wawasan Manajemen Food & Beverage.
b.
Kegunaan praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pihak
rumah makan Bancakan dapat mengetahui apa penyebab dari turunnya
persentase pendapatan di rumah makan Bancakan sehingga dapat
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperbaikinya agar dapat meningkatkan persentase kunjungan ke
rumah makan Bancakan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini meneliti tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh
restoran Bancakan yang diterapkan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini
menggunakan dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Adapun
variable bebas (independent) adalah physical evidence yang terdiri dari (X.1)
essential evidence dan ( X.2) pehiperal evidence. Keputusan pembelian sebagai Y
merupakan variable terikat (dependen) yang terdiri dari pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, jumlah pembelian, waktu
pembelian, dan metode pembayaran. Variable yang diteliti yaitu physical evidence
terhadap keputusan pembelian. Objek penelitian adalah tanggapan responden
mengenai physical evidence dan keputusan pembelian. Sedangkan unit analisis
atau responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang ke restoran
Nasi Bancakan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) merupakan cara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan
tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris yang
mempunyai kriteria tertentu yang valid (ketepatan). Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitiuan ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional (masuk akal),
70
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses penelitian
menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis). Berdasarkan tujuan penelitian
dan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriftif dan verivikatif.
Menurut Sugiyono (2010:35) penelitian deskriftif adalah penelitian yang
dilakukan yang dilakukan untyuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu
variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variable yang lain”. Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh
deskripsi mengenai physical evidence (essential evidence and pehiperal evidence)
dan keputusan pembelian di restoran Nasi Bancakan.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji
mengenai kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini
dilakukan survey terhadap konsumen restoran nasi bancakan untuk mengetahui
pengaruh physical evidence (essential evidence dan pehiperal evidence) terhadap
keputusan pembelian.
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2). Berdasarkan
variabel-variabel yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode
penelitian
deskriptif
dan
verivikatif.
Mohammad
Nazir
(2005:
55)
mengemukakan bahwa secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian
untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun dalam pengertian
metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencankup metode
penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental dan secara
lebih umum sering diberi nama “metode survei”.
Sedangkan menurut Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah riset yang
berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut
dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau
masa sekarang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi
atau gambaran tentang variabel.
Tujuan metode deskriptif menurut Travers yang dikutip Husein Umar
(2002: 29) adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala
tertentu. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) melalui
media kuesioner yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik
menjadi salah satu cara untuk dapat mendeskripsikan tanggapan pengunjung yang
relevan dan up to date mengenai objek yang diteliti.
Penelitian deskriptif dapat menghasilkan deskripsi masing-masing variable
mengenai tanggapan responden yaitu physical evidence dan keputusan pembelian
di restoran Bancakan.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan, dalam hal ini penelitian
verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh Physical Evidance terhadap
Keputusan Pembelian ke Restoran Nasi Bancakan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilakukan dengan cara pengumpulan data di lapangan, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei explanatory. Menurut
Malhotra (2005: 196), metode survei adalah kuesioner yang terstruktur yang
diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi
spesifik.
Metode
penelitian
yang
ditetapkan
adalah
untuk
mempermudah
dilaksanakannya langakah-langkah penelitian. Mohammad Nasir (2003: 44)
mengemukakan bahwa dengan memilih metode penelitian, maka peneliti akan
mendapatkan panduan tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method, yaitu
metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu
atau tidak berkesinambungan dalam jangka panjang.
1.2.2 Operasionalisasi Variabel
Keseluruhan skala pengukuran dalam operasionalisasi variabel ini
menggunakan pengukuran ordinal, yaitu angka yang diberikan dimana angkaangka tersebut mengandung pengertian tingkatan ukuran ordinal digunakan untuk
mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini
tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan
atau rangking saja. Variable yang akan dikaji dalam penelitian ini mencakup
physical evidence (X) yang terdiri atas essential evidence (X1) dan peripheral
evidence (X2) serta keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari pemilihan produk,
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah pembelian dan metode pembayaran.
Berikut ini merupakan tabel mengenai operasionalisasi variabel yang dapat dilihat
pada Tabel 3.1
Tabel. 3.1
Operasionalisasi Variabel
Konsep Varabel
Indikator
Variabel/Sub
Variabel
Physical
Sesuatu hal yang
Evidence (X) secara nyata turut
mempengaruhi
keputusan
konsumen untuk
membeli dan
menggunakan
produk/jasa yang
ditwarkan
(Lupiyoadi A
Hamdani 2011:71 )
Essential
KeputusanEvidence (X1) keputusan yang
dibuat oleh
pemberi jasa
mengenai design
dan tata letak (lay
out)dari gedung,
ruang dan lain-lain
(Lupiyoadi A
Hamdani 2011:71 )
.
Design
Tata Letak
Ukuran
Skala
Tingkat kemenarikan
design restoran
Bancakan
Tingkat kenyamanan
suasana di restoran
Bancakan
Tingkat keunikan
desain ruangan
restoran Bancakan
Tingkat kerapihan tata
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
letak ruang di restoran
Bancakan
Tingkat
kerapihan
Ordinal
meja dan kursi di
restoran Bancakan
tingkat
kerapihan
penyimpana peralatan
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ordinal
75
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel
Indikator
Ukuran
Skala
makan dan minum di
restoran Bancakan
Peripheral
Nilai tambah yang
Evidence (X2) bila berdiri sendiri
tidak akan berarti
apa-apa. Jadi hanya
berfungsi sebagai
pelengkap saja,
sekalipun demikian
peranannya sangat
penting dalam
proses produk dan
jasa (Lupiyoadi A
Hamdani 2011:71 )
Keputusan
keputusan
Pembelian (Y) pembelian
merupakan tahap
dimana konsumen
juga mungkin
membentuk niat
untuk membeli
produk jasa yang
paling disukai,
dimana keputusan
untuk
memodifikasi
menunda, atau
menghindar sangat
dipengaruhi oleh
resiko yang
dirasakan ( Kotler
and Keller
2009:158)
Pemilihan
Tahap dimana
Produk
konsumen
dihadapkan pada
sikapnya terhadap
kebutuhan atau
keinginan suatu
Signage
Tingkat kejelasan
petunjuk toilet
Tingkat kejelasan
petunjuk mushola
Tingkat kejelasan
petunjuk wastafel
Tingkat kejelasan
petunjuk parkir
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kartu Nama Tingkat kejelasan
adanya kartu nama di
restoran Bancakan
Ordinal
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
menu makanan yang
disediakan.
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
Ordinal
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ordinal
76
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel
produk (Kotler and
Keller 2009:240)
Pemilihan
Merek
Pilihan
penyalur
Tahap dimana
konsumen harus
memutuskan merek
mana yang akan
dibeli. Setiap
merek memiliki
perbedaanperbedaan
tersendiri. Dalam
hal ini perusahaan
harus mengetahui
bagaimana
konsumen memilih
sebuah merek
(Kotler and Keller
2009:240)
Pada tahap ini
konsumen harus
mengambil
keputusan tentang
penyalur mana
yang akan
dikunjungi. Setiap
konsumen berbedabeda dalam
menentukan
penyalur, dapat
dikarenakan factor
lokasi yang dekat,
Indikator
Ukuran
produk yang
ditawarkan restoran
Tingkat kebutuhan
konsumen pada
produk yang
ditawarkan restoran
Bancakan
Tingkat kemudahan
konsumen dalam
mencari informasi
tentang restoran
Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
restoran Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
produk yang
ditawarkan restoran
Bancakan daripada
yang ditawarkan
restoran lain.
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
lokasinya yang
strategis
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
konsep restoran
Bancakan
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
77
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel
Indikator
Ukuran
Skala
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
harga produk yang
ditawarkan murah
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
datang ke restoran
Bancakan karena
kelengkapan produk
yang ditawarkan
restoran Bancakan
Tingkat keseringan
konsumen dalam
mengunjungi restoran
Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
restoran Bancakan
buka sesuai jam
makan
Tingkat berkunjung
kembali yang
dilakukan konsumen
ke restoran Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen karena
restoran Bancakan
dapat memenuhi
kebutuhan konsumen
Ordinal
harga murah, dan
persediaan barang
yang lengkap
(Kotler and Keller
2009:240)
Waktu
Pembelian
Jumlah
Pembelian
Tahap dimana
konsumen
menentukan waktu
pembelian, kapan
konsumen
membutuhkan atau
menginginkan
merek tersebut
(Kotler and Keller
2009:240)
Didasarkan pada
seberapa besar
kebutuhan atau
keinginan
konsumen akan
merek tersebut
(Kotler and Keller
2009:240)
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
ordinal
78
Variabel/Sub
Variabel
Metode
Pembayaran
Konsep Varabel
Pada tahap ini
konsumen dapat
mengambil
keputusan tentang
produk yang akan
dibelinya pada saat
itu karena adanya
kemudahan
fasilitas
pembayaran
(Kotler and Keller
2009:240)
Indikator
Ukuran
Skala
Tingkat keseringan
konsumen membeli
makanan dan
minuman yang
disediakan di rumah
makan Bancakan
ordinal
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
restoran Bancakan
karena kemudahan
dalam melakukan
pembayaran
ordinal
Tingkat ketertarikan
konsumen karena di
rumah makan
Bancakan
menggunakan metode
pembayaran secara
tunai
Ordinal
Sumber : pengolahan data 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk
penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh baik secara langsung (data
primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek
penelitian.
1. Sumber Data Primer
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
Sumber data primer adalah sumber data dimana data yang diinginkan dapat
diperoleh secara langsung dari objek yang berhubungan dengan penelitian.
Menurut Asep Hermawan (2006: 168) yang dimaksud dengan data primer adalah
data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah
yang atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif,
maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei
ataupun observasi. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan
dikumpulkan peneliti (Anwar Sanusi 2011: 104).
Pada penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang
disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan
dianggap mewakili seluruh populasi penelitian, yaitu pengunjung restoran Nasi
Bancakan.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang mana sumber
subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu
dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan
(2006: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabelvariabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai literatur, jurnal ilmiah,
literatur artikel, serta dari situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
Anwar Sanusi (2011:104) mengemukakan bahwa data sekunder adalah data
yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang
tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data sekunder internal sedangkan data
yang tersedia di luar lokasi penelitian disebut data sekunder eksternal
Berikut adalah Tabel 3.2 yang menyajikan jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini:
Tabel. 3.2
Jenis dan Sumber Data
Kategori Data
No
Jenis Data
Data
Data
Primer
Sekunder
Sumber Data
1.
Data Physical evidence
√
Data penelitian responden
2.
Keputusan pembelian
√
Data penelitian responden
3.
Jumlah pembelian
restoran Bancakan
4.
di
√
Marketing Restoran nasi
bancakan
Profil perusahaan
√
Restoran nasi bancakan
5.
Kajian pustaka
√
Buku-buku,
majalah,
jurnal dan sebagainya
6.
Jumlah kunjungan
wisatawan ke Bandung
√
Disbudpar kota Bandung
2011
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Penelitian yang dilakukan selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan
dan menganalisis suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
penting. Menurut Anwar Sanusi (2011: 87) “Populasi adalah seluruh kumpulan
elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat
kesimpulan”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila dalam
sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian
kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
Tabel. 3.3
Jumlah Pembelian di Restoran
Nasi Bancakan
Tahun
Jumlah Pembelian
2009
319.231
2010
366.563
2011
382.000
2012
396.161
Jumlah
1.463.955
Sumber: Marketing Restoran Nasi Bancakan, 2012
Berdasarkan data jumlah pembelian di restoran nasi Bancakan diketahui
dalam 3 tahun terakhir jumlah pembelian 1.463.955. Peneliti mengambil populasi
dalam penelitian ini yaitu jumlah pengunjung pada tahun 2012 yaitu sebesar
396.161
3.2.4.2 Sampel
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
82
Menurut Sugiyono
(2008: 116) “Sampel adalahbagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu . apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi betul-betul refresentatif (mewakili).
Satuan sampling adalah sesuatu yang dijadikan kesatuan yang akan dipilih.
Satuan sampling (sampling unit) dapat berupa individu yang berdiri sendiri atau
kumpulan individu. Nilai yang diperoleh dari perhitungan populasi disebut
poarameter, sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sampel disebut
statistik yang tidak lain merupakan penaksir (estimator) dari parameter.
Untuk menentukan ukuran sampel dapat digunakan rumus proporsi Slovin
(Husein Umar, 2008: 108).
n=
N
1+N (e)2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (0,10).
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
Dimana dalam penelitian ini populasi adalah konsumen di restoran nasi
bancakan, pada tahun 2012 yaitu sebanyak 396.161 orang. Menurut rumus
proporsi Slovin (Husein Umar, 2008: 108), jumlah sampel minimum pada
penelitian ini adalah
n
396.161
1 396.161 (0,10)
2
n = 99,97 orang, dibulatkan menjadi 100 orang
Berdasarkan perhitungan diatas, maka selanjutnya sampel minimum yang
berjumlah 100 orang pengunjung sebagai sampel dalam penelitian ini, kuesioner
akan disebarkan sebanyak 100 orang.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti mengambil
sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia (Anwar Sanusi
2011:88 ). Cara pengambilan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan unsur peluang atau tidak. Jika dalam proses mengambil sampel
memperhatikan unsur peluang, tipe sampling disebut sampling peluang
(probability sampling) atau cara pengambilan sampel secara acak. Jika dalam
proses tidak memperhatikan peluang, tipe sampling disebut sampling nonpeluang
(non-probability sampling).
Cara pengambilan sampel secara acak terdiri atas simple random
sampling, strafied random sampling dan cluster random sampling. Adapun cara
pengambilan sampel secara tidak acak antara lain accidental sampling,
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
convenience sampling, purposive sampling, snowball sampling dan quota
sampling (Anwar Sanusi 2011:88 ).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified
random sampling karena populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang makan di rumah makan Nasi Bancakan sehingga
populasinya bersifat heterogen. Untuk memperoleh presisi yang tinggi dalam
pengambilan sampel sampel variabel yang bersifat heterogen, diupayakan menjadi
relatif homogen dengan melakukan stratifikasi terhadap populasi menjadi
beberapa sub atau lapisan (Anwar Sanusi 2011:91).
Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal stratifikasi, yaitu :
1. Harus ada kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi dalam lapisan-lapisan. Yang dapat dijadikan
kriteria adalah variable yang akan diteliti atau variable lain yang yang
menurut peneliti mempunyai hubungan yang erat dengan variable yang
akan diteliti.
2. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
digunakan untuk menstratifikasi.
3. Harus diketahui secara tepat jumlah elemen dari setiap lapisan dalam
populasi itu.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses
pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Selalu ada hubungan antara
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Secara umum, metode pengumpulan data dubagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
1. Metode Pengamatan Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Metode pengamatan
langsung memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik.
b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
c) Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja.
d) Pengamtan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya.
2. Metode dengan Menggunakan Pertanyaan
Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering
disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan cukup terperinci dan lengkap.
3. Metode Khusus
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan
laporan penelitian ini adalah:
a.
Studi Lapangan
Penulis menggunakan teknik studi lapangan untuk mengetahui secara
langsung permasalahan yang terjadi, sekaligus untuk memperoleh data
primer yang dibutuhkan, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau interaksi interaksi melalui
komunikasi secara langsung kepada pihak yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
2) Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai gambaran umum
dari pengunjung serta sebuah set pertanyaan yang secara logis
berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan
merupakan
jawaban-jawaban
yang
mempunyai
makna
dalam
pengujian hipotesis.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data dengan cara membaca,
mempelajari, dan menganalisis buku-buku yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti, yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Studi literatur yaitu pengumpulan data dengan cara membaca buku
dan catatan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
b. Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dan informasi dengan
lampiran-lampiran yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
3.2.6 Instrumen Penelitian
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kehasihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen
adalah rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
r
n XY X Y
n X
2
X
2
n Y
2
Y
2
(Suharsimi Arikunto 2006:170)
Keterangan:
r
= Koefisien validitas item yang dicari
X
= Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y
= Skor total
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Eviden
PENGARUH PHYSICAL EVICENCE TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN NASI BANCAKAN
(Survei pada Konsumen Rumah Makan Nasi Bancakan Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata
Pada Program studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Disusun oleh :
Hilda Yundika Sudirman
0607098
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan Pembelian
Di Rumah Makan Bancakan
Oleh
Hilda Yundika Sudirman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Hilda Yundika Sudirman 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Hilda Yundika Sudirman, “Pengaruh Physical Evidence terhadap Keputusan
Pembelian di Rumah Makan Bancakan” (Survey Pada Konsumen Rumah
Makan Bancakan) dibawah bimbingan Gitasiswhara SE.,Par.,MM dan Heny
Hendrayati S.IP., MM.
Bandung merupakan kota yang dijuluki sebagai kota kuliner. Salah satu rumah
makan yang populer di kota Bandung adalah rumah makan Bancakan. Rumah
makan Bancakan selalu mengalami kenaikan pengunjung namun jumlah
pendapatan yang diperoleh selalu menurun setiap tahun. Seperti pada tahun 2012
pengunjung yanmg datang ke rumah makan Bancakan naik sebesar 3,57 % namun
pendapatan yang diperoleh justru menurun pada tahun 2012 sebesar
24,02%.penurunan pendapatan ini salah satunya dikarenakan banyaknya pesaing
yang bermunculan sehingga konsumen mempunyai banyak piklihan untuk makan.
Teknik pengambilan sample dengan menggunakan stratified random sampling
dengan jumlah sampel 100 responden. Menggunakan skala Ordinal Teknik
analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda dengan alat bantu software
komputer SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan wisatawan
tentang physical evidence terhadap keputusan pembelian di rumah makan
Bancakan secara umum dinilai cukup baik. Faktor yang mendapat penilaian yang
tinggi yaitu pada faktor pehiperal evidence sebesar 2304 atau 51,05%, Hal ini
dikarenakan rumah makan Bancakan memiliki bukti fisik yang unik sehingga
memiliki skor tertinggi di mata konsumen yang datang ke rumah makan
Bancakan, Tanggapan wisatawan mengenai keputusan pembelian di rumah makan
Bancakan secara umum adalah cukup baik yang meliputi pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian dan
metode pembayaran dengan skor 5196. Secara keseluruhan Physical Evidence
berpengaruh terhadap keputusan pembelianb di rumah makan Bancakan.
Kunci: Physical Evidence, Keputusan Pembelian
i
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Hilda Yundika Sudirman, "Physical Evidence of the Influence Purchasing
Decisions Bancakan Eat at Home" (Survey On Consumer Eating Bancakan)
under the guidance of Gitasiswhara SE., Par., MM and Heny Hendrayati
S.IP.,MM.
Bandung is a city dubbed as a culinary city. One of the popular eating houses in
the city was home eating Bancakan. Eating house Bancakan always increase the
number of visitors but the income is always decreasing every year. As in 2012
yanmg visitors come to the house to eat Bancakan rose by 3.57%, but the income
actually declined in 2012 amounted to 24.02%. Decline in revenue is one of them
because the number of competitors that have sprung up so that consumers have a
lot choice to eat. Sampling technique using a stratified random sampling with a
sample of 100 respondents. Using Ordinal scale data analysis technique used is
multiple regression with SPSS computer software tools 17.0. The results showed
that the responses of physical evidence travelers on purchase decisions in
restaurants Bancakan generally considered quite good. Factors that gets high
ratings pehiperal evidence that the factor of 2304 or 51.05%, This is because the
restaurants Bancakan have unique physical evidence that has the highest score in
the eyes of consumers who come to the house to eat Bancakan, travelers
Responses regarding purchasing decisions in Bancakan restaurant in general is
quite good which includes product selection, brand selection, the selection of
suppliers, the time of purchase, purchase amount and method of payment with a
score of 5196. Physical Evidence overall effect on the decision to eat at home in
Bancakan.
Keywords: Physical Evidence, Purchase Decision
ii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki sumber
daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman
budayanya. Namun, kepemilikan sumber daya tersebut harus diiringi dengan
pengelolaan yang baik dan terarah agar dapat menarik wisatawan untuk datang ke
Indonesia baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Indonesia, diharapkan dapat
membantu peningkatan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan Keppres
No.38 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung
pembangunan pariwisata Indonesia. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan
bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia.
Seperti
juga
yang tercantum
dalam UU
No. 10/2009
tentang
kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Penanganan pembangunan
wilayah pariwisata untuk dijadikan daerah tujuan wisata akhir-akhir ini telah
menunjukkan adanya kemajuan.
Dalam
hubungan
ini,
pemerintah
Indonesia
dalam
pelaksanaan
kebijaksanaannya dibidang pariwisata melandaskan pada pembangunan daerah
tujuan wisata atas dasar pokok-pokok pikiran seperti tersedianya prasarana, sarana
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan fasilitas-fasilitas lain serta besarnya potensi kepariwisataan di daerah yang
bersangkutan serta asas pemerataan pembangunan, sehingga pembangunan
pariwisata dapat dilaksanakan serempak tanpa mengabaikan potensi sumbersumber yang dimiliki tiap daerah (Nyoman S. Pendit, 2002 : 70).
Melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan
mencapai 1,6 milyar orang. Diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke
kawasan Asia-Pasifik, dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah wisatawan
yang sedemikian besar, maka Indonesia dapat menawarkan segala daya tariknya
untuk mendatangkan wisatawan dan merebut pangsa pasarnya. Dengan perolehan
sebesar USD 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata
Indonesia baru memperoleh 0,95 % dari pengeluaran wisatawan dunia (USD 474
miliar). Berikut data rekapitulasi wisatawan mancanegara pada tahun 2008-2012
yang terdapat pada Tabel 1.1
TABEL 1.1
STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE
INDONESIA PADA TAHUN 2008-2012
Tahun
Jumlah Wisatawan
%
2008
6.234.497
-
2009
6.323.730
1,41
2010
7.002.944
9,69
2011
7.649.731
9,23
2012
7.988.574
4,24
Sumber : Badan Pusat Statistik 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan
yang mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan . Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yang berjumlah
7.002.944 wisatawan mancanegara yaitu mengalami kenaikan sebesar 9,96%.
Tingginya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia memberi
dampak positif bagi perekonomian nasional. Pasalnya kehadiran wisatawan
mancanegara membantu meningkatkan pendapatan para pelaku bisnis perhotelan,
transportasi, tempat wisata, makanan hingga kerajinan tangan.
Mengingat pentingnya industri pariwisata Indonesia, diperlukan adanya
perbaikan insfrastruktur, penambahan jumlah akomodasi, serta penggalian potensi
tempat-tempat wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Indonesia. Selain
itu, diperlukan upaya-upaya khusus untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
para wisatawan selama berada di Indonesia.
Perkembangan pariwisata Indonesia tidak bisa hanya diukur oleh jumlah
wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia saja, tetapi jumlah wisatawan
nusantara pun turut mempengaruhi tolak ukur perkembangan pariwisata
Indonesia. Hal oini dapat dilihat dalam Tabel 1.2 yang merupakan tabel jumlah
kunjuingan wisatawan nusantara periode 2008-2012.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TABEL 1.2
PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA PADA TAHUN 2008-2012
Tahun
Perjalanan
Rata-rata
Pengeluaran
Total
(Ribuan)
Perjalanan
Perjalanan
Pengeluaran
(Kali)
(Ribuan Rp)
(Triliun Rp)
2008
225.041
1.92
547.33
123.17
2009
229.731
1.92
600.30
137.91
2010
234.377
1.92
641.76
150.41
2011
236.752
1.94
662.68
156.89
53.868
1.95
Triwulan 1
Data belum tersedia
2012
Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012
Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah
wisatawan nusantara mengalami peningkatan yang cukup sinifikan. Peningkatan
tersebut terjadi pada tahun 2009 yang meningkat sebanyak 2,04 % dari tahun
sebelumnya.
Kemajuan industri pariwisata Indonesia, memacu provinsi-provinsi
di Indonesia untuk lebih meningkatkan lagi pengelolaan pariwisata di daerahnya
masing-masing. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia
yang mempunyai banyak daya tarik wisata sehingga dapat menarik banyak
wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat, seperti yang terdapat pada tabel 1.3
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TABEL 1.3
PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG
BERKUNJUNG KE JAWA BARAT MELALUI PINTU MASUK
BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA DAN PELABUHAN MUARAJATI
TAHUN 2008-2012
Tahun
Jumlah Wisatawan
%
2008
68.978
-
2009
81.651
15,52
2010
92.479
11,70
2011
117.550
21,32
2012
132.796
11,48
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat melalui Bandara Husein
Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 21,32 % dibandingkan tahun 2012 sebesar 11,48%. Dengan meningkatnya
jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke
Jawa Barat, maka fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata semakin dibutuhkan.
Salah satu kota di Jawa Barat yang menjadi daerah tujuan wisata
andalannya adalah kota Bandung. Bandung merupakan sebuah kota yang
memiliki daya tarik wisata yang dapat menarik banyak wisatawan untuk datang ke
Bandung, diantaranya berupa wisata alam, bangunan kuno (heritage), wisata
belanja maupun wisata kuliner.
Pariwisata telah berkembang menjadi satu industri besar dan memiliki
peran dan posisi yang strategis bagi pembangunan di kota Bandung. Akibatnya
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kota Bandung pun pun menjadi salah satu tujuan utama destinasi wisata di
Indonesia. Pertumbuhan ini telah mendorong lahirnya para pengusaha yang
bergerak di bidang jasa pariwisata seperti hotel, rumah makan, restoran, cafe dan
lain sebagainya.
Semua usaha tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang majunya
kepariwisataan, dengan fasilitas yang baik dan nyaman akan mendatangkan
semakin banyak wisatawan yang datang ke kota Bandung. Tabel 1.3
memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara yang datang ke kota Bandung pada tahun 2008-2012 yang mengalami
kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan.
TABEL 1.4
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA
TAHUN 2008-2012
Tahun
Wisatawan
Wisatawan
Jumlah
%
Mancanegara
Nusantara
2008
175.111
4.320.134
4.495.245
-
2009
185.076
4.822.532
5.007.608
10,23
2010
228.449
4.951.439
5.179.888
3,32
2011
225.585
6.487.239
6.712.824
22,83
2012
176.855
5.080.584
5.257.439
-27,68
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2012
Berdasarkan pada tabel 1.4 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke
kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan
pengunjung. Kenaikan yang paling besar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
22,835 hal ini dikarenakan kota Bandung semakin mengalami kenaikan dibidang
pariwisatanya terutama semakin berjamurnya bisnis kuliner.
Menurut Marsum (1994:7) restoran adalah suatu bangunan yang
diorganisasi secara komersil, yang menyatakan pelayanan dengan baik kepada
semua tamu, berupa makanan maupun minuman. Sedangkan menurut sihite
(2000:16) restoran adalah suatu tempat dimana seseorang yang datang menjadi
tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi,
siang maupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati
hidangan itu harus membayar dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang
disediakan di restoran itu.
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang selalu dikunjungi
wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang tentu harus diimbangi
dengan fasilitas pendukung pariwisata yang memadai seperti halnya restoran.
Oleh karena itu Bandung banyak sekali bisnis-bisnis makanan yang bermunculan
seperti yang terdapat pada Tabel 1.5 tentang jumlah restoran dan rumah makan
berdasarkan klasifikasinya.
TABEL 1.5
DAFTAR JUMLAH RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
BERDASARKAN KLASIFIKASINYA DI KOTA BANDUNG
No.
Klasifikasi
Jumlah
1
Restoran Talam Kencana
1
2
Restoran Talam Saka
67
3
Restoran Talam Gangsa
166
4
Restoran Waralaba
46
5
Bar
12
6
Rumah Makan A
35
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Rumah Makan B
145
8
Rumah Makan C
157
Jumlah
629
Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa jumlah restoran dan rumah
makan di kota Bandung ada sekitar 629 buah. Hal tersebut dapat mempengaruhi
wisatawan untuk datang ke kota Bandung karena restoran dan rumah makan
merupakan salah satu fasilitas yang penting untuk kenyamanan para wisatawan.
Restoran merupakan tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum
ditempat usahanya. Bandung merupakan kota yang mendapatkan julukan kota
kuliner karena banyaknya restoran din kota Bandung. Berikut nama-nama restoran
di kota Bandung berdasarkan jenisnya.
TABEL 1.6
NAMA RESTORAN DI KOTA BANDUNG BERDASARKAN JENISNYA
No
Kategori Restoran
1.
Restoran Sunda
Nama Restoran
Arum Manis, Bale Gazeebo, Sindang Reret, Ma
Uneh, Bumbu Desas, Bancakan, Laksana, Ponyo,
Sari Sunda, Sambara, Ampera
2.
Restoran Asia
Thai Palace, Tomodachi, Torigen, Korean House,
Hanamasa
3.
Restoran Eropa
New Clique Lounghe & Resto, Abuba Steak, Suis
Butcher, Waroeng Steak, Green Cafe
4.
restoran siap saji
KFC, CFC, McD, Hoka Hoka Bento, Texas
Chiken
Sumber : Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber 2012
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu restoran Sunda yang terkenal di Bandung adalah Nasi
Bancakan. Restoran ini berada di jalan Trunodjoyo No. 63 Bandung yang berdiri
pada tanggal 17 Oktober 2007 dan mengambil tema restoran Sunda tradisional.
Bangunan restoran ini sederhana dan unik dengan ruangan restoran yang ditata
sedemikian rupa sehingga terkesan restoran Sunda tradisional sesuai tema yang
diusung. Ornament bilik pada dinding restoran dan peralatan makan dan juga
ge;las seng semakin memperkuat kesan tradisional pada restoran ini. Selain itu,
restoran Nasi Bancakan memiliki tempat duduk yang beragam, bisa lesehan bisa
juga duduk di bangku panjang yang bisa membuat kita lebih leluasa makan.
Restoran Nasi Bancakan menyediakan menu khas Sunda yang disajikan
kepada pelanggannya disebuah meja dan pengunjung mengambil sendiri-sendiri
makanan yang disukai. Mengambil sendiri secara rame-rame inilah yang disebut
dengan bancakan atau lebih umum disebut dengan prasmanan.
Restoran ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat khususnya daerah
Bandung karena makanan yang ditawarkan terjangkau, makanannya unik dan
bervariasi, tempatnya strategis, konsepnya yang unik dan juga dilengkapi dengan
lahan parkir yang cukup luas. Oleh karena itu, kunjungan ke Nasi Bancakan selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada tabel 1.6
TABEL 1.7
DATA JUMLAH PEMBELIAN NASI BANCAKAN PADA TAHUN 2009-2012
Tahun
Jumlah Pembelian
Persentase (%)
2009
319.231
-
2010
366.563
12,91
2011
382.000
4,04
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2012
396.161
3,57
Sumber : Marketing Nasi Bancakan 2012
Pada tabel 1.7 dapat dilihat bahwa kenaikan kunjungan ke Nasi Bancakan
selalu naik dari tahun ke tahun, namun persentase kenaikannya nmenurun. Seperti
pada tahun 2009 jumlah pembelian sebesar 319.231 mengalami kenaikan sebesar
14, 82 % menjadi 366.563 pada tahun 2010. Sedangkan persentase kenaikan
jumlah pembelian pada tahun 2012 turun sebesar 3,57 %.
Meskipun jumlah pengunjung ke Nasi Bancakan selalu mengalami
kenaikan setiap tahunnya, namun pendapatan yang dihasilkan restoran Nasi
Bancakan mengalami penurunan tiap tahunnya. Seperti yang terdapat pada tabel
1.8.
TABEL 1.8
JUMLAH RATA-RATA PENDAPATAN RESTORAN NASI BANCAKAN
PER TAHUN
Tahun
Jumlah Pendapatan
(Rupiah)
2009
813.278.000
2010
707.551.860
2011
703.322.814
2012
703.153.652
Sumber : Marketing Nasi Bancakan
Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh
rumah makan Nasi Bancakan pada tiap tahun selalu menurun. Dapat dilihat pada
tahun 2009 pendapatannya sebesar Rp. 813.278.000 tetapi pada tahun 2010
mengalami penurunan menjadi Rp. 707.551.860.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meskipun jumlah pengunjung yang datang ke rumah makan nasi
bancakan selalu naik tiap tahunnya, tetapi tidak diimbangi dengan jumlah
pendapatan
yang
diperoleh
rumah
makan
Nasi
Bancakan.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa ada permasalahan yang dialami oleh Bancakan yang
berhubungan dengan keputusan pembelian.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keputusan pembelian di
rumah makan Nasi Bancakan adalah bukti fisik atau Physical Evidence. Setiap
perusahaan baik perusahaan jasa jasa maupun perusahaan non jasa harus berusaha
untuk menciptakan tampilan fisik yang baik dimata konsumen karena kesan
konsumen terhadap suatu perusahaan akan mempunyai pengaruh penting bagi
perusahaan tersebut. Dengan adanya penampilan fisik yang baik, maka
perusahaan tersebut akan mampu menarik lebih banyak konsumen. Begitupun
dengan rumah makan nasi bancakan yang mengelola sarana fisik dengan baik agar
bisa meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen.
Bukti fisik atau Physical Evidence memiliki peranan pentig bagi penjual
jasa maupun konsumen (Hurriyati 2005:64). Physical Evidence atau bukti fisik
dapat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu essential (khusus) dan pehiperal
(umum).
Melihatas maka perlu diadakan penelitian penjelasan diatas maka perlu
diadsakan penelitian tentang Pengaruh Physical Evidence Terhadap Keputusan
Pembelian Di Rumah Makan Bancakan”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.
Bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah makan Bancakan
2.
Bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah makan Bancakan
3.
Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan pembelian
di rumah makan bancakan.
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran Physical Evidence di rumah
makan Bancakan
2.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran keputusan pembelian di rumah
makan Bancakan
3.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengaruh physical evidence
terhadap keputusan pembelian di rumah makan Bancakan.\
1.4
Kegunaan Penelitian
a.
Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan
ilmu dan penelitian dalam bidang disiplin ilmu ManajemenPemasaran
psriwisata khusunya mengenai bidang food & beverage dan keputusan
pembelian, sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam
mengembangkan wawasan Manajemen Food & Beverage.
b.
Kegunaan praktis
Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pihak
rumah makan Bancakan dapat mengetahui apa penyebab dari turunnya
persentase pendapatan di rumah makan Bancakan sehingga dapat
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperbaikinya agar dapat meningkatkan persentase kunjungan ke
rumah makan Bancakan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini meneliti tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh
restoran Bancakan yang diterapkan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini
menggunakan dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Adapun
variable bebas (independent) adalah physical evidence yang terdiri dari (X.1)
essential evidence dan ( X.2) pehiperal evidence. Keputusan pembelian sebagai Y
merupakan variable terikat (dependen) yang terdiri dari pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, jumlah pembelian, waktu
pembelian, dan metode pembayaran. Variable yang diteliti yaitu physical evidence
terhadap keputusan pembelian. Objek penelitian adalah tanggapan responden
mengenai physical evidence dan keputusan pembelian. Sedangkan unit analisis
atau responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang ke restoran
Nasi Bancakan.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) merupakan cara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan
tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data empiris yang
mempunyai kriteria tertentu yang valid (ketepatan). Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitiuan ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional (masuk akal),
70
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses penelitian
menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis). Berdasarkan tujuan penelitian
dan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriftif dan verivikatif.
Menurut Sugiyono (2010:35) penelitian deskriftif adalah penelitian yang
dilakukan yang dilakukan untyuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu
variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variable yang lain”. Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh
deskripsi mengenai physical evidence (essential evidence and pehiperal evidence)
dan keputusan pembelian di restoran Nasi Bancakan.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji
mengenai kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini
dilakukan survey terhadap konsumen restoran nasi bancakan untuk mengetahui
pengaruh physical evidence (essential evidence dan pehiperal evidence) terhadap
keputusan pembelian.
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2). Berdasarkan
variabel-variabel yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode
penelitian
deskriptif
dan
verivikatif.
Mohammad
Nazir
(2005:
55)
mengemukakan bahwa secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian
untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun dalam pengertian
metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencankup metode
penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental dan secara
lebih umum sering diberi nama “metode survei”.
Sedangkan menurut Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah riset yang
berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut
dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau
masa sekarang. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi
atau gambaran tentang variabel.
Tujuan metode deskriptif menurut Travers yang dikutip Husein Umar
(2002: 29) adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala
tertentu. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) melalui
media kuesioner yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik
menjadi salah satu cara untuk dapat mendeskripsikan tanggapan pengunjung yang
relevan dan up to date mengenai objek yang diteliti.
Penelitian deskriptif dapat menghasilkan deskripsi masing-masing variable
mengenai tanggapan responden yaitu physical evidence dan keputusan pembelian
di restoran Bancakan.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan, dalam hal ini penelitian
verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh Physical Evidance terhadap
Keputusan Pembelian ke Restoran Nasi Bancakan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan, yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilakukan dengan cara pengumpulan data di lapangan, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei explanatory. Menurut
Malhotra (2005: 196), metode survei adalah kuesioner yang terstruktur yang
diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi
spesifik.
Metode
penelitian
yang
ditetapkan
adalah
untuk
mempermudah
dilaksanakannya langakah-langkah penelitian. Mohammad Nasir (2003: 44)
mengemukakan bahwa dengan memilih metode penelitian, maka peneliti akan
mendapatkan panduan tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional method, yaitu
metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu
atau tidak berkesinambungan dalam jangka panjang.
1.2.2 Operasionalisasi Variabel
Keseluruhan skala pengukuran dalam operasionalisasi variabel ini
menggunakan pengukuran ordinal, yaitu angka yang diberikan dimana angkaangka tersebut mengandung pengertian tingkatan ukuran ordinal digunakan untuk
mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Ukuran ini
tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan
atau rangking saja. Variable yang akan dikaji dalam penelitian ini mencakup
physical evidence (X) yang terdiri atas essential evidence (X1) dan peripheral
evidence (X2) serta keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari pemilihan produk,
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah pembelian dan metode pembayaran.
Berikut ini merupakan tabel mengenai operasionalisasi variabel yang dapat dilihat
pada Tabel 3.1
Tabel. 3.1
Operasionalisasi Variabel
Konsep Varabel
Indikator
Variabel/Sub
Variabel
Physical
Sesuatu hal yang
Evidence (X) secara nyata turut
mempengaruhi
keputusan
konsumen untuk
membeli dan
menggunakan
produk/jasa yang
ditwarkan
(Lupiyoadi A
Hamdani 2011:71 )
Essential
KeputusanEvidence (X1) keputusan yang
dibuat oleh
pemberi jasa
mengenai design
dan tata letak (lay
out)dari gedung,
ruang dan lain-lain
(Lupiyoadi A
Hamdani 2011:71 )
.
Design
Tata Letak
Ukuran
Skala
Tingkat kemenarikan
design restoran
Bancakan
Tingkat kenyamanan
suasana di restoran
Bancakan
Tingkat keunikan
desain ruangan
restoran Bancakan
Tingkat kerapihan tata
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
letak ruang di restoran
Bancakan
Tingkat
kerapihan
Ordinal
meja dan kursi di
restoran Bancakan
tingkat
kerapihan
penyimpana peralatan
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ordinal
75
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel
Indikator
Ukuran
Skala
makan dan minum di
restoran Bancakan
Peripheral
Nilai tambah yang
Evidence (X2) bila berdiri sendiri
tidak akan berarti
apa-apa. Jadi hanya
berfungsi sebagai
pelengkap saja,
sekalipun demikian
peranannya sangat
penting dalam
proses produk dan
jasa (Lupiyoadi A
Hamdani 2011:71 )
Keputusan
keputusan
Pembelian (Y) pembelian
merupakan tahap
dimana konsumen
juga mungkin
membentuk niat
untuk membeli
produk jasa yang
paling disukai,
dimana keputusan
untuk
memodifikasi
menunda, atau
menghindar sangat
dipengaruhi oleh
resiko yang
dirasakan ( Kotler
and Keller
2009:158)
Pemilihan
Tahap dimana
Produk
konsumen
dihadapkan pada
sikapnya terhadap
kebutuhan atau
keinginan suatu
Signage
Tingkat kejelasan
petunjuk toilet
Tingkat kejelasan
petunjuk mushola
Tingkat kejelasan
petunjuk wastafel
Tingkat kejelasan
petunjuk parkir
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Kartu Nama Tingkat kejelasan
adanya kartu nama di
restoran Bancakan
Ordinal
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
menu makanan yang
disediakan.
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
Ordinal
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ordinal
76
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel
produk (Kotler and
Keller 2009:240)
Pemilihan
Merek
Pilihan
penyalur
Tahap dimana
konsumen harus
memutuskan merek
mana yang akan
dibeli. Setiap
merek memiliki
perbedaanperbedaan
tersendiri. Dalam
hal ini perusahaan
harus mengetahui
bagaimana
konsumen memilih
sebuah merek
(Kotler and Keller
2009:240)
Pada tahap ini
konsumen harus
mengambil
keputusan tentang
penyalur mana
yang akan
dikunjungi. Setiap
konsumen berbedabeda dalam
menentukan
penyalur, dapat
dikarenakan factor
lokasi yang dekat,
Indikator
Ukuran
produk yang
ditawarkan restoran
Tingkat kebutuhan
konsumen pada
produk yang
ditawarkan restoran
Bancakan
Tingkat kemudahan
konsumen dalam
mencari informasi
tentang restoran
Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
restoran Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
produk yang
ditawarkan restoran
Bancakan daripada
yang ditawarkan
restoran lain.
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
lokasinya yang
strategis
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
konsep restoran
Bancakan
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
77
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Varabel
Indikator
Ukuran
Skala
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
harga produk yang
ditawarkan murah
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
datang ke restoran
Bancakan karena
kelengkapan produk
yang ditawarkan
restoran Bancakan
Tingkat keseringan
konsumen dalam
mengunjungi restoran
Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen untuk
mengunjungi restoran
Bancakan karena
restoran Bancakan
buka sesuai jam
makan
Tingkat berkunjung
kembali yang
dilakukan konsumen
ke restoran Bancakan
Tingkat ketertarikan
konsumen karena
restoran Bancakan
dapat memenuhi
kebutuhan konsumen
Ordinal
harga murah, dan
persediaan barang
yang lengkap
(Kotler and Keller
2009:240)
Waktu
Pembelian
Jumlah
Pembelian
Tahap dimana
konsumen
menentukan waktu
pembelian, kapan
konsumen
membutuhkan atau
menginginkan
merek tersebut
(Kotler and Keller
2009:240)
Didasarkan pada
seberapa besar
kebutuhan atau
keinginan
konsumen akan
merek tersebut
(Kotler and Keller
2009:240)
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
ordinal
78
Variabel/Sub
Variabel
Metode
Pembayaran
Konsep Varabel
Pada tahap ini
konsumen dapat
mengambil
keputusan tentang
produk yang akan
dibelinya pada saat
itu karena adanya
kemudahan
fasilitas
pembayaran
(Kotler and Keller
2009:240)
Indikator
Ukuran
Skala
Tingkat keseringan
konsumen membeli
makanan dan
minuman yang
disediakan di rumah
makan Bancakan
ordinal
Tingkat ketertarikan
konsumen terhadap
restoran Bancakan
karena kemudahan
dalam melakukan
pembayaran
ordinal
Tingkat ketertarikan
konsumen karena di
rumah makan
Bancakan
menggunakan metode
pembayaran secara
tunai
Ordinal
Sumber : pengolahan data 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk
penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh baik secara langsung (data
primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek
penelitian.
1. Sumber Data Primer
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
Sumber data primer adalah sumber data dimana data yang diinginkan dapat
diperoleh secara langsung dari objek yang berhubungan dengan penelitian.
Menurut Asep Hermawan (2006: 168) yang dimaksud dengan data primer adalah
data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah
yang atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif,
maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei
ataupun observasi. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan
dikumpulkan peneliti (Anwar Sanusi 2011: 104).
Pada penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang
disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan
dianggap mewakili seluruh populasi penelitian, yaitu pengunjung restoran Nasi
Bancakan.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang mana sumber
subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu
dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan
(2006: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabelvariabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai literatur, jurnal ilmiah,
literatur artikel, serta dari situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
Anwar Sanusi (2011:104) mengemukakan bahwa data sekunder adalah data
yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang
tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data sekunder internal sedangkan data
yang tersedia di luar lokasi penelitian disebut data sekunder eksternal
Berikut adalah Tabel 3.2 yang menyajikan jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini:
Tabel. 3.2
Jenis dan Sumber Data
Kategori Data
No
Jenis Data
Data
Data
Primer
Sekunder
Sumber Data
1.
Data Physical evidence
√
Data penelitian responden
2.
Keputusan pembelian
√
Data penelitian responden
3.
Jumlah pembelian
restoran Bancakan
4.
di
√
Marketing Restoran nasi
bancakan
Profil perusahaan
√
Restoran nasi bancakan
5.
Kajian pustaka
√
Buku-buku,
majalah,
jurnal dan sebagainya
6.
Jumlah kunjungan
wisatawan ke Bandung
√
Disbudpar kota Bandung
2011
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Penelitian yang dilakukan selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan
dan menganalisis suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
penting. Menurut Anwar Sanusi (2011: 87) “Populasi adalah seluruh kumpulan
elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat
kesimpulan”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila dalam
sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian
kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
Tabel. 3.3
Jumlah Pembelian di Restoran
Nasi Bancakan
Tahun
Jumlah Pembelian
2009
319.231
2010
366.563
2011
382.000
2012
396.161
Jumlah
1.463.955
Sumber: Marketing Restoran Nasi Bancakan, 2012
Berdasarkan data jumlah pembelian di restoran nasi Bancakan diketahui
dalam 3 tahun terakhir jumlah pembelian 1.463.955. Peneliti mengambil populasi
dalam penelitian ini yaitu jumlah pengunjung pada tahun 2012 yaitu sebesar
396.161
3.2.4.2 Sampel
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
82
Menurut Sugiyono
(2008: 116) “Sampel adalahbagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu . apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi betul-betul refresentatif (mewakili).
Satuan sampling adalah sesuatu yang dijadikan kesatuan yang akan dipilih.
Satuan sampling (sampling unit) dapat berupa individu yang berdiri sendiri atau
kumpulan individu. Nilai yang diperoleh dari perhitungan populasi disebut
poarameter, sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sampel disebut
statistik yang tidak lain merupakan penaksir (estimator) dari parameter.
Untuk menentukan ukuran sampel dapat digunakan rumus proporsi Slovin
(Husein Umar, 2008: 108).
n=
N
1+N (e)2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (0,10).
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
Dimana dalam penelitian ini populasi adalah konsumen di restoran nasi
bancakan, pada tahun 2012 yaitu sebanyak 396.161 orang. Menurut rumus
proporsi Slovin (Husein Umar, 2008: 108), jumlah sampel minimum pada
penelitian ini adalah
n
396.161
1 396.161 (0,10)
2
n = 99,97 orang, dibulatkan menjadi 100 orang
Berdasarkan perhitungan diatas, maka selanjutnya sampel minimum yang
berjumlah 100 orang pengunjung sebagai sampel dalam penelitian ini, kuesioner
akan disebarkan sebanyak 100 orang.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara peneliti mengambil
sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia (Anwar Sanusi
2011:88 ). Cara pengambilan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan unsur peluang atau tidak. Jika dalam proses mengambil sampel
memperhatikan unsur peluang, tipe sampling disebut sampling peluang
(probability sampling) atau cara pengambilan sampel secara acak. Jika dalam
proses tidak memperhatikan peluang, tipe sampling disebut sampling nonpeluang
(non-probability sampling).
Cara pengambilan sampel secara acak terdiri atas simple random
sampling, strafied random sampling dan cluster random sampling. Adapun cara
pengambilan sampel secara tidak acak antara lain accidental sampling,
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
convenience sampling, purposive sampling, snowball sampling dan quota
sampling (Anwar Sanusi 2011:88 ).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified
random sampling karena populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang makan di rumah makan Nasi Bancakan sehingga
populasinya bersifat heterogen. Untuk memperoleh presisi yang tinggi dalam
pengambilan sampel sampel variabel yang bersifat heterogen, diupayakan menjadi
relatif homogen dengan melakukan stratifikasi terhadap populasi menjadi
beberapa sub atau lapisan (Anwar Sanusi 2011:91).
Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal stratifikasi, yaitu :
1. Harus ada kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi dalam lapisan-lapisan. Yang dapat dijadikan
kriteria adalah variable yang akan diteliti atau variable lain yang yang
menurut peneliti mempunyai hubungan yang erat dengan variable yang
akan diteliti.
2. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
digunakan untuk menstratifikasi.
3. Harus diketahui secara tepat jumlah elemen dari setiap lapisan dalam
populasi itu.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses
pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Selalu ada hubungan antara
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Secara umum, metode pengumpulan data dubagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
1. Metode Pengamatan Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Metode pengamatan
langsung memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik.
b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
c) Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja.
d) Pengamtan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya.
2. Metode dengan Menggunakan Pertanyaan
Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering
disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan cukup terperinci dan lengkap.
3. Metode Khusus
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan
laporan penelitian ini adalah:
a.
Studi Lapangan
Penulis menggunakan teknik studi lapangan untuk mengetahui secara
langsung permasalahan yang terjadi, sekaligus untuk memperoleh data
primer yang dibutuhkan, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau interaksi interaksi melalui
komunikasi secara langsung kepada pihak yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
2) Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai gambaran umum
dari pengunjung serta sebuah set pertanyaan yang secara logis
berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan
merupakan
jawaban-jawaban
yang
mempunyai
makna
dalam
pengujian hipotesis.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data dengan cara membaca,
mempelajari, dan menganalisis buku-buku yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti, yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Studi literatur yaitu pengumpulan data dengan cara membaca buku
dan catatan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Evidence Terhdap Keputusan Pembelian Rumah Makan Bancakan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
b. Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dan informasi dengan
lampiran-lampiran yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
3.2.6 Instrumen Penelitian
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kehasihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen
adalah rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
r
n XY X Y
n X
2
X
2
n Y
2
Y
2
(Suharsimi Arikunto 2006:170)
Keterangan:
r
= Koefisien validitas item yang dicari
X
= Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y
= Skor total
Hilda Yundika Sudirman, 2013
Pengaruh Physical Eviden