Pengaruh Lokasi Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Rumah Makan Mana Cililin Kabupaten Bandung Barat
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan kuliner di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan gencarnya publikasi yang dapat dilihat pada media cetak, televisi, dan internet tentang wisata kuliner. Kekayaan budaya Indonesia pada bidang makanan (kuliner) di tandai dengan beragamnya jenis masakan dengan cita rasa dan sajian khas, telah hidup dan berkembang sebagai warisan budaya yang dapat di promosikan ke tengah masyarakat secara luas, nasional dan internasional. Sejalan dengan itu munculah pusat-pusat wisata kuliner di berbagai kawasan di Indonesia.
Saat ini industri kuliner di Jawa Barat menjadi pusat perhatian. Jawa Barat merupakan provinsi yang cukup dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia terutama untuk wisata kulinernya. Jawa Barat memiliki banyak sekali masakan- masakan yang bercita rasa sangat nikmat dan banyak pula varian-varian masakan Jawa Barat, yang berkembang saat ini pusat kuliner untuk Jawa Barat adalah Bandung dimana banyak orang orang dari daerah lain yang sengaja ke Bandung untuk merasakan masakan khas sunda dikarekan masakan Bandung mempunyai jenis-jenis yang sangat banyak di bandingkan di daerah-daerah lainnya dan cita rasanya pun sangat berbeda di bandingkan dengan masakan-masakan daerah lain. Hal ini menyebabkan ketertarikan untuk mendirikan suatu usaha yang bergerak di dunia kuliner.
(2)
Bandung merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat dan Bandung pun mempunyai wilayah yang sangat luas. Bandung terpecah menjadi empat wilayah yaitu wilayah Utara, Selatan, Barat, Timur, dimana wilayah utara meliputi Kabupaten Bandung Barat , Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. Kabupaten Bandung Barat mempunyai potensi untuk melakukan suatu usaha, di karenakan Kabupaten Bandung Barat mempunyai penduduk yang cukup besar dan didukung oleh masih sedikit nya persaingan bisnis di daerah Kabupaten Bandung Barat, hal tersebut di sebababkan oleh sedikit nya usaha usaha bisnis yang berdiri di Kabupaten Bandung Barat, begitu juga dengan bisnis kuliner.
Kabupaten Bandung Barat pun khususnya daerah Cililin memiliki wisata alam yaitu Curug Malela dan Curug Sawer dengan demikian Kabupaten Bandung Barat khususnya daerah Cililin memiliki potensi untuk membangun atau mengembangkan suatu usaha, karena dengan adanya wisata alam tersebut banyak orang berdatangan.
Pada era ini manusia membutuhkan makanan demi kelangsungan hidupnya. Tetapi seiring dengan perkembangan yang ada, makanan beralih fungsi yaitu sebagai salah satu kesenangan atau kenikmatan dalam kehidupan manusia. Mencari makanan yang enak, mencicipinya, dan merasakan kegembiraan dengan melihat orang yang memakan masakan yang dibuatnya merupakan satu unsur yang penting dalam menikmati hidup. Makanan juga mengandung nilai seni, baik dalam teknik memasak maupun cara penyajiannya sehingga terlihat menggugah dan memberikan kesenangan terhadap konsumen. Persaingan di Bandung Barat pun cukup tinggi. Semakin ketat persaingan dalam bisnis rumah makan sekarang
(3)
ini memaksa para pengusaha bisnis rumah makan ini saling bersaing untuk berusaha menarik perhatian konsumen. Sebuah perusahaan harus mampu dalam mengenali dan mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen. Dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan standar harga produk yang sesuai dengan keinginan konsumen serta penempatan lokasi usaha sedekat mungkin dengan konsumen dan menempatkan lokasi yang strategis agar konsumen pun lebih tertarik dan memutuskan untuk membeli produk yang kita jual.
Keberhasilan dalam pemasaran suatu produk perusahaan tidak hanya dinilai dari seberapa banyak produk itu laku terjual, namun lebih diutamakan ialah bagaimana cara mempertahankan pangsa pasar. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian hendaknya juga dilakukan oleh perusahaan.
Hal ini terlihat dari bermacam-macam makanan yang sama ditawarkan terhadap masyarakat di Bandung Barat, rumah makan yang berada di Kabupaten Bandung Barat yaitu, Rumah Makan Malela, Rumah Makan Ciminyak dan Rumah Makan lainnya. Salah satu rumah makan yang diminati di Kabupaten Bandung Barat ialah Rumah Makan Manapa.
Rumah Makan Manapa berdiri pada tahun 2006 dimana nama yang diambil dari rumah makan tersebut adalah nama jalan. Rumah Makan Manapa menyajikan masakan makanan khas sunda karena masyarakat setempat lebih menyukai makanan khas sunda.
Rumah Makan Manapa berada di daerah Manapa Cililin Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat. Pemasaran sangat berperan bagi keberhasilan suatu usaha, pemasaran digunakan oleh para pengusaha sebagai sarana untuk
(4)
mempengaruhi pelanggan dalam melakukan pembelian produk, dengan sasaran yaitu untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dani Hamdani (25 oktober 2014) selaku pemilik Rumah Makan tersebut diperoleh data transaksi pembelian konsumen dalam kurun waktu dari Januari 2013- Juni 2014, seperti terlihat pada tabel 1.1:
Tabel 1.1
Jumlah konsumen yang melakukan transaksi di Rumah Makan Manapa
Bulan dan tahun Jumlah konsumen yang melakukan
transaksi
Januari 2013 980
Februari 2013 940
Maret 2013 910
April 2013 910
Mei 2013 900
Juni 2013 900
Juli 2013 840
Agustus 2013 950
September 2013 750
Oktober 2013 770
November 2013 750
Desember 2013 700
Januari 2014 790
Februari 2014 740
Maret 2014 710
April 2014 690
Mei 2014 650
Juni 2014 600
(Sumber Rumah Makan Manapa tahun 2013-2014 )
(5)
Tabel 1.1
Jumlah konsumen yang melakukan transaksi Di Rumah Makan Manapa
Berdasarkan tabel di atas terdapat penurunan konsumen yang melakukan transaksi di Rumah Makan Manapa dari Januari 2013 sampai juni 2014. Hal ini mengindetifikasikan menurunnya konsumen yang melakukan transaksi pembelian.
Rumah Makan Manapa berada di daerah Manapa Cililin Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat,dimana terdapat banyak pemukiman warga. Namun Rumah Makan Manapa mengalami penurunan yang melakukan transaksi. Menurut Dani Hamdani (25 oktober 2014) selaku pemilik Rumah Makan Manapa, dimana terjadinya indikasi penurunan keputusan pembelian konsumen tersebut diakibatkan munculnya Rumah Makanpesaing tiap tahun cendurung bermunculan hingga mengalihkan pandangan konsumen untuk membeli di Rumah Makan Manapa yang memberikan harga yang relatif lebih murah serta lokasi lahan parkir Rumah Makan Manapa yang kurang memadai yang membuat konsumen kurang nyaman untuk menyimpan kendaraannya dan lokasi Rumah Makan Manapa pun sangat jauh dari pusat keramaian. Begitu juga menurut Safaruddin (2013:39)
0 500 1000 1500 Jan -13 Fe b -13 Mar-13 Ap r-13 Ma y -1 3 Ju n -13 Ju l-13 Au g-13 Se p -13 Oct-13 N o v -13 De c-1 3 Jan -14 Fe b -14 Ma r-14 Ap r-14 Ma y -1 4 Ju n -14
(6)
pengaruh Lokasi terhadap keputusan pembelian. Lokasi (Place) yang nota bene sangat berkaitan erat dengan keputusan pembelian.
Keputusan tentang penempatan produk berkaitan dengan ketersediaan produk/keragaman produk dengan jumlah yang sesuai dan di lokasi yang sangat tepat. (Tjiptono, 2005 : 73) dalam Hendra Fure (2013:275). Jumlah dan jenis produk yang dijual di suatu tempat semakin beragam, maka konsumen pun akan merasa puas jika ia melakukan pembelian di tempat tersebut dan ia tidak perlu melakukan pembelian di tempat yang lain.
Lokasi menurut Lupiyoadi dalam Aprih Santoso dan Sriyuni Widowati (2011:183) menyatakan bahwa lokasi berarti berhubungan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi.
Untuk mengetahui baik tidaknya Lokasi Rumah Makan Manapa, maka penulis melakukan survey awal terhadap 30 konsumen di Rumah Makan Manapa seperti tabel dibawah ini.
Table 1.2 Survey awalLokasi
ITEM YA % TIDAK %
Lokasi Rumah Makan Manapa mudah di jangkau
13 43,3% 17 56,7%
Lokasi Rumah Makan Manapa strategis 16 53,3% 14 46,7% Lokasi parkir Rumah Makan Manapa cukup
luas
9 30.0% 21 70.0%
Lokasi 42.2 % 57.8%
(7)
Berdasarkan table di atas 43,3% orang mengatakan berbelanja di Rumah Makan Manapa karena lokasi nya mudah di jangkau dan 56,7% orang tidak, itu menandakan lokasi Rumah Makan Manapa kurang baik. Lalu 53.3% orang mengatakan berbelanja di Rumah Makan Manapa karena lokasi nya yang strategis, dan 46.7% orang mengatakan tidak. Dan 30.0% orang mengatakan berbelanja di Rumah Makan Manapa karena Lokasi lahan parkir cukup luas, dan 70.0% orang mengatakan tidak. Dan hasil survey awal lokasi 42.2% orang mengatakan ya dan 57.8% mengatakan tidak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lokasi Rumah Makan Manapa masih kurang baik.
Harga adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Perusahaan harus menetapkan harga jual untuk yang pertama kalinya, terutama pada saat mengembangkan produk baru. Penetapan harga jual berpotensi menjadi suatu masalah karena keputusan penetapan harga jual cukup kompleks dan harus memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhinya. Hasan (2008: 298) yang dikutip oleh Sarini kodu (2013:1252)
Untuk membentuk keputusan pembelian yang tinggi, maka suatu perusahaan harus mampu menentukan harga yang tepat. Maka untuk mengetahui kesan harga pada Rumah Makan Manapa, penulis melakukan survei awal kepada 30 konsumen yang datang ke Rumah Makan Manapa, seperti yang ada pada tabel di bawah ini :
(8)
Table 1.2 Survey awalHarga
ITEM YA % TIDAK %
Harga makanan Rumah Makan Manapa terjangkau dengan pendapatan anda
13 43.3% 17 56.7%
Harga makanan Rumah Makan Manapa sesuai dengan kualitas
16 53.3% 14 46.7%
Harga makanan Rumah Makan Manapa lebih mahal dari rumah makan lainnya
13 43.3% 17 56.7%
Harga 46.7% 53.3%
(Sumber Rumah Makan Manapa tahun 2014)
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa hasil survei awal terhadap 30 konsumen yang datang ke Rumah Makan Manapa, didapati hasilnya 43,3% menyatakan bahwa harga pada Rumah Makan Manapa terjangkau dengan pendapatannya sedangkan 56,7% menyatakan tidak terjangkau dengan pendapatannya, dan 53,3% menyatakan ya terhadap kualitas makanan pada Rumah Makan Manapa sedangkan 46,7 menyatakan tidak. Sementara harga makanan di Rumah Makan Manapa lebih mahal dari Rumah makan lainnya 43,3% menyatakan ya dan 56,7% menyatakan tidak. Hasil survei tersebut mengindikasikan bahwa Harga pada Rumah Makan Manapa belum sesuai dengan harapan konsumen.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas menurut survey awal lokasi dan harga pada Rumah Makan Manapa masih kurang baik atau sesuai dan keputusan pembelian yang kurang stabil, oleh karena itu perlu melakukan penelitian sebenarnya. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan penyajikan
(9)
dalam suatu penelitian yang berjudul“Pengaruh Lokasi dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Rumah Makan Manapa Cililin Kabupaten Bandung Barat ”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang penelitian. Serta untuk memberikan batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka identifikasi masalah yang ditetapkan sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang, Rumah Makan Manapa harus tetap bersaing dengan Rumah makan lainnya, walaupun lokasi Rumah makan Manapa sudah cukup strategis bukan berarti konsumennya tidak akan beralih ke Rumah Makan yang lain. Mengingat Bandung khususnya Kabupaten Bandung Barat banyak Rumah makan yang dibangun dengan menawarkan harga murah dan lokasi yang lebih baik kepada para konsumennya.
Penurunan jumlah konsumen yang berkunjung menunjukkan adanya indikasi pada keputusan pembelian konsumen, adanya yang berpindah terhadap Rumah Makan Manapa dan berpindah ke Rumah Makan lain.
Hasil survei awal menjelaskanan bahwa lokasi belum baik hal ini dikarenakan konsumen tidak begitu merasakan kesan nyaman dan harga makanan pada Rumah Makan Manapa masih belum sesuai oleh konsumen dan harganya pun lebih mahal dari harga pesaing.
(10)
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana lokasi pada Rumah Makan Manapa di Kabupaten Bandung Barat.
2. Bagaimana harga pada produk Makanan Rumah Makan Manapa.
3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada produk Makanan Rumah Makan Manapa.
4. Sejauh mana pengaruh lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Manapa, baik secara simultan maupun parsial.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan mengungkapkan mengenai lokasi, harga dan keputusan pembelian serta menganalisis lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui lokasi pada Rumah Makan Manapa di Kabupaten Bandung Barat.
2. Untuk mengetahui harga pada produk manakan di Rumah Makan Manapa. 3. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen di Rumah Makan Manapa.
(11)
4. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen di Rumah Makan Manapa, baik secara simultan maupun parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi pihak-pihak yang membutuhkan, diantaranya :
a. Bagi Perusahaan
Penelitian tentang lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan bagi perusahaan yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
2. Kegunaan Akademis a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai lokasi, harga, dan keputusan pembelian melalui penerapan ilmu dan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori penelitian ini.
b. Bagi Peneliti lain
Untuk peneliti lain diharapkan berguna sebagai bahan masukan dan penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan yang dapat menambah pengetahuan tentang lokasi, harga, dan keputusan pembelian.
(12)
c. Bagi Universitas
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan perpustakaan universitas dan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat memperluas tinjauan penelitian dan dapat meneruskan penelitian ini agar lebih efektif.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di Rumah Makan Manapa, di Jl.Manapa Cililin Kab. Bandung Barat.
Tabel 1.3
Waktu dan Tempat Penelitian
Keterangan
Bulan
Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Proposal Pelaksanaan
Penelitian Pengumpulan
Data Pengolahan
dan Analisis Data
Penyusunan
Laporan dan Bimbingan
(13)
13 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Lokasi
2.1.1.1 Pengertian Lokasi
Lokasi sangatlah penting bagi pemasar, untuk memasarkan produk, keputusan untuk menentukan lokasi haruslah tepat, dan sebaliknya jika keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Lokasi yang strategis dan nyaman akan membujuk para konsumen untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang sangat besar karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha.
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran eceran, pemilihan lokasi yang tepat dan strategis pada sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis. (Berman & Evans dalam Ma’ruf 2006 : 113). Sedangkan menurut Peter J. Paul dalam Tomi Kurniawan, Mudiantono (2013:2), berpendapat bahwa lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah besar konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian konsumen. Lokasi yang tepat dan strategis memudahkan akses bagi calon konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
Adapun menurut Swasta (2002) dalam Safarudin (2013:32) Lokasi merupakan letak strategis sebuah gerai agar mudah untuk dijangkau dengan tujuan maksimalisasi laba. Lokasi merupakan hal yang paling penting menggantungkan
(14)
yang dapat dilihat dari banyaknya khalayak yang melewati di setiap harinya, presentase hanya sekedar berkunjung maupun dilanjutkan dengan melakukan pembelian.
Dari beberapa uraian di atas maka menurut penulis lokasi adalah tempat dimana perusahaan di alokasikan untuk melakukan kegitan atau menjual suatu produk perusahaan tersebut kepada konsumen untuk menghasilkan laba, pemilihan lokasi pun harus cermat dan baik karena dengan adanya lokasi yang baik konsumen akan lebih tertarik dibandingkan dengan lokasi yang kurang baik. 2.1.1.2 Tiga Jenis Interaksi Yang Mempengaruhi Lokasi,
Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi menurut Lupiyoadi dalam Aprih Santoso dan Sri Yuni Widowati (2011 : 183), yaitu:
1. Konsumen mendatangi pemberi jasa
Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen
Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa tetap berkualitas.
3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung
Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, ataupun surat. dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antar kedua belah pihak dapat terlaksana.
(15)
2.1.1.3 Tahap Tahap Dalam Pemilihan Lokasi
Menurut Tjiptono, (2006) dalam Aprih santoso/Sri yuni widowati (2011:183) Fakor yang perlu di pertimbangkan dalam pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas lebih dari jarak pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic,) menyangkut dua pertimbangan utama berikut:
a) Banyaknya orang yang lalu-lalang memberikan peluang besar terhadap terjadinya perencanaan, dan/atau tanpa melalui usaha-usaha khusus. b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan,
misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi
usaha (kuliner), perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama terdapat banyak usaha sejenis lainnya.
(16)
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang usaha tersebut terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.
2.1.1.4 Indikator lokasi
Menurut Aprih Santoso,Sri Yuni Widowati (2011,184) Lokasi dapat didefinisikan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari– hari. Indikator dari variabel lokasi adalah:
1. Keterjangkauan. 2. Kelancaran.
3. Kedekatan dengan kediamannya
Sedangkan menurut Raharjani (2005) dalam Saffarudin (2013,27) lokasi para pengecer adalah satu determinan yang sangat penting, retailer harus memilih lokasi yang strategis dalam menempatkan gerainya. Suatu lokasi yang strategis apabila :
1. Berada di pusat keramaian. 2. Kepadatan populasi.
3. Kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum.
4. Kelancaran arus lalu lintas.
5. Dan arah lokasi yang tidak membingungkan.
Dari uraian indikator di atas maka peneliti mengacu pada Aprih Santoso,Sri Yuni Widowati (2011,184) hal ini berdasarkan survey di Rumah Makan Manapa, yang dimana konsumen melakukan transaksi pembelian dikarenakan factor lokasi berdasar kan Keterjangkauan,
(17)
Kelancaran, Kedekatan dengan kediamannya. yang mendefinisikan lokasi sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari–hari. 2.1.2 Harga
2.1.2.1 Pengertian Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya (Tan, 2011:26) dalam Jilly Bernadette Mandey (2013:97). Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa Jilly Bernadette Mandey (2013:97).
Penyesuaian khusus terhadap harga dapat dilakukan dengan penetapan harga berdasarkan nilai yaitu harga menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan jasa yang baik dengan harga yang pantas. Menurut Kotler & Keller (2009:86) dalam tahun-tahun terakhir, beberapa perusahaan menerapkan penetapan harga nilai yang cukup rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti merancang ulang merek yang sudah ada untuk menawarkan produk yang lebih murah. Dari fenomena ini konsumen konsumen memperoleh nilai lebih dengan memperoleh produk dengan harga ekonomis dengan manfaat yang besar.
Kotler dan Keller (2009:125) dalam Jilly Mernadette Mandey (2013:97) menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja
(18)
menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues).
Hasan (2008: 298) yang dikutip oleh Sarini kodu (2013:1252) berpendapat bahwa harga adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Perusahaan harus menetapkan harga jual untuk yang pertama kalinya, terutama pada saat mengembangkan produk baru. Penetapan harga jual berpotensi menjadi suatu masalah karena keputusan penetapan harga jual cukup kompleks dan harus memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhinya.
Menurut Tjiptono (2008:152) yang dikutip oleh Fitria Engla Sagita (2012:2) dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan sebagai manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa.
Dari beberapa uraian di atas maka menurut penulis harga adalah nilai tukar yang diberikan perusahaan untuk konsumen guna memberikan manfaat yang diperoleh dari suatu barang ataupun jasa. Harga pun merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
(19)
2.1.2.2 Faktor – faktor penetapan harga
Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:76) Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali mekeka mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau wlayah geografis baru, dan ketika perusahaan memasukan penawaran pekerjaan kontrak baru. Perusahaan harus memutuskan di mana perusahaan akan mempromosikan produknya berdasarkan kualitas dan harga.
1. Memilih tujuan penetapan harga
Mula-mula perusahaa menutuskan di mana perusahaan ingin memposisikan penawarran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaa menetapkan harga. Lima tujuan utama adalah : kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, pemerahan pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk.
2. Menentukan permintaan.
Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Jadi semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan. 3. Memperkirakan biaya.
Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya
(20)
memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk, termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan risikonya. Tetapi, ketika perusahaan menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak selalu menjadi hasil akhirnya. 4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing.
Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing.
5. Memilih metode penetapan harga.
Berdasarkan jadwal permintaan pelanggan, fungsi biaya, dan harga pesaing, kini perusahaan harus siap memilih harga yang akan ditetapkan.
6. Memilih harga akhir.
Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari manapa perusahaan harus memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-fsktor tambahan, termasuk dampak kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagi keuntungan dan risiko, dan dampak harga pada pihak lain.
Tjiptono (2007 : 467) dalam Adam Akbar (2012:5) harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan cermat. Ini dikarenakan adanya sejumlah dimensi strategik harga dalam hal :
(21)
a. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk. Nilai adalah rasio atau perbandingan antara persepsi terhadap manfaat dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk.
b. Harga merupakan aspek yang tampak jelas bagi para pembeli. Bagi konsumen yang tidak terlalu terlalu paham hal-hal teknis pada pembelian produk otomotif dan elektronik,kerap kali harga menjadi faktor yang dapat mereka mengerti. Tidak jarang pula harga dijadikan semacam indikator kualitas.
c. Harga adalah determinan utama permintaan. Berdasarkan hukum permintaan, besar kecilnya harga mempengaruhi kuantitas produk yang dibeli konsumen. Semakin mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan atas produk bersankutan dan sebaliknya.
d. Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan bagi perusahaan yang pada gilirannya berpengaruh pada besar kecilnya laba dan pangsa pasar yang diperoleh.
e. Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan cepat, dari empat unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar.
f. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Dalam pemasaran produk prestisius yang mengutamakan citra kualitas dan eksklusivitas, harga menjadi unsur paling penting.
(22)
2.1.2.3 Indikator Harga
Menurut Stanton dan Rosvita,(2010:24), yang dikutip oleh Fitria Engla Sagita ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu:
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
Adapun menurut Kotler&Amstrong (2001:14) dalam Hendra Fure (2013:276) indikator harga antara lain :
1.Harga yang sesuai dengan manfaat 2.Persepsi harga dan manfaat
3.Harga barang terjangkau 4.Persaaingan harga
5.Kesesuain antara harga dengan kualitas
Dari uraian indikator di atas maka peneliti mengacu pada penelitian Stanton dan Rosvita, (2010:24), hal ini berdasarkan survey di Rumah Makan Manapa, yang dimana konsumen melakukan transaksi pembelian dikarenakan factor harga yang berdasarkan: Keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat
2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:184) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen yaitu:
(23)
“Keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.”
Pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Nugroho, 2008:415) dalam Jilly Berbadette Mandey (2013:97). Keputusan pembelian adalah proses keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong, 2008:179) dalam Jilly Bernadette Mandey (2013:97). Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi 2 faktor bisa berada antara niat dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi konsumen, maka ia dapat mempengaruhi konsumen tersebut. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapat, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual (Kotler dan Amstrong, 2008:179). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
2.1.3.2 Tahap Tahap Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Bob Sabran(2009:185) mengatakan bahwa “Konsumen melewati lima tahap dalam
(24)
proses pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak berlaku untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian” Sumber: Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Bob
Sabran(2009:185)
Penjelasannya dari lima tahap proses keputusan pembelian konsumen pada gambar adalah sebagai berikut:
1.Pengenalan kebutuhan. Pada proses pembelian ini dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi berbagai macam keadaan yang memicu kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi- informasi dan data dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk.
2.Pencarian informasi. Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk.Pada tingkat selanjutnya, konsumen itu mungkin memasuki pencarian aktif informasi yaitu mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Pemasar perlu mengetahui sumber-sumber informasi utama Pengenalan
kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
(25)
yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu:
a.Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan
b.Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko
c.Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
d.Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk
3. Evaluasi alternatif. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, pada model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu:
a) konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan.
b) konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
c) konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
(26)
1. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Karena keputusan pembelian dalam penelitian ini merupakan variabel y maka materi memperluas akan lebih detail.
Ada enam keputusan yang dilakukan oleh pembeli, yaitu :
a) Pilihan Produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.
b) Pilihan Merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek yang terpercaya.
c) Pilihan Penyalur. Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan tempat dan lain sebagainya.
d) Waktu Pembelian. Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda, misalnya :ada yang membeli setiap hari,
(27)
satu minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan lain-lain.
e) Jumlah Pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
f) Metode Pembayaran. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya aspek budaya, lingkungan, dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi baik didalam maupun diluar rumah.
2.Perilaku pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan paska pembelian, tindakan paska pembelian, dan pemakaian paska pembelian pada masing-masing produk.
2.1.3.3 Indikator keputusan Pembelian
Dari serangkaian pengertian dan pembahasan tentang keputusan pembelian di atas, dapat disimpulkan beberapa indikator dalam menentukan
(28)
keputusan pembelian. Dimana untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen Sutisna (2003) dalam Safarudin (20113:30) diantaranya :
1. Benefit association. Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkan dengan karakteristik merek. Kriteria manfaat yang bisa diambil adalah kemudahan mengingat nama produk ketika dihadapkan dengan keputusan membeli produk
2. Prioritas dalam membeli. Prioritas untuk membeli terhadap salah satu produk yng ditawarkan bisa dilakukan oleeh konsumen apabila perusahaan menawarkan produk yang lebih baik dari produk pesaingnya.
3. Frekuensi pembelian. Ketika konsumen memblei produk tertentu dan merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka konsumen akan sering membeli kembali produk tersebut kapan membutuhkannya.
Dari uraian indikator di atas maka peneliti mengacu pada Kotler dan Keller (2009:185) yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Untuk mendukung penelitian ini, agar terjaga originalitasnya dan terhindar dari peniruan maka penulis akan paparkan hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul penelitian yang penulis angkat.
(29)
Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
No Nama,tahun dan judul
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Peneliti Terdahulu
Rencana Peneliti
1. Safaruddin (2013) Analisis
pengaruh word of mouth, kualitas layanan, dan lokasi terhadap
keputusan pembelian
Atribut word of mouth (WOM), kualitas pelayanan, kualitas produk dan lokasi (Place) yang nota bene sangat berkaitan erat dengan keputusan
pembelian.
2 Variabel Sama sama membahas mengenai pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian.
Pada sebuah studio distro fashion anak muda di medan WOM, kualitas layanan sebagai variabel independen
Pada sebuah rumah makan di Cililin Unit
penelitian Meliputi: Lokasi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian
2. Hendra fure (2013)
Lokasi,keberaga man produk, harga dan kualitas
pelayanan pengaruh nya terhadap minat pembelian
Menyimpulkan bahwa menunjukan bahwa lokasi, keberagaman produk, harga, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli
Lokasi dan Harga sebagai variabel
independen
pada sebuah pasar tradisional variabel
dependen menggunaka n Minat Beli konsumen
Pada sebuah rumah makan di Cililin mengganti variabel dependen dengan keputusan pembelian
3. Aprih Santoso, Sri Yuni Widowati (2011) Pengaruh Kuallitas Pelayanan, Fasilitas dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (studi kasus pada kopima usm)
Lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian, Lokasi menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keputusan
pembelian. Dalam penelitian ini terbukti bahwa
mahasiswa
menganggap lokasi merupakan faktor yang paling banyak berpengaruh terhadap keputusan pembelian Variabel independen Sama membahas lokasi dan variabel dependen mengunakan keputusan pembelian pada Kopima USM di semarang salah satu
variabel independen menggunaka n kualitas pelayanan
Pada sebuah rumah makan di Cililin menggunaka
n variabel independen Lokasi dan Harga
4. JillyBernadette Mandey (2013) Promosi,
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan promosi,
Menggunakan variabel independen
pada Roko surya promild di
Pada sebuah rumah makan di
(30)
distribusi, harga pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
distribusi, dan harga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian.
harga dan variabel dependen menggunakan keputusan pembelian Manado adanya variabel independen promosi dan distribusi
Cililin menggunaka
n variabel Harga sebagai variabel independen
5 Tetet cahyati (2013)
Strategi promosi dan harga terhadap citra galeri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (4)
Pelaksanaan strategi promosi dan strategi harga secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap citra galeri, pengaruh terbesar diperoleh dari strategi harga
Menggunakan variable independen Harga
Suatu survai pada galeri di Pulau Jawa dan Bali. Salah satu
variabel, Strategi promosi sebagai variabel independen
Pada sebuah rumah makan di Cililin
6. Sarini kodu (2013)
Harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Menggunakana variable independen harga dan variabel
dependen keputusan pembelian
mobil toyota avanza di manado
Pada sebuah rumah makan di Cililin Varibel
independen lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian
7. Erwin rediono tan
(2011)
Pengaruh faktor harga, promosi dan pelayanan terhadap
keputusan konsumen
Berdasar kan hasil pengujian
Harga(X1), Promosi penjualan (X2) pelayanan (X3) mempunyai
pengaruh serempak dan signifikan terhadap keputusan konsumen
Menggunakan variable harga dan keputusan pembelian
Penelitian di alfamart surabaya Adanya
promosi dan pelayanan sebagai varibel independen
Pada sebuah rumah makan di Cililin Variabel
independen menggunaka n Lokasi dan Harga
8. Nurdin (2013)
Pengaruh media periklanan dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media peiklanan dan kualitas produk secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli. Menggunakan variable keputusan pembelian pada handpone merek nokia di bekasi variabel
independen menggunaka n media periklanan dan kualitas produk
Pada sebuah rumah makan di Cililin Variabel
independen menggunaka n Lokasi dan Harga
(31)
2.2 Kerangka Pemikiran
Semakin ketat persaingan dalam bisnis kuliner sekarang ini memaksa para pengusaha bisnis kuliner ini saling bersaing untuk berusaha menarik perhatian konsumen, berbagai strategi di lakukan agar perusahaan semakin berkembang. Sebuah perusahaan harus mampu dalam mengenali dan mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen. Dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan keinginan konsumen yang sesuai dengan keinginannya.
Hal ini pun terjadi di dalam usaha kuliner, karena usaha kuliner merupakan usaha yang cukup menjanjikan dalam segi keuntungan nya, dalam hal ini khusus nya di Rumah Makan Manapa , Rumah Makan Manapa berdiri di daerah Cililin kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat. Akan tetapi lokasi Rumah Makan Manapa agak susah terlihat jika dari jarak yang sedikit jauh. dan lokasi juga merupakan hal yang membuat seserorang menentukan keputusan pembeliannya dimana konsumen lebih memilih lokasi yang dekat dengan tempat kediamannya atau tempat melakukan kegiatan sehari hari nya sehingga tidak menghabiskan waktu nya hanya untuk berbelanja. Hal ini mengacu pada pendapat Aprih Santoso,Sri Yuni Widowati (2011,184) Lokasi dapat didefinisikan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari–hari. Bahwa indikator dari lokasi adalah:Keterjangkauan, Kelancaran, Kedekatan dengan kediamannya.
Selain lokasi harga merupakan salah satu elemen penting yang mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkannya, harga yang tinggi mampu membuat konsumen berfikir dua kali untuk membeli produk tersebut, dimana harga merupakan biaya dan
(32)
pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen apakah biaya tersebut sesuai dengan manfaat yang diterima oleh konsumen. Untuk mengukur nilai harga maka diperlukan indikator : Keterjangkauan harga, Kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, Kesesuaian harga dengan manfaat. Hal ini mengacu pada pendapat Rosvita (2010:24) yang dikutip oleh Fitria Engla Sagita (2012:4
Keputusan pembelian konsumen adalah hal yang sangat diharapkan oleh perusahaan karena akan menciptakan suatu keunggulan bersaing dan keuntungan bagi perusahaan. Lokasi yang cukup strategis dan lahan parkir yang cukup luas dan harga yang terjangkau oleh konsumen cendrung akan lebih mudah diterima oleh konsumen, sehingga konsumen akan membeli suatu produk yang mempunyai lokasi yang cukup nyaman dan harga yang cukup terjangkau. Hal tersebut dapat diukur melalui: Pengenalan Kebutuhan, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Pembelian, Perilaku Setelah Pembelian, y ang mengacu pada teori Phillip Kotler yang digunakan juga oleh Winardi (2010:200) dalam Jackson R.S. Weenas (2013:610).
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1 Keterkaitan Lokasi dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Safaruddin (2013:39) pengaruh Lokasi terhadap keputusan pembelian. Lokasi (Place) yang nota bene sangat berkaitan erat dengan keputusan pembelian. Jadi varibel lokasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Keputusan tentang penempatan produk berkaitan dengan ketersediaan produk/keragaman produk dengan jumlah yang sesuai dan di lokasi yang sangat
(33)
tepat(Tjiptono, 2005 : 73) dalam Hendra Fure (2013:275). Jumlah dan jenis produk yang dijual di suatu tempat semakin beragam, maka konsumen pun akan merasa puas jika ia melakukan pembelian di tempat tersebut dan ia tidak perlu melakukan pembelian di tempat yang lain. Hal serupa akan ia ulangi untuk pembelian berikutnya.
Adapun menurut Aprih Santoso,Sri Yuni Widowati (2011:179) membuktikan bahwa lokasi menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keputusan pembelian.
2.2.1.2 Keterkaitan Harga dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Penelitian terdahulu yang dilakukan, Erwin Rediono Tan (2011:25) yang mengananlisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen,menyatakan bahwa mempunyai pengaruh serempak dan signifikan terhadap keputusan konsumen. Adapun menurut Jackson R.S.Weenas membuktikan bahwa harga sebagai variabel independen mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.
2.2.1.3 Keterkaitan Lokasi dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Lokasi dan Harga adalah faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, karena menurut penelitian terdahulu yang dilakukan, oleh Hendra Fure(2013:273-283)yang mengananlisis pengaruh Lokasi dan Harga terhadap Minat beli Konsumen, menyatakan bahwa Lokasi dan Harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
(34)
Dan berdasarkan teori yang ada maka kerangka pemikiran yang di ajukan sebagai berikut :
(2013:39)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Lokasi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Rumah Makan Manapa Cililin Kabupaten Bandung Barat
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti.Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis menerapkan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis utama
Terdapat Pengaruh Lokasi Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Rumah Makan Manapa.
Sub hipotesis LOKASI
Keterjangkauan Kelancaran
Kedekatan dengan tempat kediaman
Keputusan Pembelian
Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian
HARGA
Kerjangkaun harga.
Kesesuaian harga dengan kualitas.
Daya saing harga.
Kesesuaian harga dengan manfaat
(35)
H1 :Terdapat pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Rumah Makan Manapa.
H2 :Terdapat pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Rumah Makan Manapa.
(36)
36 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.
Objek penelitian menurut Umar Husain (2005:303) mengatakan bahwa objek penelitian “menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang dianggap perlu”.
Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah“Pengaruh Lokasi dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Rumah Makan Manapadi Cililin Kabupaten Bandung Barat ), dengan uraian variabel sebagai berikut:
1. Variabel Independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel Independent (variabel X) dalam penelitian ini adalah lokasi sebagai variabel X1 dan harga sebagai variabel X2.
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.
(37)
Penelitian dilakukan di Rumah Makan Manapa Cililin Kabupaten Bandung Barat dengan memilih responden penelitian adalah para konsumen yang datang.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian atau Teknik penelitian dengan cara pengumpulan data atau mencari data dan mencatat data baik data primer maupun sekunder dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Kajian pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan membaca buku atau literatur/karya ilmiah lainnya yang mempunyai hubungan dengan penulisan skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer dari objek penelitian.
Metode penelitian lapangan langsung yang digunakan untuk memperoleh data pokok sebagai berikut:
1. Observasi dengan menggumpulankan data yang dilakukan langsung terhadap objek penelitian dan mengunjungi perusahaan nya secara langsung. Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk melengkapi data yang diperlukan serta membandingkan keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan ketepatan data yang ada diperusahaan.
2. Kuesioner dan Wawancara dengan pihak-pihak terkait terutama responden terpilih dengan masalah yang diteliti.
(38)
3. Dokumentasi dengan untuk mengumpulkan dan menganalisa data – data penting yang dibutuhkan oleh penulis.
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2013:2), menyatakan bahwa metode penelitian adalah sebagai berikut :
“Metode Penelitian pada dasanya sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:
"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi."
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa: ”Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Metode ini dimaksudkan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu pengujian pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent yang diteliti.
3.2.1 Design Penelitian
Sesuai dengan judul yang diteliti,tahapan tahapan atau langkah langkah yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut :
(39)
1. Mengumpulkan data dan informasi tentang objek penelitian dan pembahasan nya baik dari objek tersebut,maupun dari kajian pustaka. 2. Membuat hipotesis untuk membuktikan adanya hubungan atau dampak
antara pengaruh Lokasi dan Harga dengan Keputusan Pembelian
3. Wawancara dengan pihak-pihak terkait terutama responden terpilih dengan masalah yang diteliti.
4. Menganalisa data-data yang diperoleh untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat.
5. Membuat kesimpulan terhadap hasil hipotesis. 6. Menyusun Penelitian.
Oleh karena itu penelitian yang baik menurut (Sugiyono 2008:11) adalah penelitian yang didahului oleh perencanaan yang matang yang bertujuan agar penelitian yang dilakukan berjalan dengan baik.
(40)
Tabel 3.1 Matriks Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode yang
digunakan
Unit Analisis
1 Descriptive
Descriptive dan Survey
Konsumen Rumah Makan Manapa Bandung
2 Descriptive
Descriptive dan Survey
Konsumen Rumah Makan Manapa Bandung
3 Descriptive
Descriptive dan Survey
Konsumen Rumah Makan Manapa Bandung
4
Descriptive & Verifikatif
Descriptive dan Survey
Konsumen Rumah Makan Manapa Bandung
3.2.2 Operasional Variabel
Operasionalvariabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variabel-variabel penelitian.Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2008:11).
(41)
adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent meliputi (variabelX1) dalam penelitian ini adalah Lokasi dan (variabel X2) Harga.
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas),
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.Variabel dependent yaitu variabel Y yang dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian, Lokasi dan Harga merupakan faktor penyebab, sedangkan Keputusan Pembelianfaktor akibat.
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel Skala Konsep Indikator Ukuran Skala No. kuesioner Lokasi
(X1)
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran eceran, pemilihan lokasi yang tepat dan strategis
pada sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis,
(Berman &Evans
dalam Ma’ruf 2006
: 113).
1.Keterjangkauan Tingkat keterjangkau an
Ordinal 1,2
2.Kelancaran Tingkat kelancaran
3,4
3.Kedekatan dengan tempat kediaman
Tingkat jarak tempuh
5,6
Harga (X2)
Menurut Tjiptono (2008:152) yang dikutip oleh Fitria Engla Sagita (2012:2) dari sudut pandang konsumen,
1.Keterjangkauan harga
Tingkat pendapatan
Ordinal 7
2.Kesesuaian harga dengan kualitas
Tingkat kualitas
(42)
hargasering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut
dihubungkan sebagai manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa.
3.Daya saing Tingkat kemampuan untuk menurunkan harga 9 4.Kesesuain harga dengan manfaat Tingkat kemanfaatan 10 Keputusan Pembelian konsumen (Y)
Menurut Kotler (2009:184) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen yaitu: “Keputusan pembelian
konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. 1.Pengenalan kebutuhan Tingkat pengenalan kebutuhan
Ordinal 11
2.pencarian informasi Tingkat pencarian informasi 12 3.Evaluasi alternatif Tingkat evaluasi 13 4.Keputusan pembelian Tingkat keputusan 14
5.Prilaku pasca pembelian
Tingkat kepuasan konsumen
15,16
3.2.3 Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2008 : 72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(43)
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli di Rumah Makan Manapa Bandung, rata rata perbulan konsumen Rumah Makan Manapa adalah sebanyak 800 orang.
3.2.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun definisi sampel menurut Sugiyono adalah : Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi, meskipun jumlah sampel relatif kecil tetapi harus dapat mewakili ciri-ciri dan sifat-sifat keseluruhan populasi”.(Sugiyono ,2008 : 74)
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah metode sampling, yaitu suatu metode yang memilih sebagian dari populasi untuk dijadikan data yang akan diolah untuk penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mengetahui populasinya, maka digunakan teknik sampling simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
(44)
Rumus yang digunakan adalah pendapat Slovin yang dikutip dari Drs.Husein Umar ( 2009:146 )yaitu:
dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran
Dari jumlah populasi ( N ) yang terdiri dari orang, maka jumlah sampel penelitian (n) atau responden yang harus diambil berdasarkan dengan tingkat persentase kelonggaran sebesar 10% adalah sebagai berikut :
Dari penghitungan di atas, maka di ketahui responden sebanyak 89 responden dan di bulatkan menjadi 90 responden
3.2.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis Data
Data yang digunakan oleh peneliti ada dua jenis, yaitu :
1. Data primer, yaitu merupakan data informasi yang diperoleh dari pengamatan langsung pada pelanggan atau konsumen yang menjadi objek penelitian. Yang digunakan dalam pengumpulan data primer yaitu: observasi, wawancara, kuesioner
2. Data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan
2
1
N
n
Ne
(45)
dokumen-dokumen lain yang diberikan secara langsung dan dirancang secara offline, yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yang dalam hal ini adalah lokasi, harga dan keputusan pembelian.
3.2.4.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah : 1. Studi Pustaka ( Library Research )
Yaitu mengumpulkan data dan mempelajari atau membaca pendapat para ahli yang terdapat dalam buku, jurnal, internet, dan berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh landasan teori – teori yang dapat menunjang penelitian. Sehingga penelitian yang dilaksanakan mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang.
2. Studi Lapangan ( Field Research )
Dalam teknik ini peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang diperlukan. Adapun studi lapangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung dengan mengunjungi perusahaan demi memperoleh data yang di perlukan. Data atau informasi yang diperoleh didapat secara langsung dari sumber – sumber yang diberikan perusahaan. Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk melengkapi data yang berhubungan dengan
(46)
varibel penelitian. Kemudian hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan b. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung kepada pemilik Rumah makan Manapa dengan masalah yang dibahas sehingga memperoleh data – data yang diperlukan.
c. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan pernyataan tertulis kepada 90 orang konsumen yang datang ke Rumah Makan Manapa untuk menjawab, tentang variabel lokasi, harga dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
d. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Suharsimi Arikunto (2010:274) menyatakan bahwa “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, jurnal, majalah, dokumen, catatan harian dan sebagainya”. Teknik ini digunakan untuk mengetahui lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian di Rumah Makan Manapa.
3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis
Pada dasarnya rancangan analisis data yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono
(47)
(2009:13), data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Sementara untuk data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring). Analisis kualitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah satu, dua dan tiga, yaitu mengenai pengaruh lokasi, harga, dan keputusan pembelian dengan cara mengelompokan data, ditabulasikan, kemudian diberikan penjelasan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang keempat, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lokasi dan harga terhadap keputusan pembelian di Rumah Makan Manapa Kabupaten Bandung Barat.
Untuk mengungkap aspek-aspek atau variabel-variabel yang diteliti, diperlukan suatu alat ukur atau skala tes yang valid dan dapat diandalkan, agar kesimpulan penelitian tidak akan keliru dan memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Suatu instrumen ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes tersebut. Untuk itu perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat ukur penelitian ini, yaitu kuesioner.
Sugiyono (2008:110) menyatakan bahwa dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
(48)
3.2.5.1Uji Validitas
Uji validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya.
Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah “Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extend that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi person product moment.
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2009:134), item yang mempunyai korelasi yang positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi
(49)
menunjukan item tersebut mempunyi validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3
Berdasarkan dari pernyataan tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan kuesioner mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300
apabila alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik mengacu pada kriteria :
r hitung< r kritis maka tidak valid
r hitung> r kritis maka valid
Berikut ini merupakan tabel uji validitas dari masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut :
1. Uji Validitas Lokasi (X1)
Hasil pengujian validitas Lokasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini : Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Lokasi
Variabel Pertanyaan Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Keterangan
Lokasi (X1)
p1 0,840 0,3 valid
p2 0,745 0,3 valid
p3 0,709 0,3 valid
p4 0,698 0,3 valid
p5 0,801 0,3 valid
p6 0,664 0,3 valid
(50)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh koefesien validitas pernyataan variable Lokasi melebihi titik rkritis = 0,300. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan variable lokasi valid.
2. Uji Validitas Harga(X2)
Hasil pengujian validitas Harga dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4
Hasil Penguji Validitas Harga
Variabel Pertanyaan Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Keterangan
Harga (X2)
p7 0,868 0,3 valid
p8 0,683 0,3 valid
p9 0,891 0,3 valid
p10 0,924 0,3 valid
Sumber : Hasil kuesioner (diolah)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh koefesien validitas pernyataan variable Lokasi melebihi titik rkritis = 0,300. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan variable harga valid.
3. Uji Validitas Keputusan Pembelian(Y)
(51)
Tabel 3.5
Hasil Penguji Validitas Keputusan Pembelian
Variabel Pertanyaan Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Keterangan
Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
p11 0,895 0,3 valid
p12 0,904 0,3 valid
p13 0,904 0,3 valid
p14 0,545 0,3 valid
p15 0,641 0,3 valid
p16 0,509 0,3 valid
Sumber : Hasil kuesioner (diolah)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh koefesien validitas pernyataan variable Lokasi melebihi titik rkritis = 0,300. Sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan variable harga valid.
3.2.5.2Uji Realibilitas
Menurut Saifuddin Azwar (1999:158), tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (alpha cronbach). Walaupun secara teori besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00 , tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam suatu pengukuran karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial.
Koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), tetapi dalam pengukuran reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien
(52)
reliabilitas yang positif. Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach :
Dimana :
α = koefisien reliabilitas
r = rata-rata korelasi antara faktor pembentuk sub variabel
k = jumlah faktor yang membentuk sub variabel
Untuk menghitungnya menggunakan bantuan SPSS 21 for windows, bila koefisien reliabilitas telah dihitung, setelah itu dibuat hipotesis :
Ho : Instrument penelitian tidak reliabel
Ha : Instrument penelitian reliabel
Dengan ketentuan : Jika r Alpha > r tabel maka Ho ditolak
Jika r Alpha < r tabel maka Ho diterima.
Adapun hasil uji reliabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.6
(53)
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien
Reliabilitas Titik Kritis Keterangan
Lokasi (X1) 0,816 0,7 reliabel
Harga (X2) 0,851 0,7 reliabel
Keputusan pembelian (Y)
0,839 0,7 reliabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah)
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan metode cronbach alpha, Lokasi (X1) adalah sebesar 0,816, Harga (X2) sebesar 0,851 dan Keputusan pembelian(Y) sebesar 0,839 karena r hasil perhitungan menunjukkannilai lebih besar dari r tabel (0,70) sehingga semua variabel yang digunakan reliabel.
3.2.6 Rancangan Analisi dan Perancangan Hipotesis 3.2.6.1 Rancangan Analisis
3.2.6.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif
Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi
(54)
bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.
Sumber:Umi Narimawati (2007:84)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Persentase Skor Ideal No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik 2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 - 68.00 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 – 100 Sangat Baik Sumber : Umi Narimawati (2007:84)
Skor actual
% Skor = x 100%
(1)
✼✽✾✿✽ ❀❁❂❃✿ ✽❄✽
Aprih Santoso
❅ ❆❇r
Yuni Wido
❈❉❇t
❊ ❋●sember
❍■ ❏ ❏❊Pengaruh
Kualitas Layanan,
Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada
Kopima USM)
❊❑SS
▲▼❏◆❏■❖P◗ ❘ P❊Erwin Rediono Tan. Volume 5, No.2, Desember 2011.
Pengaruh Faktor Harga,
Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Berbelanja di
Alfa mart Surabaya.ISSN : 1978-4724.
Fitria Engla Sagita, Jurnal Fakutas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Pengaruh
Brand Image dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk
Kentucky Fried Chicken (KFC) di Cabang Bakso Grand Mall
oleh Mahasiswa
Universitas Negeri Padang
Hendra Fure .Vol1No.3 september 2013.Lokasi, Keberagaman Produk, dan Kualitas
Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional
Bersehati Calaca.
ISSN:2303-1174.
Jilly Bernadette Mandey.Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal.95-104.
Promosi,
Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Surya
Promild. ISSN 2303-1174.
Jackson R.S. Weenas Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 607-618.
Kualitas Produk,
Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Spring Bed Comforta. ISSN 2303-1174.
Kotler and keller 2009.
Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh Bob Sabran
MM, Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Penerbit Erlangga.
Kotler and keller 2009.
Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh Bob Sabran
MM, Edisi Ketiga Belas Jilid 2. Penerbit Erlangga.
Nurdin. Vol. IV No. 1 Periode Maret 2013
Pengaruh Media periklanan dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Membeli Handphone Merek Nokia di Perumahan
Unggul Graha Permai Tambun-Bekasi. ISSN.2084901
Safarudin Vol.1 No.3 Juli 2013.
Analisis Pengaruh Word Of Mouth, Kualitas
Layanan, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada
Distro Fashion Anak Muda X Kota Medan). ISSN 2302-1489.
Sarini Kodu.Vol.1 No.3 September 2013, Hal.1251-1259.
Harga, Kualitas Produk dan
Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota
Avanza
. ISSN 2303-1174.
(2)
Tetet Cahyati.Vol.7 No.1 Juli 2013.Strategi Promosi dan Harga Terhadap Citra
Galeri Seni (Suatu Survey Pada Galeri di Pulau Jawa dan Bali). ISSN: 1907
-0640.
Tomi Kurniawan. Volume 2, nomor 3,tahun 2013. Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Kualitas Layanan dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Motor
Matic di Raharjo Motor, Jepara. ISSN 2337-3792
(3)
❙❚❯❱ ❚❲❲❳ ❨❚❩ ❚❱❬❳ ❙❭❪
❚❫❙❴ ❵❴❪❛❜❝❴ ❞❜
❡❢❣ ❢ ❤✐❥ ❦❧ ❢♠ ♥♦♣ ❦♣❥♦♣ ❥q ❢r ❢
❡❢❣ ❢s✐❥ ❦❦t✉❢❥ ♥♦♣ ❦♣❥
✈✐❣♠ ❢q✈❢❥ ❦❦ ❢✉❤❢✇tr ♥①❢❥②♣❥❦
, 01
③❢r ✐q1
④④0
⑤q ❢q♣ ⑥ s✐r ❧ ❢⑦t❥❢❥ ♥①✐✉♣❣❣ ✐❥t❧ ❢✇
⑧✉❢❣ ❢q ♥⑨ ♠⑩⑤♣ ❧ ❢q ❢❥t❶✈❷ ❸❶❹
0
❺ ⑩❻✐⑥ ❢❼t✉t✉t❥ ⑨ ✐❽❢❣ ❢q ❢❥❼t✉t✉t❥⑨ ❢❾♣ ♠ ❢q ✐❥①❢❥②♣❥ ❦①❢r ❢q❡❿ ⑩➀❢❥②♠✇❿ ❥✐ ♥
0
➁➂➂ ➂ ➁➃➂➁④❷ ➄➅✐❥t⑥⑨ ✐✉❢❣t❥ ♥❤❢❧t
-
✉❢❧t⑨ ✐⑦ ❢r ❦❢❥ ✐❦ ❢r ❢❢❥ ♥➆ ❥②❿❥ ✐⑥t❢
✈t❥❦ ❦t①❢②❢❥ ♥
1
➂❺❽❣①✐r ❢q①❢②❢❥ ♥❺
0
⑨ ❦(4)
ii
➇ ➈➉➈➊ ➋➌➍➈➌➉ ➈ ➎
Assalamu allaikum Wr.Wb
➏➐➑➒ ➓➔→ ➣
y
➐↔ ➐↕ ➙ ➛→➐➜➒➣ ➙➔→➑➔ ➝↔➔→ ↔ ➛➞➔ ➓➒ ↕➔ ➝A
➜➜➔ ➞ ➟W
➠y
➔→ ➡ ➣ ➛→➔→➝➒➔ ➣➔ ➢ ➛→ ➤➐ ↕➔ ➞ ↔➔→ →➒ ↔ ➢➔ ➝ ➓➔→ ↔➔ ➣➒ ➞ ➣➔y
➔→➡→➔y
↔➛➙ ➔ ➓➔ ↔➒ ➝➔ ➣ ➛➥ ➔ ➡➔➒ ➞➔ ➢➥ ➔-Ny
➔.
A
➝➔ ➣ ➣ ➛➡➔ ➜➔ ↕➔ ➞➢➔ ➝,
↔➔ ↕➐→➒➔y
➔→➡ ➝➛➜➔ ➞ ➓➒➥➛↕➒ ↔➔→-Ny
➔,
➙ ➛→➐➜➒ ➣ ➓➔➙ ➔ ➝ ➢ ➛→y
➛➜➛➣➔➒ ↔➔→ ➙➛→y
➐ ➣➐→ ➔→ ➟ ↔➒➙➣➒➒→➒➏➛→
y
➐➣ ➐→ ➔→ ➟ ↔↕➒➙ ➣➒ ➒→➒ ➓➒ ➣ ➐➣ ➐→ ➐→➝➐↔ ➢➛➢ ➛→ ➐ ➞➒ ➣➔ ➜➔ ➞ ➣➔ ➝➐ ➣➔ ↕y
➔ ➝ ➓➔ ➜➔ ➢ ➢ ➛→ ➛➢➙ ➐ ➞➑ ➛→ ➑➔→ ➡➟I
➙ ➔ ➓➔➏↕➦➡↕➔ ➢➟ ➝➐➓➒M
➔→ ➔➑ ➛➢➛→➧➔ ↔ ➐➜➝➔ ➣➨↔➦→➦➢➒ ➩→ ➒➫➛↕➣➒ ➝➔ ➣K
➦➢➙➐➝➛↕I
→ ➓➦→ ➛➣➒➔,
➓ ➛→ ➡➔→ ➑ ➐➓ ➐➜ ➭ ➯➲➳ ➵➸➺➻➼ ➽ ➾➚ ➸➪➶ ➹➸➳ ➼ ➸➺ ➵ ➸ ➘ ➲➺➼ ➸➹➸➯ ➚➲ ➯➻ ➘➻ ➪➸➳ ➯➲ ➴B
➲➽➶➸➳ ➹➶ ➺➻ ➴ ➸➼ ➴➸➚ ➸➳ ➴ ➸➳ ➸➯➸ ➷➶➽➶➽ ➶➳➚➸➬➻➯➸➘➲➳B
➸➳ ➹➻➳ ➵B
➸➺ ➸➘➮ ➱➏➛→➐➜➒ ➣ ➢ ➛→➔ ➓➔ ↕➒
y
➓➔ ↕➒ ➙ ➛↕ ↔➛➢➥➔→➡➔→ ➒ ➜➢ ➐ ➔→➡y
➓➒→ ➔ ➢➒ ➣ ➝➛↕ ➐➣ ➥➛↕↔ ➛➢➥ ➔→ ➡ ➣ ➛➞➒→ ➡ ➡➔ ➢ ➛→ ➡➔ ➞➔ ➣➒ ➜↔➔→ ➒ ➜➢ ➐ ➥ ➔ ↕➐ ➔ → ➡y
➜➛➥➒ ➞ ➥ ➔➒ ↔ ➓➔ ↕➒ ➣➔➔ ➝ ➒→ ➒. M
➔ ➣➒ ➞ ➥➔→y
➔ ↔ ↔ ➛↔➐ ↕➔→➡➔→-
↔ ➛↔➐ ↕➔→➡➔→ ➓➔ ➜➔ ➢➙➛→➐ ➣ ➐→ ➔→y
➟ ↔ ↕➒➙➣➒➒→ ➒.
➩→ ➝➐ ↔➒ ➝➐✃ ↔➦↕➛↔ ➣➒ ➓➔→ ➣➔ ↕➔→y
➔→➡ ➢➛➢➥➔→➡➐→ ➣➔→ ➡➔ ➝ ➓➒➥ ➐ ➝➐➞ ↔➔→ ➙ ➛→➐➜➒ ➣ ➓➔ ➜➔ ➢ ➙➛→➤➔➙ ➔➒➔→ ↔➛➣ ➛➢➙ ➐ ↕→➔➔→
➙➛→
y
➐ ➣➐→ ➔→➟ ↔↕➒➙ ➣➒➒→ ➒.
❐➔ ➜➔ ➢➙ ➛→
y
➐➣ ➐→ ➔→ ➟ ↔↕➒➙ ➣➒➒→➒,
➙➛→ ➐ ➜➒ ➣➢ ➛→ ➓➔➙ ➔ ➝➥ ➔→ ➝➐➔→ ➓➔ ↕➒➥➛↕➥ ➔ ➡➔➒➙ ➒ ➞➔ ↔❒ ❮➜➛➞ ↔➔ ↕➛→ ➔ ➒ ➝➐✃ ➓ ➛→ ➡➔→ ➣ ➛➡➔ ➜➔ ↔➛↕ ➛→ ➓➔ ➞➔→ ➞➔ ➝➒ ➙➔ ➓➔ ↔ ➛➣➛➢➙➔ ➝➔→ ➒→ ➒ ➙➛↕↔ ➛→➔→↔➔→➙➛→ ➐ ➜➒ ➣ ➢ ➛→➔ ➢➙➔➒ ↔➔→
y
➐➤➔➙ ➔→ ➝➛↕➒➢➔ ↔➔ ➣➒ ➞ ➔→➡y
➣ ➛➥ ➛➣➔ ↕-
➥ ➛➣➔ ↕→➔y
↔ ➛➙➔ ➓➔y
➔→➡ ➝➛↕ ➞➦↕➢➔ ➝:
1.
➏↕➦❰.
❐↕. I
↕ ➨➓ ➓y
➟ ➐ ↕➔→ ➝➦y
➟➦➛➡➦➝➦ ✃M
➣ ➤.,
➣ ➛➜➔ ↔ ➐ Ï ➛↔ ➝➦↕ ➩→➒➫➛↕➣➒ ➝➔ ➣K
➦➢➙➐➝➛↕I
→ ➓➦→➛➣➒➔.
2.
➏↕➦❰.
❐↕. H
➑.
❐Ð➒K
➔↕➝➒→➒,
➟➨❒✃➟➙➛➤.L
➒ ➤,
➣ ➛➜➔ ↔ ➐ ❐➛↔➔→ ➧➔ ↔➐ ➜➝➔➣ ➨↔➦→➦➢➒ ➩→➒➫➛↕➣➒ ➝➔ ➣K
➦➢➙ ➐ ➝➛↕I
→➓➦→ ➛➣➒ ➔.
3.
❐↕.
Ï ➔ ➛→y
❐Ð➒ ➣➔→ ➝y
,
➟➨ ❒ ✃M.
➟➒,
➣ ➛➜➔↔ ➐K
➛➝➐➔ ➏↕➦➡↕➔ ➢ ➟ ➝➐ ➓➒M
➔→➔➑ ➛➢➛→ ➧➔ ↔➐ ➜➝➔ ➣➨↔➦→➦➢➒➩→➒➫➛↕➣➒ ➝➔ ➣K
➦➢➙ ➐ ➝➛↕I
→➓➦→ ➛➣➒➔(5)
iii
4.
ÑÒ.
Ó ÔÕÖ ÔW
ÔÕ×ØÙØ ÚÔÛ,
y
ÑÒÔ., M.
ÜØ Ý ÞßÔàá× â Ý ÞÙ ã ÞÖ äØÖ äØÙ å.
Ñâ Ý ÞÙy
ÔÙåßáÔÒ äØ ÔÝ Ôä ÔØ à×ÔÙÝ Ôä ÔÒ×ÔÙãÞÙåÞÒÛØÔÙ×ÔÙßÔØÙ-
ßÔØÙæÖÞÙÞÖ ã ÔÛà ÔÙy
Ú Ôà ÛáãÔ×ÔÛÙy
Ô ×Ø ÛÞÙåÔÕçÔ×ÚÔß-
çÔ×ÚÔß,
ÛÔßàÝ Õâ ÚèÝ ÞÖØÙÔÒ,
à ÞåØ ÔÛÔÙÖÞÙåÔçÔÒÙÔy
,
ÕØÙå åÔéÔÖ Øßy
ÛØÖ ÞÙy
Ô. M
ÞÖ ä ÞÒØ Ý Ôy
Ô ä ÔÙÔày
ÔÒÔÕÔÙ ÖáßÔØ × ÔÒØ ÖÔÛÞÒØ ÝàÒØ ã ÝØ ÕØÙ å åÔ êÔÒÔ äÞÒã ÞÒØ ßÔàáæ ëÔÙ × ÔØÖÞÖáçØ× ÔÙ êá àá ãÕáÖ âÒØ Ý.
ÜÞÖâåÔÝ ÞÕ ÔÛÝ ÞßÔßá× ÔÙä ÔÙÔày
ÒÞçÞàØ.
5.
ÓØz
ày
ìáßéØ àÔÒ,
Üíæ èî.
ÜØ ÝÞßÔàá×â Ý ÞÙ ÚÔßØ.
6.
ÜÞÖáÔ × â Ý ÞÙ ïNIK
ðM y
ÔÙå Ýá × ÔÕ Ö ÞÖ ä ÞÒØ à ÔÙ Ý Ôy
Ô Ø ßÖ á × ÞÙåÔÙ ØÙ Ø Ö ÞÙy
ÔÛ ÔàÔÙ áêÔã ÔÙ ñ ÞÒØÖÔK
ÔÝØ Õ ÔÛÔ Ý ØßÖ á ÔÙy
å Ýá×ÔÕ äÔã Ôà×ÔÙ Ø äá äÞÒØ à Ô Ù àÞã Ô× Ô Ý Ôy
Ô,
Ýá Ý ÔÕ Ý ÞÙÔÙ å Ý Ôy
Ô ÛÞÒØÖÔ Ö ÔÛÞÒØy
ÔÙå ä ÔãÔà × ÔÙ Ø äá Ý ÔÖãÔØ à ÔÙ,
ÝáÝ ÔÕÝ ÞÙÔÙ åÝ Ôy
Ô ÝÞßÞÝ ÔØ à ÔÙÝ ÞÖ á ÔÛáåÔÝy
ÔÙåä Ôã Ôà×ÔÙØ äáäÞÒØà ÔÙæ7.
ÑÔÙØH
ÔÖ ×ÔÙØ ×ÔÙM
ÞÒØH
ÞÒÔÚÔÛØ Ý ÞßÔàá ã ÞÖ Ø ßØ à Ó áÖÔÕM
ÔàÔÙM
ÔÙÔãÔ ÝÞà ÔßØ åáÝ à ÔàÔà àá ÛÞÒêØÙ ÛÔy
ÔÙ å ÛÞßÔÕ ÖÞÖ ä ÞÒØ à ÔÙ ãÞÙåÔÒÔÕÔÙ à ÞãÔ×Ô ãÞÙ á ßØ Ý.
ñ ÞÒØÖÔK
ÔÝØ Õæ8.
ÜÞêÔÒÔà ÕáÝá ÝãÞÙ á ßØ ÝáêÔãà ÔÙ ÛÞÒØÖ Ô àÔÝØ Õà Þã Ô× ÔAy
ÔÕÔÙ × Ô àáÛ ÞÒ êØÙ ÛÔB
Ôã ÔàH.
ðÖ ÔÙ × ÔÙI
äá Ù×Ôàá ÛÞÒ êØÙ ÛÔM
ÔÖ ÔÕH
ç.
ïáÙ Ó á àÖ ÔÙ ÔÕ àáãÔÙçÔÛàÔÙ ×â ò Ô,
ÝÞÖ â å Ô Ý Þ åÔßÔ ä ÔÙÛá ÔÙ × ÔÙ × âÒâ ÙåÔÙ ÔÙåy
ÛÞßÔÕ × Ø äÞÒØ à ÔÙ Ôà Ô Ù ÖÞÙ × Ôã ÔÛ äÔßÔÝ ÔÙ × ÔÙ ãÔÕ ÔßÔy
ÔÙå ä ÞÒßØ ãÔÛ åÔÙ×Ô ×ÔÒØA
ßßÔÕ Ü.W.
ñæ × ÔÙ äÔÙy
Ôà äÔÙy
Ôà ÒÞçÞàØ àÔÒÞÙÔÝ Ôy
ÔÝá × ÔÕäÔÙy
ÔàÝÞà ÔßØÖ ÞÖ ØÙ ÛÔáÔÙå.
9.
ÜÞêÔÒÔ à ÕáÝáÝ ã ÞÙáßØ Ý áêÔã àÔÙ ÛÞÒØÖ Ô à ÔÝØ Õ à ÞãÔ×Ô ÛÞÖ ÔÙ-
ÛÞÖÔÙ óôõö ÷ö øl
ö,
ÑÞäØ ÑÔÝÚØ ÛÔ, L
ÔÙ ÛØ ñÒØA, L
ÞÙØY
á ßØ ÔÙ ÛØ,
ùÞÒØ ñÒØL
Ôà Ý ÔÙÔ,
Óá ×Ø Üá ÔÙ ×Ø,
ùáçØ ï ÛÔÖ Ô, K
ÞúØÙûâéÔÒÔÙåå ÔY
á×ÕÔ, W
Ø ÔÙ ÔJ
ÔÙ ÔãÒØ Ô,
× ÔÙy
ÔÙåßÔØÙÙy
Ôy
ÔÙå ÝÞßÔßá Ö ÞÖäÞÒØ à ÔÙ ÝÞÖÔÙåÔÛ × ÞÖØ ÛÞÒÝ ÞßÞÝÔØ à ÔÙÙÔy
ã ÞÙáÝá ÙÔÙy
ÜàÒØ ã ÝØ ØÙØ ñ ÞÒØÖÔK
ÔÝØ Õæ10.
ÜÞÖáÔ ÛÞÖÔÙ-
ÛÞÖÔÙM
ÔÙ ÔçÞÖÞÙ ÔÙåy
ÛÞßÔÕ ÖÞÖ ä ÔÙ Ûá ×ÔÙ Ö ÞÖäÞÒØ àÔÙ ÝÞÖ ÔÙ å ÔÛ×ÞÖØÛÞÒÝÞß ÞÝÔØ à ÔÙÙy
Ô ãÞÙá Ýá Ù Ôy
Ù ÜàÒØ ã ÝØØÙØ11.
ÜÞÒÛÔ Ý ÞÖáÔ ãØ Õ Ôày
ÔÙå ÛÞßÔÕ ÖÞÖ ä ÔÙ Ûá × ÔÙ Ö ÞÖäÞÒØ × á àáÙåÔÙy
ÔÙå ÛØ×Ôà × Ôã ÔÛãÞÙ á ßØ ÝÝ ÞäáÛàÔÙæÜÞÖ â å ÔàÞä ÔØ à ÔÙ ÙÔy
× Ôã ÔÛ× Ø äÔßÔÝâßÞÕüßßÔÕÜW
ñæ(6)