PENGARUH PEMANFAATAN SARANA PEMBELAJARAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU IPA DI SMP SE-GUGUS 03 KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA PEMBELAJARAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA

MENGAJAR GURU IPA

DI SMPN GUGUS 03 KABUPATEN BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi

Administrasi Pendidikan

Disusun oleh:

NENENG RIKA LISTIANI NIM. 0907609

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

==========================================================

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA PEMBELAJARAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA

MENGAJAR GURU IPA

DI SMPN GUGUS 03 KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Neneng Rika Listiani S.Pd IKIP Bandung, 1998

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Administrasi Pendidikan

© Neneng Rika Listiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd NIP. 196205041988031002

Pembimbing II

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 196008101986031001


(4)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D NIP.195306121981031003


(5)

v

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA PEMBELAJARAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA

MENGAJAR GURU IPA

DI SMP SE-GUGUS 03 KABUPATEN BANDUNG Oleh:

NENENG RIKA LISTIANI NIM. 0907609

Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai kinerja mengajar guru ipa . Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru ipa, diantaranya pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah.

Tujuan penelitian ini yaitu : a) Mengetahui gambaran pemanfaatan sarana pembelajaran b) Mengetahui kepemimpinan kepala sekolah c) Mengetahui gambaran Kinerja mengajar guru ipa di SMP se-gugus Kabupaten Bandung d)Menganalisis seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru ipa di SMP se-gugus 03 Kabupaten Bandung e) Menganalisis sebarapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar di SMP se-gugus 03 Kabupaten Bandung f) Menganalisis seberapa besar pengaruh sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru ipa di SMP se-gugus 3 Kabupaten Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, dengan teknik pengumpulan data angket di 33 SMP se-gugus 03 Kabupaten Bandung.Teknik pengolahan data menggunakan Model PPM ( Pearson Product Moment).

Berdasarkan perhitungan maka diperoleh hasil bahwa pemanfaatan sarana pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru ipa di SMP se-gugus 03 kabupaten Bandung dikategorikan baik, serta pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru ipa.

Disarankan sebaiknya dalam pemanfaatan sarana pembelajaran harus seoptimal mungkin untuk memudahkan guru ipa dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain sarana pembelajaran, kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru ipa. Kepala sekolah sebagai manajer harus bisa memotivasi dan menfasilitasi guru ipa untuk meningkatkan kinerja mengajar guru ipa.


(6)

vi

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE INFLUENCE OF USE LEARNING FACILITIES AND PRINCIPAL LEADERSHIP

ON SCIENCES TEACHER’S TEACHING PERFORMANCE

IN JUNIOR HIGH SCHOOL IN BANDUNG DISTRICT

By:

Neneng Rika Listiani NIM. 0907609

The main issues of this research is about the teachers’ teaching performance, and core studies focused on the factors influencing sciences teachers' teaching performance including the use of learning facilities and principles leadership.

The research aimed to: a) Knowing overview of learning utilization b) Determine the principal leadership c) Determine the performance overview of teaching a junior high school teacher in Bandung regency group d) Analyze how much influence the utilization of infrastructures on teaching performance of junior high school teacher in Bandung district e) Analyze how great influence the principal's leadership on sciences teachers’ teaching performance in junior high school in Bandung district f) Analyze great the influence of learning facilities and principles leadership on junior high school in Bandung district. .

The research used was explanatory survey method, using data collection techniques with the questionnaire in 33 junior high school Bandung district. The data processed using PPM (Pearson Product Moment) models.

Based on the calculation of the obtained results that the utilization of learning facilities, principles leadership and sciences teachers’ teaching performance in junior high school in Bandung district categorized good effect, and also learning facilities with principles leadership, either individually or collectively affect to the sciences teachers’ teaching.

In this case, advised in the use of learning fasilities should be as optimal as possible to facilitate teachers in delivering learning material. In addition to infrastructure, the principal has a very important role to improve sciences teacher’s performance. Principals as managers must be able to motivate and facilitate teachers to improve sciences teachers’ teaching performance.


(7)

x

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 14

1. Batasan Masalah... 14

2. Rumusan Masalah ... 14

D. Tujuan Penelitian... 15

E. Manfaat Penelitian ... 16

F. Asumsi Dasar ... 17

G. Struktur Organisasi Tesis ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Tentang Administrasi Pendidikan ... 19

1. Pengertian Administrasi Pendidikan ... 19

2. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan ... 22

B. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 26

1. Kepemimpinan ... 26

2. Kepala Sekolah... 28

C. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 52

D. Kinerja Mengajar Guru ... 61

1. Pengertian Kinerja Mengajar Guru ... 61

2. Dimensi Kinerja Mengajar Guru ... 65

3. Hakikat Penilaian Kinerja Kinerja Mengajar Guru ... 69


(8)

xi

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Persyaratan Penilaian Kinerja Mengajar Guru ... 75

6. Manfaat Penilaian Kinerja Mengajar Guru ... 76

7. Kinerja Mengajar Guru yang Bermutu ... 78

8. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru ... 79

9. Faktor yang Menghambat Efektivitas Kinerja Guru ... 82

E. Kerangka Berpikir ... 83

F. Hipotesis ... 84

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 86

B. Desain Penelitian ... 89

C. Metode Penelitian ... 89

D. Definisi Operasional ... 90

E. Instrumen Penelitian ... 93

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data ... 111

1. Kinerja Mengajar Guru ... 111

2. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana ... 115

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 118

B. Pembahasan Data ... 129

1. Kinerja Mengajar Guru ... 129

2. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana ... 129

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 134 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

xii

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai rata-rata UN SMP Kabupaten Bandung Tahun 2012/2013 ... 9

Tabel 3.1 Daftar nama sekolah se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ... 68

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penelitian ... 73

Tabel 3.3 Kriteria penskoran alternatif jawaban dari likert ... 78

Tabel 3.4 Jumlah item angket untuk dicoba ... 80

Tabel 3.5 Jumlah item angket hasil ujicoba ... 81

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 82

Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data ... 84

Tabel 3.8 Interpretasi koefisien nilai reliabilitas ... 85

Tabel 3.9 Skala penafsiran rata-rata skor jawaban responden ... 90

Tabel 4.1 Gambaran kinerja Mengajar guru ... 91

Tabel 4.2 Gambaran pemanfaatan sarana dan prasarana ... 95


(10)

xiii

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru ... 10

Gambar 2.1 Pola dasar administrasi pendidikan ... 19

Gambar 2.2 Matriks pola dasar administrasi pendidikan ... 20


(11)

xiv

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung


(12)

1

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan telah diyakini sebagai salah satu aspek pembangunan bangsa yang sangat penting untuk mewujudkan warga negara yang handal profesional dan berdaya saing tinggi. Disamping itu diyakini pula oleh berbagai bangsa bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and character building, yang sangat menentukan perjalanan dan regenerasi suatu bangsa.

Indonesia sebagai salah satu developing country telah menunjukan perhatian yang cukup besar terhadap pendidikan, yang secara yuridis tercermin

dalam Pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak

mendapat pengajaran (Pasal 1); pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang (Pasal 2). Dissamping itu, pendidikan juga tercermin dalam Rencana Strategis Depdiknas (2004-2009) yang merupakan landasan operasional dalam menjabarkan pendidikan ke dalam kebijakan pendidikan nasional dan program-program kegiatan yang merupakan refleksi dan derived dari tujuan Pendidikan Nasional.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu tujuan Pembangunan di bidang pendidikan dan merupakan bagian integral dalam rangka upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa :

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.


(13)

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diberikan di sekolah. Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan, dengan memanfaatkan manusia itu sendiri sebagai sumber daya, di samping yang ada di luar dirinya, seperti uang, material, dan waktu (Jahja 2004:59). Agar kerja sama itu berjalan dengan baik, maka perlu ada aturan. Maka dengan mengikuti aturan maka segala proses akan berjalan sebagaimana mestinya. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana, dan faktor lingkungan lainnya. Apabila faktor tersebut bermutu, dan proses belajar bermutu pada gilirannya akan menghasilkan lulusan yang bermutu pula.

Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Studi yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa di antara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru.

Peranan guru makin penting lagi di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Lengkapnya hasil studi itu adalah : di 16 negara sedang berkembang, guru memberi kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 34%, sedangkan manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana fisik 26%. Di 13 negara industri, kontribusi guru adalah 36%, manajemen 23%, waktu belajar 22% dan sarana fisik 19% (Dedi Supriadi, 1999: 178). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002: 42) menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak


(14)

ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal.

Pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah bisa menjadi salah satu indikator baik atau tidaknya proses pembelajaran di suatu sekolah. Kurangnya pemanfaatan sarana prasarana cenderung akan berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran. Pada aspek lain kinerja mengajar guru bisa menjadi salah satu indikator untuk melihat sajauh mana efektifitas pembelajaran yang berlangsung pada suatu sekolah. Guru yang belum mampu menunjukkan kinerjanya yang baik cenderung akan berdampak pada menurunnya pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudarwan Danim (2002 : 76) bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai.

Engkoswara, dalam “Menuju Indonesia Modern (1999:25), guru adalah seorang tenaga pendidik yang bekerja menyampaikan ilmu pengetahuan (kognitif), mengemukakan sikap kepribadian (afektif), serta memberikan bekal keterampilan (psikomotor) kepada peserta didik, dalam ruang lingkup organisasi pendidikan di tingkat sekolah. Guru juga sebagai ujung tombak Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas atau sebagai orang yang mengemban atau mengembangkan berbagai bentuk pemikiran, yang terkandung dalam kurikulum pendidikan serta berbagai aturan atau pedoman yang berkaitan dengan KBM di sekolah. Dengan demikian diperlukan komprehensivitas diri dari para guru antara lain, pemikiran, kemampuan, disiplin, dan motivasi kerja, serta kreativitas kerja yang diperlukan agar mencapai hasil yang maksimal menuju tercapainya tujuan pendidikan.

Prasarana dan sarana diibaratkan sebagi motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring


(15)

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah.

Bagi guru, pemahaman tentang pengelolaan prasarana dan sarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi prasarana dan sarana yang ada sehingga prasarana dan sarana tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.

Manajemen ditambah administrasi prasarana dan sarana memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan. Dengan diberlakukan otonomi daerah berarti pemerintah memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berinisiatif dan berkarya sesuai dengan kemampuan lembaga pendidikan/sekolah masing-masing termasuk dalam pengembangan prasarana dan sarana. Oleh karena itu perlu adanya manajemen prasarana dan sarana pendidikan.

Pada aspek lain kinerja mengajar guru bisa menjadi salah satu indikator untuk melihat sajuah mana efektifitas pembelajaran yang berlangsung pada suatu sekolah. Guru yang belum mampu menunjukkan kinerjanya yang baik cenderung akan berdampak pada menurunnya pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudarwan Danim (2002 : 76) bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai.

Syah (1999:229) menyatakan bahwa “Guru yang berkualitas adalah guru yang berkompetensi dan berkinerja baik, yang berkemampuan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Tanggung jawab guru mendidik siswanya menyangkut berbagai aspek yaitu menyangkut tujuan, pelaksanaan, penilaian dan termasuk umpan balik dari penyelenggaraan tugas tersebut.

Proses pembelajaran sangat terkait dengan berbagai komponen yang sangat kompleks. Antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya


(16)

memiliki hubungan yang bersifat sistemik, maksudnya masing-masing komponen memiliki peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait. Suwardi (2007 :2) menyatakan bahwa : komponen dalam proses pembelajaran perlu dikelola secara baik. Tujuannya agar komponen-komponen tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu proses pembelajaran yang baik dapat tercapai apabila sarana sarana dan prasarana sebagai sumber informasi pembelajran dan guru sebagai pelaksana pendidikan dan desainer pembelajaran dapat dimanfaatkan dan diberdayakan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Paradigma metodologi pendidikan saat ini disadari atau tidak telah mengalami suatu pergeseran dari behaviourisme ke konstruktivisme yang menuntut guru dilapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai teacher center, menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang menyenangkan, bergembira, dan demokratis yang menghargai setiap pendapat sehingga pada akhirnya substansi pembelajaran benar-benar dihayati. Sejalan dengan pendapat diatas, pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme adalah:

Pembelajaran dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi Pembelajaran itu dan membentuk makna melalui pengalaman nyata (Depdiknas, 2003:11)

Kita yakin pada saat ini banyak guru yang telah melaksanakan teori konstruktivisme dalam pembelajaran di kelas tetapi volumenya masih terbatas, karena kenyataan dilapangan kita masih banyak menjumpai guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya melaksanakan kewajiban. Ia tidak memerlukan strategi, metode dalam mengajar, baginya yang penting bagaimana sebuah


(17)

peristiwa pembelajaran dapat berlangsung. Di sisi lain. menurut Hartono Kasmadi (1993:24) bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dimana pengajar masih memegang peran yang sangat dominan, pengajar banyak ceramah (telling method) dan kurang membantu pengembangan aktivitas murid .

Selain dari pemanfaatan sarana prasarana, diduga pula kinerja mengajar guru menjadi faktor penentu keberhasilan dalam meraih mutu pembelajaran. Menurut Farida (2002:34) dalam Jurnal IAIN Sumatera Utara menyebutkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran diduga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: sikap dan kemampuan / kompetensi staf pengajar dalam merancang pembelajaran, mengelola pembelajaran di kelas, melaksanakan evaluasi, integritas pribadi, disiplin dalam melaksanakan tugas, tekun bekerja, terbuka dan berwibawa.

Menurut Syafru Mangkuprawira dan Aida Vitalaya yang dikutip oleh Martinis Yamin dan Maisah (2010:129-130), kinerja merupakan konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru:

1. Faktor personal/individual : meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitment yang dimiliki setiap individu guru.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan semangat, arahan dan dukungan kerja pada guru.

3. Faktor Team, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah, proses organisasi sekolah dan kultur kerja dalam organisasi sekolah

5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan eksternal dan internal.


(18)

Kepala sekolah adalah seorang fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan dalam proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya karena kepala sekolah merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah pendidikan di sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dituntut untuk mampu melakukan pengelolaan segala sumber daya yang ada, dan memanfaatkannya untuk belajar siswa, “Kepala sekolah yang berkompeten harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, performence, dan etika kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah (Depdiknas, 2006:32).

Menurut Davis, G.A & Thomas, M.A ( Wahyudin 2009: 63) berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin sekolah 2) Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah

3) Mempunyai ketrampilan sosial

4) Profesional dan kompeten dalam bidang tugasnya.

Pelaksanakan tugas pokok manajerial kepala sekolah di satuan pendidikan sebagai suatu sistem organisasi, dimaksudkan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di satuan pendidikan yang dipimpinnya. Karena “upaya peningkatan mutu pendidikan erat kaitannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah” (Agustina, 2009 : 176). Dengan demikian,

“keberhasilan peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab kepala

sekolah” (Sudrajad, 2004 : 9). Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pelaksanan tugas kepala sekolah di bidang manajerial secara profesional. Ini akan menentukan pelaksanaan fungsi kepala sekolah dengan baik. “Dalam pradigma baru manajemen pendidikan, sedikitnya kepala sekolah harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM)” (Mulyasa, 2004 : 98).


(19)

Rendahnya mutu pendidikan secara umum disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya masih rendahnya efektivitas proses belajar mengajar, terutama disebabkan kurangnya sarana dan prasarana belajar, kurangnya jumlah dan rendahnya mutu guru, serta lemahnya sistem pengelolaan sekolah.

Fenomena yang terjadi di lapangan, secara kasat mata penulis melihat dan merasakan bahwa ruang kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan sekolah yang menggunakan strategi manajemen belum terbuka di sekolah-sekolah yang sesuai dengan prinsip otonomi sekolah selama ini, karena kepala sekolah sebagai pemimpin masih belum optimal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 sangat jelas mensyaratkan bahwa seorang kepala sekolah harus memenuhi syarat kualifikasi dan kompetensi, namun demikian kompetensi yang dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah dalam memenej masih belum optimal, apalagi bagi seorang Kepala Sekolah di sekolah swasta yang pengangkatannya atas dasar pertimbangan dan keputusan pihak yayasan. Selain harus mengelola satuan pendidikan juga mereka harus memberikan loyalitas yang tinggi terhadap yayasan, oleh karena itu kinerjanya dalam penyelenggaraan pendidikan masih jauh dari apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Begitu juga dengan melihat kenyataan tentang keadaan sarana prasarana di lapangan, khususnya di sekolah menengah pertama se-kabupaten Bandung, yang menunjukkan bahwa 21,40 % sekolahnya dalam kondisi rusak. Demikian juga dengan melihat prosentase fasilitas sekolah dimana dari 295 sekolah SMP, baru 58,64 % sekolah yang memiliki perpustakaan, 72,20 % sekolah yang memiliki laboratorium, 11,86 % sekolah yang memiliki ruang keterampilan, 13,56 % sekolah yang memiliki ruang serba guna, 49,83 % sekolah yang memiliki ruang komputer, dan belum ada satu pun sekolah yang memiliki ruang praktek dan ruang bengkel. Tentunya kenyataan ini akan berdampak pada mutu pendidikan pada umumnya.

Hal ini dapat dilihat dari pencapaian nilai UN siswa di sekolah-sekolah menengah tingkat pertama khususnya di kabupaten Bandung yang dirata-ratakan dari tiap Gugus dengan tabel sebagai berikut :


(20)

Tabel 1.1

Nilai rata-rata UN SMP Kabupaten Bandung Tahun 2012/2013 No Nama Gugus SMP Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika IPA

1. Gugus 01 7,06 6,11 5,85 6,08

2. Gugus 02 6,92 5,97 5,74 6,07

3. Gugus 03 7,04 6,09 5,74 6,06

4. Gugus 04 7,34 6,48 6,37 6,57

5. Gugus 05 7,14 6,1 5,86 6,08

6. Gugus 06 6,9 4,2 5,8 6,06

7. Gugus 07 6,76 5,95 5,72 6,05

8. Gugus 08 6,97 6,07 5,83 6,12

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Pengaruh Pemanfaatan Sarana Pembelajaran dan

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam pembelajaran Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Pada setiap penelitian umumnya berangkat dari adanya suatu masalah yang memerlukan pembahasan atau pemecahannya. Menurut Nasution(1993 : 11) masalah merupakan “ perumusan beberapa pertanyaan yang dilemparkan untuk dipecahkan atau suatu proporsi yang memerlukan suatu penyelesaian yang dirumuskan secara jelas, singkat,termasuk konsep-konsep yang digunakan “.

Berdasarkan latar belakang seperti di atas, dan mengacu juga pada konsep yang dikemukakan oleh Syafru Mangkuprawira dan Aida Vitalaya yang dikutip


(21)

oleh Martinis Yamin dan Maisah (2010:129-130), kinerja merupakan konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru tersebut adalah : 1. Faktor personal /individual : meliputi unsur pengetahuan,

keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitment yang dimiliki setiap individu guru.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan semangat, arahan dan dukungan kerja pada guru.

3. Faktor Team, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah, proses organisasi sekolah dan kultur kerja dalam organisasi sekolah

5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan eksternal dan internal.

Secara skematis, kinerja digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Skema faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru Maka, penelitian ini difokuskan pada bagaimana pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran


(22)

terhadap kinerja mengajar guru IPA di lingkungan SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung hubungannya dengan peningkatan kualitas pendidikan.

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini disesuaikan dengan judul penelitian yang dilakukan sehingga tidak terjadi distorsi dalam menganalisa lebih lanjut, mengingat terbatasnya ruang dan waktu serta biaya penelitian, maka dalam penelitian ini penulis lakukan pada sekolah-sekolah SMP di lingkungan Gugus 03 Kabupaten Bandung dan hanya dibatasi atau dipilih faktor pemanfaatan sarana pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran dan kinerja mengajar guru IPA.

Dengan pembatasan penelitian ini, sehingga lebih jelas ruang lingkup penelitiannya baik fokus maupun lokus dan diharapkan dapat lebih mempertajam dalam hal analisis hail penelitian karena sudah ditetapkan sasaran dan tujuan serta kegunaan penelitian ini.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, perumusan masalah penelitian ini dapat difokuskan pada bagaimana pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-gugus 03 Kabupaten Bandung ? Perumusan masalah yang lebih rinci dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran pemanfaatan sarana pembelajaran pada di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

b. Bagaimana gambaran kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

c. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?


(23)

d. Bagaimana pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

e. Bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dalalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

f. Bagaimana pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung?

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran empiris mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Mengetahui gambaran pemanfaatan sarana pembelajaran di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

b. Mengatahui gambaran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengajaran di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

c. Mengetahui gambaran kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung ?

d. Menganalisis seberapa besar pengaruh pemanfataan sarana pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung

e. Menganalisis sebarapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dalam pengajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung?


(24)

f. Menganalisis seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA di SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung?

E. Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian diatas dapat dicapai, setidaknya penelitian ini akan memberikan manfaat praktis dan teoritik.

1. Secara praktis bagi kepala sekolah, hasil Secara praktis bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan informasi untuk dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, dimana hasil penelitiannya diharapkan dapat berguna, baik secara segi teoritis maupun segi praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berdasarkan bukti-bukti empiris tentang bagaimana kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran.

Sedangkan bagi para pengambil keputusan, merupakan bahan masukan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan kinerja mengajar guru yang berakar dari pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran.

2. Kegunaan teoretis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu administrasi pendidikan. Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoretik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori yang selama ini telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih produktif.

F. Asumsi Dasar

Asumsi yang mendasari penelitian tentang pengaruh pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran terhadap kinerja mengajar guru IPA ini adalah bahwa :

- Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dapat diwujudkan apabila kinerja mengajar guru-gurunya baik.


(25)

- Kinerja mengajar guru akan bagus bila didukung oleh pemanfaatan sarana pembelajaran yang optimal dan didukung pula oleh kepemimpinan kepala sekolah dalam pembelajaran yang mendukung dan memfasilitasi guru dalam proses belajar mengajar.

G. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini disusun dengan sistematika bab per bab yang dirinci dalam sub bab, sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis. BAB II Kajian Pustaka , pada bab ini peneliti menjelaskan landasan teoritis

dan kerangka pemikiran sebagai kerangka dasar yang terkait dengan masalah-masalah penelitian.

BAB III Metode Penelitian, pada bab ini diuraikan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari dimensi penelitian, informan, serta teknis pengolahan informasi yang disampaikan informan.

BAB IV Hasil Penelitian, bab ini menguraikan tentang analisis hasil penelitian, pembahasan dan upaya penanggulangan masalah dalam penelitian. BAB V Kesimpulan dan rekomendasi, pada bab ini penulis menyajikan

kesimpulan hasil penelitian dan memberikan rekomendasi yang dianjurkan.


(26)

67

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

1.Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat diadakannya penelitian, yaitu pada SMP se-Gugus 03 Kabupaten Bandung.

2. Populasi

Menurut Sugiyono, (2001 : 89), Populasi adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Arikunto, (2002 : 112) mengemukakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Populasi dalam penelitian ini populasinya SMP se-gugus 03 di Kabupaten Bandung. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono

(2002:73), bahwa:

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.

3. Sampel Penelitian

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling.


(27)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (1998:117), yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah “bagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.

Pada penelitian ini penulis mengambil sampel kepala sekolah dan guru ipa kelas 7, 8, 9 di SMP se- gugus 03 kabupaten Bandung.

Tabel 3.1

DAFTAR NAMA SEKOLAH SE-GUGUS 03 KABUPATEN BANDUNG

NO NAMA SEKOLAH

1 SMPN 1 SOREANG

2 SMPN 2 SOREANG

3 SMPN 3 SOREANG

4 SMPN 1 CANGKUANG

5 SMPN 1 PASIRJAMBU

6 SMPN 2 PASIRJAMBU

7 SMPN 1 CIWIDEY

8 SMPN 2 CIWIDEY

9 SMPN 3 CIWIDEY

10 SMPN 1 RANCABALI

11 SMPN 2 RANCABALI

12 SMPN 3 RANCABALI

13 SMP BAKTI MULYA

14 SMP PASUNDAN CANGKUANG


(28)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15 SMP PGRI CANGKUANG

16 SMP AL-MUHSININ CILUNCAT

17 SMP KP SOREANG

18 SMP AL-IRFAN

19 SMP AT-TAMIMI

20 SMP AL-BURDAH

21 SMP SATU ATAP

22 SMP SOREANG PUTRA

23 SMP YAMISA

24 SMP PIB

25 SMP KP PASIRJAMBU

26 SMP PERKAPEN SINUMBRA

27 SMP RANCABOLANG

28 SMP SWADAYA KARYA

29 SMP ASSALAM

30 SMP TERBUKA PASIRJAMBU

31 SMP TERBUKA CIWIDEY 1

32 SMP TERBUKA CIWIDEY 2

33 SMP TERBUKA RANCABALI

B. Desain Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yaitu Pemanfaatan Sarana Pembelajaran (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2). Variabel dependen yaitu kinerja mengajar guru IPA (Y).


(29)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari variabel-variabel tersebut yang dilihat adalah ada tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

X1=Pemanfaatan Sarana pembelajaran (Variable independent) X2=Kepemimpinan Kepala Sekolah(Variable independent) Y = Kinerja Mengajar guru IPA (Variable Dependent)

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, yakni suatu metode penelitian survey yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Rusidi, 1989:19).

D. Definisi Operasional

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu benda/orang) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991:664).Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini

X1

X2

Y x1y

x2y


(30)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah suatu perubahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh seorang siswa.

2. Pemanfaatan

Proses, cara, perbuatan memanfaatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991:555). Yang dimaksud pemanfaatan dalam penelitian ini adalah mengambil keuntungan dari pembacaan dan penelaahan buku-buku atau pustaka lainnya dari proses belajar di sarana dan prasarana.

3. Sarana pembelajaran

Dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan. Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran.

Sarana Pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah (Depdiknas, 2008: 37).

Sarana belajar adalah peralatan belajar yang dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien (Roestiyah, 2004: 166).

4. Kepemimpinan

” Kepemimpinan Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan kata


(31)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Soepardi (Dalam Bukunya Mulyasa, “Manajemen Berbasis

Sekolah”, 2002:1007) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “Kemampuan untuk

menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.

5. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan member pelajaran. Wahjosumidjo mengartikan bahwa :

“Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran”.

Menurut Davis, G.A & Thomas, M.A ( Wahyudin 2009: 63) berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin sekolah 2) Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah

3) Mempunyai ketrampilan sosial

4) Profesional dan kompeten dalam bidang tugasnya. 6. Pembelajaran


(32)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari

kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal

instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teacing atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

7. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja merupakan terjemahan dari performance (Inggris). Selain bermakna kinerja, performance juga diterjemahkan secara beragam. Keragaman tersebut salah satunya diungkapkan oleh Sedarmayanti Hasanah (2003:38) yang

mengutip paparan LAN, bahwa “Performace dapat diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil

kerja/unjuk kerja/penampilan kerja”. Sehingga kinerja mengajar guru dalam

penelitian ini maksudnya adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh guru dalam pengajaran yang dibebankan kepadanya.

E. Instrumen Penelitian

Tabel 3.2

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN

Variabel Dimensi Indikator No Soal

Pemanfaatan Sarana Pembelajaran

(X1)

1.Pemanfaatan sarana untuk proses

pembelajaran

1. Pemanfaatan alat pembelajaran dalam pembelajaran

2. Pemanpaatan alat peraga dalam pembelajaran 3. Pemanfaatan media

1,2,3

4,5,6 7,8,9


(33)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran dalam proses pembelajaran

2.Pemanfaatan prasarana untuk proses pembelajaran

1. Pemanfaatan meja kursi 2. Pemanfaatan pencahayaan 3. Pemanfaatan perpustakaan 4. Pemanfaatan ruang belajar 5. Pemanfaatan laboratorium

IPA

6. Pemanfaatan ruang guru 7. Pemanfaatan WC 8. Pemanfaatan UKS

10,11,12 13,14,15 16,17,18 19,20,21 22,23,24 25,26,27 28,29 30,31,32 Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) 1. Penetapan Tujuan

1. Menciptakan lingkungan belajar yang hidup, menantang, nyaman dan menyenangkan,

2. optimisme dan kepercayaan diri terhadap potensi anak 3. Menetapkan visi dan misi

sekolah

4. Berorientasi pada masa depan

1,2 3,4 5,6 7,8 2. Penciptaan suasana/ikli m kerja

1. Kesadaran terhadap nilai dan keyakinan diri dan orang lain, 2. Kematangan emosional, 3. Kesadaran akan dampak

9,10 11,12


(34)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perilaku personal mereka terhadap orang lain.

4. Menginsiprasi terbentuknya iklim kerja yang kondusif, 5. Bersifat sabar, tekun dan

teguh,

6. Berusaha untuk tetap teratur walaupun dihadapkan pada situasi menantang dan rumit.

13

14 16

17

3. Pemecahan masalah

1. Menghargai individu dan berinteraksi dengan orang lain 2. Bersikap jujur, apa adanya

dan terbuka

3. Menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan suportif

4. Menginspirasi dan mengembangkan rasa kebersamaan dan berbagi tanggungjawab,

5. Terbuka terhadap masukan dan beragam pendapat, 6. Mengelola dan memecahkan

permasalahan secara efektif.

18,19 20,21 22,23

24,25

26,27 28,29 4. Pembinaan

perangkat/ supervise

1. Merencanakan supervise 2. Pelaksanakan supervisi 3. Mengevaluasi kemajuan

belajar.

30 31 32


(35)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Pengawasan 1. Mendukung

2. Membina kepercayaan 3. Memberikan tantangan 4. Menjalin kerjasama dan

berkolaborasi 33 34,35 36 37 6. Fungsi sosial

1. Berkomunikasi dengan baik 2. Berinteraksi dengan

lingkungan disekitarnya 3. Pembagian kerja yang jelas 4. Aturan yang jelas bagi staf dan

pegawai

5. Memberikan reward dan punishment 38 39 40 41 42,43 Kinerja Mengajar Guru IPA (Y) 1. Menyusun Desain Instruksional

1. Menyusun tujuan pembelajaran secara sistematis

2. Menyusun materi

pembelajaran yang sistematis 3. Menyusun metode

pembelajaran yang akan dilaksanakan

4. Menyusun langkah-langkah evaluasi yang akan

dilaksanakan pada pembelajaran

5. Menyediakan alat dan sumber yang sesuai dengan materi pembelajaran 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10


(36)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu metode

mengajar

pembelajaran

2. Mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat

3. Memilih dan menggunakan alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan

4. Menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan

pembelajara

13,14

15,16

17,18

3. Melakukan interaktif yang

menimbulka n motivasi belajar

1.Melakukan komunikasi dengan siswa

2.Mengelola interaksi dalam pembelajaran

3.Memberikan pujian bila siswa melakukan keberhasilan 4.Membangkitkan motivasi

belajar siswa 19,20 21,22 23,24 25,26 4. Menguasai bahan/materi pembelajaran

1.Menguasai materi sesuai dengan kurikulum 2.Mengembangkan materi

pembelajaran

27,28 29,30 5.Karakteristik

Siswa

1. Memahami karakteristik siswa secara individu

2. Melakukan perhatian khusus kepada siswa dalam keadaan tertentu

31,32 33,34


(37)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusidi (1989:16) bahwa “ciri lainnya dari pendekatan survey explanatory adalah pengumpulan informasi diambil dari sampel atas populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

datanya”.

Kuesioner dalam penelitian ini dikonstruksi dalam tiga jenis angket meliputi:

1. Angket tentang pemanfaatan sarana pembelajaran 2. Angket tentang kepemimpinan kepala sekolah 3. Angket tentang kinerja mengajar guru IPA

Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyusun kisi-kisi angket

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban.

3. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang bermasalah

35,36

6. Menilai proses dan hasil belajar

1. Melaksanakan penilaian proses pembelajaran 2. Melakukan penilaian hasil

belajar

2. Melakukan tindak lanjut agar sesuai terus belajar

37,38 39,40 41,42


(38)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likert (Sugiyono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1 sampai dengan 5.

Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun angket :

a. Menentukan variabel-variabel serta indikator-indikator yang dianggap dapat mewakili permasalah yang akan diteliti

b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang dianggap menggambarkan masalah yang sedang diteliti.

c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternative jawaban dengan

menggunakan skala likert dalam bentuk daftar check list (√ ) untuk

variabel X1 dan Y. Skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social, yaitu :

Tabel 3.3

Kritea Penskoran Alternatif Jawaban dari Likert

Alternatif Jawabab Skor Pernyataan

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-Kadang (KK) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

4. Melakukan Uji Coba Angket

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Pelaksanaan uji


(39)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket, berkaitan dengan redaksi, alternatif jawab yang tersedia maupun maksud yang terkandung dalam pernyataan item angket tersebut.

Uji coba angket dilakukan terhadap keempat sekolah dan masing-masing sekolah angket disebarkan sepuluh angket , sehingga total responden yaitu empat puluh responden.

Uji validitas angket dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Azwar (1992:5), suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen angket dalam penelitian ini adalah Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson.

Rumus :



                   

   2 1 2 2 1 2 1 n y y n x x n y x y x r i n i i i n i i i i n i i i

Uji reliabilitas angket dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen angket sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Azwar (1992:4) mengemukakan hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil


(40)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Rumus yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951).

Rumus :              

2

2 11 .1

1 t i k k r  

Sumber: Azwar, Saefuddin (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Tabel 3.4

Jumlah Item Angket untuk Ujicoba

No. Variabel Jumlah Angket

1. Pemanfaatan sarana pembelajaran 32

2. Kepemimpinan kepala sekolah 43

3. Kinerja mengajar guru IPA 42

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 117 item.

a. Uji Validitas

Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.

  

 

 

2 2

 

2

 

2

    y y n x x n y x xy n rxy

Hasil perhitungan uji validitas dengan bantuan Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil uji validitas angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item angket hasil ujicoba tampak pada tabel berikut.


(41)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Jumlah Item Angket Hasil Ujicoba No. Variabel

Jumlah Item Angket

Sebelum Uji Coba Tidak Valid Valid

1. Pemanfaatan sarana

pembelajaran 32 2 30

2. Kepemimpinan Kepala

sekolah 43 3 40

3. Kinerja Mengajar guru

IPA 42 2 40

Total 117 7 110

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 117 item angket yang diujicobakan, 7 item angket tidak valid dan 110 item angket valid. Dengan demikian jumlah item angket yang digunakan untuk mengumpulkan data sebanyak 110 item.

Pengujian validitas terhadap 32 item angket untuk variabel pemanfaatan sarana pembelajaran , menunjukkan sebanyak 30 item dinyatakan valid. Sebanyak 2 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel pemanfaatan sarana pembelajaran 30 item. Pengujian validitas terhadap variaabel kepemimpinan kepala sebanyak 43 item, menunjukkan sebanyak 40 item dinyatakan valid, sebanyak 3 item dinyatakan tidak valid. Pengujian terhadap 42 item angket variabel kinerja mengajar guru IPA, menunjukkan sebanyak 40 item dinyatakan valid. Sebanyak 2 item dinyatakan tidak valid.

Item angket yang tidak valid terletak pada dimensi dan indikator yang berbeda, sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap representatif untuk mengukur dimensi dan indikator yang dimaksud.


(42)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Reliabilitas

Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai berikut:

    

 

 

    

2

t 2 b

11 1

1 k

k r

 

Berdasarkan langkah-langkah uji reliabilitas, dengan bantuan Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil uji reliabilitas angket terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Pemanfaatan sarana

pembelajaran 0.58 0,35 Reliabel

2 Kepemimpinan Kepala

Sekolah 0.54 0,35 Reliabel

3 Kinerja Mengajar Guru

IPA 0.44 0,35 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel pemanfaatan Sarana pembelajaran (X1) , diperoleh r hitung = 0.58 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 33 dan taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0,35. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,58 > 0,34) dengan demikian angket untuk variabel pemanfaatan sarana pembelajaran (X1) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah (X2) , diperoleh r hitung = 0.54 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 33 dan taraf


(43)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0,35. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,54 > 0,34) dengan demikian angket untuk variabel Kepemimpinan Kepala sekolah mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

Pada variabel kinerja mengajar guru IPA , diperoleh r hitung = 0.44 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 33 dan taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0,35. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,44 > 0,35) dengan demikian angket untuk variabel kinerja mengajar guru IPA (Y) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

c. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi uji normalitas

Uji Normalitas

Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, untuk masing-masing variabel penelitian. Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Uji Chi-Kuadrat.

Menghitung chi-kuadrat dengan bantuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji normalitas sebagaimana dikemukakan berikut ini. Pada variabel kinerja mengajar guru IPA , diperoleh nilai hitung 2hitung = 10,523 dan nilai tabel

tabel

2

 pada α = 0.05 sebesar 2tabel (6,0.95) = 14,067. Dengan demikian 2hitunghitung

2

 . Hasil ini menunjukkan data variabel Y dinyatakan berdistribusi normal. Pada variabel Pemanfaatan sarana pembelajaran , diperoleh nilai hitung

2

 = 8,766 , dan nilai tabel 14,067 α = 0.05 sebesar 2tabel (6,0.95) = 14,067. Dengan demikian 2hitung2hitung. Hasil ini menunjukkan data variabel


(44)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, diperoleh nilai 2hitung = 10,448 , dan nilai tabel 14,067 α = 0.05 sebesar 2tabel (6,0.95) = 14,067. Dengan demikian 2hitung 2hitung. Hasil ini menunjukkan data variabel X2 dinyatakan

berdistribusi normal.

Tabel berikut menampilkan rekapitulasi hasil uji normalitas data setiap variabel penelitian.

Tabel 3.7

Hasil Uji Normalitas Data

No. Variabel D

hitung

D tabel (α

=0,05) Kesimpulan 1 Kinerja Mengajar Guru

IPA

10,523 14.067 Normal

2 Pemanfaatan sarana pembelajaran

8,766 14.067 Normal

3 Kepemimpinan kepala sekolah

10,448 14.067 Normal

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada masing-masing variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik.

a. Rancangan Uji Hipotesis

Penelitian ini melakukan analisis hubungan kausal, yakni melihat sejauh mana pengaruh pemanfaatan sarana prasarana dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.


(45)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Pearson Product Moment. Alasan digunakannya model analisis jalur tersebut, selain karena tujuan dari penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, adalah karena hubungan kausal antar variabel yang hendak diuji dibangun atas dasar kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel tersebut.

Ada tiga hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini, yaitu:

Hipotesis 1

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pemanfaatan sarana pembelajaran dengan kinerja mengajar guru IPA pada SMP se-gugus 03 di kabupaten Bandung.

Hipotesis 2

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan kinerja mengajar guru IPA

Hipotesis 3

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pemanfaatan sarana pengajaran dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru IPA

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM) sebagai berikut :

  

 

 

2 2

 

2

 

2

) (

    y y n x x n y x xy n rxy Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Nilai r


(46)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup tinggi 0,20 - 0,39 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Untuk mencari besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

KP = r2 x 100%

Keterangan :

KP = Nilai koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi

Uji signifikansi yang berfungsi mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji signifikansi dengan rumus :

2 1

2 r n r thitung

   Keterangan:

thitung = Nilai t

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah Sampel

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak artinya signifikansi dan thitung < ttabel, maka Ho diterima artinya tidak signifikansikan

1. Menguji hipótesis terdapat pengaruh pemanfaatan sarana pemanfaatan (X1) terhadap kinerja mengajar guru IPA (Y).


(47)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menguji hipótesis terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja mengajar guru IPA (Y).

3. Menguji hipotesis terdapat kontribusi yang signifikan antara pemanfaatan sarana pembelajaran (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) secara bersama-sama dengan kinerja mengajar guru IPA(Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja mengajar guru IPA.

Ha : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan sarana pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja mengajar guru IPA.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus korelasi ganda:

(Akdon, 2008: 191) Keterangan:

Rx1x2Y = Korelasi antaran X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. r x1Y = Korelasi ProductMoment antara X1 dengan Y.

r x2Y = Korelasi ProductMoment antara X2 dengan Y.

r x1x2 = Korelasi ProductMoment antara X1 dengan X2. 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1

1

.

.

2

x

x

r

x

x

r

y

x

r

y

x

r

y

x

r

y

x

r

y

x

x

R

y


(48)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan pedoman r Product Moment, yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 188) sebagai berikut:

5. Menguji tingkat signifikansi korelasi antara variabel X1 terhadap variabel Y, variabel X2 terhadap variabel Y dan variabel X1 terhadap variabel X2. rumus yang digunakan Akdon dan Hadi (2005: 188) sebagai berikut:

thitung =

2 1

2 .

r n r

 

Sedangkan uji signifikansi korelasi ganda X1 dan X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus:

(Akdon, 2008:191) Keterangan:

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variable independen n = jumlah sampel

Kemudian nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai Fhitung < nilai Ftabel artinya tidak siginifikan dan Ha: diterima, jika nilai Fhitung > Ftabel artinya signifikan.

)

1

(

/

)

1

(

/

2

2

k

n

R

k

R

F

h


(49)

Neneng Rika Listiani, 2013

Pengaruh Pemanfaatan SaranaPembelajaran Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru IPA Di SMPN gugus 03 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mencari koefisien determinasi yang dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dengan rumus:

KD = r2 x 100 % Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r 2 = Koefisien korelasi

Analisis Regresi

Analisi regresi merupakan proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin teerjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.

Tujuan analisis regresi adalah meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Karena penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, maka menggunakan analisis regresi ganda, yaitu meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas lebih dari satu.

Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut:

2 2 1

1

X

b

X

b

a

Y

Keterangan:

Y = nilai yang diprediksikan, a = konstanta,

b1 = koefisien regresi independen 1 b2 = koefisien regresi independen 2 X1 = nilai variabel independen 1 X2= nilai variabel independen 2


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin. (2000). Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem Pengajaran Modul). Bandung : Rosda Karya.

Adang Sujana (2010), Manajemen Lesson Study Berbasis MGMP dan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru, Tesis, Bandung, UPI

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung :

Akdon (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Alma, B. (2003), Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Alma, Buchari dan Hurriyati, R. (2008). Manajemen Corporate & Strategi

Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.n

Amri, Sofan. (2013), Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah Dalam Konsep dan Analisis. Jakarta: PT Prestari Pustakaraya.

Ananto, S. (2011, April2). Tarsisius. Dipetik April 29 April, 2012 dari Sekolah Tarsisius 2 Jakarta: http://.tarsisius2,sch.id/artikel/sd/profesionalisme-guru-hambatan-dan-upaya-pemecahannya.

Anderson Lorin W. (2004)Increasing Teacher Effectiveness (Second Edition): UNESCO:

Arif, dkk, (2012). Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Refindo Persada.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim, (2006), Pentingnya Peningkatan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar, Jurnal Pendidian Inovatif, Volume 1Nomor 2, Malang. Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung :

Alfabeta.Darwanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, PT Apollo.Surabaya


(2)

Edward Sallis. (2012). Total Quality Management In Education. Jogyakarta: IRCiSoD.

Elin Rosalin. (2008), Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif? PT. Karsa Mandiri Persada.

Engkoswara dan Aan Komariah. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Eti Rochaety,dkk.2005 . Sistem Informamsi Manajemen Pendidikan. Jakarta : bumi Aksara

Fattah, Nanang (2012). Sistem Penjamin Mutu Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1990). Organisasi. Alih Bahasa Djarkasih Jakarta: Erlangga.

Hadianti, Sri .(1999). “Analisis Kinerja Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Telkomsel Malang Area.” Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. 1. (1), 56-64.

Hamalik, O .(2003). ManajemenBelajar di PerguruanTinggi. Bandung: SinarBaruAlgensindo.

Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Hendry. (2010).Populasi dan Sampel. [Online]. Tersedia:

http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/ [30 Januari 2013]

Ilias, et all. (2008). “Service Quality and Student Satisfaction: A Case Study at Private Higher Education Institutions.” Jurnal International Business

Research. 1. (3)

Indra Djati Sidi.(2003). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : LogosKepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM Kota Denpasar. “ Bluetin Studi Ekonomi. 12. (1).

Ismaun. 2007. Filsafat Administrasi Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan.

Japan Interansional Cooperation Agency (2009). Buku Petunjuk Guru Untuk Pembelajaran Yang Lebih Baik. Jakarta:Depdiknas.


(3)

Jurnal European Journal of Social Sciences -Volume 16, Nomor 2 (2010).Swapna Bhargavi Gantasala Asisten Profesor, Aurora P.G. Perguruan tinggi Ramanthapur, Hyderabad. E-mail: sappusunnyankith@gmail.com.

Kherid, Zaitun, Y.A. 2009. Sumber Belajar Dari Berbagai Macam Sumber. (on line)http://purwanto.web.id/wp-content/uploads/2009/01/sumber-belajar-dapat-dari-bermacam.pdf diakses 31 Maret 2011

Komariah, A dan Triatna, C. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Bandung: Erlangga.

Lalu Sumayang.2003. Manajemen produksi dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba.

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manullang, M. (1982), Dasar-dasar Manajemen. Ghalia Indonesia, Jakarta. Mahmud, Marzuki. (2012), Manajemen Mutu Penguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Murgatroyd, S dan Morgan, C. (1994). Total Quality Management and The School. Philadelpia: Open University Press.

Muzakiyah. (2011). “Analisis Pelayanan Pada Bagian Tata Usaha Berdasarkan Tingkat Kepuasan Mahasiswa.” Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 10. (1). Nana Syaodih, Ayi Novi dan Ahman. (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan

Sekolah Menengah, Konsep, Prinsip dan Instremen. Bandung: PT Refika Aditama.

Nawawi, Hadari. (2008). Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengn Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press


(4)

Parasuraman, et all. (1985). “A Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future Research.” Jurnal of Marketing. (49) Pengajaran Modul). Bandung : Rosda Karya.

Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 Tentang Guru. Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifiasi Akademik dan Kompetensi Guru. BSNP

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP

Purwanto N. (2008), Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kloang klede Putra Timur

Riduwan. M.B.A. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sagala,Syaiful. (2005) .Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Saondi, O dan Suherman, A (2009). Etika Profesi Keguruan. Kuningan: PT Refia

Aditama

Sallis, Edward. (2008). Total Quality Management in Education. Jogjakarta : Penerbit IRCiSoD

Sam, Arianto. 2008. Pengertian Fasilitas Belajar, (On line), (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html diakses 28 Desember 2010).

Sarwoto Drs. (1979), Dasar-dasar Organisasi Management, Ghalia Indonesia, Jakarta.


(5)

Siagian, Sondang. (1983). Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi

PT. Gunung Agung, Jakarta.2004. Manajemen Berbasis Sekolah &Masyarakat. Bandaung : alfabeta

Sopiatin, Popi. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sosiologimaexis. (2011, May 11). Wordpress.Com. Dipetik April 29.2012, dari Sosiologimaexis:

http://sosiologimarxis.wordpress.com/2011/05/11/104/#_ftn3

Sudarwan Danim.(2007).Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara Sudjana N. (2009) Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung :Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharda D. dan Suharto N. (2009). Filsafat Administrasi Pendidikan dalamManajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suyadi Prawirosentono. (2007) . Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu terpadu abad 21. Jakarta : Bumi Aksara

Sudjana N. (2009) Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung :Sinar Baru Algensindo.

Saondi, O dan Suherman, A (2009). Etika Profesi Keguruan. Kuningan: PT Refia Aditama

Sri AmbarWahyu (2007). Management SaranadanPrasarana. Jakarta. CV. Multi KaryaMulya.

Thoho, Miftah. (2011). Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia..1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Tjiptono Fany & Anastasia Diana. (2003). Total Quality Management. Penerbit Andi. Yogyakarta.


(6)

Tjiptono Fany.(2012). Service Management Menuju Layanan Prima. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasi. (2001). Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi Undang –Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Yamin, Martinis. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Zamroni. (2007) . Meningkatkan Mutu Sekolah . Jakarta : PSAP Muhamadiyah


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN, DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI SMA SE KABUPATEN KEBUMEN

0 2 183

KUESIONER PENELITIAN KONSTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KEDISPLINAN KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KEDISIPLINAN GURU, DAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kabupaten Grobogan).

0 0 4

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 57

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG.

1 5 66

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU BAHASA INGGRIS DI SMP SWASTA SE-KABUPATEN GARUT.

0 1 76

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTAMADYA BANDUNG.

1 8 57

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 3 79

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU.

0 0 22

KONTRIBUSI IKLIM SEKOLAH DAN KEMAMPUAN MENGENAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMP SE-KABUPATEN SUMEDANG.

0 23 70

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI KOTA SEMARANG

0 0 12