PENERAPAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI DENGAN HAMBATAN KECERDASAN DALAM PELAJARAN IPA DI SD HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI.

(1)

PENERAPAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI DENGAN HAMBATAN KECERDASAN DALAM PELAJARAN

IPA DI SD HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI (Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh: MUKLIS NIM. 0909548

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Model Mind Map Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Enam

Dengan Hambatan Kecerdasan Dalam Pelajaran

IPA di SD Hikmah Teladan Kota Cimahi

(penelitian tindakan kelas)

Oleh Muklis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muklis

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN NAMA : MUKLIS

NIM : 0909.548

PENERAPAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN HAMBATAN KECERDASAN KELAS VI DALAM PELAJARAN IPA

DI SD HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI (Penelitian Tindakan Kelas)

Disetujui dan disyahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Iding Tarsidi, M.Pd NIP. 19660104.1993011001

Pembimbing II

Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd NIP. 19541207.1981121002

Mengetahui

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

(5)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini yang menulis skripsi dengan judul ” Penerapan Model Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Enam Dengan Hambatan Kecerdasan Dalam Pelajaran IPA di SD Hikmah Teladan Kota Cimahi

(Penelitian Tindakan Kelas)”, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013

Muklis


(6)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS 94 : 6 – 7)

Yang diperlukan sekarang adalah tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,mata yang akan terus menatap ke atasLapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Dan hati yang akan bekerja keras dari biasanya. Serta mulut yang akan selalu berdo’a.


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Penerapan Model Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Enam Dengan Hambatan Kecerdasan Dalam Pelajaran IPA di SD Hikmah Teladan Kota Cimahi (Penelitian Tindakan Kelas)”. Penelitian ini bertolak dari rumusan masalah ”Bagaimana penerapan model mind map dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas enam dengan

hambatan kecerdasan? ”. Penelitian ini dilakukan karena hasil belajar siswa

tunagrahita kelas enam dalam pelajaran IPA masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari KKM yang telah ditentukan yaitu 65, siswa tunagrahita ringan hanya memperolah hasil belajar 40 – 50. Pencapaian hasil belajar siswa yang rendah ini karena guru dalam pembelajaran masih menggunakan model ceramah dan sejenisnya, lalu siswa mencatat materi yang telah dibuat oleh guru. Disamping itu materi pelajaran IPA yang banyak terutama dikelas enam, mengharuskan siswa untuk lebih banyak menghafal materi yang ada, tentu ini menjadi hambatan bagi siswa dengan hambatan kecerdasan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang penerapan model mind map dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas enam dengan hambatan kecerdasan pada mata pelajaran IPA. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari evaluasi setelah proses pembelajaran pada setiap siklus.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan peneliti sebagai guru pelaksananya. Subyek penelitian terdiri dari tiga orang peserta didik meliputi dua siswa berjenis kelamin laki-laki, dan satu orang berjenis kelamin perempuan. Semua peserta didik adalah siswa kelas enam di sekolah penyelenggara inklusi SD Hikmah Teladan Kota Cimahi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peserta didik memperoleh hasil evaluasi di atas KKM setelah melalui siklus dua. Akhir dari keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas enam dengan hambatan kecerdasan di SD Hikmah Teladan.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpatkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pendidikan jurusan pendidikan khusus fakultas ilmu pendidikan, skripsi ini meneliti tentang “Penerapan Model Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Enam Dengan Hambatan Kecerdasan Dalam Pelajaran IPA di SD Hikmah Teladan Kota Cimahi (Penelitian Tindakan Kelas)”, yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil dan Pembahasan, dan Bab V yang merupakan bab terakhir berisikan Kesimpulan dan saran tindak lanjut.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis, pada kesempatan yang berharga ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Iding Tarsidi, M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Ahmad Nawawi, M.Pd selaku pembimbing 2 yang telah memberikan motivasi dan masukan kepada penulis sehingga terselesaikannya penyusun skripsi ini.

3. Bapak Drs. Sunaryo, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan UPI di Bandung yang telah memberi kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skrispi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen PLB FIP UPI Bandung yang telah memberikan pengetahuan.

5. Bapak Eko Budy Santoso, S.Si selaku Kepala Sekolah SD Hikmah Teladan Kota Cimahi

6. Rekan-rekan guru dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

Semoga amal baik Bapak/Ibu mendapat imbalan dari Allah SWT. Amin Walaupun jauh dari kesempurnaan, penulis berharap bahwa hasil karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan Ilmu Pendidikan Khusus.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan moril yang sangat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.

Cimahi, Oktober 2013 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Pernyataan ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Grafik ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Hipotesis Tindakan ... 4

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR ... 5

A. Deskripsi Teori ... 5

B. Kerangka Pemikiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20

B. Seting Penelitian ... 24


(11)

D. Variable Penelitian ... 25

E. Instrument Pengumpul Data... 25

F. Teknik Pengolahan Data Untuk Hipotesis Tindakan ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Pembahasan Tindakan Perbaikan Pembelajaran ... 29

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran dan Tindak Lanjut ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 59

Lampiran – Lampiran ... 60


(12)

DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1 : Jadwal Pertemuan Tindakan

2. Tabel 4.1 : Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus Satu 3. Tabel 4.2 : Nilai Hasil Evaluasi Pra Siklus dan Siklus Satu 4. Tabel 4.3 : Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu 5. Tabel 4.4 : Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus Dua 6. Tabel 4.5 : Nilai Hasil Evaluasi Pra Siklus dan Siklus Dua 7. Tabel 4.6 : Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua 8. Tabel 4.7 : Hasil Analisis Data


(13)

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 2.1 : Contoh Mind Map

2. Gambar 2.2 : Bagan kerangka berpikir 3. Gambat 3.1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas


(14)

DAFTAR GRAFIK 1. Grafik 4.1 : Grafik kualitas belajar


(15)

DAFTAR LAMPIRAN 1. RPP Prasiklus

2. RPP Siklus satu 3. RPP Siklus dua

4. Hasil evaluasi peserta didik 5. Foto Dokumentasi


(16)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Pernyataan ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Grafik ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Hipotesis Tindakan ... 4

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR ... 5

A. Deskripsi Teori ... 5

B. Kerangka Pemikiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20


(17)

C. Siklus Tindakan ... 24

D. Variable Penelitian ... 25

E. Instrument Pengumpul Data... 25

F. Teknik Pengolahan Data Untuk Hipotesis Tindakan ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Pembahasan Tindakan Perbaikan Pembelajaran ... 29

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran dan Tindak Lanjut ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 59

Daftar Riwayat hidup ... 60


(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Belajar IPA selain memberikan penekanan dalam pengalaman, juga diperlukan pemahaman konsep. Dalam pelajaran IPA terdapat konsep yang harus dikuasai oleh peserrta didik yang memiliki disabilitas tunagrahita. Peserta didik dengan disabilitas jenis tunagrahita memiliki kekurangan dalam mengingat konsep dalam tulisan panjang dan “njlimet” maka diperlukan sebuah sarana yang mengakomodir kekurangan peserta didik tersebut.

Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang secara sengaja dilakukan untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran, kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Tugas guru bukan menyuapi anak dengan materi tetapi guru sebagai fasilitator, yang antara lain tugasnya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa giat belajar


(19)

Pembelajaran juga memiliki tujuan untuk menghasilkan hasil belajar yang diinginkan, tentunya bagi peserta didik dengan hambatan kecerdasan dapat melampui Kriteria ketuntasan minimial (KKM) yang telah ditentukan dalam masing – masing pelajaran. Fakta di lapangan, hasil belajar peserta didik dengan hambatan kecerdasan masih dibawah KKM. Dari KKM yang telah ditentukan oleh guru yaitu sebesar 65, peserta didik tunagrahita hanya bisa mendapatkan rata-rata nilai pelajaran IPA sebesar 40 sampai 50.

Berdasarkan fokus masalah yang ditemukan dalam mata pelajaran IPA, yaitu tentang banyaknya materi yang dipelajari dalam pelajaran tersebut. Terutama pada kelas enam hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidup. Untuk membantu pengguasaan materi tersebut, diperlukan sebuah sarana selain pengalaman.

Kemampuan anak dengan hambatan kecerdasan yang yang memiliki kemampuan di bawah rata- rata dalam hal mengingat, ini didasari oleh IQ yang dimiliki oleh anak tunagrahita sendiri yang memiliki IQ dibawah 80. Sehingga anak tunagrahita cepat lupa dan sulit ingat. Anak dengan hambatan kecerdasan di SD Hikmah Teladan dalam belajar IPA bersama-sama dengan anak seperti biasa, hal ini dikarenakan SD Hikmah Teladan menggunakan sistem pembelajaran inklusi. Dalam pembelajaran IPA di kelas, peserta didik mencatat dan menggunakan alat peraga. Dan tidak sedikit peserta didik mempraktekkan apa yang dipelajarinya dikelas. Dalam hal ini anak dengan hambatan kecerdasan akan mengalami kesulitan untuk mengingat apalagi untuk menganalisa. Namun, setidaknya terdapat celah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan hambatan kecerdasan. Yaitu dengan meningkatkan daya ingat siswa dengan hambatan kecerdasan tersebut dengan menggabungkan kemampuan otak kanan dan kiri.

Mind Map adalah sitem berpikir yang bekerja sesuai dengan cara kerja alami otak manusia dan mampu membuka dan memanfaatkan seluruh potesnsi dan kapasitasnya. Sistem ini mampu memberdayakan seluruh potensi, kapasitas dan kemampuan otak manusia sehingga menjamin tingkat kreatifitas dan kemapuan berpikir lebih tinggi. Mind Map diciptakan oleh


(20)

Tony Buzan, ia adalah seorang pakar pengembangan otak, kreativitas dan pendidikan di awal tahun 1970-an (Sutanto Widura, 2008: 3)

Otak manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan kiri. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence

Quotient (IQ). Sementara itu otak kanan berfungsi dalam

perkembangan Emotional Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.

Model mind map yang sesuai dengan cara kerja otak manusia menjadikan penulis merasa perlu mencoba untuk menerapkan model tersebut dalam pelajaran IPA bagi siswa kelas enam dengan hambatan kecerdasan di SD Hikmah Teladan. Dengan dasar tersebut di atas, maka penulis mengadakan penelitian “Penerapan Model Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Enam Dengan Hambatan Kecerdasan dalam Pelajaran IPA di

SD Hikmah Teladan kota Cimahi”

B. Sasaran Tindakan

Penelitian penerapan model mind map ini akan dilaksanakan di SD Hikmah Teladan, yang terletak di Jl. Jend. H. Amir Machmud No. 177 A. Adapun kelas yang akan di gunakan adalah kelas VI. Penelitian ini akan difokuskan kepada peserta didik dengan hambatan kecerdasan kelas VI sebanyak 3 orang, yang meliputi 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di latar belakang, bahwa dalam pelajaran IPA di kelas VI yang begitu pada dari sisi materi serta kemampuan anak dengan hambatan kecerdasan yang dari sisi IQ rendah atau


(21)

dibawah rata-rata, maka diperlukan sebuah model yang dapat mengoptimalkan kinerja otak anak dengan hambatan kecerdasan. Sehingga dalam penelitian ini dapat dikemukakan bahwa permasalahan pokok yang menjadi dasar perumusan masalah yaitu “Apakah penerapan model Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas enam dengan hambatan kecerdasan

dalam pelajaran IPA di SD Hikmah Teladan”

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Melalui penerapan model mind map dapat meningkatkan prestasi belajar IPA anak

kelas enam dengan hambatan kecerdasan di SD Hikmah Teladan

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaaan Penelitian

Peneliti berharap hasil dari penelitian ini adanya manfaat, bagi:

1. Peserta didik, diharapkan model mind map dapat bermanfaat untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran IPA dan meningkatkan hasil belajar.

2. Guru, dengan model mind map ini, diharapkan menjadi alternatif dan referensi lain dalam proses belajar di kelas.

3. Sekolah, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi penggunaan model mind map dalam proses pembelajaran sehingga dapat di gunakan atau dikembangkan.

4. Peneliti, memperoleh pengetahuan dan pengalaman praktis tentang model pembelajaran yang di aplikasikan di kelas.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Dilihat dari istilah yang ada, penelitian ini adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Menurut Hopkins dalam Kunandar PTK adalah kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan mereka b) pemahaman mereka pada praktik tersebut, dan c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Sedangkan Kunandar menyatakan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya. Sedangkan menurut Basrowi PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan pendapat-pandapat diatas dapat disimpulkan PTK adalah tindakan yang dilakukan guru dalam perancangan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi diri pada kemampuanya sebagai seorang guru profesional yang kedepannya diharapkan dapat berpengaruh pada kualitas peserta didiknya, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan, hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi siswa untuk menjadi dewasa.

Pelaksanaan PTK yang dilakukan oleh guru hendaklah melalui segala perencanaan yang dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif) dari awal hingga akhir. Ciri dari penelitian tindakan kelas ini adalah ditemukanya masalah


(23)

pembelajaran dna tindakan untuk memecahkan masalah yang dikembangkan bersama-sama antara guru dengan guru yang lain, guru dengan dosen, atau guru dengan kepala sekolah, guru dengan pengawas sekolah, atau gabungan dari unsur tersebut.

PTK secara kolaboratif diperlukan kerja sama antara pihak-pihak lain seperti kepala sekolah, teman sejawat, mahasiswa dan sebagainya. Hakikat peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, melainkan terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.

Pada dasarnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karakteristik penting yaitu: (1) bahwa problem yang diangkat adalah problem yang dihadapi oleh guru di kelas; (2) adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model yang dikemukakan oleh Suharsimi (2008,16), pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): “(1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan (observasi); dan (4) refleksi.

Penelitian direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang meliputi komponen-kompenen berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah menegmbangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan kelas yang ideal dilakukan secara berpasanagn antara pihak yang melakukan tindakan dan


(24)

pihak yang mengamati proses yang dijalankan. Dalam tahapan ini, yang akan peneliti lakukan antara lain ;

a. Menyusun desain materi dengan sistematis. b. Mempersiapkan materi

c. Menyiapkan lembar evaluasi

d. Menyetting ruangan yang akan dilakukan e. Menyiapkan instrumen observasi

2. Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan yang dilakukan secra sadar dan terkendali dan merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Pelaksanaan tindakan (action) tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahapan pelaksanaan (action) peneliti akan melakukan : a. Memeriksa kelengkapan peralatan yang akan dipakai

b. Mengatur tempat duduk siswa

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

d. Memastikan siswa dalam keadaan kosentrasi

e. Melakukan pembelajaran dengan model mind map secara bertahap f. Melakukan evaluasi

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan (Observing) merupakan kegiatan yang dilakukan pengamat (observer). Pada tahap ini guru pelaksana atau peneliti mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.


(25)

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi (Reflecting) merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini guru berusaha menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam tahap ini, jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan tindakan antara lain :

a. Menganalisis data

Data yang diperoleh didiskusikan dengan rekan sejawat yang meliputi keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dialami pada saat tindakan dilakukan.

b. Mereduksi data

Kegiatan mengumpulkan data yang benar-benar diperlukan untuk menunjang laporan dan menyimpan data yang tidak terpakai untuk arsip yang dapat digunakan lagi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. c. Menyusun langkah-langkah perbaikan

Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang hambatan dan permasalahan yang ada maka disusunlah siklus ke dua dengan mengacu pada kekurangan yang belum ada sebelumnya agar lebih baik.

Alur (langkah) pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilihat dalam gambar berikut :


(26)

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan Selanjutnya

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2013 tahun pelajaran 2013-2014 di kelas enam SD Hikmah Teladan Kota Cimahi untuk anak dengan hambatan kecerdasan sendiri sebanyak 3 orang yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran IPA di kelas 6 terutama dalam topik ciri-ciri khusus pada hewan dan tumbuhan.

C. Siklus Tindakan

Sehubungan dengan materi yang akan diberikan yaitu pelajaran IPA dalam topik ciri-ciri khusus pada hewan dan tumbuhan, maka peneletian akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus pelaksanaan tindakan. Dalam masing-masing


(27)

siklus dilakukan 3 kali pertemuan. Adapun jadwal pertemuan dari tindkan yang ada tertera dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Jadwal pertemuan tindakan No. Hari,

Tanggal Siklus

Kompetensi Dasar/Hasil Belajar/Indikator 1. Rabu,

21-08-2013

Siklus I Pertemuan 1

1. Standar Kompetensi

1.1 Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

2. Hasil Belajar

2.1 Siswa memahami ciri-ciri khusus pada tumbuhan

3. Indikator

3.1 Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan teratai

3.2 Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan eceng gondok 2 Senin

26-08-2013

Siklus I Pertemuan 2

1. Standar Kompetensi

1.1Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

2. Hasil Belajar

2.1Siswa memahami ciri-ciri khusus pada tumbuhan

3. Indikator

3.1Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan kaktus

3.2Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan mawar

3 Rabu, 28-08-2013

Siklus I Pertemuan 3

1. Standar Kompetensi

1.1Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

2. Hasil Belajar

2.1Siswa memahami ciri-ciri khusus pada tumbuhan

3. Indikator

3.1Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan kantung semar


(28)

bangkai No. Hari,

Tanggal Siklus

Kompetensi Dasar/Hasil Belajar/Indikator 4 Selasa

17-09-2013

Siklus II Pertemuan 1

1. Standar Kompetensi

1.1Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

2. Hasil Belajar

1.1Siswa memahami ciri-ciri khusus pada tumbuhan

3. Indikator

3.1Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan teratai

3.2Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan eceng gondok

5 Kamis

19-09-2013

Siklus II Pertemuan 2

1. Standar Kompetensi

1.1Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

2. Hasil Belajar

2.1.Siswa memahami ciri-ciri khusus pada tumbuhan

3. Indikator

3.1. Menyebutkan ciri khusus pada tumbuhan kaktus

3.2.Menyebutkan ciri khusus pada tumbuhan mawar

6 Jumat 20-09-2013

Siklus II Pertemuan 3

1. Standar Kompetensi

1.1Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

2. Hasil Belajar

2.1Siswa memahami ciri-ciri khusus pada tumbuhan

3. Indikator

3.1Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan kantung semar

3.2Menyebutkan ciri-khusus pada tumbuhan teratai bunga bangkai


(29)

D. Variable Penelitian

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Mind Map Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas VI Dengan Hambatan Kecerdasan Dalam Pelajaran IPA di SD Hikmah Teladan”. Pada judul tersebut memiliki dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah berupa tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, dalam hal ini sebagai variabel bebasnya yaitu penerapan model mind map sedangkan variabel terikat adalah dapat berupa kemampuan siswa dalam memahaminya, hasil belajar siswa dan sebagainya yang telah dilakukan melalui tindakan perbaikan.

E. Instrument pengumpulan data

Instrument penelitian yang digunakan dalam PTK ini antara lain, adalah: 1. Observasi: merupakan sebuat instrumen yang digunnakan untuk melakukan

pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Pada penelitian ini yang melakukan observasi adalah observer yang tugasnya mencatat secara manual hal-hal yang tercantum pada lembar observasi. Data ini menjadi pertimbangan untuk melakukan refleksi pada siklus berikutnya.

2. Diskusi dengan teman sejawat, instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian. Data pada penelitian ini adalah data yang diperoleh berupa proses tindakan yang dilakukan setiap siklusnya.

3. Tes: yaitu instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes lisan, tertulis maupun perbuatan yang dilakukan setelah akhir kegiatan pembelajaran. Hasil ini dapat dijadikan untuk memperkuat data meningkatnya kemampuan memahami cirri-ciri khusus pada tumbuhan.


(30)

F. Teknik pengolahan data untuk hipotesis tindakan/pertanyaan Beberapa teknik pengolahan data sebagai berikut:

1. Data yang sudah terkumpul akan diolah sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu gambaran yang jelas mengenai hasil pelaksanaan tindakan tiap siklusnya, yang selanjutnya dijadikan dasar untuk pemecahan masalah pada siklus berikutnya.

2. Data yang diperoleh melalui observasi persiklus selama dua kali, dianalisis untuk menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Melalui kegiatan refleksi, setiap poin yang ada pada lembar observasi dicermati sehingga akan memperoleh kesimpulan rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Data yang diperoleh melalui tes pada lembar evaluasi dikumpulkan dan dihitung untuk mengetahui ketuntasan belajar dan data inipun dapat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami bilangan cacah.

4. Dalam menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena didukung oleh kedua data tersebut.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model mind map yang dilakukan melalui dua siklus terhadap mata pelajaran IPA kepada peserta didik tunagrahita ringan kelas enam pada materi ciri-ciri khusus pada tumbuhan dan hewan dengan menggunakan model mind map di SD Hikmah Teladan kota Cimahi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model mind map dapat meningkatkan pemahaman tentang ciri khusus tumbuhan dan hewan pada pelajaran IPA kelas enam anak tunagrahita ringan.

2. Hasil belajar peserta didik pada materi ciri-ciri khusus pada tumbuhan mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran mind map

3. Selama proses pembelajaran yang dilakukan, secara kualitatif menjadi lebih baik, guru dapat mengatasi secara professional dengan menganalisa serta berdiskusi dengan teman sejawat tentang apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan pada proses belajar mengajar.

B. Saran dan tindak lanjut

Pembelajaran IPA lebih mendorong rasa ingin tahu kepada peserta didik, namun tidak menutup kemungkinan tuntutan materi dan standar menjadikan peserta didik harus paham dan mengingat tentang materi, hal ini mengharuskan bagi guru untuk mengoptimalkan potensi anak dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas. Model mind map adalah salah satu model yang dapat mengoptimalkan potensi peserta didik dalam belajar. Dalam penelitian ini, terdapat saran tindak lanjut bagi guru, diantaranya adalah :


(32)

1. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik, sehingga pemahaman dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat

2. Model pembelajaran mind map sangat membantu peserta didik dalam hal ini peserta didik tunagrahita.

3. Model mind map membantu perserta didik karena dapat meyederhanakan materi yang disampaikan. Selain itu, mind map juga memberikan keasyikan dalam belajar bagi peserta didik. Sehingga model mind map ini dapat diterapkan dalam kelas.

4. Pengunaan alat peraga yang sesuai sangat berdampak terhadap hasil belajar peserta didik.

5. Refleksi dan diskusi dengan teman sejawat sangat membantu dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

6. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran akan berdampak positif terhadap keberhasilan belajar peserta didik.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Jakarta, Depdikbud

Buzan, Tony, Buzan, Barry. (1993). The Mind Map Book. United States: Penguin Group.

Buzan, Tony, (2008). Mind Map Untuk Anak, Indonesia; Gramedia Group Widura, Sutanto, (2010), Memory Champion @ School; Indonesia, Elekmedia

Komputindo

Widura, Sutanto,(2008), Mind Map for Business Effectiveness; Indonesia, Elekmedia Komputindo

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Press

Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara

Rochyadi, E &Alimin Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita, Depdiknas

Santrock, John. (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Somantri, Sutjihatu. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama

Wiriaatmadja, Rochiati. (2010).Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Slameto. (2003). Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta 2010


(34)

(1)

Muklis, 2013

PENERAPAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI DENGAN HAMBATAN KECERDASAN DALAM PELAJARAN IPA DI SD HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Variable Penelitian

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Dengan Hambatan Kecerdasan Dalam Pelajaran IPA di SD Hikmah Teladan”. Pada judul tersebut memiliki dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah berupa tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, dalam hal ini sebagai variabel bebasnya yaitu penerapan model mind map sedangkan variabel terikat adalah dapat berupa kemampuan siswa dalam memahaminya, hasil belajar siswa dan sebagainya yang telah dilakukan melalui tindakan perbaikan.

E. Instrument pengumpulan data

Instrument penelitian yang digunakan dalam PTK ini antara lain, adalah:

1. Observasi: merupakan sebuat instrumen yang digunnakan untuk melakukan

pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran. Pada penelitian ini yang melakukan observasi adalah observer yang tugasnya mencatat secara manual hal-hal yang tercantum pada lembar observasi. Data ini menjadi pertimbangan untuk melakukan refleksi pada siklus berikutnya.

2. Diskusi dengan teman sejawat, instrumen untuk mengumpulkan data tentang

peristiwa atau kejadian-kejadian. Data pada penelitian ini adalah data yang diperoleh berupa proses tindakan yang dilakukan setiap siklusnya.

3. Tes: yaitu instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta

didik, baik melalui tes lisan, tertulis maupun perbuatan yang dilakukan setelah akhir kegiatan pembelajaran. Hasil ini dapat dijadikan untuk memperkuat data meningkatnya kemampuan memahami cirri-ciri khusus pada tumbuhan.


(2)

F. Teknik pengolahan data untuk hipotesis tindakan/pertanyaan Beberapa teknik pengolahan data sebagai berikut:

1. Data yang sudah terkumpul akan diolah sedemikian rupa sehingga

mendapatkan suatu gambaran yang jelas mengenai hasil pelaksanaan tindakan tiap siklusnya, yang selanjutnya dijadikan dasar untuk pemecahan masalah pada siklus berikutnya.

2. Data yang diperoleh melalui observasi persiklus selama dua kali, dianalisis

untuk menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Melalui kegiatan refleksi, setiap poin yang ada pada lembar observasi dicermati sehingga akan memperoleh kesimpulan rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Data yang diperoleh melalui tes pada lembar evaluasi dikumpulkan dan

dihitung untuk mengetahui ketuntasan belajar dan data inipun dapat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami bilangan cacah.

4. Dalam menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik

kualitatif dan kuantitatif sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena didukung oleh kedua data tersebut.


(3)

Muklis, 2013

PENERAPAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI DENGAN HAMBATAN KECERDASAN DALAM PELAJARAN IPA DI SD HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model mind map yang dilakukan melalui dua siklus terhadap mata pelajaran IPA kepada peserta didik tunagrahita ringan kelas enam pada materi ciri-ciri khusus pada tumbuhan dan hewan dengan menggunakan model mind map di SD Hikmah Teladan kota Cimahi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model mind map dapat meningkatkan pemahaman tentang ciri

khusus tumbuhan dan hewan pada pelajaran IPA kelas enam anak tunagrahita ringan.

2. Hasil belajar peserta didik pada materi ciri-ciri khusus pada tumbuhan

mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran mind map

3. Selama proses pembelajaran yang dilakukan, secara kualitatif menjadi

lebih baik, guru dapat mengatasi secara professional dengan menganalisa serta berdiskusi dengan teman sejawat tentang apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan pada proses belajar mengajar.

B. Saran dan tindak lanjut

Pembelajaran IPA lebih mendorong rasa ingin tahu kepada peserta didik, namun tidak menutup kemungkinan tuntutan materi dan standar menjadikan peserta didik harus paham dan mengingat tentang materi, hal ini mengharuskan bagi guru untuk mengoptimalkan potensi anak dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas. Model mind map adalah salah satu model yang dapat mengoptimalkan potensi peserta didik dalam belajar. Dalam penelitian ini, terdapat saran tindak lanjut bagi guru, diantaranya adalah :


(4)

1. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik, sehingga pemahaman dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat

2. Model pembelajaran mind map sangat membantu peserta didik dalam hal

ini peserta didik tunagrahita.

3. Model mind map membantu perserta didik karena dapat meyederhanakan

materi yang disampaikan. Selain itu, mind map juga memberikan keasyikan dalam belajar bagi peserta didik. Sehingga model mind map ini dapat diterapkan dalam kelas.

4. Pengunaan alat peraga yang sesuai sangat berdampak terhadap hasil

belajar peserta didik.

5. Refleksi dan diskusi dengan teman sejawat sangat membantu dalam

mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

6. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam

pembelajaran akan berdampak positif terhadap keberhasilan belajar peserta didik.


(5)

Muklis, 2013

PENERAPAN MODEL MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI DENGAN HAMBATAN KECERDASAN DALAM PELAJARAN IPA DI SD HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Jakarta, Depdikbud

Buzan, Tony, Buzan, Barry. (1993). The Mind Map Book. United States: Penguin Group.

Buzan, Tony, (2008). Mind Map Untuk Anak, Indonesia; Gramedia Group Widura, Sutanto, (2010), Memory Champion @ School; Indonesia, Elekmedia

Komputindo

Widura, Sutanto,(2008), Mind Map for Business Effectiveness; Indonesia, Elekmedia Komputindo

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Press

Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara

Rochyadi, E &Alimin Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita, Depdiknas

Santrock, John. (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Somantri, Sutjihatu. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama

Wiriaatmadja, Rochiati. (2010).Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja Rosdakarya

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Slameto. (2003). Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta 2010


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis mind map terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

3 17 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SD NEGERI 173355 MARBUN T.P. 2015/2016.

0 2 21

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 065006 KEC. MEDAN BELAWAN T.A. 2012/2013.

0 1 16

PENERAPAN METODE MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD.

0 3 29

PENGGUNAAN CATATAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PERISTIWA ALAM : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri Lembang.

2 12 22

PERILAKU ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH DASAR INKLUSIF HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI : Study Deskriptif Kualitatif Terhadap Siswa Tunagrahita di SD Inklusif Hikmah Teladan Kota Cimahi.

0 1 74

PERILAKU ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH DASAR INKLUSIF HIKMAH TELADAN KOTA CIMAHI : Study Deskriptif Kualitatif Terhadap Siswa Tunagrahita di SD Inklusif Hikmah Teladan Kota Cimahi.

1 3 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA MELALUI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SD:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Kaliwadas Kecamatan Serang Kota Serang.

0 1 45

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 46

APLIKASI REAL-TIME BUZAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

0 0 5