PERAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR : Studi pada Guru PPKn di Sekolah Menengah Umum Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung.
PERAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU
DALAM MELAKSANAKAN
PROSES BELAJAR-MENGAJAR
(Studi pada Guru PPKn di Sekolah Menengah Umum Negeri di Wilayah
Kabupaten Bandung)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
^DI^//r
Disusun oleh :
O. YOYO WIJAYA
NIM.: 999.484
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001
LEMBAR PERSETUJUAN
DISETUJUI DAN DISYAKKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Moch Idochi Anwar
NIP. 130 256 639
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA.
NIP. 130 321 112
PERSETUJUAN KETUA PROGRAM
DISETUJUI OLEH
KETUA PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKANa ir
INDONESIA
Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsyddih Makniun, M.A.
NIP 130 188 292
ABSTRAK
„ , . TCSIS IP1 VwarinHnl
Peran Penyelenggaraan Kegiatati Musyaw&rak Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dalam Upaya Peningkaian Kinerja Guru dalam Melaksanakan
•*• *"J»U
»»A1
WWII V4V4-V1..1
.roses Bclajar Mengajar (Studi pada guru PPKn di SMU Negeri di Wilayah
fSXff*Bandun^' Fckus Peaciitiannya adaiah: Bagaimana profil kinerja manajcrncn
»«j„~ dan para guru yang telah rnengikuti MGMP dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Adapun yang dibahas berkaitan dengan fokus penelitian meliputi: (l)Persepsi
guru terhadap pcnyclcnggaraan MGMP; (2) Profil kinerja manajcrncn MGMP (3) Profil
kinerja para guru yang telah mengikuti MGMP dalam penguasaan mated pembelajaran"
penguasaan media pembelajaran; dan penguasaan teknik-teknik evaluasi; serta (4)
Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan MGMP tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatifdengan menggunakan data yang ada
untuk memperoleh makna yang rnendalair, Pcngumpulan data dilakukan mclalui studi
~o,cumentasi, vvavvancara dan observasi lapangan tentang keadaan dan performance para
guru serta pengurus MGMP, dan diskusi tentang upaya peningkatan kinerja guru melalui
MGMP. Data tersebut diolah dan dianalisa sclama dan sctclah kurun waktu pcngumpulan
data.
^ Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyelenggaraan kegiatan MGMP dapat
rnernbantu menmgkatkan pengetahuan dan keterampilan para pesertanya. Disamping itu
t^u^
•JUga ^!!iPakan Sarana untuk menyamaka" persepsi tentang mated
pcinuclajaran, mCiubahas masalah-masalah yang dihadapi oleh para guru dalam
melaksanakan tugasnya, kemudian dicarikan solusinya menurut kesepakatan bersama
para peserta
x*™™
pemhtmn Ju^a menunjukkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan kegiatan
JWMP PPKn di Kabupaten Bandung belum tercapai sepenuhnya. Dalam penguasaan
materi pembelajaran para guru masih belum melaksanakan penilaian kurikulum, masih
jarang rnernpelajari disiplin ilmulain apaiagi sampai diaplikasikan kedalam bidang studi
yang dipegangnya. Dalam penggunaan media atau sumber pembelajaran, para guru masih
jarang menggunakan rncdia/sunibcr lain sclain buku teks dan LKS. Demikian juga
mereka masih jarang memanfaatkan sarana perpustakaan. Dalam melaksanakan evaluasi
para guru juga belum sepenuhnya melaksanakan prosedur evaluasi. Masih banyak yang
tidak mclakukan analisis soal, menilai kurang objektif, dan jarang melaksanakan
pengayaan.
Hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP ini
menyangkut rnasalah pendanaan, penjadvvalan, nara sumber dan sikap dari para
pesertanya, dan lemahnya manajemen penyelenggaraan. Walaupun demikian
pcnyclcnggaraan kegiatan MGMP ini rncrupakan sarana yang paling mudah dilaksanakan
dalam upaya menmgkatkan kinerja para guru karena sifatnya yang dari oleh dan untuk
guru.
Kesungguhan dan kreatifitas para pengurus dalam mcnyelcnggarakan kegiatan
MGMP, dengan di dukung manajemen yang baik dan dukungan pihak sekolah dalam
upaya memberdayakan para guru yang telah mengikuti MGMP sert* t«„nrtm,i,on a™
para pesertanya, a^an sangat rnernbantu rneningkatkan kualitas penyelenggaraan dan
hasilnya dari kegiatan MGMP tersebut.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DARI
PEMBIMBING
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
vi
DAFTAR ISI
x
DAFTAR GAMBAR
BAB I
xii
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
BAB
II
1
B.
Permasalahan
C.
D.
E.
F.
Tinjauan dan Manfaat Penelitian . . . . . .12
Penjelasan Konsep
15
Premis dan Kerangka Pemikiran
16
Paradigma Penelitian
21
TINJAUAN
11
PUSTAKA
A.
Konsep Administrasi Pendidikan
B.
Kedudukan
Permasalahan
25
Penelitian Dalam
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ... 29
C. Peranan Guru dalam Proses BelajarMengajar
27
D. Pengaruh Dinamika Kelompok terhadap Kinerja
Guru
E.
.
Pengembangan Kompetensi Guru dalam Proses
Belajar mengajar
38
46
F. MGMP sebagai Sarana untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
G. Penelitian terdahulu yang Relevan ....
BAB
III
METODOLOGI
47
51
PENELITIAN
A.
Metode
B.
Sumber Data
Penelitian
Penelitian
C. Tahap-Tahap Penelitian
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian
E. Pengujian Tingkat Validitas Data
53
58
62
68
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
C. Analisis KKPT (SWOT)
BAB V
78
93
114
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
B. Implikasi
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMP IRAN-LAMP IRAN
115
125
131
13 6
139
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1
Kerangka Pemikiran Penelitian
20
2
Paradigma Penelitian
22
3
Hubungan antara Kebutuhan Motivasi dan Perilaku
42
Stratcgi untuk Memajukan Produktivitas Pekcrja
43
4
Dampak Penyelenggaraan Kegiatan MGMP terhada j^
Peningkatan Kinerja Guru
113
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
memegang
peranan
penting
dalam
mempersiapkan generasi muda yang lebih baik dari generasi
sebelumnya
untuk
meneruskan
kelangsungan
hidup
bangsa.
Sejarah mencatat bahwa tidak ada bangsa yang maju tanpa
didukung oleh keberhasilan pendidikan, khususnya pendidikan
di
sekolah.
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang menyentuh
kebutuhan pokok manusia dan bersifat melekat dalam proses
kehidupannya.
tersebut
Menurut
ditandai
fundamental
yang
Samana
(1999),
dengan
beberapa
artinya
rnernbantu
kegiatan
hal.
pendidikan
Pertama,
menemukan
bersifat
makna
hidup
seseorang. Kedua, perkembangan diri peserta didik hendaknya
meliputi
seluruh daya hidupnya
(aspek kognitif,
afektif,
konatif dan psikomotorik) , secara berangsur-angsur, terpadu
dan
ditingkatkan
seseorang
dari
mutunya.
lahir
Ketiga,
sampai
dengan
perkembangan
dewasa
adalah
diri
tugas
hidup seseorang yang perlu diselesaikan dengan waktu yang
lama,
memerlukan
adanya
konsistensi
sarana penunjang yang memadai.
pendidikan
yang
dialami
Keempat,
setiap
1
arah,
orang
kegiatan,
dan
proses dan hasil
dapat
dipandang
sebagai
investasi
kemanusiaan dan bersifat antisipatif.
Kelima, Pendidikan selalu terjadi dalam relasi sosial dan
dalam situasi sosial yang selalu berubah-ubah,
memiliki
arah
yang
jelas dan
hendaknya
konsisten agar pendidikan
menemukan pendekatan atau metode kerja yang selaras dengan
tujuan serta situasi konkret.
Berdasarkan
bukan
upaya
melainkan
serius,
hal
tersebut
manusia
suatu
kegiatan
terprogram,
senantiasa
yang
bahwa pendidikan
sederhana
yang
dengan
memperhatikan
nampaklah
dan
harus
tujuan
dinamika
asal-asalan,
ditangani
yang
secara
jelas,
masyarakat.
Hal
dan
ini
sesuai dengan pendapat Fattah (2000 ; 1):
"Pada
kenyataannya
pendidikan
bukanlah
suatu
upaya
yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis
dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah
seiring dengan perubahan jaman, setiap saat pendidikan
selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang
menjadi
sasaran
menyangkut
menyangkut
ketidakpuasan
pendidikan
kepentingan semua orang,
bukan hanya
investasi dan kondisi kehidupan di masa
yang akan datang,
dan
karena
suasana
melainkan juga menyangkut kondisi
kehidupan
saat
ini.
Itulah
sebabnya
pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan
dan tuntutan kehidupan masyarakat"
Sebagai
tanggung
jawab
institusi
yang
pendidikan,
besar
sekolah
dalam mencapai
memegang
keberhasilan
pendidikan khusunya pendidikan formal. Eanyaknya pendapat
di masyarakat
yang mengatakan bahwa
kualitas pendidikan
Indonesia masih rendah, lulusan sekolah kejuruan tidak siap
pakai, ditambah dengan menurunnya kualitas moral generasi
muda,
merupakan
tantangan
dan
sekaligus
tanggung
jawab
sekolah untuk mengatasinya.
Sekolah
merupakan
(khususnya pendidikan
wadah
formal)
yang kompleks dan dinamis.
berkumpul
guru
dan
tempat
proses
dilakukan,
pendidikan
memiliki
sistem
Sekolah bukan sekedar tempat
murud,
melaikan
berada
dalam
satu
tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan, oleh karena
itu
sekolah
membutuhkan
adalah
dipandang
sebagai
pengelolaan.
pengelolaan
suatu
Jelasnya,
sumber
daya
pengelolaan
manusia
menghasilkan lulusan berkualitas,
organisasi
yang
yang
sekolah
diharapkan
sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah
diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan
bangsa.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang didisain untuk
dapat
berkontribusi
terhadap
peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat suatu bangsa khususnya dalam bidang pendidikan.
Karena itu maka pemberdayaan berbagai komponen intern dan
ekstern
komponen
dari
sekolah
intern
yang
harus
dioptimalkan.
menjadi
ujung
keberhasilan program sekolah adalah guru.
Salah
tombak
satu
dalam
Peranan
pendidikan
profesional
di
sekolah
maksud
layanan
administrasi,
maka
layanan,
dan
keseluruhan
untuk
perkembangan
tersebut,
mencakup tiga bidang
dalam
diwujudkan
pendidikan yang berupa
Untuk
guru
program
mencapai
tujuan
siswa secara optimal.
peranan
profesional
itu
yaitu layanan instruksional,
layanan
bantuan
sosial-pribadi.
Ketiga bidang layanan itu menjadi tugas pokok seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya.
Layanan
sedangkan
instruksional
layanan
merupakan
merupakan
administrasi
pendukung.
Tugas
tugas
dan
tersebut
utama
layanan
dapat
guru,
bantuan
dijelaskan
sebagai berikut.
Pertama,
menempati
penyelenggaraan proses belajar-mengajar,
porsi
terbesar dari
menuntut guru untuk menguasai
profesi
keguruan.
yang
Tugas
ini
isi atau materi bidang studi
yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi
itu,
kemampuan
perkembangan
sedemikian
dan
mengemas
dan
rupa
tujuan
materi
pendidikan,
sehingga merangsang
mengembangkan
sesuai
materi
itu
dengan
serta
menyajikan
murid untuk
dengan
latar
menguasai
menggunakan
kreativitasnya.
Kedua,
tugas
yang
berhubungan
dengan
dalam mengatasi masalah dalam belajar pada
masalah-masalah
pribadi
yang
akan
rnernbantu
murid
khususnya,
berpengaruh
dan
terhadap
keberhasilan
belajar
belajarnya,
murid
di
Bagaimana
kelas
sangat
sebenarnya
erat
kaitannya
proses
dengan
berbagai masalah di luar kelas yang seringkali ber'sifat
non-akademik.
Masalah
yang
dihadapi
dalam
lingkungan
kehidupan anak perlu dibantu pemecahannya melalui program
bimbingan dan konseling.
Ketiga,
di
samping
kedua
hal
tersebut
guru
harus
memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa peran guru di
dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme
pengelolaan
tersebut
sebagai guru.
untuk
kelancaran
tugas-tugasnya
Di samping itu juga guru harus memahami
bagaimana harus bertindak sesuai dengan etika jabatannya,
dan bagaimana guru bersikap terhadap tugas mengajar serta
dengan personalia pendidikan atau orang-orang di luarnya
yang ikut menentukan keberhasilan tugas mengajarnya. .
Menurut Samana (1999), Guru memiliki tugas yang berat
sekaligus mulia. Agar seorang guru mampu menyumbang jasa
yang memadai dalam rnernbantu perkembangan siswa ke arah
pencapaian serta peningkatan kedewasaannya, guru dituntut
peranannya
sebagai
model
(teladan)
dan
sekaligus
mampu
memberikan bimbingan kepada peserta didik. Hal ini menunjuk
kinerja
guru
yang
bermutu
(profesional),
kinerja
administrator pendidikan yang bermutu, dan kinerja petugas
bimbingan - konseling sekolah yang bermutu.
Sekalipun tugas dan posisi guru amat menentukan dalam
keberhasilan
pendidikan,
dewasa
ini
citra
guru
di
masyarakat tidaklah sehebat tugas dan posisinya tersebut.
Hal ini seperti dikemukakan oleh Tilaar (1999 ; 277) :
"Salah satu komponen yang sangat menentukan di dalam
proses peningkatan kecerdasan bangsa ialah guru. Guru
di dalam sejarah perkembangan bangsa serta perjuangan
revclusi Indonesia telah memegang peranan yang sangat
penting. Profesi guru dewasa ini sedang disoroti tajam
apaiagi memasuki dunia Industri abad 21. Citra guru
sedang menurun, penghargaan terhadap profesi guru oleh
masyarakat
belum
profesional
strategis.
Namun demikian
dengan
sebagai
fungsinya
yang
suatu bangsa
yang
besar yang menghargai profesi guru sebagai pembimbing
pengembangan sumber daya manusia menghadapi masa
depan, maka suara-suara bagi pembinaan profesi guru
sangat menggembirakan akhir-akhir ini.
Berkaitan
dengan hal itu lembaga pembinaan profesi guru yang
kini sedang dalam masa transisi menjadi universitas,
perlu disimak dan disusun begitu rupa agar supaya
merupakan titik mula dari pengembangan citra guru yang
sewajarnya memasuki era reformasi".
Citra guru di masyarakat berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan
aspirasi
(penilaian
serta
terhadap jabatan guru,
berkarya
(performance),
penghargaan)
warga
masyarakat
unjuk kerja para guru yang telah
dan
adanya perubahan persyaratan
jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi.
Dalam
situasi
sosial
apapun,
dinilai oleh warga masyarakat
jabatan
sebagai pemberi
guru
tetap
inspirasi,
penggerak, dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu
bagi sesama, khususnya bagi para siswa agar mereka siap
untuk membangun hidup berserta
dipastikan
bahwa
sumbangannya
guru
bagi
yang
lingkungan
semakin
perkembangan
sosialnya.
bermutu
Dapat
semakin
masyarakatnya.
besar
Guru
yang
bermutu mampu berperan sebagai pemimpin di
antara kelompok
siswanya
ia
dan
juga
diantara
sesamanya,
juga
mampu
berperan sebagai pendukung serta penyebar nilai-nilai
luhur
yang
siswa
diyakininya dan
sekaligus
sebagai
teladan
bagi
serta lingkungan sosialnya. Secara lebih mendasar guru yang
bermutu tersebut juga giat
meningkatkan
kemampuan dirinya
dalam berkarya dan dalam pengabdian sosialnya.
Dalam
berperan
sumber
hal
sebagai
yang
siswanya),
serta
teknis-didaktis,
fasilitator
siap
mampu
efisien,
memberi
membangun
siswa
demi
bermutu
mampu
(sebagai
nara
secara
pengajaran
motivasi
berperan dalam layanan bimbingan,
belajar
yang
pengajaran
konsultasi
mengorganisasi
mampu
guru
terarah
secara
bagi
efektif
siswanya,
mampu
dan sebagai penilai hasil
bimbingan
belajar
siswa
yang
bersangkutan lebih lanjut.
Jabatan
menuntut
guru
yang
peningkatan
berkesinambungan,
keguruannya
inisiatif
perlu
maupun
profesional
-tersebut
keguruan
secara
kecakapan
integritas
selalu
sendiri
bersifat
diri
serta
ditumbuhkembangkan
karena
dorongan
dan
kecakapan
(baik
atau
atas
bantuan
pihak lain yang ikut bertanggung jawab terhadap mutu guru) ,
dan
sekaligus
selaras
dengan
arahan
kode
etik
kerja
keguruannya.
Banyak cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan akademik dan profesional guru dalam melaksanakan
tugasnya,
baik ketika ia masih kuliah sebagai calon guru
maupun setelah ia melaksanakan tugas sebagai guru.
Tugas
pendidikan dan pembinaan calon guru sepenuhnya merupakan
-t-
anggung
(LPTK),
jawab
Lembaga
sedangkan
Pendidikan
pengembangan
dan
Tenaga
Kependidikan
peningkatan
kemampuan
guru setelah ia melaksanakan tugasnya adalah tanggung jawab
semua
pihak
yang
merasa
berkepentingan
dengan
dunia
pendidikan.
Salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
guru
yaitu
memenuhi
melalui
harapan.
oleh Samana
Hal
(1999),
diselenggarakan
penataran,
tersebut
walaupun
seperti
bahwa sejak tahun
yang
belum
dikemukakan
1972 telah banyak
guru
dengan menghabiskan banyak dana, tenaga, dan waktu,
namun
belum
seperti
untuk
hasilnya
mutu
hasilnya
penataran
kemampuan
yang
meningkatkan
kita
harapkan.
Walaupun
demikian kegiatan tersebut tidak boleh dihentikan,
hanya
cara atau metodenya yang harus lebih diperhatikan, sehingga
dapat mencapai tujuan seperti yang kita harapkan. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Tilaar (1999 ; 278):
"Salah
satu
program
yang
sangat
penting
dalam
pembinaan profesi guru ialah penataran guru. Selama
ini kegiatan penataran guru hanya dianggap sebagai
kegiatan
rutin yang hampir tanpa arah.
Pemborosan
telah banyak terjadi oleh karena ketidakadaannya suatu
program menyeluruh mengenai
pembinaan profesi
guru
khususnya penataran. Sebenarnya apabila dilihat dari
segi pengabdian seorang guru di dalam profesinya, maka
pembinaan
pre-service
seorang
guru
relatif
sangat
singkat dibandingkan dengan pembinaan dalam program
penataran. Namun demikian program penataran yang kita
kenal dewasa ini telah merupakan suatu kegiatan rutin
yang menghabiskan waktu dan dana tanpa meningkatkan
kemampuan profesional. Oleh sebab itu suatu program
menyeluruh mengenai
penataran guru telah merupakan
suatu
keharusan
Diantara
guru
yang
Musyawarah
abad 21".
bentuk
upaya
sekarang
peningkatan
sedang
Guru Mata
banyak
Pelajaran
(MGMP)
kemampuan
(mutu)
digalakkan
yang
adalah
diselenggarakan
secara terorganisir dari tingkat nasional sampai ke tingkat
unit
kerja
(sekolah).
MGMP
ini merupakan
salah
satu bentuk
penataran yang dalam pelaksanaannya lebih banyak melibatkan
para
peserta,
penyelesaian
terutama
masalah
dalam
yang
hal
dihadapi
berbagi
informasi
dalam pelaksanaan
dan
tugas
masing-masing.
Ada
beberapa
sebagai
sarana
adanya
kenyataan
penampilan
alasan
dilaksanakannya
untuk meningkatkan
guru
di
dalam
lapangan
kemampuan
yang
melaksanakan
mengajar
sangat
bervariasi
beraneka
ragam.
Kedua,
dan
Kemajuan
kegiatan
guru.
kualifikasi
dan
Pertama,
menunjukkan
kegiatan
MGMP
bahwa
belajar
keguruannya
perkembangan
ilmu
10
pengetahuan dan teknologi menuntut adanya penyesuaian dan
pengembangan pendidikan
teknologi.
Ketiga,
di
sekolah
khususnya dalam. alih
pengaturan mengenai
angka kredit
bagi
jabatan fungsional guru khususnya menuntut kemampuan guru
untuk meningkatkan profesionalisme berkarya dan berprestasi
di
dalam
Keempat,
melaksanakan
tugas
sehari-hari
di
sekolah.
keadaan geografis Indonesia menuntut suatu sistem
komunikasi dan pembinaan profesional guru yang multi media.
Kelima,
peningkatan
kemampuan
profesional
guru
adanya wadah antara lain untuk berkomunikasi,
saling
memberikan
Keenam,
dengan
informasi
dan
bervariasinya tingkat dan
pendidikan serta beratnya misi
diperlukan
meliputi;
koordinasi
usaha
yang
peningkatan
pendalaman
materi,
menuntut
konsultasi,
sesama
guru.
latar belakang
harus
diemban,
maka
antara
lain
kemampuan
penguasaan
sumber/media
belajar, dan penguasaan teknik-teknik evaluasi.
Seperti halnya penataran yang lain, MGMP ini pun tidak
terlepas dari berbagai permasalahan atau hambatan. Hambatan
tersebut
guru
di
antara
lain
sekolah.
menyangkut
Sehingga
pendanaan
sering
dan
terjadi
kehadiran
guru
pergi
penataran untuk meningkatkan kemampuannya, sementara siswa
ditinggalkan,
perlu
untuk
belajar
meneliti,
sendiri.
bagaimana
Karena
kinerja
itulah
para
dipandang
guru
telah mengikuti MGMP dalam melaksanakan tugas PBM-nya.
yang
11
B.
Permasalahan Penelitian.
Memperhatikan
diketengahkan
permasalahan
pada
bagian
latar
sebagaimana
belakang
di
telah
atas,
maka
rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah
Bagaimanakah
profil
kinerja
meningkatkan kinerja guru,
manajemen
MGMP
dalam
:
upaya
dan bagaimana profil guru yang
telah mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam
melaksanakan
kinerja
proses
dimaksud
belajar-mengajar?
maka
akan
diketahui
MGMP dengan peningkatan kinerja
Untuk
menemukan
jawaban
Dengan
diketahui
hubungan
manajemen
guru pesertanya.
dari
masalah
yang
menjadi
fokus penelitian tersebut dirumuskan lagi ke dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah
persepsi
guru
terhadap
penyelenggaraan
kegiatan MGMP?
2.
Bagaimanakah
profil
kinerja
manajemen
MGMP
dalam
yang
telah
upayanya meningkatkan kinerja guru?
3.
Bagaimanakah
profil
kinerja
para
guru
mengikuti MGMP dalam penguasaan materi pelajarannya?
4.
Bagaimanakah
profil
kinerja
para
guru
yang
mengikuti MGMP dalam penguasaan media belajarnya?
telah
12
5.
Bagaimanakah
mengikuti
profil
MGMP
kinerja
dalam
para
guru
yang
penguasaan
telah
teknik-teknik
evaluasinya?
6.
Kendala
apakah
yang
dihadapi
dalam
penyelenggaraan
adalah
kegiatan MGMP?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan
umum
penelitian
ini
dan
menganalisis
profil
mendeskripsikan
MGMP
dalam
upaya
meningkatkan
kinerja
kinerja
guru,
untuk
manajemen
dan
profil
kinerja para guru yang telah mengikuti Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
dapat
(MGMP).
diketahui
Berdasarkan hasil deskripsi
hubungan
manajemen
MGMP
dan analisis
dengan
kinerja
para guru yang telah mengikutinya.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:
a.
Mendeskripsikan dan menganalisis
persepsi
guru terhadap
penyelenggaraan kegiatan MGMP
b.
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
profil
kinerja
manajemen MGMP dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
c.
Mendeskripsikan
guru
yang
dan
menganalisis
telah mengikuti
pengajarannya.
MGMP
profil
kinerja
para
dalam penguasaan materi
13
d.
Mendeskripsikan
guru yang
dan
menganalisis
telah mengikuti
MGMP
profil
kinerja
dalam penguasaan
para
media
belajar.
e.
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
profil
kinerja
para
guru yang telah mengikuti MGMP dalam penguasaan teknikteknik evaluasi.
f.
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
kendala
yang
dihadapi
karena
hasilnya
dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian
memiliki
arti
maupun
penting
praktis
penelitian ini
Umum
ini
dan
dilaksanakan
teoritis.
Secara
praktis
hasil
sangat bermanfaat baik bagi Sekolah Menengah
pihak-pihak
yang
terkait
di
luar
Sekolah
Menengah Umum.
a. Bagi Sekolah Menengah Umum (SMU)
Penelitian
ini
berusaha
menaeskripsikan kinerja
MGMP.
sesama
menganalisis
dan
guru yang telah mengikuti kegiatan
Hasilnya tentu sangat bermanfaat bagi pihak sekolah.
Kinerja
oleh
untuk
guru
pihak
telah
sekolah,
guru
pengorbanan
yang
baik
lainnya.
biaya,
mengikuti
waktu
oleh
Sekolah
dan
MGMP
pimpinan
dapat
tenaga
yang
perlu
diketahui
sekolah
maupun
melihat
bahwa
telah
diberikan
14
kepada
para
guru
untuk
mengikuti
kegiatan
MGMP
ternyata
tidak sia-sia.
Apakah harapan sekolah tersebut telah terwujud? Belum
ada hasil penelitian yang mencoba untuk memberikan jawaban.
Penelitian
ini
berusaha
untuk
menyajikan
informasi
yang
kiranya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dimaksud.
b. Bagi pihak yang terkait di luar SMU.
Bagi
instansi
Pendidikan
terkait
di
Propinsi dan Dinas
luar
SMU
seperti
Dinas
Pendidikan Kabupaten,
hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
dalam pembuatan kebijakan untuk penyelenggaraan MGMP baik
tingkat propinsi maupun kabupaten.
Bagi para pengurus MGMP baik tingkat propinsi maupun
kabupaten, hasil penelitian ini sangat berguna sebagai feed
back guna mengetahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi
kegiatan MGMP yang mereka selenggarakan.
c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Secara teoritis hasil penelitian ini sangat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang administrasi
pendidikan, khususnya dalam bidang administrasi personil di
Sekolah
Menengah
Umum.
Tuntutan
tinggi
terhadap
pendidikan
di
masyarakat
Sekolah
yang
semakin
Menengah
Umum
15
mengakibatkan
terus
perlunya
menerus.
penelitian
SMU,
Untuk
sekitar
sehingga
personil
di
pembinaan
itu
masalah
diperlukan
personil,
diharapkan
sekolah
personil
dari
efektif
yang
berbagai
khususnya
aplikasi
menjadi
sekolah
macam
para
guru
administrasi
dan
efisien
dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan Sekolah Menengah Umum.
D.
Penjelasan Konsep
Agar
diberikan
dalam
tidak
penjelasan
penelitian
guru
terjadi
kesalahpahaman,
terhadap
ini.
dalam melaksanakan
konsep
Konsep
PBM,
utama
dimaksud
dan
(2)
maka
berikut
yang
adalah
akan
digunakan
(1)
musyawarah
kinerja
guru
mata
pelajaran (MGMP).
1. Kinerja Guru dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Di
dalam
didefinisikan
(2)
prestasi
Kamus
"kinerja"
yang
Besar
sebagai:
merupakan terjemahan bebas
berarti
(1)
diperlihatkan;
Lembaga Administrasi Negara
yang
Indonesia
prestasi
(LAN,
dari
kerja
1992)
atau
1985:503)
sesuatu yang dicapai;
(3)
kata
(BP,
kemampuan
kerja.
menyatakan,
kinerja
inggris
"performance"
pelaksanaan
kerja
atau
pencapaian kerja atau hasil kerja/penampilan kerja.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja guru
dalam
melaksanakan
PBM
adalah
perilaku
aktual
nyata
atau
16
perilaku yang dapat diamati yang ditampilkan oleh para guru
yang telah mengikuti
kegiatan MGMP dalam pelaksanaan tugas
PBM-nya.
2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP
adalah
forum/wadah
kegiatan
guru
mata
pelajaran
sejenis pada jenjang SLTA untuk memecahkan masalah-masalah
dan penyempurnaan pelaksanaan proses belajar-mengajar yang
meliputi
berbagai
hal
seperti
penguasaan materi pelajaran
perbaikan
metode
menghilangkan
perbedaan
antar guru dan antar wilayah,
penyajian,
penggunaan
media
dan
alat
pengajaran, sistem evaluasi belajar serta hal-hal lain yang
secara langsung atau tidak langsung menunjang terlaksananya
kegiatan
proses
belajar
tersebut merupakan
guru
mengajar.
Kegiatan
dalam
MGMP
satu kesatuan dengan tugas dan profesi
dalam usaha meningkatkan kemampuan
dan keterampilan
untuk menunjang peningkatan kegiatan belajar-mengajar.
E. Premis dan Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengembangan
sebagai
bagian
menghadapi
pendidikan
dari
banyak
sistem
menengah
umum
pendidikan
permasalahan.
Salah
di
Indonesia
nasional
satu
masih
diantaranya
adalam kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Padahal
fungsi guru itu sangat menentukan dalam pencapaian tujuan
17
pembelajaran
yang
akhirnya
menentukan
pencapaian
tujuan
pendidikan.
Mengingat
ditambah
fungsi
tuntutan
guru
yang
masyarakat
demikian
terhadap
menghasilkan lulusan yang lebih baik,
strategis,
sekolah
untuk
maka sekolah dituntut
untuk senantiasa mengembangkan kemampuan para gurunya lewat
berbagai
melalui
cara.
Salah
satu
upaya
yang
dilakukan
adalah
MGMP.
Walaupun MGMP ini merupakan kegiatan yang terkoordinir
mulai
dari
nasional,
yang
tingkat
namun
ditemui,
sanggar
dalam
baik
(rayon)
pelaksanaannya
dari
pihak
Kurangnya
pimpinan
menyebabkan
mengikuti
membagi
MGMP
pengalamannya
pelajaran
terhadap
ini
yang
siswa.
adalah
yang
terkadang
sama.
sekolah
sulit
maupun
tukar
informasi
telah
asumsi
yang
lain
atau
juga dalam mengaplikasikannya
kelas
dengan
pelajaran yang sama.
yang
Begitu
bertambahnya
di
dari
menyampaikan
pengetahuan
dan
dalam hal
pengalaman
sendirinya akan
maupun
rekan
yang mengajar
digunakan
positif pada pelaksanaan tugas-tugasnya,
mengajar
organisasi
guru yang
diperoleh dari MGMP dengan
belajar
kendala
arahan
guru
untuk
tingkat
banyak
dan
seorang
ke
kepada
Nampaknya
dengan
masih
bimbingan
penyelenggaranya.
sekolah
sampai
guru
dalam
berdampak
baik dalam proses
kegiatan
lainnya
yang
saling
mengajar
18
Padahal baik tidaknya kinerja seorang staf dalam suatu
lembaga
dan
oleh tingkat
tidak hanya dipengaruhi
keterampilan
yang mereka miliki.
pengetahuan
Sesuai dengan
teori
perilaku organisasi, maka unjuk kerja manusia organisatoris
(termasuk
dalam
guru)
dirinya
sendiri
ditentukan
maupun
hal-hal
ditentukan
yang
oleh
dari
oleh
luar
menentukan
persepsi,
banyak
faktor
baik
dari
dirinya.
Pada
level
diri
tingkat
sikap,
performansi
nilai-nilai,
kerja, motivasi dan juga dipengaruhi oleh
kerja
kepuasan
lingkungan fisik
guru itu sendiri. Ketersediaan sarana dan prasarana belajar
di
rumah,
lingkungan
kesejahteraan
fisik
yang
hidup
baik
merupakan
secara
dua
langsung
contoh
maupun
tidak
langsung ikut mempengaruhi unjuk kerja seorang guru.
Seorang guru
tetapi
selalu
group).
terlepas
Dengan
dari
di
sekolah
terlibat
dalam
demikian
faktor
maka
dinamika
Dinamika
perilaku
kelompok
perilaku
interpersonal
tidak
hanya
suatu
kelompok
unjuk
(work
juga
tidak
kelompok
ini
anggotanya,
sendiri,
kerja
kerjanya
perilaku
kerja
bekcrja
kerjanya.
ditentukan
tujuan,
nilai,
oleh
dan
kekuatan kelompok.
Akhirnya
perilaku
organisasi
organisasi
dalam
seorang
konteks
guru
(sekolah)
ini
sendiri
juga
tempat
sistem
organisasi,
ditentukan
mereka
dipengaruhi
maka
oleh
perilaku
bekerja.
Perilaku
oleh
banyak
faktor,
19
antara lain; lingkungan internal dan eksternal, komunikasi,
pengembangan organisasi,
manajemen perubahan,
filsafat personil,
manajemen
konflik,
kepemimpinan,
dan
ketersediaan
sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh guru.
Melihat
begitu
banyaknya
variabel
yang
menentukan
kinerja seorang guru, maka diperlukan upaya yang sungguhsungguh
dari
pihak
pimpinan
sekolah
untuk
senantiasa
memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan
keakhlian
yang
diperolehnya
dari
kegiatan
MGMP.
Asumsi
bahwa bertambahnya pengetahuan dan keterampilan akan dengan
sendirinya menghasilkan perbaikan,
dipertahankan,
tanpa
bantuan
dan
tidak selamanya dapat
dukungan
dari
pihak
sekolah.
Berkaitan
kajian
dengan
teoritis
yang
uraian
telah
diatas
serta
peneliti
berdasarkan
lakukan,
maka
dirumuskanlah premis-premis penelitian ini sebagai berikut:
Premis 1. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar secara
umum
dipengaruhi
oleh
faktor
internal
dan
eksternal.
Premis 2.
Faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar mengajar adalah;
dan motivasi.
kemampuan
20
Premis 3. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar mengajar
kepemimpinan,
kelompok
adalah manajemen,
kerja,
sarana
dan
prasarana.
Keseluruhan
divisualisasikan
proses
ke
pelaksanaan
dalam
kerangka
penelitian
pemikiran
ini
penelitian
dapat dilihat dalam gambar berikut.
- Materi
- Media
- Evaluasi
Peningkatan
Mutu SMU
Pengemba
ngan GURU
MGMP
-Membahas permasalahan
-Mencari pemecahan
-Menyepakati upaya
perbaikan
1
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1.
Kemampuan
2.
Motivasi
1. Manajemen
2. Kepemimpinan
3. Kelompok
kerja
4. Sarana dan
Prasarana
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
jika
21
F. Paradigma Penelitian
Penelitian
ini
akan
membahas
Peran
mengenai
penyelenggaraan kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
(MGMP) terhadap peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
Penelitian ini tergolong dalam penelitian administrasi
sekolah,
khususnya
Administrasi
penggunaan
menyangkut
sekolah merupakan
semua
sumber daya
manajemen
upaya
yang
personil.
untuk memaksimalkan
terdapat
di
sekolah,
sedangkan manajemen personil menyangkut pendayagunaan semua
sumber daya
manusia
yang
terdapat
di
sekolah
tersebut.
Dalam penelitian ini tidak semua personil di sekolah yang
menjadi subyek penelitian, melainkan 'personil yang diteliti
hanya meliputi; guru peserta MGMP dan pimpinan sekolah.
Adapun paradigma penelitian berdasarkan uraian di atas
dapat diperagakan sebagai berikut:
22
Administrasi
Pendidikan
Administrasi
Sekolah
Manajemen Sekolah
Perilaku Organisasi
Optimalisasi pelaksanaan tugas dan peran guru
untuk meningkatkan kualitas PBM melalui MGMP
J
Dengan keterhubungan sbb.
Gambar 2 Paradigma Penelitian.
MGMP
merupakan
meningkatkan
kinerja
belajar-mengajar.
salah
para
satu
guru
Diharapkan
upaya
dalam
bahwa
pemerintah
melaksanakan
untuk
proses
semakin aktif para
guru
23
dalam mengikuti kegiatan MGMP, maka kinerjanya akan semakin
meningkat,
dalam
arti
efektif,
lebih
proses
yang
pada
belajar-mengajar
akhirnya
akan
berjalan
meningkatkan
kualitas para lulusan dari sekolah yang bersangkutan.
Dalam
paradigma
gambaran dan
penelitian
jalan pikiran
ini
yang
diuraikan
mengenai
ditempuh dalam penelitian
berdasarkan
permasalahan dan tujuan penelitian
yang telah
dirumuskan.
Kerangka ini menunjukkan:
bahwa guru
merupakan
ujung
mengajar,
karena
kemampuannya
tombak
itu
agar
terlaksananya
guru
proses
Pertama,
harus
proses
senantiasa
belajar-mengajar
belajar-
meningkatkan
dapat
berjalan
lebih efektif. Kedua, salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh
guru
kepala
kegiatan
untuk
meningkatkan
sekolah
MGMP.
yaitu
kemampuannya
melalui
Ketiga,
partisipasi
melalui
MGMP
guru
tambahan pengetahuan mengenai;
materi,
yang
peningkatan
sangat
diperlukan
belajar-mengajar.
untuk
Selain
itu
dengan
aktifnya
akan
media,
dalam MGMP
dukungan
dalam
memperoleh
dan evaluasi
kualitas
juga akan
proses
dibahas
mengenai berbagai hal atau permasalahan yang ditemukan para
guru
di
peserta
dalam
sekolahnya
pemecahannya
pelaksanaan
masing-masing,
(solusinya).
proses
belajar-mengajarnya
untuk
kemudian
Selanjutnya
para
dicarikan
peserta
mencari kesepakatan untuk melakukan upaya perbaikan.
demikian
diharapkan
kegiatan
MGMP
ini
benar-benar
MGMP
Dengan
dapat
24
meningkatkan
mengikutinya,
kinerja
para
guru
mata
pelajaran
yang
aktif
dalam melaksanakan proses belajar-mengajar di
sekolahnya masing-masing.
*t*DIfi/+
BAB
III
METODE PENELITIAN
Pada Bab
terdiri
atas
penelitian,
tingkat
III
ini dikemukakan metode penelitian yang
:
metode
teknik
penelitian,
lokasi
dan
subyek
pengumpulan dan pengolahan data
pengujian
validitas
data
sehingga
serta
dicapai
signifikansi data.
A.
Metode Penelitian
Metode
yang
dignakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metode deskriptif analitis kualitatif. Dikatakan deskriptif
karena
penelitian
ini
dilakukan
dengan
maksud
mendapatkan jawaban permasalahan yang diajukan
untuk
secara apa
adanya sekarang tanpa mempersoalkan keadaan sebelum ataupun
sesudahnya, yaitu tentang unjuk kerja para guru yang aktif
mengikuti
Bertalian
kegiatan
dengan
MGMP
dalam
penelitian
proses
deskriptif
belajar-mengajar.
Winarno
Surakhmad
(1982 : 139) menyatakan sebagai berikut:
Pada
umumnya
penyelidikan
persamaan
deskriptif
sifat
ini
dari
ialah
segala
bentuk
menuturkan
dan
menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi
yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan sikap
yang nampak atau tentang sesuatu proses yang sedang
berlangsung,
yang
muncul,
pengaruh yang
kecenderungan
yang meruncing,
sedang bekerja,
yang
dan sebagainya.
nampak,
keinginan
pertentangan
54
Adapun
ciri-ciri
penelitian
deskriptif
menurut
Winarno Surakhmad (1982) adalah sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada
pada masa sekarang,
dada masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan
kemudian dianalisis.
Penelitian
ini
tidak
hanya
berusaha
secara mendalam (thick description)
mengikuti
tetapi
kegiatan
juga
mempengaruhi
para guru
metode
MGMP
dalam
menganalisis
tinggi
tersebut.
deskriptif
rendahnya
mendeskripsikan
kinerja guru yang aktif
proses
belajar-mengajar,
faktor-faktor
atau baik
tidaknya
Karena itu penelitian
analitik.
Dengan
yang
yang
kinerja
ini menggunakan
menggunakan
analisis
maka proses pengumpulan data dan penyajian hasil penelitian
tidak hanya bertumpu pada hal-hal yang tampak dipermukaan
saja,
tetapi
juga
melihat
faktor-faktor
yang
melatar
belakangi kualitas unjuk kerja dimaksud.
Dalam
deskripsi
diteliti,
aspek
penelitian
mengenai
kegiatan
peneliti
atau
mengumpulkan
perilaku
subyek
data
yang
baik persepsinya maupun pendapatnya serta aspek-
lain yang
wawancara,
ini,
relevan
yang
diperoleh melalui
observasi, dan studi dokumentasi.
ini biasanya
menghadapi
kesulitan
bila
kegiatan
Uraian seperti
ditangani
melalui
prosedur statistik, berbeda dengan melalui prosedur metode
55
kualitatif.
Yang dimaksud dengan metode
Bogdan dan Taylor seperti
(2000
: 3)
kualitatif menurut
dikutif oleh Lexy
J.
Moleong
adalah sebagai prosedur dasar penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan
dari
lanjut
orang-orang
ia
berakar
dan
mengemukakan
pada
latar
perilaku
bahwa:
belakang
kualitatif
dan
diamati.
"Penelitian
alamiah
mengandalkan manusia sebagai alat
metode
yang
mengadakan
kualitatif
sebagai
penelitian,
Lebih
kebutuhan
memanfaatkan
analisis
data
secara
induktif"
Lincoln
peneliti
dan
yang
penelitiannya
desebabkan
Guba
menggunakan
bersifat
karena
kemungkinan
(1985:
mengemukakan
pendekatan
"emergent
pada
peneliti
12)
belum
kualitatif,
design".
tahap
awal
memiliki
fokus
penelitian
sambil
disain
Hal
ini
penelitiannya,
gambaran
yang
tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya.
mengembangkan
bahwa
Ia
mengumpulkan
jelas
akan
data.
Demikian pula peneliti kualitatif tidak menghampiri masalah
yang
akan
telah
ditelitinya
dirumuskan
melalui
sebelumnya
pertanyaan
untuk
dicari
penelitian
yang
jawabannya
atau
melalui perumusan hipotesis untuk dibuktikan
Biklen
(1982:
peneliti
kualitatif
ia
memahami
perilaku,
Bogdan
dan
31)
akan
pandangan,
mengemukakan
menaruh
kebenarannya.
bahwa
sebagai
perhatiannya
persepsi,
sikap
dan
untuk
lain-
56
lainnya berdasarkan pandangan subyek yang diteliti sendiri.
Oleh karena itu, peneliti kualitatif mengumpulkan datanya
melalui
kontak
langsung dengan
subyek
yang
diteliti
di
tempat mereka melakukan kegiatan sehari-hari.
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah karakteristik
yang membedakannya dengan penelitian
dan
Biklen
(1987:
27-28)
kuantitatif.
mengemukakan
Bogdan
beberapa
karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut:
(1)
Qualitative research has the natural setting as direct
source of data and the researcher is the key
(2)
Qualitative reserch is descriptive.
(3)
Qualitative
instrument.
researchers
are
concerned with
process
rather than simply with outcomes or products.
(4)
Qualitative
researchers
tend
to
analyze
their
data
inductively.
(5)
Meaning is of essential
concern
to the qualitative
approach.
Karakteristik-karakteristik tersebut di atas menjiwai
penelitian
Karakteristik
ini.
pertama,
peneliti
sebagai
instrumen utama mendatangi sendiri secara langsung sumber
datanya. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari fenomena
sebagaimana aslinya yang tampak dan terjadi di
Karakteristik
dikumpulkan
kata-kata
kedua,
dalam
dari
berupa uraian.
mengimplikasikan
penelitian
ini
pada angka-angka.
bahwa
cenderung
Jadi
hasil
lapangan.
data
dalam
yang
bentuk
analisisnya
Karakteristik ketiga, keempat, dan kelima,
menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif lebih memfokuskan
57
kepada
proses
dari
pada
hasil,
dan
melalui
induktif peneliti mengungkapkan makna dari
analisis
keadaan yang
diamatinya itu.
Karena menggunakan metode penelitian kualitatif,
penelitian
ini
tidak
mencari
kebenaran
mutlak,
maka
karena
mengakui adanya dunia luar yang tidak dapat dikenal dengan
mutlak,
melainkan tergantung pada dunia realitas
menurut
pandangan
dan
konsensus
informan
dan
empirik
masyarakat
ilmuwan. Penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar dan
mengutamakan
data
yang
bersifat
kualitatif.
Kajian
bermaksud untuk memahami makna suatu kejadian dan mengamati
perilaku
sasaran
peneliti
berinteraksi
budaya
dan
Peneliti
penelitian
tafsiran
lebih
dalam
lingkungan
hidupnya,
dengan
mereka,
berusaha
mereka
tentang
dunia
bersifat
induktif,
memahami
sekitarnya.
artinya
berusaha
menemukan teori berdasarkan data dan terbuka bagi penemuan
baru (lihat : Nasution,
Penelitian
tetapi
suatu
1988).
ini bukan
juga belajar dari
peristiwa,
yaitu
hanya mempelajari
orang
unjuk
orang
lain,
lain untuk memahami
makna
kerja
para
guru,
menurut
pandangan hidup mereka sendiri. Hal ini didasari pada suatu
asumsi bahwa para guru yang dijadikan
ini
mengetahui
fenomena
dan
kehidupan
cepat
mereka.
menangkap
Dan
sasaran penelitian
makna
mereka
akan
tentang
dengan
suatu
baik
58
menjelaskan makna tentang fenomena menyangkut kehidupannya
jika orang lain memintanya dengan wajar.
B.
Sumber Data Penelitian
1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto
adalah
keseluruhan
(1989)
subyek
mengatakan bahwa,
penelitian.
populasi
Populasi
dalam
penelitian ini adalah semua pihak baik manusia maupun non
manusia
(dokumentasi,
simbol-simbol,
lingkungan hidup lainnya)
peralatan
kerja,
dan
yang dipandang dapat memberikan
data yang berhubungan dengan kinerja para guru yang aktif
mengikuti
garis
MGMP
dalam
proses
belajar-mengajarnya.
besar manusia yang menjadi
Secara
populasi penelitian
ini
adalah:
(1) para guru PPKn SMU Negeri di Kabupaten Bandung
peserta
MGMP,
Bandung,
(3)
(2)
para
para
Kepala
SMU
Negeri
petugas perpustakaan,
dan
di
(4)
Kabupaten
siswa
SMU
Negeri Kabupaten Bandung.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar
diamati.
(1983),
Sedangkan
Sebagaimana
sampel
yang
adalah
dikatakan
sebagian
menurut Moleong
(2000)
oleh
individu
sampel
Sutrisno
yang
Hadi
diamati.
yang dimaksudkan
59
dalam
penelitian
bersifat
informan,
yaitu
orang
yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.
Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel bertujuan
(purposive sampling),
dengan ciri-ciri
(1)
yang muncul
rancangan
sampel
atau ditarik terlebih dahulu,
berurutan,
(3)
(2)
sebagai berikut
tidak dapat
:
ditentukan
penentuan sampel secara
penyesuaian berkelanjutan dari sampel,
dan
(4) pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan.
Pemilihan
tenaga guru sebagai sumber
dengan jalan : responden (informan)
dari
padanya
menunjukkan
informasi,
orang
dan
menunjukkan
(snow
banyak
oleh
lain
suatu
maka
sedangkan
orang
tertentu.
lain
Jika
pihak,
data,
yang terpilih setelah
kemudian
yang
kiranya
kemudian responden baru
orang
ball).
individu;
digali
dan
sumber
data
jika suatu
tertentu,
maka
diminta
dapat
secara
untuk
berurutan
dapat
diperoleh
dari
adalah
kelompok
atau
informasi
sumber
untuk
memberikan
itu diminta
seterusnya
informasi
data dilakukan
data
hanya diketahui
adalah
individu
Secara demikian maka penentuan sampel penelitian
ini menggunakan teknik "bola salju" atau snowball sampling
technique (Bogdan & Biklen, 1982 ; Moleong, 2000).
Pada
ditentukan
prinsipnya,
sampel
oleh banyaknya
dalam
(jumlah)
penelitian
informan,
ini
tidak
tetapi
yang
60
dipentingkan
informasi
adalah
yang
sampel
dibutuhkan
dapat
secara
memberikan
mendalam
segenap
sesuai
dengan
sasaran penelitian.
Dalam penelitian kualitatif pengambilan
sampel
di
yang
besar
diperlukan.
menggali
Karena
samping
yang
tidak
efektif
dipentingkan
juga
tidak
peneliti
dapat
data dari sampel secara mendalam dengan berbagai
cara. Bahkan peneliti diharapkan dapat tinggal dalam waktu
yang cukup lama dengan orang-orang yang ditelitinya.
3. Data yang Diperlukan
Data
yang
diperlukan • dalam
penelitian
ini
sesuai
dengan fokus penelitian antara lain:
Bidang manajemen, MGMP, meliputi data tentang bagaimana
pelaksanaan
kegiatan
(b)pengorganisasian,
MGMP
dalam
hal
(c)pelaksanaan,
(a)
dan
perencanaan,
(d)
evaluasi
kegiatannya.
Bidang
kinerja
penguasaan
guru
kurikulum
peserta
bidang
materi,
MGMP
studi,
(b)
meliputi
dalam
data
tentang
hal
(a)
mengkaji
mengkaji
isi
buku-buku
bidang studi yang bersangkutan,
(c)
bahan
teks
melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang
bersangkutan,
mempelajari
(d)
aplikasi
mempelajari
bidang
ilmu
ilmu
yang
relevan,
ke dalam ilmu
lain,
(f) mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.
(e)
dan
61
Bidang penggunaan Media/Sumber, meliputi data tentang
kinerja guru peserta MGMP dalam hal (a) mempelajari macammacam media pendidikan,
media
(e)
(d)
berlatih
merawat
mengenali
mempelajari kriteria pemilihan
(c)
pendidikan,
pendidikan,
(b)
bahan-bahan
perpustakaan,
kepustakaan,
(h)
kepustakaan,
(I)
kepustakaan,
dan
media
alat-alat bantu belajar-mengajar,
yang
tersedia
sekolah untuk membuat alat bantu,
fungsi
menggunakan
(g)
berlatih
lingkungan
mempelajari fungsi-
mempelajari
macam-macam
sumber
menggunakan
macam-macam
sumber
pemilihan
sumber
mempelajari
(j)
(f)
di
kriteria
berlatih
menilai
sumber-sumber
kepustakaan.
Bidang
penilaian
prestasi
siswa
untuk
kepentingan
pengajaran, meliputi data tentang kinerja guru peserta MGMP
dalam
(a)
mempelajari
fungsi
penilaian,
(b)
mempelajari
bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian,
menyusun
teknik
kriteria
pemilihan
berlatih
penilaian,
menilai
prosedur
teknik
menggunakan
(f)berlatih
untuk
dan
mengelola
(g)
berlatih
perbaikan
teknik
proses
dan
dan
teknik
dan
penilaian,
(d)
prosedur
dan
berlatih
mempelajari
penilaian,
prosedur
hasil-hasil
belajar-mengajar,
penilaian,
menilai efektivitas program pengajaran.
dan
(e)
penilaian,
menginterpretasikan
menggunakan
prosedur
(c)
(h)
(i)
hasil
penilaian
berlatih
berlatih
62
C. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, prosedur pengumpulan data
tidak memiliki
fokus
suatu pola
yang
pasti,
penelitian dapat mengalami
sebab
disain
serta
perubahan yang bersifat
"emergent", akan tetapi untuk mempermudah pengumpulan data,
peneliti
(1988)
prosedur
seperti
yang
dikemukakan
dan Subino (1988), yaitu : (1)
oleh
Nasution
tahap orientasi,
(2)
tahap eksplorasi, dan (3) tahap member check.
1. Tahap Orientasi
Pada
tahap
menentukan
orientasi,
permasalahan
kegiatan
yang
utama
terjadi
ditujukan
di. lapangan.
untuk
Hal-hal
yang dilakukan dalam kepentingan ini adalah :
a.
Melakukan
yang
pra
survey
terjadi
meningkatkan
dalam
dengan
proses
kemampuan
guru
mengamati
MGMP
di
berbagai
sebagai
beberapa
gejala
upaya
SMU
untuk
Negeri
di
Kabupaten Bandung.
b.
Memilih
dan
lokasi
mencari
penelitian
tingkat
untuk memudahkan
permasalahan
yang
pelaksanaan
paling
menarik
untuk diteliti.
c.
Menyusun rancangan penelitian sebagai salah satu langkah
awal persiapan menghadapi seminar desain.
63
d.
Menentukan
tenaga
bantuan
dari
tenaga
pengajar
atau
pihak lain yang dianggap proporsional.
e.
Menyiapkan
perlengkapan
penelitian,
dokumen
alat
lain
bantu
penelitian,
abservasi,
seperti
seperti
pedoman
pedoman wawancara
perekam
(tape
serta
recorder)
dan
kamera.
f.
Mengurus perizinan untuk mengadakan penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada
tahap
kinerja
guru
ini
prosedur
peserta
belajar-mengajar,
MGMP
dilakukan
pengumpulan
dalam
data
tentang
melaksanakan
sesuai
dengan
proses
ketentuan
pembimbing. Kegiatan inti yang dilakukan meliputi :
a.
Mengumpulkan
dasar
dan
kebijakan
pelaksanaan
kegiatan
MGMP.
b.
Mengobservasi
pelaksanaan
kegiatan
proses
belajar-
mengajar yang dilakukan oleh guru peserta MGMP,
mengenai
hal-hal
yang
yang
berkaitan
terutama
langsung
dengan
tujuan MGMP.
c.
Melakukan
wawancara
situasi
alami.
apabila
seluruh
dengan
Kegiatan
data
subyek
wawancara
dan
dianggap telah cukup lengkap.
penelitian
ini
informasi
akan
yang
dalam
berakhir
dibutuhkan
64
3. Tahap Member Check
Dalam tahap ini semua data dan informasi yang telah
dikumpulkan
di
cek
ulang
(trianggulasi) ,
guna
melihat
sejauh mana kelengkapan atau kesempurnaan serta validitas
data diperoleh. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini meliputi :
a.
Mengecek
ulang
bersumber
data
dari
yang
dokumen
sudah
terkumpul,
maupun
baik
yang
hasil
pengamatan
ulang
kepada
dan
wawancara.
b.
Meminta
data
penelitian
tersebut
dengan
dan
jika
belum
informasi
ternyata
lengkap.
wawancara
data
Proses
langsung
atau
yang
subyek
telah
terkumpul
pengumpulan
dilakukan
melalui
telepon
dan
sarana lainnya.
c.
Meminta
penjelasan
holders)
tentang
pada
pihak-pihak
implementasi
terkait
pembinaan
(stake
kemampuan
profesional guru, terutama kepada kepala sekolah.
Untuk
peneliti
efektivnya
membuat
pelaksanaan
kisi-kisi
untuk
pengumpulan
dijadikan
sebagaimana tabel pada halaman berikut ini.
data,
pedoman
KISI-KISI PENELITIAN
NO
DATA
YANG DIPERLUKAN
TEKNIK
SUMBER DATA
PENGUMPULAN
DATA
III
IV
Kinerja guru dalam bidang
penguasaan materi
a.
Mengkaji bahan kurikulum bidang
Kep. Sekolah, Guru
studi
Mengkaji isi buku-buku teks
Kep. Sekolah, Guru
bidang studi yang bersangkutan
Melaksanakan kegiatan-kegiatan
Kep. Sekolah, Guru
yang disarankan dalam kurikulum
bidang studi yang bersangkutan
Mempelajari ilmu yang relevan
Mempelajari aplikasi bidang ilmu
ke dalam bidang ilmu lain
Mempelajari cara menilai
kurikulum bidang studi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Kep. Sekolah, Guru
Ke
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU
DALAM MELAKSANAKAN
PROSES BELAJAR-MENGAJAR
(Studi pada Guru PPKn di Sekolah Menengah Umum Negeri di Wilayah
Kabupaten Bandung)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
^DI^//r
Disusun oleh :
O. YOYO WIJAYA
NIM.: 999.484
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001
LEMBAR PERSETUJUAN
DISETUJUI DAN DISYAKKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Moch Idochi Anwar
NIP. 130 256 639
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA.
NIP. 130 321 112
PERSETUJUAN KETUA PROGRAM
DISETUJUI OLEH
KETUA PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKANa ir
INDONESIA
Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsyddih Makniun, M.A.
NIP 130 188 292
ABSTRAK
„ , . TCSIS IP1 VwarinHnl
Peran Penyelenggaraan Kegiatati Musyaw&rak Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dalam Upaya Peningkaian Kinerja Guru dalam Melaksanakan
•*• *"J»U
»»A1
WWII V4V4-V1..1
.roses Bclajar Mengajar (Studi pada guru PPKn di SMU Negeri di Wilayah
fSXff*Bandun^' Fckus Peaciitiannya adaiah: Bagaimana profil kinerja manajcrncn
»«j„~ dan para guru yang telah rnengikuti MGMP dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Adapun yang dibahas berkaitan dengan fokus penelitian meliputi: (l)Persepsi
guru terhadap pcnyclcnggaraan MGMP; (2) Profil kinerja manajcrncn MGMP (3) Profil
kinerja para guru yang telah mengikuti MGMP dalam penguasaan mated pembelajaran"
penguasaan media pembelajaran; dan penguasaan teknik-teknik evaluasi; serta (4)
Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan MGMP tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatifdengan menggunakan data yang ada
untuk memperoleh makna yang rnendalair, Pcngumpulan data dilakukan mclalui studi
~o,cumentasi, vvavvancara dan observasi lapangan tentang keadaan dan performance para
guru serta pengurus MGMP, dan diskusi tentang upaya peningkatan kinerja guru melalui
MGMP. Data tersebut diolah dan dianalisa sclama dan sctclah kurun waktu pcngumpulan
data.
^ Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyelenggaraan kegiatan MGMP dapat
rnernbantu menmgkatkan pengetahuan dan keterampilan para pesertanya. Disamping itu
t^u^
•JUga ^!!iPakan Sarana untuk menyamaka" persepsi tentang mated
pcinuclajaran, mCiubahas masalah-masalah yang dihadapi oleh para guru dalam
melaksanakan tugasnya, kemudian dicarikan solusinya menurut kesepakatan bersama
para peserta
x*™™
pemhtmn Ju^a menunjukkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan kegiatan
JWMP PPKn di Kabupaten Bandung belum tercapai sepenuhnya. Dalam penguasaan
materi pembelajaran para guru masih belum melaksanakan penilaian kurikulum, masih
jarang rnernpelajari disiplin ilmulain apaiagi sampai diaplikasikan kedalam bidang studi
yang dipegangnya. Dalam penggunaan media atau sumber pembelajaran, para guru masih
jarang menggunakan rncdia/sunibcr lain sclain buku teks dan LKS. Demikian juga
mereka masih jarang memanfaatkan sarana perpustakaan. Dalam melaksanakan evaluasi
para guru juga belum sepenuhnya melaksanakan prosedur evaluasi. Masih banyak yang
tidak mclakukan analisis soal, menilai kurang objektif, dan jarang melaksanakan
pengayaan.
Hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP ini
menyangkut rnasalah pendanaan, penjadvvalan, nara sumber dan sikap dari para
pesertanya, dan lemahnya manajemen penyelenggaraan. Walaupun demikian
pcnyclcnggaraan kegiatan MGMP ini rncrupakan sarana yang paling mudah dilaksanakan
dalam upaya menmgkatkan kinerja para guru karena sifatnya yang dari oleh dan untuk
guru.
Kesungguhan dan kreatifitas para pengurus dalam mcnyelcnggarakan kegiatan
MGMP, dengan di dukung manajemen yang baik dan dukungan pihak sekolah dalam
upaya memberdayakan para guru yang telah mengikuti MGMP sert* t«„nrtm,i,on a™
para pesertanya, a^an sangat rnernbantu rneningkatkan kualitas penyelenggaraan dan
hasilnya dari kegiatan MGMP tersebut.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DARI
PEMBIMBING
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
vi
DAFTAR ISI
x
DAFTAR GAMBAR
BAB I
xii
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
BAB
II
1
B.
Permasalahan
C.
D.
E.
F.
Tinjauan dan Manfaat Penelitian . . . . . .12
Penjelasan Konsep
15
Premis dan Kerangka Pemikiran
16
Paradigma Penelitian
21
TINJAUAN
11
PUSTAKA
A.
Konsep Administrasi Pendidikan
B.
Kedudukan
Permasalahan
25
Penelitian Dalam
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ... 29
C. Peranan Guru dalam Proses BelajarMengajar
27
D. Pengaruh Dinamika Kelompok terhadap Kinerja
Guru
E.
.
Pengembangan Kompetensi Guru dalam Proses
Belajar mengajar
38
46
F. MGMP sebagai Sarana untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
G. Penelitian terdahulu yang Relevan ....
BAB
III
METODOLOGI
47
51
PENELITIAN
A.
Metode
B.
Sumber Data
Penelitian
Penelitian
C. Tahap-Tahap Penelitian
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian
E. Pengujian Tingkat Validitas Data
53
58
62
68
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
C. Analisis KKPT (SWOT)
BAB V
78
93
114
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
B. Implikasi
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMP IRAN-LAMP IRAN
115
125
131
13 6
139
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1
Kerangka Pemikiran Penelitian
20
2
Paradigma Penelitian
22
3
Hubungan antara Kebutuhan Motivasi dan Perilaku
42
Stratcgi untuk Memajukan Produktivitas Pekcrja
43
4
Dampak Penyelenggaraan Kegiatan MGMP terhada j^
Peningkatan Kinerja Guru
113
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
memegang
peranan
penting
dalam
mempersiapkan generasi muda yang lebih baik dari generasi
sebelumnya
untuk
meneruskan
kelangsungan
hidup
bangsa.
Sejarah mencatat bahwa tidak ada bangsa yang maju tanpa
didukung oleh keberhasilan pendidikan, khususnya pendidikan
di
sekolah.
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang menyentuh
kebutuhan pokok manusia dan bersifat melekat dalam proses
kehidupannya.
tersebut
Menurut
ditandai
fundamental
yang
Samana
(1999),
dengan
beberapa
artinya
rnernbantu
kegiatan
hal.
pendidikan
Pertama,
menemukan
bersifat
makna
hidup
seseorang. Kedua, perkembangan diri peserta didik hendaknya
meliputi
seluruh daya hidupnya
(aspek kognitif,
afektif,
konatif dan psikomotorik) , secara berangsur-angsur, terpadu
dan
ditingkatkan
seseorang
dari
mutunya.
lahir
Ketiga,
sampai
dengan
perkembangan
dewasa
adalah
diri
tugas
hidup seseorang yang perlu diselesaikan dengan waktu yang
lama,
memerlukan
adanya
konsistensi
sarana penunjang yang memadai.
pendidikan
yang
dialami
Keempat,
setiap
1
arah,
orang
kegiatan,
dan
proses dan hasil
dapat
dipandang
sebagai
investasi
kemanusiaan dan bersifat antisipatif.
Kelima, Pendidikan selalu terjadi dalam relasi sosial dan
dalam situasi sosial yang selalu berubah-ubah,
memiliki
arah
yang
jelas dan
hendaknya
konsisten agar pendidikan
menemukan pendekatan atau metode kerja yang selaras dengan
tujuan serta situasi konkret.
Berdasarkan
bukan
upaya
melainkan
serius,
hal
tersebut
manusia
suatu
kegiatan
terprogram,
senantiasa
yang
bahwa pendidikan
sederhana
yang
dengan
memperhatikan
nampaklah
dan
harus
tujuan
dinamika
asal-asalan,
ditangani
yang
secara
jelas,
masyarakat.
Hal
dan
ini
sesuai dengan pendapat Fattah (2000 ; 1):
"Pada
kenyataannya
pendidikan
bukanlah
suatu
upaya
yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis
dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah
seiring dengan perubahan jaman, setiap saat pendidikan
selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang
menjadi
sasaran
menyangkut
menyangkut
ketidakpuasan
pendidikan
kepentingan semua orang,
bukan hanya
investasi dan kondisi kehidupan di masa
yang akan datang,
dan
karena
suasana
melainkan juga menyangkut kondisi
kehidupan
saat
ini.
Itulah
sebabnya
pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan
dan tuntutan kehidupan masyarakat"
Sebagai
tanggung
jawab
institusi
yang
pendidikan,
besar
sekolah
dalam mencapai
memegang
keberhasilan
pendidikan khusunya pendidikan formal. Eanyaknya pendapat
di masyarakat
yang mengatakan bahwa
kualitas pendidikan
Indonesia masih rendah, lulusan sekolah kejuruan tidak siap
pakai, ditambah dengan menurunnya kualitas moral generasi
muda,
merupakan
tantangan
dan
sekaligus
tanggung
jawab
sekolah untuk mengatasinya.
Sekolah
merupakan
(khususnya pendidikan
wadah
formal)
yang kompleks dan dinamis.
berkumpul
guru
dan
tempat
proses
dilakukan,
pendidikan
memiliki
sistem
Sekolah bukan sekedar tempat
murud,
melaikan
berada
dalam
satu
tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan, oleh karena
itu
sekolah
membutuhkan
adalah
dipandang
sebagai
pengelolaan.
pengelolaan
suatu
Jelasnya,
sumber
daya
pengelolaan
manusia
menghasilkan lulusan berkualitas,
organisasi
yang
yang
sekolah
diharapkan
sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah
diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan
bangsa.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang didisain untuk
dapat
berkontribusi
terhadap
peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat suatu bangsa khususnya dalam bidang pendidikan.
Karena itu maka pemberdayaan berbagai komponen intern dan
ekstern
komponen
dari
sekolah
intern
yang
harus
dioptimalkan.
menjadi
ujung
keberhasilan program sekolah adalah guru.
Salah
tombak
satu
dalam
Peranan
pendidikan
profesional
di
sekolah
maksud
layanan
administrasi,
maka
layanan,
dan
keseluruhan
untuk
perkembangan
tersebut,
mencakup tiga bidang
dalam
diwujudkan
pendidikan yang berupa
Untuk
guru
program
mencapai
tujuan
siswa secara optimal.
peranan
profesional
itu
yaitu layanan instruksional,
layanan
bantuan
sosial-pribadi.
Ketiga bidang layanan itu menjadi tugas pokok seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya.
Layanan
sedangkan
instruksional
layanan
merupakan
merupakan
administrasi
pendukung.
Tugas
tugas
dan
tersebut
utama
layanan
dapat
guru,
bantuan
dijelaskan
sebagai berikut.
Pertama,
menempati
penyelenggaraan proses belajar-mengajar,
porsi
terbesar dari
menuntut guru untuk menguasai
profesi
keguruan.
yang
Tugas
ini
isi atau materi bidang studi
yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi
itu,
kemampuan
perkembangan
sedemikian
dan
mengemas
dan
rupa
tujuan
materi
pendidikan,
sehingga merangsang
mengembangkan
sesuai
materi
itu
dengan
serta
menyajikan
murid untuk
dengan
latar
menguasai
menggunakan
kreativitasnya.
Kedua,
tugas
yang
berhubungan
dengan
dalam mengatasi masalah dalam belajar pada
masalah-masalah
pribadi
yang
akan
rnernbantu
murid
khususnya,
berpengaruh
dan
terhadap
keberhasilan
belajar
belajarnya,
murid
di
Bagaimana
kelas
sangat
sebenarnya
erat
kaitannya
proses
dengan
berbagai masalah di luar kelas yang seringkali ber'sifat
non-akademik.
Masalah
yang
dihadapi
dalam
lingkungan
kehidupan anak perlu dibantu pemecahannya melalui program
bimbingan dan konseling.
Ketiga,
di
samping
kedua
hal
tersebut
guru
harus
memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa peran guru di
dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme
pengelolaan
tersebut
sebagai guru.
untuk
kelancaran
tugas-tugasnya
Di samping itu juga guru harus memahami
bagaimana harus bertindak sesuai dengan etika jabatannya,
dan bagaimana guru bersikap terhadap tugas mengajar serta
dengan personalia pendidikan atau orang-orang di luarnya
yang ikut menentukan keberhasilan tugas mengajarnya. .
Menurut Samana (1999), Guru memiliki tugas yang berat
sekaligus mulia. Agar seorang guru mampu menyumbang jasa
yang memadai dalam rnernbantu perkembangan siswa ke arah
pencapaian serta peningkatan kedewasaannya, guru dituntut
peranannya
sebagai
model
(teladan)
dan
sekaligus
mampu
memberikan bimbingan kepada peserta didik. Hal ini menunjuk
kinerja
guru
yang
bermutu
(profesional),
kinerja
administrator pendidikan yang bermutu, dan kinerja petugas
bimbingan - konseling sekolah yang bermutu.
Sekalipun tugas dan posisi guru amat menentukan dalam
keberhasilan
pendidikan,
dewasa
ini
citra
guru
di
masyarakat tidaklah sehebat tugas dan posisinya tersebut.
Hal ini seperti dikemukakan oleh Tilaar (1999 ; 277) :
"Salah satu komponen yang sangat menentukan di dalam
proses peningkatan kecerdasan bangsa ialah guru. Guru
di dalam sejarah perkembangan bangsa serta perjuangan
revclusi Indonesia telah memegang peranan yang sangat
penting. Profesi guru dewasa ini sedang disoroti tajam
apaiagi memasuki dunia Industri abad 21. Citra guru
sedang menurun, penghargaan terhadap profesi guru oleh
masyarakat
belum
profesional
strategis.
Namun demikian
dengan
sebagai
fungsinya
yang
suatu bangsa
yang
besar yang menghargai profesi guru sebagai pembimbing
pengembangan sumber daya manusia menghadapi masa
depan, maka suara-suara bagi pembinaan profesi guru
sangat menggembirakan akhir-akhir ini.
Berkaitan
dengan hal itu lembaga pembinaan profesi guru yang
kini sedang dalam masa transisi menjadi universitas,
perlu disimak dan disusun begitu rupa agar supaya
merupakan titik mula dari pengembangan citra guru yang
sewajarnya memasuki era reformasi".
Citra guru di masyarakat berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan
aspirasi
(penilaian
serta
terhadap jabatan guru,
berkarya
(performance),
penghargaan)
warga
masyarakat
unjuk kerja para guru yang telah
dan
adanya perubahan persyaratan
jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi.
Dalam
situasi
sosial
apapun,
dinilai oleh warga masyarakat
jabatan
sebagai pemberi
guru
tetap
inspirasi,
penggerak, dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu
bagi sesama, khususnya bagi para siswa agar mereka siap
untuk membangun hidup berserta
dipastikan
bahwa
sumbangannya
guru
bagi
yang
lingkungan
semakin
perkembangan
sosialnya.
bermutu
Dapat
semakin
masyarakatnya.
besar
Guru
yang
bermutu mampu berperan sebagai pemimpin di
antara kelompok
siswanya
ia
dan
juga
diantara
sesamanya,
juga
mampu
berperan sebagai pendukung serta penyebar nilai-nilai
luhur
yang
siswa
diyakininya dan
sekaligus
sebagai
teladan
bagi
serta lingkungan sosialnya. Secara lebih mendasar guru yang
bermutu tersebut juga giat
meningkatkan
kemampuan dirinya
dalam berkarya dan dalam pengabdian sosialnya.
Dalam
berperan
sumber
hal
sebagai
yang
siswanya),
serta
teknis-didaktis,
fasilitator
siap
mampu
efisien,
memberi
membangun
siswa
demi
bermutu
mampu
(sebagai
nara
secara
pengajaran
motivasi
berperan dalam layanan bimbingan,
belajar
yang
pengajaran
konsultasi
mengorganisasi
mampu
guru
terarah
secara
bagi
efektif
siswanya,
mampu
dan sebagai penilai hasil
bimbingan
belajar
siswa
yang
bersangkutan lebih lanjut.
Jabatan
menuntut
guru
yang
peningkatan
berkesinambungan,
keguruannya
inisiatif
perlu
maupun
profesional
-tersebut
keguruan
secara
kecakapan
integritas
selalu
sendiri
bersifat
diri
serta
ditumbuhkembangkan
karena
dorongan
dan
kecakapan
(baik
atau
atas
bantuan
pihak lain yang ikut bertanggung jawab terhadap mutu guru) ,
dan
sekaligus
selaras
dengan
arahan
kode
etik
kerja
keguruannya.
Banyak cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan akademik dan profesional guru dalam melaksanakan
tugasnya,
baik ketika ia masih kuliah sebagai calon guru
maupun setelah ia melaksanakan tugas sebagai guru.
Tugas
pendidikan dan pembinaan calon guru sepenuhnya merupakan
-t-
anggung
(LPTK),
jawab
Lembaga
sedangkan
Pendidikan
pengembangan
dan
Tenaga
Kependidikan
peningkatan
kemampuan
guru setelah ia melaksanakan tugasnya adalah tanggung jawab
semua
pihak
yang
merasa
berkepentingan
dengan
dunia
pendidikan.
Salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
guru
yaitu
memenuhi
melalui
harapan.
oleh Samana
Hal
(1999),
diselenggarakan
penataran,
tersebut
walaupun
seperti
bahwa sejak tahun
yang
belum
dikemukakan
1972 telah banyak
guru
dengan menghabiskan banyak dana, tenaga, dan waktu,
namun
belum
seperti
untuk
hasilnya
mutu
hasilnya
penataran
kemampuan
yang
meningkatkan
kita
harapkan.
Walaupun
demikian kegiatan tersebut tidak boleh dihentikan,
hanya
cara atau metodenya yang harus lebih diperhatikan, sehingga
dapat mencapai tujuan seperti yang kita harapkan. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Tilaar (1999 ; 278):
"Salah
satu
program
yang
sangat
penting
dalam
pembinaan profesi guru ialah penataran guru. Selama
ini kegiatan penataran guru hanya dianggap sebagai
kegiatan
rutin yang hampir tanpa arah.
Pemborosan
telah banyak terjadi oleh karena ketidakadaannya suatu
program menyeluruh mengenai
pembinaan profesi
guru
khususnya penataran. Sebenarnya apabila dilihat dari
segi pengabdian seorang guru di dalam profesinya, maka
pembinaan
pre-service
seorang
guru
relatif
sangat
singkat dibandingkan dengan pembinaan dalam program
penataran. Namun demikian program penataran yang kita
kenal dewasa ini telah merupakan suatu kegiatan rutin
yang menghabiskan waktu dan dana tanpa meningkatkan
kemampuan profesional. Oleh sebab itu suatu program
menyeluruh mengenai
penataran guru telah merupakan
suatu
keharusan
Diantara
guru
yang
Musyawarah
abad 21".
bentuk
upaya
sekarang
peningkatan
sedang
Guru Mata
banyak
Pelajaran
(MGMP)
kemampuan
(mutu)
digalakkan
yang
adalah
diselenggarakan
secara terorganisir dari tingkat nasional sampai ke tingkat
unit
kerja
(sekolah).
MGMP
ini merupakan
salah
satu bentuk
penataran yang dalam pelaksanaannya lebih banyak melibatkan
para
peserta,
penyelesaian
terutama
masalah
dalam
yang
hal
dihadapi
berbagi
informasi
dalam pelaksanaan
dan
tugas
masing-masing.
Ada
beberapa
sebagai
sarana
adanya
kenyataan
penampilan
alasan
dilaksanakannya
untuk meningkatkan
guru
di
dalam
lapangan
kemampuan
yang
melaksanakan
mengajar
sangat
bervariasi
beraneka
ragam.
Kedua,
dan
Kemajuan
kegiatan
guru.
kualifikasi
dan
Pertama,
menunjukkan
kegiatan
MGMP
bahwa
belajar
keguruannya
perkembangan
ilmu
10
pengetahuan dan teknologi menuntut adanya penyesuaian dan
pengembangan pendidikan
teknologi.
Ketiga,
di
sekolah
khususnya dalam. alih
pengaturan mengenai
angka kredit
bagi
jabatan fungsional guru khususnya menuntut kemampuan guru
untuk meningkatkan profesionalisme berkarya dan berprestasi
di
dalam
Keempat,
melaksanakan
tugas
sehari-hari
di
sekolah.
keadaan geografis Indonesia menuntut suatu sistem
komunikasi dan pembinaan profesional guru yang multi media.
Kelima,
peningkatan
kemampuan
profesional
guru
adanya wadah antara lain untuk berkomunikasi,
saling
memberikan
Keenam,
dengan
informasi
dan
bervariasinya tingkat dan
pendidikan serta beratnya misi
diperlukan
meliputi;
koordinasi
usaha
yang
peningkatan
pendalaman
materi,
menuntut
konsultasi,
sesama
guru.
latar belakang
harus
diemban,
maka
antara
lain
kemampuan
penguasaan
sumber/media
belajar, dan penguasaan teknik-teknik evaluasi.
Seperti halnya penataran yang lain, MGMP ini pun tidak
terlepas dari berbagai permasalahan atau hambatan. Hambatan
tersebut
guru
di
antara
lain
sekolah.
menyangkut
Sehingga
pendanaan
sering
dan
terjadi
kehadiran
guru
pergi
penataran untuk meningkatkan kemampuannya, sementara siswa
ditinggalkan,
perlu
untuk
belajar
meneliti,
sendiri.
bagaimana
Karena
kinerja
itulah
para
dipandang
guru
telah mengikuti MGMP dalam melaksanakan tugas PBM-nya.
yang
11
B.
Permasalahan Penelitian.
Memperhatikan
diketengahkan
permasalahan
pada
bagian
latar
sebagaimana
belakang
di
telah
atas,
maka
rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah
Bagaimanakah
profil
kinerja
meningkatkan kinerja guru,
manajemen
MGMP
dalam
:
upaya
dan bagaimana profil guru yang
telah mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam
melaksanakan
kinerja
proses
dimaksud
belajar-mengajar?
maka
akan
diketahui
MGMP dengan peningkatan kinerja
Untuk
menemukan
jawaban
Dengan
diketahui
hubungan
manajemen
guru pesertanya.
dari
masalah
yang
menjadi
fokus penelitian tersebut dirumuskan lagi ke dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah
persepsi
guru
terhadap
penyelenggaraan
kegiatan MGMP?
2.
Bagaimanakah
profil
kinerja
manajemen
MGMP
dalam
yang
telah
upayanya meningkatkan kinerja guru?
3.
Bagaimanakah
profil
kinerja
para
guru
mengikuti MGMP dalam penguasaan materi pelajarannya?
4.
Bagaimanakah
profil
kinerja
para
guru
yang
mengikuti MGMP dalam penguasaan media belajarnya?
telah
12
5.
Bagaimanakah
mengikuti
profil
MGMP
kinerja
dalam
para
guru
yang
penguasaan
telah
teknik-teknik
evaluasinya?
6.
Kendala
apakah
yang
dihadapi
dalam
penyelenggaraan
adalah
kegiatan MGMP?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan
umum
penelitian
ini
dan
menganalisis
profil
mendeskripsikan
MGMP
dalam
upaya
meningkatkan
kinerja
kinerja
guru,
untuk
manajemen
dan
profil
kinerja para guru yang telah mengikuti Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
dapat
(MGMP).
diketahui
Berdasarkan hasil deskripsi
hubungan
manajemen
MGMP
dan analisis
dengan
kinerja
para guru yang telah mengikutinya.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:
a.
Mendeskripsikan dan menganalisis
persepsi
guru terhadap
penyelenggaraan kegiatan MGMP
b.
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
profil
kinerja
manajemen MGMP dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
c.
Mendeskripsikan
guru
yang
dan
menganalisis
telah mengikuti
pengajarannya.
MGMP
profil
kinerja
para
dalam penguasaan materi
13
d.
Mendeskripsikan
guru yang
dan
menganalisis
telah mengikuti
MGMP
profil
kinerja
dalam penguasaan
para
media
belajar.
e.
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
profil
kinerja
para
guru yang telah mengikuti MGMP dalam penguasaan teknikteknik evaluasi.
f.
Mendeskripsikan
dan
menganalisis
kendala
yang
dihadapi
karena
hasilnya
dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian
memiliki
arti
maupun
penting
praktis
penelitian ini
Umum
ini
dan
dilaksanakan
teoritis.
Secara
praktis
hasil
sangat bermanfaat baik bagi Sekolah Menengah
pihak-pihak
yang
terkait
di
luar
Sekolah
Menengah Umum.
a. Bagi Sekolah Menengah Umum (SMU)
Penelitian
ini
berusaha
menaeskripsikan kinerja
MGMP.
sesama
menganalisis
dan
guru yang telah mengikuti kegiatan
Hasilnya tentu sangat bermanfaat bagi pihak sekolah.
Kinerja
oleh
untuk
guru
pihak
telah
sekolah,
guru
pengorbanan
yang
baik
lainnya.
biaya,
mengikuti
waktu
oleh
Sekolah
dan
MGMP
pimpinan
dapat
tenaga
yang
perlu
diketahui
sekolah
maupun
melihat
bahwa
telah
diberikan
14
kepada
para
guru
untuk
mengikuti
kegiatan
MGMP
ternyata
tidak sia-sia.
Apakah harapan sekolah tersebut telah terwujud? Belum
ada hasil penelitian yang mencoba untuk memberikan jawaban.
Penelitian
ini
berusaha
untuk
menyajikan
informasi
yang
kiranya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dimaksud.
b. Bagi pihak yang terkait di luar SMU.
Bagi
instansi
Pendidikan
terkait
di
Propinsi dan Dinas
luar
SMU
seperti
Dinas
Pendidikan Kabupaten,
hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
dalam pembuatan kebijakan untuk penyelenggaraan MGMP baik
tingkat propinsi maupun kabupaten.
Bagi para pengurus MGMP baik tingkat propinsi maupun
kabupaten, hasil penelitian ini sangat berguna sebagai feed
back guna mengetahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi
kegiatan MGMP yang mereka selenggarakan.
c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Secara teoritis hasil penelitian ini sangat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang administrasi
pendidikan, khususnya dalam bidang administrasi personil di
Sekolah
Menengah
Umum.
Tuntutan
tinggi
terhadap
pendidikan
di
masyarakat
Sekolah
yang
semakin
Menengah
Umum
15
mengakibatkan
terus
perlunya
menerus.
penelitian
SMU,
Untuk
sekitar
sehingga
personil
di
pembinaan
itu
masalah
diperlukan
personil,
diharapkan
sekolah
personil
dari
efektif
yang
berbagai
khususnya
aplikasi
menjadi
sekolah
macam
para
guru
administrasi
dan
efisien
dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan Sekolah Menengah Umum.
D.
Penjelasan Konsep
Agar
diberikan
dalam
tidak
penjelasan
penelitian
guru
terjadi
kesalahpahaman,
terhadap
ini.
dalam melaksanakan
konsep
Konsep
PBM,
utama
dimaksud
dan
(2)
maka
berikut
yang
adalah
akan
digunakan
(1)
musyawarah
kinerja
guru
mata
pelajaran (MGMP).
1. Kinerja Guru dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Di
dalam
didefinisikan
(2)
prestasi
Kamus
"kinerja"
yang
Besar
sebagai:
merupakan terjemahan bebas
berarti
(1)
diperlihatkan;
Lembaga Administrasi Negara
yang
Indonesia
prestasi
(LAN,
dari
kerja
1992)
atau
1985:503)
sesuatu yang dicapai;
(3)
kata
(BP,
kemampuan
kerja.
menyatakan,
kinerja
inggris
"performance"
pelaksanaan
kerja
atau
pencapaian kerja atau hasil kerja/penampilan kerja.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja guru
dalam
melaksanakan
PBM
adalah
perilaku
aktual
nyata
atau
16
perilaku yang dapat diamati yang ditampilkan oleh para guru
yang telah mengikuti
kegiatan MGMP dalam pelaksanaan tugas
PBM-nya.
2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP
adalah
forum/wadah
kegiatan
guru
mata
pelajaran
sejenis pada jenjang SLTA untuk memecahkan masalah-masalah
dan penyempurnaan pelaksanaan proses belajar-mengajar yang
meliputi
berbagai
hal
seperti
penguasaan materi pelajaran
perbaikan
metode
menghilangkan
perbedaan
antar guru dan antar wilayah,
penyajian,
penggunaan
media
dan
alat
pengajaran, sistem evaluasi belajar serta hal-hal lain yang
secara langsung atau tidak langsung menunjang terlaksananya
kegiatan
proses
belajar
tersebut merupakan
guru
mengajar.
Kegiatan
dalam
MGMP
satu kesatuan dengan tugas dan profesi
dalam usaha meningkatkan kemampuan
dan keterampilan
untuk menunjang peningkatan kegiatan belajar-mengajar.
E. Premis dan Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengembangan
sebagai
bagian
menghadapi
pendidikan
dari
banyak
sistem
menengah
umum
pendidikan
permasalahan.
Salah
di
Indonesia
nasional
satu
masih
diantaranya
adalam kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Padahal
fungsi guru itu sangat menentukan dalam pencapaian tujuan
17
pembelajaran
yang
akhirnya
menentukan
pencapaian
tujuan
pendidikan.
Mengingat
ditambah
fungsi
tuntutan
guru
yang
masyarakat
demikian
terhadap
menghasilkan lulusan yang lebih baik,
strategis,
sekolah
untuk
maka sekolah dituntut
untuk senantiasa mengembangkan kemampuan para gurunya lewat
berbagai
melalui
cara.
Salah
satu
upaya
yang
dilakukan
adalah
MGMP.
Walaupun MGMP ini merupakan kegiatan yang terkoordinir
mulai
dari
nasional,
yang
tingkat
namun
ditemui,
sanggar
dalam
baik
(rayon)
pelaksanaannya
dari
pihak
Kurangnya
pimpinan
menyebabkan
mengikuti
membagi
MGMP
pengalamannya
pelajaran
terhadap
ini
yang
siswa.
adalah
yang
terkadang
sama.
sekolah
sulit
maupun
tukar
informasi
telah
asumsi
yang
lain
atau
juga dalam mengaplikasikannya
kelas
dengan
pelajaran yang sama.
yang
Begitu
bertambahnya
di
dari
menyampaikan
pengetahuan
dan
dalam hal
pengalaman
sendirinya akan
maupun
rekan
yang mengajar
digunakan
positif pada pelaksanaan tugas-tugasnya,
mengajar
organisasi
guru yang
diperoleh dari MGMP dengan
belajar
kendala
arahan
guru
untuk
tingkat
banyak
dan
seorang
ke
kepada
Nampaknya
dengan
masih
bimbingan
penyelenggaranya.
sekolah
sampai
guru
dalam
berdampak
baik dalam proses
kegiatan
lainnya
yang
saling
mengajar
18
Padahal baik tidaknya kinerja seorang staf dalam suatu
lembaga
dan
oleh tingkat
tidak hanya dipengaruhi
keterampilan
yang mereka miliki.
pengetahuan
Sesuai dengan
teori
perilaku organisasi, maka unjuk kerja manusia organisatoris
(termasuk
dalam
guru)
dirinya
sendiri
ditentukan
maupun
hal-hal
ditentukan
yang
oleh
dari
oleh
luar
menentukan
persepsi,
banyak
faktor
baik
dari
dirinya.
Pada
level
diri
tingkat
sikap,
performansi
nilai-nilai,
kerja, motivasi dan juga dipengaruhi oleh
kerja
kepuasan
lingkungan fisik
guru itu sendiri. Ketersediaan sarana dan prasarana belajar
di
rumah,
lingkungan
kesejahteraan
fisik
yang
hidup
baik
merupakan
secara
dua
langsung
contoh
maupun
tidak
langsung ikut mempengaruhi unjuk kerja seorang guru.
Seorang guru
tetapi
selalu
group).
terlepas
Dengan
dari
di
sekolah
terlibat
dalam
demikian
faktor
maka
dinamika
Dinamika
perilaku
kelompok
perilaku
interpersonal
tidak
hanya
suatu
kelompok
unjuk
(work
juga
tidak
kelompok
ini
anggotanya,
sendiri,
kerja
kerjanya
perilaku
kerja
bekcrja
kerjanya.
ditentukan
tujuan,
nilai,
oleh
dan
kekuatan kelompok.
Akhirnya
perilaku
organisasi
organisasi
dalam
seorang
konteks
guru
(sekolah)
ini
sendiri
juga
tempat
sistem
organisasi,
ditentukan
mereka
dipengaruhi
maka
oleh
perilaku
bekerja.
Perilaku
oleh
banyak
faktor,
19
antara lain; lingkungan internal dan eksternal, komunikasi,
pengembangan organisasi,
manajemen perubahan,
filsafat personil,
manajemen
konflik,
kepemimpinan,
dan
ketersediaan
sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh guru.
Melihat
begitu
banyaknya
variabel
yang
menentukan
kinerja seorang guru, maka diperlukan upaya yang sungguhsungguh
dari
pihak
pimpinan
sekolah
untuk
senantiasa
memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan
keakhlian
yang
diperolehnya
dari
kegiatan
MGMP.
Asumsi
bahwa bertambahnya pengetahuan dan keterampilan akan dengan
sendirinya menghasilkan perbaikan,
dipertahankan,
tanpa
bantuan
dan
tidak selamanya dapat
dukungan
dari
pihak
sekolah.
Berkaitan
kajian
dengan
teoritis
yang
uraian
telah
diatas
serta
peneliti
berdasarkan
lakukan,
maka
dirumuskanlah premis-premis penelitian ini sebagai berikut:
Premis 1. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar secara
umum
dipengaruhi
oleh
faktor
internal
dan
eksternal.
Premis 2.
Faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar mengajar adalah;
dan motivasi.
kemampuan
20
Premis 3. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar mengajar
kepemimpinan,
kelompok
adalah manajemen,
kerja,
sarana
dan
prasarana.
Keseluruhan
divisualisasikan
proses
ke
pelaksanaan
dalam
kerangka
penelitian
pemikiran
ini
penelitian
dapat dilihat dalam gambar berikut.
- Materi
- Media
- Evaluasi
Peningkatan
Mutu SMU
Pengemba
ngan GURU
MGMP
-Membahas permasalahan
-Mencari pemecahan
-Menyepakati upaya
perbaikan
1
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1.
Kemampuan
2.
Motivasi
1. Manajemen
2. Kepemimpinan
3. Kelompok
kerja
4. Sarana dan
Prasarana
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
jika
21
F. Paradigma Penelitian
Penelitian
ini
akan
membahas
Peran
mengenai
penyelenggaraan kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran
(MGMP) terhadap peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
Penelitian ini tergolong dalam penelitian administrasi
sekolah,
khususnya
Administrasi
penggunaan
menyangkut
sekolah merupakan
semua
sumber daya
manajemen
upaya
yang
personil.
untuk memaksimalkan
terdapat
di
sekolah,
sedangkan manajemen personil menyangkut pendayagunaan semua
sumber daya
manusia
yang
terdapat
di
sekolah
tersebut.
Dalam penelitian ini tidak semua personil di sekolah yang
menjadi subyek penelitian, melainkan 'personil yang diteliti
hanya meliputi; guru peserta MGMP dan pimpinan sekolah.
Adapun paradigma penelitian berdasarkan uraian di atas
dapat diperagakan sebagai berikut:
22
Administrasi
Pendidikan
Administrasi
Sekolah
Manajemen Sekolah
Perilaku Organisasi
Optimalisasi pelaksanaan tugas dan peran guru
untuk meningkatkan kualitas PBM melalui MGMP
J
Dengan keterhubungan sbb.
Gambar 2 Paradigma Penelitian.
MGMP
merupakan
meningkatkan
kinerja
belajar-mengajar.
salah
para
satu
guru
Diharapkan
upaya
dalam
bahwa
pemerintah
melaksanakan
untuk
proses
semakin aktif para
guru
23
dalam mengikuti kegiatan MGMP, maka kinerjanya akan semakin
meningkat,
dalam
arti
efektif,
lebih
proses
yang
pada
belajar-mengajar
akhirnya
akan
berjalan
meningkatkan
kualitas para lulusan dari sekolah yang bersangkutan.
Dalam
paradigma
gambaran dan
penelitian
jalan pikiran
ini
yang
diuraikan
mengenai
ditempuh dalam penelitian
berdasarkan
permasalahan dan tujuan penelitian
yang telah
dirumuskan.
Kerangka ini menunjukkan:
bahwa guru
merupakan
ujung
mengajar,
karena
kemampuannya
tombak
itu
agar
terlaksananya
guru
proses
Pertama,
harus
proses
senantiasa
belajar-mengajar
belajar-
meningkatkan
dapat
berjalan
lebih efektif. Kedua, salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh
guru
kepala
kegiatan
untuk
meningkatkan
sekolah
MGMP.
yaitu
kemampuannya
melalui
Ketiga,
partisipasi
melalui
MGMP
guru
tambahan pengetahuan mengenai;
materi,
yang
peningkatan
sangat
diperlukan
belajar-mengajar.
untuk
Selain
itu
dengan
aktifnya
akan
media,
dalam MGMP
dukungan
dalam
memperoleh
dan evaluasi
kualitas
juga akan
proses
dibahas
mengenai berbagai hal atau permasalahan yang ditemukan para
guru
di
peserta
dalam
sekolahnya
pemecahannya
pelaksanaan
masing-masing,
(solusinya).
proses
belajar-mengajarnya
untuk
kemudian
Selanjutnya
para
dicarikan
peserta
mencari kesepakatan untuk melakukan upaya perbaikan.
demikian
diharapkan
kegiatan
MGMP
ini
benar-benar
MGMP
Dengan
dapat
24
meningkatkan
mengikutinya,
kinerja
para
guru
mata
pelajaran
yang
aktif
dalam melaksanakan proses belajar-mengajar di
sekolahnya masing-masing.
*t*DIfi/+
BAB
III
METODE PENELITIAN
Pada Bab
terdiri
atas
penelitian,
tingkat
III
ini dikemukakan metode penelitian yang
:
metode
teknik
penelitian,
lokasi
dan
subyek
pengumpulan dan pengolahan data
pengujian
validitas
data
sehingga
serta
dicapai
signifikansi data.
A.
Metode Penelitian
Metode
yang
dignakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metode deskriptif analitis kualitatif. Dikatakan deskriptif
karena
penelitian
ini
dilakukan
dengan
maksud
mendapatkan jawaban permasalahan yang diajukan
untuk
secara apa
adanya sekarang tanpa mempersoalkan keadaan sebelum ataupun
sesudahnya, yaitu tentang unjuk kerja para guru yang aktif
mengikuti
Bertalian
kegiatan
dengan
MGMP
dalam
penelitian
proses
deskriptif
belajar-mengajar.
Winarno
Surakhmad
(1982 : 139) menyatakan sebagai berikut:
Pada
umumnya
penyelidikan
persamaan
deskriptif
sifat
ini
dari
ialah
segala
bentuk
menuturkan
dan
menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi
yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan sikap
yang nampak atau tentang sesuatu proses yang sedang
berlangsung,
yang
muncul,
pengaruh yang
kecenderungan
yang meruncing,
sedang bekerja,
yang
dan sebagainya.
nampak,
keinginan
pertentangan
54
Adapun
ciri-ciri
penelitian
deskriptif
menurut
Winarno Surakhmad (1982) adalah sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada
pada masa sekarang,
dada masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan
kemudian dianalisis.
Penelitian
ini
tidak
hanya
berusaha
secara mendalam (thick description)
mengikuti
tetapi
kegiatan
juga
mempengaruhi
para guru
metode
MGMP
dalam
menganalisis
tinggi
tersebut.
deskriptif
rendahnya
mendeskripsikan
kinerja guru yang aktif
proses
belajar-mengajar,
faktor-faktor
atau baik
tidaknya
Karena itu penelitian
analitik.
Dengan
yang
yang
kinerja
ini menggunakan
menggunakan
analisis
maka proses pengumpulan data dan penyajian hasil penelitian
tidak hanya bertumpu pada hal-hal yang tampak dipermukaan
saja,
tetapi
juga
melihat
faktor-faktor
yang
melatar
belakangi kualitas unjuk kerja dimaksud.
Dalam
deskripsi
diteliti,
aspek
penelitian
mengenai
kegiatan
peneliti
atau
mengumpulkan
perilaku
subyek
data
yang
baik persepsinya maupun pendapatnya serta aspek-
lain yang
wawancara,
ini,
relevan
yang
diperoleh melalui
observasi, dan studi dokumentasi.
ini biasanya
menghadapi
kesulitan
bila
kegiatan
Uraian seperti
ditangani
melalui
prosedur statistik, berbeda dengan melalui prosedur metode
55
kualitatif.
Yang dimaksud dengan metode
Bogdan dan Taylor seperti
(2000
: 3)
kualitatif menurut
dikutif oleh Lexy
J.
Moleong
adalah sebagai prosedur dasar penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan
dari
lanjut
orang-orang
ia
berakar
dan
mengemukakan
pada
latar
perilaku
bahwa:
belakang
kualitatif
dan
diamati.
"Penelitian
alamiah
mengandalkan manusia sebagai alat
metode
yang
mengadakan
kualitatif
sebagai
penelitian,
Lebih
kebutuhan
memanfaatkan
analisis
data
secara
induktif"
Lincoln
peneliti
dan
yang
penelitiannya
desebabkan
Guba
menggunakan
bersifat
karena
kemungkinan
(1985:
mengemukakan
pendekatan
"emergent
pada
peneliti
12)
belum
kualitatif,
design".
tahap
awal
memiliki
fokus
penelitian
sambil
disain
Hal
ini
penelitiannya,
gambaran
yang
tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya.
mengembangkan
bahwa
Ia
mengumpulkan
jelas
akan
data.
Demikian pula peneliti kualitatif tidak menghampiri masalah
yang
akan
telah
ditelitinya
dirumuskan
melalui
sebelumnya
pertanyaan
untuk
dicari
penelitian
yang
jawabannya
atau
melalui perumusan hipotesis untuk dibuktikan
Biklen
(1982:
peneliti
kualitatif
ia
memahami
perilaku,
Bogdan
dan
31)
akan
pandangan,
mengemukakan
menaruh
kebenarannya.
bahwa
sebagai
perhatiannya
persepsi,
sikap
dan
untuk
lain-
56
lainnya berdasarkan pandangan subyek yang diteliti sendiri.
Oleh karena itu, peneliti kualitatif mengumpulkan datanya
melalui
kontak
langsung dengan
subyek
yang
diteliti
di
tempat mereka melakukan kegiatan sehari-hari.
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah karakteristik
yang membedakannya dengan penelitian
dan
Biklen
(1987:
27-28)
kuantitatif.
mengemukakan
Bogdan
beberapa
karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut:
(1)
Qualitative research has the natural setting as direct
source of data and the researcher is the key
(2)
Qualitative reserch is descriptive.
(3)
Qualitative
instrument.
researchers
are
concerned with
process
rather than simply with outcomes or products.
(4)
Qualitative
researchers
tend
to
analyze
their
data
inductively.
(5)
Meaning is of essential
concern
to the qualitative
approach.
Karakteristik-karakteristik tersebut di atas menjiwai
penelitian
Karakteristik
ini.
pertama,
peneliti
sebagai
instrumen utama mendatangi sendiri secara langsung sumber
datanya. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari fenomena
sebagaimana aslinya yang tampak dan terjadi di
Karakteristik
dikumpulkan
kata-kata
kedua,
dalam
dari
berupa uraian.
mengimplikasikan
penelitian
ini
pada angka-angka.
bahwa
cenderung
Jadi
hasil
lapangan.
data
dalam
yang
bentuk
analisisnya
Karakteristik ketiga, keempat, dan kelima,
menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif lebih memfokuskan
57
kepada
proses
dari
pada
hasil,
dan
melalui
induktif peneliti mengungkapkan makna dari
analisis
keadaan yang
diamatinya itu.
Karena menggunakan metode penelitian kualitatif,
penelitian
ini
tidak
mencari
kebenaran
mutlak,
maka
karena
mengakui adanya dunia luar yang tidak dapat dikenal dengan
mutlak,
melainkan tergantung pada dunia realitas
menurut
pandangan
dan
konsensus
informan
dan
empirik
masyarakat
ilmuwan. Penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar dan
mengutamakan
data
yang
bersifat
kualitatif.
Kajian
bermaksud untuk memahami makna suatu kejadian dan mengamati
perilaku
sasaran
peneliti
berinteraksi
budaya
dan
Peneliti
penelitian
tafsiran
lebih
dalam
lingkungan
hidupnya,
dengan
mereka,
berusaha
mereka
tentang
dunia
bersifat
induktif,
memahami
sekitarnya.
artinya
berusaha
menemukan teori berdasarkan data dan terbuka bagi penemuan
baru (lihat : Nasution,
Penelitian
tetapi
suatu
1988).
ini bukan
juga belajar dari
peristiwa,
yaitu
hanya mempelajari
orang
unjuk
orang
lain,
lain untuk memahami
makna
kerja
para
guru,
menurut
pandangan hidup mereka sendiri. Hal ini didasari pada suatu
asumsi bahwa para guru yang dijadikan
ini
mengetahui
fenomena
dan
kehidupan
cepat
mereka.
menangkap
Dan
sasaran penelitian
makna
mereka
akan
tentang
dengan
suatu
baik
58
menjelaskan makna tentang fenomena menyangkut kehidupannya
jika orang lain memintanya dengan wajar.
B.
Sumber Data Penelitian
1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto
adalah
keseluruhan
(1989)
subyek
mengatakan bahwa,
penelitian.
populasi
Populasi
dalam
penelitian ini adalah semua pihak baik manusia maupun non
manusia
(dokumentasi,
simbol-simbol,
lingkungan hidup lainnya)
peralatan
kerja,
dan
yang dipandang dapat memberikan
data yang berhubungan dengan kinerja para guru yang aktif
mengikuti
garis
MGMP
dalam
proses
belajar-mengajarnya.
besar manusia yang menjadi
Secara
populasi penelitian
ini
adalah:
(1) para guru PPKn SMU Negeri di Kabupaten Bandung
peserta
MGMP,
Bandung,
(3)
(2)
para
para
Kepala
SMU
Negeri
petugas perpustakaan,
dan
di
(4)
Kabupaten
siswa
SMU
Negeri Kabupaten Bandung.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar
diamati.
(1983),
Sedangkan
Sebagaimana
sampel
yang
adalah
dikatakan
sebagian
menurut Moleong
(2000)
oleh
individu
sampel
Sutrisno
yang
Hadi
diamati.
yang dimaksudkan
59
dalam
penelitian
bersifat
informan,
yaitu
orang
yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.
Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel bertujuan
(purposive sampling),
dengan ciri-ciri
(1)
yang muncul
rancangan
sampel
atau ditarik terlebih dahulu,
berurutan,
(3)
(2)
sebagai berikut
tidak dapat
:
ditentukan
penentuan sampel secara
penyesuaian berkelanjutan dari sampel,
dan
(4) pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan.
Pemilihan
tenaga guru sebagai sumber
dengan jalan : responden (informan)
dari
padanya
menunjukkan
informasi,
orang
dan
menunjukkan
(snow
banyak
oleh
lain
suatu
maka
sedangkan
orang
tertentu.
lain
Jika
pihak,
data,
yang terpilih setelah
kemudian
yang
kiranya
kemudian responden baru
orang
ball).
individu;
digali
dan
sumber
data
jika suatu
tertentu,
maka
diminta
dapat
secara
untuk
berurutan
dapat
diperoleh
dari
adalah
kelompok
atau
informasi
sumber
untuk
memberikan
itu diminta
seterusnya
informasi
data dilakukan
data
hanya diketahui
adalah
individu
Secara demikian maka penentuan sampel penelitian
ini menggunakan teknik "bola salju" atau snowball sampling
technique (Bogdan & Biklen, 1982 ; Moleong, 2000).
Pada
ditentukan
prinsipnya,
sampel
oleh banyaknya
dalam
(jumlah)
penelitian
informan,
ini
tidak
tetapi
yang
60
dipentingkan
informasi
adalah
yang
sampel
dibutuhkan
dapat
secara
memberikan
mendalam
segenap
sesuai
dengan
sasaran penelitian.
Dalam penelitian kualitatif pengambilan
sampel
di
yang
besar
diperlukan.
menggali
Karena
samping
yang
tidak
efektif
dipentingkan
juga
tidak
peneliti
dapat
data dari sampel secara mendalam dengan berbagai
cara. Bahkan peneliti diharapkan dapat tinggal dalam waktu
yang cukup lama dengan orang-orang yang ditelitinya.
3. Data yang Diperlukan
Data
yang
diperlukan • dalam
penelitian
ini
sesuai
dengan fokus penelitian antara lain:
Bidang manajemen, MGMP, meliputi data tentang bagaimana
pelaksanaan
kegiatan
(b)pengorganisasian,
MGMP
dalam
hal
(c)pelaksanaan,
(a)
dan
perencanaan,
(d)
evaluasi
kegiatannya.
Bidang
kinerja
penguasaan
guru
kurikulum
peserta
bidang
materi,
MGMP
studi,
(b)
meliputi
dalam
data
tentang
hal
(a)
mengkaji
mengkaji
isi
buku-buku
bidang studi yang bersangkutan,
(c)
bahan
teks
melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang
bersangkutan,
mempelajari
(d)
aplikasi
mempelajari
bidang
ilmu
ilmu
yang
relevan,
ke dalam ilmu
lain,
(f) mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.
(e)
dan
61
Bidang penggunaan Media/Sumber, meliputi data tentang
kinerja guru peserta MGMP dalam hal (a) mempelajari macammacam media pendidikan,
media
(e)
(d)
berlatih
merawat
mengenali
mempelajari kriteria pemilihan
(c)
pendidikan,
pendidikan,
(b)
bahan-bahan
perpustakaan,
kepustakaan,
(h)
kepustakaan,
(I)
kepustakaan,
dan
media
alat-alat bantu belajar-mengajar,
yang
tersedia
sekolah untuk membuat alat bantu,
fungsi
menggunakan
(g)
berlatih
lingkungan
mempelajari fungsi-
mempelajari
macam-macam
sumber
menggunakan
macam-macam
sumber
pemilihan
sumber
mempelajari
(j)
(f)
di
kriteria
berlatih
menilai
sumber-sumber
kepustakaan.
Bidang
penilaian
prestasi
siswa
untuk
kepentingan
pengajaran, meliputi data tentang kinerja guru peserta MGMP
dalam
(a)
mempelajari
fungsi
penilaian,
(b)
mempelajari
bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian,
menyusun
teknik
kriteria
pemilihan
berlatih
penilaian,
menilai
prosedur
teknik
menggunakan
(f)berlatih
untuk
dan
mengelola
(g)
berlatih
perbaikan
teknik
proses
dan
dan
teknik
dan
penilaian,
(d)
prosedur
dan
berlatih
mempelajari
penilaian,
prosedur
hasil-hasil
belajar-mengajar,
penilaian,
menilai efektivitas program pengajaran.
dan
(e)
penilaian,
menginterpretasikan
menggunakan
prosedur
(c)
(h)
(i)
hasil
penilaian
berlatih
berlatih
62
C. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, prosedur pengumpulan data
tidak memiliki
fokus
suatu pola
yang
pasti,
penelitian dapat mengalami
sebab
disain
serta
perubahan yang bersifat
"emergent", akan tetapi untuk mempermudah pengumpulan data,
peneliti
(1988)
prosedur
seperti
yang
dikemukakan
dan Subino (1988), yaitu : (1)
oleh
Nasution
tahap orientasi,
(2)
tahap eksplorasi, dan (3) tahap member check.
1. Tahap Orientasi
Pada
tahap
menentukan
orientasi,
permasalahan
kegiatan
yang
utama
terjadi
ditujukan
di. lapangan.
untuk
Hal-hal
yang dilakukan dalam kepentingan ini adalah :
a.
Melakukan
yang
pra
survey
terjadi
meningkatkan
dalam
dengan
proses
kemampuan
guru
mengamati
MGMP
di
berbagai
sebagai
beberapa
gejala
upaya
SMU
untuk
Negeri
di
Kabupaten Bandung.
b.
Memilih
dan
lokasi
mencari
penelitian
tingkat
untuk memudahkan
permasalahan
yang
pelaksanaan
paling
menarik
untuk diteliti.
c.
Menyusun rancangan penelitian sebagai salah satu langkah
awal persiapan menghadapi seminar desain.
63
d.
Menentukan
tenaga
bantuan
dari
tenaga
pengajar
atau
pihak lain yang dianggap proporsional.
e.
Menyiapkan
perlengkapan
penelitian,
dokumen
alat
lain
bantu
penelitian,
abservasi,
seperti
seperti
pedoman
pedoman wawancara
perekam
(tape
serta
recorder)
dan
kamera.
f.
Mengurus perizinan untuk mengadakan penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada
tahap
kinerja
guru
ini
prosedur
peserta
belajar-mengajar,
MGMP
dilakukan
pengumpulan
dalam
data
tentang
melaksanakan
sesuai
dengan
proses
ketentuan
pembimbing. Kegiatan inti yang dilakukan meliputi :
a.
Mengumpulkan
dasar
dan
kebijakan
pelaksanaan
kegiatan
MGMP.
b.
Mengobservasi
pelaksanaan
kegiatan
proses
belajar-
mengajar yang dilakukan oleh guru peserta MGMP,
mengenai
hal-hal
yang
yang
berkaitan
terutama
langsung
dengan
tujuan MGMP.
c.
Melakukan
wawancara
situasi
alami.
apabila
seluruh
dengan
Kegiatan
data
subyek
wawancara
dan
dianggap telah cukup lengkap.
penelitian
ini
informasi
akan
yang
dalam
berakhir
dibutuhkan
64
3. Tahap Member Check
Dalam tahap ini semua data dan informasi yang telah
dikumpulkan
di
cek
ulang
(trianggulasi) ,
guna
melihat
sejauh mana kelengkapan atau kesempurnaan serta validitas
data diperoleh. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini meliputi :
a.
Mengecek
ulang
bersumber
data
dari
yang
dokumen
sudah
terkumpul,
maupun
baik
yang
hasil
pengamatan
ulang
kepada
dan
wawancara.
b.
Meminta
data
penelitian
tersebut
dengan
dan
jika
belum
informasi
ternyata
lengkap.
wawancara
data
Proses
langsung
atau
yang
subyek
telah
terkumpul
pengumpulan
dilakukan
melalui
telepon
dan
sarana lainnya.
c.
Meminta
penjelasan
holders)
tentang
pada
pihak-pihak
implementasi
terkait
pembinaan
(stake
kemampuan
profesional guru, terutama kepada kepala sekolah.
Untuk
peneliti
efektivnya
membuat
pelaksanaan
kisi-kisi
untuk
pengumpulan
dijadikan
sebagaimana tabel pada halaman berikut ini.
data,
pedoman
KISI-KISI PENELITIAN
NO
DATA
YANG DIPERLUKAN
TEKNIK
SUMBER DATA
PENGUMPULAN
DATA
III
IV
Kinerja guru dalam bidang
penguasaan materi
a.
Mengkaji bahan kurikulum bidang
Kep. Sekolah, Guru
studi
Mengkaji isi buku-buku teks
Kep. Sekolah, Guru
bidang studi yang bersangkutan
Melaksanakan kegiatan-kegiatan
Kep. Sekolah, Guru
yang disarankan dalam kurikulum
bidang studi yang bersangkutan
Mempelajari ilmu yang relevan
Mempelajari aplikasi bidang ilmu
ke dalam bidang ilmu lain
Mempelajari cara menilai
kurikulum bidang studi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Kep. Sekolah, Guru
Ke