PERAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR : Studi pada Guru PPKn di Sekolah Menengah Umum Negeri di Wilayah Kabupaten Bandung.

PERAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU
DALAM MELAKSANAKAN
PROSES BELAJAR-MENGAJAR

(Studi pada Guru PPKn di Sekolah Menengah Umum Negeri di Wilayah
Kabupaten Bandung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

^DI^//r

Disusun oleh :

O. YOYO WIJAYA
NIM.: 999.484


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

LEMBAR PERSETUJUAN

DISETUJUI DAN DISYAKKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Moch Idochi Anwar
NIP. 130 256 639

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA.
NIP. 130 321 112


PERSETUJUAN KETUA PROGRAM

DISETUJUI OLEH

KETUA PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKANa ir
INDONESIA

Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsyddih Makniun, M.A.
NIP 130 188 292

ABSTRAK

„ , . TCSIS IP1 VwarinHnl
Peran Penyelenggaraan Kegiatati Musyaw&rak Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dalam Upaya Peningkaian Kinerja Guru dalam Melaksanakan
•*• *"J»U

»»A1


WWII V4V4-V1..1

.roses Bclajar Mengajar (Studi pada guru PPKn di SMU Negeri di Wilayah

fSXff*Bandun^' Fckus Peaciitiannya adaiah: Bagaimana profil kinerja manajcrncn

»«j„~ dan para guru yang telah rnengikuti MGMP dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Adapun yang dibahas berkaitan dengan fokus penelitian meliputi: (l)Persepsi
guru terhadap pcnyclcnggaraan MGMP; (2) Profil kinerja manajcrncn MGMP (3) Profil
kinerja para guru yang telah mengikuti MGMP dalam penguasaan mated pembelajaran"
penguasaan media pembelajaran; dan penguasaan teknik-teknik evaluasi; serta (4)

Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan MGMP tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatifdengan menggunakan data yang ada

untuk memperoleh makna yang rnendalair, Pcngumpulan data dilakukan mclalui studi
~o,cumentasi, vvavvancara dan observasi lapangan tentang keadaan dan performance para
guru serta pengurus MGMP, dan diskusi tentang upaya peningkatan kinerja guru melalui
MGMP. Data tersebut diolah dan dianalisa sclama dan sctclah kurun waktu pcngumpulan

data.

^ Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyelenggaraan kegiatan MGMP dapat
rnernbantu menmgkatkan pengetahuan dan keterampilan para pesertanya. Disamping itu

t^u^
•JUga ^!!iPakan Sarana untuk menyamaka" persepsi tentang mated
pcinuclajaran, mCiubahas masalah-masalah yang dihadapi oleh para guru dalam

melaksanakan tugasnya, kemudian dicarikan solusinya menurut kesepakatan bersama
para peserta

x*™™
pemhtmn Ju^a menunjukkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan kegiatan
JWMP PPKn di Kabupaten Bandung belum tercapai sepenuhnya. Dalam penguasaan
materi pembelajaran para guru masih belum melaksanakan penilaian kurikulum, masih
jarang rnernpelajari disiplin ilmulain apaiagi sampai diaplikasikan kedalam bidang studi
yang dipegangnya. Dalam penggunaan media atau sumber pembelajaran, para guru masih
jarang menggunakan rncdia/sunibcr lain sclain buku teks dan LKS. Demikian juga
mereka masih jarang memanfaatkan sarana perpustakaan. Dalam melaksanakan evaluasi


para guru juga belum sepenuhnya melaksanakan prosedur evaluasi. Masih banyak yang
tidak mclakukan analisis soal, menilai kurang objektif, dan jarang melaksanakan
pengayaan.

Hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP ini

menyangkut rnasalah pendanaan, penjadvvalan, nara sumber dan sikap dari para

pesertanya, dan lemahnya manajemen penyelenggaraan. Walaupun demikian
pcnyclcnggaraan kegiatan MGMP ini rncrupakan sarana yang paling mudah dilaksanakan
dalam upaya menmgkatkan kinerja para guru karena sifatnya yang dari oleh dan untuk
guru.

Kesungguhan dan kreatifitas para pengurus dalam mcnyelcnggarakan kegiatan
MGMP, dengan di dukung manajemen yang baik dan dukungan pihak sekolah dalam
upaya memberdayakan para guru yang telah mengikuti MGMP sert* t«„nrtm,i,on a™

para pesertanya, a^an sangat rnernbantu rneningkatkan kualitas penyelenggaraan dan


hasilnya dari kegiatan MGMP tersebut.

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DARI

PEMBIMBING

ABSTRAK

i

KATA PENGANTAR

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

vi


DAFTAR ISI

x

DAFTAR GAMBAR
BAB I

xii

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

BAB

II

1


B.

Permasalahan

C.
D.
E.
F.

Tinjauan dan Manfaat Penelitian . . . . . .12
Penjelasan Konsep
15
Premis dan Kerangka Pemikiran
16
Paradigma Penelitian
21

TINJAUAN


11

PUSTAKA

A.

Konsep Administrasi Pendidikan

B.

Kedudukan

Permasalahan

25

Penelitian Dalam

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ... 29
C. Peranan Guru dalam Proses BelajarMengajar

27
D. Pengaruh Dinamika Kelompok terhadap Kinerja
Guru

E.

.

Pengembangan Kompetensi Guru dalam Proses
Belajar mengajar

38

46

F. MGMP sebagai Sarana untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
G. Penelitian terdahulu yang Relevan ....


BAB

III

METODOLOGI

47
51

PENELITIAN

A.

Metode

B.

Sumber Data

Penelitian
Penelitian

C. Tahap-Tahap Penelitian
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian

E. Pengujian Tingkat Validitas Data

53
58

62
68

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
C. Analisis KKPT (SWOT)

BAB V

78
93
114

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
B. Implikasi
C. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMP IRAN-LAMP IRAN

115
125
131

13 6
139

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1

Kerangka Pemikiran Penelitian

20

2

Paradigma Penelitian

22

3

Hubungan antara Kebutuhan Motivasi dan Perilaku

42

Stratcgi untuk Memajukan Produktivitas Pekcrja

43

4

Dampak Penyelenggaraan Kegiatan MGMP terhada j^
Peningkatan Kinerja Guru

113

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan

memegang

peranan

penting

dalam

mempersiapkan generasi muda yang lebih baik dari generasi
sebelumnya

untuk

meneruskan

kelangsungan

hidup

bangsa.

Sejarah mencatat bahwa tidak ada bangsa yang maju tanpa
didukung oleh keberhasilan pendidikan, khususnya pendidikan
di

sekolah.

Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang menyentuh
kebutuhan pokok manusia dan bersifat melekat dalam proses

kehidupannya.
tersebut

Menurut

ditandai

fundamental

yang

Samana

(1999),

dengan

beberapa

artinya

rnernbantu

kegiatan

hal.

pendidikan

Pertama,

menemukan

bersifat

makna

hidup

seseorang. Kedua, perkembangan diri peserta didik hendaknya

meliputi

seluruh daya hidupnya

(aspek kognitif,

afektif,

konatif dan psikomotorik) , secara berangsur-angsur, terpadu

dan

ditingkatkan

seseorang

dari

mutunya.

lahir

Ketiga,

sampai

dengan

perkembangan
dewasa

adalah

diri
tugas

hidup seseorang yang perlu diselesaikan dengan waktu yang

lama,

memerlukan

adanya

konsistensi

sarana penunjang yang memadai.

pendidikan

yang

dialami

Keempat,

setiap
1

arah,

orang

kegiatan,

dan

proses dan hasil

dapat

dipandang

sebagai

investasi

kemanusiaan dan bersifat antisipatif.

Kelima, Pendidikan selalu terjadi dalam relasi sosial dan
dalam situasi sosial yang selalu berubah-ubah,

memiliki

arah

yang

jelas dan

hendaknya

konsisten agar pendidikan

menemukan pendekatan atau metode kerja yang selaras dengan
tujuan serta situasi konkret.

Berdasarkan

bukan

upaya

melainkan

serius,

hal

tersebut

manusia

suatu

kegiatan

terprogram,

senantiasa

yang

bahwa pendidikan

sederhana
yang

dengan

memperhatikan

nampaklah

dan

harus

tujuan

dinamika

asal-asalan,

ditangani

yang

secara

jelas,

masyarakat.

Hal

dan

ini

sesuai dengan pendapat Fattah (2000 ; 1):

"Pada

kenyataannya

pendidikan

bukanlah

suatu

upaya

yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis
dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah
seiring dengan perubahan jaman, setiap saat pendidikan
selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang

menjadi

sasaran

menyangkut
menyangkut

ketidakpuasan

pendidikan

kepentingan semua orang,
bukan hanya
investasi dan kondisi kehidupan di masa

yang akan datang,
dan

karena

suasana

melainkan juga menyangkut kondisi

kehidupan

saat

ini.

Itulah

sebabnya

pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan
dan tuntutan kehidupan masyarakat"

Sebagai

tanggung

jawab

institusi

yang

pendidikan,

besar

sekolah

dalam mencapai

memegang

keberhasilan

pendidikan khusunya pendidikan formal. Eanyaknya pendapat
di masyarakat

yang mengatakan bahwa

kualitas pendidikan

Indonesia masih rendah, lulusan sekolah kejuruan tidak siap

pakai, ditambah dengan menurunnya kualitas moral generasi
muda,

merupakan

tantangan

dan

sekaligus

tanggung

jawab

sekolah untuk mengatasinya.

Sekolah

merupakan

(khususnya pendidikan

wadah

formal)

yang kompleks dan dinamis.
berkumpul

guru

dan

tempat

proses

dilakukan,

pendidikan

memiliki

sistem

Sekolah bukan sekedar tempat

murud,

melaikan

berada

dalam

satu

tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan, oleh karena
itu

sekolah

membutuhkan

adalah

dipandang

sebagai

pengelolaan.

pengelolaan

suatu

Jelasnya,

sumber

daya

pengelolaan

manusia

menghasilkan lulusan berkualitas,

organisasi

yang

yang

sekolah

diharapkan

sesuai dengan tuntutan

kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah

diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan
bangsa.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang didisain untuk

dapat

berkontribusi

terhadap

peningkatan

kualitas

hidup

masyarakat suatu bangsa khususnya dalam bidang pendidikan.
Karena itu maka pemberdayaan berbagai komponen intern dan
ekstern

komponen

dari

sekolah

intern

yang

harus

dioptimalkan.

menjadi

ujung

keberhasilan program sekolah adalah guru.

Salah

tombak

satu

dalam

Peranan
pendidikan

profesional
di

sekolah

maksud

layanan

administrasi,

maka

layanan,
dan

keseluruhan

untuk

perkembangan

tersebut,

mencakup tiga bidang

dalam

diwujudkan

pendidikan yang berupa
Untuk

guru

program

mencapai

tujuan

siswa secara optimal.

peranan

profesional

itu

yaitu layanan instruksional,

layanan

bantuan

sosial-pribadi.

Ketiga bidang layanan itu menjadi tugas pokok seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya.

Layanan

sedangkan

instruksional

layanan

merupakan

merupakan

administrasi

pendukung.

Tugas

tugas

dan

tersebut

utama

layanan

dapat

guru,

bantuan

dijelaskan

sebagai berikut.

Pertama,

menempati

penyelenggaraan proses belajar-mengajar,

porsi

terbesar dari

menuntut guru untuk menguasai

profesi

keguruan.

yang

Tugas

ini

isi atau materi bidang studi

yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi
itu,

kemampuan

perkembangan
sedemikian
dan

mengemas

dan

rupa

tujuan

materi

pendidikan,

sehingga merangsang

mengembangkan

sesuai

materi

itu

dengan

serta

menyajikan

murid untuk
dengan

latar

menguasai

menggunakan

kreativitasnya.

Kedua,

tugas

yang

berhubungan

dengan

dalam mengatasi masalah dalam belajar pada
masalah-masalah

pribadi

yang

akan

rnernbantu

murid

khususnya,

berpengaruh

dan

terhadap

keberhasilan

belajar

belajarnya,

murid

di

Bagaimana

kelas

sangat

sebenarnya

erat

kaitannya

proses

dengan

berbagai masalah di luar kelas yang seringkali ber'sifat
non-akademik.

Masalah

yang

dihadapi

dalam

lingkungan

kehidupan anak perlu dibantu pemecahannya melalui program
bimbingan dan konseling.

Ketiga,

di

samping

kedua

hal

tersebut

guru

harus

memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa peran guru di

dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme
pengelolaan

tersebut

sebagai guru.

untuk

kelancaran

tugas-tugasnya

Di samping itu juga guru harus memahami

bagaimana harus bertindak sesuai dengan etika jabatannya,
dan bagaimana guru bersikap terhadap tugas mengajar serta

dengan personalia pendidikan atau orang-orang di luarnya
yang ikut menentukan keberhasilan tugas mengajarnya. .
Menurut Samana (1999), Guru memiliki tugas yang berat

sekaligus mulia. Agar seorang guru mampu menyumbang jasa

yang memadai dalam rnernbantu perkembangan siswa ke arah
pencapaian serta peningkatan kedewasaannya, guru dituntut
peranannya

sebagai

model

(teladan)

dan

sekaligus

mampu

memberikan bimbingan kepada peserta didik. Hal ini menunjuk

kinerja

guru

yang

bermutu

(profesional),

kinerja

administrator pendidikan yang bermutu, dan kinerja petugas
bimbingan - konseling sekolah yang bermutu.

Sekalipun tugas dan posisi guru amat menentukan dalam
keberhasilan

pendidikan,

dewasa

ini

citra

guru

di

masyarakat tidaklah sehebat tugas dan posisinya tersebut.
Hal ini seperti dikemukakan oleh Tilaar (1999 ; 277) :
"Salah satu komponen yang sangat menentukan di dalam

proses peningkatan kecerdasan bangsa ialah guru. Guru
di dalam sejarah perkembangan bangsa serta perjuangan
revclusi Indonesia telah memegang peranan yang sangat

penting. Profesi guru dewasa ini sedang disoroti tajam
apaiagi memasuki dunia Industri abad 21. Citra guru
sedang menurun, penghargaan terhadap profesi guru oleh
masyarakat

belum

profesional

strategis.

Namun demikian

dengan

sebagai

fungsinya

yang

suatu bangsa

yang

besar yang menghargai profesi guru sebagai pembimbing
pengembangan sumber daya manusia menghadapi masa
depan, maka suara-suara bagi pembinaan profesi guru
sangat menggembirakan akhir-akhir ini.
Berkaitan
dengan hal itu lembaga pembinaan profesi guru yang
kini sedang dalam masa transisi menjadi universitas,
perlu disimak dan disusun begitu rupa agar supaya
merupakan titik mula dari pengembangan citra guru yang
sewajarnya memasuki era reformasi".

Citra guru di masyarakat berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan

aspirasi

(penilaian

serta

terhadap jabatan guru,
berkarya

(performance),

penghargaan)

warga

masyarakat

unjuk kerja para guru yang telah
dan

adanya perubahan persyaratan

jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi.
Dalam

situasi

sosial

apapun,

dinilai oleh warga masyarakat

jabatan

sebagai pemberi

guru

tetap

inspirasi,

penggerak, dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu
bagi sesama, khususnya bagi para siswa agar mereka siap

untuk membangun hidup berserta
dipastikan

bahwa

sumbangannya

guru

bagi

yang

lingkungan

semakin

perkembangan

sosialnya.

bermutu

Dapat

semakin

masyarakatnya.

besar

Guru

yang

bermutu mampu berperan sebagai pemimpin di

antara kelompok

siswanya

ia

dan

juga

diantara

sesamanya,

juga

mampu

berperan sebagai pendukung serta penyebar nilai-nilai

luhur

yang

siswa

diyakininya dan

sekaligus

sebagai

teladan

bagi

serta lingkungan sosialnya. Secara lebih mendasar guru yang
bermutu tersebut juga giat

meningkatkan

kemampuan dirinya

dalam berkarya dan dalam pengabdian sosialnya.
Dalam
berperan
sumber

hal

sebagai

yang

siswanya),

serta

teknis-didaktis,
fasilitator

siap

mampu

efisien,

memberi

membangun

siswa

demi

bermutu

mampu

(sebagai

nara

secara

pengajaran

motivasi

berperan dalam layanan bimbingan,
belajar

yang

pengajaran

konsultasi

mengorganisasi

mampu

guru

terarah
secara

bagi

efektif

siswanya,

mampu

dan sebagai penilai hasil

bimbingan

belajar

siswa

yang

bersangkutan lebih lanjut.
Jabatan

menuntut

guru

yang

peningkatan

berkesinambungan,
keguruannya
inisiatif

perlu

maupun

profesional

-tersebut

keguruan

secara

kecakapan

integritas

selalu

sendiri

bersifat

diri

serta

ditumbuhkembangkan
karena

dorongan

dan

kecakapan
(baik
atau

atas

bantuan

pihak lain yang ikut bertanggung jawab terhadap mutu guru) ,

dan

sekaligus

selaras

dengan

arahan

kode

etik

kerja

keguruannya.

Banyak cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan akademik dan profesional guru dalam melaksanakan
tugasnya,

baik ketika ia masih kuliah sebagai calon guru

maupun setelah ia melaksanakan tugas sebagai guru.

Tugas

pendidikan dan pembinaan calon guru sepenuhnya merupakan
-t-

anggung

(LPTK),

jawab

Lembaga

sedangkan

Pendidikan

pengembangan

dan

Tenaga

Kependidikan

peningkatan

kemampuan

guru setelah ia melaksanakan tugasnya adalah tanggung jawab
semua

pihak

yang

merasa

berkepentingan

dengan

dunia

pendidikan.

Salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan

guru

yaitu

memenuhi

melalui

harapan.

oleh Samana

Hal

(1999),

diselenggarakan

penataran,
tersebut

walaupun
seperti

bahwa sejak tahun

yang

belum

dikemukakan

1972 telah banyak
guru

dengan menghabiskan banyak dana, tenaga, dan waktu,

namun

belum

seperti

untuk

hasilnya

mutu

hasilnya

penataran

kemampuan

yang

meningkatkan

kita

harapkan.

Walaupun

demikian kegiatan tersebut tidak boleh dihentikan,

hanya

cara atau metodenya yang harus lebih diperhatikan, sehingga

dapat mencapai tujuan seperti yang kita harapkan. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Tilaar (1999 ; 278):

"Salah
satu
program
yang
sangat
penting
dalam
pembinaan profesi guru ialah penataran guru. Selama
ini kegiatan penataran guru hanya dianggap sebagai
kegiatan
rutin yang hampir tanpa arah.
Pemborosan
telah banyak terjadi oleh karena ketidakadaannya suatu
program menyeluruh mengenai
pembinaan profesi
guru
khususnya penataran. Sebenarnya apabila dilihat dari
segi pengabdian seorang guru di dalam profesinya, maka
pembinaan
pre-service
seorang
guru
relatif
sangat
singkat dibandingkan dengan pembinaan dalam program
penataran. Namun demikian program penataran yang kita
kenal dewasa ini telah merupakan suatu kegiatan rutin
yang menghabiskan waktu dan dana tanpa meningkatkan
kemampuan profesional. Oleh sebab itu suatu program
menyeluruh mengenai
penataran guru telah merupakan
suatu

keharusan

Diantara
guru

yang

Musyawarah

abad 21".

bentuk

upaya

sekarang

peningkatan

sedang

Guru Mata

banyak

Pelajaran

(MGMP)

kemampuan

(mutu)

digalakkan

yang

adalah

diselenggarakan

secara terorganisir dari tingkat nasional sampai ke tingkat
unit

kerja

(sekolah).

MGMP

ini merupakan

salah

satu bentuk

penataran yang dalam pelaksanaannya lebih banyak melibatkan
para

peserta,

penyelesaian

terutama

masalah

dalam

yang

hal

dihadapi

berbagi

informasi

dalam pelaksanaan

dan
tugas

masing-masing.

Ada

beberapa

sebagai

sarana

adanya

kenyataan

penampilan

alasan

dilaksanakannya

untuk meningkatkan

guru

di

dalam

lapangan

kemampuan

yang

melaksanakan

mengajar

sangat

bervariasi

beraneka

ragam.

Kedua,

dan

Kemajuan

kegiatan
guru.

kualifikasi

dan

Pertama,

menunjukkan

kegiatan

MGMP

bahwa

belajar

keguruannya

perkembangan

ilmu

10

pengetahuan dan teknologi menuntut adanya penyesuaian dan

pengembangan pendidikan
teknologi.

Ketiga,

di

sekolah

khususnya dalam. alih

pengaturan mengenai

angka kredit

bagi

jabatan fungsional guru khususnya menuntut kemampuan guru

untuk meningkatkan profesionalisme berkarya dan berprestasi
di

dalam

Keempat,

melaksanakan

tugas

sehari-hari

di

sekolah.

keadaan geografis Indonesia menuntut suatu sistem

komunikasi dan pembinaan profesional guru yang multi media.
Kelima,

peningkatan

kemampuan

profesional

guru

adanya wadah antara lain untuk berkomunikasi,
saling

memberikan

Keenam,

dengan

informasi

dan

bervariasinya tingkat dan

pendidikan serta beratnya misi

diperlukan
meliputi;

koordinasi

usaha

yang

peningkatan

pendalaman

materi,

menuntut

konsultasi,
sesama

guru.

latar belakang

harus

diemban,

maka

antara

lain

kemampuan
penguasaan

sumber/media

belajar, dan penguasaan teknik-teknik evaluasi.

Seperti halnya penataran yang lain, MGMP ini pun tidak
terlepas dari berbagai permasalahan atau hambatan. Hambatan
tersebut

guru

di

antara

lain

sekolah.

menyangkut

Sehingga

pendanaan

sering

dan

terjadi

kehadiran

guru

pergi

penataran untuk meningkatkan kemampuannya, sementara siswa
ditinggalkan,
perlu

untuk

belajar
meneliti,

sendiri.
bagaimana

Karena
kinerja

itulah
para

dipandang
guru

telah mengikuti MGMP dalam melaksanakan tugas PBM-nya.

yang

11

B.

Permasalahan Penelitian.

Memperhatikan

diketengahkan

permasalahan

pada

bagian

latar

sebagaimana

belakang

di

telah

atas,

maka

rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah

Bagaimanakah

profil

kinerja

meningkatkan kinerja guru,

manajemen

MGMP

dalam

:

upaya

dan bagaimana profil guru yang

telah mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam
melaksanakan

kinerja

proses

dimaksud

belajar-mengajar?

maka

akan

diketahui

MGMP dengan peningkatan kinerja

Untuk

menemukan

jawaban

Dengan

diketahui

hubungan

manajemen

guru pesertanya.

dari

masalah

yang

menjadi

fokus penelitian tersebut dirumuskan lagi ke dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1.

Bagaimanakah

persepsi

guru

terhadap

penyelenggaraan

kegiatan MGMP?

2.

Bagaimanakah

profil

kinerja

manajemen

MGMP

dalam

yang

telah

upayanya meningkatkan kinerja guru?

3.

Bagaimanakah

profil

kinerja

para

guru

mengikuti MGMP dalam penguasaan materi pelajarannya?

4.

Bagaimanakah

profil

kinerja

para

guru

yang

mengikuti MGMP dalam penguasaan media belajarnya?

telah

12

5.

Bagaimanakah
mengikuti

profil
MGMP

kinerja
dalam

para

guru

yang

penguasaan

telah

teknik-teknik

evaluasinya?

6.

Kendala

apakah

yang

dihadapi

dalam

penyelenggaraan

adalah

kegiatan MGMP?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan

umum

penelitian

ini

dan

menganalisis

profil

mendeskripsikan
MGMP

dalam

upaya

meningkatkan

kinerja

kinerja
guru,

untuk

manajemen

dan

profil

kinerja para guru yang telah mengikuti Musyawarah Guru Mata

Pelajaran
dapat

(MGMP).

diketahui

Berdasarkan hasil deskripsi
hubungan

manajemen

MGMP

dan analisis

dengan

kinerja

para guru yang telah mengikutinya.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:

a.

Mendeskripsikan dan menganalisis

persepsi

guru terhadap

penyelenggaraan kegiatan MGMP

b.

Mendeskripsikan

dan

menganalisis

profil

kinerja

manajemen MGMP dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
c.

Mendeskripsikan
guru

yang

dan

menganalisis

telah mengikuti

pengajarannya.

MGMP

profil

kinerja

para

dalam penguasaan materi

13

d.

Mendeskripsikan

guru yang

dan

menganalisis

telah mengikuti

MGMP

profil

kinerja

dalam penguasaan

para

media

belajar.

e.

Mendeskripsikan

dan

menganalisis

profil

kinerja

para

guru yang telah mengikuti MGMP dalam penguasaan teknikteknik evaluasi.

f.

Mendeskripsikan

dan

menganalisis

kendala

yang

dihadapi

karena

hasilnya

dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP.

2.

Manfaat Penelitian

Penelitian
memiliki

arti

maupun

penting

praktis

penelitian ini
Umum

ini

dan

dilaksanakan

teoritis.

Secara

praktis

hasil

sangat bermanfaat baik bagi Sekolah Menengah
pihak-pihak

yang

terkait

di

luar

Sekolah

Menengah Umum.

a. Bagi Sekolah Menengah Umum (SMU)

Penelitian

ini

berusaha

menaeskripsikan kinerja
MGMP.

sesama

menganalisis

dan

guru yang telah mengikuti kegiatan

Hasilnya tentu sangat bermanfaat bagi pihak sekolah.

Kinerja
oleh

untuk

guru

pihak

telah

sekolah,

guru

pengorbanan

yang

baik

lainnya.

biaya,

mengikuti

waktu

oleh

Sekolah
dan

MGMP

pimpinan

dapat

tenaga

yang

perlu

diketahui

sekolah

maupun

melihat

bahwa

telah

diberikan

14

kepada

para

guru

untuk

mengikuti

kegiatan

MGMP

ternyata

tidak sia-sia.

Apakah harapan sekolah tersebut telah terwujud? Belum
ada hasil penelitian yang mencoba untuk memberikan jawaban.
Penelitian

ini

berusaha

untuk

menyajikan

informasi

yang

kiranya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dimaksud.

b. Bagi pihak yang terkait di luar SMU.

Bagi

instansi

Pendidikan

terkait

di

Propinsi dan Dinas

luar

SMU

seperti

Dinas

Pendidikan Kabupaten,

hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
dalam pembuatan kebijakan untuk penyelenggaraan MGMP baik
tingkat propinsi maupun kabupaten.

Bagi para pengurus MGMP baik tingkat propinsi maupun

kabupaten, hasil penelitian ini sangat berguna sebagai feed
back guna mengetahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi
kegiatan MGMP yang mereka selenggarakan.

c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Secara teoritis hasil penelitian ini sangat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang administrasi

pendidikan, khususnya dalam bidang administrasi personil di
Sekolah

Menengah

Umum.

Tuntutan

tinggi

terhadap

pendidikan

di

masyarakat
Sekolah

yang

semakin

Menengah

Umum

15

mengakibatkan
terus

perlunya

menerus.

penelitian
SMU,

Untuk

sekitar

sehingga

personil

di

pembinaan
itu

masalah

diperlukan
personil,

diharapkan

sekolah

personil

dari

efektif

yang

berbagai

khususnya

aplikasi

menjadi

sekolah

macam

para

guru

administrasi

dan

efisien

dalam

rangka pencapaian tujuan pendidikan Sekolah Menengah Umum.

D.

Penjelasan Konsep

Agar
diberikan

dalam

tidak

penjelasan

penelitian

guru

terjadi

kesalahpahaman,

terhadap

ini.

dalam melaksanakan

konsep

Konsep
PBM,

utama

dimaksud
dan

(2)

maka

berikut

yang

adalah

akan

digunakan

(1)

musyawarah

kinerja

guru

mata

pelajaran (MGMP).

1. Kinerja Guru dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Di

dalam

didefinisikan
(2)

prestasi

Kamus

"kinerja"
yang

Besar

sebagai:

merupakan terjemahan bebas
berarti

(1)

diperlihatkan;

Lembaga Administrasi Negara

yang

Indonesia

prestasi

(LAN,

dari

kerja

1992)

atau

1985:503)

sesuatu yang dicapai;
(3)

kata

(BP,

kemampuan

kerja.

menyatakan,

kinerja

inggris

"performance"

pelaksanaan

kerja

atau

pencapaian kerja atau hasil kerja/penampilan kerja.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja guru
dalam

melaksanakan

PBM

adalah

perilaku

aktual

nyata

atau

16

perilaku yang dapat diamati yang ditampilkan oleh para guru
yang telah mengikuti

kegiatan MGMP dalam pelaksanaan tugas

PBM-nya.

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP

adalah

forum/wadah

kegiatan

guru

mata

pelajaran

sejenis pada jenjang SLTA untuk memecahkan masalah-masalah
dan penyempurnaan pelaksanaan proses belajar-mengajar yang
meliputi

berbagai

hal

seperti

penguasaan materi pelajaran
perbaikan

metode

menghilangkan

perbedaan

antar guru dan antar wilayah,

penyajian,

penggunaan

media

dan

alat

pengajaran, sistem evaluasi belajar serta hal-hal lain yang
secara langsung atau tidak langsung menunjang terlaksananya

kegiatan

proses

belajar

tersebut merupakan

guru

mengajar.

Kegiatan

dalam

MGMP

satu kesatuan dengan tugas dan profesi

dalam usaha meningkatkan kemampuan

dan keterampilan

untuk menunjang peningkatan kegiatan belajar-mengajar.

E. Premis dan Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengembangan

sebagai

bagian

menghadapi

pendidikan

dari

banyak

sistem

menengah

umum

pendidikan

permasalahan.

Salah

di

Indonesia

nasional
satu

masih

diantaranya

adalam kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya.

Padahal

fungsi guru itu sangat menentukan dalam pencapaian tujuan

17

pembelajaran

yang

akhirnya

menentukan

pencapaian

tujuan

pendidikan.

Mengingat
ditambah

fungsi

tuntutan

guru

yang

masyarakat

demikian

terhadap

menghasilkan lulusan yang lebih baik,

strategis,

sekolah

untuk

maka sekolah dituntut

untuk senantiasa mengembangkan kemampuan para gurunya lewat
berbagai
melalui

cara.

Salah

satu

upaya

yang

dilakukan

adalah

MGMP.

Walaupun MGMP ini merupakan kegiatan yang terkoordinir
mulai

dari

nasional,

yang

tingkat

namun

ditemui,

sanggar

dalam

baik

(rayon)

pelaksanaannya

dari

pihak

Kurangnya

pimpinan

menyebabkan

mengikuti

membagi

MGMP

pengalamannya

pelajaran

terhadap
ini

yang

siswa.

adalah

yang

terkadang

sama.

sekolah

sulit

maupun

tukar

informasi

telah

asumsi

yang

lain

atau

juga dalam mengaplikasikannya

kelas

dengan

pelajaran yang sama.

yang

Begitu

bertambahnya

di

dari

menyampaikan

pengetahuan

dan

dalam hal
pengalaman

sendirinya akan

maupun

rekan

yang mengajar

digunakan

positif pada pelaksanaan tugas-tugasnya,

mengajar

organisasi

guru yang

diperoleh dari MGMP dengan

belajar

kendala

arahan

guru

untuk

tingkat

banyak

dan

seorang

ke

kepada

Nampaknya

dengan

masih

bimbingan

penyelenggaranya.
sekolah

sampai

guru

dalam

berdampak

baik dalam proses

kegiatan

lainnya

yang

saling

mengajar

18

Padahal baik tidaknya kinerja seorang staf dalam suatu

lembaga
dan

oleh tingkat

tidak hanya dipengaruhi

keterampilan

yang mereka miliki.

pengetahuan

Sesuai dengan

teori

perilaku organisasi, maka unjuk kerja manusia organisatoris
(termasuk
dalam

guru)

dirinya

sendiri

ditentukan

maupun

hal-hal

ditentukan

yang

oleh

dari

oleh
luar

menentukan

persepsi,

banyak

faktor

baik

dari

dirinya.

Pada

level

diri

tingkat

sikap,

performansi

nilai-nilai,

kerja, motivasi dan juga dipengaruhi oleh

kerja

kepuasan

lingkungan fisik

guru itu sendiri. Ketersediaan sarana dan prasarana belajar
di

rumah,

lingkungan

kesejahteraan
fisik

yang

hidup

baik

merupakan

secara

dua

langsung

contoh

maupun

tidak

langsung ikut mempengaruhi unjuk kerja seorang guru.
Seorang guru

tetapi

selalu

group).
terlepas

Dengan
dari

di

sekolah

terlibat

dalam

demikian
faktor

maka

dinamika

Dinamika

perilaku

kelompok

perilaku

interpersonal

tidak

hanya

suatu

kelompok

unjuk

(work

juga

tidak

kelompok

ini

anggotanya,

sendiri,

kerja

kerjanya

perilaku
kerja

bekcrja

kerjanya.

ditentukan

tujuan,

nilai,

oleh

dan

kekuatan kelompok.

Akhirnya
perilaku
organisasi

organisasi

dalam

seorang

konteks

guru

(sekolah)

ini

sendiri

juga
tempat

sistem

organisasi,

ditentukan
mereka

dipengaruhi

maka

oleh

perilaku

bekerja.

Perilaku

oleh

banyak

faktor,

19

antara lain; lingkungan internal dan eksternal, komunikasi,
pengembangan organisasi,
manajemen perubahan,

filsafat personil,

manajemen

konflik,

kepemimpinan,

dan

ketersediaan

sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh guru.
Melihat

begitu

banyaknya

variabel

yang

menentukan

kinerja seorang guru, maka diperlukan upaya yang sungguhsungguh

dari

pihak

pimpinan

sekolah

untuk

senantiasa

memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan
keakhlian

yang

diperolehnya

dari

kegiatan

MGMP.

Asumsi

bahwa bertambahnya pengetahuan dan keterampilan akan dengan
sendirinya menghasilkan perbaikan,
dipertahankan,

tanpa

bantuan

dan

tidak selamanya dapat
dukungan

dari

pihak

sekolah.

Berkaitan

kajian

dengan

teoritis

yang

uraian

telah

diatas

serta

peneliti

berdasarkan

lakukan,

maka

dirumuskanlah premis-premis penelitian ini sebagai berikut:

Premis 1. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar secara
umum

dipengaruhi

oleh

faktor

internal

dan

eksternal.

Premis 2.

Faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar mengajar adalah;
dan motivasi.

kemampuan

20

Premis 3. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru
dalam proses belajar mengajar
kepemimpinan,

kelompok

adalah manajemen,

kerja,

sarana

dan

prasarana.

Keseluruhan

divisualisasikan

proses

ke

pelaksanaan

dalam

kerangka

penelitian

pemikiran

ini

penelitian

dapat dilihat dalam gambar berikut.

- Materi

- Media

- Evaluasi

Peningkatan
Mutu SMU

Pengemba
ngan GURU

MGMP

-Membahas permasalahan
-Mencari pemecahan
-Menyepakati upaya
perbaikan

1

Faktor Internal

Faktor Eksternal

1.

Kemampuan

2.

Motivasi

1. Manajemen
2. Kepemimpinan
3. Kelompok
kerja
4. Sarana dan
Prasarana

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

jika

21

F. Paradigma Penelitian

Penelitian

ini

akan

membahas

Peran

mengenai

penyelenggaraan kegiatan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran

(MGMP) terhadap peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.

Penelitian ini tergolong dalam penelitian administrasi

sekolah,

khususnya

Administrasi
penggunaan

menyangkut

sekolah merupakan

semua

sumber daya

manajemen

upaya
yang

personil.

untuk memaksimalkan

terdapat

di

sekolah,

sedangkan manajemen personil menyangkut pendayagunaan semua
sumber daya

manusia

yang

terdapat

di

sekolah

tersebut.

Dalam penelitian ini tidak semua personil di sekolah yang
menjadi subyek penelitian, melainkan 'personil yang diteliti
hanya meliputi; guru peserta MGMP dan pimpinan sekolah.
Adapun paradigma penelitian berdasarkan uraian di atas
dapat diperagakan sebagai berikut:

22

Administrasi

Pendidikan

Administrasi

Sekolah

Manajemen Sekolah

Perilaku Organisasi

Optimalisasi pelaksanaan tugas dan peran guru
untuk meningkatkan kualitas PBM melalui MGMP

J

Dengan keterhubungan sbb.

Gambar 2 Paradigma Penelitian.

MGMP

merupakan

meningkatkan

kinerja

belajar-mengajar.

salah
para

satu
guru

Diharapkan

upaya
dalam

bahwa

pemerintah

melaksanakan

untuk
proses

semakin aktif para

guru

23

dalam mengikuti kegiatan MGMP, maka kinerjanya akan semakin
meningkat,

dalam

arti

efektif,

lebih

proses

yang

pada

belajar-mengajar

akhirnya

akan

berjalan

meningkatkan

kualitas para lulusan dari sekolah yang bersangkutan.
Dalam

paradigma

gambaran dan

penelitian

jalan pikiran

ini

yang

diuraikan

mengenai

ditempuh dalam penelitian

berdasarkan

permasalahan dan tujuan penelitian

yang telah

dirumuskan.

Kerangka ini menunjukkan:

bahwa guru

merupakan

ujung

mengajar,

karena

kemampuannya

tombak

itu

agar

terlaksananya

guru

proses

Pertama,

harus

proses

senantiasa

belajar-mengajar

belajar-

meningkatkan

dapat

berjalan

lebih efektif. Kedua, salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh

guru

kepala
kegiatan

untuk

meningkatkan

sekolah
MGMP.

yaitu

kemampuannya

melalui

Ketiga,

partisipasi

melalui

MGMP

guru

tambahan pengetahuan mengenai;

materi,

yang

peningkatan

sangat

diperlukan

belajar-mengajar.

untuk

Selain

itu

dengan

aktifnya
akan

media,

dalam MGMP

dukungan
dalam

memperoleh

dan evaluasi

kualitas

juga akan

proses

dibahas

mengenai berbagai hal atau permasalahan yang ditemukan para
guru
di

peserta

dalam

sekolahnya

pemecahannya

pelaksanaan

masing-masing,

(solusinya).

proses

belajar-mengajarnya

untuk

kemudian

Selanjutnya

para

dicarikan

peserta

mencari kesepakatan untuk melakukan upaya perbaikan.

demikian

diharapkan

kegiatan

MGMP

ini

benar-benar

MGMP

Dengan

dapat

24

meningkatkan
mengikutinya,

kinerja

para

guru

mata

pelajaran

yang

aktif

dalam melaksanakan proses belajar-mengajar di

sekolahnya masing-masing.

*t*DIfi/+

BAB

III

METODE PENELITIAN

Pada Bab

terdiri

atas

penelitian,

tingkat

III

ini dikemukakan metode penelitian yang

:

metode

teknik

penelitian,

lokasi

dan

subyek

pengumpulan dan pengolahan data

pengujian

validitas

data

sehingga

serta

dicapai

signifikansi data.

A.

Metode Penelitian

Metode

yang

dignakan

dalam

penelitian

ini

adalah

metode deskriptif analitis kualitatif. Dikatakan deskriptif
karena

penelitian

ini

dilakukan

dengan

maksud

mendapatkan jawaban permasalahan yang diajukan

untuk

secara apa

adanya sekarang tanpa mempersoalkan keadaan sebelum ataupun
sesudahnya, yaitu tentang unjuk kerja para guru yang aktif

mengikuti
Bertalian

kegiatan
dengan

MGMP

dalam

penelitian

proses

deskriptif

belajar-mengajar.
Winarno

Surakhmad

(1982 : 139) menyatakan sebagai berikut:

Pada

umumnya

penyelidikan

persamaan
deskriptif

sifat
ini

dari
ialah

segala

bentuk

menuturkan

dan

menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi
yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan sikap
yang nampak atau tentang sesuatu proses yang sedang

berlangsung,
yang

muncul,

pengaruh yang
kecenderungan

yang meruncing,

sedang bekerja,
yang

dan sebagainya.

nampak,

keinginan

pertentangan

54

Adapun

ciri-ciri

penelitian

deskriptif

menurut

Winarno Surakhmad (1982) adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada
pada masa sekarang,

dada masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan

kemudian dianalisis.

Penelitian

ini

tidak

hanya

berusaha

secara mendalam (thick description)

mengikuti
tetapi

kegiatan
juga

mempengaruhi
para guru
metode

MGMP

dalam

menganalisis
tinggi

tersebut.

deskriptif

rendahnya

mendeskripsikan

kinerja guru yang aktif

proses

belajar-mengajar,

faktor-faktor
atau baik

tidaknya

Karena itu penelitian
analitik.

Dengan

yang

yang
kinerja

ini menggunakan

menggunakan

analisis

maka proses pengumpulan data dan penyajian hasil penelitian

tidak hanya bertumpu pada hal-hal yang tampak dipermukaan
saja,

tetapi

juga

melihat

faktor-faktor

yang

melatar

belakangi kualitas unjuk kerja dimaksud.

Dalam

deskripsi

diteliti,
aspek

penelitian

mengenai

kegiatan

peneliti

atau

mengumpulkan

perilaku

subyek

data

yang

baik persepsinya maupun pendapatnya serta aspek-

lain yang

wawancara,

ini,

relevan

yang

diperoleh melalui

observasi, dan studi dokumentasi.

ini biasanya

menghadapi

kesulitan

bila

kegiatan

Uraian seperti

ditangani

melalui

prosedur statistik, berbeda dengan melalui prosedur metode

55

kualitatif.

Yang dimaksud dengan metode

Bogdan dan Taylor seperti

(2000

: 3)

kualitatif menurut

dikutif oleh Lexy

J.

Moleong

adalah sebagai prosedur dasar penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan

dari

lanjut

orang-orang

ia

berakar

dan

mengemukakan

pada

latar

perilaku

bahwa:

belakang

kualitatif

dan

diamati.

"Penelitian

alamiah

mengandalkan manusia sebagai alat
metode

yang

mengadakan

kualitatif

sebagai

penelitian,

Lebih

kebutuhan

memanfaatkan

analisis

data

secara

induktif"

Lincoln
peneliti

dan

yang

penelitiannya

desebabkan

Guba

menggunakan

bersifat

karena

kemungkinan

(1985:

mengemukakan

pendekatan

"emergent

pada

peneliti

12)

belum

kualitatif,

design".

tahap

awal

memiliki

fokus

penelitian

sambil

disain

Hal

ini

penelitiannya,

gambaran

yang

tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya.

mengembangkan

bahwa

Ia

mengumpulkan

jelas
akan

data.

Demikian pula peneliti kualitatif tidak menghampiri masalah
yang

akan

telah

ditelitinya

dirumuskan

melalui

sebelumnya

pertanyaan

untuk

dicari

penelitian

yang

jawabannya

atau

melalui perumusan hipotesis untuk dibuktikan
Biklen

(1982:

peneliti

kualitatif

ia

memahami

perilaku,

Bogdan

dan

31)
akan

pandangan,

mengemukakan
menaruh

kebenarannya.
bahwa

sebagai

perhatiannya

persepsi,

sikap

dan

untuk

lain-

56

lainnya berdasarkan pandangan subyek yang diteliti sendiri.

Oleh karena itu, peneliti kualitatif mengumpulkan datanya
melalui

kontak

langsung dengan

subyek

yang

diteliti

di

tempat mereka melakukan kegiatan sehari-hari.

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah karakteristik

yang membedakannya dengan penelitian

dan

Biklen

(1987:

27-28)

kuantitatif.

mengemukakan

Bogdan

beberapa

karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut:

(1)

Qualitative research has the natural setting as direct
source of data and the researcher is the key

(2)

Qualitative reserch is descriptive.

(3)

Qualitative

instrument.

researchers

are

concerned with

process

rather than simply with outcomes or products.

(4)

Qualitative

researchers

tend

to

analyze

their

data

inductively.

(5)

Meaning is of essential

concern

to the qualitative

approach.

Karakteristik-karakteristik tersebut di atas menjiwai
penelitian

Karakteristik

ini.

pertama,

peneliti

sebagai

instrumen utama mendatangi sendiri secara langsung sumber
datanya. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari fenomena

sebagaimana aslinya yang tampak dan terjadi di

Karakteristik
dikumpulkan

kata-kata

kedua,

dalam

dari

berupa uraian.

mengimplikasikan

penelitian

ini

pada angka-angka.

bahwa

cenderung

Jadi

hasil

lapangan.

data
dalam

yang
bentuk

analisisnya

Karakteristik ketiga, keempat, dan kelima,

menjelaskan bahwa penelitian

kualitatif lebih memfokuskan

57

kepada

proses

dari

pada

hasil,

dan

melalui

induktif peneliti mengungkapkan makna dari

analisis

keadaan yang

diamatinya itu.

Karena menggunakan metode penelitian kualitatif,

penelitian

ini

tidak

mencari

kebenaran

mutlak,

maka

karena

mengakui adanya dunia luar yang tidak dapat dikenal dengan
mutlak,

melainkan tergantung pada dunia realitas

menurut

pandangan

dan

konsensus

informan

dan

empirik

masyarakat

ilmuwan. Penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar dan
mengutamakan

data

yang

bersifat

kualitatif.

Kajian

bermaksud untuk memahami makna suatu kejadian dan mengamati
perilaku

sasaran

peneliti

berinteraksi

budaya

dan

Peneliti

penelitian

tafsiran

lebih

dalam

lingkungan

hidupnya,

dengan

mereka,

berusaha

mereka

tentang

dunia

bersifat

induktif,

memahami

sekitarnya.

artinya

berusaha

menemukan teori berdasarkan data dan terbuka bagi penemuan
baru (lihat : Nasution,

Penelitian
tetapi

suatu

1988).

ini bukan

juga belajar dari

peristiwa,

yaitu

hanya mempelajari
orang

unjuk

orang

lain,

lain untuk memahami

makna

kerja

para

guru,

menurut

pandangan hidup mereka sendiri. Hal ini didasari pada suatu

asumsi bahwa para guru yang dijadikan
ini

mengetahui

fenomena

dan

kehidupan

cepat

mereka.

menangkap

Dan

sasaran penelitian

makna

mereka

akan

tentang

dengan

suatu

baik

58

menjelaskan makna tentang fenomena menyangkut kehidupannya
jika orang lain memintanya dengan wajar.

B.

Sumber Data Penelitian

1. Populasi Penelitian

Suharsimi Arikunto
adalah

keseluruhan

(1989)

subyek

mengatakan bahwa,

penelitian.

populasi

Populasi

dalam

penelitian ini adalah semua pihak baik manusia maupun non
manusia

(dokumentasi,

simbol-simbol,

lingkungan hidup lainnya)

peralatan

kerja,

dan

yang dipandang dapat memberikan

data yang berhubungan dengan kinerja para guru yang aktif
mengikuti
garis

MGMP

dalam

proses

belajar-mengajarnya.

besar manusia yang menjadi

Secara

populasi penelitian

ini

adalah:

(1) para guru PPKn SMU Negeri di Kabupaten Bandung

peserta

MGMP,

Bandung,

(3)

(2)
para

para

Kepala

SMU

Negeri

petugas perpustakaan,

dan

di
(4)

Kabupaten
siswa

SMU

Negeri Kabupaten Bandung.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar
diamati.

(1983),
Sedangkan

Sebagaimana

sampel

yang

adalah

dikatakan

sebagian

menurut Moleong

(2000)

oleh

individu
sampel

Sutrisno

yang

Hadi

diamati.

yang dimaksudkan

59

dalam

penelitian

bersifat

informan,

yaitu

orang

yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.

Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel bertujuan

(purposive sampling),

dengan ciri-ciri

(1)

yang muncul

rancangan

sampel

atau ditarik terlebih dahulu,

berurutan,

(3)

(2)

sebagai berikut

tidak dapat

:

ditentukan

penentuan sampel secara

penyesuaian berkelanjutan dari sampel,

dan

(4) pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan.
Pemilihan

tenaga guru sebagai sumber

dengan jalan : responden (informan)
dari

padanya

menunjukkan
informasi,

orang
dan

menunjukkan

(snow

banyak

oleh

lain

suatu

maka

sedangkan

orang

tertentu.

lain

Jika

pihak,

data,

yang terpilih setelah

kemudian

yang

kiranya

kemudian responden baru

orang

ball).

individu;

digali

dan

sumber

data

jika suatu

tertentu,

maka

diminta

dapat

secara

untuk

berurutan

dapat

diperoleh

dari

adalah

kelompok

atau

informasi

sumber

untuk

memberikan

itu diminta

seterusnya

informasi

data dilakukan

data

hanya diketahui
adalah

individu

Secara demikian maka penentuan sampel penelitian

ini menggunakan teknik "bola salju" atau snowball sampling
technique (Bogdan & Biklen, 1982 ; Moleong, 2000).
Pada

ditentukan

prinsipnya,

sampel

oleh banyaknya

dalam

(jumlah)

penelitian

informan,

ini

tidak

tetapi

yang

60

dipentingkan
informasi

adalah

yang

sampel

dibutuhkan

dapat

secara

memberikan

mendalam

segenap

sesuai

dengan

sasaran penelitian.

Dalam penelitian kualitatif pengambilan

sampel

di

yang

besar

diperlukan.
menggali

Karena

samping

yang

tidak

efektif

dipentingkan

juga

tidak

peneliti

dapat

data dari sampel secara mendalam dengan berbagai

cara. Bahkan peneliti diharapkan dapat tinggal dalam waktu
yang cukup lama dengan orang-orang yang ditelitinya.

3. Data yang Diperlukan
Data

yang

diperlukan • dalam

penelitian

ini

sesuai

dengan fokus penelitian antara lain:

Bidang manajemen, MGMP, meliputi data tentang bagaimana
pelaksanaan

kegiatan

(b)pengorganisasian,

MGMP

dalam

hal

(c)pelaksanaan,

(a)
dan

perencanaan,
(d)

evaluasi

kegiatannya.

Bidang
kinerja

penguasaan

guru

kurikulum

peserta

bidang

materi,

MGMP

studi,

(b)

meliputi

dalam

data

tentang

hal

(a)

mengkaji

mengkaji

isi

buku-buku

bidang studi yang bersangkutan,

(c)

bahan
teks

melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang
bersangkutan,
mempelajari

(d)
aplikasi

mempelajari
bidang

ilmu

ilmu

yang

relevan,

ke dalam ilmu

lain,

(f) mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.

(e)
dan

61

Bidang penggunaan Media/Sumber, meliputi data tentang
kinerja guru peserta MGMP dalam hal (a) mempelajari macammacam media pendidikan,
media

(e)

(d)

berlatih

merawat

mengenali

mempelajari kriteria pemilihan

(c)

pendidikan,

pendidikan,

(b)

bahan-bahan

perpustakaan,

kepustakaan,

(h)

kepustakaan,

(I)

kepustakaan,

dan

media

alat-alat bantu belajar-mengajar,
yang

tersedia

sekolah untuk membuat alat bantu,
fungsi

menggunakan

(g)

berlatih

lingkungan

mempelajari fungsi-

mempelajari

macam-macam

sumber

menggunakan

macam-macam

sumber

pemilihan

sumber

mempelajari
(j)

(f)

di

kriteria

berlatih

menilai

sumber-sumber

kepustakaan.

Bidang

penilaian

prestasi

siswa

untuk

kepentingan

pengajaran, meliputi data tentang kinerja guru peserta MGMP

dalam

(a)

mempelajari

fungsi

penilaian,

(b)

mempelajari

bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian,
menyusun

teknik

kriteria

pemilihan

berlatih

penilaian,

menilai

prosedur

teknik

menggunakan

(f)berlatih

untuk

dan

mengelola

(g)

berlatih

perbaikan
teknik

proses
dan

dan

teknik
dan

penilaian,

(d)

prosedur
dan

berlatih

mempelajari

penilaian,

prosedur

hasil-hasil

belajar-mengajar,
penilaian,

menilai efektivitas program pengajaran.

dan

(e)

penilaian,

menginterpretasikan

menggunakan

prosedur

(c)

(h)
(i)

hasil

penilaian
berlatih
berlatih

62

C. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, prosedur pengumpulan data
tidak memiliki

fokus

suatu pola

yang

pasti,

penelitian dapat mengalami

sebab

disain

serta

perubahan yang bersifat

"emergent", akan tetapi untuk mempermudah pengumpulan data,
peneliti

(1988)

prosedur

seperti

yang

dikemukakan

dan Subino (1988), yaitu : (1)

oleh

Nasution

tahap orientasi,

(2)

tahap eksplorasi, dan (3) tahap member check.

1. Tahap Orientasi

Pada

tahap

menentukan

orientasi,

permasalahan

kegiatan

yang

utama

terjadi

ditujukan

di. lapangan.

untuk

Hal-hal

yang dilakukan dalam kepentingan ini adalah :

a.

Melakukan
yang

pra

survey

terjadi

meningkatkan

dalam

dengan
proses

kemampuan

guru

mengamati
MGMP

di

berbagai

sebagai

beberapa

gejala

upaya

SMU

untuk

Negeri

di

Kabupaten Bandung.

b.

Memilih

dan

lokasi

mencari

penelitian

tingkat

untuk memudahkan

permasalahan

yang

pelaksanaan

paling

menarik

untuk diteliti.

c.

Menyusun rancangan penelitian sebagai salah satu langkah
awal persiapan menghadapi seminar desain.

63

d.

Menentukan

tenaga

bantuan

dari

tenaga

pengajar

atau

pihak lain yang dianggap proporsional.

e.

Menyiapkan

perlengkapan

penelitian,

dokumen

alat

lain

bantu

penelitian,

abservasi,

seperti

seperti

pedoman

pedoman wawancara

perekam

(tape

serta

recorder)

dan

kamera.

f.

Mengurus perizinan untuk mengadakan penelitian.

2. Tahap Eksplorasi

Pada

tahap

kinerja

guru

ini

prosedur

peserta

belajar-mengajar,

MGMP

dilakukan

pengumpulan

dalam

data

tentang

melaksanakan

sesuai

dengan

proses

ketentuan

pembimbing. Kegiatan inti yang dilakukan meliputi :
a.

Mengumpulkan

dasar

dan

kebijakan

pelaksanaan

kegiatan

MGMP.

b.

Mengobservasi

pelaksanaan

kegiatan

proses

belajar-

mengajar yang dilakukan oleh guru peserta MGMP,

mengenai

hal-hal

yang

yang

berkaitan

terutama

langsung

dengan

tujuan MGMP.

c.

Melakukan

wawancara

situasi

alami.

apabila

seluruh

dengan

Kegiatan
data

subyek

wawancara

dan

dianggap telah cukup lengkap.

penelitian
ini

informasi

akan

yang

dalam

berakhir
dibutuhkan

64

3. Tahap Member Check

Dalam tahap ini semua data dan informasi yang telah
dikumpulkan

di

cek

ulang

(trianggulasi) ,

guna

melihat

sejauh mana kelengkapan atau kesempurnaan serta validitas

data diperoleh. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini meliputi :
a.

Mengecek

ulang

bersumber

data

dari

yang

dokumen

sudah

terkumpul,

maupun

baik

yang

hasil

pengamatan

ulang

kepada

dan

wawancara.

b.

Meminta

data

penelitian
tersebut

dengan

dan

jika

belum

informasi

ternyata
lengkap.

wawancara

data
Proses

langsung

atau

yang

subyek

telah

terkumpul

pengumpulan

dilakukan

melalui

telepon

dan

sarana lainnya.

c.

Meminta

penjelasan

holders)

tentang

pada

pihak-pihak

implementasi

terkait

pembinaan

(stake

kemampuan

profesional guru, terutama kepada kepala sekolah.

Untuk

peneliti

efektivnya

membuat

pelaksanaan

kisi-kisi

untuk

pengumpulan

dijadikan

sebagaimana tabel pada halaman berikut ini.

data,

pedoman

KISI-KISI PENELITIAN
NO

DATA

YANG DIPERLUKAN

TEKNIK

SUMBER DATA

PENGUMPULAN
DATA

III

IV

Kinerja guru dalam bidang
penguasaan materi
a.

Mengkaji bahan kurikulum bidang

Kep. Sekolah, Guru

studi

Mengkaji isi buku-buku teks

Kep. Sekolah, Guru

bidang studi yang bersangkutan
Melaksanakan kegiatan-kegiatan

Kep. Sekolah, Guru

yang disarankan dalam kurikulum

bidang studi yang bersangkutan
Mempelajari ilmu yang relevan
Mempelajari aplikasi bidang ilmu
ke dalam bidang ilmu lain
Mempelajari cara menilai
kurikulum bidang studi

Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi
Wawancara, Observasi, Dokumentasi

Kep. Sekolah, Guru
Ke

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEGIATAN GURU DI MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN ( MGMP ) DENGAN PROFESIONALISME GURU SEJARAH di SMA SE- LUMAJANG

0 30 18

Pembinaan kompetensi profesional Guru Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI tingkat SMPM di Jakarta Barat

0 62 107

Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dalam Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Sejarah Pada SMA Di Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2010 2011

0 7 146

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Kabupaten Wono

0 0 16

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Ka

0 0 16

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH.

0 2 35

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

PERAN FORUM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI GURU DI MGMP GEOGRAFI TINGKAT SMA KABUPATEN BANDUNG.

0 0 65

Peran Forum Kepala Sekolah (FKS) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam Pengembangan Sekolah Responsif Gender di Kabupaten Sragen.

0 0 16

Upaya Peningkatan Kemampuan Pembelajaran Guru Sekolah Menengah Kejuruan Melalui Diskusi Panel Pada Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Di SMK N 1 Gunung Tuleh

0 0 8