PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECEMASAN BERKOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 SUNGGAL.

(1)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

SMP NEGERI 2 SUNGGAL

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

BILFERI HUTAPEA

NIM. 8126121010

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRACT

Hutapea, Bilferi. Reg 8126121010. The Effect of Instructional Strategy and Exiety Communication on Students’ Mathematics Achievement in Civic Education at State Junior High School of 2 Sunggal. A Thesis: Post Graduate Program of State University of Medan. 2014

This Research is aimed at finding out: (1) The achievement of Civic Education Between the student that thought by problem based learning and expository strategies, (2) The achievement Civic Education Between student who had low exiety communication and high exiety communication, (3) interaction between learning strategies and exiety communication on the students’ achievement in Civic Education.

The population of this research were nine grade students of State Junior High School of 2 Sunggal, with 152 students.The sample of this research was to classes were each class consists of 38 students. Class IX-B using problem based learning strategy and class IX-C using expositori strategy. The sample taken by cluster random sampling technique. The instument to measure the learning achievement was a multiple choice test of 38 items with 4 answer option and coefisien reliability 0.92 To get the data of ability of independent of questionnaire. That amount 43 questions and coefisien reliability 0.929 The normality test used Liliefors and the homogeneity tes was Barlett test. The data analysis technique was Analysis of Variance (ANOVA) two-way at the level of significance α = 0.05 followed by Scheffe test.

The research finding were: (1) on average the students’ learning

achievement taught with problem based learning strategy was X = 29.27 which

was higher than the average the students’ learning achievement taught with expositori strategy, which was X = 27.55. With Fcount = 16.97 > Ftable = 3.8, (2)

on average the students’ learning achievement with low exiety communication was X = 30.5, which was higher that the students’ learning achievement with high exiety communication was X = 27.13. With Fcount = 6.32 > Ftable = 3.8, (3) there was an interaction between intructional strategy and exiety communication toward Civic Educational learning achievement with Fcount = 4.24 > Ftable = 3.8.

Based on the data analysis, it can be concluded that students’ with low

exiety communication characteristic should be best taught with problem based learning strategy wile student with high exiety communication with expositori instructional strategy. The implication is also suggest that Civic Education teacher is also suggested that teachers who plan implement the learning strategy should know the characteristic of student.


(6)

ABSTRAK

Hutapea, Bilferi. NIM 8126121010. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecemasan Berkomunikasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Sunggal. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2) untuk mengetahui hasil belajar matematika antara siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah dan hasil belajar matematika siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi, dan (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi siswa terhadap hasil belajar matematika .

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sunggal. Populasi terdiri atas empat kelas yang terdiri atas 152 siswa. Sampel penelitian ditetapkan kelas IX-B yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kelas IX-C yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Intrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38 soal dengan koefisien reliabilitas 0,929 sedangkan untuk mendapatkan data tentang kecemasan berkomunikasi siswa digunakan angket dengan 43 butir soal dan koefisien reliabilitasnya 0,929. Uji normalitas dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi

α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah X = 29,27 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori X = 27,55 ,dengan Fhitung = 16,97 > Ftabel = 3,8, (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah X = 30,5 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi X = 27,13 dengan Fhitung = 6,32 > Ftabel = 3,8, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika dengan Fhitung = 4,24 > Ftabel = 3,8.

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa yang karakteristik kecemasan berkomunikasi rendah adalah strategi pembelajaran berbasis masalah sedangkan siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi, strategi yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran ekspositori. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada guru matematika yaitu dalam penerapan strategi pembelajaran memperhatikan karakteristik siswa khususnya karakteristik kecemasan berkomunikasi.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kekuatan dan Rahmat-Nya sehingga proposal tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya ini banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan Pembimbing dan motivasi dari orang tua serta rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini ucapan terimakasih disampaikan kepada :

Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan administrasi di Program Pascasarjana Unimed.

Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak Dr. R. Mursid,M.Pd, Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan atas segala motivasi dan bantuan kepada penulis berupa layanan perkuliahan.

Bapak Penguji Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan bapak Prof. Dr. Edy Syahputra, M.Pd sebagai penguji tesis yang telah memberikan saran dan masukan dalam usaha perbaikan tesis ini.


(8)

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada rekan mahasiswa Pascasarjana Unimed Program Studi Teknologi Pendidikan sebagai teman yang telah banyak memberikan bantuan moril dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Ucapan teristimewa disampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan penulisan tesis ini.

Semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan yang akan datang.

Medan, Desember 2014 Penulis

BILFERI HUTAPEA Nim. 8126121010


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Kajian Teoretis ... 12

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika ... 12

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 19

a. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ... 21

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 33

3. Hakikat kecemasan Berkomunikasi ... 39

B. Penelitian Yang Relevan ... 46

C. Kerangka Berpikir ... 47

D. Hipotesis Penelitian ... 54


(10)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 55

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 55

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

C. Metode dan Desain Penelitian ... 53

D. Pengontrolan Perlakuan ... 57

E. Prosedur Perlakuan dan Pelaksanaan ... 60

F. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 63

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 64

H. Teknik Analisis Data ... 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 73

A. Deskripsi Data ... 73

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 84

C. Pengujian Hipotesis ... 89

D. Diskusi Hasil Penelitian ... 95

E. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 109

A. Simpulan ... 109

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rata-rata Hasil Belajar Bidang Studi Matematika Siswa 5 Kelas IX tahun ajaran 2009/2010 – 2011/2012

SMP Negeri 2 Sunggal

2.1 Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah 27 2.2 Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah 30 2.3 Proses Pelaksanaan Strategi pembelajaran Berbasis Masalah 30 2.4 Tahapan Strategi pembelajaran Ekspositori 36 2.5 Proses pelaksanaan Strategi pembelajaran Ekspositori 37 2.6 Perbedaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori 38

3.1 Desain Penelitian Faktorial 2x2 56

3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika 65

3.3 Aspek dan Distribusi Item Skala Kecemasan Berkomunikasi 66 4.1 Daftar DistribusiFrekuensi Hasil Belajar Matematika Yang

Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 73 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Yang

Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori 75 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Dengan Kecemasan Berkomunikasi Rendah 76

4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa

yang Memiliki Kecemasan Berkomunikasi Tinggi. 77 4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa

yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Memiliki Kecemasan Berkomunikasi Rendah. 79 4.6. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa

yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Memiliki Kecemasan Berkomunikasi Tinggi. 80 4.7. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa

yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan

Memiliki Kecemasan Berkomunikasi Rendah. 81


(12)

4.8. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajarkan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan

Memiliki Kecemasan Berkomunikasi Rendah. 83

4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas 84

4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Strategi

Pembelajaran Ekspositori. 87

4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel kecemasan berkomunikasi rendah dan kecemasan

berkomunikasi tinggi. 88

4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel

Strategi Pembelajaran Dan Kecemasan Berkomunikasi. 88

4.13 Data Hasil Belajar Matematika 89

4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 90

4.15 Rangkuman Uji Scheffe 92


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar

Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 74 4.2 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar

Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori 75 4.3 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan

Kecemasan Berkomunikasi Rendah 77

4.4 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan

Kecemasan Berkomunikasi Tinggi 78

4.5 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan

Kecemasan Berkomunikasi Rendah 79

4.6 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan

Kecemasan Berkomunikasi Tinggi 81

4.7 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dengan

Kecemasan Berkomunikasi Rendah 82

4.8 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dengan

Kecemasan Berkomunikasi Tinggi 83


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus 119

2 RPP (Perlakuan) dan RPP (Kontrol) 121

3 Instrumen Tes Hasil Belajar 164

4 Hasil Uji Coba Test Hasil Belajar : Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Tingkat Kesukaran Butir Tes,

Daya Pembeda 171

5 Instrumen Kecemasan Berkomunikasi 178

6 Validasi, Reliabilitas Angket Kecemasan Berkomunikasi 180 7 Data Hasil Belajar, Normalitas, Homogenitas, Hipotesis

Dan Uji Lanjut 183

8 Data Sebaran Data 227

9 Foto Dokumentasi


(15)

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang ada dalam pembukaan undang-undang dasar 1945. Pembangunan suatu bangsa memiliki aspek yang sangat mendasar yaitu pendidikan. Pendidikan mampu mengembangkan sumber daya manusia sehingga memiliki kompetensi-kompetensi dan kemampuan hidup dan berdaya saing secara nasional maupun internasional.

Pemerintah merumuskan dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapat tujuan yang diharapkan bersama. Di dalam tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pengembangan proses pendidikan perlu mendapat perhatian untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa dengan


(17)

proses pendidikan yang baik maka yang diharapkan akan memperoleh hasil yang baik pula yaitu salah satunya adalah terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki karakter yang baik. Hasil proses pendidikan tersebut dapat dilihat dari setiap proses pembelajarannya. Kualitas proses pembelajaran di dalam kelas, seperti kegiatan belajar mengajar dan sistem penilaian dan evaluasi yang digunakan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi mutu pendidikan tersebut.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak didik yang berakibat terjadinya perubahan pada diri pribadinya (Miarso, 2004:9). Dengan demikian pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan terencana untuk membantu anak didik memiliki kemampuan intelektual dan juga pengembangan sikap, kepribadian dan keterampilan siswa agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai masyarakat dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.

Menurut Sagala ( 2012 : 12 ), kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah aktivitas siswa dalam arti yang sangat luas, dalam arti guru bukan hanya semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Hal ini mengandung pengertian bahwa proses belajar mengajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang berwujud dalam perubahan tingkah laku, meliputi perubahan tingkah laku, perubahan keterampilan, kebiasaan sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi.


(18)

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling terkait. Salah satu komponen yang sangat berpengaruh dari komponen tersebut dalam peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Sagala (2012:147) menyatakan bahwa guru sebagai tenaga pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi mengelola kagiatan belajar mengajar serta seperangkat peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif, melalui transformasi.

Guru sebagai sumber belajar bagi siswanya harus dapat menguasai materi yang akan diajarkan. Titik berat guru bukan saja sebagai pengajar melainkan sebagai pembimbing belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Sebagai fasilitator, guru memiliki peran memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Guru juga merupakan sebagai pengelola (learning manager) agar dalam pelayanan proses pembelajaran perlu menciptakan suasana belajar yang nyaman melalui pengelolaan kelas dengan baik.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu pekerjaan mendidik dan bukan semata-mata mengajar dalam arti teknis, harus terjadi interaksi yang merupakan komunikasi dua arah, sebab manusia pada dasarnya juga tumbuh dan berkembang dalam hubungan dengan sesamanya. Proses belajar yang dilaksanakan dalam suasana satu arah kurang mendukung komunikasi siswa untuk berpartisipasi penuh di dalam proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi siswa.

Proses belajar mengajar meliputi setiap mata pelajaran salah satunya adalah pelajaran matematika. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang


(19)

diajarkan di setiap jenjang pendidikan dan salah satu mata pelajaran yang diuji dalam Ujian Nasional di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hampir semua ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan matematika sehingga memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan sehari-haripun matematika berperan sangat besar. Besarnya peranan matematika tersebut menuntut setiap siswa untuk mampu menguasai pelajaran matematika.

Kenyataan sekarang ini banyak siswa yang mengalami masalah tentang mata pelajaran matematika. Kualitas pendidikan matematika di Indonesia belum mencapai hasil yang diharapkan. Siswa banyak yang mengeluh tentang mata pelajaran matematika dan menganggap bahwa pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami dan membosankan. Hal ini disebabkan karena strategi mengajar yang digunakan guru tidak menarik. Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di sekolah ini lebih banyak dilakukan metode ceramah yaitu dengan cara guru menerangkan dan siswa duduk mendengarkan mata pelajaran matematika. Siswa akan menghafal materi tanpa memahami konsep. Hal seperti ini akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika itu sendiri.

Hasil survey awal dan data yang didapat di SMP Negeri 2 sunggal ditemukan bahwa guru dalam mengajarkan mata pelajaran matematika menggunakan strategi ekspositori yaitu pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Strategi pembelajaran yang digunakan guru selama ini kurang efektif. Guru hanya menerangkan pelajaran di depan kelas sementara siswa duduk dan mendengarkannya sehingga membuat siswa merasa bosan.


(20)

Rendahnya kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika terlihat dari hasil survei di SMP Negeri 2 Sunggal berdasarkan nilai rata-rata kelas IX bidang studi matematika pada tiga tahun terakhir seperti terlihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Kelas Bidang Studi Matematika Siswa Kelas IX tahun ajaran 2009/2010 – 2011/2012 SMP Negeri 2 Sunggal

Kelas Semester Tahun Ajaran

2009-2010 2010-2011 2011-2012

IX A Ganjil 6.25 6.50 6.75

Genap 6.50 6.75 7.00

IX B Ganjil 6.30 6.50 6.50

Genap 6.50 6.75 7.00

IX C Ganjil 6.50 6.75 6.50

Genap 6.60 6.50 6.50

IX D Ganjil 6.00 6.25 6.00

Genap 6.25 6.25 6.25

Sumber : SMP Negeri 2 Sunggal

Melihat data tersebut nilai yang diperoleh siswa masih belum memuaskan dalam pencapaian nilai yang baik, sedangkan nilai ketuntasan minimal sekolah yang harus dicapai adalah 6,50 maka perlu untuk ditingkatkan. Rendahnya hasil belajar matematika tentu banyak faktor yang mempengaruhinya. Namun secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal adalah pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, guru harus dapat menggunakan strategi pelajaran yang sesuai dengan siswa.

Joyce (2009:7) berpendapat bahwa cara penerapan pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik diri mereka sendiri, bukan sekedar penyaji yang kharismatik dan persuasif. Faktor internal yang turut mempengaruhi hasil belajar matematika siswa adalah dalam hal


(21)

berkomunikasi. Komunikasi pada siswa dilakukan setiap hari, hal tersebut dilakukan dalam proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada saat melakukan komunikasi, tidak jarang siswa mengalami kecemasan dalam mengungkapkan keinginan, ide atau pendapat, mengekspresikan perasaan, dan bertukar informasi. Dalam ruang lingkup pembelajaran, kecemasan komunikasi yang dialami siswa adalah ketika akan mempresentasikan tulisan ataupun diskusi dengan orang lain maupun dalam kelompok.

Hal ini dapat dilihat ketika diskusi yang dilakukan di dalam kelas. Pada umumnya diskusi tidak berlangsung seperti yang diharapkan. Dalam bertanya dan berpendapat, sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Siswa yang berdiskusi sebagaian besar hanya diam saja dan tidak pernah mengeluarkan pendapat atau idenya sama sekali. Berdasarkan data awal yang diperoleh, hal ini disebabkan adanya kecemasan komunikasi dalam mengeluarkan pendapat atau pertanyaan.

Trianto (2009:122) berpendapat diskusi adalah situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lainnya saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupayah memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing menghilangkan perasaaan subjektifitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang mestinya (Majid, 2008:14).

Proses komunikasi membutuhkan dua tindakan yaitu memberi informasi dan menerima informasi. Dikatakan bahwa satu pihak peserta harus menciptakan


(22)

informasi dan pengutaraan tersebut harus digunakan bersama oleh pihak peserta lain. Pemberian informasi yang diberikan akan berhasil sampai kepada informasi jika tujuan yang hendak disampaikan terlaksana.

Pemilihan strategi pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian dan pembaharuan (inovasi) dalam strategi pembelajaran, di antaranya adalah strategi pembelajaran berbasis masalah yaitu strategi pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa dalam hal belajar. Mereka didorong belajar secara mandiri dalam hal mengolah informasi. Apabila siswa dilibatkan dalam proses belajar mengajar maka sikap apatis, menolak dan tingkah laku yang menyimpang akan berkurang, sebaliknya akan menimbulkan kegirangan dan kegairahan belajar dan membuat siswa untuk dapat berpikir secara kritis dan juga leluasa berkomunikasi. Situasi seperti ini diduga akan merangsang siswa untuk mengeluarkan seluruh potensi yang ada pada dirinya lebih baik.

Dalam Jurnal Herman (2007:52) menunjukkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMP yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah menunjukkan hal-hal yang positif, seperti: (1) Kebanyakan siswa (77,2%) menyatakan senang belajar matematika melalui pemecahan masalah. (2) Sebagaian besar siswa (72,8%) merasa tertantang dalam belajar matematika melalui pemecahan masalah. (3) Mayoritas siswa (90%) berpendapat bahwa pemecahan masalah perlu dilakukan melalui kerja kelompok. (4) Sebagian besar siswa (72,8%) menyatakan bahwa selalu ada cara lain untuk menyelesaikan masalah. (5) Kebanyakan siswa (82,8%) percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah. (6) Sebagian besar siswa (82,2%)


(23)

memandang perlu menghargai pendapat orang lain. (7) Mayoritas siswa (86,2%) berpendapat bahwa belajar matematika melalui pemecahan masalah bermanfaat untuk kehidupan. (8) Lebih dari setengah dari keseluruhan siswa (65,5%) menyatakan perlunya memikirkan cara lain yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah. (9) Kebanyakan siswa (71,7%) menyatakan perlunya mengikuti cara yang dilakukan teman dalam menyelesaikan masalah.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa. Konsep belajar ini juga akan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Konsep belajar ini berpandangan bahwa belajar akan lebih bermakna jika anak “menemukan sendiri” masalah apa yang sedang dipelajarinya bukan “mengetahuinya” dari orang lain. Dengan demikian, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa adalah bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan mengalami dan memahami sendiri apa makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaimana mencapainya, sehingga siswa dapat menyadari bahwa pelajaran tersebut berguna bagi hidupnya nanti.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah dan kecemasan berkomunikasi yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, yang dilakukan pada siswa kelas IX (sembilan) SMP negeri 2 sunggal pada semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.


(24)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran di SMP Negeri 2 Sunggal.

Masalah yang ada dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut : (1) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar matematika ? (2) strategi pembelajaran apakah yang sesuai dengan mata pelajaran matematika (3) bagaimana kecemasan berkomunikasi siswa (4) apakah strategi pembelajaran berbasis masalah cocok bagi siswa yang memiliki kecemasan komunikasi tinggi atau rendah ? (5) apakah strategi pembelajaran ekspositori cocok bagi siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi tinggi atau rendah ? (6) dari hasil belajar, apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi tinggi lebih tinggi bila diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah ? (7) apakah hasil belajar matematika siswa yang memilki kecemasan berkomunikasi rendah akan lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah ? (8) apakah ada interaksi antara penerapan strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika (9) apakah kemampuan guru dalam mengajar telah memadai ? (10) apa saja karakteristik yang dimiliki siswa yang mempengaruhi hasil belajar matematika ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dapat diidentifikasi tersebut menunjukkan banyak masalah yang dapat dikaji sehubungan dengan hasil belajar matematika di SMP. Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan dana, maka perlu dibuat pembatasan masalah agar peneliti lebih terarah dan fokus dalam mencapai tujuan penelitian penelitian ini dibatasi pada masalah: penggunaan strategi pembelajaran


(25)

yang dibatasi dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dan strategi pembelajaran ekspositori serta kecemasan berkomunikasi siswa.

Hasil belajar matematika siswa dibatasi dalam ranah kognitif yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang dibatasi pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4) dan sintesis (C5) dengan standar kompetensi kesebangunan. Standart kompetensi tersebut merupakan salah satu standart kompetensi dalam pelajaran matematika kelas IX semester ganjil yang diberikan pada siswa SMP Negeri 2 Sunggal, tahun pelajaran 2014/2015. Kecemasan berkomunikasi dibatasi pada indikator yang merujuk pada teori yang dikembangkan Burgoon dan Ruffner.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Apakah hasil belajar matematika kelompok siswa yang memilki kecemasan berkomunikasi rendah lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi tinggi ?

3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika ?


(26)

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika kelompok siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi rendah lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi tinggi.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis.

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat : (1) memperkaya pengetahuan bidang pendidikan, khususnya tentang strategi pembelajaran berbasis masalah dan kecemasan berkomunikasi serta hubungannya dengan hasil belajar matematika, (2) menjadi acuan bagi peneliti lain yang ini mengembangkan strategi pembelajaran.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat : (1) sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan, (2) sebagai acuan bagi guru dalam mengembangkan desain pembelajaran (3) memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Sunggal.


(27)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

Pertama, rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian strategi pembelajaran berbasis masalah lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada materi ajar kesebangunan dan kekongruenan.

Kedua, rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi.

Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kecemasan berkomunikasi, dimana siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah lebih tepat diajar menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah, sedangkan siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi lebih tepat diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi


(28)

pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar matematika siswa lebih tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dari pada strategi pembelajaran langsung. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah, siswa cenderung untuk lebih aktif dalam merekontruksi sendiri ilmu dan memecahkan masalah sendiri dalam pembelajarannya. Siswa berupayah untuk menemukan pengetahuan dengan mencari sumber-sumber yang beraneka ragam.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika kepada guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran berbasis masalah. Dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif siswa terhadap pelejaran matematika dan dapat mencipatakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran berbasis masalah maka


(29)

guru harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran berbasis masalah.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecemasan berkomunikasi siswa berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang kecemasan berkomunikasi tinggi. Kecemasan berkomunikasi yang dipilah atas kecemasan berkomunikasi rendah dan kecemasan berkomunikasi tinggi ditentukan dari hasil skor hasil angket. Siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah memiliki karakter aktif dalam berkomunikasi dan bertanya di dalam diskusi sehingga lebih mudah memahami setiap pelajaran. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah maka akan maksimal pula pencapaian hasil belajar matematika, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi tinggi tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika berimplikasi pada guru pengampu mata pelajaran matematika untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kecemasan berkomunikasi siswa. Apabila kecemasan berkomunikasi siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa, di samping itu guru juga dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya untuk siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah digabungkan dengan siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi agar terjadi rangsangan komunikasi


(30)

terhadap siswa yang memiliki kecemasan berkomunikasi tinggi. Dengan demikian maka akan terjadi keaktifan setiap siswa di dalam belajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek kecemasan berkomunikasi mengisyaratkan guru dalam memilih strategi pembelajaran harus mempertimbangkan faktor kecemasan berkomunikasi siswa. Dengan rendahnya tingkat kecemasan berkomunikasi siswa akan berperan terhadap reaksi positif atau negatif yang akan dilakukannya dalam merespon ide, bertanya, menyampaikan gagasan atau situasi tertentu dalam pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif dengan melihat karakteristik siswa.

Perbedaan tingkat kecemasan juga berimplikasi kepada guru di dalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan memotivasi untuk aktif dalam belajar siswa. Bagi siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah hal tersebut tidaklah menjadi hal yang sulit bagi guru dalam memotivasi siswa, membangkitkan minat dan motivasi untuk aktif dalam belajar, tetapi bagi siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi perlu memberikan perhatian yang lebih dan kontiniu didalam memotivasi siswa, membangkitkan minat dan motivasi untuk aktif dalam belajar siswa.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kecemasan berkomunikasi rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah secara rata-rata mempunyai hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan


(31)

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi secara rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki kecemasan berkomunikasi rendah, sedangkan strategi pembelajaran ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik kecemasan berkomunikasi tinggi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar matematika dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan kecemasan berkomunikasi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar matematika itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Sedangkan untuk siswa agar selalu berupayah mengurangi tingkat kecemasan berkomunikasi agar lebih aktif untuk bertanya dan menyampaikan gagasan di dalam diskusi kelas sehingga mendorong lebih aktif di dalam pembelajaran.


(32)

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika, karena strategi pembelajaran berbasis masalah memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran matematika dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori pada bidang studi lainnya dan tidak hanya pada ranah kognitif saja.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, N. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya belajar terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Gajah Mada Medan”. Tesis, Medan: Unimed

Amir, MT. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Perdana

Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Atwi, S. 1997. Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIA-LAN

Azwar, S. 1988. Sikap Manusia, Teori dan Pengakarannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Burgoon and Ruffner. 1978. Human Communication. New York : Library Of Congress

Campbell & Stanley. 1966. Experimental and Quasi-Experimcntoi. Designs for Research. chicago,. Illionis

Cangara, H. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada David, dkk. 2009. Methods for Teaching: Promoting Student Learning in K-12

Classroom. USA: New Jersey

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Metode Pelatihan Berintegrasi dan Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Dick and Carey, L. 2005. The Sistematic Design of Instruction. Harper Collins Publisher

Feriana, R. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa MAN Binjai & MAN I Stabat”. Tesis, Medan: Unimed

FIP. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Imperial Bakti Utama


(34)

Forgarty. 1997. Problem Based Learning. United State: Corwin Pr. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Journal Educationist, Volume 1 Nomor 1, halaman 52.

file.upi.edu/Direktori/JURNAL/.../Vol._I.../6.go.id.( 12 Mei 2014 )

Hergenhahn, M. 2000. Theories of Learning. California

Joyce, dkk. 2009. Model of Teaching (eighth edition). USA: Upper Saddle River. Kincaid, D.L & Schramm W. 1977. Azas – azas komunikasi Antar Manusia.

Terjemahan Oleh Agus Setiadi. Jakarta : LP3ES

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mariani. 1991. Alat Pendidikan Matematika. Medan : FMIPA IKIP Medan Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya.

Bandung : Remaja Rosdakarya

Nelson, M. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK N1 Medan”. Tesis, Medan: Unimed

Nuraeni, D. 2010. “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berkomunikasi Interpersonal Pada Siswa Kelas VII & VIII SLTPN I Lumbun Pasuruan”. Skripsi, Malang: UIN Malang

Panjaitan, Keysar. 2006. Model Pembelajaran. Gorontallo : Nurul Zannah Ruseffendi, ET. 1980. Common textbook

Powell & Powel. 2010. Classroom communication and diversity: Education Instruction Practice. New York: N.Y


(35)

Ramaiah. S. 2003. Kecemasan : Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta : Rahmatan

Reigeluth, S. 1983. Instructional-Design Theories And Models: An Overview Of Their Current Status. London New Jersey: Hillsdale

Retno, D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Unimed. Medan

Riyanto, Y.2009. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana

Rosdiana,B. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Parulian 1 Medan”. Tesis, Medan: Unimed

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Grafindo Persada

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, W.2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Severin, W.J & Tankard, J.W. Ir. 2008. Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan

Terapan di Dalam Media Massa. Edisi Kelima. Kencana

Slameto, Buchari. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suharsimi, A. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Supatmono, C. 2009. Matematika Asyik, Asyik Mengajarnya, Asyik Belajarnya,


(36)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Zannah

Wulandari, L. 2004. Efektivitas Modifikasi Perilaku-Kognitif Untuk Mengurangi Kecemasan Komunikasi Antar Pribadi. Medan: USU


(1)

menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan kecemasan berkomunikasi tinggi secara rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki karakteristik yang memiliki kecemasan berkomunikasi rendah, sedangkan strategi pembelajaran ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik kecemasan berkomunikasi tinggi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar matematika dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan kecemasan berkomunikasi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar matematika itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi perlu menjadi perhatian sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan kecemasan berkomunikasi berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Sedangkan untuk siswa agar selalu berupayah mengurangi tingkat kecemasan berkomunikasi agar lebih aktif untuk bertanya dan menyampaikan gagasan di dalam diskusi kelas sehingga mendorong lebih aktif di dalam pembelajaran.


(2)

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika, karena strategi pembelajaran berbasis masalah memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran matematika dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori pada bidang studi lainnya dan tidak hanya pada ranah kognitif saja.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, N. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya belajar terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Gajah Mada Medan”. Tesis, Medan: Unimed

Amir, MT. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Perdana

Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Atwi, S. 1997. Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIA-LAN

Azwar, S. 1988. Sikap Manusia, Teori dan Pengakarannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Burgoon and Ruffner. 1978. Human Communication. New York : Library Of Congress

Campbell & Stanley. 1966. Experimental and Quasi-Experimcntoi. Designs for Research. chicago,. Illionis

Cangara, H. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada David, dkk. 2009. Methods for Teaching: Promoting Student Learning in K-12

Classroom. USA: New Jersey

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Metode Pelatihan Berintegrasi dan Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Dick and Carey, L. 2005. The Sistematic Design of Instruction. Harper Collins Publisher

Feriana, R. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa MAN Binjai & MAN I Stabat”. Tesis, Medan: Unimed

FIP. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Imperial Bakti Utama


(4)

Forgarty. 1997. Problem Based Learning. United State: Corwin Pr. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Journal Educationist, Volume 1 Nomor 1, halaman 52. file.upi.edu/Direktori/JURNAL/.../Vol._I.../6.go.id.( 12 Mei 2014 ) Hergenhahn, M. 2000. Theories of Learning. California

Joyce, dkk. 2009. Model of Teaching (eighth edition). USA: Upper Saddle River. Kincaid, D.L & Schramm W. 1977. Azas – azas komunikasi Antar Manusia.

Terjemahan Oleh Agus Setiadi. Jakarta : LP3ES

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mariani. 1991. Alat Pendidikan Matematika. Medan : FMIPA IKIP Medan Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya.

Bandung : Remaja Rosdakarya

Nelson, M. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK N1 Medan”. Tesis, Medan: Unimed

Nuraeni, D. 2010. “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berkomunikasi Interpersonal Pada Siswa Kelas VII & VIII SLTPN I Lumbun Pasuruan”. Skripsi, Malang: UIN Malang

Panjaitan, Keysar. 2006. Model Pembelajaran. Gorontallo : Nurul Zannah Ruseffendi, ET. 1980. Common textbook

Powell & Powel. 2010. Classroom communication and diversity: Education Instruction Practice. New York: N.Y


(5)

Ramaiah. S. 2003. Kecemasan : Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta : Rahmatan

Reigeluth, S. 1983. Instructional-Design Theories And Models: An Overview Of Their Current Status. London New Jersey: Hillsdale

Retno, D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Unimed. Medan

Riyanto, Y.2009. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana

Rosdiana,B. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecemasan berkomunikasi terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Parulian 1 Medan”. Tesis, Medan: Unimed

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Grafindo Persada

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, W.2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Severin, W.J & Tankard, J.W. Ir. 2008. Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan

Terapan di Dalam Media Massa. Edisi Kelima. Kencana

Slameto, Buchari. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suharsimi, A. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Supatmono, C. 2009. Matematika Asyik, Asyik Mengajarnya, Asyik Belajarnya,


(6)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Zannah

Wulandari, L. 2004. Efektivitas Modifikasi Perilaku-Kognitif Untuk Mengurangi Kecemasan Komunikasi Antar Pribadi. Medan: USU