ANALISIS POTENSI FISIK DAN NON FISIK OBJEK PARIWISATA KAWASAN LAU DEBUK DEBUK DESA SEMANGAT GUNUNG KABUPATEN KARO.
DESA SEMANGAT GUNUNG KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD TAUFIQ BAHARI NIM. 308131062
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
vi
Muhammad Taufiq Bahari, 308131062. Analisis Potensi Fisik dan Non Fisik Objek Pariwisata Kawasan Lau Debuk-Debuk Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas lmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui potensi fisik objek wisata Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung dilihat dari letak geografis, topografi, vegetasi, cuaca, iklim, dan air. (2) Mengetahui potensi non-fisik objek wisata Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung dilihat dari budaya yaitu seni pertunjukan, kegiatan kehidupan masyarakat, kuliner dan buatan manusia (sarana dan prasarana).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka, 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah objek wisata yang berada Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung, mengingat jumlah populasi terbatas, maka populasi dijadikan sebagai sampel penelitian (total sampling). Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan komunikasi langsung. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Potensi fisik objek wisata Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka adalah Secara astronomis Desa Semangat Gunung terletak pada 3,23°LU-98,49°BT dan 3,24°LU-98,53°BT. Desa Semangat Gunung di kelilingi oleh Bukit Barisan serta Gunung Api Sibayak dengan rata-rata ketinggian 1000 m/dpl dengan suhu rata-rata 16oC-20oC. Hal ini menjadikan Desa Semangat Gunung memiliki vegetasi alam yang relatif baik serta vegetasi produksi yang tumbuh subur seperti bawang merah, buncis, kubis, tomat, sawi,padi, lengkeng, dan jeruk. Desa Semangat Gunung memiliki 11 lokasi pemandian air panas dengan total kolam sebanyak 83 kolam yang berisi air kandungan belerang sebanyak 16% dengan suhu rata-rata 40oC. (2) Potensi non-fisik objek wisata Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka adalah adanya kegiatan pesta tahunan, pesta adat, dan acara Erpangir Ku Lau (mandi membersihkan diri dengan air bunga di Lau Debuk-Debuk) yang di antaranya diisi oleh kegiatan adat seperti tari-tarian, dan menyajikan hidangan khas masyarakat Karo yaitu Cipera, Tasak Telu, dan Terites belum dikembangkan dan dipromosikan sebagai daya tarik potensi wisata. Faktor Pendukung berupa Sarana sudah cukup baik yaitu memiliki lima tempat penginapan, lima restoran, dan empat tempat ibadah, namun prasarana berupa jalan yang sudah diaspal hanya ditemui sepanjang 1Km dari total panjang jalan 49 Km.
(6)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Potensi Fisik dan Non-Fisik Objek Pariwisata Kawasan Lau Debuk-debuk Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masalah, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Asnidar M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat penuh perhatian dalam membimbing penulis selama menyelesaikan skripsi ini. IbuDra. Marlinang Sitompul, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan. Bapak Dra. Minah Sinuhaji, M.Si selaku dosen ahli yang telah memberikan banyak masukan materi untuk penelitian ini. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku dosen seminar yang telah memberikan masukan dalam segi penulisan Skripsi ini. Bapak/Ibu Dosen Jurusan PendidikanGeografi yang telah membekali penulis dengan Ilmu Pengetahuan selama diperkuliahan.
5. Bapak Hajat Siagian selaku pegawai di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Jeni Ginting selaku Kepala Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yang telah membimbing penulis saat berada di lokasi penelitian.
(7)
v
Abangda Arfi Maulana, dan Kakanda Lisa Purwanti. Terimakasih buat cinta, kasih sayang, doa, dukungan serta segala pengorbanannya.
8. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi : Wahyuni Adha, Vina, Nurul, Anyelir, Dhina, Johntri, Munira, Evi, Sri, Mulhady, Faisal, Umi, Jesisca, Yani, Zaitun, Chandra, Syahpin, Nanda, dan Adri. Terimakasih untuk motivasi, bantuan, dan persahabatan yang luar biasa.
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada mereka yang telah memberi bantuan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, Agustus 2014 Penulis
Muhammad Taufiq Bahari NIM. 308131062
(8)
vii DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I . PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II . KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kerangka Teoritis... 8
B. Penelitian Yang Relevan ... 31
C. Kerangka Berpikir ... 33
BAB III . METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Lokasi Penelitian ... 35
B. Populasi Dan Sampel ... 35
C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Teknik Analisis Data... 39
BAB IV . DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 40
A. Kondisi Fisik ... 40
(9)
viii
B. Pembahasan ... 69
BAB VI . KESIMPULAN DAN SARAN... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
(10)
ix
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Penggunaan Lahan di Desa Semangat Gunung tahun 2013 ... 44
2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Semangat Gunung tahun 2013 ... 47 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Semangat
Gunung Tahun 2013 ... 46 4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Semangat Gunung
Tahun 2013 ... 48
5. Distribusi Responden Menurut Agama di Desa Semangat Gunung Tahun 2013 . 48
6. Distribusi Responden Menurut Etnis di Desa Semangat Gunung Tahun 2013 .... 49 7. Hasil Pertanian di Desa Semangat Gunung Tahun 2013 ... 54 8. Jumlah Kolam Air Panas dan Luas Pada Masing – Masing Pemandian... 58 9. Kondisi Jalan di Desa Semangat Gunung Tahun 2013 ... 68
(11)
x
No. Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berfikir ... 34
2. Peta Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ... 41
3. Peta Persebaran Pemandian Air Panas Objek Wisata Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung………...………...42
4. Peta Rupa Bumi Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ... 53
5. Tanaman Buncis dan Tomat di Desa Semangat Gunung ... 54
6. Tanaman Pertanian Tumpang Sari . ... 56
7. Pemandian Air Panas Makabrena dan Pesona Alam ... 59
8. Kolam Pemandian Air Panas Lau Debuk-Debuk ... 60
9. Kuliner Cipera. ... 64
10.Kuliner Terites ... 66
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Tabel Data Induk………80
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan alam yang cukup besar dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku, budaya dan berbagai peninggalan sejarah menjadikan negara ini layak untuk menjadi salah satu daerah tujuan wisata pilihan bagi para wisatawan mancanegara dan juga wisatawan domestik sendiri.Hal ini jugalah yang membuat pemerintah Indonesia mencanangkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan di Indonesia karena Indonesia memiliki potensi wisata yang sangat baik.
Pariwisata merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki
prospek yang cerah, dan memiliki potensi dan peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan.Peluang tersebut didukung oleh kondisi budaya yang beragam dan
kondisi alamiah seperti keadaan geografis, lapisan tanah yang subur dan panorama,
serta berbagai flora dan fauna yang memperkaya isi daratan dan lautannya.
Pengembangan pariwista di Indonesia merupakan salah satu celah untuk
meningkatkan devisa negara, hal ini dapat dilakukan dengan menelaah kepada
kawasan objek wisata yang sesungguhnya memiliki potensi fisik dan non fisik agar
dapat menawarkan segala daya tariknya dan mendatangkan wisatawan untuk
menikmati produk atau kreasi budaya dan peninggalan sejarah, serta ekowisata dari
suatu daerah tersebut.
Pengembangan kepariwisataan di Indonesia saat ini semakin penting, tidak saja
(14)
2
memperluas kesempatan berusaha, disamping memberikan lapangan pekerjaan baru
untuk mengurangi pengangguran.
Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik
secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat
eratkaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut.
Dengan perkataan lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata
selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.
Dalam mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan
berbagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan
wisata. Faktor-faktor itu terkait dengan lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu
daerah tujuan wisata seperti yang dikemukakan oleh Suwantoro (dalam Wisantisari
1997) yang meliputi objek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata, tata
laksana/infrastruktur serta kondisi dari masyarakat/lingkungan.
Dalam Keppres No. 38 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa seluruh sektor
harus mendukung pembangunan pariwisata Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi
pembangunan kepariwisataan Indonesia untuk menjadikan pariwisata sebagai andalan
dalam meraih sumber devisa yang akan bermanfaat terhadap perekonomian Negara.
Kebijakan ini memberikan beberapa implikasi antaralain perlu adanya
pembenahan diberbagai sektor. Namun tentunya agar lebih efisien dan efektifnya
pembangunan kepariwisataan tersebut diperlukan suatu usaha pembangunan
pariwisata yang berorientasi kepada trend kepariwisataan global masa kini dan masa
depan.Pengembangan pariwisata hendaknya dioptimalkan dengan berbagai pemasaran
(15)
ada lebih dapat dimanfaatkan dan dapat lebih memberikan keuntungan terhadap
masyarakat dan pemerintahan.
Faktor geografi adalah merupakan faktor utama untuk pertimbangan
pengembangan pariwisata.Terkhusus apabila sasaran pengunjung adalah wisatawan
mancanegara, perlu ditinjau adanya perbedaan iklim yang merupakan daya tarik
terhadap variasi lingkungan alam dan budaya.
Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau salah satunya adalah Pulau
Sumatera khususnya propinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara memiliki sumberdaya
pariwisata tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan provinsi lain di
Indonesia. Namun demikian kepemilikan sumberdaya tersebut perlu diiringi dengan
upaya dan usaha yang lebih terarah, agar sumber daya tersebut mampu memiliki daya
saing menarik dan memberi kemudahan terhadap kunjungan wisatawan. Propinsi ini
merupakan salah satu propinsi yang ada di Indonesia yang memiliki kekayaan wisata
alam, budaya, bangunan bersejarah, serta wisata kuliner yang sangat terkenal baik di
dalam maupun di luar negeri. Ada banyak wisata alam yang menjadi primadona bagi
Sumatera Utara misalnya, Danau Toba, Tangkahan, Bukit Lawang, Berastagi, Air
Terjun Sipiso, Gunung Sibayak, Gunung Sinabung dan lain sebagainya.
Salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki berbagai macam objek
wisata yang cukup menarik adalah objek wisata yang tersebar di Kabupaten Karo.
Objek wisata yang tersebar di Kabupaten Karo ini antara lain: Pemandian Air Panas
Lau Debuk-debuk, Air Terjun Sipiso-piso, Gunung Sibayak, dan sebagainya yang
tersebar di berbagai desa. Dengan melihat berbagai macam objek wisata yang
memiliki pesona masing-masing baik pesona alam maupun pesona budaya tentunya
(16)
4
pariwisata.Salah satu desa yang memiliki potensi besar yang memiliki daya tarik objek
wisata ialah Desa Semangat Gunung yang terletak di kaki gunung sibayak yang
memiliki sumber air panas dengan belerang, hal ini dipengaruhi oleh letaknya yang
berada di kaki Gunung Sibayak. Banyak dikunjungi wisatawan untuk menikmati
hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan pegunungan. Lau Debuk-debuk pada
awalnya memiliki status cagar alam berdasarkan keputusan Raja Deli tanggal 30
Desember 1924, yang kemudian diubah statusnya menjadi taman wisata alam melalui
surat keputusan Menteri Pertanian nomor 320/Kpts/Um/5/1980 tanggal 9 mei 1980.
Jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Karo pada tahun 2001-2003
mengalami peningkatan namun pada tahun 2004-2006 mengalami penurunan karena
situasi politik dan keamanan di berbagai tempat di Indonesia. Akibat dari hal tersebut
kunjungan wisata ke Kabupaten Karo mengalami penurunan secara drastis.
Tahun 1999 tercatat jumlah wisatawan asing yang datang ke Kabupaten Karo
mencapai 29.778 orang. Yang kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2000
menjadi 36.417 orang, dan terus meningkat tiga tahun berikutnya hingga mencapai
43.300 orang di tahun 2001, 45.496 orang di tahun 2002, serta 45.156 orang di tahun
2003. Penurunan jumlah wisatawan drastis terjadi di tahun 2004 menjadi 6.557 orang
dan 8.334 orang di tahun 2005.
(http://www.karokab.go.id/in/index.php?option=com_content&view=article&id=50:ju
mlah-kunjungan-wisata&catid=36:pariwisata&Itemid=55)
Kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Kabupaten Karo sempat
kembali terganggu dan mengalami penurunan akibat letusan Gunung Sinabung di
(17)
Kabupaten Karo mencapai 30.000 orang hanya mencapai 8.000 orang.
(www.waspada.co.id).
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo
tahun 2012 diketahui jumlah kunjungan wisatatawan ke obyek wisata Lau
Debuk-debuk sebanyak 130.050 jiwa. Dilihat dari potensi fisik yang dimiliki objek wisata
pada Desa Semangat Gunung maka dapat dikatakan telah menjadi daya tarik
tersendiri. Artinya potensi fisik pada daerah ini telah dikenal oleh masyarakat, namun
pada sisi lain potensi nonfisik yang dimiliki Desa Semangat Gunung terlihat belum
dapat memberikan daya tarik yang lebih untuk menarik perhatian pengunjung seperti
seni pertunjukkan, kuliner, . Gambaran ini membuktikan kurangnya peran masyarakat
sebagai budayawan memberikan perhatian dan memperlihatkan budaya sosial mereka
terhadap pengunjung. Padahal potensi sosial merupakan hal yang sangat mendukung
dalam perkembangan sebuah pariwisata terlebih lagi jika potensi fisik wisata tersebut
memiliki potensi yang baik. Karena itu melalui penelitian ini peneliti akan
mengungkapkan potensi fisik dan nonfisik yang dapat dikembangkan untuk
mendukung aktivitas pariwisata di daerah wisata Lau Debuk-Debuk.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan dapat di identifikasi
masalah-masalah penelitian adalah : (1) Perlunya kajian tentang pentingnya
pengembangan pariwisata bagi pengembangan perekonomian daerah.(2) Pengaruh
lima unsur pokok : Objek dan daya tarik wisata, sarana wisata, prasarana wisata, tata
laksana/infrastruktur, serta kondisi lingkungan/masyarakat terhadap perkembangan
(18)
6
menganalisis potensi fisik objek wisata Lau Debuk-Debuk. (4) Kurangnya peran
potensi non-fisik diwilayah Desa Semangat Gunung untuk pengembangan pariwisata
di daerah tersebut. (5) kurangnya peran masyarakat sebagai budayawan memberikan
perhatian dan memperlihatkan budaya sosial mereka terhadap pengunjung.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang ada diatas, maka dalam penelitian ini
dibatasi pada analisis potensi fisik dan nonfisik objek wisata Lau Debuk–Debuk di Desa Semangat Gunung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana potensi fisik objek wisata Lau Debuk–Debuk di Desa Semangat Gunung dilihat dari letak geografis, topografi, vegetasi, cuaca, iklim dan air?
2. Bagaimana potensi nonfisik objek wisata Lau Debuk–Debuk di Desa Semangat Gunung dilihat dari budaya yaitu seni pertunjukkan, kegiatan kehidupan
(19)
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada rumusan masalah maka
tujuan dalam peneliltian ini adalahuntuk mengetahui :
1. Potensi fisik objek wisata Lau Debuk–Debuk di Desa Semangat Gunung dilihat dari letak geografis, topografi, vegetasi, cuaca, iklim dan air.
2. Potensi nonfisik objek wisata Lau Debuk–Debuk di Desa Semangat Gunung dilihat dari budaya yaitu seni pertunjukan, kegiatan kehidupan masyarakat,
kuliner dan buatan manusia (sarana dan prasarana)?
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Bahan masukan dan informasi kepada pemerintah sebelum mengambil kebijakan
mengenai pariwisata pada daerah tersebut.
2. Sebagai bahan pertimbangan wisatawan dalam memilih kunjungan wisata.
3. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat sekitar dalam mengembangkan potensi
pariwisata desa Semangat Gunung.
4. Sebagai referensi untuk menambah bahan kajian dalam studi geografi, khususnya
kajian geografi terapan dibidang pariwisata.
5. Memperluas dan menambah wawasan berfikir penulis dalam bidang ilmu
Pariwisata.
6. Sebagai perbandingann bagi pembaca dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti
(20)
(21)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Potensi Fisik Objek Wisata Lauk Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung
a. Letak
Kawasan Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung secara astronomis,
berada pada 3,23°LU-98,49°BT dan 3,24°LU-98,53°BT dan berada pada batas-batas
sebagai berikut : (a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, (b)
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Jaranguda (c) Sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Berastagi (d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli
Serdang.
Lau debuk-debuk adalah sebuah objek wisata pemandian air panas di desa
Semangat Gunung. Lau Debuk-Debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber
air panas dengan belerang, hal ini dipengaruhi oleh letaknya yang berada di kaki
Gunung Sibayak. Lau Debuk-Debuk banyak dikunjungi wisatawan untuk menikmati
hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan pegunungan. Lau Debuk-Debuk pada
awalnya memiliki status cagar alam berdasarkan keputusan Raja Deli tanggal 30
Desember 1924, yang kemudian diubah statusnya menjadi taman wisata alam melalui
surat keputusan Menteri Pertanian nomor 320/Kpts/Um/5/1980 tanggal 9 mei 1980.
Lau Debuk-Debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas
dengan kandungan belerang, sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk
menikmati hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan udara pegunungan. Desa
(22)
51
Mata air panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng
gunung api Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung didalam kolam yang
sengaja dibuat oleh pengelola agar dapat dimanfaatkan untuk berendam maupun
mandi. Pemandian air panas ini dikelola oleh masyarakat setempat bersama dengan
Pemerintah Kabupaten Karo (Pemkab karo). Sebagian pendaki memanfaatkan kolam
air panas ini untuk berendam memebersihkan diri dan meyegarkan tubuh setelah
kembali dari puncak gunung Sibayak. Jarak dari kota Berastagi ke objek wisata ini
kira-kira 10 km dan dapat ditempuh dengan angkutan umum atau kendaraan Pribadi
Karakteristik umum Lau Debuk-Debuk:
1) Di Desa Semangat Gunung terdapat sebelas lokasi pemandian yang sudah dikelola
oleh pihak swasta, diantaranya Alam Sibayak, Anugerah Sibayak, Hotspring
Ginting, Karona, Makabarena, Meliala, Pariban, Pesona Alam, Purnama, Rindu
Alam, dan Taman Wisata Sibayak.
2) Merupakan panorama yang indah dengan kesejukan alam yang asri, dekat dengan
kaki Gunung Sibayak yang membuat suasana sejuk serta dikelilingi dengan
pepohonan.
3) Kawasan ekowisata Lau Debuk-Debuk lebih kurang 10 Km dari kota Berastagi
dengan waktu perjalanan sekitar 25 menit dengan menggunakan bus.
4) Objek wisata Lau Debuk-Debuk merupakan tempat yang nyaman untuk
dikunjungi bersama keluarga maupun bersama teman. Air belerang yang masih
asri dipercayai masyarakat setempat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit
kulit.
(23)
Lau Debuk Debuk merupakan objek wisata yang baik bagi orang tua, anak
muda maupun lansia yang dilakukan bersama keluarga atau teman. Lokasi Lau
Debuk-Debuk terdapat di kaki Gunung Sibayak dan merupakan jalur lintas alam untuk
pendakian menuju Gunung Api Sibayak. Oleh sebab itu, berpeluang untuk tempat
peristirahatan bagi para pendaki untuk melepas kepenatannya selama pendakian.
Kawasan Lau Debuk-Debuk barada di kaki Gunung Sibayak yang membuat
suasana menjadi sejuk yang juga dikelilingi dengan perbukitan. Disamping itu,
kawasan Lau Debuk-Debuk juga memiliki pemandangan alam yang indah serta udara
yang segar dan suasana nyaman.
b. Topografi
Gambaran tentang tinggi rendahnya permukaan bumi disebut dengan topografi.
Topografi suatu daerah akan memberikan pengaruh terhadap aktifitas manusia yang
ada di daerah tersebut. Keadaan topografi Desa Semangat Gunung adalah
bergelombang sampai dengan berbukit-bukit. Keadaan yang sedemikian rupa
membuat daerah ini memiliki pemandangan yang indah.Selain keindahan alam seperti
yang dijelaskan diatas, Desa Semangat Gunung terletak pada elevasi rata-rata 1000
meter di atas permukaan laut, sehingga sangat cocok untuk produksi sayur-sayuran
dan buah. Hal ini karena tersedianya lahan potensial yang cukup luas untuk
dikembangkan. Berikut ini ditampilkan peta rupa bumi pada Gambar.3 yang
menggambarkan kondisi bentang lahan dan relief permukaan di Desa Semangat
(24)
53
Gambar 3. Peta Rupa Bumi Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.
Desa Semangat Gunung yang relatif datar dengan rata-rata ketinggian 1000
meter di atas permukaan laut.Terdapat pegunungan bukit barisan yang mengelilingi
desa ini. Puncak tertinggi dari pegunungan tersebut adalah puncak gunung Sibayak
dengan ketinggian 2172 meter di atas permukaan laut. Puncak dari dataran
pegunungan yang lain adalah bukit Pertektekan dengan ketinggian 1500 meter di atas
permukaan laut serta bukit Singkut dengan ketinggian 1160 meter di atas permukaan
laut. Adapun ketinggian puncak Gunung Sibayak dari Desa Semangat Gunung adalah
1200 meter.
c. Cuaca dan Iklim
Desa Semangat Gunung terletak pada ketinggian rata-rata 1000 meter diatas
permukaan laut (dpl). Iklim pada Desa Semangat Gunung berdasarkan klasifikasi
Junghuhn merupakan iklim yang sejuk yang dilihat dari ketinggian beserta jenis
(25)
Desa Semangat Gunung sangat dingin pada pagi hari dan malam hari. Jika pada siang
hari cuaca di desa ini cukup sejuk. Temperatur udara di Desa Semangat Gunung
berkisar 16oC s/d 20oC dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun. Curah hujan
tertinggi terdapat pada bulan September, Oktober, November dan Desember, biasanya
ada juga disertai dengan udan baho (hujan yang disertai biji es seukuran biji jagung)
dan musim kemarau pada bulan April sampai bulan Agustus
d. Vegetasi
Desa Semangat Gunung merupakan salah satu desa agraris yang menghasilkan berbagai jenis tanaman palawija seperti padi sawah, bawang merah, buncis, kubis, tomat, cabe, serta berbagai jenis sayuran seperti kangkung, sawi, dan bunga kol. Tabel 7. Hasil Pertanian di Desa Semangat Gunung Tahun 2013
No. Tanaman Luas Produksi (Ha)
Hasil Produksi Rata-Rata (Ha /Ton) / Panen
1. Bawang Merah 150 5
2. Buncis 5 2
3. Kubis 12 6
4. Tomat 4 5
5. Tumpang sari Sayuran 300 10 6. 7. 8. Padi Sawah Jeruk Lengkeng 2 5 5 7 7 3
Jumlah 483 45
Sumber : Kantor Kepala Desa Semangat Gunung, 2013
Data pada tabel 7 menjelaskan bahwa Desa Semangat Gunung sebagian besar
memiliki hasil pertanian tumpang sari sayuran yaitu 300 Ha, sedang hasil pertanian
terkecil adalah padi sawah. Berikut ini ditampilkan Gambar.4 beberapa tanaman di
(26)
55
Gambar 4. Tanaman Buncis dan Tomat di Desa Semangat Gunung Tahun 2014
Tanaman buncis merupakan salah satu tanaman polong-polongan atau
biji-bijian yang dapat dimakan. Tanaman ini banyak ditanam oleh penduduk Desa
Semangat Gunung sebagai tanaman pertanian, karena dianggap memiliki harga jual
yang cukup tinggi dibanding dengan harga sayuran yang lain. Tanaman lainnya selain
buncis, yang menjadi salah satu tanaman pertanian yang dibudidayakan oleh penduduk
Desa Semangat Gunung adalah tanaman tomat. Tanaman ini juga banyak di budi
dayakan pada daerah-daerah yang memilki suhu udara yang tinggi. Tanaman ini juga
merupakan salah satu tanaan sayuran yang sangat diperlukan sehingga selalu
dibutuhkan pasar.
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa
pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang
bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah
penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya
yang sama maupun berbeda. Petani sayur di Desa Semangat Gunung sudah mulai
melakukan pertanian tumpang sari yang memanfaatkan satu areal lahan pertanian yang
ditanami dua jenis sayuran yang berbeda. Pada Gambar.5 dapat dilihat tanaman seledri
(27)
Gambar 5. Tanaman Pertanian Tumpang Sari di Desa Semangat Gunung Tahun 2014
Objek pariwisata kawasan Lau Debuk Debuk berada di kaki Gunung Sibayak
yang membuat suasana menjadi sejuk yang juga dikelilingi dengan perbukitan.
Disamping itu, objek pariwisata kawasan Lau Debuk Debuk juga memiliki
pemandangan alam yang indah serta udara yang segar dan suasana nyaman.
e. Air
Lau debuk-debuk atau sering disebut pemandian air panas merupakan salah
satu potensi wisata yang sangat menarik di sekitar kaki Gunung Sibayak. Pemandian
air panas merupakan hasil aktifitas alam gunung sibayak dimasa lampau. Berdasarkan
wawancara dengan tokoh masyarakat, sejarah dari pemandian air panas sidebuk-debuk
berawal dari masuknya perusahaan pertamina pada tahun 1992 untuk mendirikan
pembangkit listrik tenaga uap yang dikelola dari uap belerang gunung sibayak.
(28)
57
mendirikan kolam pemandian air panas. Pemandian pertama yang didirikan di Desa
Semangat Gunung adalah pemandian Alam Sibayak.
Daya tarik utama objek pariwisata kawasan Lau Debuk-Debuk adalah kolam
yang sekaligus tempat pemandian alam dengan sumber air panas yang mengandung
belerang yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Menurut data yang
diperoleh dari Kantor Kepala Desa Semangat Gunung, mata air panas yang bersumber
dari perut bumi mengandung unsur belerang sekitar 16 % dengan suhu 40oC. Mata air
panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng gunung api
Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung di dalam sumur yang telah disiapkan
lalu dialirkan ke kolam-kolam pemandian air panas. Kebanyakan pengunjung memilih
berkunjung dan merasakan pemandian Lau Debuk-debuk pada malam hari, hal ini
dikarenakan suhu pada malam hari lebih dingin dan akan terasa menyegarkan badan
bila berada di dalam kolam pemandian air panas. Hal ini dipercaya lebih memberikan
rasa relaksasi serta lebih cepat menghilangkan rasa pegal pada tubuh.
Berdasarkan pengamatan lapangan, jumlah pemandian yang ada di Desa
Semangat Gunung ada 11 pemandian, yaitu Pemandian Karona, Pemandian Pesona
Alam, Pemandian Purnama, Pemandian Alam Sibayak, Pemandian Rindu Alam,
Pemandian Makabarena, Pemandian Anugerah Sibayak, Pemandian Ginting,
Pemandian Taman Wisata Sibayak, Pemandian Meliala, dan Pemandian Pariban.
(29)
Tabel 8. Jumlah Kolam Air Panas Dan Luasnya Pada Masing-Masing Pemandian di Desa Semangat Gunung Tahun 2014
No Nama Pemandian Luas Areal Pemandian
Jumlah Kolam
Luas Kolam (m2)
Fasilitas Pemandian Kamar (unit) Lapangan
Parkir (m2)
Kamar Mandi (unit)
Pondok Istirahat (unit)
1. Alam Sibayak 2,00 ha 11 12 - 30 10 2700 20 15
2. Anugerah Sibayak 0,70 ha 12 12 - 31,5 0 1000 8 5
3. Hotspring Ginting 1,00 ha 8 16 - 20 6 500 10 6
4. Karona 1,00 ha 8 12 – 20 8 700 14 6
5. Makabrena 0,40 ha 4 16 - 24 0 200 4 4
6. Meliala 0,30 ha 4 16 - 20 0 150 2 2
7. Pariban 1,50 ha 6 12 - 24 0 600 4 12
8. Pesona Alam 1,00 ha 8 12 - 20 0 1000 4 5
9. Purnama 0,40 ha 4 16 5 200 7 4
10. Rindu Alam 2,00 ha 11 12 - 30 21 2700 27 15
11. Taman Wisata
Sibayak 0,70 ha
7 12 - 28 0 500 4 4
Jumlah 11,00 ha 83 - 50 10250 104 78
(30)
Dari data tabel 8 menjelaskan bahwa luas areal pemandian terbesar dimiliki
oleh Pemandian Alam Sibayak dan Rindu Alam yaitu sebesar 2 ha, sedangkan luas
areal pemandian terkecil dimiliki oleh Pemandian Meliala yaiti 0,3 ha. Pemandian
dengan jumlah kolam terbanyak dimiliki oleh Anugrah Sibayak yaitu sebanyak 12
kolam, sedangkan yang paling sedikit adalah Pemandian Makabrena, Purnama, dan
Meliala yaitu masing-masing 4 kolam. Pemandian dengan jumlah kamar penginapan
terbanyak dimiliki oleh pemandian Rindu Alam yaitu sebanyak 21 kamar, sedangkan
pemandian Anugerah Sibayak, Makabrena, Meliala, Pariban, Pesona Alam, dan
Taman Wisata Sibayak tidak memiliki jumlah kamar penginapan. Luas area parkir
terbesar dimiliki oleh pemandian Alam Sibayak dan Rindu Alam yaitu 2700 m2,
sedangkan pemandian Meliala memiliki luas area parkir terkecil yaitu 150 m2 . Jumlah
kamar mandi terbanyak dimiliki oleh pemandian Rindu alam yaitu sebnyak 27 unit
sedangkan pemandian Meliala meliala memiliki 2 unit. Pondok istirahat yang
terbanyak dimiliki oleh pemandian Alam Sibayak dan rindu alam yaitu sebanyak 15
unit, serta yang paling sedikit adalah pemandian Meliala sebanyak 2 unit. Berikut pada
Gambar.6 foto pemandian air panas Makabrena dan Pesona Alam.
Gambar 6. Pemandian Air Panas Makbrena dan Pesona Alam di Desa Semangat Gunung Tahun 2013
(31)
Daya tarik utama kawasan Lau Debuk Debuk adalah kolam yang sekaligus
tempat pemandian alam dengan sumber air panas yang mengandung belerang yang
dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit, menghilangkan otot
yang pegal, menurunkan kadar gula darah, melancarkan aliran darah, serta dapat juga
dijadikan pengganti mandi sauna. Kolam air panas alam Lau Debuk-debuk memiliki
luas 7 hektare. Dilengkapi arena parkir yang cukup memadai, shelter, dan kamar
mandi. Dulu tempat tersebut hanya berupa aliran air alami saja, tetapi pihak swasta
telah membuat kolam dari semen untuk membantu kenyamanan pengunjung. Sama
halnya dengan fasilitas spa modern yang terdapat di banyak hotel berbintang,
berendam di air dengan suhu 40o Celcius yang mengandung belerang sekitar 16 %,
memang dianjurkan tidak boleh terlalu lama, cukup maksimal setengah jam saja.
Namun itu sudah cukup menyegarkan tubuh kembali. Berikut ditampilkan pada
Gambar 7 salah satu kolam pemandian air panas Lau Debuk-debuk di Desa Semangat
Gunung.
Gambar7. Kolam Pemandian Air Panas Lau Debuk-Debuk Di Desa Semangat Gunung Tahun 2013
(32)
61
2. Potensi Non Fisik Objek wisata Lauk Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung
a. Budaya
1. Seni Pertunjukan
Lokasi Lau Debuk Debuk juga merupakan salah satu tempat su ci dan keramat
terbesar bagi penganut aliran kepercayaan masyarakat Karo. Penganutnya disebut
Kalak Pemena (Animisme). Berdasarkan informasi yang disampaikan pemuka masyarakat, pada hari tertentu menurut masyarakat Karo para penganut kepercayaan
Pemena melakukan acara Erpangir Ku Lau(mandi membersihkan diri dengan air
bunga) di Lau Debuk Debuk. Erpangir Ku Lau (mandi ritual) bertujuan membersihkan
diri dari roh – roh jahat dan niat – niat yang tidak baik.Air bunga disebut "Lau Pangiren" yang terdiri dari jeruk purut, rimo malem (jeruk biasa) dan bunga rampai.
Sebelum “Erpangir” mereka terlebih dahulu menyerahkan sesajen. Hari Erpangir Ku
Lau ini bagi para penganut kepercayaan dianggap sebagai acara sacral. Acara erpangir serta tempat keramat di Lau Debuk Debuk ini bisa dijadikan sebagai komoditi wisata
religius. Namun, tidak banyak ditemui pengunjung saat acara ini berlangsung. Hal ini
dikarenakan tidak banyaknya promosi yang dilakukan kepada wisatawan serta
dikarenakan masyarakat sudah mengenal ajaran agama.
Pada Bulan Oktober terdapat suatu agenda tahunan yang sebisa mungkin
dipenuhi oleh masyarakat Karo. Kewajibannya tak kalah besar dengan kehadiran di
saat Tahun Baru atau perayaan keagamaan. Seperti biasa, setiap memasuki awal
Oktober semua keluarga sudah saling membuat janji untuk berkumpul di Jambur
(33)
kampung halaman. Agenda utamanya adalah pesta tahunan yang dalam masyarakat
Karo, disebut dengan kerja tahun atau merdang merdem. Kerja tahun atau merdang
merdem adalah sebuah perayaan tradisi yang hingga kini masih diselenggarakan masyarakat Karo setahun sekali. Waktu pelaksanaannya di tiap daerah dalam
kebudayaan Karo berbeda-beda namun di Desa Semangat Gunung acara ini diadakan
setiap bulan Oktober. Merdang merdem, dulunya adalah sebuah upacara selebrasi
yang dilaksanakan setelah acara menanam padi di sawah. Karena itu dilakukan
setahun sekali, karena zaman dulu sistem pertanian kita masih mengandalkan musim.
Keberhasilan musim tanam juga sangat ditentukan oleh curah hujan dan cuaca.
Seperti halnya sebagian besar masyarakat Indonesia dengan corak dan
kebudayaan agraris, Legenda Dewi Sri yang ada dalam sistem kepercayaan
masyarakat Jawa sebagai simbol Dewi Kesuburan dan pertanian, pun berlaku di
kelompok masyarakat agraris Suku Karo. Refleksi kepercayaan yang sama juga ada
dalam Suku Karo di Sumatera Utara sebagai bagian dari masyarakat agraris nusantara.
Pesta tahunan merdang merdem adalah satu tradisi yang merefleksikannya. Kerja
tahun adalah sebuah ritual atau upacara penyembahan kepada Sang Pencipta,
Beraspati Taneh (yang dalam kepercayaan Pemena, kepercayaan asli Suku Karo, sebagai penguasa tanah). Tujuannya agar setiap aktivitas pertanian yang dilakukan
bisa menghasilkan panen yang berlimpah. Ada doa-doa yang dipanjatkan kepada Sang
Pencipta agar tanaman padi diberkati, bebas dari hama dan menghasilkan panen yang
berlimpah.
Kalau upacara dilakukan pada masa panen (ngerires), maka tradisi ini sebagai
wujud ucapan syukur kepada sang pencipta penguasa alam semesta dan keseluruhan
(34)
63
thanksgiving di Amerika dan Kanada. Selain di masa awal penanaman atau merdang merdem dan pada masa panen (ngerires), beberapa daerah melakukannya lengkap mulai dari masa awal penanaman, pertumbuhan (nimpa bunga benih), masa
menjelang panen atau mahpah hingga masa panen (ngerires).
Momen yang melibatkan seluruh warga kampung ini biasanya juga
dimanfaatkan anak-anak muda untuk mencari jodoh. Karena perayaan biasanya
dimeriahkan dengan gendang guro-guro aron, acara tari tradisional Karo yang
melibatkan pasangan muda-mudi. Pada acara ini biasanya dihadiri oleh pemuka
masyarakat dan pejabat pemerintahan daerah setempat. Namun masih jarang ditemui
wisatawan yang datang menyaksikan acara ini berlangsung. Kurangnya promosi yang
menarik minat wisatawan membuat kebanyakan wisatawan mengira acara ini tidak
terbuka untuk umum.
Di pemandian pesona alam, selalu mengadakan hiburan berupa
mendendangkan alunan musik bisa saja musik karo ataupun music yang sesuai dengan
minat pengunjung setiap sabtu malam dan malam hari besar untuk menghibur para
pengunjung.
2. Kegiatan Kehidupan Pertanian
Masyarakat di Desa Semangat Gunung sebagian bermata pencaharian dibidang
pertanian, perikanan, peternakan dan pariwisata. Pada masa musim panen diadakan
pada awal bulan oktober di tiap tahunnya secara rutin, kegiatan tersebut berawal dari
pengumpulan sebagian hasil panen dari seluruh masyarakat yang selanjutnya akan
dinikmati bersama dengan cara mengolah hasil panen tersebut secara bergotong
royong. Kegiatan ini biasa disebut sebagai pesta panen yang merupakan budaya dari
(35)
wujud serta rasa syukur terhadap keberhasilan dari hasil pertanian masyarakat Desa
Semangat Gunung.
3. Potensi Kuliner
Selain menyuguhkan pesona alam dan pemandian air panas yang sangat
menakjubkan, desa Semangat Gunung juga menawarkan wisata kuliner khas
diantaranya cipera, tasak telu,teritis. Cipera merupakan masakan khas Karo yang
terbuat dari potongan ayam kampung termasuk leher, sayap, kaki, hati, ampela dan
dimasak dengan tepung jagung sampai empuk dan berkuah kental. Tepung jagungnya
harus dari bulir tua jagung, agar menghasilkan kuah yang kental. Bulir jagungnya
disangrai terlebih dulu, kemudian ditumbuk menjadi tepung. Tepung jagung inilah
yang sebenarnya disebut cipera. Kuah kental ini bercitarasa pedas karena memakai
cabe rawit, dan sedikit asam karena memakai asam tikala (dari buah
honje/kecombrang). Berikut pada Gambar 9 ditampilkan foto kuliner Cipera.
(36)
65
Supaya pedasnya lebih kuat dan mencuatkan karakter yang berbeda, ada juga
yang menambahkan tuba (andaliman, Shanghai peppercorn) sebagai bumbu. Selain
ayam, juga dicampurkan jamur merang (atau jamur kuping dan jenis jamur lainnya) ke
dalam kuah.Ayamnya dimasak hingga lembut dan menyerap bumbu.
Tasak Telu merupakan masakah khas Karo lainnya yang berarti “masak tiga” atau “tiga masakan” yang terdiri dari masakan ayam rebus yang dicampur dengan berbagai bumbu. Air rebusannya disisihkan dan disajikan sebagai kuah atau sup.
Ayam rebusnya yang termasuk jeroannya dipotong-potong untuk disajikan. Bila
dikehendaki, ayam rebus ini dapat dimasak lagi sebentar dengan darah ayam.Dalam
bahasa setempat, darah disebut dengan istilah “getah”. Bagian tulang-tulangnya
dimasak lagi dengan sebagian kuah dan dicampur dengan cipera. Dengan tambahan
bumbu-bumbu, campuran ini menjadi kuah kental yang gurih. Kuah kental ini sebagai
elemen kedua dari sajian ayam tasak telu nanti diguyurkan pada ayam rebus ketika
menyantapnya. Elemen ketiganya adalah cincang sayur. Berbagai sayur rebus – kacang panjang, batang pisang, jantung pisang, daun pepaya, daun singkong, tauge – diurap dengan parutan kelapa berbumbu.
Terites merupakan salah satu makanan Khas Masyarakat karo yang paling
unik, dimana makan ini terbuat dari berbagai jenis sayuran dan berisikan jeroan atau
bagian dalam Sapi, Kerbau, atau kambing.Bahan dasar dari makanan ini adalah
rumput yang terdapat pada perut besar Sapi, Kerbau, atau Kambing. Berikut pada
(37)
Gambar 10. Kuliner Terites di Desa Semangat Gunung Tahun 2014
Rumput yang digunakan belum jadi kotoran karena rumput ini diambil bukan
dari usus besarnya atau bagian sistem pencernaan. Rumput ini masih segar karena
ketika kerbau atau sapi memakan rumput maka rumput yang baru di mamah di mulut
akan ditelan dan dimasukan kedalam lumbung penyimpanan (perut besar) dimana
kemudian akan di mamah kembali baru rumput tersebut akan di masukan kebagian
pencernaan.
Berdasarkan informasi dari Bapak Kepala Desa Semangat Gunung sebagai
pemimpin masyarakat desa serta dari masyarakat Desa, menjelaskan bahwa makanan
khas karo seperti Cipera, Tasak Telu, dan Terites ini sudah cukup dikenal namun sulit
ditemui dan belum ada pemilik pemandian yang terpikir untuk menyajikannya disetiap
minggu dikarenakan selain proses pengolahan yang cukup rumit serta sudah jadi
kebiasaan oleh masyarakat untuk menjadikan makanan khas yang dibuat atau
disajikan pada saat pesta besar seperti Merdang Merdem (Pesta Panen Tahunan) yang
(38)
67
b. Buatan Manusia
1. Sarana
Sarana pariwisata yang tersedia di objek wisata kawasan Lau Debuk-Debuk
Desa Semangat Gunung antara lain : Pemandian air panas, penginapan, tempat
ibadah, dan Restoran.
Objek wisata Lau Debuk-debuk memiliki 11 tempat pemandian air panas yang
memiliki fasilitas yang berbeda-beda, adapun pemandian air panas itu adalah Alam
Sibayak, Anugerah Sibayak, Ginting, Karona, Makabrena, Meliala, Pariban, Pesona
Alam Purnama, Rindu Alam,dan Taman Wisata Sibayak.
Selain tempat pemandian air panas, objek wisata Lau Debuk-debuk di Desa
Semangat Gunung ini juga mempunyai sarana penginapan dan restoran. Adapun
penginapan dan restoran tersebut berada masing-masing di dalam lokasi pemandian air
panas diantaranya pemandian Alam Sibayak, Hotspring Ginting, Karona, Purnama,
dan Rindu Alam. Sementara sarana tempat ibadah di Desa Semangat gunung memiliki
empat tempat ibadah yang diantaranya dua buah Gereja Protetan, satu buah Mesjid,
dan satu buah gereja Katolik.
2. Prasarana
a. Jalan Raya
Jalan raya merupakan prasarana paling utama yang dapat menunjang kegiatan
kepariwisataan, karena tanpa adanya jalan raya maka suatu objek pariwisata akan sulit
untuk menarik kehadiran pengunjung. Karena keberadaan jalan raya dapat
menghubungkan pengunjung dengan obyek wisata yang ingin di kunjunginya. Secara
(39)
semangat Gunung sehingga memudahkan pengunjung untuk menjangkau lokasi
pemandian tersebut. Dari 11 pemandian yang ada di Desa Semangat Gunung, hanya
jalan raya menuju ke Pemandian Pariban dan Meliala yang kondisinya kurang baik,
terdiri dari kerikil dan batu-batu serta kondisi jalan yang naik turun agak sulit bagi
pengendara yang tidak terbiasa mengendarai mobil atau sepeda motor di lokasi yang
terjal tersebut, namun kondisi tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka
yang suka mencoba hal-hal baru, karena pemandangan dan pesona wisata yang di
tawarkan Pemandian Pariban akan menghilangkan semua lelah di perjalanan. Berikut
ini disajikan data tentang kondisi jalan di Desa Semangat Gunung :
Tabel 9. Kondisi Jalan Di Desa Semangat Gunung Tahun 2013 No. Permukaan Jalan Panjang Jalan
(Km)
Kondisi Jalan
Baik Rusak
1. Aspal 1,00 1,00 0,00
2. Semen / beton 10,00 5,00 5,00
3. Pasir Batu 10,00 5,00 5,00
4. Tanah 28,00 14,00 14,00
Jumlah 49,00 25,00 24,00
Sumber: Data Primer Olahan, 2014
Untuk dapat mencapai lokasi Kawasan Wisata Alam Lau Debuk-Debuk bisa
ditempuh dengan menggunakan sepeda motor, bus umum dan mobil pribadi dengan
jarak lebih kurang 60 km arah Selatan Kota Medan. Angkutan umum jurusan Medan -
Brastagi tidak dapat memasuki lokasi Taman Wisata, hanya bisa sampai di
persimpangan (pos polisi Desa Doulu). Dari situ perjalanan dilanjutkan dengan
berjalan kaki sejauh lebih kurang 1 km. Namun bagi yang memiliki kendaraan pribadi
(40)
69
Gambar 12. Sarana Jalan Menuju Pemandian Air Panas Lau Debuk-Debuk Desa Semangat Gunung Tahun 2013
B. Pembahasan
1. Potensi Fisik Objek Wisata Lauk Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung Berdasarkan hasil penelitian, letak geografis objek wisata sidebuk-debuk ini
sudah termasuk sangat strategis dan dapat memberikan panorama lain disekitarnya
seperti panorama gunung yaitu gunung sibayak, panorama bukit yaitu bukit singkut
dan pertektekan, panorama vegetasi seperti vegetasi hutan dan vegetasi produksi.
Untuk pengembangan objek wisata ini kedepan, tentunya panorama dapat dijadikan
sebagai andalan pariwisata daerah ini dengan pengembangan agro wisata, misalnya
dengan cara membuat sarana jalan setapak di lokasi perbukitan bagi wisatawan
peminat alam pegunungan. Atau jika memungkinkan pemerintah atau pihak swasta
dapat berinvestasi dengan membuat sarana wisata yang lebih modern dengan
menyediakan “gondola” yang bisa membawa wisatawan berkeliling menikmati alam pegunungan di daerah ini.
Vegetasi produksi pertanian yang ada disekitar objek wisata berupa
(41)
nya agak jauh dari objek wisata. Dapat dilihat bahwa, disekitar objek wisata banyak
terdapat lahan pertanian. Seharusnya, itu jangan hanya di gunakan untuk tanaman
sayuran tetapi digunakan juga untuk buah-buahan. Karena para wisatawan lebih
banyak tertarik dengan tanaman buah-buahan dibandingkan sayuran. Jadi, ada baiknya
lahan pertanian di sekitar objek wisata diolah menjadi lebih beranekaragam lagi guna
mengembangkan agro wisata di daerah ini. Banyaknya vegetasi disekitar objek wisata,
menyebabkan kesejukan didaerah tersebut. Cuaca yang sejuk mendorong para
wisatawan untuk sering berkunjung. Kenyaman dalam perjalanan dan di lokasi wisata
akan dipengaruhi pula dengan kondisi cuacanya.
Air di daerah objek wisata yang menjadi hot spring sudah sesuai dan sangat
bagus bagi kesehatan manusia, Air hangat yang bersuhu konstan sekitar 40 derajat
Celcius akan membuat pori-pori terbuka sehingga kulit mampu menyerap berbagai
mineral penting. Pembuluh darah akan melebar sehingga sirkulasi darah dan
oksigenasi jaringan tubuh akan meningkat. Kekakuan otot akan berkurang sehingga
pegal dan rasa penat akan terurai serta dapat mengatasi berbagai penyakit kulit ringan.
Air bersih nya pun cukup tersedia serta layak digunakan pengunjung untuk
membersihkan kembali tubuh setelah berendam di air panas yang mengandung
belerang.
Potensi fisik objek wisata Lau Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung ini
sangat baik untuk dikembangkan. Letaknya yang strategis yaitu sekitar 10 Km dari
kota Berastagi dan sekitar 65 Km dari kota Medan, Hot spring, alam pegunungan,
vegetasi, dan topografinya menjadi potensi fisik yang dapat saling mendukung
pengembangan wisata di daerah ini. Pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat
(42)
71
pengembangan pariwisata di daerah ini. Hal ini sesuai dengan menurut Drs Oka A.
Yoeti dalam buku pengantar Ilmu pariwisata mendefinisikan objek wisata atau turist
attraction sebagai segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
mengujungi suatu tempat tertentu. Dalam dunia pariwisata segala sesuatu yang
bernilai untuk dikunjungi atau untuk dilihat dapat disebut atraksi atau lazim di sebut
sebagai objek wisata (Pandit 1994)
Objek wisata Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang
berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami
maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4
kawasan yaitu :
a. Flora fauna
b. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem
hutan Bakau
c. Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun,danau dan pantai
d. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha
perikanan
Penelitian ini membahas tentang objek wisata sidebuk-debuk yang berlokasi di
desa Semangat Gunung. Yang menjadi objek wisata pada wilayah penelitian ini adalah
pemandian air panas yang berarti potensi wisata alam akibat gejala alam seperti yang
dikemukakan oleh Nyoman S.Pandit (1994). Sehingga, wilayah ini memang layak
menjadi objek wisata karena pemandian air panas tersebut memiliki daya tarik bagi
(43)
2. Potensi Non Fisik Objek wisata Lauk Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung
Berdasarkan hasil penelitian sudah terdapat seni pertunjukan seperti pesta
tahunan berupa pertunjukan budaya yang diadakan setiap awal Oktober dan hiburan
setiap sabtu malamnya. Namun belum semua pemilik pemandian mengadakan seni
pertunjukan di lokasi pemandiannya. Hal ini menyebabkan pengunjung lebih memilih
lokasi pemandian yang mengadakan hiburan di setiap sabtu malamnya.
Objek wisata pemandian air panas selalu menyediakan rumah makan atau
restauran yang biasanya menyediakan makanan-makan yang biasa ditemukan di
daerah lain. Padahal di Desa Semangat Gunung memiliki makan khas seperti terites,
cipera dan lain-lain.Namun makanan khas tersebut belum disediakan ataupun
ditawarkan di setiap rumah makan. Memang ada beberapa makanan khas tersebut
yang tidak diperbolehkan bagi kaum muslim. Jika ingin memperkenalkan atau
menyediakan makanan khas tersebut setaip rumah makan harus dibedakan, rumah
makan khusus kaum muslim dan rumah makan khusus non muslim.
Berdasarkan hasil penelitian sarana dan prasaranan hasil buatan manusia yang
ada di Desa Semngat Gunung sudah sangat mendukung perjalanan para pengunjung
untuk kegiatan wisatanya. Dapat dilihat bahwa jalan, tempat ibadah, rumah makan dan
fasilitas umum lainnya sudah disediakan di daerah objek wisata. Jadi tidak ada
hambatan lagi berupa fasilitas umum bagi para pengunjung untuk berwisata ke
pemandian air panas Lauk Debuk-debuk.
Untuk memenuhi kepuasan wisatawan beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu:
(44)
73
Cara penyajian di depan wisatawan harus baik dan tepat Objek / atraksi wisata adalah
terminal dari suatu mobilitas spasial suatu perjalanan. Oleh karena itu harus memenuhi
suatu determinan spasial yaitu akomodasi, transportasi,promosi serta pemasaran, (3).
Keadaan di objek wisata harus menahan wisatawan cukup lama berdiam (4). Kesan
yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan agar
bertahan selama munkin. Dengan demikian maka, suatu objek wisata bisa dikatakan
sebagai suatu daya tarik wisata jika telah memenuhi beberapa hal di atas. Dan
syarat-syarat tersebut tak lepas dari faktor-faktor pendorong minat wisatawan lainya seperti
sarana dan prasarana pelengkap lainya. Hal ini senada dengan pernyataan
R.G.Soekadijo 1996 dalam buku anatomi pariwisata Indonesia yang menyatakan
Sebuah objek wisata yang baik harus mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya,
menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberikan
kepuasaan kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada
kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan
peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
b. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata
c. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya
lokal
(45)
e. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi jika sebaliknya
mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika
melampaui ambang batas.
Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Cox (dalam Pitana, 2009) bahwa
dalam pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan,
keamanan, atraksi wisata, dan pelayanan yang memberikan kepuasan kepada
(46)
77
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Fauzi. (2011). Potensi Wisata Perkebunan Tembakau (Studi Antropologi Pariwisata Pada Perkebunan PTPN IIKebun Klumpang, Deli Serdang). Skripsi. Medan : Departemen Antropologi SosialFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolitikUniversitas Sumatera Utara.
Kartono, Husin. (2010). Wilayah Potensi Wisata Bahari di Kabupaten Belitung. Skripsi. Palembang. Departemen Usaha Perjalan Wisata Akademi Pariwisata Widya Darma Palembang Sumatera Selatan.
Karianus. (2009). Suatu Tinjauan Objek Wisata Pemandian Pantai Sarilaba Biru Indah di Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Jojor. (2009). Studi Tentang Persebaran dan Potensi Objek Wisata Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Medan. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Damanik, J dan H.F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi
Fandeli, C. 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty Offset
James, J. Spillane. 1990. Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Kanisius
Jaya.2007. Pengelolaan Lingkungan Kawasan Wisata Danau Lebo Kecamatan Tilawang Kabupaten Sumbawa Barat.Skripsi.Malang: Universitas Negeri Malang
Jayanti.2009. Kajian Sumberdaya Danau Rawa Pening untuk Pengembangan Wisata Bukit
Cinta
Kusmayadi dan E. Sugiarto.2000.Metodologi Penelitian Dalam Bidang
(47)
Pendit, Nyoman, S. 2002. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana.Jakarta: Pradnya Paramita
Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: Andi
Robby, K.T. 2001.Objek Wisata Alam.Bogor: Buana Vista
Samsuridjal, Kaelany. 1996. Peluang Di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
Situmorang, Manihar. 2007. Diktat Kimia Lingkungan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Sugiharto. 2012. Diktat Geografi Pariwisata. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Suwantoro, G. 2002. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi
Wahab, S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita
Yoeti, Oka, A. 1980. Pemasaran Pariwisata.Bandung: Angkasa
http://moel30.multiply.com (diakses pada tanggal 12 september 2013 pukul 14:35) Tabeatamang.wordpress. 2012. Definisi Pariwisata Menurut Beberapa Ahli.
http://tabeatamang.wordpress.com/2012/08/24/definisi-pariwisata-menurut beberapa-ahli/ (diakses pada tanggal 30 september 2012 pukul 22.21 WIB)
http://wiranata-wira.blogspot.com/2009/12/pariwisata-menurut-paraahli.html/(diakses pada tanggal 30 september 2012 pukul 22.32 WIB)
www.anneahira.com./kegiatan pertanian.com(diakses pada tanggal 13 oktober 2013 pukul 16.45 WIB)
(48)
79
Supriyatna,Upi.2009. Bentang Lahan (Landscape).
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SUPRIYATNA/BENTAN GLAHAN_(LANDSCAPE).pdf (diakses pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 13.00 WIB)
Merbabu. 2009. Gunung Sibayak.
http://www.merbabu.com/gunung/gunung_sibayak.php (Diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 09.45 WIB)
(1)
2. Potensi Non Fisik Objek wisata Lauk Debuk-Debuk di Desa Semangat Gunung
Berdasarkan hasil penelitian sudah terdapat seni pertunjukan seperti pesta
tahunan berupa pertunjukan budaya yang diadakan setiap awal Oktober dan hiburan
setiap sabtu malamnya. Namun belum semua pemilik pemandian mengadakan seni
pertunjukan di lokasi pemandiannya. Hal ini menyebabkan pengunjung lebih memilih
lokasi pemandian yang mengadakan hiburan di setiap sabtu malamnya.
Objek wisata pemandian air panas selalu menyediakan rumah makan atau
restauran yang biasanya menyediakan makanan-makan yang biasa ditemukan di
daerah lain. Padahal di Desa Semangat Gunung memiliki makan khas seperti terites,
cipera dan lain-lain.Namun makanan khas tersebut belum disediakan ataupun
ditawarkan di setiap rumah makan. Memang ada beberapa makanan khas tersebut
yang tidak diperbolehkan bagi kaum muslim. Jika ingin memperkenalkan atau
menyediakan makanan khas tersebut setaip rumah makan harus dibedakan, rumah
makan khusus kaum muslim dan rumah makan khusus non muslim.
Berdasarkan hasil penelitian sarana dan prasaranan hasil buatan manusia yang
ada di Desa Semngat Gunung sudah sangat mendukung perjalanan para pengunjung
untuk kegiatan wisatanya. Dapat dilihat bahwa jalan, tempat ibadah, rumah makan dan
fasilitas umum lainnya sudah disediakan di daerah objek wisata. Jadi tidak ada
hambatan lagi berupa fasilitas umum bagi para pengunjung untuk berwisata ke
pemandian air panas Lauk Debuk-debuk.
Untuk memenuhi kepuasan wisatawan beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu:
(2)
Cara penyajian di depan wisatawan harus baik dan tepat Objek / atraksi wisata adalah
terminal dari suatu mobilitas spasial suatu perjalanan. Oleh karena itu harus memenuhi
suatu determinan spasial yaitu akomodasi, transportasi,promosi serta pemasaran, (3).
Keadaan di objek wisata harus menahan wisatawan cukup lama berdiam (4). Kesan
yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan agar
bertahan selama munkin. Dengan demikian maka, suatu objek wisata bisa dikatakan
sebagai suatu daya tarik wisata jika telah memenuhi beberapa hal di atas. Dan
syarat-syarat tersebut tak lepas dari faktor-faktor pendorong minat wisatawan lainya seperti
sarana dan prasarana pelengkap lainya. Hal ini senada dengan pernyataan
R.G.Soekadijo 1996 dalam buku anatomi pariwisata Indonesia yang menyatakan
Sebuah objek wisata yang baik harus mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya,
menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberikan
kepuasaan kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada
kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan
peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
b. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata
c. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya
lokal
(3)
e. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi jika sebaliknya
mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika
melampaui ambang batas.
Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Cox (dalam Pitana, 2009) bahwa
dalam pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan,
keamanan, atraksi wisata, dan pelayanan yang memberikan kepuasan kepada
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Fauzi. (2011). Potensi Wisata Perkebunan Tembakau (Studi Antropologi Pariwisata Pada Perkebunan PTPN IIKebun Klumpang, Deli Serdang). Skripsi. Medan : Departemen Antropologi SosialFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolitikUniversitas Sumatera Utara.
Kartono, Husin. (2010). Wilayah Potensi Wisata Bahari di Kabupaten Belitung. Skripsi. Palembang. Departemen Usaha Perjalan Wisata Akademi Pariwisata Widya Darma Palembang Sumatera Selatan.
Karianus. (2009). Suatu Tinjauan Objek Wisata Pemandian Pantai Sarilaba Biru Indah di Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Jojor. (2009). Studi Tentang Persebaran dan Potensi Objek Wisata Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Medan. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Damanik, J dan H.F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi
Fandeli, C. 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty Offset
James, J. Spillane. 1990. Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Kanisius
Jaya.2007. Pengelolaan Lingkungan Kawasan Wisata Danau Lebo Kecamatan Tilawang Kabupaten Sumbawa Barat.Skripsi.Malang: Universitas Negeri Malang
Jayanti.2009. Kajian Sumberdaya Danau Rawa Pening untuk Pengembangan Wisata Bukit Cinta
Kusmayadi dan E. Sugiarto.2000.Metodologi Penelitian Dalam Bidang
(5)
Pendit, Nyoman, S. 2002. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana.Jakarta: Pradnya Paramita
Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: Andi
Robby, K.T. 2001.Objek Wisata Alam.Bogor: Buana Vista
Samsuridjal, Kaelany. 1996. Peluang Di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
Situmorang, Manihar. 2007. Diktat Kimia Lingkungan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Sugiharto. 2012. Diktat Geografi Pariwisata. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Suwantoro, G. 2002. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi
Wahab, S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita
Yoeti, Oka, A. 1980. Pemasaran Pariwisata.Bandung: Angkasa
http://moel30.multiply.com (diakses pada tanggal 12 september 2013 pukul 14:35) Tabeatamang.wordpress. 2012. Definisi Pariwisata Menurut Beberapa Ahli.
http://tabeatamang.wordpress.com/2012/08/24/definisi-pariwisata-menurut beberapa-ahli/ (diakses pada tanggal 30 september 2012 pukul 22.21 WIB)
http://wiranata-wira.blogspot.com/2009/12/pariwisata-menurut-paraahli.html/(diakses pada tanggal 30 september 2012 pukul 22.32 WIB)
www.anneahira.com./kegiatan pertanian.com(diakses pada tanggal 13 oktober 2013 pukul 16.45 WIB)
(6)
Supriyatna,Upi.2009. Bentang Lahan (Landscape).
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SUPRIYATNA/BENTAN GLAHAN_(LANDSCAPE).pdf (diakses pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 13.00 WIB)
Merbabu. 2009. Gunung Sibayak.
http://www.merbabu.com/gunung/gunung_sibayak.php (Diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 09.45 WIB)