PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SD KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI

INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR

KECAMATAN TANJUNG MORAWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

SWANDY MARULI TOHONAN SIBURIAN NIM. 812 6131 019

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRACT

Swandy M.T. Siburian. NIM. 8126131019. The Effect of Organizational Culture, Interpersonal Communication and Achievement Motivation To the Teacher Performance at Elementary School in Tanjung Morawa District.

This study aimed to determine (1) the effect of organizational culture to achievement motivation, (2) the effect of interpersonal communication to achievement motivation, (3) the effect of organizational culture to teacher performance, (4) the effect of interpersonal communication to teacher performance and (5) the effect of achioevement motivation to teacher performance. This study uses quantitative methods, the model used is the path analysis with inferential data analysis techniques. The population are all teachers Elementary School in Tanjung Morawa, with total 486 teachers, and the samples are 215 teachers use Nomogram Harry King Table. The research sample was determined by using a proportional random sampling technique. The research instrument used for data collection was a questionnaire and observation. The instrument was tested with product moment in its validity with acceptance percentage 95% or siginificant standard 0,05. Reliability was counted with coefficient alpha formula. The result showed that: (1) There is a significant direct possitive of effect between organizational culture to achievement motivation by 0,384. (2) There is a significant direct possitive of effect between interpersonal commitment to achievement motivation by 0,270. (3) There is a significant direct possitive of effect between organizational culture to teacher performance by 0,337. (4) There is a significant direct possitive of effect between interpersonal commitment to teacher performance by 0,145. (5) There is a significant direct possitive of effect between achievement motivation to teacher performance by 0,330. (6) There is a undirect effect between organizational culture to teacher performance by 0,159 and interpersonal commitment to teacher performance by 0,154 weather achievement motivation. The study concluded: (1) the organizational culture has a direct effect to achievement motivation by 14,75%. (2) the interpersonal communication has a direct effect to achievement motivation by 7,29%. (3) the organizational culture has a direct effect to teacher performance by 11,36%. (4) the interpersonal communication has a direct effect to teacher performance by 2,10%. (5) the achievement motivation has a direct effect to teacher performance by 10,89%. Thus suggested to improve the teacher performance should be increased organizational culture, interpersonal commitment and achievement motivation of teacher.


(5)

ABSTRAK

Swandy M.T.Siburian. NIM. 8126131019. Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi, (2) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi, (3) untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru, (4) untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru, dan (5) untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis data inferensial. Populasi adalah seluruh guru di SD se-Kecamatan Tanjung Morawa sebanyak 486 orang, sampel berjumlah 215 orang menggunakan ketentuan Tabel Nomogram Harry King. Teknik sampel yang digunakan adalah

proportional random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan angket dan observasi. Instrumen di uji validitasnya dengan product

moment dengan tingkat penerimaan 95% atau pada taraf signifikan 0,05.

Reliabilitas dihitung dengan rumus koeefisien alpha r11. Hasil Penelitian

menunjukkan : (1) Terdapat pengaruh langsung positif yang signifikan antara budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi sebesar 0,384. (2) Terdapat pengaruh langsung positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi sebesar 0,270. (3) Terdapat pengaruh langsung positif yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 0,337. (4) Terdapat pengaruh langsung positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru sebesar 0,145. (5) Terdapat pengaruh langsung positif yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 0,330. (6) Terdapat pengaruh tidak langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 0,127 dan komunikasi interpersonal guru terhadap kinerja guru sebesar 0,089. Penelitian ini menyimpulkan : (1) budaya organisasi memiliki pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi dengan kontribusi sebesar 14,75%. (2) komunikasi interpersonal memiliki pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi dengan kontribusi sebesar 7,29%. (3) budaya organisasi memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 11,36%, (4) komunikasi interpersonal memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 2,10%. (5) motivasi berprestasi memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 10,89%. Dengan demikian disarankan dalam meningkatkan kinerja guru perlu ditingkatkan budaya organisasi, komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi para guru.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi

Interpersonal dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Kecamatan Tanjung Morawa”.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan yang ada didalam tesis ini, meskipun demikian Penulis telah berupaya melakukan usaha maksimal, tentu saja hal ini disertai bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang diberikan, maka Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.

2. Direktur, Asisten Direktur, Ketua Prodi dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta segenap Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Dr. Sukarman Purba, M.Pd dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku pembimbing I dan II serta yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberi nasihat kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd, Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku narasumber serta Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd selaku validator yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. KUPT Kecamatan Tanjung Morawa yang telah memberikan izin untuk


(7)

6. Kepala Sekolah Dasar dan Pengawas Kecamatan Tanjung Morawa yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Bapak/Ibu Guru SD di Kecamatan Tanjung Morawa yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga dalam proses pengumpulan data penelitian ini. 8. Ayah saya DR. Panigoran Siburian, M.Pd dan ibu saya Rostauly Silalahi,

S.Pd, Saudara/i saya; E R Tetty Siburian, S.Pd, Sukses M P Siburian, M.H, Marnaike Siburian, S.Pd, Juliana Siburian, S.Pd dan Silvia Siburian yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, pengertian serta do’a sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Istri saya tercinta Silvia Yance Sagala, S.Pd beserta ketiga anak saya; Separthur Joshua Pangondian Siburian, Daniel Sabio Siburian dan Osmond Gerhard Siburian yang selalu memberikan semangat dan doa selama perkuliahan hingga selesainya Thesis ini.

10. Kepala Sekolah SMPN 14 Binjai Warsi`in S.Pd dan Rekan Kerja di SMPN

14 Binjai yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tesis ini.

11. Teman-teman Penulis, mahasiswa AP khususnya angkatan XXI kelas A, kelas AP lainnya serta teman mahasiswa dari prodi lainnya yang telah banyak memberikan motivasi dan kenangan terindah yang tak akan terlupakan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, Penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan khasanah pendidikan.

Medan, Mei 2015 Penulis

Swandy Maruli Tohonan Siburian NIM. 8126131019


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIK, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR, PARADIGMA PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretik ... 13

1. Kinerja ... 13

2. Budaya Organisasi Sekolah ... 20

3. Komunikasi Interpersonal Guru ... 27

4. Motivasi Berprestasi ... 34

B. Penelitian Yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Paradigma Penelitian ... 48


(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

B. Metode Penelitian ... 50

C. Populasi dan Sampel ... 51

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

F. Uji Coba Instrumen... 57

G. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data Penelitian ... 65

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 73

C. Uji Prasyaratan Analisis Data ... 74

D. Pengujian Hipotesis... 81

E. Pengujian Kesesuaian Model ... 86

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

G. Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ... 104

C. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 109 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa ... 5

3.1 Pilihan Jawaban Angket ... 55

3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 56

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Komunikasi Interpersonal ... 56

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Berprestasi …... 57

4.1 Data Masing-masing Variabel ... 65

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 66

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi ... 67

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal ... 68

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi ... 70

4.6 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Kinerja Guru ... 71

4.7 Distribusi Frekuensi & kategori skor Budaya Organisasi... 72

4.8 Distribusi Frekuensi & kategori skor Komunikasi Interpersonal 72 4.9 Distribusi Frekuensi & kategori skor Motivasi Berprestasi ... 73

4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 74

4.11 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1 ... 75

4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2 ... 76

4.13 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1 ... 77

4.14 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2 ... 78

4.15 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3 ... 79

4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 80

4.17 Perhitungan Koefisien Jalur (p) ... 80

4.18 Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Terhadap X3 ... 81

4.19 Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Terhadap X4 ... 83


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Job Performance ... 15

2.2 Pembentukan Nilai Budaya Organisasi ... 23

2.3 Paradigma Penelitian ... 49

3.1 Gambar Tabel Nomogram Harry King … ... 52

3.2 Diagram Jalur ... 63

4.1 Histogram Kinerja Guru ... 66

4.2 Histogram Skor Budaya Organisasi ... 68

4.3 Histogram Skor Komunikasi Interpersonal ... 69

4.4 Histogram Skor Motivasi Berprestasi Guru ... 70


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Istrumen Penilaian Kinerja ... 114

2. Angket Budaya Organisasi ... 120

3. Angket Komunikasi Interpersonal ... 124

4. Angket Motivasi Berprestasi... 128

5. Uji Validitas Budaya Organisasi Sekolah ... 132

6. Uji Reabilitas Budaya Organisasi Sekolah ... 133

7. Uji Validitas Komunikasi Interpersonal ... 134

8. Uji Reabilitas Komunikasi Interpersonal ... 135

9. Uji Validitas Motivasi Berprestasi ... 136

10. Uji Reabilitas Motivasi Berprestasi ... 137

11. Perhitungan Uji Validitas dan Realibilias Secara Manual ... 138

12 Data Induk Penelitian. ... 141

13. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 147

14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 157

15. Perhitungan Statistik Dasar ... 163

16. Uji Normalitas ... 169

17. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Persamaan Regresi Linier ... 173

18. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 222

19. Perhitungan Koefisien Jalur ... 226

20. Perhitungan Uji Hipotesis ... 230

21. Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 240


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kemajuan suatu negara melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini disebabkan karena keberhasilan dalam pembangunan suatu bangsa dan negara tidak terlepas dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Upaya peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pendidikan maupun pelatihan.

Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1), “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru adalah pelaksana pendidikan dan merupakan ujung tombak pembangunan pendidikan. Guru dikatakan sebagai ujung tombak maksudnya tidak lain karena guru adalah pelaksana pendidikan sekaligus motor penggerak proses pembelajaran yang merupakan salahsatu faktor penentu keberhasilan pendidikan itu sendiri.

Guru yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan berupaya mengembangkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik, sebagaimana amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003


(14)

dalam pasal tiga yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi diri peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Colquitt (2009) mengemukakan kinerja adalah nilai dari seperangkat perilaku karyawan yang berkontribusi secara positif atau negatif untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja memiliki tiga dimensi yaitu (1) perilaku tugas, (2) perilaku moral, (3) perilaku menantang. John Whitmore (dalam Uno, 2007: 86) mengatakan satu faktor penting yang menjadi tolokukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran. Jalal dan Supriadi (2001: 262) mengatakan kinerja mengajar guru dalam proses belajar mengajar dapat menentukan keberhasilan siswa untuk mengikuti pengajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan dan berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif.

Isjoni (2004: 1) menyatakan bahwa ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa


(15)

tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. As'ad (2001: 47) mengartikan kinerja sebagai tingkah laku keterampilan atau kemampuan seseorang menyelesaikan suatu kegiatan. Mangkunegara (2006: 67) mendefenisikan kinerja sebagai hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merefleksikan seberapa baik pekerja melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan paparan beberapa ahli diatas dapat dipastikan kinerja guru yang baik di sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan, demikian juga sebaliknya kinerja guru yang kurang baik dan tidak maksimal dapat menghambat kemajuan pendidikan.

SBY dalam Andriani (2011) mengatakan banyak guru yang sudah menerima tunjangan profesi dan khusus agar kesejahteraan mereka meningkat, namun kinerja mereka ternyata belum berubah. Hal senada juga disampaikan Syahwal Gultom dalam Ayal (2013) mengatakan bahwa mutu dan kualitas guru


(16)

dilakukan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah. Buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi juga sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak didik.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga ditunjukkan dari data Balitbang tahun 2003 yang dikutip dari Hendrik (dalam kompas.com) bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar (SD) di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP).

Selain itu, permasalahan rendahnya kinerja guru juga ditunjukkan dari data Kementerian Pendidikan Nasional yang menunjukkan bahwa secara umum kualitas dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai harapan. Hingga saat ini, dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tidak sampai 50 % soal yang bisa dikerjakan. Tidak ada guru yang mendapatkan nilai 80. Bahkan, ada guru yang meraih nilai terendah yakni 1.

Melihat kualitas pendidikan di Kecamatan Tanjung Morawa juga masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti terhadap dua unit sekolah dengan masing-masing menilai kinerja tiga orang guru setiap sekolahnya. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap dua


(17)

sekolah dasar (SD) di Kecamatan Tanjung Morawa tersebut, ditemukan hal-hal seperti pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1. Keadaan Guru di Kecamatan Tanjung Morawa

No. Keadaan di Lapangan Banyak Guru

SD 101880 SD 104234

1 Guru belum mengajar sesuai dengan

bidang kualifikasi pendidikannya 3 dari 3 orang 2 dari 3 orang

2 Rendahnya kemampuan guru dalam

penggunaan media, kurang kreatif dan inovatif.

3 dari 3

orang 3 dari 3 orang

3 Guru telah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dari informasi yang diperoleh bahwa RPP yang disusun hasil potokopian dari guru lain

1 dari 3

orang 2 dari 3 orang

4 Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan

proses belajar mengajar tidak sesuai dengan apa yang telah disusun.

2 dari 3

orang 2 dari 3 orang

5 Guru tidak membawa RPP dalam proses

pembelajaran 3 dari 3 orang 2 dari 3 orang

Berdasarkan wawancara dengan kedua Kepala Sekolah Dasar (SD) tersebut, dapat diketahui bahwa belum semua kinerja guru sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih belum optimalnya tingkat keberhasilan penyelesaian tugas guru yaitu dalam menyusun program pembelajaran dan silabus. Hal tersebut didukung pula dari hasil wawancara dengan salah seorang pengawas TK/SD di Kecamatan Tanjung Morawa yang menyatakan banyak guru yang tidak membuat sendiri program tahunan, program semester, silabus dan rencana program pengajaran. Kinerja guru terkesan masih rendah karena tidak rutinnya guru membuat persiapan mengajar, jarang menggunakan alat peraga, metode mengajar yang digunakan belum sesuai dengan


(18)

situasi dan kondisi anak. Padahal teori mengharuskan guru membuat dan menguasai program tahunan, program semester, silabus dan rencana program pengajaran. Bukti ini menunjukkan bahwa kinerja guru masih rendah.

Rendahnya kinerja guru juga ditunjukkan dengan rendahnya tingkat disiplin guru dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Hal ini berdasarkan hasil kunjungan ke beberapa SD ditemukan meskipun lonceng tanda berakhirnya istirahat sudah dibunyikan, namun guru tidak serta merta masuk ke dalam kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Melainkan masih asik duduk di Kantor Guru. Dalam proses belajar mengajar tak jarang guru hanya menyuruh anak mencatat materi dari buku paket dan kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi tanpa disertai dengan memberi penjelasan terkait materi yang ditugaskan tersebut.

Kinerja yang ditampilkan guru dalam tugas dan tanggung jawabnya tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Furtwengler (2000: 90) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: keterampilan interpersonal, mental untuk sukses (motivasi), terbuka untuk perubahan, kreativitas, keterampilan berkomunikasi, dan inisiatif. Salah satu faktor yang dapat mendorong atau mempengaruhi kinerja adalah adanya hubungan dengan rekan kerja baik terhadap atasan maupun sesama rekan kerja yaitu bisa dalam bentuk terjalinnya komunikasi interpersonal di dalam lingkungan kerja (sekolah). Dalam kehidupan organisasi, pencapaian tujuan dengan segala prosesnya membutuhkan komunikasi yang efektif. Seperti yang dikatakan pula oleh Terry (1992: 207) bahwa komunikasi menempati urutan teratas mengenai apa


(19)

saja yang harus dibuat dan dikerjakan, usaha-usaha komunikatif berpengaruh terhadap motivasi dan antusiasme kerja. Komunikasi interpersonal oleh Spritzer dkk (dalam Ferris, 2003) diketahui berpengaruh terhadap aktivitas-aktivitas koordinasi yang lebih baik, dan memberikan motivasi bagi anggota untuk mengembangkan tugas yang diembannya serta bekerja lebih baik dan sebagai hasilnya kinerja menjadi meningkat.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana juga diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Timpe (1992: 32) menyatakan bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena kemampuan tinggi dan tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. Pidarta (1995) mengemukakan, Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, harapan-harapan, dan kepercayaan personalia sekolah.

Budaya organisasi adalah salah satu yang mempengaruhi kinerja. Pidarta (1995: 176) menyatakan budaya organisasi sekolah adalah suasana bekerja,


(20)

belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan. Kebudayaan sekolah harus kondusif dengan memperhatikan berbagai potensi bagi pemberdayaan segenap sumber daya yang ada secara optimal dan memberikan kesempatan bagi setiap personil untuk berkreasi dan berinovasi di dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Dengan demikian kebudayaan yang positif akan mempengaruhi pengembangan diri dan kompetensi profesional setiap personil dalam upaya proses peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.

Demikian juga di dalam sekolah sangat diperlukan aktivitas komunikasi. Komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran, kemudahan, koordinasi, dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas. Jalaluddin Rakhmat (2005: 13) menyatakan bahwa suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi. Jalinan yang dimaksud adalah jalinan antar individu yang terbentuk melalui komunikasi, baik itu jalinan formal maupun jalinan informal. Salah satu bentuk komunikasi yang dapat membentuk keharmonisan antar manusia adalah komunikasi interpersonal. Menurut Mulyana (2000: 73) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya Komunikasi interpersonal yang ada dalam organisasi harus senantiasa dikembangkan, baik oleh kepala sekolah maupun oleh


(21)

para guru dan pegawai lainnya. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja dengan tenang serta terdorong untuk berprestasi lebih baik dan mewujudkannya dengan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.

Wau (2011) dalam menyatakan motivasi berprestasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar dapat meraih sukses atau prestasi kerja yang gemilang. Dengan motivasi berprestasi tampilan seseorang dalam melakukan sesuatu tampak tidak asal-asalan, sembrono sehingga pada akhirnya dapat mencapai sukses atau prestasi kerja yang gemilang. Motivasi berprestasi inilah yang diharapkan dapat dimiliki dan dikembangkan pada diri pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.

Bertitik tolak dari keadaan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengungkapkan pengaruh variabel budaya organisasi, komunikasi interpersonal dan motivasi berprestasi terhadap kinerja. Dengan demikian hasil penelitian ini akan berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja guru-guru SD di Kecamatan Tanjung Morawa.

B. Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru antara lain Komunikasi Interpersonal, Budaya Organisasi, Kreativitas, Inisiatif, Kepuasan Kerja, Stress, Motivasi Berprestasi, Kesempatan, Gaya Kepemimpinan, dan sebagainya. Dengan demikian, terdapat sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan kinerja guru, sehingga perlu untuk diidentifikasi, yaitu; (1). Apakah Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap Kinerja? (2). Apakah Budaya


(22)

Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja? (3). Apakah Inisiatif berpengaruh terhadap Kinerja? (4). Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja? (5). Apakah Stress berpengaruh terhadap Kinerja? (6). Apakah Motivasi Berprestasi berpengaruh terhadap kinerja? (7). Apakah Kesempatan berpengaruh terhadap Kinerja? (8). Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja? (9) Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Motivasi Berprestasi? (9) Apakah Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap Motivasi Berprestasi ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Namun pada penelitian ini faktor tersebut dibatasi hanya pada Budaya Organisasi, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi dengan pertimbangan keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan peneliti.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap motivasi

berprestasi guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa ?

2. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa ?


(23)

3. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa?

4. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa?

5. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

2. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa .

3. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

4. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

5. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian khasanah ilmu pengetahuan dalam manajemen pendidikan khususnya tentang kinerja, budaya


(24)

organisasi, komunikasi intrpersonal dan motivasi berprestasi. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :

a. dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai informasi untuk

menentukan kebijakan dalam peningkatan kinerja guru.

b. kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat meningkatkan kinerja guru.

c. guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kinerja guru.

d. peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian selanjutnya yang mendukung di kemudian hari.


(25)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi (X1) terhadap

motivasi berprestasi guru (X3) sebesar 14,75%. Hal ini menandakan

semakin tinggi atau baiknya budaya organisasi sekolah maka semakin

tinggi pula motivasi berprestasi para guru di SD Kecamatan Tanjung

Morawa.

2. Terdapat pengaruh langsung antara komunikasi interpersonal (X2)

terhadap motivasi berprestasi guru (X3) sebesar 7,29%. Hal ini

menandakan semakin tinggi atau baiknya komunikasi interpersonal

seorang guru maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi para guru di

SD Kecamatan Tanjung Morawa.

3. Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi (X1) terhadap

kinerja guru (X4) sebesar 11,36%. Hal ini menandakan semakin tinggi

atau baiknya budaya organisasi sekolah maka semakin tinggi pula kinerja

para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

4. Terdapat pengaruh langsung antara komunikasi interpersonal (X2)


(26)

tinggi atau baiknya komunikasi interpersonal guru maka semakin tinggi

pula kinerja para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

5. Terdapat pengaruh langsung antara motivasi berprestasi (X3) terhadap

kinerja guru (X4) sebesar 10,89%. Hal ini menandakan semakin tinggi

atau baiknya motivasi berprestasi para guru maka semakin tinggi pula

kinerja para guru di SD Kecamatan Tanjung Morawa.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa

implikasi sebagai berikut:

1. Budaya organisasi sekolah memiliki pengaruh yang positif terhadap

motivasi berprestasi guru maupun kinerja guru. Berdasarkan hasil uji

kecenderungan data variabel budaya organisasi diperoleh data mayoritas

guru pada kategori cukup yaitu 102 responden atau 47,44% sedangkan 18

responden (8,37%) dalam kategori tinggi, 93 responden (43,26%) dalam

kategori kurang dan 2 responden atau 0,93% dalam kategori rendah.

Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan budaya organisasi yang

ada di sekolah. Dalam hal ini berarti kepala sekolah dan para guru terus

bekerjasama dalam memperbaiki kualitas budaya organisasi agar pada

masa yang akan datang secara keseluruhan para guru akan merasa nyaman

dalam bekerja dan memungkinkan akan meningkatkan motivasi

berprestasi guru dalam menjalankan tugasnya dan juga meningkatkan


(27)

sekolah diantaranya adalah melaksanakan senam pagi bersama antara

siswa dan seluruh guru setiap hari jumat. Hal ini dapat meningkatkan

disiplin dan kerjasama diantara sesama guru.

2. Komunikasi interpersonal guru di sekolah memiliki pengaruh yang positif

dengan motivasi berprestasi guru dan juga berpengaruh positif terhadap

kinerja guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel

komunikasi interpersonal diperoleh data mayoritas guru pada kategori

cukup yaitu 110 responden atau 51,16% sedangkan 12 responden (5,58%)

dalam kategori tinggi, 93 responden (43,26%) dalam kategori kurang dan

tidak ada responden dalam kategori rendah. Berdasarkan hal ini perlu

adanya upaya perbaikan komunikasi interpersonal guru agar pada masa

yang akan datang secara keseluruhan para guru akan dapat meningkatkan

motivasi berprestasi guru dalam menjalankan tugasnya. Salah satu cara

yang dapat ditempuh untuk meningkatkan komunikasi interpersonal guru

adalah kepala sekolah memfasilitasi dan berperan aktif dalam pelaksanaan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), di forum MGMP inilah guru

yang satu mata pelajaran dapat saling berbagi pengalaman selama

melakukan KBM di sekolah. Melalui forum ini guru akan mencurahkan

unek-unek dan kendala yang dialami masing-masing, hal ini dapat

meningkatkan keterbukaan antar guru dan rasa empati diantara guru.

3. Motivasi berprestasi guru memiliki pengaruh yang positif dengan kinerja

guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan


(28)

cukup, sedangkan 12 responden (5,58%) dalam kategori tinggi, 99

responden (46,05%) dalam kategori kurang dan tidak ada responden dalam

kategori rendah. Hal ini berarti perlu dilakukan peningkatan motivasi

berprestasi para guru sehingga secara keseluruhan motivasi berprestasi

guru tinggi yang akan dapat meningkatkan kinerja guru dalam

menjalankan tugasnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi

berprestasi guru adalah kepala sekolah memberikan reward kepada guru

yang dianggap berprestasi dalam pekerjaannya ketika akhir tahun ajaran.

Misalnya pemberian hadiah kepada guru yang tidak pernah alpa selama

satu tahun pelajaran, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab terhadap tugasnya di dalam diri guru.

4. Kinerja guru pada hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa

kecenderungan kinerja guru dalam kategori cukup yaitu 124 responden

(57,67%). Sedangkan pada kategori tinggi sebesar 91 responden (42,33%)

dan tidak ada responden dalam kategori kurang maupun rendah. Hal ini

menandakan bahwa meskipun kinerja guru dalam kategori tinggi sudah

besar, namun belum harus tetap perlu dilakukan peningkatan terhadap

kinerja guru agar seluruh guru memiliki tingkat kinerja yang tinggi.

Peningkatan kinerja ini dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan

atau meningkatkan budaya organisasi dan motivasi berprestasi guru


(29)

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut

untuk meningkatkan kinerja guru:

1. Kepala sekolah hendaknya:

a) Bersama dengan guru merumuskan nilai, norma, dan keyakinan yang

diterapkan di sekolah, dan senantiasa memberi teladan bagi seluruh

warga sekolah, khususnya bagi guru.

b) Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah, solidaritas,dan empati

sehingga guru merasa nyaman untuk terbuka mengenai kesulitan yang

dihadapi, dan selalu membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru.

c) Rutin melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dengan cara meminta

kritik dan saran dari guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah.

d) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang

dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi

guru untuk mengembangkan diri.

2. Guru hendaknya:

a) Membangun budaya terbuka bagi sesama guru, sehingga apabila salah

seorang guru menghadapi kendala yang tidak dapat diselesaikan

sendiri, kesulitan tersebut bisa didiskusikan bersama dengan guru lain.

b) Berpikir positif (positive thingking) terhadap kritik dan saran dari


(30)

kritik dan saran tersebut sebagai suatu bentuk perhatian yang sifatnya

membangun.

c) Menyadari kewajiban sebagai guru untuk membuat persiapan matang

sebelum melakukan KBM di kelas, dengan sadar mematuhi berbagai

nilai, norma, dan keyakinan yang diterapkan di sekolah sehingga

menjadi budaya sekolah yang tertanam kuat dalam diri masing-masing

guru, dan bersedia menerima sanksi dari kesalahan yang dilakukan.

d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan

yang mendukung pekerjaannya, saling membagi pengalaman dan

informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM, dan

membangun empati dan solidaritas dengan sesama guru.

3. Dinas pendidikan hendaknya:

a) Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan

guru yang dikombinasikan dengan pengetahuan dalam meningkatkan

motivasi dan komunikasi di dalam sekolah.

b) Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk

mengembangkan diri (melanjutkan pendidikan).

c) Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi

bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian

ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh

terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Andriani, Santi. 2011. SBY Kritik Guru, Gaji Besar Kinerja Kurang. Inilah.com

(http://nasional.inilah.com/read/detail/1802514/sby-kritik-guru-gaji-besar-kinerja-kurang#.Uy85qvl_vql, diakses 24 Januari 2014).

Arikunto, Suharismi. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

Jakarta: Rineka Cipta

Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

As’ad, Moh. 2001. Psikologi Industri: Seri Ilmu SDM Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Liberty.

Ayal, Jimmy. 2013. Kemdikbud akui kualitas guru masih rendah.

Antaranews.com (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah, diakses 24 Januari 2014).

Azwar, S. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

B. Uno Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Bambang,dkk. 2009. Etika Organisasi Pemerintah. Jakarta: Pusat Pendidikan

Pelatihan Pegawai.

Chourmain, Imam. 2007. Metode Penelitian Dengan Analisis Jalur(Metode Path Analysis). Jakarta: Pustaka Keluarga.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place.

New York: The McGraw-Hill Companies.


(32)

Ginting, Bersita. 2011. Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Sman Kota Binjai. Medan: Jurnal Tabularasa.

Gultom, Syawal (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah)

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutasoit, C. S. (2011). Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi. Jakarta: MAGNA

Script Publishing

Isjoni. 2004. Optimalisasi Kinerja. Jakarta: Elex Media Komutindo.

Ivancevich, Jhon M, Robert K, and Michael T.M. 2006. Perilaku Manajemen Organisasi. Alih Bahasa : Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua.

Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Khairani. 2012. Populasi dan Sampel. http//lubiskhairani.blogspot.com/2012/10/

populasi-dan-sampel_2646.html diunduh 5 Februari 2013 Pukul 21.00 PM Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Andi.

Luthans, Fred. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Vivin

Andika Yuwono, dkk. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Rosdakarya.

Manullang, Belferik. 2006. Kepemimpinan Paedagogies: Membangun Karakter Sumber Daya Manusia. Medan: Program Pascasarjana Unimed.


(33)

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Newstroom, John W. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work.

New York: McGraw-Hill Companies.

Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.

Ciputat: Quantum Teaching.

Pace, R, W. & Faules, D, F. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pidarta, Made. 1995. Landasan Kependidikan: Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.

Yogjakarta: LaksBang Pressindo.

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Riduwan, 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen, P. 1997. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Benjamin M.

Jakarta: Indeks.

Sagala, H. Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

---. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.


(34)

Schein, Edgar H. 2004. Organizational Culture And Leadership. San Francisco :

Jossey-Bass Publisher.

Scott, M. dkk. 2007. Efective Public Relations. Alih Bahasa Tri Wibowo B.S.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Simanjuntak, Edwin, TH. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru SMK Sub Rayon 3 Pematang Siantar”. Thesis. Pascasarjana Administrasi Pendidikan, Unimed: Medan.

Simanjuntak, Payaman J. 2010. Mananajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Steel, Robert dan Torrie, James. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: PT Gramedia.

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta

Sutrisno, Edy. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Terry, George R. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Timpe, Dale. 1992. Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Bumi Aksara.


(35)

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wau, Yasaratodo. 2011. Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.4 No.1 April 2011. Medan: Pascasarjana Unimed.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa: Budi

Suprianto. Jakarta: Indeks.

Yuniarsih, T. & Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung: Alfabeta.


(1)

kritik dan saran tersebut sebagai suatu bentuk perhatian yang sifatnya membangun.

c) Menyadari kewajiban sebagai guru untuk membuat persiapan matang sebelum melakukan KBM di kelas, dengan sadar mematuhi berbagai nilai, norma, dan keyakinan yang diterapkan di sekolah sehingga menjadi budaya sekolah yang tertanam kuat dalam diri masing-masing guru, dan bersedia menerima sanksi dari kesalahan yang dilakukan. d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan

yang mendukung pekerjaannya, saling membagi pengalaman dan informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM, dan membangun empati dan solidaritas dengan sesama guru.

3. Dinas pendidikan hendaknya:

a) Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru yang dikombinasikan dengan pengetahuan dalam meningkatkan motivasi dan komunikasi di dalam sekolah.

b) Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan diri (melanjutkan pendidikan).

c) Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Andriani, Santi. 2011. SBY Kritik Guru, Gaji Besar Kinerja Kurang. Inilah.com (http://nasional.inilah.com/read/detail/1802514/sby-kritik-guru-gaji-besar-kinerja-kurang#.Uy85qvl_vql, diakses 24 Januari 2014).

Arikunto, Suharismi. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta

Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

As’ad, Moh. 2001. Psikologi Industri: Seri Ilmu SDM Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.

Ayal, Jimmy. 2013. Kemdikbud akui kualitas guru masih rendah.

Antaranews.com (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah, diakses 24 Januari 2014).

Azwar, S. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. B. Uno Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Bambang,dkk. 2009. Etika Organisasi Pemerintah. Jakarta: Pusat Pendidikan Pelatihan Pegawai.

Chourmain, Imam. 2007. Metode Penelitian Dengan Analisis Jalur(Metode Path

Analysis). Jakarta: Pustaka Keluarga.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place. New York: The McGraw-Hill Companies.


(3)

Ginting, Bersita. 2011. Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Sman Kota Binjai. Medan: Jurnal Tabularasa.

Gultom, Syawal (http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah)

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutasoit, C. S. (2011). Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi. Jakarta: MAGNA Script Publishing

Isjoni. 2004. Optimalisasi Kinerja. Jakarta: Elex Media Komutindo.

Ivancevich, Jhon M, Robert K, and Michael T.M. 2006. Perilaku Manajemen Organisasi. Alih Bahasa : Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedua. Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Khairani. 2012. Populasi dan Sampel. http//lubiskhairani.blogspot.com/2012/10/ populasi-dan-sampel_2646.html diunduh 5 Februari 2013 Pukul 21.00 PM Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Andi.

Luthans, Fred. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Vivin Andika Yuwono, dkk. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Rosdakarya.

Manullang, Belferik. 2006. Kepemimpinan Paedagogies: Membangun Karakter Sumber Daya Manusia. Medan: Program Pascasarjana Unimed.


(4)

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Newstroom, John W. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work.

New York: McGraw-Hill Companies.

Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Ciputat: Quantum Teaching.

Pace, R, W. & Faules, D, F. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pidarta, Made. 1995. Landasan Kependidikan: Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogjakarta: LaksBang Pressindo.

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Riduwan, 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur

(Path Analysis). Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen, P. 1997. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Benjamin M. Jakarta: Indeks.

Sagala, H. Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

---. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Schein, Edgar H. 2004. Organizational Culture And Leadership. San Francisco : Jossey-Bass Publisher.

Scott, M. dkk. 2007. Efective Public Relations. Alih Bahasa Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Simanjuntak, Edwin, TH. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru SMK Sub Rayon 3 Pematang Siantar”. Thesis. Pascasarjana Administrasi Pendidikan, Unimed: Medan.

Simanjuntak, Payaman J. 2010. Mananajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Steel, Robert dan Torrie, James. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: PT Gramedia.

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta

Sutrisno, Edy. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Terry, George R. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Timpe, Dale. 1992. Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Wau, Yasaratodo. 2011. Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi

Berprestasi Kepala Sekolah. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.4 No.1 April 2011. Medan: Pascasarjana Unimed.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa: Budi

Suprianto. Jakarta: Indeks.

Yuniarsih, T. & Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

Kualitas Air Sungai Belawan Di Desa Lalang Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

1 45 66

Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi, dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

1 53 136

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA DI KOTA METRO

0 20 19

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 4 34

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 39

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 43

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU DI SD NEGERI KECAMATAN TANJUNG MORAWA.

0 2 32

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

1 8 8

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, PROFESIONALISME DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 36

HUBUNGAN ANTAR MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP TERHADAP PROFESI DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 23