HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU DI SD NEGERI KECAMATAN TANJUNG MORAWA.

(1)

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN

KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI GURU DI SD NEGERI KECAMATAN

TANJUNG MORAWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

EKA MUTIA LUBIS Nim: 8126131003

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN

KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI GURU DI SD NEGERI KECAMATAN

TANJUNG MORAWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

EKA MUTIA LUBIS Nim: 8126131003

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRACT

Eka Mutia Lubis. 8216131003. Interpersonal Communication and Relations with Emotional Intelligence Achievement Motivation Teacher in Elementary School District of Tanjung Morawa.

This study aims to determine the relationship of interpersonal communication and emotional intelligence and achievement motivation of teachers in Elementary School District of Tanjung Morawa. This study uses statistical correlation with the respondents 171 teachers in Elementary School District of Tanjung Morawa. Interpersonal communication of data collection using questionnaire instruments, emotional intelligence and motivation of teachers performance obtained through tests.

The data were analyzed by using a simple correlation, regression, partial correlation and multiple correlation. The results of the data analysis and submission of the hypothesis, then the conclusion can be stated that there is a significant relationship between interpersonal communication and achievement motivation of teachers in Elementary School District of Tanjung Morawa. It can be seen from the magnitude of the correlation between X1 and Y of 0.402. This results in consultation with rtabel with N = 171 at the 5% level = 0.148. With ry1 obtained t = 0.402 = 5.706. These results consulted with N = 171 5% level obtained t = 1.960, mean = 5.706 t count> t table = 1.960.

There is a significant relationship between emotional intelligence and achievement motivation of teachers in Elementary School District of Tanjung Morawa. It can be seen from the simple correlation between X2 and Y of 0.697 while rtabel N = 171 at the 5% level of 0.148. With a price of 0.505 rhitung obtained t = 12.639. Price of t for N = 171 at the 5% level is 1.960. These results are consulted to price ttable with N = 171 level of 5% was obtained 1.960, mean 12.639> 1.960. There is a significant relationship between interpersonal communication and emotional intelligence and achievement motivation of teachers in Elementary School District of Tanjung Morawa. From multiple correlation analysis of the obtained results count Ry (1,2) = 0.7623, while rtabel with N = 171 5% level of 0.148. Means that rhitung> rtabel (0.7623> 0.148. Correlation significance test using the F-test = 0.7623 obtained rhitung price of F = 211.7163. Prices Ftable for N = 171 at the 5% level is 3.040, meaning of Fhitung> Ftable (211.7163> 3.040).

The results of this study concluded that the better implementation of interpersonal communication and emotional intelligence contributes significantly to the achievement motivation of teachers in public primary schools in the District of Tanjung Morawa.


(7)

ABSTRAK

Eka Mutia Lubis. 8216131003. Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Berprestasi Guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa. Penelitian ini menggunakan statistik korelasional dengan responden sebanyak 171 guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa. Pengumpulan data komunikasi interpersonal menggunakan instrumen angket, kecerdasan emosional dan motivasi berpestasi guru diperoleh melalui tes.

Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi sederhana, regresi, korelasi parsial dan korelasi ganda. Hasil analisis data dan pengajuan hipotesis, maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa. Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi antara X1 dengan Y sebesar 0,402. Hasil ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan N=171 pada taraf 5% =0,148. Dengan ry1 =0,402 diperoleh thitung = 5,706. Hasil ini dikonsultasikan dengan N=171 taraf 5% diperoleh thitung=1,960, berarti thitung=5,706>ttabel=1,960.

Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa. Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi sederhana antara X2 dengan Y sebesar 0,697 sedangkan rtabel N= 171 pada taraf 5% sebesar 0,148. Dengan harga rhitung 0,505 diperoleh thitung=12,639. Harga thitung untuk N=171 pada taraf 5% adalah 1,960. Hasil ini dikonsultasikan ke harga ttabel dengan N=171 taraf 5% diperoleh 1,960, berarti 12,639>1,960. Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa. Dari analisis korelasi ganda diperoleh hasil hitung Ry(1,2) = 0,7623, sedangkan rtabel dengan N=171 taraf 5% sebesar 0,148. Berarti bahwa rhitung>rtabel (0,7623>0,148. Uji keberartian korelasi dengan menggunakan uji-F dengan harga rhitung = 0,7623 diperoleh Fhitung = 211,7163. Harga Ftabel untuk N=171 pada taraf 5% adalah 3,040, berarti Fhitung>Ftabel (211,7163>3,040).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa makin baik pelaksanaan komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional memberikan kontribusi yang berarti terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa.


(8)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul “Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Berprestasi Guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa”. Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan Penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Dr. Darwin, M.Pd, dan Dr. P. Siburian, M.Pd sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(9)

3. Dr. M. Rajab Lubis, M.S. Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.Si dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Kecamatan Tanjung Morawa yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi Penulis.

6. Kepala Sekolah dan seluruh guru SD Kecamatan Tanjung Morawa yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Teristimewa orang tua yang paling tersayang dan terhormat, kepada Ayahanda Indra Buana Lubis, Ibunda Ani Fauzalina serta Kakanda Hera Indra Lubis, Adinda Akmal Lubis yang telah memberikan kasih sayang, memelihara dan membesarkan Penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, demikian juga senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang tiada terhingga dan dorongan motivasi sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.

8. Teman-teman Jurusan AP khususnya Angkatan XXI kelas A Reguler dan kelas B yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada Penulis.


(10)

9. Seluruh rekan-rekan, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus yang telah memberi sumbangan moril dan materil kepada Penulis.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari ALLAH SWT.

Medan, Juli 2014 Penulis

EKA MUTIA LUBIS Nim: 8126131003


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR HISTOGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Teoritik ... 10

1. Motivasi Berprestasi... 10

2. Komunikasi Interpersonal ... 15

3. Kecerdasan Emosional ... 22

B. Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 39

C. Metode dan RancanganPenelitian ... 43

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 46

2. Uji Kesahihan Instrumen ... 48


(12)

F. Teknik Analisis Data ... 50

1. Uji Kecendrungan Data ... 51

2. Uji Persyaratan Analisis ... 52

3. Pengujian Hipotesis ... 53

4. Hipotesis Statistik ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 56

B. Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 61

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 64

D. Pengujian Hipotesis ... 69

E. Temuan Penelitian ... 73

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

G. Keterbatasan Penelitian ... 76

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 78

A. Simpulan ... 78

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 79

C. Saran ... 81


(13)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Nama Sekolah yang Mengikuti Lomba Karya Ilmiah ... 2

2. Tabel 3.1 Populasi Penelitian Berdasarkan Strata... 40

3. Tabel 3.2 Data Sampel ... 43

4. Tabel 3.3 Komponen dan Teknik Pengumpulan Data ... 46

5. Tabel 3.4 Indikator Variabel Motivasi Berprestasi ... 47

6. Tabel 3.5 Indikator Variabel Komunikasi Interpersonal ... 47

7. Tabel 3.6 Indikator Variabel Kecerdasan Emosional ... 48

8. Tabel 4.1 Ringkasan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 56

9. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Komunikasi Interpersonal ... 57

10. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional ... 58

11. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Berprestasi ... 60

12. Tabel 4.5 Tingkat Kecendrungan Variabel Komunikasi Interpersonal 62 13. Tabel 4.6 Tingkat Kecendrungan Kecerdasan Emosional ... 63

14. Tabel 4.7 Tingkat Kecendrungan Motivasi Berprestasi ... 64

15. Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Varians untuk Persamaan Y atas X1 . 65 16. Tabel 4.9 Ringkasan Analisis Varians untuk Persamaan Y atas X2 . 66 17. Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian 67 18. Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Variabel Penelitian 68 19. Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 69

20. Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X2 dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 71

21. Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi dan Uji Keberartian Variabel X1 dan X2 dengan Y ... 72


(14)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Hubungan Variabel-Variabel Penelitian ... 37 2. Gambar 4.4 Gambaran Umum Hasil Penelitian Hubungan Variabel 73


(15)

DAFTAR HISTOGRAM

1. Gambar 4.1 Histogram Variabel Komunikasi Interpersonal ... 58 2. Gambar 4.2 Histogram Variabel Kecerdasan Emosional ... 59 3. Gambar 4.3 Histogram Variabel Motivasi Berprestasi Guru ... 61


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Data Populasi ... 85

2. Lampiran 2 Tes dan Angket ... 86

3. Lampiran 3 Tabulasi Angket Komunikasi Interpersonal ... 104

4. Lampiran 4 Tabulasi Angket Kecerdasan Emosional ... 110

5. Lampiran 5 Tabulasi Angker Motivasi Berprestasi ... 114

6. Lampiran 6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian... 118

7. Lampiran 7 Data Hasil Penelitian ... 129

8. Lampiran 8 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) dan Distribusi Frekuensi dari Skor Hasil Penelitian ... 134

9. Lampiran 9 Tingkat Kecendrungan Data dari Masing-Masing Variabel Penelitian ... 142

10. Lampiran 10 Pengujian Persyaratan Analisis ... 146

11. Lampiran 11 Perhitungan Uji Homogenitas ... 157

12. Lampiran 12 Perhitungan Uji Linearitas dan Keberartian Regresi ... 169

13. Lampiran 13 Perhitungan Koefisien Korelasi sederhana antar Variabel ... . 181

14. Lampiran 14 Perhitungan Korelasi Parsial dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial ... 184

15. Lampiran 15 Perhitungan Korelasi Ganda dan Uji Keberartian ... 186


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memegang peran utama dalam rangka implementasi fungsi dan upaya mencapai tujuan nasional. Menurut Sagala (2011:21) guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

Harus diakui bahwa keinginan guru untuk menunjukkan kinerja yang baik, tidak semua sama. Banyak guru pada dasarnya tidak memiliki keinginan yang mendalam untuk mengajar. Sehingga dapat dipastikan guru tersebut hanya sekedar mengajar tetapi tidak memiliki prestasi atau keunggulan di dalam mengajar. Guru dikatakan tidak memiliki keunggulan apabila tidak mampu bersaing dan mengikuti kompetisi, hal ini terbukti ketika guru SMK di Kabupaten Deli serdang diminta untuk mengikuti lomba karya ilmiah, namun yang mengikuti lomba hanya 3 orang guru, sehingga hanya 3 orang guru inilah yang menjadi juara.


(18)

Tabel 1.1 Nama Sekolah yang Mengikuti Lomba Karya Ilmiah

No Nama Sekolah Jumlah 1 SMK Negeri 1 Galang 1 2. SMK Negeri 1 Pakam 1 3. SMK Negeri Kutalim Baru 1

Sumber: Dinas Pendidikan Deli Serdang

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2014 terhadap guru sekolah dasar negeri di Tanjung Morawa, didapati fakta-fakta dan data tentang guru terdiri atas: (1) guru masih kesulitan dalam menggunakan media dan mengaplikasikan metode pembelajaran yang tepat di kelasnya; (2) guru masih kesulitan dalam mengelola kelas, hal ini terlihat dari hasil pengamatan peneliti di kelas 1, 2 dan 3.Terlihat siswa kelur masuk kelas disaat jam pelajaran berlangsung; (3) berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah satu kepala sekolah didapatkan bahwa guru tidak mau bergantian mengajar di kelas tinggi atau rendah, dari tahun ke tahun hanya ingin mengajar di kelas 3 saja dengan alasan tidak menguasai materi di kelas tinggi.

Fakta-fakta ini diduga mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi guru masih kurang, sehingga perlu untuk diteliti. Pada penelitian ini, difokuskan kepada motivasi berprestasi, dikarenakan guru merupakan cermin bagi siswanya, jika guru sudah tidak memiliki motivasi untuk berprestasi, tidak tampil unggul maka siswa akan meniru perilaku gurunya. Dengan demikian motivasi berprestasi merupakan determinan penting bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Abdullah (2014:150) keinginan guru bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan tugasnya dapat terlihat yaitu: (1) melakukan pekerjaan secara


(19)

inovatif; (2) memiliki sikap pekerja keras; (3) menyukai tantangan; (4) bertanggung jawab terhadap pekerjaan; (5) berani mengambil resiko. Semua keinginan guru ini sangatlah baik dan mulia untuk mencerdaskan peserta didiknya hingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Saat ini pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk lebih memberdayakan guru. Hal ini sesuai Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 pasal 30

ayat 1 bahwa “Guru memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan

prestasi kerja, dedikasi luar biasa atau bertugas di daerah khusus”. Pemberian penghargaan tersebut diberikan kepada guru atas prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan pada lembaga, berjasa pada negara, maupun menciptakan karya yang bermanfaat (inovatif) dalam memecahkan permasalahan pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

Menarik sekali setelah adanya upaya pemerintah untuk memajukan dan meningkatkan kualitas mengajar guru, ditemukan hasil penelitian internasional yang dikemukakan oleh Pidarta (dalam Usman 2011:274), bahwa motivasi bangsa Indonesia dalam bekerja sangat rendah dan meletakkan Indonesia sebagai negara termalas 3 dari 42 negara yang diteliti. Walaupun penelitian Pidarta ini sulit digeneralisasikan termasuk kepada guru, namun ini menjadi perhatian bagi tenaga pendidik untuk meningkatkan motivasi berprestasi, karena apabila guru tidak memiliki motivasi berprestasi maka peserta didik yang akan terkena dampaknya, yaitu: (1) menurunnya prestasi akademik, peserta didik tidak naik kelas dan tidak lulus ujian nasional; (2) prestasi sekolah menurun dengan berkurangnya jumlah


(20)

siswa dalam kejuaraan perlombaan. Jadi motivasi berprestasi guru adalah dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas yang lebih baik dan meningkat.

Colquitt (2009:125) menggambarkan bahwa motivasi berprestasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi budaya organisasi (organizational

cultural), struktur organisasi (organizational stucture), gaya dan perilaku

kepemimpinan (leadership style and behavior), kekuatan dan pengaruh kepemimpinan (leadership power and influence), komunikasi (communication), personal dan nilai budaya (personality and cultural values), kemampuan (ability). Sebagai faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi pada personality dan cultural value adalah kecerdasan emosional.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat dilihat berbagai faktor yang dapat menentukan motivasi berprestasi guru. Pendapat mengenai faktor-faktor penentu motivasi berprestasi guru telah mendorong peneliti untuk melakukan penelitian model motivasi berprestasi guru dilihat dari komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional guru. Setiap guru perlu menjalin hubungan harmonis dan kerjasama dengan guru lain untuk mencapai tujuan tertentu. Ketika kita berada di tempat kerja, komunikasi interpersonal sangat diperlukan sebagai upaya untuk menjaga kualitas hubungan antar manusia baik internal maupun eksternal. Menurut Aw (2011:91) komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain dan merupakan sebuah metode komunikasi yang sering digunakan oleh manusia pada saat bekerja, bergaul dan bermasyarakat.


(21)

Kecakapan komunikasi adalah hal yang sangat mudah secara teori dan praktiknya, namun bagi sebagian orang sulit untuk diterapkan. Bagi seorang guru komunikasi interpersonal sering dilakukan terutama kepada peserta didik di dalam menyampaikan materi pembelajaran yaitu kecakapan bertanya jawab, kecakapan membuka pintu komunikasi, kecakapan menyampaikan informasi dan kecakapan medengarkan. Komunikasi interpersonal yang baik dapat berujung kepada terciptanya kerjasama sinergis. Artinya bahwa komunikasi interpersonal dapat mengantarkan terbentuknya kerjasama, dan pada giliran berikutnya dapat berfungsi memelihara kualitas kerjasama tersebut. Tentu saja untuk dapat merancang dan melaksanakan komunikasi interpersonal menuntut adanya kecakapan atau keterampilan berkomunikasi.

Sewaktu guru berkomunikasi, emosional turut mempengaruhi pesan yang hendak disampaikan. Menurut Aw (2011:33) suasana emosional menjadi salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap kadar hubungan interpersonal yang positif. Keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan. Misalnya ketika seorang guru mengucapkan selamat atas keberhasilan sahabatnya secara verbal, maka juga harus di dukung oleh ekspresi nonverbal yang sesuai, seperti senyum bahagia, tepukan bahu penuh kebanggaan. Sebaliknya ketika seorang sahabat sedang mengalami penderitaan, maka suasana emosional yang diperlukan adalah ucapan yang menghibur dan memotivasi, serta artikulasi pesan verbal yang menegaskan adanya perasaan turut bersedih, serta kesediaan untuk mencari solusi.


(22)

Ginanjar (2007:5) mengatakan bahwa kecerdasan emosional ialah mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam, lalu mengubahnya dari sesuatu yang kita pikirkan menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak dapat diketahui pikiran. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani. Selanjutnya Ginanjar (2007:6) membagi indikator kecerdasan emosional yaitu: (1) unsur suara hati; (2) kesadaran diri; (3) motivasi; (4) etos kerja; (5) keyakinan; (6) integritas; (7) komitmen; (8) konsistensi; (9) presistensi; (10) kejujuran; (11) daya tahan; (12) keterbukaan. Jadi hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar bekerjasama, memipin dan memberikan pelayanan terbaik.

Penjelasan dan uraian dari latar belakang masalah harus dikaji dengan mengaitkan untuk melaksanakan penelitian tentang “Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Kecerdasan Emosional dengan Motivasi berprestasi Guru di SD

Negeri Kecamatan Tanjung Morawa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan motivasi berprestasi guru, yakni: (1) Apakah terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan motivasi berprestasi guru? (2) Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru? (3) Apakah terdapat hubungan pengambilan keputusan dengan motivasi berprestasi guru? (4) Apakah terdapat hubungan stres dengan motivasi berprestasi


(23)

guru? (5) Apakah terdapat hubungan iklim kerja dengan motivasi berprestasi guru? (6) Apakah terdapat hubungan kepuasan kerja dengan motivasi berprestasi guru? (7) Apakah terdapat hubungan budaya dengan motivasi berprestasi guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi guru, namun dalam penelitian ini dibatasi lingkup penelitian pada komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa, karena fenomena yang ditemukan ada di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa? 2. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi

berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa?

3. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa?


(24)

E. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Mengetahui hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dengan motivasi berprestasi guru?

2. Mengetahui hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru?

3. Mengetahui hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis, sebagai masukan, pegangan, pertimbangan dan evaluasi bagi peningkatan dunia pendidikan dan pihak-pihak yang terkait yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada peningkatan motivasi berprestasi guru agar berdampak positif terhadap prestasi akademik maupun tingkah laku siswanya secara umum. Selanjutnya diharapkan juga bermanfaat pada peningkatan mutu proses dari hasil pembelajaran di SD Negeri Kecamatan Tanjung Morawa. 2. Manfaat Praktis


(25)

a. Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk intropeksi diri mengenai kesiapan-kesiapannya dalam rangka melaksanakan pembelajaran, meningkatkan kompetensinya yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai peserta didik.

b. Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pegangan dan masukan dalam pembinaan karier untuk meningkatkan mutu sekolah.

c. Penentu Kebijakan, khususnya di jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta.


(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengajuan hipotesis, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan motivasi berprestasi guru di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi sederhana antara X1 dengan Y sebesar 0,402. Hasil ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan N=171 pada taraf 5% =0,148. Dengan ry1 =0,402 diperoleh thitung = 5,706. Hasil ini dikonsultasikan dengan N=171 taraf 5% diperoleh thitung=1,960, berarti thitung=5,706>ttabel=1,960. 2. Terdapat hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan

motivasi berprestasi guru di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi sederhana antara X2 dengan Y sebesar 0,697 sedangkan rtabel N= 171 pada taraf 5% sebesar 0,148. Dengan harga rhitung 0,697 diperoleh thitung=12,639. Harga thitung untuk N=171 pada taraf 5% adalah 1,960. Hasil ini dikonsultasikan ke harga ttabel dengan N=171 taraf 5% diperoleh 1,960, berarti 12,639>1,960.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan motivasi berprestasi guru. Dari analisis korelasi ganda diperoleh hasil hitung Ry(1,2) = 0,7623, sedangkan rtabel dengan N=171 taraf 5% sebesar 0,148. Berarti bahwa rhitung>rtabel (0,7623>0,148. Uji keberartian korelasi dengan menggunakan uji-F


(27)

dengan harga rhitung = 0,7623 diperoleh Fhitung = 211,716. Harga Ftabel untuk N=171 pada taraf 5% adalah 3,040, berarti Fhitung>Ftabel (12,716>3,040).

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka dapat dipahami bahwa unsur komunikasi interpersonal mempunyai korelasi positif dengan motivasi berprestasi, karena hubungan komunikasi yang terjalin baik antara guru dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal yang telah ada perlu dipertahankan dan dikembnagkan terus melalui berbagai kegiatan pertemuan secara berkala, baik melalui rapat koordinasi maupun kerja kelompok atau dikembangkan melalui silaturahim. Karena kegiatan seperti ini akan memberikan kesempatan berdialog secara bebas dan terbuka mengenai keluhan dan permasalahan serta saling tukar menukar pikiran di antara Majelis Guru. Selain juga sikap kerjasama, kebersamaan, saling menghargai dan saling menghormati serta saling menerima gagasan di antara Majelis Guru dapat dibina dan dikembangkan melalui kerja kelompok.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka kecerdasan emosional yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yakni mencakup pengendalian diri, serta kemampuan memotivasi diri. Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap yang mengetahui dan


(28)

menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan. Guru dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka untuk berprestasi. Guru yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkosentrasi pada pekerjaan yang membuat guru tersebut tidak memiliki motivasi untuk berprestasi.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka guru dalam meningkatkan motivasi berprestasi diperlukan mengikuti pelatihan dan diklat yang berhubungan dengan EQ, mengingat guru SD memiliki peran dasar yang sangat penting di dalam menempah moral anak didik menjadi berkualitas, dalam hal ini guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam perkembangan peserta didik di sekolah. Ajaran Socrates yaitu kenalilah dirimu menunjukkan inti kecerdasan emosional, dalam hal ini pelatihan untuk menyatakan perasaan negatif (marah, frustasi, kecewa, depresi, cemas) menjadi amat penting. Pelampiasan yang tidak tepat justru menambah intensitas, bukan mengurangi.

4. Cara berpikir menentukan cara merasa, oleh karenanya berpikir positif sangatlah diperlukan. Terkadang komunikasi yang kurang baik bisa mempengaruhi perasaan orang, terutama dalam hal ini ketika rapat majelis


(29)

guru, terjadi komunikasi yang kurang baik antara kepala sekolah dengan guru dan sesama guru yang menimbulkan masalah, hal ini mempengaruhi emosional guru menjadi tidak stabil dan siswa menjadi pelarian ketika guru menjelaskan di ruang kelas, inilah salah satu contoh guru yang tidak memiliki kecerdasan emosional dan tidak memiliki motivasi berprestasi.

C.Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Kepala sekolah lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk dalam melaksanakan komunikasi interpersonal sehingga lebih meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

2. Para guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalistas kerja dalam mengajar.

3. Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel prediktor dan responden, sehingga aspek lain yang diduga memiliki hubungan dengan penelitian ini dapat dianalisis sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ende. 2014. Motivasi Berprestasi. Bandung: Yrama Widya. Aida Vitaya.2001. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. Padang: Angkasa.

Arikunto, Suharsini. 1988. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

... 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Cochran, William. 1974. Teknik Penarikan Sampel (terjemahan). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational

Behavior : Improving performance and commitment in the work place.

The McGraw-Hill Companies : New York.

Cooley, Charles Horton. 2011. Social Process, Charles Schribner’s Sons. New York.

Diakses 5 Mei 2014 dari http://spartan.ac.brocku.ca/Iward/cooley/cool

ctoc.html.

Depdiknas. 2008. Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Effendy, Onong U. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Elnadi. 2012. Comunication Skills. Diakses tanggal 12 Desember 2013 dari

http://www.daraltarjama.com/books/hl=id&Ir=&id

Feldman, Ruth D. 2003. Kecerdasan Emosional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fredman, Marlyn. 2005. Theory Comunication. Diakses tanggal 12 Desember 2013 dari http://www.daraltarjama.com/books/hl=id&Ir=&id


(31)

Ginanjar, Ari. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual

ESQ. Jakarta: Arga.

Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan : Alex tri Kantjoro Widodo. Jakarta : Gramedia.

... 2002. Emotional Intelligence. Terjemahan : T. Hermaya. Jakarta: Gramedia.

Handoko. T. Hani. 2003. Management.Edisi Kedua. Yogjakarta: BPPE.

Harahap, Edi. 2008. Hubungan Kecerdasan Emosional Guru dan Kemampuan Komunikasi Efektif dengan Motivasi Belajar Siswa Madrasah di Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu. (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta: Kanisius

Iriantara dan Usep Syaripudin. 2013. Komunikasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

James Stoner. 2002. Manajemen Pendidikan. Terjemahan W. Bakowatun dan Buosco Carvallo. Jakarta: Cv. Intermedia.

Kamars, Muhamad Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang: Universitas Putra Indonesia.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset komunikasi. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Malcom R. Parks, M.R, 2008. Ideology in Interpersonal Communication Off the

Couch and Into the Word. Diakses tanggal 12 Desember 2013 dari http://www.google.com/books?hl=id&Ir=&id

Martin, Anthony Dio. 2013. Mengasah Kecerdasan Emosional Setiap Hari. Jakarta: Libri.

Muhammad, Ami. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy & Gembirasari. 2005. Human Comunication Prinsip-Prinsip

Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rogers, Everett M. 2007. Communication Technology The New Media in Society. London: The Free Press.


(32)

Saarni. 2000. Emotional Intelligence. Jakarta: Erlangga.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta.

Sembiring, Henry. 2008. Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja dengan Efektifitas Pembelajaran Guru Bahasa Indonesia.(Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Sendjaja, Djuarsa, dkk. 2002. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Indonesia.

Sudjana. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Suharsono. 2004. Melejitkan IQ, IE, dan IS. Jakarta: Inisiasi Press.

Syafriana, Leli. 2013. Hubungan Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru di SMKN Bisnis Medan. (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Widjaya. Aw. 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Jakarta. Jakarta: Rineka

Cipta.

Yunita Ayu. 2005. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Binjai. (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.


(1)

dengan harga rhitung = 0,7623 diperoleh Fhitung = 211,716. Harga Ftabel untuk N=171 pada taraf 5% adalah 3,040, berarti Fhitung>Ftabel (12,716>3,040).

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka dapat dipahami bahwa unsur komunikasi interpersonal mempunyai korelasi positif dengan motivasi berprestasi, karena hubungan komunikasi yang terjalin baik antara guru dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal yang telah ada perlu dipertahankan dan dikembnagkan terus melalui berbagai kegiatan pertemuan secara berkala, baik melalui rapat koordinasi maupun kerja kelompok atau dikembangkan melalui silaturahim. Karena kegiatan seperti ini akan memberikan kesempatan berdialog secara bebas dan terbuka mengenai keluhan dan permasalahan serta saling tukar menukar pikiran di antara Majelis Guru. Selain juga sikap kerjasama, kebersamaan, saling menghargai dan saling menghormati serta saling menerima gagasan di antara Majelis Guru dapat dibina dan dikembangkan melalui kerja kelompok.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka kecerdasan emosional yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yakni mencakup pengendalian diri, serta kemampuan memotivasi diri. Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap yang mengetahui dan


(2)

menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan. Guru dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka untuk berprestasi. Guru yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkosentrasi pada pekerjaan yang membuat guru tersebut tidak memiliki motivasi untuk berprestasi.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka guru dalam meningkatkan motivasi berprestasi diperlukan mengikuti pelatihan dan diklat yang berhubungan dengan EQ, mengingat guru SD memiliki peran dasar yang sangat penting di dalam menempah moral anak didik menjadi berkualitas, dalam hal ini guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam perkembangan peserta didik di sekolah. Ajaran Socrates yaitu kenalilah dirimu menunjukkan inti kecerdasan emosional, dalam hal ini pelatihan untuk menyatakan perasaan negatif (marah, frustasi, kecewa, depresi, cemas) menjadi amat penting. Pelampiasan yang tidak tepat justru menambah intensitas, bukan mengurangi.

4. Cara berpikir menentukan cara merasa, oleh karenanya berpikir positif sangatlah diperlukan. Terkadang komunikasi yang kurang baik bisa mempengaruhi perasaan orang, terutama dalam hal ini ketika rapat majelis


(3)

guru, terjadi komunikasi yang kurang baik antara kepala sekolah dengan guru dan sesama guru yang menimbulkan masalah, hal ini mempengaruhi emosional guru menjadi tidak stabil dan siswa menjadi pelarian ketika guru menjelaskan di ruang kelas, inilah salah satu contoh guru yang tidak memiliki kecerdasan emosional dan tidak memiliki motivasi berprestasi.

C.Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Kepala sekolah lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk dalam melaksanakan komunikasi interpersonal sehingga lebih meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

2. Para guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalistas kerja dalam mengajar.

3. Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel prediktor dan responden, sehingga aspek lain yang diduga memiliki hubungan dengan penelitian ini dapat dianalisis sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ende. 2014. Motivasi Berprestasi. Bandung: Yrama Widya. Aida Vitaya.2001. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. Padang: Angkasa.

Arikunto, Suharsini. 1988. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

... 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Cochran, William. 1974. Teknik Penarikan Sampel (terjemahan). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place. The McGraw-Hill Companies : New York.

Cooley, Charles Horton. 2011. Social Process, Charles Schribner’s Sons. New York. Diakses 5 Mei 2014 dari http://spartan.ac.brocku.ca/Iward/cooley/cool ctoc.html.

Depdiknas. 2008. Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Effendy, Onong U. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Elnadi. 2012. Comunication Skills. Diakses tanggal 12 Desember 2013 dari http://www.daraltarjama.com/books/hl=id&Ir=&id

Feldman, Ruth D. 2003. Kecerdasan Emosional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fredman, Marlyn. 2005. Theory Comunication. Diakses tanggal 12 Desember 2013 dari http://www.daraltarjama.com/books/hl=id&Ir=&id


(5)

Ginanjar, Ari. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual ESQ. Jakarta: Arga.

Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan : Alex tri Kantjoro Widodo. Jakarta : Gramedia.

... 2002. Emotional Intelligence. Terjemahan : T. Hermaya. Jakarta: Gramedia.

Handoko. T. Hani. 2003. Management.Edisi Kedua. Yogjakarta: BPPE.

Harahap, Edi. 2008. Hubungan Kecerdasan Emosional Guru dan Kemampuan Komunikasi Efektif dengan Motivasi Belajar Siswa Madrasah di Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu. (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta: Kanisius

Iriantara dan Usep Syaripudin. 2013. Komunikasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

James Stoner. 2002. Manajemen Pendidikan. Terjemahan W. Bakowatun dan Buosco Carvallo. Jakarta: Cv. Intermedia.

Kamars, Muhamad Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang: Universitas Putra Indonesia.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset komunikasi. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Malcom R. Parks, M.R, 2008. Ideology in Interpersonal Communication Off the Couch and Into the Word. Diakses tanggal 12 Desember 2013 dari http://www.google.com/books?hl=id&Ir=&id

Martin, Anthony Dio. 2013. Mengasah Kecerdasan Emosional Setiap Hari. Jakarta: Libri.

Muhammad, Ami. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy & Gembirasari. 2005. Human Comunication Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rogers, Everett M. 2007. Communication Technology The New Media in Society. London: The Free Press.


(6)

Saarni. 2000. Emotional Intelligence. Jakarta: Erlangga.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta.

Sembiring, Henry. 2008. Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja dengan Efektifitas Pembelajaran Guru Bahasa Indonesia.(Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Sendjaja, Djuarsa, dkk. 2002. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Indonesia.

Sudjana. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Suharsono. 2004. Melejitkan IQ, IE, dan IS. Jakarta: Inisiasi Press.

Syafriana, Leli. 2013. Hubungan Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru di SMKN Bisnis Medan. (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Widjaya. Aw. 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Jakarta. Jakarta: Rineka

Cipta.

Yunita Ayu. 2005. Hubungan Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Binjai. (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.