Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri 5 Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014 T2 942012084 BAB IV

(1)

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Profil SMP Negeri 5 Ambarawa

1. Visi SMP Negeri 5 Ambarawa

Visi dari SMP Negeri 5 Ambarawa adalah

“Membentuk manusia yang berbudi luhur, beriman, terampil dan mampu berprestasi”.

2. Misi SMP Negeri 5 Ambarawa

Misi dari SMP Negeri 5 Ambarawa merupakan penerjemahan visi yang akan menjadi panduan dalam tata kerja SMP Negeri 5, yang secara spesifik dirumus-kan sebagai berikut:

1. Menumbuhkan sikap sopan santun, percaya diri dalam pergaulan, budi pekerti yang ber-nilai budaya bangsa;

2. Meningkatkan iman, taqwa dengan melaksa-nakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut;

3. Menumbuhkan disiplin, tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi, untuk menumbuh-kan keterampilan siswa;

4. Meningkatkan pelayanan pendidikan, baik belajar efektif maupun kreatif berdasarkan kompetensi sehingga mampu mencapai pres-tasi.


(2)

68

3. Tujuan Sekolah

Sebagai tindak lanjut dari visi misi tersebut, maka SMP Negeri 5 Ambarawa memiliki harapan ke depan menjadi sekolah yang dapat menghasilkan:

1. Terwujudnya kesadaran peserta didik dalam melaksanakan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2. Terwujudnya pelayanan pembelajaran dan pembimbingan yang efektif, kreatif, dan me-nyenangkan berdasarkan kompetensi;

3. Memiliki rata-rata UN di atas 6,0 dan peringkat sekolah meningkat;

4. Paling tidak 90% lulusan dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi;

5. Terpenuhinya sarana pembelajaran dan pem-bimbingan;

6. Terlaksananya kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik;

7. Terwujudnya penataan lingkungan sekolah yang tertib, rapi, indah dan nyaman.

4.1.1 Kondisi SMP Negeri 5 Ambarawa

SMP Negeri 5 Ambarawa terletak di pinggiran kota Ambarawa, tepatnya di jalan Yos Sudarso, Kupang, Ambarawa. Tepatntya di jalur Jalan Bawen- Magelang, dan dikelilingi oleh perumahan penduduk. Luas lahan SMP Negeri 5 Ambarawa adalah ±5.000 m2 dengan bangunan yang terdiri dari: 1 ruang Kepala Sekolah; 1 ruang Guru; 1 ruang TU; 1 ruang Perpus-takaan; 1 Lab. IPA; 1 Lab. Komputer; 1 ruang BK; 15 ruang Kelas; dan 12 kamar mandi. Jumlah siswa tahun pelajaran 2013-2014 adalah 485 siswa, dengan


(3)

69 jumlah guru sebanyaki 25 orang (2 orang guru pemenuhan jam mengajar dari SMP Negeri 2 Jambu); 1 orang guru Pendidikan Agama Hindu (bantuan dari Kemenag); dan jumlah karyawan 7 orang. Sedangkan bagian tengah bangunan terdapat 1 lapangan upacara yang tertutup paving block (tanpa rerumputan).

4.1.2 Penyajian Kurikulum

Kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa Tahun 2013 dikembangkan mengacu pada standar nasional pendi-dikan, terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasara-na, pengelolaan, pembiayan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan terse-but, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi sekolah dalam mengembangkan kurikulum.

Kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa Tahun 2013/2014 disusun agar dapat memberi kesempatan peserta didik:

(1) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) Belajar untuk mema-hami dan menghayati isi Pancasila; (3) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (4) Belajar untuk hidup bersama dan ber-guna untuk orang lain; (5) Belajar untuk memba-ngun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenang-kan.


(4)

70

Komponen Kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa Tahun 2013 terdiri dari:

1. Tujuan Pendidikan Sekolah 2. Struktur dan Muatan Kurikulum 3. Kriteria Ketuntasan Minimal 4. Kalender Pendidikan

5. Silabus

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Keadaan Guru SMP Negeri 5 Ambarawa seba-nyak 21 guru (84%) berijasah Sarjana (S1); 4 orang guru berijazah S2 dan yang sudah mempunyai Sertifikat Pendidik sebanyak 18 orang guru (72%). Keadaan guru Penjasorkes di SMP Negeri 5 Ambarawa cukup, karena diampu oleh dua orang guru PNS dengan ijazah relevan dan sudah memiliki sertifikat pendidik. Belum semua guru terampil memanfaatkan TIK sehingga dalam penyusunan rencana pembela-jaran masih banyak yang hanya copy-paste dengan rencana sebelumnya atau dari sekolah lain. Dalam proses pembelajaran juga belum memaksimalkan sarana pendukung yang ada sehingga proses pembela-jaran kurang inovatif dan variatif.

4.2 Hasil Penelitian

Semua data yang telah diperoleh di lapangan menurut Miles dan Huberman (1984:18), selanjutnya direduksi. Reduksi data adalah merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,


(5)

71 mengarahkan, serta memotong atau membuang yang tidak perlu, kemudian mengorganisasikan data yang selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan akhir dan diverifikasi.

Berdasarkan hasil reduksi data dan fokus pene-litian yang tercantum dalam bab I, maka paparan data dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pem-belajaran di dalam kelas/lapangan, (3) pelaksanakan evaluasi, dan (4) pelaksanakan tindaklanjut hasil eva-luasi.

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran

Sebuah perencanaan pembelajaran merupakan hal yang penting dan harus dilakukan oleh seorang guru dalam menjalankan profesinya. Perencanaan pembelajaran sering disebut juga skenario pembela-jaran. Guru sangat memerlukan sebuah skenario mengajar dimana skenario tersebut akan digunakan oleh guru sebagai panduan atau pedoman dalam melaksanakan pembelajarannya. Dalam pelaksanaan-nya skenario atau perencanaan perlu dibuat dan di-rencanakan dengan matang, karena dengan kema-tangan skenario atau kemakema-tangan perencanaan pem-belajaran akan mempengaruhi kinerja seorang guru.

Jika perencanaan baik maka pelaksanaan pem-belajarannya pun juga akan lebih baik pula. Peren-canaan pembelajaran memainkan peran yang sangat


(6)

72

penting dalam memandu seorang guru menjalankan tugasnya, perencanaan pembelajaran juga merupakan suatu langkah awal berhasil atau tidaknya pembela-jaran sebelum pelaksanaan pembelapembela-jaran berlang-sung.

Dari hasil wawancara dengan urusan Kuriku-lum SMP Negeri 5 Ambarawa diperoleh data tentang perencanaan pembelajaran yang berupa pembuatan administrasi pembelajaran dan persiapan pembelajar-an ypembelajar-ang dilakspembelajar-anakpembelajar-an oleh guru pendidikpembelajar-an jasmpembelajar-ani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa. Masalah administrasi pembelajaran kurang berjalan dengan baik terutama pada perencanaan pembelajar-an, karena terkadang hanya copy paste perangkat pembelajaran yang dibuat oleh orang lain atau foto-kopi yang dibuat oleh MGMP, seperti yang disampai-kan oleh urusan Kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa sebagai berikut:

Guru penjasorkes membuat dengan baik dari promes, prota, pemetaan, AMP, silabus maupun RPP, hanya saja terkadang hanya copy-paste dari guru lain atau MGMP saja, kadang-kadang lupa merubah tanggal pembuatannya, itu salah satu diantara kelemahan masalah administrasi pem-belajaran bagi guru penjasorkes, mestinya menu-rut KTSP silabus, prota, promes dan lain-lain di-buat oleh guru itu sendiri dan disesuaikan dengan keadaan sekolah, walapun toh tidak menutup kemungkinan dibuat oleh MGMP.


(7)

73 Hasil wawancara dengan urusan kurikulum tersebut sesuai dengan wawancara dengan guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran penjasorkes dilakukan setiap awal tahun pembelajaran melalui IHT sekolah yang dibuat adalah AMP, Prota, Promes, Pemetaan, Silabus, dan RPP, karena sekolah ini cukup ketat dalam hal administrasi pembelajaran.

Selain wawancara dengan urusan kurikulum dan guru, juga dilakukan observasi. Berdasarkan observasi pada dokumen yang ada tentang perenca-naan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendi-dikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa yang menjadi objek dalam penelitian ini, guru sudah membuat AMP, Prota, dan Promes, Silabus, dan RPP.

Pembuatan perencanaan pembelajaran dimulai dari pembutan Pemetaan, Analisis Materi Pelajaran (AMP), Program tahunan (Prota). Program semester (Promes), Silabus, dan yang terakhir membuat Ren-cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dilihat dari hasil wawancara, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa membuat perencanaan pembelajaran, akan tetapi kadang mem-buatnya dengan cara mengcoppy yang dibuat oleh orang lain atau yang dibuat oleh MGMP (hasil peren-canaan terlampir).


(8)

74

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa, bahwa guru pendidikan jas-mani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yaitu dimulai dari pemanasan, kegiatan inti dan diakhiri dengan penenangan. Hal tersebut disampaikan oleh informan, yaitu urusan kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa sebagai berikut:

Pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tetapi sering kali kurang optimal terbentur dengan lapangan yang dimilki oleh SMP Negeri 5 Ambarawa sangat terbatas.

Hasil wawancara dengan urusan kurikulum tersebut senada dengan penyataan disampaikan oleh guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa sebagai berikut:

Ya, dimulai dari pemanasan, kegiatan inti atau materi pembelajaran dan diakhiri dengan pene-nangan, tapi kadang kadang disesuaikan dengan alam atau cuaca.

Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Ambarawa, sebagai berikut:

Pelajaran penjasorkes biasanya dilakukan dengan tertib, sebelum mulai kegiatan biasanya dilakukan pemanasan dan dilanjutkan dengan materi


(9)

beri-75 kutnya apabila saat olahraga praktik maka

di-akhiri dengan penenangan.

Hasil pengamatan di lapangan tentang pelaksa-naan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa, bahwa tahapan pembelajaran yang terdiri dari tiga macam pengamatan (pendahuluan, pelajaran inti, dan kegiatan pendinginan), belum bisa dilaksa-nakan dengan sebaik mungkin.

Pelaksanaan pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak, serta didukung dengan komunikasi yang baik antara guru dan siswa didik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus mampu mengembangkan strategi pembelajarannya agar terjadi hubungan yang harmonis antara guru dan siswa didik serta dapat menciptakan pembelajaran yang menye-nangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharap-kan dapat tercapai dengan baik.

Pada pemeriksaan dokumen diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP 5 Ambarawa berjalan baik. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai daftar hadir siswa dengan kualitas baik. Di samping daftar hadir siswa,


(10)

76

guru juga mempunyai buku agenda mengajar dengan kualitas baik. Dapat dikatakan bahwa, secara admi-nistratif, guru pendidikan jasmani olahraga dan kese-hatan di SMP Negeri 5 Ambarawa cukup baik dan rapi.

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memang berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran yang lain. Pada pembelajaran pendidik-an jasmpendidik-ani olahraga dpendidik-an kesehatpendidik-an diperlukpendidik-an penge-lolan kelas yang ekstra ketat dan harus disertai aturan-aturan yang ketat pula. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, siswa lebih banyak memperlihatkan sifat-sifat emosional dari pada pembelajaran di dalam kelas. Letak perbedaan tersebut sangat menyolok sekali yaitu pada pembela-jaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan diperoleh beberapa ranah sekaligus yaitu afektif, kognitif, psikomotor, serta physical fitness. Hal ini merupakan ciri khusus pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, karena ini tidak terdapat pada mata pelajaran lain.

Berdasarkan hasil wawancara, pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kese-hatan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa, telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Dalam pelaksanaan pembelajarannya sudah menggunakan metode pembelajaran dengan membagi tiga bagian penting yaitu pemanasan, inti pembelajaran, dan


(11)

77 penenangan. Namun demikian, penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan secara rutin tersebut, telah membuat siswa mudah merasa bosan.

Sebagai upaya untuk mengurangi rasa bosan yang sering terjadi pada materi tertentu saat pembela-jaran penjasorkes, penulis berpendapat bahwa pem-belajaran dengan menggunakan metode pendekatan bermain tentu akan lebih menyenangkan siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

4.2.3 Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelak-sanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidik-an secara keseluruhpendidik-an. Evaluasi pembelajarpendidik-an dilaku-kan dalam rangka memberidilaku-kan gambaran: (1) apakah materi atau bahan ajar yang disampaikan oleh guru terhadap siswa didiknya sudah dikuasai atau belum; (2) apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi bisa digunakan oleh guru seba-gai refleksi atau renungan sehingga guru akan mengubah atau memperbaiki model serta strategi pembelajarnnya, yang diharapkan makin lama guru akan lebih baik dalam menjalankan tugasnya.


(12)

78

Dari hasil wawancara dengan para informan diperoleh data tentang pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa, bahwa pelaksa-naan evaluasi berjalan sesuai yang direncanakan. Guru melaksanakan evaluasi setiap kali selesai melak-sanakan satu kompetensi dasar. Dalam pelaksanaan kesehariannya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa melaksanakan dua evaluasi yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses.

Evalusi pembelajaran pendidikan jasmani olah-raga dan kesehatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan proses gerakan itu sendiri yaitu dari proses awal sampai dengan proses akhir, sedangkan evaluasi hasil adalah penilaian yang berdasarkan prestasi akhir yang diperoleh siswa.

Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran pendi-dikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa yang dikemukakan oleh informan yaitu guru penjasorkes, mengatakan:

Pelaksanakan evaluasi pembelajaran Rata-rata 5 sampai 6 kali dalam satu semester, sedangkan antara evaluasi proses dan evaluasi hasil saya gabung, kadangkala memakai evaluasi proses, tetapi kadangkala juga dengan evaluasi hasil.


(13)

79 Demikian pula seperti dikatakan oleh urusan Kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa, sebagai berikut:

Kegiatan evaluasi baik, yang dilakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil dikombinasikan, yang pengertiannya adalah ada KD yang dilakukan dengan evaluasi proses, tetapi ada juga KD yang dilakukan dengan evalusi hasil.

Hal ini dipertegas oleh siswa kelas VII SMP Negei 5 Ambarawa sebagai berikut:

Setiap akhir pembelajaran dilakukan penilaian, evaluasinya banyak, kadang mengukur hasil, kadang sikap.

Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambaraa tersebut, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (2007: 243), yang membagi evaluasi menjadi dua yaitu: (1) evaluasi proses pengajaran, dan (2) evaluasi hasil pengajaran.

Dilihat dari hasil pemeriksaan dokumen pelak-sanaan evaluasi, guru penjasorkes tidak membuat kisi-kisi soal. Guru membuat kisi-kisi soal, dan analisis hasil evaluasi hanya pada evaluasi ulangan tengah semester dan akhir semester saja. Sedangkan dilihat dari dokumen pembuatan daftar nilai, guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa mempunyai daftar nilai dengan kualitas baik. Dilihat dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan pada saat guru sedang mengajar dapat disimpulkan bahwa, guru


(14)

pen-80

didikan jasmani SMP Negeri 5 Ambarawa melaksa-nakan evaluasi dengan kualitas baik.

Dari hasil penuturan dari salah satu informan

tentang pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa, bahwa pelaksanaan evaluasi dila-kukan dengan baik. Pelaksanaan evaluasi guru pendi-dikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa bervariasi, kadang menggunakan evaluasi proses, kadang evaluasi hasil, namun ada juga yang menggunakan kedua-duanya.

Sebelum pelaksanakan evaluasi, guru pendidik-an jasmpendidik-ani olahraga dpendidik-an kesehatpendidik-an SMP Negeri 5 Ambarawa tidak membuat kisi-kisi dan tidak melak-sanakan analisis hasil evaluasi. Namun demikian, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa mempunyai daftar nilai dengan kualitas baik. Hal ini diketahui dengan observasi yang penulis lakukan bahwa tidak ada dokumen kisi-kisi dan analisis hasil evaluasi pada urusan Kurikulum SMP Negeri 5 Ambarawa.

4.2.4 Pelaksanaan Analisis Hasil Evaluasi

Analisis ialah proses untuk mengetahui infor-masi yang telah dikumpulkan. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menen-tukan kesimpulan yang telah didukung data tersebut,


(15)

81 seberapa banyak ia mendukung dan seberapa banyak ia tidak mendukung. Analisis hasil evaluasi diperguna-kan untuk memperoleh informasi tentang latar bela-kang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas minimal ketuntasan belajar diberikan remidial, sedangkan bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan minimal diberikan penga-yaan.

Guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa sudah melaksanakan analisis hasil penilaian belajar agar mendapatkan umpan balik tentang proses pembelajaran, namun analisis hanya dilakukan pada ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester saja. Untuk ulangan harian belum terlaksana dengan baik, sehingga program kegiatan tindak lanjut yang merupakan hasil evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.

4.2.5 Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Setiap kali pelaksanaan pembelajaran pasti akan diakhiri oleh sebuah hasil, akan tetapi hasil yang telah diperoleh lewat evaluasi bukanlah merupakan akhir dari sebuah pelaksanaan pembelajaran, karena hasil dari evaluasi itu oleh guru akan digunakan sebagai pijakan dalam melangkah pada kegiatan berikutnya. Dari hasil evaluasi tersebut oleh guru akan ditindak-lanjuti melalui remidial atau perbaikan, pengayaan,


(16)

82

dan percepatan. Menurut penuturan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa dalam melaksanakan tindaklanjut hasil evaluasi baru sebatas pada remidial/perbaikan, itu saja dalam pelaksanaan kesehariannya hanya meng-gunakan remidial test bukan remidial teaching.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa, adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi masih remidial atau perbaikan, sedangkan pengayaan dan percepatan masih belum bisa dilaksanakan, kegiatan pengayaan dilaksanakan pada jam ektrakurikuler.

Hal ini dipertegas oleh pernyataan guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa sebagai berikut:

Tindaklanjut hasil evaluasi saya melaksanakan walaupun masih sebatas melaksanakan remidial saja, sedangkan yang lain belum dapat saya lak-sanakan.

Lebih lanjut dikatakan oleh siswa kelas IX SMP Negeri 5 Ambarawa sebagai berikut:

Kegiatan remidial yang dilaksanakan dalam jam pelajaran itu juga, tetapi biasaanya pelaksanaan remidial dilakukan 15 menit sebelum jam pelajar-an habis.


(17)

83 Hasil wawancara, pemeriksaan dokumen dan hasil observasi di lapangan, diketahui bahwa pelaksa-naan tindaklanjut hasil evaluasi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa tidak melaksanakan program tindaklanjut hasil evaluasi secara menyeluruh berupa remidial, pengayaan, maupun percepatan. Guru melaksanakan program tindaklanjut hasil evaluasi masih sebatas melaksanakan remidial atau perbaikan saja dengan cara remidial test bukan remidial teaching.

4.3 Pembahasan

Upaya yang dilakukan guru dalam merencana-kan, melaksanamerencana-kan, mengevaluasi, menganalisis, serta melaksanakan tindaklanjut hasil evaluasi dalam sebuah pembelajaran adalah merupakan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru. Kelima hal tersebut merupakan tugas utama bagi seorang guru, termasuk di dalamnya guru pendi-dikan jasmani olahraga dan kesehatan. Upaya terse-but harus dilakukan oleh seorang guru secara terus menerus sampai guru tersebut betul-betul menemu-kan strategi pembelajarannya, sehingga guru tersebut dapat menerapkan strateginya sesuai dengan kebu-tuhan dan heterogenitas para siswa didik.

Dalam mengelola pembelajarannya guru harus bisa melaksanakan lima tahapan kegiatan pembela-jaran, hal ini sesuai dengan tugas utama yang harus


(18)

84

dilakukan oleh seorang guru. Kelima tahap tersebut adalah: (1) membuat perencanaan; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) melaksanakan evaluasi; (4) melaksa-nakan analisis; dan (5) melaksamelaksa-nakan tindaklanjut hasil evaluasi. Di bawah ini penulis uraikan tentang pembahasan pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa adalah sebagai berikut:

4.3.1 Perencanaan Pembelajaran

Paparan data di atas tentang perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa. Guru telah membuat perencanaan pem-belajaran sesuai dengan sebagian kewajiban seorang guru, hal ini terbukti dengan telah tersajinya AMP, Prota, Promes, Silabus, dan RPP, walaupun terkadang masih hanya melakukan copy-paste buatan orang lain atau buatan MGMP. Karena perangkat pembelajaran hasil copy-paste atau menjiplak begitu saja, maka mengakibatkan guru menjadi kurang kreatif dalam merencanakan pembelajarannya.

Sebuah kreativitas dalam merencanakan pem-belajaran sangat diperlukan oleh seorang guru apalagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Tanpa kreativitas maka pembelajaran akan monoton atau statis yang bisa mengakibatkan anak mudah


(19)

85 bosan dalam mengikuti pembelajaran, dan pada akhir-nya hasil yang diharapkan juga tidak akan maksimal.

Akibat dari copy-paste perencanaan pembelajar-an ypembelajar-ang dibuat oleh orpembelajar-ang lain, atau apa ypembelajar-ang guru

copy-paste dengan tanpa selektif dan diterapkan di sekolahnya, walaupun mempunyai standar kompeten-si atau dengan kompetenkompeten-si dasar yang sama dengan sekolah yang perencanaan pembelajarannya dicopy,

maka jelas bahwa perencanaan pembelajaran yang digunakan sebagai acuan pembelajaran akan berten-tangan dengan nafas KTSP. Hal ini disebabkan kekuatan dan kelemahan antara sekolah yang satu dengan sekolah lain baik fasilitas, sarana prasarana, kemampuan guru, maupun kemampuan siswa dan lain-lainnya tidak sama.

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Aspek psikomotorik merupakan bagian yang paling besar dalam pelaksanaan pembelajaran pendi-dikan jasmani olahraga dan kesehatan, walaupun di dalamnya juga ada unsur afektif dan kognitif. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, diperlukan urut-urutan atau langkah-langkah pembelajaran dengan baik dan benar dari awal sampai akhir pembelajaran, mulai dari pemanas-an, pelajaran inti sampai dengan pendinginan.


(20)

86

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat erat dengan disiplin, baik itu disiplin administrasi maupun disiplin waktu. Untuk itu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus mampu mengadministrasikan segala kegiatan pembelajarannya yang berupa daftar hadir siswa dan agenda mengajar dengan baik. Di samping itu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan juga dituntut dapat memperkaya pola dan metode pembelajaran penjasorkes yang sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

Menurut paparan di atas, bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kese-hatan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negri 5 Ambarawa sudah berjalan dengan baik. Guru sudah melaksanakan tiga kegiatan pokok dalam pembelajaran penjasorkes, yaitu pemanasan, kegiatan inti, dan penenangan. Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha mengalihkan perhatian siswa dengan tidak menghilangkan inti pelaksanaan pembelajaran dan siswa merasa senang untuk mengikuti pembelajaran. Salah satu cara untuk mengalihkan perhatian siswa tersebut adalah dengan menggunakan metode yang tepat.

Selain metode pembelajaran, pendidik juga melakukan dengan metode lain seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, interaktif dan inkuiri. Dengan menggunakan medote pendekatan bermain


(21)

diharap-87 kan siswa dapat meningkatkan kemampuan melaku-kan lari cepat 50 meter. Dengan menggunamelaku-kan metode bermain ini akan lebih mengedepankan kondisi psiko-logis siswa yang memiliki kecenderungan bermain.

Dengan bermain diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas belajarnya, sehingga terjadi proses yang terkesan untuk penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah. Dengan cara ini diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasinya.

4.3.3 Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

Sesuai dengan Kurikulum KTSP bahwa sebaik-nya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran menggu-nakan evaluasi proses. Hal ini disebabkan tujuan akhir dari sebuah pembelajaran bukan semata mata hasil akhir atau prestasi siswa saja, akan tetapi lebih dari itu adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan atau sampai seberapa jauh para siswa menguasai materi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.

Dilihat dari paparan data, bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa berjalan sesuai dengan apa yang


(22)

88

direncanakan. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa melaksanakan evaluasi setiap kali selesai melaksanakan satu kom-petensi dasar, kemudian guru melaksanakan evaluasi. Evaluasi yang dilaksanakan oleh guru bervariasi, kadang menggunakan evaluasi proses, kadang evalua-si haevalua-sil, tergantung dari kompetenevalua-si dasar yang dipelajari.

Sebagai kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru guna mencatat hasil yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajarannya, guru harus mempunyai daftar nilai yang akurat yang dapat dipertanggungjawabkan oleh semua pihak. Guru pen-didikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa mempunyai daftar nilai.

4.3.4 Pelaksanaan Analisis Hasil Evaluasi

Salah satu tugas guru setelah melakukan evalu-asi adalah melakukan analisis hevalu-asil evaluevalu-asi. Dalam rangkaian kegiatan evaluasi pembelajaran, langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah membuat kisi-kisi. Setelah evaluasi pembela-jaran selesai, maka guru harus melakukan analisis hasil evaluasi.

Analisis hasil evaluasi ditujukan untuk menda-patkan informasi tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas


(23)

89 minimal ketuntasan belajar diberikan remedial, sedangkan bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan minimal diberikan pengayaan. Dalam pengamatan selama penelitian guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa dalam rangkaian kegiatan evaluasi pem-belajaran tidak membuat kisi kisi dan belum melak-sanakan analisis evaluasi secara menyeluruh. Guru baru melaksanakan analisis Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS), sedangkan analisis ulangan harian belum dilaksanakan.

4.3.5 Pelaksanaan Tindaklanjut Hasil Evaluasi

Tugas guru dalam melaksanakan serangkaian pembelajaran tidak berhenti pada pelaksanaan evalu-asi saja, akan tetapi hevalu-asil yang diperoleh siswa lewat evaluasi pembelajaran perlu ditindaklanjuti. Seperti yang penulis uraikan di atas bahwa setelah guru selesai melaksanakan evaluasi pembelajaran, maka guru tersebut harus melakukan tindaklanjut hasil evaluasi. Program tindaklanjut hasil evaluasi biasanya banyak diabaikan oleh guru, karena menganggap bahwa program ini tidak penting. Padahal sebenarnya program layanan ini tidak kalah pentingnya dengan program-program yang lain, karena program layanan ini dapat digunakan oleh guru sebagai renungan atau refleksi serta sebagai umpan balik guna memperbaiki model atau metode pembelajaran berikutnya.


(24)

90

Ada tiga program tindaklanjut hasil evaluasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu: remedial, pengayaan, dan percepatan. Hasil penelitian tentang pelaksanaan tindaklanjut hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa menunjukkan bahwa: guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa belum melaksanakan program tindaklanjut hasil evaluasi yang berupa program remedial, program pengayaan, maupun program percepatan evaluasi dengan lengkap. Guru hanya melaksanakan program

remidial test.

Pada akhirnya dapat penulis sampaikan bahwa, karena sebagian kegiatan pengelolaan pembelajaran pada SMP Negeri 5 Ambarawa belum seluruhnya dapat berjalan dengan baik, maka hasilnya pun kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan adalah suatu sistem yang utuh. Apabila salah satu komponen kegiatannya tidak dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan-kegiatan selanjutnya dan bahkan hasil dari proses pembelajaran juga tidak akan baik.


(1)

85 bosan dalam mengikuti pembelajaran, dan pada akhir-nya hasil yang diharapkan juga tidak akan maksimal.

Akibat dari copy-paste perencanaan pembelajar-an ypembelajar-ang dibuat oleh orpembelajar-ang lain, atau apa ypembelajar-ang guru copy-paste dengan tanpa selektif dan diterapkan di sekolahnya, walaupun mempunyai standar kompeten-si atau dengan kompetenkompeten-si dasar yang sama dengan sekolah yang perencanaan pembelajarannya dicopy, maka jelas bahwa perencanaan pembelajaran yang digunakan sebagai acuan pembelajaran akan berten-tangan dengan nafas KTSP. Hal ini disebabkan kekuatan dan kelemahan antara sekolah yang satu dengan sekolah lain baik fasilitas, sarana prasarana, kemampuan guru, maupun kemampuan siswa dan lain-lainnya tidak sama.

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Aspek psikomotorik merupakan bagian yang paling besar dalam pelaksanaan pembelajaran pendi-dikan jasmani olahraga dan kesehatan, walaupun di dalamnya juga ada unsur afektif dan kognitif. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, diperlukan urut-urutan atau langkah-langkah pembelajaran dengan baik dan benar dari awal sampai akhir pembelajaran, mulai dari pemanas-an, pelajaran inti sampai dengan pendinginan.


(2)

86

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat erat dengan disiplin, baik itu disiplin administrasi maupun disiplin waktu. Untuk itu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus mampu mengadministrasikan segala kegiatan pembelajarannya yang berupa daftar hadir siswa dan agenda mengajar dengan baik. Di samping itu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan juga dituntut dapat memperkaya pola dan metode pembelajaran penjasorkes yang sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.

Menurut paparan di atas, bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kese-hatan yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negri 5 Ambarawa sudah berjalan dengan baik. Guru sudah melaksanakan tiga kegiatan pokok dalam pembelajaran penjasorkes, yaitu pemanasan, kegiatan inti, dan penenangan. Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha mengalihkan perhatian siswa dengan tidak menghilangkan inti pelaksanaan pembelajaran dan siswa merasa senang untuk mengikuti pembelajaran. Salah satu cara untuk mengalihkan perhatian siswa tersebut adalah dengan menggunakan metode yang tepat.

Selain metode pembelajaran, pendidik juga melakukan dengan metode lain seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, interaktif dan inkuiri. Dengan menggunakan medote pendekatan bermain


(3)

diharap-87 kan siswa dapat meningkatkan kemampuan melaku-kan lari cepat 50 meter. Dengan menggunamelaku-kan metode bermain ini akan lebih mengedepankan kondisi psiko-logis siswa yang memiliki kecenderungan bermain.

Dengan bermain diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas belajarnya, sehingga terjadi proses yang terkesan untuk penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah. Dengan cara ini diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasinya.

4.3.3 Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

Sesuai dengan Kurikulum KTSP bahwa sebaik-nya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran menggu-nakan evaluasi proses. Hal ini disebabkan tujuan akhir dari sebuah pembelajaran bukan semata mata hasil akhir atau prestasi siswa saja, akan tetapi lebih dari itu adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan atau sampai seberapa jauh para siswa menguasai materi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.

Dilihat dari paparan data, bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa berjalan sesuai dengan apa yang


(4)

88

direncanakan. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa melaksanakan evaluasi setiap kali selesai melaksanakan satu kom-petensi dasar, kemudian guru melaksanakan evaluasi. Evaluasi yang dilaksanakan oleh guru bervariasi, kadang menggunakan evaluasi proses, kadang evalua-si haevalua-sil, tergantung dari kompetenevalua-si dasar yang dipelajari.

Sebagai kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru guna mencatat hasil yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajarannya, guru harus mempunyai daftar nilai yang akurat yang dapat dipertanggungjawabkan oleh semua pihak. Guru pen-didikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa mempunyai daftar nilai.

4.3.4 Pelaksanaan Analisis Hasil Evaluasi

Salah satu tugas guru setelah melakukan evalu-asi adalah melakukan analisis hevalu-asil evaluevalu-asi. Dalam rangkaian kegiatan evaluasi pembelajaran, langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah membuat kisi-kisi. Setelah evaluasi pembela-jaran selesai, maka guru harus melakukan analisis hasil evaluasi.

Analisis hasil evaluasi ditujukan untuk menda-patkan informasi tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas


(5)

89 minimal ketuntasan belajar diberikan remedial, sedangkan bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan minimal diberikan pengayaan. Dalam pengamatan selama penelitian guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP Negeri 5 Ambarawa dalam rangkaian kegiatan evaluasi pem-belajaran tidak membuat kisi kisi dan belum melak-sanakan analisis evaluasi secara menyeluruh. Guru baru melaksanakan analisis Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS), sedangkan analisis ulangan harian belum dilaksanakan.

4.3.5 Pelaksanaan Tindaklanjut Hasil Evaluasi

Tugas guru dalam melaksanakan serangkaian pembelajaran tidak berhenti pada pelaksanaan evalu-asi saja, akan tetapi hevalu-asil yang diperoleh siswa lewat evaluasi pembelajaran perlu ditindaklanjuti. Seperti yang penulis uraikan di atas bahwa setelah guru selesai melaksanakan evaluasi pembelajaran, maka guru tersebut harus melakukan tindaklanjut hasil evaluasi. Program tindaklanjut hasil evaluasi biasanya banyak diabaikan oleh guru, karena menganggap bahwa program ini tidak penting. Padahal sebenarnya program layanan ini tidak kalah pentingnya dengan program-program yang lain, karena program layanan ini dapat digunakan oleh guru sebagai renungan atau refleksi serta sebagai umpan balik guna memperbaiki model atau metode pembelajaran berikutnya.


(6)

90

Ada tiga program tindaklanjut hasil evaluasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu: remedial, pengayaan, dan percepatan. Hasil penelitian tentang pelaksanaan tindaklanjut hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa menunjukkan bahwa: guru penjasorkes SMP Negeri 5 Ambarawa belum melaksanakan program tindaklanjut hasil evaluasi yang berupa program remedial, program pengayaan, maupun program percepatan evaluasi dengan lengkap. Guru hanya melaksanakan program remidial test.

Pada akhirnya dapat penulis sampaikan bahwa, karena sebagian kegiatan pengelolaan pembelajaran pada SMP Negeri 5 Ambarawa belum seluruhnya dapat berjalan dengan baik, maka hasilnya pun kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan adalah suatu sistem yang utuh. Apabila salah satu komponen kegiatannya tidak dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan-kegiatan selanjutnya dan bahkan hasil dari proses pembelajaran juga tidak akan baik.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24