PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIDIK :Studi eksperimen pada mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 4 Cianjur.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 4 Cianjur)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

CUCU SURYATI 1204759

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Disman, MS Nip.195902091984121001

Pembimbing II

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A Nip.1962070211986011002

Mengetahui

Ketua Jurusan/ Program Studi PIPS

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A Nip.1962070211986011002


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING DAN PENGUJI

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Disman, MS Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd.,M.A Nip.195902091984121001 Nip.1962070211986011002

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Agus Rahayu, MP Dr. Elly Malihah, M.Si Nip.196206071987031002 Nip.196604251992032002

Mengetahui

Ketua Jurusan/ Program Studi PIPS

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd.,M.A Nip.1962070211986011002


(4)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik

( Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 4 Cianjur)

Cucu Suryati (1204759) Prof. Dr. Disman, M.S

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada pembelajaran IPS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teorotis maupun praktis terhadap pengembangan pembelajaran IPS di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain Nonequivalen (Pre-test dan Post-test ) Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Adapun pemilihan kelas yang kemudian dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu berdasarkan kesamaan tingkat prestasi akademik peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan kognitif, kuesioner dan pedoman observasi. Analisis hipotesis dengan uji statistik nonparametrik menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test) dan setelah pembelajaran (post-test), terdapat perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik kelas eksperimen pada pengukuran awal (pre-test) dan setelah diterapkannya metode problem solving dalam pembelajaran (post-test) dan terdapat peningkatan lebih tinggi dalam kemampuan kognitif peserta didik di kelas eksperimen daripada kemampuan kognitif peserta didik di kelas kontrol atas pengukuran akhir (post-test). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik. Penelitian ini merekomendasikan bahwa metode problem solving dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif metode pada pembelajaran IPS dalam mengembangkan kemampuan kognitif .


(5)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

The Influence of Using Problem Solving Method on Students’ Cognitive Skill

(An Experimental Study in Social Studies Subject of 8th Grade SMP Negeri 4 Cianjur)

Cucu Suryati (1204759) Prof. Dr. Disman, M.S

Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A

The research in aimed to figure out the influence of using problem solving method on students’ cognitive skill in the learning of social studies. The research is intended to give good advantages theoretically and practically toward the development of social science learning at school. This research used quasi experiment method with Nonequivalen (pre-test and post-test) Control Group Design. The population of this research was all students in the 8th grade year 2012/2013. Control class and experimental class were selected based on students’ similarity academic achievement. The research instrument were cognitive skill test, questionnaire and observation guide. Hypothesis analysis with statistical test nonparametrik used SPSS version 17. The result of this research showed that there are differences of students’ cognitive skill in control class in pre-test and post-test, and there are differences of experimental students’ cognitive skill in pre-test and after applying problem solving method in the learning process (post-pre-test) and shown that students’ cognitive skill in experimental class has higher achievement level than students’ cognitive skill in control class (post-test). Based on result of the research, it can be concluded that the use of problem solving method gives the positive influence on students’ cognitive skill. The research recommends that problem solving method can be applied as one of alternative methods in social studies learning in developing cognitive skill.


(6)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii


(7)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Struktur Organisasi Tesis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kemampuan Kognitif ... 12

B. Metode Pembelajaran Problem Solving ... 21

C Pembelajaran IPS... 28

D. Kajian Penelitian Terdahulu ... 33

E. Kerangka Pemikiran ... 36

F. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel... 40

D. Definisi Konsep Variabel ... 42

E. Prosedur dan Alur Penelitian ... 42

F. Skenario Penelitian ... 45

G. Instrumen Penelitian ... 47

H. Validitas dan Reliabilitas Tes ... 48

I. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57


(8)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 85

B. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(9)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Data Hasil Ulangan Akhir Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 6

2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ... 13

2.2 Uraian Taksonomi Benyamin Bloom (Ranah Kognitif) 1956 ... 17

2.3 Dimensi Proses Kognitif ... 19

2.4 Tabel Taksonomi ... 21

2.5 Tahap Pembelajaran Pemecahan Masalah Solso ... 25

3.1 Desain Penelitian ... 40

3.2 Persebaran Populasi Penelitian ... 41

3.3 Rata-rata Nilai Ulangan Harian ... 41

3.4 Interprestasi Tingkat Kesukaran ... 51

3.5 Interprestasi Daya Pembeda ... 52

3.6 Tafsiran Prosentase ... 53

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.8 Kategori Tingkat Gain... 56

4.1 Hasil Pre-test Kemampuan Kognitif Peserta Didik ... 58

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Kontrol ... 59

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Eksperimen ... 60

4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test ... 60

4.5 Hasil Uji Perbedaan Pre-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 61

4.6 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Kognitif Peserta Didik Kelas Kontrol ... 63

4.7 Hasil Uji Perbedaan Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol... 63

4.8 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Kognitif Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 65

4.9 Hasil Uji Perbedaan Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ... 65

4.10 Hasil Post-test Kemampuan Kognitif Peserta Didik ... 67

4.11 Hasil Uji Perbedaan Post-test... 68

4.12 Peningkatan Nilai Kemampuan Kognitif Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70


(10)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Tujuan Aspek Kognitif ... 18 2.2 Tujuan Kognitif Hasil Revisi ... 19


(11)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 37 3.1 Alur Penelitian ... 44


(12)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman

4.1 Hasil Pre-test Kemampuan Kognitif ... 58 4.2 Hasil Pre-test dan Post-test Kemampuan Kognitif Peserta Didik Kelas Kontrol ... 64 4.3 Hasil Pre-test dan Post-test kemampuan Kognitif peserta Didik Kelas Eksperimen ... 66 4.4 Hasil Post-test Kemampuan Kognitif Peserta Didik Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol... 68 4.5 Peningkatan Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 70 4.6 Peningkatan N-Gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 71


(13)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Anates Soal Pilihan Ganda ... 91

2. Hasil Anates Soal Essay ... 100

3. Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Kognitif... 104

4. Perolehan Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Kognitif untuk Soal Pilihan Ganda ... 106

5. Perolehan Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Kognitif untuk Soal Essay ... 107

6. Hasil Koesioner Peserta Didik Kelas Eksperimen pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Problem Solving ... 108

7. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Problem Solving ... 111

8. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Problem Solving ... 114

9. Silabus Pembelajaran IPS Kelas VIII Semester Satu ... 115

10. RPP Kelas Kontrol ... 120

11. RPP Kelas Eksperimen ... 126

12. Kisi-Kisi Penulisan Soal Kemampuan Kognitif ... 141

13. Soal Kemampuan Kognitif ... 143

14. Kisi-Kisi Kuesioner Peserta Didik ... 150

15. Koesioner Penggunaan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran .. 151

16. Pedoman Observasi Guru ... 153

17. Pedoman Observasi Peserta Didik ... 155

18. Data Nilai Kelas Eksperimen ... 156

19. Data Nilai Kelas Kontrol ... 158

20. Data Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 160

21. Foto Kegiatan Penelitian ... 164


(14)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii


(15)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Belajar merupakan usaha memperoleh perubahan tingkah laku, ini mengandung makna ciri proses belajar adalah perubahan- perubahan tingkah laku dalam diri individu. Menurut Sardiman (2009:25), dalam pencapaian tujuan belajar perlu adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Proses pembelajaran adalah proses membantu peserta didik belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mengubah perilaku peserta didik, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada “mempelajari cara belajar” (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran. Sedangkan pendekatan, strategi dan metode pembelajarannya adalah mengacu pada konsep konstruktivisme, ( Koswara dan Halimah, 2008:74).

Belajar yang menyenangkan tentu akan membuat peserta didik tertarik dan tidak akan membuat mereka jenuh. Setiap pendidik tentunya mengharapkan peserta didiknya mencapai hasil belajar yang optimal, dan hal tersebut hanya akan didapatkan apabila peserta didik mempunyai ketertarikan pada apa yang kita ajarkan. Selanjutnya Sanjaya (2010:107) mengemukakan bahwa belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi materi


(16)

2

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (Self regulated).

Dengan demikian pembelajaran hendaknya melatih peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir (thinking skills). Dengan kemampuan berpikir ini, peserta didik dapat hidup mandiri, mereka mampu menganalisa, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan dari fenomena-fenomena di sekitar mereka (Yamin, 2011:6).

Proses belajar peserta didik dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, seperti yang diungkapkan oleh Djamarah (2011: 131);

Selain perkembangan fisik yang mempengaruhi belajar anak, yang tidak kalah penting mempengaruhi belajar anak adalah perkembangan kognitif. Istilah kognitif berasal dari kata cognition yang padanannya knowing berarti mengetahui. Dalam arti luas, kognitif (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.

Tujuan pendidikan menurut Bloom (1956) meliputi Cognitive Domain (Ranah Kognitif), Affective Domain (Ranah Afektif) dan Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2012:23).

Pada ranah kognitif peserta didik memiliki cara tersendiri dalam menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurut Piaget (Ormrod:2009) setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut dengan Schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.


(17)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi yaitu menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek. Jika kedua proses tersebut berlangsung terus menerus maka akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru seimbang.

Demi mencapai kualitas pendidikan yang baik diperlukan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan penguasaan kognitif peserta didik.

Kognitif merupakan salah satu satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran (Desmita, 2012:96).

Keberhasilan dalam pembelajaran tentunya didukung oleh berbagai faktor, diantaranya:

1. Tujuan 2. Guru

3. Peserta didik

4. Sarana dan Prasarana 5. Kegiatan Pembelajaran 6. Lingkungan

7. Bahan dan alat evaluasi

Noehi Nasution (Djamarah, 2011:175) memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur lain yang terlibat langsung di dalamnya, yaitu raw input, learning teaching process, output, environmental input, dan instrumental input.

Guru merupakan salah satu yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru hendaknya menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran dalam setiap pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik memahami materi yang


(18)

4

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diajarkan. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan variasi pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila peserta didik juga terlibat langsung dalam proses

pembelajaran dan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan

rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Pada kenyataannya, masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang bermakna, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

Sementara itu, agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik, Desmita (2012:96) mengungkapkan bahwa:

Guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggungjawab melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas, perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan kognitif peserta didiknya. Dengan bekal pemahaman tersebut, guru akan dapat memberikan layanan pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya.

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa peran guru sangatlah besar dalam proses pendidikan, seorang guru harus memiliki pemahaman tentang perkembangan kognitif peserta didiknya, sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didiknya. Salah satu tantangan besar yang dihadapi guru saat ini yakni bagaimana membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir (thinking skill), melangkah dari pengalaman konkret ke berpikir abstrak yang dapat menghasilkan “loncatan intuitif” melalui sebuah desain pembelajaran aktif ( Koswara dan Halimah, 2008:87).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Cakupannya begitu luas yang


(19)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meliputi sejarah, ekonomi, geografi dan sosiologi. Banyaknya bahan kajian yang termasuk dalam lingkup pengetahuan sosial ternyata telah membawa pelajaran ini menjadi pelajaran yang menyulitkan. Untuk jenjang SMP/MTs, pengorganisasian materi pelajaran IPS menggunakan pendekatan korelasi (correlated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun mengacu pada beberapa disiplin ilmu secara terbatas kemudian dikaitkan dengan aspek kehidupan nyata (factual/real). Melalui pembelajaran IPS peserta didik diarahkan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (Sapriya, 2012:43).

Ada kecenderungan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menekankan pada hafalan dan verbalisme, sehingga peserta didik kurang begitu memahami materi yang diberikan. Keadaan ini akhirnnya berdampak pada hasil belajar yang diperoleh. Kecenderungan guru menggunakan metode ceramah membuat peserta didik tidak terlihat aktif dalam pembelajaran IPS.

Metode ceramah dan tanya jawab ini merupakan metode yang biasa digunakan oleh guru dengan urutan menjelaskan, memberi contoh, bertanya, latihan, dan memberikan tugas. Guru kurang membuat variasi metode pembelajaran yang dilakukan berdasarkan karakteristik materi pelajaran yang diajarkannya. Guru lebih berorientasi menuntaskan materi pelajaran yang terlalu banyak berdasarkan buku pelajaran yang sudah ditentukan. Seperti diungkapkan oleh Al Muchtar (2008:186) bahwa:

Kelemahan pembelajaran dalam pendidikan IPS adalah terbatasnya aktivitas belajar dari peserta didik dan sangat dominannya guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan dan dan kelelahan pikiran, sementara itu keterampilan yang diperoleh hanyalah sebatas pengumpulan fakta-fakta dan pengetahuan abstrak Peserta didik sebatas menghapal tanpa dihadapkan kepada masalah untuk lebih banyak bepikir dan bertindak. Pemahamannya menjadi dangkal sehingga tidak dapat mengetahui pengetahuan lainnya yang justru dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah.


(20)

6

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik materi yang diajarkan, kemampuan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia. Peserta didik seharusnya diberi kesempatan untuk menggali pemahaman, mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan (terhadap peserta didik kelas VIII SMPN 4 Cianjur tahun pelajaran 2012/2013), proses pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sedangkan peserta didik lebih berperan sebagai pendengar atau pencatat yang baik. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa peserta didik, metode ceramah merupakan metode yang biasa atau sering digunakan dalam pembelajaran IPS. Peserta didik sering diposisikan sebagai objek yang tidak mengetahui apapun dan hanya menunggu dan menyerap apa yang diberikan oleh guru. Sebagai hasil peserta didik hanya memperoleh informasi dan kemudian menghafalnya. Melihat kenyataan yang ada pembelajaran belum membelajarkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir untuk menyadari apa yang telah dipelajari dan memberdayakan siswa untuk berpikir kreatif. Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya.

Dari hasil observasi awal ini juga diperoleh data hasil Ulangan Akhir Semester I tahun pelajaran 2011/2012 dengan nilai rata-rata sebesar 62,37. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Data Hasil Ulangan Akhir Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas Jumlah Peserta Didik Jumlah Nilai Rata-rata

VII 227 14127 62,23

VIII 257 15735 61,23

IX 270 17165 63,57

Jumlah 754 47027 62,37


(21)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai rata-rata ini jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar menurut kurikulum, yakni sebesar 70 dapat dikatakan bahwa nilai IPS tersebut berada di bawah standar ketuntasan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru di mana peserta peserta didik tidak dapat mengoptimalkan kemampuan berpikirnya, berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

Pembelajaran yang berorientasi pada pembangunan kemampuan berpikir dan penguasaan kognitif dapat menjadi alternatif untuk perbaikan dalam proses pembelajaran IPS. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, melainkan juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang di dapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi.

Alternatif model pembelajaran IPS yang inovatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran keterampilan berfikir (thinking skills) yang terbagi menjadi dua model, yaitu keterampilan berfikir kritis (Critical thinking skill) dan ketrampilan berfikir kreatif (Creative thinking skill). Kedua model pembelajaran ini membantu siswa berlatih berfikir dan memecahkan masalah pribadi maupun kemasyarakatan. Implementasi model pembelajaran ini adalah dengan metode pembelajaran problem solving. Menurut Wilkins ( Sapriya, 2012 : 140) ada enam langkah model pembelajaran problem solving yang juga digunakan dalam model pembelajaran individual (Individual Instruction) yaitu:

a.Mendefinisikan dan mengklasifikasi masalah b.Mencari alternatif solusi

c.Menguji alternatif solusi d.Memilih solusi


(22)

8

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f.Tindak lanjut (Follow up)

Selain model pembelajaran keterampilan berpikir, pembelajaran kooperatif dapat juga dijadikan alternatif model pembelajaran IPS. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu serta memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk terlibat dalam proses berpikir dan kegiatan belajar (Trianto, 2007:41). Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerja sama serta saling membantu.

Pada dasarnya menurut Wena (2011:52), tujuan pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah.

Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui metode problem solving diharapkan peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2010:216) bertujuan agar peserta didik mampu berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan Tin Rustini (2008:3) menyimpulkan bahwa problem solving sebagai suatu strategi yang sangat efektif dalam mengembangkan siswa untuk berpikir secara ilmiah dan mengembangkan daya nalar mereka dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, penerapan


(23)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

problem solving melalui pembelajaran IPS mampu melatih peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir reflektif, kritis dan kreatif.

Dengan demikian metoda problem solving dapat dijadikan alternatif bagi proses belajar yang bermakna, seperti yang diungkapkan oleh Al Muchtar (2008:194) yaitu:

Beberapa alasan mengapa pendekatan belajar berbasis masalah menjadi pilihan bagi proses belajar bermakna, yaitu bahwa belajar berbasis masalah memberikan keuntungan dan manfaat bagi peserta didik untuk menumbuhkan keterampilan berpikir yaitu mengembangkan sisi kognitif peserta didik agar mereka mampu membangun konsep-konsep yang bermakna melalui pengumpulan fakta-fakta. Mereka belajar dengan sejumlah masalah dan berhadapan dengan situasi tertentu yang bersifat kontekstual. Mereka juga belajar secara berkelompok, membangun keharmonisan dalam perbedaan dari setiap anggota yang dinamis, dan melakukan pengamatan atau investigasi sistematis.

Untuk itu perlu kiranya dilakukan penelitian eksperimen kuasi mengenai pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran di kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test)?

2. Apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran di kelas yang menggunakan metode pembelajaran problem solving pada kelas eksperimen atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test)?


(24)

10

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah peningkatan dalam kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran problem solving pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol atas pengukuran akhir (Post-test)?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test). 2. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam kemampuan kognitif

peserta didik yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran problem solving pada kelas eksperimen atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test). 3. Untuk mengetahui peningkatan dalam kemampuan kognitif peserta

didik yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran problem solving pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol atas pengukuran akhir (Post-test).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis:


(25)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengembangkan khasanah keilmuan dan penerapan pembelajaran inovatif, khususnya penggunaan metode problem solving dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Dewey dalam pembelajaran IPS yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.

2) Manfaat Praktis:

a. Bagi peserta didik, memberikan suasana pembelajaran yang menarik, pengalaman baru dalam belajar, sehingga diharapkan memperoleh peningkatan dalam kemampuan kognitif.

b. Bagi para guru IPS, yaitu untuk dapat menerapkan model pembelajaran inovatif dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi yang berguna dalam usaha menggali potensi peserta didik. d. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi kajian lebih lanjut

bagaimana menemukan metode pembelajaran lain yang tepat dalam proses pembelajaran serta meneliti lebih lanjut terhadap kemampuan afektif dan psikomotor.

E. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Latar belakang penelitian membahas mengenai alasan perlu ditelitinya masalah dalam tesis ini dan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut baik secara teoritis maupun empiris. Identifikasi dan perumusan masalah berisi mengenai rumusan dan analisis masalah berdasarkan paparan yang terdapat dalam latar belakang penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilaksanakan sesuai dengan paparan yang terdapat pada identifikasi dan perumusan masalah. Selanjutnya manfaat penelitian merupakan


(26)

12

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

uraian manfaat yang ingin diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan. Terakhir struktur organisasi tesis memaparkan rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagiannya mulai dari bab I sampai bab V.

Bab II terdiri terdiri dari kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka secara garis besar merupakan kajian teoritik yang menjelaskan mengenai kemampuan kognitif, yang meliputi pengertian kognitif, tahap-tahap perkembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, ciri kemampuan kognitif dan domain kognitif, selanjutnya menjelaskan metode pembelajaran problem solving yang meliputi pengertian, langkah-langkah keunggulan dan kelemahan problem solving dan pembelajaran IPS yang meliputi pengertian pendidikan IPS, tujuan IPS serta kajian penelitian terdahulu. Dalam bab ini diuraikan juga mengenai kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III berisi metode penelitian yang meliputi metode yang digunakan, desain penelitian, populasi dan sampel, definisi konsep variabel, prosedur dan alur penelitian, skenario penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas tes, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Terdiri dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif.

Bab V berisi kesimpulan dan rekomendasi. Bab ini menyajikan penafsiran dan pamaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan berhubungan dengan rumusan masalah yang dipaparkan dalam bab I. Rekomendasi ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti selanjutnya.


(27)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik


(28)

14

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(29)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik


(30)

16

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik


(31)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik


(32)

39

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif menampilkan hasil statistik yang disajikan dengan angka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa dunia merupakan realitas tunggal yang diukur dengan sebuah instrumen, bertujuan mengembangkan hubungan antara variabel terukur (Mc. Millan dan Shumacher, 1979:22-23).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Pemilihan subyek penelitian secara acak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan ciri desain eksperimen yang terpenting. Dalam pemilihan acak atau random sampling, masing-masing individu memiliki kemungkinan sama untuk dipilih sebagai partisipan penelitian. Menurut Keppel (Creswell, 2010:232) langkah ini akan memastikan bahwa sampel yang terpilih benar-benar representatif dan bisa mewakili suatu populasi. Selanjutnya Creswell mengemukakan bahwa:

Dalam beberapa penelitian eksperimen, hanya sampel convenience-lah yang memiliki kemungkinan untuk terpilih sebab peneliti biasanya menggunakan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk secara alamiah (seperti sebuah kelas, organiasasi, atau sebuah keluarga) atau sukarelawan. Jika masing-masing partisipan tidak ditugaskan secara acak (non-randomly assignment), berarti prosedur yang demikian lebih dikenal sebagai prosedur quasi-eksperimen.

Oleh karena pemilihan subjek dalam pemilihan ini tidak secara acak, maka metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi.


(33)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jenis desain dalam penelitian ini adalah desain Nonequivalent (Pre-test dan Post-test) Control Group Design.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

A O1 X O2

B O3 O4

(Sumber : Creswell,2010:242) Keterangan :

A : Kelompok eksperimen B : Kelompok kontrol

X : Dikenakam treatment/perlakuan dengan metode problem solving

O1 : Pre-test (sebelum perlakuan dengan metode problem solving)

pada kelompok eksperimen

O2 : Post-test (setelah perlakuan dengan metode problem solving)

pada kelompok eksperimen

O3 : Pre-test (sebelum perlakuan dengan pembelajaran konvensional)

pada kelompok kontrol

O4 : Post-test (setelah perlakuan dengan pembelajaran


(34)

41

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan secara acak ( without random assignment). Pada kedua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di-treatment (Creswell,2010:242)

C. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Fraenkel dan Wallen (Riyanto, 2010:63) adalah kelompok yang menarik peneliti, di mana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 4 Cianjur pada tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 277 orang yang tersebar dalam enam kelas. Data populasi selengkapnya ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Persebaran Populasi Penelitian

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F Jumlah Jumlah

Peserta Didik

48 46 46 46 46 45 277

(Sumber : TU SMP Negeri 4 Cianjur)

Sampel merupakan bagian dari populasi. Jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi. Sampel dapat didefinisikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari populasi (Riyanto, 2010:64). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII A sebanyak 48 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebanyak 46 orang sebagai kelas kontrol. Penetapan ini didasarkan pertimbangan bahwa kelas tersebut terdiri dari


(35)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik yang memiliki kemampuan yang relatif homogen, terlihat pada data yang di peroleh berupa hasil rata-rata ulangan harian kelas tersebut pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 SMP N 4 Cianjur sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rata-Rata Nilai Ulangan Harian

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F

Jumlah nilai 3446 3314 3516 2880 3117 3378

Jumlah peserta didik 48 46 46 46 45 46

Rata-rata 71.79 72,04 76,43 62,60 69,26 73,43 (Sumber: Guru mata pelajaran IPS)

D. Definisi Konsep Variabel

Dalam penelitian ini terdiri dari variabel X sebagai variabel bebas yaitu metode problem solving dan variabel Y sebagai variabel terikat yaitu kemampuan kognitif.

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari persepsi yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi konsep variabel sebagai berikut:

a. Metode problem solving

Metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan masalah atau jawabannya oleh peserta didik.


(36)

43

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual (berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah). Kemampuan kognitif menurut Bloom yang telah dikembangkan oleh Krathwohl yang meliputi jenjang C1 sampai C6, yaitu : mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

E. Prosedur dan Alur Penelitian

Adapun prosedur dan tahap-tahap penelitian yang ditempuh dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Eksperimen:

a. Melakukan Identifikasi masalah dengan observasi awal peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 4 Cianjur untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan peserta didik dalam kemampuan kognitif.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian

d. Melakukan test awal pra penelitian dalam uji coba instrumen yang diberikan kepada subjek di luar sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda atas tes yang digunakan.

e. Merevisi item soal & item tes yang tidak valid dalam perhitungan validitas dan reliabilitasnya

2. Tahap Eksperimen

a. Melakukan pre-test selama 45-60 menit kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melakukan Proses Penelitian (treatment) dengan materi yang sesuai, untuk kelas Eksperimen menggunakan metode pembelajaran Problem


(37)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Solving, untuk kelas Kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional.

c. Mengadakan post-test terhadap kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

3. Tahap Pasca Eksperimen

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test untuk selanjutnya dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis.

b. Menarik kesimpulan hasil penelitian.

c. Menyusun laporan mengenai penelitian yang telah dilakukan.

Dari prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan alur penelitian dalam bagan di bawah ini.

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah:

Bagaimana Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik


(38)

45

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Skenario Penelitian

Penentuan Subjek

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran dengan Metode Problem Solving Posttest

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Observasi Keterlaksanaan Metode Pembelajaran

dan Kuesioner Pretest


(39)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Kelas Eksperimen : Pembelajaran dengan metode problem Solving. Langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode problem solving:

(1) Pendahuluan

 Guru mengkondisikan peserta didik agar siap untuk belajar dengan cara berdoa dan memberi motivasi.

 Melakukan apersepsi dengan bertanya tentang materi sebelumnya.  Menjelaskan tujuan pembelajaran dan prosedur pelaksanaan

pembelajaran yang akan dilakukan. (2) Kegiatan inti

 Guru membagi peserta didik ke dalam delapan kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang.

 Guru membagikan Lembar Kerja yang telah dirancang sesuai dengan problem solving kepada peserta didik untuk dikerjakan secara berkelompok.

Tahap perumusan masalah yang meliputi :

 Guru mengarahkan peserta didik untuk membaca soal (wacana) dalam Lembar Kerja.

 Guru berkeliling pada setiap kelompok untuk membimbing peserta dalam merumuskan masalah.

Tahap menganalisis masalah:

Dalam tahap ini guru membimbing peserta didik pada setiap kelompok dalam menganalisis masalah dengan menjabarkan masalah ke dalam unsur-unsurnya

Tahap merumuskan hipotesis:

Setelah menganalisis masalah, guru mengarahkan peserta didik untuk merumuskan hipotesis (jawaban sementara) atas masalah yang


(40)

47

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat dalam soal (wacana). Banyaknya hipotesis yang dirumuskan peserta didik sesuai dengan analisis yang mereka lakukan terhadap masalah yang terjadi.

Tahap pengumpulan data

Dalam tahap ini guru membimbing dan memotivasi peserta didik untuk menemukan informasi yang sesuai dengan hipotesis yang mereka rumuskan.

Tahap pengujian hipotesis

Setelah informasi terkumpul, selanjutnya guru memotivasi peserta didik untuk menemukan informasi yang sesuai dengan hipotesis yang mereka rumuskan.

Tahap merumuskan rekomendasi pemecahan masalah

Dalam tahap ini guru memotivasi peserta didik untuk memilih informasi mana yang paling sesuai untuk masing-masing hipotesis. Kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk memilih hipotesis mana yang banyak didukung oleh data dan fakta. Selanjutnya mengarahkan peserta didik untuk menarik kesimpulan dari pemecahan masalah.

Untuk mengetahui hasil kerja dari setiap kelompok, perwakilan setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil jawaban kelompok secara klasikal.

(3) Kegiatan Akhir

Di akhir pembelajaran, guru memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya dan membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah diberikan.


(41)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah pembelajaran pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

(1) Pendahuluan

 Guru mengkondisikan peserta didik agar siap untuk belajar dengan cara berdoa dan memberi motivasi.

 Melakukan apersepsi dengan bertanya tentang materi sebelumnya.  Menjelaskan tujuan pembelajaran

(2) Kegiatan inti

 Guru menjelaskan materi dengan memberikan contoh-contoh yang terkait.

 Memberikan kesempatan untuk bertanya jawab

 Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru  Guru dan peserta didik bersama-sama membahas soal latihan (3) Kegiatan akhir

 Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang mempunyai nilai terbaik

 Peserta didik dan guru membuat kesimpulan

 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

G. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang representatif, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1) Tes kemampuan kognitif peserta didik tentang materi yang diajarkan, yang dikembangkan oleh peneliti sendiri dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Soal tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 30 soal dan essay dengan jumlah 5


(42)

49

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal. Soal tes disusun mengacu pada indikator ranah kognitif jenjang C1 sampai dengan C6.

Pedoman Penilaian:

Untuk soal pilihan ganda setiap jawaban yang benar diberi skor satu. Untuk soal essay:

 Jawaban benar dan lengkap diberi skor dua  Jawaban benar, kurang lengkap diberi skor satu  Jawaban menyimpang/tidak menjawab diberi skor nol

Nilai =

2. Selain tes kemampuan kognitif, untuk melengkapi data mengenai kegiatan pembelajaran dengan metode problem solving, dalam penelitian ini juga digunakan instrumen kuesioner dalam bentuk rating scale . Kuesioner ini diberikan kepada peserta didik kelompok eksperimen pada akhir pembelajaran, untuk mengetahui tanggapan peserta didik mengenai penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran.

3. Pedoman observasi dalam bentuk check list. Observasi dilakukan terhadap guru dan peserta didik pada kelas eksperimen selama kegiatan pembelajaran untuk mengetahui keterlaksanaan metode problem solving dalam proses pembelajaran.

Uji coba instrumen tes kemampuan kognitif peserta didik dilakukan pada tanggal 19 September 2013 di kelas IX B SMP Negeri 4 Cianjur untuk menguji tingkat reliabilitas tes dan validitas tes yang akan digunakan dalam penelitian ini. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 50 butir yang terdiri dari 40 soal dalam bentuk pilihan ganda dan 10 soal dalam bentuk essay.


(43)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Validitas dan Reliabilitas Tes

1. Validitas tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menghitung Korelasi

r

xy

(Sudijono, 2012:181) Keterangan: rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

Y = Jumlah skor total seluruh item X = Jumlah skor tiap item

Menghitung t hitung dengan menggunakan rumus:

(Sudjana, 2012:146) Mencari

Kaidah keputusan adalah :

 Jika > , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah valid

 Jika < , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang


(44)

51

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan validitas secara keseluruhan yang telah dilakukan (dapat dilihat pada lampiran 1) diperoleh korelasi xy sebesar 0,84 untuk soal pilihan ganda. Dengan df (N-2), diperoleh harga r tabel sebagai berikut:

 Pada taraf signifikansi 0,05 : rt = 0,304  Pada taraf signifikansi 0,01 : rt = 0,393

Dengan demikian r0 lebih besar dari rt , berarti antara variabel x dengan variabel y terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes dinyatakan sebagai tes yang valid.

Sedangkan untuk soal essay diperoleh korelasi xy sebesar 0,74. Dengan Df (n-2) diperoleh harga r tabel sebagai berikut:

 Pada taraf signifikansi 0,05 : rt = 0,576  Pada taraf signifikansi 0,01 : rt = 0,708

Dengan demikian r0 lebih besar dari rt berarti antara variabel x dengan variabel y terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes dinyatakan sebagai tes yang valid (dapat dilihat pada lampiran 2).

2. Reliabilitas tes

Sudjana (2012:148) menyatakan suatu test dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama, yang harus ditempuh untuk menghitung metode pembelahan genap adalah sebagai berikut: 1. Memilah dan menghitung item ganjil dan genap dengan menggunakan tabel

bantu.

2. Menghitung korelasi Pearson Product Moment dengan rumus:


(45)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menghitung reabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown, sebagai berikut :

=

Keterangan: : reliabilitas tes secara keseluruhan : reliabilitas separuh tes

4. Menentukan rtabel

5. Membuat Keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dengan keputusan sebagai berikut :

Jika rhitung > rtabel berarti reliabel Jika rhitung < rtabel berarti tidak reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas secara keseluruhan yang telah dilakukan (dapat dilihat pada lampiran 1 ) diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,91 untuk soal pilihan ganda. Dengan df (N-2), diperoleh harga r tabel sebagai berikut:

 Pada taraf signifikansi 0,05 : rt = 0,304  Pada taraf signifikansi 0,01 : rt = 0,393

Dengan demikian r0 lebih besar dari rt , berarti terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes dinyatakan sebagai tes yang reliabel.

Sedangkan untuk soal essay diperoleh reliabilitas sebesar 0,85. Dengan Df (n-2) diperoleh harga r tabel sebagai berikut:

 Pada taraf signifikansi 0,05 : rt = 0,576  Pada taraf signifikansi 0,01 : rt = 0,708

Dengan demikian r0 lebih besar dari rt berarti terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes dinyatakan sebagai tes yang reliabel (dapat dilihat pada lampiran 2)


(46)

53

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tingkat kesukaran

Untuk mengukur taraf kesukaran soal dalam menentukan apakah butir soal itu termasuk dalam kelompok soal mudah, sedang atau sukar dengan rumus:

P =

(Sudijono, 2012:372) Keterangan : P : Indeks Kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal Benar Js : Jumlah Seluruh siswa

Indeks atau tingkat kesukaran soal diklasifikasikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4 Interprestasi Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interprestasi

Kurang dari 0,30 Terlalu Sukar 0,30 - 0,70 Cukup (Sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah

L.Thorndike&Elizabeth(Sudijono, 2012:37)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran tiap butir soal, dari 40 soal pilihan ganda terdapat katagori soal sukar sebanyak dua soal, kategori sedang 20 soal, kategori mudah 11 soal dan kategori sangat mudah tujuh soal (secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1 ). Sedangkan untuk soal essay, dari 10 soal terdapat tujuh soal kategori sedang, dua kategori mudah dan satu kategori sangat mudah (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 ).

4. Daya pembeda

Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda setiap butir soal adalah sbb:


(47)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D =

Keterangan:

D = Daya Pembeda

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar Sedangkan untuk melihat apakah daya pembeda cukup jelek, cukup, baik atau baik sekali dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.5 Interprestasi Daya Pembeda

Besarnya D Interprestasi

0,80 Daya pembeda itemnya baik sekali 0,60 Daya pembedanya baik

0.40 Daya pembedanya cukup(sedang) 0.20 Daya pembedaanya lemah sekali (jelek)

0,00 Tidak memiliki daya pembeda sama sekali (jelek) (Sudijono, 2012:395)

Pengujian reliabilitas dan validitas tes menggunakan anates, hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan tes kemampuan kognitif peserta didik valid dan reliabel (data terlampir). Sementara untuk instrumen kuesioner mengadaptasi instrumen yang telah dikembangkan peneliti sebelumnya


(48)

55

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Fitriyanti, 2009). Adapun tapsiran dari hasil prosentase untuk instrumen kuesioner menurut Warsito (1992:10) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tafsiran Prosentase

% Tafsiran

0 Tidak satupun 1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya 51-75 Sebagian besar 76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

(Warsito, 1992:10)

Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas dari 40 soal test pilihan ganda sebagai alat ukur untuk melihat kemampuan kognitif maka diambil sebanyak 30 soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kecuali soal nomor 1,5,7,11,12, 15,20,35,39 dan 40. Sedangkan untuk soal essay diambil sebanyak lima soal dari sepuluh soal yang diujicobakan kepada peserta didik yaitu soal nomor 31,34,36,38 dan 39 (hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran 3).

I. Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, kuesioner dan observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif tentang kemampuan kognitif peserta didik yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar kuesioner digunakan untuk memperoleh tanggapan pengalaman peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode problem solving dan panduan observasi untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan


(49)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode problem solving di kelas eksperimen. Secara rinci teknik pengumpulan data dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.7

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data

Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data Instrumen

Peserta didik

Kemampuan kognitif peserta didik sebelum (Pre-test) dan setelah (Post-test) perlakuan.

Pre-test

Post-test Butir soal pilihan ganda dan essay

Peserta didik

Tanggapan mengenai penggunaan metode problem

solving Kuesioner

Lembar kuesioner Guru dan peserta didik Keterlaksanan pembelajaran dengan metode pembelajaran

problem solving

Observasi Lembar observasi

2. Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik dengan tahapan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Melakukan Uji Normalitas, untuk mengetahui kondisi apakah data berdistribusi normal atau tidak. Kondisi normalitas menjadi syarat pengujian


(50)

57

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hipotesis dengan ststistik parametrik. Jika hasil uji tidak normal dan tidak homogen, dilakukan uji non parametrik.

Untuk menguji normalitas data pretest digunakan uji statistik one-sample kolmogorov-smirnov test pada spss versi 17 hasilnya dengan membandingkan probabilitas Assymp Sig (2-taled) dengan nilai alpha (α). Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas Asymp.Sig (sig 2-tailed) > alpha (α), maka tes dikatakan berdistribusi normal. Hipotesis pengujian normalitas adalah:

H0 : angka signifikansi (Sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal H1 : angka signifikansi (Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Melakukan Uji Homogenitas untuk menguji kesamaan (homogen) beberapa bagian sampel. Untuk menguji homogenitas dilakukan dengan menggunakan langkah:

a. Mencari nilai varians terbesar dan terkecil dengan rumus:

(Sugiyono, 2013:276) b. Membandingkan nilai dengan rumus:

untuk varians terbesar dan untuk varians terkecil.

Jika diperoleh < maka kedua varians homogen dan jika diperoleh > maka kedua varians tidak homogen

Dalam peneilitian ini perhitungan homogenitas dibantu dengan program spss ver 17 yang membandingkan nilai hasil pre-test dan post-test dengan


(51)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketentuan jika nilai sig lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (sig 2-tailed) maka nilai tes tersebut homogen.

3. Uji Hipotesis penelitian

Uji Hipotesis dalam penelitian ini dihitung dengan uji –t untuk mengetahui nilai rata-rata dari kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Taraf kebermaknaan hipotesis sebesar 5%. Jika diperoleh > pada tingkat signifikansi 5% maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dan %. Jika diperoleh <

pada tingkat signifikansi 5% maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika salah satu atau kedua data terdistribusi tidak normal maka langkah selanjutnya digunakan test Mann-whitney dan Wilcoxon. Sedangkan untuk analisis data hasil kuesioner dan observasi penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS dilakukan dengan mencari prosentase dari tiap indikator yang muncul.

Selanjutnya untuk melihat peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain faktor (N-gain) dengan rumus :

(Meltzer;2002) Keterangan :

S post : Skor Post-test S pre : Skor Pre-test

S maks : Skor Maksimal ideal Kriteria tingkatan Gain adalah sebagai berikut :


(52)

59

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori Tingkat Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang


(53)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Secara umum penelitan ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP Negeri 4 Cianjur.

Secara khusus, kesimpulan yang berkenaan dengan rumusan masalah dan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test) dan setelah pembelajaran (post-test). Hasil kesimpulan ini menggambarkan bahwa tidak selamanya metode pembelajaran konvensional tidak memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.

2. Terdapat perbedaan dalam kemampuan kognitif peserta didik kelas eksperimen pada pengukuran awal (pre-test) dan setelah diterapkannya metode problem solving dalam pembelajaran (post-test). Hal ini memberikan indikasi bahwa metode problem solving merupakan salah satu metode yang efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.

3. Terdapat peningkatan lebih tinggi dalam kemampuan kognitif peserta didik di kelas eksperimen daripada kemampuan kognitif peserta didik di kelas kontrol atas pengukuran akhir (post-test). Hasil kesimpulan ini menunjukkan bahwa penggunaan metode problem solving memberikan hasil yang berbeda dari metode pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan kognitif peserta didik.


(54)

86

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan metode problem solving terbukti memberi pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik. Oleh karena itu guru dapat menggunakan metode problem solving sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. 2. Penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran memerlukan

persiapan yang matang termasuk alokasi waktu. Oleh karena itu guru hendaknya membuat perencanaan alokasi waktu yang lebih baik, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

3. Pembelajaran dengan metode problem solving memerlukan pengelolaan kelas yang baik. Untuk itu guru harus menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan pembelajaran.

4. Metode problem solving dapat digunakan oleh peneliti lain untuk meneliti pengembangan kemampuan lain selain kemampuan kognitif yaitu kemampuan afektif dan psikomotor dalam pembelajaran IPS maupun dalam pembelajaran lainnya.

5. Penelitian ini baru dilakukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Oleh karena itu bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sejenis dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada kurikulum baru (kurikulum 2013), dimana materi IPS disajikan secara terpadu dan dalam penilaian pun perlu disusun instrumen yang menunjukkan adanya keterpaduan antara kajian ekonomi, sejarah, geografi dan sosiologi.


(55)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Al Muchtar,S. (2008). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Anderson, L.W., & Krathwohl,D.R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,Pengajaran dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Asrori, M. (2009).Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Aqib,Z.(2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajan. Surabaya: Insan Cendikia.

Bank, J.A. (1977). Teaching Strategies for The Social Studies: Inquiry, Valuing,and Decision Making. Seattle. University of Washington. Addison Wesley Publishing Company.

Bloom, B.S. (1979). Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA : Longman Inc.

Creswell, John W. (2010). Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Penerjemah Fawaid,A.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Dahar,R.W.(2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dalyono, M.(2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Depdiknas.(2007).Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Depdiknas.

Desmita.(2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik : Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah,S.B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Efendy,U.(2012). Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar dan Minat Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi: Studi Deskriptif


(1)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan metode problem solving terbukti memberi pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik. Oleh karena itu guru dapat menggunakan metode problem solving sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. 2. Penggunaan metode problem solving dalam pembelajaran memerlukan

persiapan yang matang termasuk alokasi waktu. Oleh karena itu guru hendaknya membuat perencanaan alokasi waktu yang lebih baik, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

3. Pembelajaran dengan metode problem solving memerlukan pengelolaan kelas yang baik. Untuk itu guru harus menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan pembelajaran.

4. Metode problem solving dapat digunakan oleh peneliti lain untuk meneliti pengembangan kemampuan lain selain kemampuan kognitif yaitu kemampuan afektif dan psikomotor dalam pembelajaran IPS maupun dalam pembelajaran lainnya.

5. Penelitian ini baru dilakukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Oleh karena itu bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sejenis dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada kurikulum baru (kurikulum 2013), dimana materi IPS disajikan secara terpadu dan dalam penilaian pun perlu disusun instrumen yang menunjukkan adanya keterpaduan antara kajian ekonomi, sejarah, geografi dan sosiologi.


(2)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al Muchtar,S. (2008). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Anderson, L.W., & Krathwohl,D.R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,Pengajaran dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Asrori, M. (2009).Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Aqib,Z.(2010). Profesionalisme Guru dalam Pembelajan. Surabaya: Insan Cendikia.

Bank, J.A. (1977). Teaching Strategies for The Social Studies: Inquiry, Valuing,and Decision Making. Seattle. University of Washington. Addison Wesley Publishing Company.

Bloom, B.S. (1979). Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA : Longman Inc.

Creswell, John W. (2010). Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Penerjemah Fawaid,A.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Dahar,R.W.(2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dalyono, M.(2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Depdiknas.(2007).Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Depdiknas.

Desmita.(2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik : Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah,S.B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Efendy,U.(2012). Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar dan Minat Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi: Studi Deskriptif


(3)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi. Tesis pada FPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Fitriyanti.(2009). Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa: Studi Eksperimen pada Pembelajaran Ekonomi di Kelas IX Jurusan IPS SMA Srijaya Palembang. 10,(1),38-47.

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Dirjendikti, Depdikbud RI. Hergenhahn & Olson.(2008).Theories of Learning. Dialihbahasakan oleh Tri

Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.

Kemdikbud RI.(2013). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:Kemdikbud.

Koswara, D.dan Halimah.(2008). Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung:PT Pribumi Mekar.

Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif: Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT Remaja.

Lanjar.(2010).Pengembangan Model Pembelajaran Problem Solving sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa: Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri Kota Serang. Tesis pada FPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Maftuh,B.(2010). “Memperkuat Peran IPS dalam Membelajarkan Keterampilan

Sosial dan Resolusi Konflik”.Universitas Pendidikan Indonesia.

Meltzer, DE.(2002). The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible “Hidden Variabel in Diagnostic Score.[Online]. Tersedia: Http://www.physicseducation.net/ docs/addendum on normalized gain.pdf.[3 Mei 2013]

Mulyasa, E. (2010). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:Remaja Rosda Karya.


(4)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nuryani,R.(2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhasanah.(2011).Pengaruh Model Pembelajaran Tematik Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa. Tesis pada FPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

NCSS.(1994). Curriculum Standards for Social Studies. Washington,DC. :NCSS. Ormrod, J.E. (2009). Psikologi Pendidikan : Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Riyanto,Y.(2010).Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya:SIC.41

Rustini,T.(2008). Penerapan Model Problem Solving untuk Meningkatkan Pengembangan Potensi Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (10),1-4.

Sagala,S.(2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Sanjaya,W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

__________(2010). Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, JW. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sardiman, A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Schumacher, S.&Mc Millan, JH. (1997).Research in Educational:A Conceptual Introduction. New York: Longman.inc.

Schunk, D.H. (2012). Learning Theories: An Educational Perspective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(5)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Jakarta:PT Indeks

Somantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudirman dkk. (1989).Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Sudijono,A.(2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

_________(2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryaman,U.(2010). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata Pelajaran Matematika: Quasi eksperimental di Kelas V SD Negeri Petir I Serang. Tesis pada UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Suryosubroto,B.(2009).Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta. Syafriani,D. & Syamsudin. (2004). Pedoman Pembelajaran IPS Geografi secara

Kontekstual untuk Guru SMP. Depdiknas: LPMP Jawa Barat.

Trianto.(2007).Model-ModelPembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Warsito,H.(1992).Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:Gramedia Pustaka Amani.

Wayan Santyasa,I. (2007).”Model-Model Pembelajaran Inovatif”. Makalah dalam Pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMP&SMA di Nusa Penida.


(6)

Cucu Suryati, 2014

Pengaruh penggunaan metode problem solving terhadap kemampuan kognitif peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

Penguasaan konsep oleh siswa melalui metode problem solving pada konsep sistem respirasi (eksperimen di MTS Negeri Cipondoh Tangerang)

1 53 182

Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Berdasarkan Level Kognitif Siswa Di Mts Hidayatul Umam

2 14 203

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Pada Mata Pelajaran Ipa Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Polanharjo Klaten Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 9

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Pada Mata Pelajaran Ipa Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Polanharjo Klaten Semester Gena

0 3 15

PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII – F di SMP Negeri 19 Bandung.

0 2 53

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 0 53

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 0 50

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Kota Sukabumi.

0 1 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KUMON TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI SATU ATAP 4 PESAWARAN

26 128 242

PENGARUH KEMAMPUAN ARITMATIKA DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP PADA MATA PELAJARAN FISIKA

0 1 18