EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI SMAN 1 LEMBANG.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI
SMAN 1 LEMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Jepang
Disusun Oleh : DIAN ANGELLA
0902462
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI
SMAN 1 LEMBANG
Oleh Dian Angella
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Dian Angella 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi) di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Nama : Dian Angella NIM : 0902462
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Mulyana Adimihardja, M. Ed Drs. H. Sudjianto, M. Hum NIP. 194906301980031001 NIP. 195906051985031004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum NIP. 196011081986012001
(4)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GESTURE (GERAK ISYARAT) DALAM PENGAJARAN VERBA (DOUSHI) DI KELAS XI SMAN 1 LEMBANG
Dian Angella 0902462
ABSTRAK
Salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang harus dikuasai oleh pembelajar adalah verba (doushi). Namun, saat proses pembelajarannya banyak siswa yang mengalami kesulitan. Maka salah satu cara untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menggunakan teknik pengajaran yang tepat yaitu dengan menggunakan gesture. Oleh karena itu, guna meningkatkan kemampuan verba siswa tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi) di Kelas XI SMAN 1 Lembang”. Berdasarkan hasil analisis data, nilai rata-rata postest siswa kelas kontrol adalah sebesar 63,75 dan nilai rata-rata postest siswa kelas eksperimen adalah sebesar 84,3. Hal ini ditunjukan dengan nilai (4,72) nilai (2,71). Dengan demikian, hipotesis kerja (Hk) diterima dan penggunaan gesture efektif dalam pengajaran verba (doushi). Serta dari hasil angket yang menyatakan bahwa hampir seluruh siswa menyukai penggunaan gesture dalam pengajaran verba.
(5)
EFFECTIVENESS OF GESTURE (BODY LANGUAGE) IN TEACHING VERB (DOUSHI) CLASS XI AT SENIOR HIGH SCHOOL 1 LEMBANG
DIAN ANGELLA Japanese Language of Education Faculty of Language and Art of Education
ABSTRACT
One of word class in Japanese language that must be have by student is verb (doushi). However, during the process of learning a lot of students have difficulty. The one way to over come this difficulties by using appropriate learning techniques by using gesture. So that, to increasing a student skill in learning verb, the writer doing a research about
“Effectiveness of Gesture in Teaching Verb (Doushi) Class XI at Senior High School 1 Lembang”. Based on analysis of data, mean of postest student of control class that didn’t give a treatment is 63,75 and mean of
postest student of experiment class that give a treatment is 84,3. This results showed by the (4,72) > (2,71). The conclusion that have a different significantly between the result of postest experiment class and control class so the work hypotheses accepted and gesture is effective in teaching verb. And the result of questionnaire almost all of student like a gesture in teaching verb.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK...………...……….... i
KATA PENGANTAR………... ix
DAFTAR ISI……….... xi
DAFTAR TABEL...………... xiii
DAFTAR GAMBAR...………... xiv
BAB I PENDAHULUAN...………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah...…..……….…... 1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah...……….…….… 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...……….………... 4
1.4 Definisi Operasional...…... 6
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis... 7
1.6 Metode Penelitian... 7
1.7 Sistematika Penulisan... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS... 11
2.1 Pengertian Pembelajaran dan Pengajaran... 11
2.2 Hasil Belajar... 12
2.3 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran... 13
2.4 Gesture... 14
2.5 Kelas Kata dalam Bahasa Jepang... 18
BAB III METODE PENELITIAN...… 26
3.1 Metode Penelitian ......…………...………...26
3.2 Populasi dan Sampel... 28
3.3 Instrumen Penelitian... 28
3.4 Teknik Pengolahan Data... 29
3.5 Analisis Butir Soal, Validitas dan Reabilitas Instrumen... 33
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 36
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...………... 46
4.1 Dekskripsi Data Postest…………...……...46
4.2 Pengolahan Data Postest... 47
4.3 Pengolahan Data Angket... 51
(7)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...………... 62
5.1 Simpulan......…………...62
5.2 Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN : A. SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN JUDUL DAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI... 67
B. SURAT IZIN PENELITIAN... 69
C. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... 70
D. EXPERT JUDGEMENT... 71
E. INSTRUMEN TES... 72
F. KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES... 73
G. INSTRUMEN ANGKET... 74
H. ANALISIS BUTIR SOAL, VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES... 77
I. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN... 89
J. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL... 131
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Jepang merupakan mata pelajaran pilihan (muatan lokal) di sekolah yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang sekarang ini sudah banyak masuk ke sekolah-sekolah. “Penyelenggaraan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia sudah dimulai sebelum zaman pendudukan Jepang, tetapi penyelenggaraan secara formal di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi dimulai tahun 60-an...” (Sutedi, 2009:13).
Pengajaran bahasa Jepang umumnya diperuntukan agar pembelajar mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jepang. Ada dua tuntutan dalam berkomunikasi, yaitu mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Akan tetapi saat proses pembelajarannya, banyak siswa yang mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menggunakan teknik pengajaran yang tepat. Suyakto (1989:9) mengemukakan bahwa teknik pengajaran adalah tingkat yang menguraikan prosedur-prosedur tersendiri dan terperinci tentang cara pengajaran bahasa di dalam kelas. Teknik pengajaran ini haruslah konsisten dengan metode pembelajaran dan oleh karena itu harus selaras dan juga serasi dengan pendekatan pembelajaran.
Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan minat, aktivitas, dan motivasi siswa diperlukan suatu teknik pengajaran yang tepat. Salah satunya yaitu dengan menggunakan
gesture. Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dilakukan dengan
gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif... (Chaer, 2003:41). Yang dimaksud dengan bersifat imperatif yaitu bersifat memerintah atau memberi komando. Misalnya, seseorang yang memperagakan kegiatan makan, orang tersebut akan menggerakan sebagian anggota badannya yaitu kedua
(9)
tangannya, tangan yang satu memperagakan seperti memegang piring/mangkok dan tangan yang satunya lagi bergerak seperti memasukan makanan ke dalam mulut. Dalam hal ini, alat yang dapat digunakan untuk memasukan makanan ke dalam mulut bisa dengan sumpit, sendok dan lain-lain. Di sini bukan hanya mengunakan gesture, tetapi mimik wajah pun digunakan. Jadi, gesture adalah gerakan-gerakan anggota badan tertentu yang memperagakan suatu aktivitas. Gesture tersebut akan digunakan dalam pengajaran verba (doushi) bahasa Jepang. Doushi adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Jepang yang dengan sendirinya dapat menjadi predikat (Sudjianto dan Dahidi, 2007:149).
Kelas kata bahasa Jepang dapat diklasifikasikan ke dalam 10 kelompok, yaitu doushi (verba), i-keiyooshi/keiyooshi (ajektiva-i), na-keiyooshi/keiyoodoushi (ajektiva-na), meishi (nomina), fukushi (adverbia), rentaishi (prenomina), setsuzokushi (konjungsi), kandoushi (interjeksi), jodoushi (verba bantu), joshi (partikel) (Sudjianto dan Dahidi, 2007:15). Dari
10 kelompok kelas kata tersebut, yang akan penulis teliti adalah doushi (verba). Doushi merupakan jenis kata yang digunakan untuk mengungkapkan aktivitas, keberadaan atau keaadan sesuatu.
Contoh penggunaan gesture pada pengajaran verba (doushi) dalam konteks kalimat di antaranya sebagai berikut :
1. watashi wa pan o ...(tabemasu)
2. A san wa koohii o...(nomimasu)
3. B san wa terebi o... (mimasu)
4. C san wa rajio o... (kikimasu)
Pada titik-titik di atas tersebut guru melakukan gesture sesuai dengan konteks kalimat di depan siswa, guna membantu siswa dalam melengkapi konteks kalimat tersebut. Kemudian, siswa menjawab secara lisan/tulisan sesuai dengan apa yang telah diperagakan.
Gesture
(Saya makan roti) (A minum kopi) (B nonton TV)
(C mendengarkan radio)
(10)
Dalam hal ini siswa dituntut tidak hanya memiliki kemampuan dalam aspek berbicara, tetapi dalam aspek menulis, mendengar, dan membaca. Menurut Sutedi (2009:39), pembelajar bahasa Jepang dituntut untuk menguasai keempat keterampilan berbahasa mulai dari mendengar (kiku
ginou), berbicara (hanasu ginou), membaca (yomu ginou), dan menulis (kaku ginou).
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam aspek mendengar dapat dilihat ketika siswa mendengarkan guru tersebut mengutarakan suatu konteks kalimat. Dalam aspek berbicara dapat dilihat ketika siswa menjawab secara lisan konteks kalimat tersebut. Dalam aspek membaca dapat dilihat ketika siswa tersebut membacakan kembali konteks kalimat tersebut berserta jawabannya. Dan dalam aspek menulis dapat dilihat ketika siswa menuliskan konteks kalimat tersebut beserta jawabannya.
Upaya tersebut di atas, agar mempermudah siswa dalam mempelajari verba (doushi) dan kegiatan belajar mengajar menjadi kegiatan yang menarik, sehingga pengajaran bahasa Jepang tidak monoton dan tidak mudah dilupakan.
Dengan dilatar belakangi penjelasan di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi) di Kelas XI SMAN 1 Lembang”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan dengan menggunakan
gesture?
2. Bagaimanakah tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan tanpa menggunakan
(11)
3. Adakah perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI yang diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan tanpa menggunakan gesture?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi)?
1.2.2 Batasan Masalah
Pembatasan penelitian sangat diperlukan agar masalah yang diteliti lebih terarah. Sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1990:36) bahwa :
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Berdasar pada penjelasan di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Verba (doushi) yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah verba yang terdapat dalam Buku Pelajaran Bahasa Jepang “Sakura” Jilid 2 bab 23, 24, 27, 28, 30, 38.
2. Verba (doushi) tersebut dalam bentuk masu.
3. Gesture yang akan digunakan dalam pengajaran verba (doushi).
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan dengan menggunakan
(12)
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan tanpa menggunakan
gesture.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI yang diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan tanpa menggunakan gesture.
4. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
1. Dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas XI SMAN 1 Lembang dalam menguasai verba (doushi) setelah diberikan latihan dengan menggunakan gesture.
2. Dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas XI SMAN 1 Lembang dalam menguasai verba (doushi) setelah diberikan latihan tanpa menggunakan gesture.
3. Dapat mengetahui perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa yang diberikan latihan dengan menggunakan gesture dan siswa yang diberikan latihan tanpa menggunakan gesture.
4. Dapat mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan
gesture dalam pengajaran verba (doushi) tersebut.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pembaca diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
2. Bagi siswa diharapkan dapat memahami dengan mudah verba (doushi) dan meningkatkan minat siswa dalam belajar bahasa Jepang
(13)
3. Bagi guru dapat meningkatkan kinerja dalam bidangnya secara profesional
4. Bagi lembaga dapat meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Jepang
1.4 Definisi Operasional
1. Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif... (Chaer, 2003 : 41). Yang dimaksud dengan bersifat imperatif yaitu bersifat memerintah atau memberi komando. Dalam penelitian ini penulis menggunakan gesture yaitu teknik pembelajaran yang digunakan sebagai treatment atau perlakuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara siswa yang menggunakan teknik pembelajaran ini dan siswa yang tanpa menggunakan teknik pembelajaran ini. Siswa dengan melihat gesture tersebut agar dapat mempermudah dalam penguasaan verba (doushi) pada konteks kalimat.
2. Doushi (verba) adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, sama
dengan adjektiva-i dan adjektiva-na menjadi salah satu jenis yoogen. Kelas kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat (yoogen) Nomura (Sudjianto dan Dahidi, 2007:149).
Doushi termasuk jiritsugo (tango/kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat
menunjukkan arti tertentu), dapat membentuk sebuah bunsetsu (sebagai satuan kalimat yang lebih besar dari pada tango/kata yang pada akhirnya membentuk sebuah kalimat (bun)) walau tanpa bantuan kelas kata lain, dan dapat menjadi predikat bahkan dengan sendirinya memiliki potensi untuk menjadi sebuah kalimat. Selain itu, verba juga dapat menjadi keterangan bagi kelas kata lainnya pada sebuah kalimat, dalam bentuk kamus selalu diakhiri dengan vokal /u/, dan memiliki bentuk perintah (Sudjianto dan Dahidi, 2007:149).
(14)
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar
Dalam penelitian ini penulis mengemukakan anggapan dasar yaitu, kemampuan siswa dalam menguasai verba (doushi) dapat ditingkatkan dengan latihan menggunakan gesture, karena teknik pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan menguasai verba (doushi) bahasa Jepang siswa.
1.5.2 Hipotesis
Berdasarkan pada paparan permasalahan di atas, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Kerja (Hk) : Adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa yang diberikan latihan dengan menggunakan gesture dan siswa yang
diberikan latihan tanpa menggunakan gesture. 2. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara kemampuan siswa yang diberikan latihan dengan menggunakan gesture dan
siswa yang diberikan latihan tanpa menggunakan gesture
1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian
Penelitian eksperimental merupakan penelitian murni, karena di dalamnya kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi semuanya dilakukan (Sutedi, 2009:22). Penelitian eksperimental atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran. Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu teknik pengajaran dan pembelajaran, yang akan membagi sampel ke dalam dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan
(15)
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pengajaran verba (doushi) dengan menggunakan gesture, sedangkan pada kelas kontrol tidak.
Metode lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu bentuk penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menunjang yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, atau surat kabar atau literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.6.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut populasi penelitian, kemudian sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut disebut sampel. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Proses penentuan sampel dari sejumlah populasi yang ada disebut dengan teknik penyampelan (tecnik
sampling) (Sutedi, 2009: 179).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengambil populasinya yaitu seluruh siswa kelas XI di SMAN 1 Lembang. Sedangkan, untuk sampelnya adalah siswa kelas XI IPA 4 yang berjumlah 20 orang sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas XI IPA 3 yang berjumlah 20 orang sebagai kelas kontrol. Dan teknik
samplingnya adalah Teknik Random. Teknik ini dikenal dengan teknik
secara acak. Artinya kita bisa memilih sampel dari populasi dengan cara acak seperti dengan mengundi dan sebagainya.
1.6.3 Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data perlu adanya instrumen atau alat tertentu yang sejalan dengan masalah tentang metode penelitian. Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian
(16)
(Sutedi, 2009 : 155). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berbentuk tes dan non tes.
Menurut Sutedi (2009 : 157), tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulisan. Tes tulisan berupa bentuk tes objektif yaitu, completion (menyelesaikan kalimat/isian pendek).
Sedangkan non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, yaitu salah satu instrumen pengumpulan data penelitian yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan informasi atau keterangan siswa. Dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis angket tertutup (siswa dalam memberikan jawabannya), dan menggunakan jenis angket langsung (informasi yang diperoleh siswa) terhadap penggunaan
gesture pada pengajaran verba (doushi) tersebut.
1.6.4 Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengolahan data statistik komparansional dan teknik pengolahan data angket.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sutedi (2009 : 228) bahwa statistik komparasional digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada-tidaknya perbedaan antara dua variabel (atau lebih) yang sedang diteliti. Disini penulis menggunakan teknik pengolahan data statistik komparansional untuk mengetahui ada-tidaknya perbedaan hasil evaluasi antara pengajaran verba (doushi) dengan latihan menggunakan gesture dan pengajaran verba (doushi) dengan latihan tanpa menggunakan gesture, dan berapa besar pengaruh penerapan penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi).
Dan teknik pengolahan data angket dilakukan dengan cara melihat frekuensinya. Frekuensi dapat berupa presentase jumlah jawaban siswa.
(17)
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi yang merupakan laporan hasil penelitian ini yang secara sistematis dibagi menjadi lima bab. Bab satu berupa pendahuluan, di dalamnya dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat pelitian, definisi operasional, anggapan dasar dan hipotesis, metode penelitian (metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengolahan data), sistematika penulisan. Pada bab dua dibahas mengenai landasan teoritis di dalamnya di antaranya dibahas mengenai pengertian pembelajaran dan pengajaran, hasil belajar, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, gesture (latar belakang
gesture, pengertian gesture, bentuk-bentuk gesture), kelas kata dalam bahasa
Jepang (pengertian dan ciri-ciri doushi, jenis-jenis doushi, klasifikasi doushi dalam buku sakura jilid 2, klasifikasi meishi dalam buku sakura jilid 2). Pada bab tiga akan dibahas mengenai metode penelitian yang mencangkup metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian (instrumen tes, angket), teknik pengolahan data (tes, angket), analisis butir soal, validitas, dan reabilitas instrumen (analisis butir soal, uji validitas, uji reabilitas), prosedur pelaksanaan penelitian. Pada bab empat akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan yang mencangkup deskripsi data postest, pengolahan data
postest, pengolahan data angket, pembahasan. Sedangkan pada bab terakhir
yaitu bab lima akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi sehubungan dengan bab-bab yang sebelumnya.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (method = tata cara). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni, merupakan eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok yang dipilih secara random (secara acak). Kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan, sedangkan kelompok dua sebagai kelas control tidak. Pada kelas eksperimen pengajaran verba (doushi) dengan menggunakan gesture, sedangkan pada kelas kontrol tidak. Penelitian dengan prosedur eksperimen murni ditempuh dengan tahapan berikut :
1. Tahap 1, pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara random (secara acak).
2. Tahap 2, pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen yaitu mengajarkan verba (doushi) dengan menggunakan gesture.
3. Tahap 3, pelaksanaan postest di kelas eksperimen.
4. Tahap 4, pelaksanaan penelitian di kelas kontrol yaitu mengajarkan verba (doushi) tanpa menggunakan gesture .
5. Tahap 5, pelaksanaan postest di kelas kontrol
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
R X � R �
(19)
(http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdfposttest-only control group design)
Keterangan :
R : random/ acak
X : treatment/perlakuan kepada siswa (penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi))
: postest (untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan
treatment dengan penggunaan gesture dalam pengajaran verba
(doushi))
: postest (untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan
treatment tanpa menggunakan gesture dalam pengajaran verba
(doushi))
Rumus yang digunakan untuk menghitung efektivitas eksperimen adalah
Keterangan :
=
= mean (nilai rata-rata) variabel X = mean (nilai rata-rata) variabel Y
= standar error perbedaan mean X dan mean Y � =
(20)
3.2 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa SMA. Populasinya adalah siswa SMAN 1 Lembang kelas XI. Selanjutnya, diambil sampel dua kelas dari sembilan kelas yang ada, yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol .
Adapun alasan peneliti memilih SMAN 1 Lembang sebagai tempat penelitian di antaranya sebagai berikut :
1. Karena saat pelaksanaan penelitian, penulis sedang menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 1 Lembang, sehingga untuk kemudahan dalam pelaksanaan penelitian maka dipilihlah SMAN 1 Lembang sebagai tempat penelitian.
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Data dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan bahasa Jepang siswa, khususnya dalam verba (doushi) bentuk masu setelah diterapkannya gesture.
3.3.1 Instrumen Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
http://wiliandalton.blogspot.com/2009/03/pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-dan.html
Tes dilakukan satu kali yaitu postest yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.
Postest dalam bentuk soal completion (menyelesaikan kalimat/isian pendek) dan soal yang diberikan sebanyak 15 butir soal. Untuk soal postest di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam indikator dan jumlah soalnya sama. Dan penilaian hasil tes menggunakan penilaian dengan standar nilai 10-100.
(21)
Di bawah ini dapat dilihat bobot nilai tes soal completion (menyelesaikan kalimat/isian pendek) :
Tabel 3.1 Bobot Nilai Tes Soal Completion Jawaban Nilai
Benar 10
Salah 0
3.3.2 Angket
Instrumen lainnya dalam penelitian ini adalah berupa angket. Angket merupakan salah satu instrumen pengumpulan data penelitian yang diberikan kepada siswa yang berupa daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari siswa. Dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis angket tertutup (siswa dalam memberikan jawabannya), dan menggunakan jenis angket langsung (informasi yang berhubungan dengan diri siswa) sebanyak 13 pertanyaan.
Angket ini diberikan diakhir seluruh kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan sikap siswa terhadap pengajaran verba (doushi) dengan menggunakan gesture.
Pengolahan dilakukan dengan melihat presentasi jumlah jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menjumlahkan setiap jawaban angket 2. Menyusun frekuensi jawaban
3. Membuat tabel frekuensi
4. Menghitung presentase dari setiap jawaban
3.4 Teknik Pengolahan Data
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari nilai tes akhir (postest) kelas eksperimen dan nilai tes ahir (postest) kelas kontrol
(22)
dan angket yang diberikan kepada sampel penelitian. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengolahan data dengan perincian sebagai berikut :
3.4.1 Tes
Bentuk tes dalam penelitian ini adalah completion (menyelesaikan kalimat/isian pendek) yang digunakan pada saat postest. Cara penilaian bentuk completion adalah skor sama dengan jumlah jawaban yang benar.
Rumus penskorannya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= skor
∑ = jumlah jawaban yang benar
Berikut ini adalah tahap-tahap pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Mencari mean kedua variabel dengan rumus :
Keterangan :
= mean (nilai rata-rata) variabel X = mean (nilai rata-rata) variabel Y ∑ = jumlah variabel X
∑ = jumlah variabel Y
= jumlah siswa variabel X = jumlah siswa variabel Y
2. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus :
� = ∑
= ∑
=
∑
� = ∑
� =
∑
(23)
Keterangan :
= standar deviasi variabel X
= standar deviasi variabel Y
∑ = jumlah siswa variabel X (di sini harus dikuadratkan)
∑ = jumlah siswa variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
= jumlah siswa variabel X = jumlah siswa variabel Y
3. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan rumus :
Keterangan :
= standar error mean variabel X
= standar error mean variabel Y = standar deviasi variabel X
= standar deviasi variabel Y
= jumlah siswa variabel X = jumlah siswa variabel Y
4. Mencari standar error perbedaan mean X dan mean Y dengan rumus :
= �
− =
� −
=
(24)
Keterangan :
= standar error mean variabel X dan mean variabel Y
= standar error mean variabel X (di sini harus dikuadratkan)
= standar error mean variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
5. Mencari nilai dengan rumus :
Keterangan :
=
= mean (nilai rata-rata) variabel X
= mean (nilai rata-rata) variabel Y
= standar error perbedaan mean X dan mean Y
6. Memberikan interpretasi terhadap nilai tersebut.
Hk : Terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
7. Membandingkan nilai dengan nilai t tabel.
Hk diterima apabila nilai
Hk ditolak apabila nilai
� =
(25)
3.4.2. Angket
Data hasil angket dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = presentase jawaban
f = frekuensi setiap jawaban dari responden N = jumlah responden
(Sudjiono, 2001:40-41)
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus di atas, kemudian Permana menafsirkan hasil angket tersebut sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tafsiran Analisis Hasil Angket :
Presentase Penjelasan
0% Tidak seorang pun
0% P 25% Sebagian kecil
25% P Hampir setengahnya
P = 50% Setengahnya
50% P 75% Sebagian besar
75% P Hampir seluruhnya
P = 100% Seluruhnya
3.5 Analisis Butir Soal, Validitas dan Reabilitas Instrumen
Instrumen penelitian yang berupa tes sebelum digunakan perlu diuji kelayakannya, yaitu dengan menggunakan statistik. Uji kelayakan instrumen berupa analisis butir soal, dan uji validitas serta reabilitasnya.
3.5.1 Analisis Butir Soal
Analisis butir soal mencangkup tingkat kesukaran (TK), daya pembeda (DP) dengan rumus sebagai berikut :
1. Analisis Tingkat Kesukaran (TK) dengan rumus : P = �
� x 100%
�= ��+ × ��− � × � �
(26)
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
SkA = jumlah skor jawaban kelompok atas SkB = jumlah skor jawaban kelompok bawah
n = jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah
= skor maksimal
= skor minimal
(Sutedi, 2009:216) Penafsirannya :
Tabel 3.3 Tafsiran Tingkat Kesukaran Presentase Penjelasan
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
2. Analisis Daya Pembeda (DP) dengan rumus :
Keterangan :
= daya pembeda
SkA = jumlah skor jawaban kelompok atas SkB = jumlah skor jawaban kelompok bawah
n = jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah
= skor maksimal
= skor minimal
(Sutedi, 2009:217) Penafsirannya :
� = � − �
(27)
Tabel 3.4 Tafsiran Daya Pembeda Presentase Penjelasan
0,00 – 0,25 Rendah (lemah)
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 –1,00 Tinggi (kuat)
3.5.2 Uji Validitas
Kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang hendak diukurnya (Sutedi, 2009 : 157). Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Untuk menguji validitas dari instrumen penelitian ini, penulis telah mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. Selain itu, penulis menggunakan rumus Product Moment.
Keterangan :
= angka korelasi variabel X dan variabel Y
= jumlah siswa
∑ = jumlah variabel X dan variabel Y
∑ = jumlah variabel X
∑ = jumlah variabel Y
∑ = jumlah variabel X (di sini harus dikuadratkan) ∑ = jumlah variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
3.5.3 Uji Reabilitas
Untuk menguji reabilitas perangkat tes dalam penelitian ini, penulis melakukan teknik belah dua dengan menggunakan rumus
Product Moment, yaitu sebagai berikut :
� = ∑ − ∑ ∑
∑ − ∑ ∑ − ∑
� = ∑ − ∑ ∑
(28)
Keterangan :
= angka korelasi variabel X dan variabel Y
= jumlah siswa
∑ = jumlah variabel X dan variabel Y
∑ = jumlah variabel X
∑ = jumlah variabel Y
∑ = jumlah variabel X (di sini harus dikuadratkan) ∑ = jumlah variabel Y (di sini harus dikuadratkan)
Dikarenakan angka korelasi dengan teknik belah dua ini tingkat reabilitasnya hanya berlaku untuk separuh tes, setelah menggunakan rumus di atas, maka harus dilanjutkan dengan mengunakan rumus berikut :
Keterangan :
r = angka korelasi
(Sutedi, 2009:222)
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dalam pengambilan data penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu 6 kali pertemuan di kelas eksperimen dan 6 kali pertemuan di kelas kontrol, sebagai berikut :
Pada Kelas Eksperimen di Kelas XI IPA 4 :
1. Pertemuan 1-5, tanggal 22 Februari 2013, 1 Maret 2013, 8 Maret 2013, 15 Maret 2013, 22 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi) dalam bentuk masu dengan menggunakan gesture di kelas eksperimen. Pada kegiatan ini diharapkan siswa dapat memperoleh informasi verba (doushi) sehari-hari dari melihat gesture.
(29)
Pada pertemuan ini, saat proses belajar mengajar, siswa diajarkan materi verba (doushi) sehari-hari dalam bentuk masu. Setelah semua materi telah disampaikan, kemudian guru mengajarkan verba (doushi) sehari-hari dalam bentuk masu dengan memberikan terlebih dahulu contoh suatu konteks kalimat rumpang, kemudian guru tersebut memberikan petunjuk dengan menggunakan gesture di depan para siswa agar siswa dapat menyelesaikan konteks kalimat tersebut. Dalam pengajaran verba (doushi) dengan menggunakan gesture ini terbagi atas empat tahap yaitu, tahap persiapan, pra kegiatan, kegiatan, pasca kegiatan.
a. Persiapan
Guru mengkondisikan siswa ke dalam situasi belajar yang kondusif b. Pra kegiatan
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan c. Kegiatan
1) Guru memberikan contoh konteks kalimat rumpang, kemudian diikuti gerakan gesture dengan latihan pengulangan dan latihan pergantian (kelas – kelompok - perorangan)
2) Guru memberikan contoh konteks kalimat rumpang, kemudian meminta 1-2 orang siswa untuk melakukan gesture dan siswa yang lain menjawab konteks kalimat rumpang tersebut dengan latihan pengulangan dan latihan pergantian (kelas – kelompok - perorangan) 3) Guru memantau dan memastikan siswa melakukan kegiatan
d. Pasca Kegiatan
1) Guru memberikan penguatan atas kegiatan siswa tersebut
2) Siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan hasil kegiatan tersebut
2. Pertemuan 6, tanggal 29 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi) dalam bentuk masu dengan menggunakan gesture. Kemudian, diberikan
(30)
Pada Kelas Kontrol di Kelas XI IPA 3 :
1. Pertemuan 1-5, tanggal 23 Februari 2013, 2 Maret 2013, 9 Maret 2013, 16 Maret 2013, 23 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi) dalam bentuk masu dengan tanpa menggunakan gesture di kelas kontrol. Pada pertemuan ini, dalam prosedur pelaksanaannya seperti pengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya materi, lama latihan, dan lain-lain dengan forsi yang sama dengan kelas eksperimen, hanya saja yang membedakannya adalah pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (treatment) gesture dalam pengajaran verba (doushi).
2. Pertemuan 6, tanggal 30 Maret 2013, diberikan pengajaran verba (doushi) dalam bentuk masu tanpa menggunakan gesture. Kemudian, diberikan
postest di kelas kontrol.
Berikut ini adalah salah satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai verba (doushi) bentuk masu :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 1 LEMBANGKelas / Program : XI / IPA
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x Pertemuan)
A.Standar Kompetensi
2. Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari
(31)
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyampaikan berbagai informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun.
C.Indikator
1. Menyampaikan informasi sederhana tentang kegiatan sehari-hari
2. Mengaplikasikan bahasa dengan baik, benar, dan santun
D.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyampaikan informasi sederhana tentang kegiatan sehari-hari melalui gesture
2. Siswa dapat mengaplikasikan bahasa melalui latihan konteks kalimat rumpang dengan baik, benar, dan santun
E. Materi Pembelajaran
Pembelajaran Kata Kerja (doushi)
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach)
Metode Pembelajaran : Metode GTM (Grammar Translation Method)
G.Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal / Pendahuluan (10 menit)
Guru memberikan salam, berdoa (religius), dan mengabsen siswa (disiplin)
a. Apersepsi
Guru menyampaikan apersepsi dengan cara pengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
(32)
Guru :
- Apa saja kegiatan yang biasa anda lakukan sehari-hari?
b. Motivasi
- Guru memotivasi siswa ke dalam situasi belajar yang kondusif - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Kegiatan Inti (65 menit) a. Ekspolarasi (30menit)
1) Pengenalan Kosakata
1 あ い mencuci muka
2 menggosok gigi
3 ャワ― / あ mandi shower/biasa
4 makan
5 う minum koocha
6
ぶ / /
membaca surat kabar/majalah/komik
7 /
mendengarkan musik/radio
8 / え menulis surat/melukis
9 テレビ / えい menonton TV/film
10 ゅ い mengerjakan PR
11 う belajar
12 い berdoa
13 mencuci
14 そう bersih-bersih
(33)
16 い berbelanja
17 berbicara
18 サッ ― bermain bola
19 パ―テ ― berpesta
20 ン berdansa
ケ―ム
memainkan suatu permainan
22 tidur
23 bangun tidur
24 い pergi
25 datang
26 え pulang
27 ( ) あい bertemu (dengan teman)
28 berenang
29 berdiri
30 あそ bermain
31 う う い bernyanyi
32 ギ ― memetik gitar
33 う memasak
34 mengambil foto
(Namun, setiap pertemuan hanya belajar 5-6 kosakata)
Latihan Pengulangan
Guru : う
Siswa : う
Kelas – Kelompok – Perorangan
(34)
2) Pola Kalimat
KB (keterangan waktu) KK (bentuk-masu)
Pola kalimat ini digunakan untuk menyatakan kegiatan yang disertai dengan objek.
Contoh :
あ
Latihan Pengulangan
Guru : あ
Siswa : あ
Kelas – Kelompok – Perorangan
Latihan Pergantian
あ
Diganti dengan あ い
あ , dan lain-lain
Kelas – Kelompok – Perorangan
Latihan Tanya Jawab
Guru : あ
Siswa :
Diganti dengan あ い
あ , dan lain-lain.
(35)
b. Elaborasi (30menit) Kegiatan :
- Guru memberikan contoh konteks kalimat rumpang, seperti :
あ ...
う ...
わ う ...
う ...
Selanjutnya melakukan gesture sebagai petunjuk bagi siswa. Kelas – Kelompok – Perorangan
- Guru memberikan suatu konteks kalimat, kemudian meminta 1-2 orang siswa untuk memperagakan kata kerja (doushi) di depan kelas, dan siswa yang lain menyebutkan kata kerja apa yang sesuai dengan peragaan dari geture tersebut.
Kelas – Kelompok – Perorangan
c. Konfirmasi (5 menit)
- Memberikan umpan balik positif dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat terhadap keberhasilan siswa (menghargai prestasi)
- Siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan hasil kegiatan tersebut (tanggung jawab, kreatif)
3. KegiatanAkhir / Penutup (15menit)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya - Guru mengadakan evaluasi secara individual
(36)
H.Buku Sumber
Buku Pelajaran Bahasa Jepang SAKURA Jilid 2 The Japan
Foundation, Jakarta 2009
I. Evaluasi
Bentuk valuasi : Tertulis Contoh evaluasi :
Terjemahkan ke dalam bahasa Jepang!
1. Saya bertemu dengan teman. 2. Saya bermain di taman 3. Ari berenang di laut 4. Ayah pulang ke rumah
Kunci Jawaban :
1. わ あい
2. わ うえ あそ
3. う
(37)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2012/2013 mengenai “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi)”, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan dengan menggunakan gesture adalah dengan memperoleh nilai rata-rata postest sebesar 84,3.
2. Kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan tanpa menggunakan gesture adalah dengan memperoleh nilai rata-rata postest sebesar 63,75.
3. Terdapat perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI yang diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan tanpa menggunakan gesture yaitu diketahui dari perhitungan sebesar 4,72 lebih tinggi dari dengan pada taraf signifikan 1% sebesar 2,71 ( = 4,72 2,71) yang berarti bahwa penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi) terbukti efektif. 4. Tanggapan siswa (80%) menyukai terhadap penggunaan gesture dalam
pengajaran verba (doushi)
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat saran yang perlu penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
(38)
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian baru dari hasil penelitian ini yaitu dengan materi atau sekolah yang berbeda sehingga aspek keterampilan berbahasa dapat terfasilitasi sepenuhnya.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Dahlia. (2011). Pengertian Pengajaran. [Online]. Tersedia: http://diarydahlia.blogspot.com/2011/09/pengertian-pengajaran.html [22 Februari2013]
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Buku Pelajaran Bahasa Jepang Sakura
Jilid 2. Jakarta: The Japan Foundation.
Feblitan. (2010). Makalah Bahasa Tubuh. [Online]. Tersedia: http://feblitan.wordpress.com/2010/05/10/makalah-komunikasi-bahasa-tubuh/[23 Februari2013]
Kurniawan, D. (2001). Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama.
Liliweri Alo. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Nursyahidah, F. (2012). Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia: http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitianeksperimen _farida.pdfposttest-only control group design [9 Maret 2013]
Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Rouli, H. (2009). Pembelajaran Kosakata Verba Bahasa Jepang melalui Media
(40)
Sudjianto dan Dahidi, A. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.
Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, D. (2012). Definisi Kelas Kata. [Online]. Tersedia: http://desisusanti16.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html [23 Februari2013]
Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang : Panduan bagi Guru
dan Calon Guru dalam Meneliti Bahasa Jepang dan Pengajarannya.
Bandung: Humaniora.
Widyanti, R. (2012). Mengenai Gesture Orang Jepang. [Online]. Tersedia: http://renychan18.blogspot.com/2012/09/mengenal-gesture-orang-jepang.html [23 Februari2013]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran [22 Februari2013] http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat [23 Februari2013]
http://wiliandalton.blogspot.com/2009/03/pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-dan.html [9 Maret 2013]
(41)
(1)
Dian Angella, 2013
Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) Dalam Pengajaran Verba (Doushi) Di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu H.Buku Sumber
Buku Pelajaran Bahasa Jepang SAKURA Jilid 2 The Japan Foundation, Jakarta 2009
I. Evaluasi
Bentuk valuasi : Tertulis Contoh evaluasi :
Terjemahkan ke dalam bahasa Jepang! 1. Saya bertemu dengan teman.
2. Saya bermain di taman 3. Ari berenang di laut 4. Ayah pulang ke rumah
Kunci Jawaban :
1. わ あい
2. わ うえ あそ
3. う
(2)
Dian Angella, 2013
Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) Dalam Pengajaran Verba (Doushi) Di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2012/2013 mengenai “Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) dalam Pengajaran Verba (Doushi)”, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan dengan menggunakan gesture adalah dengan memperoleh nilai rata-rata postest sebesar 84,3.
2. Kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI SMAN 1 Lembang setelah diberikan latihan tanpa menggunakan gesture adalah dengan memperoleh nilai rata-rata postest sebesar 63,75.
3. Terdapat perbedaan kemampuan verba (doushi) siswa kelas XI yang diberi latihan dengan menggunakan gesture dan latihan tanpa menggunakan gesture yaitu diketahui dari perhitungan sebesar 4,72 lebih tinggi dari dengan pada taraf signifikan 1% sebesar 2,71 ( = 4,72 2,71) yang berarti bahwa penggunaan gesture dalam pengajaran verba (doushi) terbukti efektif. 4. Tanggapan siswa (80%) menyukai terhadap penggunaan gesture dalam
pengajaran verba (doushi)
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat saran yang perlu penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
(3)
Dian Angella, 2013
Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) Dalam Pengajaran Verba (Doushi) Di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian baru dari hasil penelitian ini yaitu dengan materi atau sekolah yang berbeda sehingga aspek keterampilan berbahasa dapat terfasilitasi sepenuhnya.
(4)
Dian Angella, 2013
Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) Dalam Pengajaran Verba (Doushi) Di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Dahlia. (2011). Pengertian Pengajaran. [Online]. Tersedia: http://diarydahlia.blogspot.com/2011/09/pengertian-pengajaran.html [22 Februari2013]
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Buku Pelajaran Bahasa Jepang Sakura Jilid 2. Jakarta: The Japan Foundation.
Feblitan. (2010). Makalah Bahasa Tubuh. [Online]. Tersedia: http://feblitan.wordpress.com/2010/05/10/makalah-komunikasi-bahasa-tubuh/[23 Februari2013]
Kurniawan, D. (2001). Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama.
Liliweri Alo. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Nursyahidah, F. (2012). Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia: http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitianeksperimen _farida.pdfposttest-only control group design [9 Maret 2013]
Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Rouli, H. (2009). Pembelajaran Kosakata Verba Bahasa Jepang melalui Media Animasi. Bandung: UPI Bandung (Tidak dipublikasikan)
(5)
Dian Angella, 2013
Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) Dalam Pengajaran Verba (Doushi) Di Kelas XI SMAN 1 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sudjianto dan Dahidi, A. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.
Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, D. (2012). Definisi Kelas Kata. [Online]. Tersedia: http://desisusanti16.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html [23 Februari2013]
Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang : Panduan bagi Guru dan Calon Guru dalam Meneliti Bahasa Jepang dan Pengajarannya. Bandung: Humaniora.
Widyanti, R. (2012). Mengenai Gesture Orang Jepang. [Online]. Tersedia: http://renychan18.blogspot.com/2012/09/mengenal-gesture-orang-jepang.html [23 Februari2013]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran [22 Februari2013] http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat [23 Februari2013]
http://wiliandalton.blogspot.com/2009/03/pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-dan.html [9 Maret 2013]
(6)
Dian Angella, 2013
Efektivitas Penggunaan Gesture (Gerak Isyarat) Dalam Pengajaran Verba (Doushi) Di Kelas XI SMAN 1 Lembang