PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NO. 094168 SIMPANG NAGAPANEI SIMALANGUN TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

IPA PADA SISWA KELAS V SD NO. 094168

SIMPANG NAGAPANEI SIMALUNGUN

TAHUN AJARAN 2013/2014

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

MASTON NAINGGOLAN NIM. 8116182032

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRACT

Maston Nainggolan NIM. 8116182032. Application of Contextual Approach to Increase Activity and Learning Outcomes Science in Class V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simelungun Year 2013/2014.

This study used a qualitative approach with classroom action research (PTK). The Subjects in this study were students of class V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun Year 2013/2014 as many as 28 students. The data which collected in this study is student whom learning activity data collected by observation and data of learning student result which collected by did the tests. Data were analyzed with descriptive comparative statistical analysis techniques. The results showed, the average score of student learning activities in the first cycle and the second cycle, respectively for: 11.87 and 15.10. With successive categories: "active enough", and "active". This is indicated by the percentage increase of average scores of the students' learning activities from first cycle to second cycle of 27.21%. The average value of student learning outcomes () mastery learning (KB), and absorption (DS) in the first cycle and the second cycle, respectively for: 64.57; 53.57%; and 64.57%, and 76.60; 89.2%; and 76.60%. Increase of average percentage value of student learning outcomes () mastery learning (KB), and absorption (DS) from first cycle to second cycle, respectively for: 18.63%, 66.51%, and 18.63% . Based on the results of research and discussion, it can be concluded that the application of a contextual approach to increase in activity and student learning outcomes in science learning material of the human digestive tract fifth grade elementary school students No.094168 Simpang Nagapanei Year 2013/2014. So for science teachers as fifth grade elementary school teachers No. 094168 Simpang Simelungun Nagapanei advised to apply learning with contextual approach to get the further improving the activity and student learning outcomes, and to further research is recommended to conduct further research on the contextual approach to learn science in diiierent school or in different subjects so that activities and student learning outcomes can be improved.


(6)

ii ABSTRAK

Maston Nainggolan, NIM. 8116182032. Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014 sebanyak 28 orang siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa yang dikumpulkan dengan teknik observasi dan data hasil belajar siswa yang dikumpulkan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukan, rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 11,87 dan 15,10. Dengan kategori berturut-turut: “cukup aktif”, dan “aktif”. Hal ini ditunjukkan dengan persentase peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 27,21%. Rata-rata nilai hasil belajar siswa (X ) ketuntasan belajar (KB), dan daya serap (DS) pada siklus I dan siklus II

berturut-turut sebesar: 64,57; 53,57%; dan 64,57%, dan 76,60; 89,2%; dan 76,60%. Persentase peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa (X ) ketuntasan

belajar (KB), dan daya serap (DS) dari siklus I ke siklus II, berturut-turut sebesar: 18,63%, 66,51%, dan 18,63%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan kontekstual terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia pada siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei T.A 2013/2014. Sehingga bagi guru IPA sebagai guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun disarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual agar dapat lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dengan judul:

” Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014” ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd selaku pembimbing II yang di tengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan yang mendalam dan memberikan motivasi mulai dari awal sampai akhir.

2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd. Bapak Dr. Deni Setiawan, M.Si selaku Narasumber yang telah memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan, dan Asisten Direktur I, dan II Program Pascasarjana Unimed, yang telah memberikan kesempatan serta bantuan administrasi selama pendidikan di Universitas Negeri Medan.


(8)

iv

4. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis ini, Bapak putra sebagai staf Prodi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed. 5. Ibu Osdemina Purba selaku Plt Kepala SD No.094168 Simpang Nagapanei,

yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di SD yang beliau pimpin, termasuk dalam pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, serta guru-guru dan staf administrasi yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

6. Kedua Orang tua Bapak Dahalam Nainggolan/Ibu Tiarma Sitio dan Istri Siti Warni Purba, S.Keb yang selalu memberikan dorongan semangat, bantuan moril dan materil serta dengan tabah mendampingi selama mengikuti perkuliahan maupun penyelesaian tesis ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa di Program Studi Pendidikan Dasar (S-2) PPs Unimed yang telah memberikan bantuan yang berarti baik berupa sumbangan pikiran, dorongan, dan lain sebagainya, baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan tesis ini.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan, dengan harapan semoga semua amal baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa hasil karya tulis ini masih jauh dari sempurna, sebab itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan penulisan-


(9)

v

selanjutnya, namun demikian penulis tetap berharap bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Medan, Maret 2015 Penulis


(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRACT --- i

ABSTRAK --- ii

KATA PENGANTAR --- iii

DAFTAR ISI --- vi

DAFTAR TABEL --- vii

DAFTAR GAMBAR --- viii

DAFTAR LAMPIRAN --- ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah --- 1

1.2. Identifikasi Masalah ---6

1.3. Batasan Masalah --- 7

1.4. Rumusan Masalah --- 7

1.5. Tujuan Penelitian --- 8

1.6. Manfaat Penelitian --- 8

1.7. Defenisi Operasional --- 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis --- 13

2.1.1. Pengertian Belajar --- 13

2.1.2. Pengertian Pembelajaran --- 15

2.1.3. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual --- 15

2.1.4. Aktivitas dan Hasil Belajar --- 25

2.1.4.1 Aktivitas Belajar --- 25

2.1.4.2 Hasil Belajar --- 27

2.1.5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) --- 36

2.1.6. Materi Pelajaran --- 39

2.1.6.1. Pembelajaran Alat Pencernaan Makanan Pada Manusia --- 39

2.1.6.2. Penyakit Yang Menyerang Pada Alat Pencernaan Manusia --- 44

2.1.6.3. Alasan Memilih Materi Alat Pencernaan Makanan Pada Manisia --- 48

2.2. Penelitian Yang Relevan --- 55


(11)

vii

2.4. Hipotesis Penelitian --- 58

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian --- 59

3.2. Subjek Penelitian --- 59

3.3. Variabel Penelitian --- 59

3.4. Pendekatan dan Jenis Penelitian --- 60

3.5. Data dan Sumber Data --- 62

3.6. Teknik Pengumpulan Data --- 64

3.7. Teknik Analisis Data --- 67

3.8. Pengecekan Keabsahan Data --- 70

3.9. Prosedur Penelitian --- 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian --- 81

4.1.1. Hasil Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa --- 81

4.1.2. Hasil Analisis Data Terhadap Hasil Belajar Siswa --- 82

4.2. Pembahasan --- 83

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan --- 89

5.2. Implikasi --- 89

5.3..Saran --- 91


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget --- 51

Tabel 3.1. Aspek-Aspek Aktivitas Belajar --- 65

Tabel 3.2. Teknik Penskoran Tes Uraian --- 66

Tabel 3.3. Pedoman Kriteria aktivitas Belajar Siswa --- 67

Tabel 3.4. Pedoman Konversi Tingkat Aktivitas Belajar Siswa --- 68

Tabel 3.5. Pedoman Konversi Tingkat Aktivitas Mengajar Guru --- 68

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa --- 81

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Aanalisis Data Aktivitas Guru --- 81

Tabel 4.3. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siswa --- 83


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Saluran Percernaan Manusia --- 40

Gambar 2.2. Rongga Mulut dan Macam-Macam Gigi --- 40

Gambar 2.3. Penampang Lidah --- 41

Gambar 2.4. Lambung --- 43

Gambar 2.5. Usus Halus --- 43

Gambar 2.6. Usus Besar --- 43

Gambar 2.7. Mag (Radang Lambung) --- 45

Gambar 2.8. Apendistis (Radang Ambai Cacing) --- 46

Gambar 2.9. Disentri --- 46


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus --- 96

Lampiran 2. Daftar NamaSubjek Penelitian --- 98

Lampiran 3. Daftar Nama Kelompok Diskusi --- 99

Lampiran 4. Aspek Indikator dan Deskriptor Aktivitas Pembelajaran ---100

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I---101

Lampiran 6. Materi Bagian dan fungsi Organ Pencernaan Manusia ---106

Lampiran 7. Media Pembelajaran Siklus I Pertemuan I---108

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ---109

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ---111

Lampiran 10. Materi Ajar Penyakit Pada Alat Pencernaan Manusia ---116

Lampiran 11. Media Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ---118

Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ---119

Lampiran 13. Pengembangan Test Hasil Belajar Aiswa Siklus I ---122

Lampiran 14. Test Hasil Belajar Siklus I ---124

Lampiran 15. Kunci Jawaban Test Siklus I ---127

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I --129

Lampiran 17. Materi Ajar Kandungan Zat dalam Makanan Bergizi ---134

Lampiran 18. Media Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ---137

Lampiran 19. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ---138

Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II --143

Lampiran 21. Materi Ajar Menu Makanan Bergiji Seimbang ---148


(15)

xi

Lampiran 23. Lembar Kerja Siswa Siklus II ---150

Lampiran 24. Pengembangan Test Hasil Belajar Siswa Siklus II ---152

Lampiran 25. Test Hasil Belajar Siswa Siklus II ---154

Lampiran 26. Kunci Jawaban Test Siklus II ---157

Lampiran 27. Angket Aktivitas Guru Terhadap Pembelajaran ---158

Lampiran 28. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ---160

Lampiran 29. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ---174

Lampiran 30. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ---162

Lampiran 31. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ---163

Lampiran 32. Analisis Data Hasil Pre-Test Belajar Siswa ---164

Lampiran 33. Analisis Data Aktivitas Guru Pada Siklus I ---166

Lampiran 34 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ---167

Lampiran 35. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ---168

Lampiran 36. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ---169

Lampiran 37. Catatan Lapangan ---171

Lampiran 38. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ---173

Lampiran 39. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ---174

Lampiran 40. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ---175


(16)

xii

Lampiran 42. Perhitungan Prestasi Peningkatan Rata-Rata Nilai

Hasil Belajar Siswa ---178 Lampiran 43. Surat Keterangan ---179 Lampiran 44. Daftar Riwayat Hidup ---182


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreativitas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Fungsi lain dari pendidikan adalah mengurangi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan karena ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi problematika hidupnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan perbaikan bidang pendidikan secara terus menerus sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai kemanusiaan agar mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga dihasilkan kesimpulan yang benar. Pendidikan mengandung tiga unsur yaitu proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), produk (kesimpulan yang betul). Oleh karena itu secara prinsip bahwa Ilmu Pengetahuan menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung.


(18)

2

Ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran IPA difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses, yang meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan data, menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memecahkan masalah.

Dalam pembelajaran IPA sangat ditekankan aktivitas belajar, karena akan membawa siswa kepada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pengalaman dan penemuannya sendiri, sepenuhnya untuk merumuskan sendiri konsep dan keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental atau emosional sangat diperlukan agar siswa mudah menyerap informasi yang disampaikan dan memperoleh pengetahuan, pengalaman yang bernilai dan bermanfaat sehingga akhirnya dapat mencapai sejumlah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Tanpa aktivitas, proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

Dalam pelaksanaannya bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih disampaikan guru menggunakan gaya mengajar konvensional sehingga dapat berdampak kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas, dan juga interaksi yang terjadi hanya satu arah, yaitu dari guru kepada siswa dengan metode ceramah.


(19)

3

Metode ini kurang tepat dilaksanakan dalam pembelajaran IPA karena guru lebih aktif dari pada siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun, terungkap bahwa guru masih berperan dominan dalam kegiatan pembelajaran IPA, sebaliknya siswa justru kurang berperan aktif. Hal ini terlihat dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru cenderung menyampaikan materi, sementara siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru.

Ketika pembelajaran berlangsung, tidak ada siswa yang bertanya kepada guru walaupun mereka belum memahami materi tersebut. Siswa juga banyak yang belum berani untuk mengungkapkan pendapat jika ditanya oleh guru. Dalam pembelajaran IPA, siswa seringkali terlihat jenuh/bosan. Hal ini merupakan salah satu pertanda bahwa siswa kurang berminat terhadap pelajaran IPA. Kurangnya minat ini kemungkinan disebabkan siswa belum bisa melihat makna atau fungsi dari materi yang sedang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari keterangan guru tersebut, peneliti juga memperoleh informasi bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tes sumatif Tahun Pelajaran 2013/2014 bahwa rata-rata nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah ≥ 65. Dari 28 siswa, sebanyak 12 siswa belum mencapai KKM. Selain itu, data juga menunjukkan nilai rata-rata terendah 45 dan tertingggi 75. Berdasarkan data, kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan agar hasil belajarnya dapat tercapai secara optimal.


(20)

4

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diupayakan suatu metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar IPA sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun.

Untuk mampu menarik minat siswa dalam belajar, maka belajar hendaknya berkaitan dengan benda-benda nyata dan konkret yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang ada disekitarnya. Sehingga guru dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dalam kelas dengan kehidupan sehari-hari dari siswa. Pembelajaran yang mengaitkan materi ajar dengan dunia nyata dalam proses belajar disebut pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL).

Menurut Rusman (2011:187) “Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL) adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.” Dengan pendekatan kontekstual (CTL) memberikan peluang pada siswa untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuan IPA, sehingga di dalam menyelesaikan suatu masalah IPA siswa benar-benar dibimbing untuk berada dalam kehidupan nyata sehingga lebih mudah untuk dapat menemukan pemecahan masalah atau mencari jawaban dari soal yang diberikan oleh guru.

Dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ada tujuh prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu: konstruktivisme


(21)

5

(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning community), pemodelan (Modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Menurut Johnson dalam Rusman (2011:192), pembelajaran kontekstual mempunyai komponen-komponen pembelajaran, komponen tersebut diantaranya meliputi: menjalin hubungan-hubungan yang bermakna (making meaning ful

connections), mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant

work), melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning),

mengadakan kolaborasi (collaborating), berpikir kritis dan kreatif (critical and

creative thinking), memberikan layanan secara individual (nurturing the

individual), mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high

standards), menggunakan asesmenautentik (using authentic assessment).

Beberapa alasan dalam memilih untuk menerapkan pendekatan kontekstual (CTL) adalah karena pendekatan ini memiliki beberapa keunggulan. Menurut Johnson dalam Dewi (2009:25) keunggulan dari pembelajaran kontekstual adalah: (1) pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan, (2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena


(22)

6

metode pembelajaran kontekstual menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal, (3) kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, (4) kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan, (5) materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru, (6) penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna. Dari beberapa keunggulan di atas semoga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siswa kelas V di SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD No 094168 Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Guru masih berperan dominan dalam kegiatan pembelajaran IPA 2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

3. Siswa jarang bertanya pada guru walaupun mereka belum paham terhadap materi dan kurang berani untuk mengungkapkan pendapat jika ditanya guru.


(23)

7

4. Siswa belum bisa melihat makna atau fungsi dari materi yang sedang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kurang berminat terhadap pelajaran IPA.

5. Hasil belajar IPA masih rendah.

6. Masih kurangnya penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD No. 094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Hasil Belajar IPA yang masih rendah.

2. Kurangnya penerapan pendekatan kontekstual (CTL) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD No. 094168 Simpang Nagapanei Simalungun T.A 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasaan masalah maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan manusia dengan penerapan pendekatan kontekstual di kelas V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi alat pencernaan manusia dengan penerapan pendekatan kontekstual (CTL) di


(24)

8

kelas V SD NO.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia melalui penerapan pendekatan kontekstual (CTL) pada siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat berupa sumbangan pikiran dan masukan yang berarti bagi berbagai pihak, terutama:

1. Bagi Guru, dapat menjadi bahan masukan mengenai model pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual (CTL) untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa di segala bidang sebab model pembelajaran ini merupakan model baru yang inovatif dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengajar untuk dapat mencapai target pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta dapat dijadikan tambahan informasi dan sebagai acuan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat.

2. Bagi Siswa, dengan penerapan pendekatan kontekstual dapat mengubah sikap siswa kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 yang pada awalnya pasif menjadi aktif dalam proses pembelajaran IPA. Serta siswa lebih mudah memahami materi yang


(25)

9

diajarkan, karena materi tersebut dihubungkan langsung dengan situasi nyata siswa sehingga membuat aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

3. Bagi pengelola Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi sekolah dalam rangka membentuk SDM yang berkualitas dan diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran di dalam kelas berupa peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA maupun mata pelajaran yang lain.

4. Sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan untuk merencanakan pembelajaran IPA di SD yang efektif dan efisien serta dapat menjadi masukan bagi peneliti yang sejenis.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran dan beda persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka peneliti perlu menegaskan istilah-istilah untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian.

1. Penerapan

Menurut Poerwadharminta (2003:107), menyatakan bahwa penerapan adalah pelaksanaan dari suatu kegiatan. Selanjutnya menurut Nurkancana (1992:18), penerapan adalah implementasi dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan Sudijono dalam Artawan (2012:9), menyatakan bahwa penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi baru dan konkret.


(26)

10

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penerapan adalah pelaksanaan dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual

Menurut Howey dalam Rusman (2011:190), Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (CTL) adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif atau pun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Sedangkan menurut Setyono (2005:9), menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam proses belajar di kelas.

Dari kedua sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah sebuah metode pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari siswa, sehingga materi pembelajaran dapat terserap oleh siswa dengan baik.

3. Meningkatkan

Meningkatkan adalah menaikan, mempertinggi, dan memperhebat Poerwadarminta (2003:1280), sedangkan menurut Mulyo, (1998:950) meningkatkan adalah upaya untuk menaikkan atau mengangkat diri agar mencapai hasil yang diharapkan atau lebih baik dari yang sebelumnya. Berdasarkan kedua pendapat di atas, disimpulkan bahwa meningkatkan adalah


(27)

11

upaya yang dilakukan guru untuk menaikkan atau mempertinggi kemampuan belajar siswa melalui strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL), sehingga hasil belajar siswa mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Aktivitas Belajar

Istilah aktivitas belajar ini terdiri dari dua istilah, yaitu aktivitas dan belajar. Adapun penjelasan dari masing-masing istilah tersebut adalah sebagai berikut. Menurut Poerwadarminta (2003:20) aktivitas diartikan sebagai “kegiatan, kesibukan.” Sedangkan menurut Sriyono (1992:35:8), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Berdasarkan kedua pendapat yang telah diutarakan tersebut, maka yang dimaksud dengan aktivitas adalah segala kegiatan atau kesibukan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani dan kedua-duanya saling berhubungan.

Menurut Poerwadarminta (2003:121), menyatakan bahwa belajar adalah berusaha, dilatih supaya mendapatkan kepandaian. Sedangkan Slameto (2003:2), berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar ialah perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil latihan atau pengalaman untuk mencapai kepandaian atau ilmu pengetahuan. Berdasarkan uraian tentang aktivitas dan belajar yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa


(28)

12

yang dimaksud aktivitas belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah segala kegiatan atau kesibukan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani sebagai hasil latihan atau pengalaman untuk mencapai kepandaian atau ilmu pengetahuan.

5. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005:44) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Dimyati (1999:12) dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan dan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang diterapkan.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar ini dapat diketahui setelah guru memberikan evaluasi belajar.

6. IPA

Dalam pembelajaran IPA di tingkat SD/MI yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di semester I membahas tentang materi IPA biologi dan di semester II membahas tentang materi IPA fisika. Sehingga penulis memilih penelitian di semester I dan lebih mengkhususkan pada materi pokok alat pencernaan manusia.


(29)

89

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada peningkatan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD No 094168 Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini dilihat dari skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebesar “11,87” dengan kategori “Cukup Aktif”, meningkat pada siklus II sebesar “15,10” yang berkategori “Aktif”

2. Ada peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD No 094168 Simpang Nagapanei Simalungun Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukan dengan persentase peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa (X ), ketuntasan

belajar (KB), dan daya serap (DS) dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar 18,63%, 66,51%, dan 18,63%.

5.2. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru-guru mata pelajaran IPA dalam melakukan pembelajaran di kelas. Karena dalam penelitian ini telah dilakukan penerapan suatu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan kontekstual yang disesuaikan dengan kondisi kelas yang sebenarnya. Penemuan tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan instruksional. Dalam pengembangan instruksional faktor tujuan pembelajaran, jenis materi, karakteristik siswa, dan strategi pembelajaran memang merupakan faktor yang sangat menentukan.


(30)

90

Namun pengelolaan sebuah kegiatan pembelajaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut perlu dilakukan dalam bentuk tindakan yang berulang-ulang dan senantiasa diperbaiki perencanaannya. Sebagaimana terbukti pada penelitian ini bahwa sebuah strategi pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Penelitian ini memiliki implikasi bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan target yang ingin dicapai guru. Di samping meningkatkan hasil belajar, penerapan pendekatan kontekstual juga meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa yang pada awalnya rendah, dapat ditingkatkan melalui perpaduan pembelajaran pendekatan kontekstual dengan pembelajaran kooperatif. Hal ini disebabkan karena pendekatan kontekstual membawa siswa pada suasana yang sudah dikenalnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat mudah untuk dipahami dan dikomunikasikan dengan orang lain.

Peningkatan aktivitas belajar tentunya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar, sebab jika aktivitas belajar siswa meningkat berarti siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan yang bermakna bagi dirinya. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar ini disebabkan penerapan dari tujuh komponen kontekstual dalam kegiatan pembelajaran IPA. Dalam kegiatan pembelajaran kebanyakan guru belum terbiasa untuk melakukan menerapkan pendekatan kontekstual. Pembelajaran yang dilakukan biasanya terikat pada penyampaian materi yang tertera di buku paket yang digunakan.

Padahal dengan karakteristik mata pelajaran IPA yang abstrak akan lebih mudah bila dilakukan dengan pendekatan kontekstual. Oleh karena itu perlu


(31)

91

dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran kontekstual maupun strategi pembelajaran lain. Karena tidak semua strategi pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan dinyatakan bisa meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar cocok dengan kelas yang dihadapi oleh masing-masing guru.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penerapan pendekatan kontekstual (CTL) dalam pembelajaran IPA, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Kepada guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun disarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual agar dapat lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti lain

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan. Selain kedua saran yang diatas bahwa tes angket aktivitas guru yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya sempurna karena tes angket tersbut belum di validasi oleh tem ahli , untuk itu pada penelti selanjutnya yang ingin menggunakan tes angket aktivitas guru hendaknya memvalidasi kepada tem ahli terlebihdahulu dan mencocokkan angket tersebut terhadap langkah-langkah pendekatan kontekstual (CTL).


(32)

92

DAFTAR PUSTAKA

Aqib,Z. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Azmiyawati, Choiril. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Depdiknas.2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta:Depdiknas.

Dewi, R. 2009. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika dalam

pembelajaran Segitiga dan Segiempat Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nainggolan Samosir Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Universitas Nomensen.

Djojosoediro, Wasih. 2010. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD. Online at.

http://www.scribd.com/doc/47939487/1/ipasebagaiproses. (accesed 27

Februari 2014)

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Grafika. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Ismihyani. 2000. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran

Tehnik Jigsaw. Bandung: UPI.

Johnson, Elaine B. 2011. Context Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu

Setiawan. Bandung: Kaifa.

Kasbolah, Kasihani. 1998/1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Debdikbud Dirjen Dikti Proyek PGSD.

Kesuma, Dharma, dkk. 2010. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Rahayasa Research and training.


(33)

93

Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.

Khikayati, Laeli. 2010. Penerapan Pendekatan Kontekstual Tipe Inkuiri dalam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pokok Energi Di Kelas IV SD Darussalam Kalibakung Balapulang Tegal. Skripsi: Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.

Moeleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mona, Zulia. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi

Operasi Pecahan dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V MIS AR-RAHMAN Bubun T. A 2011/2012. Tesis: Pendidikan Dasar

Universitas Negeri Medan.

Mudjiono & Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Mulyo, Anton, dkk. 1998. Kamus Besar Indonesia, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Musnira. 2012. Penggunaan Alat Peraga. Online at. http://repository.upi. edu/operator/ upload/s_pgsd_0809688_chapter2.pdf.[accesed 8 Januari 2014]

Nasution, Noehi. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsitro. Nurkanca, I W., & Sunartana, P. P. N. 1992. Evaliasi Hasil Belajar. Surabaya:

Usaha Nasional.

Nurdiana, Lilik. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian dan Pengembangan, (Online), Vol 2 No.1, (http:www. Journal Pembelajaran Kontekstual diakses 18 Januari 2013 pukul 21:33 WIB.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.


(34)

94

Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Siddiq, M. Djauhari, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembalajaran SD. Jakarta: Depdiknas.

Senduk, Agus Gerrad dan Nurhadi. 2003. Pembelajaran kontekstual dalam

penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Setiawan Nyoman, A. G. I. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (online), Vol 2 No 1, (http:www.undikssha. ac.id, diakses 8 Januari 2013 pukul 21.35 WIB.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology Theory and Practice. Massachussetts: Paramount.

Sudjana. Nana. 2005. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sholihin. 2012. Belajar Matematika. Online at. http://dumatika.com/belajar -matematika/. [accesed 28 Maret 2014

Sugandi, Achmad. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka pelajar.


(35)

95

Sriyono, dkk. 1992. Teknis Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Kencana.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Pannen, Paulina, dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta UT. Poerwadarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke tiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asessmen Pembalajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinsggi Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

Namun pengelolaan sebuah kegiatan pembelajaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut perlu dilakukan dalam bentuk tindakan yang berulang-ulang dan senantiasa diperbaiki perencanaannya. Sebagaimana terbukti pada penelitian ini bahwa sebuah strategi pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Penelitian ini memiliki implikasi bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan target yang ingin dicapai guru. Di samping meningkatkan hasil belajar, penerapan pendekatan kontekstual juga meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa yang pada awalnya rendah, dapat ditingkatkan melalui perpaduan pembelajaran pendekatan kontekstual dengan pembelajaran kooperatif. Hal ini disebabkan karena pendekatan kontekstual membawa siswa pada suasana yang sudah dikenalnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat mudah untuk dipahami dan dikomunikasikan dengan orang lain.

Peningkatan aktivitas belajar tentunya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar, sebab jika aktivitas belajar siswa meningkat berarti siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan yang bermakna bagi dirinya. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar ini disebabkan penerapan dari tujuh komponen kontekstual dalam kegiatan pembelajaran IPA. Dalam kegiatan pembelajaran kebanyakan guru belum terbiasa untuk melakukan menerapkan pendekatan kontekstual. Pembelajaran yang dilakukan biasanya terikat pada penyampaian materi yang tertera di buku paket yang digunakan.

Padahal dengan karakteristik mata pelajaran IPA yang abstrak akan lebih mudah bila dilakukan dengan pendekatan kontekstual. Oleh karena itu perlu


(2)

pembelajaran kontekstual maupun strategi pembelajaran lain. Karena tidak semua strategi pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan dinyatakan bisa meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar cocok dengan kelas yang dihadapi oleh masing-masing guru.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penerapan pendekatan kontekstual (CTL) dalam pembelajaran IPA, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Kepada guru kelas V SD No.094168 Simpang Nagapanei Simalungun disarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual agar dapat lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti lain

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan. Selain kedua saran yang diatas bahwa tes angket aktivitas guru yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya sempurna karena tes angket tersbut belum di validasi oleh tem ahli , untuk itu pada penelti selanjutnya yang ingin menggunakan tes angket aktivitas guru hendaknya memvalidasi kepada tem ahli terlebihdahulu dan mencocokkan angket tersebut terhadap langkah-langkah pendekatan kontekstual (CTL).


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib,Z. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Azmiyawati, Choiril. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Depdiknas.2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta:Depdiknas.

Dewi, R. 2009. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika dalam pembelajaran Segitiga dan Segiempat Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nainggolan Samosir Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Nomensen.

Djojosoediro, Wasih. 2010. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD. Online at.

http://www.scribd.com/doc/47939487/1/ipasebagaiproses. (accesed 27

Februari 2014)

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Grafika. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Ismihyani. 2000. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran Tehnik Jigsaw. Bandung: UPI.

Johnson, Elaine B. 2011. Context Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung: Kaifa.

Kasbolah, Kasihani. 1998/1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Debdikbud Dirjen Dikti Proyek PGSD.

Kesuma, Dharma, dkk. 2010. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Rahayasa Research and training.


(4)

Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.

Khikayati, Laeli. 2010. Penerapan Pendekatan Kontekstual Tipe Inkuiri dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pokok Energi Di Kelas IV SD Darussalam Kalibakung Balapulang Tegal. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.

Moeleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mona, Zulia. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Operasi Pecahan dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V MIS AR-RAHMAN Bubun T. A 2011/2012. Tesis: Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan.

Mudjiono & Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Mulyo, Anton, dkk. 1998. Kamus Besar Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Musnira. 2012. Penggunaan Alat Peraga. Online at. http://repository.upi. edu/operator/ upload/s_pgsd_0809688_chapter2.pdf.[accesed 8 Januari 2014]

Nasution, Noehi. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsitro. Nurkanca, I W., & Sunartana, P. P. N. 1992. Evaliasi Hasil Belajar. Surabaya:

Usaha Nasional.

Nurdiana, Lilik. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian dan Pengembangan, (Online), Vol 2 No.1, (http:www. Journal Pembelajaran Kontekstual diakses 18 Januari 2013 pukul 21:33 WIB.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.


(5)

Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Siddiq, M. Djauhari, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembalajaran SD. Jakarta: Depdiknas.

Senduk, Agus Gerrad dan Nurhadi. 2003. Pembelajaran kontekstual dalam penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Setiawan Nyoman, A. G. I. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (online), Vol 2 No 1, (http:www.undikssha. ac.id, diakses 8 Januari 2013 pukul 21.35 WIB.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology Theory and Practice. Massachussetts: Paramount.

Sudjana. Nana. 2005. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sholihin. 2012. Belajar Matematika. Online at. http://dumatika.com/belajar -matematika/. [accesed 28 Maret 2014

Sugandi, Achmad. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka pelajar.


(6)

Sriyono, dkk. 1992. Teknis Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tianto. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Kencana.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Pannen, Paulina, dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta UT. Poerwadarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke tiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asessmen Pembalajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinsggi Departemen Pendidikan Nasional.