Slide KOM301 KUESIONER

1

KUESIONER DAN
DESAIN FORMULIR
PERTANYAAN
ADHI GURMILANG

kuesioner
2



Definisi kuesioner adalah serangkaian
pertanyaan yang dibakukan untuk
mendapatkan informasi dari responden.

3

Merupakan elemen pengumpulan data yaitu
 prosedur kerja lapangan seperti instruksi
untuk memilih, mendekati dan menanyai

responden
 memberikan hadiah untuk kerjasama
responden
 alat bantu komunikasi seperti map,
gambar, iklan dan amplop kirim balik
(pada survey dengan surat).

TUJUAN KUESIONER
4





kuesioner harus mengangkat,
memberikan motivasi, dan mendorong
responden untuk terlibat pada
wawancara, kerjasama dan
menyelesaikan wawancara.
Harus diperhatikan rasa lelah, bosan, dan

usaha untuk mengurangi
ketidaklengkapan jawaban dan respon
tidak jawab responden.

Response error
5



kuesioner harus meminimalkan response
error. Response error adalah kesalahan
yang muncul ketika responden
memberikan jawaban tidak akurat atau
ketika jawaban mereka salah dicatat atau
dianalisis.

6

PROSES DESAIN
KUESIONER


LANGKAH 1: MEMILIH INFORMASI
YANG DIBUTUHKAN
7





Memilih informasi yang dibutuhkan adalah
langkah pertama.
Harus dilakukan definisi masalah yang
sangat jelas mulai dari komponen
masalah, pendekatan penelitian,
pertanyaan penelitian, hipotesis dan
karakteristik yang mempengaruhi desain
penelitian.

8








Harus jelas pula populasi yang dituju.
Karakteristik responden juga berpengaruh.
Contohnya, kuesioner untuk ibu rumah
tangga tidaklah cocok untuk mahasiswa
universitas.
Semakin beragam populasi, sulit untuk
merancang kuesioner yang tepat untuk
seluruh kelompok.

JENIS METODE WAWANCARA
9






Pada wawancara pribadi, responden
melihat kuesioner dan melakukan
interaksi tatap muka dengan
pewawancara.
Berbagai pertanyaan yang panjang,
kompleks dan bervariasi dapat
ditanyakan.

10





Pada wawancara telepon, responden
berinteraksi dengan pewawancara namun
mereka tidak dapat melihat kuesioner.
Pertanyaan harus ditanyakan secara

singkat dan sederhana.

11



Kuesioner melalui surat adalah selfadministrered, pertanyaan harus
sederhana dan instruksi detil pengerjaan
haruslah komprehensif.

12

ISI PERTANYAAN
INDIVIDUAL








Apakah pertanyaannya memenuhi syarat?
Setiap pertanyaan harus menyumbangkan
informasi yang dibutuhkan untuk tujuan
penelitian. Jika tidak memuaskan maka
pertanyaan haruslah dibuang.
Pada beberapa situasi, pertanyaan harus
ditanyakan secara tidak langsung. Misalnya,
untuk topik penelitian sensitif atau
kontroversial.
pertanyaan pengisi (filler) untuk menyamarkan
tujuan penelitian. Contohnya, penelitian
mengenai merek tertentu dan menanyakan
merek pesaing.

13

Apakah hanya butuh banyak
pertanyaan ataukah satu
pertanyaan?

Ketika kita yakin pertanyaan
memenuhi syarat, kita harus
memastikan apakah mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
 Kesalahan penggabungan
pertanyaan adalah double barreled
question yaitu dua pertanyaan
digabungkan menjadi satu.


14

DOUBLE BARRELED
QUESTION
Misalnya. “apakah anda merasakan
Coca Cola sebagai minuman enak
dan menyegarkan?
 Sehingga diperlukan dua
pertanyaan, apakah Coca Cola
minuman yang enak? Apakah Coca

Cola minuman yang menyegarkan?


MENGANTISIPASI
KETIDAKMAMPUAN MENJAWAB
15

Apakah responden memiliki informasi
mengenai penelitian?
 Responden sering ditanya mengenai topik
di mana mereka tidak memiliki informasi.
 Seorang suami mungkin tidak mengetahui
berapa biaya pengeluaran rumah tangga
mereka perbulan.
 Penelitian menunjukkan walaupun mereka
tidak memiliki informasi namun mereka
cenderung menjawab pertanyaan
tersebut.



FILTER QUESTION
16

maka berikan filter question.
 Pertanyaan yang mengukur berbagai
hal seputar topik sebelum
menanyakan topik utama.
Pertanyaan ini berguna untuk
menyaring responden yang tidak
memiliki informasi yang adekuat.


APAKAH RESPONDEN DAPAT
MENGINGAT?
17

Banyak hal-hal yang harus diingat
dan ternyata kita hanya dapat
mengingatnya sedikit sekali.
 Bukti menunjukkan bahwa konsumen

cenderung lupa akan jumlah produk
yang dikonsumsi.
 Jika ada data perbandingan
konsumsi, konsumen cenderung
melebihi data tersebut sampai
100%.


18

Omission adalah ketidakmampuan
untuk mengingat kejadian yang
terjadi.
 Telescoping adalah mengingat
kejadian lebih banyak dari sebenarnya.
 Misalnya, mengingat 3x ke
supermarket padahal hanya 1x saja.
 Creation: responden mengingat
kejadian yang sama sekali tidak
pernah terjadi.


KEMAMPUAN MENGINGAT
19

Kemampuan mengingat dipengaruhi
oleh:
 Kejadian tersebut
 Waktu yang berlalu antara kejadian
tersebut
 Hadirnya/tidak hadirnya kejadian
yang mendukung memori.

20









Kita cenderung mengingat kejadian yang
penting atau tidak biasa atau yang biasa
terjadi.
Contohnya, ulang tahun, perayaan
perkawinan dan kejadian yang baru
dialami.
Pertanyaan kuesioner harus membantu
konsumen untuk mengingat yang
ditanyakan.
Contohnya, “apa merek minuman ringan
yang anda ingat, yang muncul di iklan TV
semalam?”

21

Apakah responden mampu
mencari jawaban yang
dibutuhkan?








Sering responden tidak mampu mencari
kata-kata jawaban yang dibutuhkan.
Contoh, gambarkan suasana department
store yang anda inginkan, banyak
responden yang tidak mampu menjawab.
Jika tidak mampu menjawab, mereka akan
menolak menjawab.
Gunakan alternatif jawaban dan alat bantu
seperti map, gambar untuk
mengartikulasikan jawaban.

MENGATASI KETIDAKMAUAN
MENJAWAB
22







USAHA YANG DIBUTUHKAN RESPONDEN:
tidak mau repot; berikan alternatif pilihan
kepada responden.
KONTEKS: pengaruh konteks dapat
menyebabkan confict of interest.
Ex: cuci tangan disurvei oleh IDI namun
tidak cocok disurvei oleh perusahaan
mobil.

23





KEHARUSAN HUKUM: tidak mau menjawab
karena tidak dasar legitimasi.
INFORMASI SENSITIF: tidak jawab karena
memalukan, mengancam harga diri atau
terlalu pribadi dan menyerang privasi. Jika
kita terus menekan maka responden akan
memberikan jawaban yang bias. Topik
sensitif termasuk pendapatan, keluarga,
kepercayaan politik, agama.

TEHNIK UNTUK MENINGKATKAN
JAWABAN RESPONDEN
24





Tempatkan topik sensitif pada akhir
kuesioner. Dengan adanya saling percaya,
rapport (hubungan baik), legitimasi telah
dibentuk maka memudahkan pencarian
jawaban.
berikan pernyataan bahwa perilaku yang
akan ditanyakan merupakan perilaku yang
lazim. Contoh, menanyakan perilaku
berhutang kartu kredit, dengan
memberikan pernyataan bahwa “Penelitian
menunjukkan bahwa tingkat hutang kartu
kredit Indonesia cukup tinggi.”

25









gunakan pertanyaan dengan teknik orang
ketiga.
sembunyikan pertanyaan yang dapat dijawab
individu di hadapan kelompok. Setelah selesai
kelompok, maka mulailah tanyakan individu.
berikan kategori yang jelas daripada mencoba
menanyakan angka.
Contoh, “berapakah pendapatan anda sebulan?”
lebih baik, “dibawah 1 juta, 1 juta sampai 2 juta,
2 juta sampai 3 juta, dan lain sebagainya.”

26

PERTANYAAN TIDAK
TERSTRUKTUR









Pertanyaan tidak terstruktur adalah
pertanyaan open ended (terbuka) di
mana responden menjawab dengan kata
mereka sendiri.
Disebut pula free responses atau free
answer question. Contohnya:
apakah pekerjaan anda?
Apakah pendapat anda mengenai diskon
belanja?
Siapakah grup musik kesukaan anda?

Pertanyaan open ended
27

Pertanyaan open ended baik untuk
pertanyaan awal penelitian.
 Memungkinkan responden untuk
menyatakan sikap sehingga menolong
peneliti menafsirkan sikap responden
terhadap pertanyaan yg terstruktur.
 Pertanyaan tidak terstruktur tidak
bias, sangat kaya akan berbagai
informasi dan cocok digunakan untuk
penelitian eksploratori.


28







Ketidakuntungannya adalah bias pada
peneliti.
Kemudian coding respon sangat menyita
waktu. Hal ini dibutuhkan untuk
menyimpulkan respon bagi analisis data.
responden harus memiliki tingkat
artikulasi yang baik.

PERTANYAAN
BERSTRUKTUR
29









PERTANYAAN BERGANDA:
Pada pertanyaan berganda, peneliti
menyediakan sejumlah jawaban dan
responden diminta memilih.
Kekuatannya adalah mengurangi bias
peneliti, dan mudah diadministrasi.
Coding dan analisis data akan cepat.
Kelemahannya adalah jika jawaban yang
dibutuhkan tidak ada pada alternatif
jawaban.

30











PERTANYAAN DIKOTOMI: Hanya memiliki dua
alternatif yaitu ya atau tidak, setuju atau
tidak setuju.
Namun sering disisipi, “tidak tahu, tidak
jawab, keduanya, atau tidak sama sekali.”
Ini dapat menjadi kelemahan karena
responden cenderung memilih jawaban ini.
Selain itu, wording (formulasi pertanyaan)
sangat menentukan respon.
SKALA: Telah dibahas pada bahan
sebelumnya.

31

MEMILIH KATA-KATA
PERTANYAAN








Question wording adalah terjemahan dari isi
pertanyaan yang diinginkan menjadi katakata di mana responden dapat mengerti.
Jika pertanyaan tidak dirancang baik maka
responden menolak menjawab atau salah
menjawab.
Kondisi pertama disebut item nonresponse
dapat meningkatkan kompleksitas analisis
data.
Kondisi kedua mengarah kepada response
error.

RANCANGAN PERTANYAAN
32













Mendefinisikan pertanyaan penelitian:
pertanyaan penelitian haruslah jelas.
Dapat digunakan 6 W (who, what, when, where,
why dan way). Which brand of shampoo do you
use? Masih kurang spesifik.
Lebih baik, which brand or brands of shampoo
have you personall used at home during last
month?
Gunakan kata-kata yang biasa:
gunakan kata-kata yang biasa digunakan
responden.
Ingatlah tingkat pendidikan responden.
Hindari technical jargon.

33

Gunakan kata-kata yang tidak
ambigu atau kata yang jelas:
 kata yang digunakan harus memiliki
makna tunggal.
 Contohnya, tidak pernah, kadangkadang, sering, sering sekali.
 Dapat diganti menjadi hanya sekali
saja, 1 atau 2 kali, 3 atau 4 kali, lebih
dari 4 kali.


34





Hindari pertanyaan bias atau leading
questions: pertanyaan yang mengarahkan
responden untuk menjwab pertanyaan.
Misalnya, “Apakah pepsodent adalah
merek favorit anda?” dapat diganti
menjadi “Apakah merek favorit pasta gigi
anda?”

RANCANGAN PERTANYAAN
35





Hindari alternatif implisit: merupakan
alternatif yang tidak nyata namun
meningkatkan persentase orang memilih
jawaban tersebut.
“apakah lebih suka terbang ketika
liburan?” atau “apakah lebih suka terbang
ketika liburan atau lebih suka
menggunakan mobil?”

36







Hindari asumsi implisit: terjadi ketika
jawaban tergantung apakan asumsi implisit
tentang apa yang terjadi sebagai
konsekuensi.
Contohnya, “apakah anda menyetujui
perang terhadap negara tetangga?”.
Implisit pada pertanyaan adalah
konsekuensi yang akan muncul sebagai
hasil konfrontasi antar negara melalui
berbagai hal.

37

Hindari generalisasi dan perkiraan:
hindari pertanyaan yang membuat
responden harus melakukan
generalisasi atau perkiraan.
Misalnya, “berapa pengeluaran
rumah tangga pertahun”.
 Lebih baik menanyakan “berapa
pengeluaran rumah tangga
perbulan”.


38







Penggunaan pernyataan positif dan
negatif: banyak pertanyaan dirancang di
mana responden memberikan indikasi
setuju atau tidak setuju.
Sering jawaban dipengaruhi pernyataan
positif atau negatif.
Untuk itu diperlukan dua kuesioner,
positif/negatif, secara terpisah.

URUTAN PERTANYAAN
39



Pertanyaan pembuka: penting untuk mendapatkan
kepercayaan diri dan kerjasama responden.
Pertanyaan harus menarik, sederhana dan tidak
mengancam.

JENIS INFORMASI
 Informasi dasar: berhubungan langsung dengan
masalah penelitian
 Classification information: terdiri dari demografik dan
sosio-ekonomi, yang digunakan untuk
mengelompokkan responden.
 Identification information: nama, alamat, dan nama
telepon.

URUTAN PERTANYAAN
40











PERTANYAAN SULIT: Pertanyaan sulit adalah
pertanyaan yang sensitif, memalukan, kompleks,
membosankan harus ditaruh di bagian akhir. Jika
sudah terbina hubungan baik, maka barulah
responden diberikan pertanyaan sulit.
EFEK PADA RANGKAIAN PERTANYAAN: Pertanyaan
sebelumnya dapat mempengaruhi respon pada
pertanyaan berikutnya.
Pertanyaan general harus mendahului pertanyaan
spesifik
“apakah pertimbangan anda ketika memilih pusat
belanja?”
“ketika memilih pusat belanja, seberapa penting
kenyamanan lokasi?”

LOGICAL ORDER
41





Pertanyaan harus ditanyakan secara logikal.
Setiap pertanyaan khusus diberikan sebelum
memulai topik baru. Ketika mengganti topik,
gunakan frase transisi untuk membantu
responden mengganti pemikiran mereka.
Branching question merupakan pertanyaan
yang digunakan untuk mengarahkan
pewawancara dengan membimbing
pewawancara untuk pindah ke berbagai
tempat di kuesioner tergantung jawaban yang
diberikan.

FORM DAN LAYOUT
42








Bagilah kuesioner menjadi beberapa
bagian
pertanyaan pada setiap bagian harus
berikan nomor
kuesioner harus di pre-coded
kuesioner harus diberikan nomor secara
berurut.

REPRODUKSI KUESIONER
43













Harus memiliki penampilan profesional
Format booklet digunakan untuk kuesioner yang
panjang
Setipa pertanyaan dapat ditaruh pada halaman
tunggal atau double page spread
Menggunakan vertical response columns
Grid berguna untuk sejumlah pertanyaan yang
menggunakan kategori yang sama.
Kecenderungan untuk menggabungkan pertanyaan
supaya kuesioner harus dihindari.
Arah atau instruksi untuk pertanyaan harus
ditempatkan pada setiap pertanyaan sedekat
mungkin.

PRE-TEST
44













Harus melakukan pre testing
setiap aspek harus diuji termasuk isi pertanyaan,
wording, urutan, form dan layout, kesulitan
pertanyaan dan instruksi
responden pre-test harus sama dengan penelitian
mulailah pre-test dengan interview personal.
sample size pre-test, mulai 15-30 orang.
gunakan analisis protokol dan debriefing untuk
mencari masalah kuesioner.
setelah revisi, lakukan pre-test dengan
responden yang berbeda.
respon pre-test harus dikoding dan dianalisis.

45

TERIMA KASIH
ADHI GURMILANG