LAKIP 2012 BAB I

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Good governance merupakan praktek penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Melalui penerapan prinsip – prinsip good governance maka penggunaan dan pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi dan administrative dapat terselenggara dengan baik. Namun pelaksanaan good governance ini perlu mendapat dukungan dan komitmen dari pemerintah, private sector/swasta dan masyarakat. Good governance dapat berjalan secara efektif dengan melakukan koordinasi yang baik dan integritas, professional serta etos kerja dan moral yang tinggi. Sehingga penerapan konsep good governance penyelenggaraan kekuasaan pemerintah merupakan tantangan tersendiri.

Dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat dalam menggapai tujuan dan cita – cita bangsa dan Negara diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, bebas KKN, tepat dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara bersih, berdaya guna dan berhasil guna serta bertanggung jawab dan akuntabel.

Akuntabilitas memiliki konsep dasar yang berdasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Setiap individu pada masing – masing jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controllable activities) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap pemerintah daerah diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan – tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.


(2)

Laporan akuntabiitas kinerja instansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi dibuat dalam rangka perwujudan akuntabilitas instansi pemerintah Kota Tebing Tinggi kepada unit Pemerintah diatasnya. Disamping itu juga berperan dalam memberikan informasi kinerja yang mempersentasekan kinerja yang sesungguhnya yang dapat dijadikan sumber umpan balik dalam melakukan perbaikan manajemen pemerintahan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. LAKIP Kota Tebing Tinggi juga bertujuan memberikan gambaran pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan-perubahan ke arah perbaikan, dalam mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan misi. Sehingga dengan adanya LAKIP ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan perencanaan, khususnya perencanaan jangka pendek dan jangka menengah dalam kerangka upaya membangun Good Governance.

2. Gambaran Umum Kota Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi terletak diantara 30 19’ -30 21 Lintang Utara dan 980 11’ – 980 21’ Bujur Timur dengan batas – batas:

 Sebelah Utara dengan PTPN III Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai.

 Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai.

 Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besih, Kabupaten Serang Bedagai.

 Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Bandar Bejambu, Kabupaten Serdang Bedagai. Kota Tebing Tinggi beriklim tropis, dengan ketinggian rata-rata 26 – 34 meter di atas permukaan laut (dpl), maka temperatur udara di kota ini cukup panas yaitu berkisar 250 – 270 C. Sebagaimana kota di Sumatera Utara, Tebing Tinggi mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Kota Tebing Tinggi terletak pada Jalur Lintas Utama Sumatera, yaitu jalur yang menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera Utara melalui Lintas Diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi - Pematang Siantar – Parapat – Balige – Siborong-borong. Kota Tebing Tinggi berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan (Ibukota Propinsi Sumatera Utara) serta merupakan daerah yang sangat strategis dalam hal perdagangan dan berpotensi sebagai Kota Jasa. Mengingat letaknya yang sangat strategis pada jalur lintas Sumatera. Hal ini berdampak positif bagi perekonomian di Tebing Tinggi khususnya sektor UMKM.


(3)

Tumbuhnya Industri di sekitar kawasan Kota Tebing Tinggi, seperti Sei Rampah, Kampung Pon, Bandar Khalifah (Kab. Serdang Bedagai) dan Kuala Tanjung (Kab. Batu Bara) akan membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai, yaitu dari sekolah kejuruan dan Diploma. Untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, maka usaha pendidikan kejuruan dan diploma perlu dikembangkan di Kota Tebing Tinggi sekaligus bertujuan untuk memenuhi lapangan kerja pada wilayah hinterland- nya sebagai kawasan perkebunan.

a. Luas Wilayah

Kota Tebing Tinggi memiliki wilayah dengan luas 3.843,8 hektar atau 38,438 km2 dan sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi digunakan untuk permukiman (36,16 persen), lahan pertanian (50,86 persen), sarana sosial ekonomi dan budaya (6,29 persen), semak belukar (3,48 persen); lain-lain / termasuk rawa-rawa (2,62 persen) dan industri (0,59 persen). Kota Tebing Tinggi dilintasi oleh 5 (lima) aliran sungai besar dan kecil, Sungai Padang, Bahilang, Sigiling, Kelembah dan Sibarau.

b. Pemerintahan

Kota Tebing Tinggi, sesuai dengan PERDA Kota Tebing Tinggi Nomor 15 Tahun 2006 tanggal 31 November 2006, terdiri dari 5 Kecamatan dan 35 Kelurahan. Pusat Pemerintahan Kecamatan Padang Hulu terletak di Kelurahan Pabatu, Kecamatan Rambutan terletak di Kelurahan Tanjung Marulak, Kecamatan Padang Hilir terletak di Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Bajenis terletak di Kelurahan Pinang Mancung dan Kecamatan Tebing Tinggi Kota berpusat di Kelurahan Mandailing. Setiap Kelurahan berjarak kurang dari lima kilometer dari pusat pemerintahan masing-masing kecamatan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang terpilih pada Pemilu tahun 2010 berjumlah 25 orang. DPRD Kota Tebing Tinggi pada periode 2010-2014 terdiri dari 12 (dua belas) partai politik yaitu: Partai Politik Golkar, Partai Politik PDIP, Partai Politik PKS, Partai Politik PPIB, Partai Politik Demokrat, Partai Politik Amanat Nasional, Partai Politik PKPB, Partai Politik PKPI, Partai Politik PDP, Partai Politik Patriot, Partai Politik Republikan. c. Aparat Pemerintahan

Pada tahun 2012 Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada 39 Instansi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi berjumlah 3.762 orang, dengan kondisi dan jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai berikut:


(4)

i. Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Golongan:

Jumlah PNS Kota Tebing Tinggi terdiri atas Golongan I sebanyak 43 orang, Golongan II sebanyak 867 orang, Golongan III sebanyak 1.841 orang dan Golongan IV sebanyak 1011 orang. Jumlah PNS Golongan III yang menduduki peringkat tebanyak merupakan potensi yang sangat besar dalam peningkatan sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

ii. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Struktural dan Fungsional Jumlah PNS Kota Tebing Tinggi yang menduduki jabatan struktural sebanyak 483 orang, jabatan fungsional sebanyak 2189 orang dan staf sebanyak 1090 orang. Jabatan fungsional memiliki frekuensi yang paling dominan karena hal ini selaras dengan visi Kota Tebing Tinggi menjadi Kota Jasa khususnya dalam bidang pelayanan.

iii. Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah PNS di Kota Tebing Tinggi memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik dan merupakan potensi sumber daya manusia yang handal karena didominasi tingkat pendidikan sarjana S1 sebanyak 1900 orang, kemudian diikuti SMA sebanyak 746 orang, D3


(5)

sebanyak 531 orang, D2 sebanyak 403 orang, S2 sebanyak 79 orang, D1 sebanyak 14 orang, SMP sebanyak 46 orang dan SD sebanyak 43 orang.

3. Program dan Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan kinerja aparatur.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja Aparat Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah melakukan berbagai program dan kegiatan antara lain dengan memberikan penghargaan, pelatihan, pemberian hukuman dan pembinaan.

3.1 Pemberian Penghargaan

Pada tahun 2012 telah diberikan Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun sebanyak 50 orang, Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun sebanyak 96 orang, Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun sebanyak 68 orang. Melalui pemberian penghargaan ini diharapkan kinerja dari aparatur yang memperoleh penghargaan akan semakin meningkat. Bagi PNS yang memasuki masa pensiun juga telah diberikan bantuan dalam proses pension yaitu Pensiun aktif sebanyak 81 orang, Pensiun atas permintaan sendiri sebanyak 2 orang dan Meninggal dunia sebanyak 18 orang.

3.2 Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada aparatur Pemerintah Kota Tebing Tinggi guna meningkatkan kualitas aparatur yang bertujuan meningkatkan kemampuan ilmiah dan kinerja dari aparatur.

Adapun jenis pendidkan dan pelatihan yang telah diberikan adalah Diklat Pim Tk. II sebanyak 4 orang, Diklat Pim Tk. III sebanyak 10 orang, Diklat Pim Tk. IV sebanyak 39 orang. Untuk Diklat Formal dan Pendidikan Kedinasan telah dilakukan Diklat Barang dan Jasa sebanyak 36 orang, Diklat Bendahara sebanyak 86 orang, Diklat Angka Kredit sebanyak 40 orang, Diklat Standar Pelayanan Minimal sebanyak 40 orang, Diklat Barang Daerah sebanyak 109 orang, Sosialisasi Kepangkatan sebanyak 45 orang, LHKPN sebanyak 36 orang, Diklat PP No. 53 sebanyak 100 orang, Program S.1 STPDN sebanyak 14 orang, dan Program S.1 Tugas Belajar sebanyak 2 orang.

Untuk Diklat Teknis dan Fungsional telah dilakukan Diklat Penanggulangan Bencana sebanyak 10 orang, Diklat Penyuluhan Pertanian sebanyak 1 orang, Diklat Teknis Penatausahaan Penyusunan Laporan dan Pertanggungjawaban sebanyak 2 orang, Diklat


(6)

Manajemen Kepegawaian dan Pedoman Jabatan Fungsional Umum sebanyak 2 orang, Diklat Penanganan Konflik Pertanahan sebanyak 1 orang, Diklat Manajemen Kontrak dan Penyelesaian Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 1 orang, Diklat Penguji Kendaraan Bermotor sebanyak 1 orang, Diklat Operator Transmisi Sandi sebanyak 1 orang, Sosialisasi Pensiun PNS dan Pembayaran Tabungan PNS sebanyak 1 orang, Sosialisasi Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang barang jasa sebanyak 4 orang, dan Diklat Pengawas Lingkungan Hidup sebanyak 1 orang.

4. Perekonomian

4.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari data PDRB yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama periode 5 tahun terakhir (2007-2011). Pada Tahun 2007 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 10,55 juta per tahun (0.88 juta per orang per bulan). Pada Tahun 2011, angka tersebut naik menjadi 17,79 juta orang per tahun (1,48 juta per orang per bulan). PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Tebing Tinggi Tahun 2011 tersebut meningkat 12,24 persen dibandingkan dengan Tahun 2010 sebesar Rp.15,85 juta (Rp. 1,32 juta per orang per bulan).

Secara riil, dengan mengeluarkan faktor inflasi PDRB per kapita atas dasar harga konstan Kota Tebing Tinggi pada Tahun 2011 sebesar Rp.8,48 juta (0,71 juta per orang per bulan). PDRB atas dasar harga konstan tersebut naik sebesar 5,68 persen dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp.8,02 juta (Rp.0,67 juta per orang per bulan). Dengan demikian, menurut PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 sudah ada perbaikan dalam taraf hidup riil masyarakat di Kota Tebing Tinggi selama periode 2007-2011, dari yang sebelumnya tahun 2007 hanya memperoleh Rp.584.857,- per orang per bulan menjadi Rp.706.751,- per orang per bulan pada tahun 2011.

4.2 Struktur Perekonomian Daerah

Perekonomian Kota Tebing Tinggi seperti pada umumnya daerah perkotaan lainnya mengandalkan sektor perdagangan dan jasa. Tahun 2011, kontribusi usaha perdagangan, hotel dan restoran mencapai 25,84 persen dan kontribusi jasa mencapai 22,06 persen.

Lapangan usaha lain yang kontribusinya cukup tinggi adalah pengangkutan komunikasi (17,74 persen) dan industri pengolahan (14,31 persen). Lapangan usaha lain


(7)

yang kontribusinya dibawah sepuluh persen adalah lembaga keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (9,54 persen); bangunan (8,51 persen); pertanian (1,51 persen); listrik, gas dan air bersih (0,41 persen); serta sektor pertambangan dan penggalian (0,08 persen).

5. Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi berada pada posisi kedua setelah Kota Medan (7,69 persen). Sedangkan pertumbuhan ekonomi kota – kota lainnya masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011 yang dilihat dari besarnya PDRB atas dasar harga konstan sebesar 6,67 persen mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan tahun 2010 yang nilainya sebesar 6,07 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,48 persen, lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Lapangan usaha lain yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi adalah pengangkutan dan komunikasi (7,36 persen); bangunan (6,74 persen); keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, jasa perusahaan (6,23 persen); jasa-jasa (6,07 persen); industry pengolahan (6,02 persen); dan listrik, gas dan air bersih (5,71 persen).

6. Sosial Budaya 1. Penduduk

Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya 38.438 km2, tingkat kepadatan penduduk Kota Tebing Tinggi mencapai 3,81 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011 adalah 146.606 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 35.232 rumah tangga. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 72.530 jiwa (49,47 persen) dan perempuan 74.076 jiwa (50,53 persen). Rasio jenis kelamin penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar 97,91 persen, yang berarti hanya ada 98 orang laki-laki dalam 100 penduduk perempuan.

2. Tenaga Kerja

Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi yang berusia 15 tahun ke atas sebanyak 98.645 orang, yang terdiri dari 66.394 orang angkatan kerja dan 32.251 orang


(8)

bukan angkatan kerja (penduduk yang masih sekolah dan mengurus rumah tangga). Dari seluruh angkatan kerja, penduduk yang bekerja ada sebanyak 60.845 orang, sedangkan yang mencari pekerjaan sebanyak 5.549 orang. Sebagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi bekerja di sektor jasa (78,19 persen), industri (17,14 persen) dan sektor pertanian (4,67 persen).

3. Kesehatan

Di Kota Tebing Tinggi Terdapat 159 unit fasilitas kesehatan milik pemerintah dan 156 unit milik swasta. Banyaknya tenaga kesehatan di Kota Tebing Tinggi adalah 648 tenaga kesehatan dengan tenaga medis sebanyak 508 orang dan tenaga non medis 140 orang. Selama tahun 2011, dari 10 kasus penyakit terbanyak, ISPA/ARI merupakan kasus tertinggi yang ditangani yaitu sebanyak 27.897 kasus, diikuti dengan penyakit kulit sebanyak 6.489 kasus dan penyakit infeksi pada usus buntu sebanyak 6.127 kasus.

7. Makdsud dan Tujuan serta Sistematika Penyusunan LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Permen ini memberikan tuntunan kepada semua Instansi Pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Esensi dari sistim AKIP bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah perwujudan dari implementasi sistim pengendalian manajemen sektor publik di Kota Tebing Tinggi. Sistem pengendalian ini merupakan bagian dari manajemen Pemerintah Kota untuk memastikan bahwa visi, misi dan program pemerintah daerah dapat dipenuhi melalui implementasi strategis pencapaiannya yang selaras. Atas dasar tersebut siklus sistim AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 yang mendefenisikan visi, misi dan program/ kegiatan strategis Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan program/kegiatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tersebut.


(9)

Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang berhasil diperoleh. Pada akhir setiap priode pelaksanaan program/kegiatan, untuk dikomunikasikan kepada para stakeholder (pemangku kepentingan) dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus : Pertama, Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholder (Presiden, DPRD dan masyarakat); kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cermin dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi Pemerintah.

8. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP

Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 mencakup hal- hal berikut :

1. Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Kota Tebing Tinggi atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2012. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan program/ kegiatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011- 2016 telah dicapai selama tahun 2012.

2. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Kota Tebing Tinggi dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja pemerintah Kota Tebing Tinggi dapat ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan.

9. Sistematika Penyusunan

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menyampaikan pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi selama tahun 2012. Adapun Sistematika Penyusunan LAKIP tahun 2012 mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


(10)

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi tahun 2012 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini.

Uraian singkat masing- masing bab adalah sebagai berikut : 1. IKHTISAR EKSEKUTIF

Pada ikhtisar eksekutif menjelaskan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta sejauh mana Pemerintah Kota Tebing Tinggi mencapai tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya.

Menjelaskan langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipasi untuk menanggulangi kendala yang mungkin terjadi pada tahun mendatang.

2. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan informasi umum tentang informasi umum tentang instansi serta uraian singkat mandat apa yang dibebankan kepada instansi.

3. BAB II RENCANA KINERJA

Pada bab 2 ini menjelaskan gambaran singkat mengenai rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja. Pada awal Bab disajikan gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih Instansi pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian Visi dan Misi Instansi dan perencanaan (Renstra SKPD) memuat visi, misi, sasaran, arah kebijakan, tujuan, program dan perjanjian kinerja.

4. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab 3 ini menjelaskan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara memadai, keberhasilan / kegagalan, hambatan / kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisifatif yang akan diambil. Menyajikan akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan realisasi anggaran bagi pelaksana tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam rangka


(11)

mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi.

5. BAB IV PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah.


(1)

Manajemen Kepegawaian dan Pedoman Jabatan Fungsional Umum sebanyak 2 orang, Diklat Penanganan Konflik Pertanahan sebanyak 1 orang, Diklat Manajemen Kontrak dan Penyelesaian Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 1 orang, Diklat Penguji Kendaraan Bermotor sebanyak 1 orang, Diklat Operator Transmisi Sandi sebanyak 1 orang, Sosialisasi Pensiun PNS dan Pembayaran Tabungan PNS sebanyak 1 orang, Sosialisasi Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang barang jasa sebanyak 4 orang, dan Diklat Pengawas Lingkungan Hidup sebanyak 1 orang.

4. Perekonomian

4.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Tebing Tinggi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari data PDRB yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama periode 5 tahun terakhir (2007-2011). Pada Tahun 2007 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 10,55 juta per tahun (0.88 juta per orang per bulan). Pada Tahun 2011, angka tersebut naik menjadi 17,79 juta orang per tahun (1,48 juta per orang per bulan). PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Tebing Tinggi Tahun 2011 tersebut meningkat 12,24 persen dibandingkan dengan Tahun 2010 sebesar Rp.15,85 juta (Rp. 1,32 juta per orang per bulan).

Secara riil, dengan mengeluarkan faktor inflasi PDRB per kapita atas dasar harga konstan Kota Tebing Tinggi pada Tahun 2011 sebesar Rp.8,48 juta (0,71 juta per orang per bulan). PDRB atas dasar harga konstan tersebut naik sebesar 5,68 persen dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp.8,02 juta (Rp.0,67 juta per orang per bulan). Dengan demikian, menurut PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 sudah ada perbaikan dalam taraf hidup riil masyarakat di Kota Tebing Tinggi selama periode 2007-2011, dari yang sebelumnya tahun 2007 hanya memperoleh Rp.584.857,- per orang per bulan menjadi Rp.706.751,- per orang per bulan pada tahun 2011.

4.2 Struktur Perekonomian Daerah

Perekonomian Kota Tebing Tinggi seperti pada umumnya daerah perkotaan lainnya mengandalkan sektor perdagangan dan jasa. Tahun 2011, kontribusi usaha perdagangan, hotel dan restoran mencapai 25,84 persen dan kontribusi jasa mencapai 22,06 persen.

Lapangan usaha lain yang kontribusinya cukup tinggi adalah pengangkutan komunikasi (17,74 persen) dan industri pengolahan (14,31 persen). Lapangan usaha lain


(2)

yang kontribusinya dibawah sepuluh persen adalah lembaga keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (9,54 persen); bangunan (8,51 persen); pertanian (1,51 persen); listrik, gas dan air bersih (0,41 persen); serta sektor pertambangan dan penggalian (0,08 persen).

5. Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi berada pada posisi kedua setelah Kota Medan (7,69 persen). Sedangkan pertumbuhan ekonomi kota – kota lainnya masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011 yang dilihat dari besarnya PDRB atas dasar harga konstan sebesar 6,67 persen mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan tahun 2010 yang nilainya sebesar 6,07 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,48 persen, lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Lapangan usaha lain yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi adalah pengangkutan dan komunikasi (7,36 persen); bangunan (6,74 persen); keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, jasa perusahaan (6,23 persen); jasa-jasa (6,07 persen); industry pengolahan (6,02 persen); dan listrik, gas dan air bersih (5,71 persen).

6. Sosial Budaya 1. Penduduk

Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya 38.438 km2, tingkat kepadatan penduduk Kota Tebing Tinggi mencapai 3,81 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2011 adalah 146.606 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 35.232 rumah tangga. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 72.530 jiwa (49,47 persen) dan perempuan 74.076 jiwa (50,53 persen). Rasio jenis kelamin penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar 97,91 persen, yang berarti hanya ada 98 orang laki-laki dalam 100 penduduk perempuan.

2. Tenaga Kerja


(3)

bukan angkatan kerja (penduduk yang masih sekolah dan mengurus rumah tangga). Dari seluruh angkatan kerja, penduduk yang bekerja ada sebanyak 60.845 orang, sedangkan yang mencari pekerjaan sebanyak 5.549 orang. Sebagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi bekerja di sektor jasa (78,19 persen), industri (17,14 persen) dan sektor pertanian (4,67 persen).

3. Kesehatan

Di Kota Tebing Tinggi Terdapat 159 unit fasilitas kesehatan milik pemerintah dan 156 unit milik swasta. Banyaknya tenaga kesehatan di Kota Tebing Tinggi adalah 648 tenaga kesehatan dengan tenaga medis sebanyak 508 orang dan tenaga non medis 140 orang. Selama tahun 2011, dari 10 kasus penyakit terbanyak, ISPA/ARI merupakan kasus tertinggi yang ditangani yaitu sebanyak 27.897 kasus, diikuti dengan penyakit kulit sebanyak 6.489 kasus dan penyakit infeksi pada usus buntu sebanyak 6.127 kasus.

7. Makdsud dan Tujuan serta Sistematika Penyusunan LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Permen ini memberikan tuntunan kepada semua Instansi Pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Esensi dari sistim AKIP bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah perwujudan dari implementasi sistim pengendalian manajemen sektor publik di Kota Tebing Tinggi. Sistem pengendalian ini merupakan bagian dari manajemen Pemerintah Kota untuk memastikan bahwa visi, misi dan program pemerintah daerah dapat dipenuhi melalui implementasi strategis pencapaiannya yang selaras. Atas dasar tersebut siklus sistim AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 yang mendefenisikan visi, misi dan program/ kegiatan strategis Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan program/kegiatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tersebut.


(4)

Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang berhasil diperoleh. Pada akhir setiap priode pelaksanaan program/kegiatan, untuk dikomunikasikan kepada para stakeholder (pemangku kepentingan) dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus : Pertama, Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholder (Presiden, DPRD dan masyarakat); kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cermin dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi Pemerintah.

8. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP

Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 mencakup hal- hal berikut :

1. Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Kota Tebing Tinggi atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2012. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan program/ kegiatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011- 2016 telah dicapai selama tahun 2012.

2. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Kota Tebing Tinggi dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja pemerintah Kota Tebing Tinggi dapat ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan.

9. Sistematika Penyusunan

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menyampaikan pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi selama tahun 2012. Adapun Sistematika Penyusunan LAKIP tahun 2012 mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


(5)

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi tahun 2012 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini.

Uraian singkat masing- masing bab adalah sebagai berikut : 1. IKHTISAR EKSEKUTIF

Pada ikhtisar eksekutif menjelaskan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta sejauh mana Pemerintah Kota Tebing Tinggi mencapai tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya.

Menjelaskan langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipasi untuk menanggulangi kendala yang mungkin terjadi pada tahun mendatang.

2. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan informasi umum tentang informasi umum tentang instansi serta uraian singkat mandat apa yang dibebankan kepada instansi.

3. BAB II RENCANA KINERJA

Pada bab 2 ini menjelaskan gambaran singkat mengenai rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja. Pada awal Bab disajikan gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih Instansi pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian Visi dan Misi Instansi dan perencanaan (Renstra SKPD) memuat visi, misi, sasaran, arah kebijakan, tujuan, program dan perjanjian kinerja.

4. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab 3 ini menjelaskan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara memadai, keberhasilan / kegagalan, hambatan / kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisifatif yang akan diambil. Menyajikan akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan realisasi anggaran bagi pelaksana tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam rangka


(6)

mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi.

5. BAB IV PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah.