Penentuan Dosis Larutan Getah Buah Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Pestisida Nabati Terhadap Hama Ulat Tanaman Cabai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penggunaan pestisida kimia saat ini semakin luas di masyarakat. Pestisida

sebagai salah satu agen pencemar ke dalam lingkungan baik melalui udara, air
maupun tanah dapat berakibat langsung terhadap komunitas hewan, tumbuhan
terlebih manusia (Girsang, 2009). Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat
memberikan akibat samping keracunan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ketidaktepatan

penggunaan

pestisida

antara

lain


tingkat

pengetahuan,

sikap/perilaku pengguna pestisida, penggunaan alat pelindung, serta kurangnya
informasi yang berkaitan dengan resiko penggunaan pestisida (Raini,2007).
Penggunaan pestisida sangat berdampak sangat berdampak terhadap
kesehatan manusia dean lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di
pertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkiraan jutaan orang yang
terlibat pertanian mengalami keracunan akibat pestisida (Untung, 1993). Pestisida
meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan tetapi juga saat
mempersiapkan atau sudah melakukan penyemprotan. Mereka yang terkena
dampak dari pestisida dapat mengalami pusing, muntah, mulas, mata berair, kulit
terasa gatal dan menjadi luka, kejang, pingsan dan tidak sedikit kasus berakhir
dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian
atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun
(Girsang, 2009).
Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi
kesehatan orang lain selain petani. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun


1
Universitas Sumatera Utara

(residu) pestisida yang ada di dalam tanaman atau bagian tanaman yang
dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Apabila jenis pestisida mempunyai
residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau
ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Makin tinggi residu, makin
berbahaya bagi konsumen (Girsang, 2009).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi
sekitar 25 juta kasus keracunan pestisida atau sekitar 68.493 kasus setiap hari.
Peristiwa terbaru yang terjadi di Indonesia adalah kematian misterius yang
menimpa 9 warga pada bulan Juli 2007 di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak,
Magelang. Menurut Harian Republika, 26 September 2007, hasil pemeriksaan
Laboratorium Kesehatan dipastikan akibat keracunan pestisida (Raini, 2007).
Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu solusi terbaik untuk
mengatasi dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia. Pestisida nabati
adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan
seperti akar, daun, batang atau buah. Pestisida nabati bersifat lebih aman dan
nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu

(bersifat kontak) dan setelah hama terbunuh, maka residu akan cepat menghilang
di alam. Dengan demikian, tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman
untuk dikonsumsi (Girsang, 2009).
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida alami adalah
tanaman pepaya. Bagian tanaman yang digunakan yaitu getah buah pepaya yang
memiliki kandungan enzim papain dan kimopapain. Berasal dari famili
Caricaceae yaitu spesies Carica papaya L. Tanaman ini sudah dikenal oleh
masyarakat sebagai makanan, bahan industri, dan bahan obat-obatan. Getah
pepaya mengandung enzim yang dapat menghancurkan protein. Getah pepaya

2
Universitas Sumatera Utara

terdapat diseluruh bagian tanaman, namun getah pepaya yang paling banyak dan
memiliki daya enzimatik tinggi terdapat pada buah yang masih muda (Muhidin,
2003).
Menurut Kalie (1996), buah muda merupakan penghasil getah paling
banyak, getah ini dihasilkan oleh saluran-saluran getah yang banyak terdapat
dibawah lapisan kulit luar buah, getah ini mengandung suatu enzim pemecah
protein atau enzim proteolitik. Getah buah pepaya dapat digunakan sebagai

larvasida yang bersifat mudah terurai di alam. Papain yang terkandung
didalamnya dapat mengurai protein kulit larva.
Diantara getah batang, daun dan buah, getah yang disekresikan oleh buah
muda yang paling banyak. Papain dari batang dan daun hanya memiliki aktivitas
proteolitik 200 Milk Clotting Unit (MCU/g) sementara dari buah 400 MCU/g
(Sani, 2008).
Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang
dubutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Cabai sudah menjadi bahan kebutuhan
pokok masyarakat sehingga perlu dilakukan perawatan dan penanggulangan hama
yang cukup efektif agar memperoleh hasil panen yang baik. Namun dalam
pembudidayaannya, tanaman cabai kerap sekali terserang hama yang dapat
merusak produksi tanaman. Hama ulat merupakan salah satu hama yang
menyerang tanaman cabai, hama ulat seperti Spodoptera litura merupakan salah
satu jenis hama yang dapat membuat daun dan buah sayuran menjadi sobek,
terpotong-potong dan berlubang dan menyebabkan penurunan produksi bahkan
kegagalan panen. Untuk mengendalikan hama tersebut, petani umumnya
menggunakan pestisida kimia yang intensif yang dapat menimbulkan dampak
yang negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Samsudin, 2008). Oleh

3

Universitas Sumatera Utara

sebab itu, penggunaan pestisida kimia yang umum digunakan oleh petani kita
alihkan kepenggunaan pestisida nabati yang aman untuk kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Islami (2015)
tentang Penentuan nilai LC50 larutan getah buah pepaya (Carica papaya L.)
terhadap ikan nila, sebagai dasar uji biokontrol yang telah dilakukan sebelumnya,
maka saya tertarik untuk melanjutkan penelitian saudari Islami tersebut dengan
menggunakan larutan getah buah pepaya sebagai pestisida nabati terhadap hama
ulat tanaman cabai. Setelah didapatkannya nilai LC50 maka kita dapat menentukan
dosis yang efektif dari larutan getah buah pepaya sebagai pestisida nabati.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah:
a. apakah larutan getah buah pepaya berpengaruh terhadap kematian hama ulat
cabai?

b. berapakah dosis efektif larutan getah buah pepaya sebagai pestisida nabati
terhadap hama ulat cabai?

1.3

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian

ini adalah:
a. larutan getah buah pepaya berpengaruh terhadap kematian hama ulat cabai.
b. diduga dengan melakukan uji penentuan dosis dapat diketahui dosis yang tepat
dari larutan getah buah pepaya sebagai pestisida nabati.

4
Universitas Sumatera Utara

1.4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:


a. pengaruh larutan getah buah pepaya terhadap kematian hama ulat cabai.
b. dosis efektif larutan getah buah pepaya yang tepat sebagai pestisida nabati.
1.5

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi

mengenai:
a.

efektifitas larutan getah buah pepaya yang digunakan sebagai pestisida nabati
terhadap hama ulat cabai.

b.

batas keamanan konsentrasi larutan getah buah pepaya sebagai pestisida
nabati terhadap hama ulat cabai.

1.6


Kerangka Pikir Penelitian
Pada penelitian ini, larutan getah buah papaya yang diuji untuk melihat

pengaruhnya terhadap kematian hama ulat cabai untuk mengetahui dosis efektif
sebagai pestisida nabati dapat dilihat pada Gambar 1.1 :
Variabel bebas

Variabel Terikat

Larutan Getah Buah
Pepaya (GBP)

Isolasi Enzim
Proteolitik

Hama Ulat Tanaman
Cabai

Parameter


Enzim Papain

Kematian Hewan

Dosis Efektif
Pestisida Nabati

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

5
Universitas Sumatera Utara