PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES. docx

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (PKP) TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM
Yuniarti Essi Utami, S. Pd
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan betujuan untuk mengetahui pengaruh Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP) terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA pada pokok bahasan
ekosistem. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan bentuk penelitian
adalah benttuk eksperimen dengan jenis eksperimen murni (true eksperimen). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran, observasi langsung dan teknik
komunikasi tidak langsung. Nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah 82,16
dengan standar defiasi 23,09 dengan nilai rata-rata post-test pada kelas kontrol 73, 64
sedangkan standar deviasi adalah 6,476. Setelah data postes dihitung secara statistik
menggunakan uji z dengan α = 0,05 maka diperoleh z hitung > ztabel atau 3,55 > 0,33 dan kelas
kontrol zhitung > ztabel atau 1,16>0,33yang berarti kelompok eksperimen memiliki perbedaan
yang signifikan. Oleh karena nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
dibandingkan ternyata memiliki perbedaan perbedaan yang berbeda nyata, maka hipotesis
alternatif (Ha) diterima dan Ho ditolak. Hal ini bearti terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa yang mengguanakan metode konvensional pada mata pelajaran
biologi materi ekosistem.
Kata kunci : Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dan Keterampilan Proses Sains (KPS)

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan atau
umum. Di dalam proses pembelajaran perubahan tingkah laku pada diri individu melalui
interaksi antar individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya merupakan
tujuan yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran, agar tercipta manusia bermartabat
sesuai denga tujuan pendidikan nasioanal. Guru memegang peran penting dalam mencapai
tujuan itu, terutama dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai penentu keberhasilan belajar
siswa. Selain potensi intelektual guru terhadap siswa yang diajarnya merupakan salah satu
faktor penentu dalam kinerja guru agar tercapainya keberhasilan belajar siswa.

Aktivitas guru dalam mengajar dapat dioptimalkan, maka seorang guru haruslah
menjadi guru yang profesional yang dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif yang
menyenangkan bagi siswanya, dan untuk mengoptimalkan peran serta siswa dalam belajar,
maka seorang guru haruslah berupaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada
siswa. Menurut Rusman (2010:146) menyatakan bahwa, sains mengandung empat hal, yaitu:
kontten atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Jika sains mengandung
keempat hal tersebut diatas, maka ketika belajar sains pun siswa perlu mengalami keempat
hal tersebut. Dalam belajar sains siswa tidak hanya belajar produk saja, tetapi harus belajar
tentang aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat dan benar-benar memahami sains
secara utuh. Namun seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada kenyataannnya,

mengajar adalah tranfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan mengapa banyak guru mengajar dengan cara berceramah sebab bagi mereka
sains adalah sekumpulan pengetahuan yang harus ditransfer kepada siswa.
Pendidikan sains telah mengalami pergeseran yang lebih menekankan pada proses
pembelajaran dan metode penelitian yang menitik beratkan konsep bahwa dalam belajar
seseorang mengkontribusi pengetahuannya. Dalam pendidikan sain juga telah lama
diusahakan agar partisipasi siswa dalam membangun pengetahuannya lebih ditekankan.
Siswa membentuk sendiri pengetahuan merekan secara aktif melalui interaksi antara konsep
yang telah ada dengan pengalaman yang baru. Oleh karena itu salah satu pendekatan proses
dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Dengan demikian suatu proses
belajar tidak hanya merupakan transfer pengetahuan.
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) menuntut adanya keterlibatan fisik dan
mental intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk melatih dan pengembangan
keterampilan intelektual atau keterampilan berpikir siswa yang mecakup dalam keterampilan
proses sains (KPS). Selain itu dapat mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan
siswa untuk mengembangkan dan menentukan fakta, konsep dan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah-masalah dalam kehidupan


sehari-hari secara objektif dan rasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh para
ilmuan untuk menyelesaikan masalah-masalah dan menghasilkan produk-produk sains. Jadi
dijelaskan bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan penilaian dapat
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah melaksanakan proses. Dengan demikian
proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif.

METODE
Riduwan (2008: 49) “metode penelitian adalah cara-cara berpikir untuk melakukan
penelitian, teknik, cara melaksanakan atas dasar hasil penelitian”. Sedangkan sugiono (2010:
3) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan dan keguanaan
tertentu. Menurut Bugin (Apriyani, 2012: 28) mengemukakan “ penelitian kuantitatif dengan
format deskritif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat, yang menjadi objek penelitian itu
berdasarkan apa yang terjadi”. Jadi dari ketiga pengertian dari metode diatas metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskritif. Dengan bentuk penelitian
eksperimen.
HASIL PENELITIAN
Hasil tes diperoleh dari kedua kelas yaitu kelas XA sebagai kelas eksperimen yang

menggunakan pendekatan keterampilan proses (PKP) dan kelas XB sebagai kelas kontrol
yang hanya menggunakan metode ceramah yang terdiri atas 36 siswa kelas eksperimen dan
35 siswa kelas kontrol. Data tersebut berupa hasil post-test di Sekolah Menengah Atas
Tabel 1.2
Post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tes
Post-test
Eksperimen
Post-test
Kontrol

N

Minimum

Maksimum

Mean (x)

36


65

98

82,16

35

63

85

73,64

Tabel 1.2 menunjukan hasil post-test pada kelas eksperimen yang dilaksanakan
setelah memberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP), dari 36 siswa yang diberi post-test nilai minimum yang diperoleh siswa adalah
65 dan nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 98 sedangkan rata-rata nilai yang
peroleh siswa adalah 82,16. Pada kelas kontrol dilaksanakan setelah melakukan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, dari 35 siswa yang diberi post-test nilai
minimum yang diperoleh siswa adalah 85 sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa
adalah 73,64.
Penentuan rata-rata mean secara signifikan atau tidak menggunakan uji-Z dengan
kriteria pengambilan keputusan untuk uji-Z adalah:

Ha diterima jika Zhitung ≥ Ztabel
Ho ditolak jika Zhitung ≤ Ztabel
Tabel 1.3
Hasil uji Z post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
Data yang
diuji
Post-test
Eksperimen
Post-test
Kontrol

N

Zhitung


Ztabel

A

36

3,55

0,33

0,05

35

1,168

0,33

0,05


Ket
Signifikan
Tidak
Signifikan

Setelah data post-test pada kelas eksperimen dihitung secara statistik dengan α = 0,05
maka diperoleh Zhitung < Ztabel atau 1,168 < 0,33, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
perbedaan yang signifikan antara keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada pengukuran akhir (post-test).
Pembahasan
Proses belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP) memiliki sampel penelitian sejumlah 36 orang siswa yang keseluruhan
mengikuti kegiatan post-test. Berdasarkan perhitungan statistik nilai rata-rata 82,16 standar
deviasi 23,09 untuk hasil uji Z dengan α = 0,05 maka diperoleh Z hitung > Ztabel atau 3,55 >0,33
yang bearti terdapat perbedaan yang signifikan maka hipotesis alternatif (Ha) deterima dan
Ho ditolak. Hal ini bearti pendekatan keterampilan proses memiliki pengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa pada pokok bahasan ekosistem, seperti yang diungkapkan
oleh , Salvin( 2005: 98) “ mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah
pendekatan belajar mengajar yang mengarahkan pada pengembangan kemampuan dasar

berupa mental, fisik dan sosial untuk menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan
sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa sehingga
mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik”.
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol hal ini terbukti pada hasil tes akhir (post-test) pada kelas
eksperimen memperoleh rata-rata adalah 82,16 dan nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah
73,64 dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran biologi adalah 70.
Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan pendekatan keterampilan proses
memiliki pengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa hal ini terbukti dari 36 orang
siswa terdapat 34 (94,5%) siswa yang memiliki nilai diatas rata-rata dan nilai Z hitung > Ztabel
atau 3,55 > 0,33 setelah diberikan perlakuan.keterampilan proses sains ini melibatkan semua
ranah dalam pembelajaran yaitu aspek kognitif, efektif dan fsikomotorik.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka secara umum
dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan
proses (PKP) sangat berpengaruh terhadap keterampilan proses sains (KPS) siswa sekolah
menengah atas pada pokok bahasan ekosistem. Berdasarkan sub masalah yang ada maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil tes akhir (post-test) setelah pembelajaran yang diberikan perlakuan nilai rata-rata

yang diperoleh adalah 82,16 sehingga hasil rerata nilai meningkat 28,16. Hal ini memberi
makna bahwa keterampilan proses sains (KPS) siswa pada pokok bahasan ekosistem
meningkat.
2. Pendekatan keterampilan proses (PKP) berpengaruh secara signifikan terhadap
keterampilan proses sains (KPS) siswa pada pokok bahasan ekosistem dengan taraf
signifikan α = 0,05 nilai Zhitung > Ztabel, yaitu sebesar 3,50 > 0,33. Jika dibandingkan
dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan keterampilan proses (PKP)
maka dapat disimpulkan Ha deterima dan Ho ditolak.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran yang penelitri
sampaikan yaitu:
1. Bagi penelitian selanjutnya, direkomendasikan untuk menggunakan hasil penelitian
sebelumnya sebagai refrensi
2. Agar kiranya bagi calon peneliti dapat memilih materi pelajaran biologi secara tepat yang
sesuai dengan pendekatan keterampilan proses, tidak hanya materi ekosistem.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menganalisis lebih lanjut tentang pengaruh
pendekatan keterampilan proses (PKP) terhadap hasil belajar dengan mempertimbangkan
dan mengontrol secara ketat variabel kontrol yang mempengaruhi keterampilan proses
sains (KPS).


Daftar Pustaka
Apriyani, K (2012). Pengaruh Metode Inqury Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pelajaran Ekonomi Materi Kebutuhan Manusia. Skripsi pasa STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang. Tidak diterbitkan.
Riduwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme guru).
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Slavin, Roberet-E (2005). Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media
Sugiono (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta