ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA IN

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA
PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2009-2013

Afriliyanti Ismei
Andri Wijanarko
Henny Oktavianti
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
Abstract
Economic development on a nation is possibly conducted by increasing
the growth on industrial sectors. Job opportunities in medium and big industry is
considered less than it is compared with the small and the medium industries. It
is happened because the big and medium industries applies capital intensive.
Labor average Reduction per small and medium industries on Lamongan region
is significantly decreasing in the last two years. If the next year shows the
reduction on the number of labor, so the employment is not conducted optimally
since the small and medium industries play and important role in employment.
The purpose of the study is to determine the influence of industrial total number,

investment and production value on employment in small and medium industrial
of Lamongan Region in 2009 – 2013. Analysis method applied is panel data
method which is used to determine the number of industries, investment and
production value hypothesis on small and medium industry’s labor demand in
2009–2013. The result of study shows that the number of industries, investment
and production value variable have positive influence and significance on small
and medium industry’s labor demand at Lamongan Region in 2009 – 2013. The
conclusion of study shows that the overall independent variables (number of
industries, investment and production value) all together and simultaneously
influence the dependent (labor demand on small and medium industries) variable
at Lamongan Region in 2009 – 2013.
Keywords: Labors, small and medium industries, Invesment and production
value.

95

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

PENDAHULUAN


menyerap tenaga kerja lebih banyak

Berdasarkan

rancangan

awal

dibandingkan Industri besar/sedang.

rencana pembangunan jangka panjang
nasional

tahun

pembangunan

ekonomi

Selama lima tahun dari tahun


2005-2025,

2009-2013 pada industri kecil dan

merupakan

menengah selalu

memiliki tenaga

kemampuan ekonomi untuk tumbuh

kerja terbanyak, hanya saja pada

lebih tinggi, berkelanjutan dan mampu

tahun

meningkatkan


terbanyak

pemerataan

2010

jumlah

terdapat

tenaga
pada

kerja
industri

kesejahteraan masyarakat secara luas,

besar/sedang.


serta berdaya saing tinggi. Dalam hal

industri

ini pembangunan ekonomi didukung

menggunkan teknologi padat karya,

oleh penguasaan dan penerapan ilmu-

sedangkan industri besar/sedang lebih

ilmu

didalam

menggunakan teknologi canggih/mesin

sumber-sumber


modern dalam proses produksinya.

teknologi

mengembangkan
daya

pembangunan.

ini

dikarenakan

dan

menengah

dalam


Tambunan (2002) bahwa penurunan

Todaro dan Smith (2006) bahwa dalam

jumlah industri besar dan adanya

pertumbuhan

keterbatasan

dan

Lewis

kecil

Hal

perkembangan


lapangan

pekerjaan

ekonomi suatu negara dapat dilakukan

dapat merubah struktur ekonomi yang

dengan meningkatkan pertumbuhan

berorientasi pada industri kecil dan

pada sektor industri.

menengah. Ketidakmampuan industri

Pengembangan

industri


kecil

dinilai

besar

pekerjaan yang besar, karena usaha

pengembangan

tersebut menggunakan padat modal,

industri. Pengembangan industri kecil

sedangkan pada Industri Kecil dan

akan membantu mengatasi masalah

Menengah lebih menggunakan padat


pengangguran, mengingat

teknologi

karya.

yang

digunakan

teknologi

padat

karya.

adalah

cara


peranannya

yang
dalam

memperbesar
kesempatan

adalah

Sehingga
lapangan

usaha

menciptakan

lapangan

bisa

kerja

yang

besar

dan
dapat

mendorong pembangunan daerah dan
kawasan pedesaan (Kuncoro, 2007).
Industri

kecil

Kabupaten

dan

menengah

Lamongan

di

mampu

96

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

Tabel 1.1
Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah
Industri, Nilai Investasi, Dan Nilai
Produksi
Kabupaten Lamongan Tahun 20092013
Tahun

Tenaga Kerja

Jumlah Industri

Nilai Investasi

Nilai Produksi

beberapa faktor, salah satunya yaitu
faktor jumlah unit usaha dan nilai
produksi

yang

dihasilkan

industri

tersebut. Dan Matz (2003) bahwa
meningkatnya investasi pada suatu
industri,

juga

akan

meningkatkan

(Orang)

(Unit)

(Rp)

(Rp)

2009

5.831

314

33.696.733.199

565.328.983.000

2010

5.459

311

31.781.587.199

523.780.452.000

2011

5.884

315

34.741.877.499

563.001.383.000

dengan meningkatnya investasi akan

2012

5.406

382

61.208.826.000

714.379.557.500

meningkatkan

2013

7.699

576

163.322.431.000

757.923.697.000

penyerapan

tenaga

kerja.

jumlah

Karena

perusahaan

yang ada pada industri tersebut dan
akhirnya akan meningkatkan jumlah

Sumber:
Dinas
Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Lamongan, Diolah
Dengan melihat Tabel 1.1
jumlah tenaga kerja pada industri kecil
dan

menengah

di

Kabupaten

Lamongan mengalami kondisi yang
fluktuatif. Pada tahun 2010 dan 2012
jumlah tenaga kerja di Kabupaten
Lamongan

mengalami

penurunan

yang cukup drastis. Pada tahun 2010
hal tersebut juga diikuti penurunan dari
variabel jumlah industri, nilai investasi
dan nilai produksi. Dan pada tahun
2013 jumlah tenaga kerja, jumlah
industri,

nilai

investasi,

dan

nilai

produksi mengalami peningkatan yang
sangat drastis sekali.
Seperti

yang

di

kemukakan

bahwa industri kecil dan menengah
berperan banyak dalam penyerapan
kerja.

jumlah

tenaga

yang

dihasilkan,

sehingga

kesempatan kerja meningkat.
Dan

berdasarkan

Tabel

1.1

dapat di ketahui juga bahwa rata-rata
tenaga kerja per industri mengalami
kondisi yang fluktuatif juga, dan pada
tahun

2012

dan

tahun

2013

mengalami penurunan yang sangat
drastis sekali. Kondisi ini berbeda
dengan jumlah tenaga kerja, jumlah
industri,

nilai

investasi,

dan

nilai

produksi pada tahun 2013 mengalami
peningkatan

yang

sangat

drastis

sekali. Hal ini menandakan permintaan
tenaga kerja kurang optimal, karena
melihat industri kecil dan menengah
memegang peranan penting dalam

Squire dalam Rejekiningsih (2004)

tenaga

output

Dalam

penyerapan

kerja

dipengaruhi

penyerapan tenaga kerja.
Rumusan Masalah
Secara lebih terperinci dapat
dirumuskan

masalahnya

sebagai

berikut:

97

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

1.

Bagaimana
industri

pengaruh

kecil

dan

jumlah

menengah

terhadap permintaan tenaga kerja

tenaga kerja pada industri kecil
dan

pada industri kecil dan menengah

TINJAUAN PUSTAKA

di Kabupaten Lamongan tahun

Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan

Kabupaten

tenaga

kerja

nilai

merupakan daftar berbagai altenatif

terhadap permintaan

kombinasi tenaga kerja dengan input

tenaga kerja pada industri kecil

lain yang tersedia, dan berhubungan

dan

dengan

Bagaimana

pengaruh

investasi

menengah

di

Kabupaten

Lamongan tahun 2009-2013?
3.

di

Lamongan tahun 2009-2013

2009-2013?
2.

menengah

Bagaimana
produksi

pengaruh
terhadap

tingkat

gaji.

Permintaan

pengusaha atas tenaga kerja berbeda
nilai

permintaan

dengan permintaan konsumen akan
barang

atau jasa.

Dalam

hal ini

tenaga kerja pada industri kecil

konsumen

dan

karena

memberi

kepuasan

kepada

pembeli

tersebut

menengah

di

Kabupaten

Lamongan tahun 2009-2013?

membeli

barang

yaitu
(utility)

(Ananta,

1993).
Tujuan
Berdasarkan

permasalahan

di

Gambar 2.1
Kurva Permintaan Tenaga Kerja

atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.

Mengetahui
industri

pengaruh

kecil

dan

jumlah

menengah

terhadap permintaan tenaga kerja
pada industri kecil dan menengah
di Kabupaten Lamongan tahun
2009-2013
2.

Mengetahui
investasi

pengaruh

terhadap

nilai

permintaan

Sumber : Ehrenberg dan Smith (1994)
D= kurva permintaan tenaga kerja
pada tingkat harga barang modal
yang relatif tinggi
D1=kurva permintaan tenaga kerja
karena adanya pengaruh skala
produksi

tenaga kerja pada industri kecil
dan

menengah

di

Kabupaten

Lamongan tahun 2009-2013
3.

Mengetahui
produksi

pengaruh

terhadap

nilai

permintaan

Apabila

harga

barang–barang

modal turun, maka biaya produksi juga
akan

ikut

turun.

Hal

ini

juga

mengakibatkan harga jual per unit

98

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

barang akan turun. Pada keadaan ini

Garis DD melukiskan bahwa besarnya

produsen

untuk

nilai hasil marjinal karyawan (value

barangnya,

marginal physical product of labor,

akan

meningkatkan

cenderung

produksi

karena permintaan bertambah besar.

VMPPL)

untuk

Disamping itu permintaan tenaga kerja

Misalnya

jumlah

dapat

karena

dipekerjakan adalah sebanyak 0A=100

perusahaan.

orang dinamakan VMPPL-nya dan

bertambah

peningkatan

besar,

kegiatan

setiap

tingkatan.

karyawan

yang

Sehingga keadaan ini menyebabkan

besarnya sama

bergesernya kurva permintaan tenaga

P=W1. Nilai ini lebih besar dari pada

kerja ke kanan karena pengaruh efek

tingkat upah yang sedang berlaku (W).

skala atau subsitusi efek.

Oleh sebab itu laba pengusaha akan

Fungsi

Permintaan

Perusahaan

Akan Tenaga Kerja
Boediono

dengan:

MPPL x

bertambah dengan menambah tenaga
kerja baru. Pengusaha dapat terus

(1982)

mengatakan

menambah laba perusahan dengan

bahwa perusahaan dalam melakukan

memperkejakan orang hingga 0N. Di

proses produksi disebabkan oleh satu

titik N pengusaha mencapai laba

alasan,

adanya

maksimum dan nilai MPPL x P sama

yang

dengan upah yang dibayarkan kepada

yaitu

permintaan

karena

akan

output

dihasilkanya. Jadi permintaan akan

karyawan.

input

pengusaha mencapai laba maksimum

akan timbul karena

adanya

permintaan akan output. Dari sinilah

Dengan

kata

lain

bila MPPLxP =W.

sebabnya mengapa permintaan input

Penambahan tenaga kerja yang

tersebut oleh ahli ekonomi Alfred

lebih besar dari pada 0N misalkan 0B

Marshall dikatakan sebagai derived

akan

demand

pengusaha.

atau

Permintaan

permintaan

akan

output

turunan.
sendiri

mengurangi

keuntungan

Pengusaha

membayar

upah dalam tingkat yang berlaku (W),

dianggap sebagai "permintaan asli"

padahal nilai hasil

karena timbul langsung dari adanya

diperolah hanya sebesar W2 yang

kebutuhan manusia.

lebih

Gambar 2.2
Fungsi Permintaan Tenaga Kerja
Upah VMPTK

pengusaha

dari

pada

W.

cenderung

menghindari jumlah karyawan

Jadi
untuk
lebih

besar dari pada 0N. Penambahan

D

W1

kecil

marginal yang

Maksimum Laba

W

karyawan yang lebih besar dari pada
0N dapat dilaksanakan hanya bila

W2

D = MPTKX P

0

A

N

B

Kuantitas Tenaga Kerja

Sumber : Simanjutak, 1985

99

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

pengusaha yang bersangkutan dapat

kerja atau meningkatkan permintaan

membayar upah dibawah W atau bila

tenaga kerja.

pengusaha mampu menaikan harga

Sektor Industri
Berdasarkan Surat Keterangan

jual barang.
Hubungan Nilai Investasi Dengan

Menteri

Permintaan Tenaga Kerja

Perdagangan Nomer 590 / MPP / KEP

Matz

(2003)

bahwa

dengan

Perindustrian

/ 10 / 1999,

dan

mendefinisikan industri

adanya peningkatan investasi pada

kecil dan menengah berdasarkan nilai

suatu

akan

asetnya yaitu Industri Kecil adalah

tenaga

industri yang mempunyai nilai investasi

kerja. Hal ini karena dengan adanya

perusahaan sampai dengan 200 juta

peningkatan

akan

rupiah (tidak termasuk tanah dan

perusahaan

bangunan), dan Industri Menengah

perusahaan,

meningkatkan

juga

penyerapan
investasi

meningkatkan

maka

jumlah

tersebut.

adalah industri dengan nilai investasi

Peningkatan jumlah perusahaan akan

perusahaan seluruhnya antara 200

meningkatkan

juta-5 milyar rupiah (tidak termasuk

yang

ada

pada

industri

jumlah

output

yang

akan dihasilkan. Sehingga lapangan

tanah

pekerjaan

dan

bangunan).

Sementara

dan

akan

penggolongan industri menurut BPS

pengangguran

atau

(Badan Pusat Statistik) berdasarkan

dengan kata lain akan meningkatkan

jumlah tenaga kerja dibagi dalam

penyerapan tenaga kerja.

empat golongan yaitu :

meningkat

mengurangi

HUBUNGAN
DENGAN

NILAI

PRODUKSI

PERMINTAAN

TENAGA

KERJA

jumlah tenaga kerja 1-4 orang.
2. Industri kecil jumlah tenaga kerja

Ehrenberg

dan

Smith (1994)

dalam Setiyadi (2008) naik turunnya
permintaan
produksi

1. Industri kerajinan rumah tangga

pasar
suatu

berpengaruh

terhadap

hasil

perusahaan

akan

terhadap

penyerapan

5-19 orang.
3. Industri menengah jumlah tenaga
kerja 20-99 orang.
4. Industri besar jumlah tenaga kerja
100 orang atau lebih.

tenaga kerja. Jika permintaan hasil
produksi meningkat, maka akan ada
peningkatan hasil produksi. Sehingga
dapat menambah penyerapan tenaga

100

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

KERANGKA PENELITIAN

a. Permintaan

Gambar 3.1

Tenaga

Kerja

(TK)

merupakan jumlah tenaga kerja
yang diminta oleh perusahaan pada
industri kecil dan menengah di

Jumlah Industri (IND)

Kabupaten Lamongan tahun 2009–
2013, dan dihitung dalam satuan
Tenaga Kerja (TK)

Nilai investasi (INV)

orang.
b. Jumlah

Industri

Kecil

Menengah

(IND)

banyaknya

industri

dan

merupakan

Nilai Produksi (PROD)

kecil

menengah di wilayah
Lamongan

yang

dan

Kabupaten

memiliki

nilai

investasi untuk industri kecil sampai
METODE PENELITIAN

dengan Rp. 200 juta, dan untuk

Pendekatan Penelitian Dan Definisi

industri menengah Rp. 200 juta

Operasional

sampai dengan Rp. 5 milyar, dan

Pendekatan

penelitian

yang

digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan
kuantitatif.

metode

Saebani

penelitian

(2008)

bahwa

dihitung

dengan

satuan

unit

(Berdasarkan Disperindag).
c. Nilai Investasi (INV) merupakan
jumlah

modal

yang

ditanamkan

metode penelitian kuantitatif adalah

pada industri kecil dan menengah

penelitian yang menggunakan angka

untuk memproduksi barang dan

dalam penyajian data dan analisis

menjalankan usaha industri yang

yang menggunakan uji statistika. Nasir

dikelola

(1999) definisi operasional merupakan

Kabupaten Lamongan, di hitung

definisi yang diberikan kepada variabel

dengan

penelitian

(Berdasarkan Disperindag).

dengan

memberikan

selama
satuan

satu

tahun

jutaan

di

rupiah

arti/menspesifikasikan kegiatan atau

d. Nilai Produksi (PROD) merupakan

dengan memberikan operasional yang

hasil akhir dari proses produksi

diperlukan untuk mengukur variabel

pada industri kecil dan menengah di

tersebut. Definisi operasional masing-

Kabupaten

masing variabel adalah sebagai berikut

produksi dilihat dari jumlah produksi

:

dikalikan dengan harga masing-

Lamongan.

Nilai

masing produk, di hitung dengan

101

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

satuan jutaan rupiah (Berdasarkan

paling

Disperindag).

melakukan kombinasi terhadap data

Metode Data Panel

time series dan cross section tanpa

Dalam
estimasi

penelitian

model

ini

analisis

memperhatikan

dan

dimensi

hanya

individu

yang

maupun waktu. Model data panel

digunakan adalah metode analisis data

dengan pendekatan Pooled Least

panel dengan menggunakan program

Square

eviews

berikut:

6.

penelitian

sederhana,

Gujarati

(1991)

bahwa

(PLS)

adalah

sebagai

Yit = β1 + β2 + β3X3it + … + βnXnit +

analisis dengan menggunakan data
panel adalah kombinasi antara deret

Uit

waktu (time-series data) dan kerat

2. Fixed Effect Model (FEM)

lintang (cross-section data). Model

Gujarati (2003) bahwa model Fixed

yang digunakan dalam analsis regresi

Effect Model (FEM) adalah teknik

panel di penelitian ini adalah sebagai

estimasi

berikut:

menggunakan

LYit = β0+β1LINDit+β2LINVit+β3LPRODit

untuk

data

panel

dengan

variabel

dummy

mengetahui

adanya

perbedaan intercept antar cross

+eit

section. Model data panel dengan

Dimana:
L: Log

e: error term

pendekatan

Fixed

Effect

Model

β: Konstanta

i:

(FEM) adalah sebagai berikut :
Yit = a1+ a2D2 +…+ anDn + βnXnit + Uit

Kecamatan
t: Waktu

3. Random Effect Model (REM)

Y: Permintaan Tenaga Kerja

Metode analisis data panel yang di

IND: Jumlah Industri (IND)

dalamnya melibatkan korelasi antar

INV: Nilai Investasi (INV)

error

PROD: Nilai Produksi (PROD)

waktu,

Dalam teknik estimasi model
regresi

data

panel,

terdapat

tiga

pendekatan yang dapat digunakan

dan

karena

berubahnya

model

data

panel

dengan pendekatan Random Effect
Model (REM) sebagai berikut:
Yit = β1 + β2X2it + εit + Uit
Uji Statistik F (Uji Chow)

yaitu:
1. Model Pooled Least Square (PLS)
Gujarati

term

(2003)

bahwa

model

Pooled Least Square (PLS) adalah

Kegunaan uji statistik F atau uji
chow

yaitu

pendekatan

untuk

memilih

antara

Pooled

Least

Square

metode estimasi data panel yang

102

Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113

(PLS) tanpa variabel dummy atau

1. Apabila nilai R² mendekati 0 (nol)

pendekatan Fixed Effect Model (FEM).

menunjukkan bahwa kemampuan

Ketentuan:

variabel independen/bebas dalam

1. Apabila

Fhitung>Ftabel,

maka

H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti
Fixed Effect Model (FEM) yang
Fhitungchi

square

maka H0 ditolak dan H1 diterima,

berarti Fixed Effect Model (FEM)

tabel

variabel

hitung

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25