ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA IN
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA
PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2009-2013
Afriliyanti Ismei
Andri Wijanarko
Henny Oktavianti
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
Abstract
Economic development on a nation is possibly conducted by increasing
the growth on industrial sectors. Job opportunities in medium and big industry is
considered less than it is compared with the small and the medium industries. It
is happened because the big and medium industries applies capital intensive.
Labor average Reduction per small and medium industries on Lamongan region
is significantly decreasing in the last two years. If the next year shows the
reduction on the number of labor, so the employment is not conducted optimally
since the small and medium industries play and important role in employment.
The purpose of the study is to determine the influence of industrial total number,
investment and production value on employment in small and medium industrial
of Lamongan Region in 2009 – 2013. Analysis method applied is panel data
method which is used to determine the number of industries, investment and
production value hypothesis on small and medium industry’s labor demand in
2009–2013. The result of study shows that the number of industries, investment
and production value variable have positive influence and significance on small
and medium industry’s labor demand at Lamongan Region in 2009 – 2013. The
conclusion of study shows that the overall independent variables (number of
industries, investment and production value) all together and simultaneously
influence the dependent (labor demand on small and medium industries) variable
at Lamongan Region in 2009 – 2013.
Keywords: Labors, small and medium industries, Invesment and production
value.
95
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
PENDAHULUAN
menyerap tenaga kerja lebih banyak
Berdasarkan
rancangan
awal
dibandingkan Industri besar/sedang.
rencana pembangunan jangka panjang
nasional
tahun
pembangunan
ekonomi
Selama lima tahun dari tahun
2005-2025,
2009-2013 pada industri kecil dan
merupakan
menengah selalu
memiliki tenaga
kemampuan ekonomi untuk tumbuh
kerja terbanyak, hanya saja pada
lebih tinggi, berkelanjutan dan mampu
tahun
meningkatkan
terbanyak
pemerataan
2010
jumlah
terdapat
tenaga
pada
kerja
industri
kesejahteraan masyarakat secara luas,
besar/sedang.
serta berdaya saing tinggi. Dalam hal
industri
ini pembangunan ekonomi didukung
menggunkan teknologi padat karya,
oleh penguasaan dan penerapan ilmu-
sedangkan industri besar/sedang lebih
ilmu
didalam
menggunakan teknologi canggih/mesin
sumber-sumber
modern dalam proses produksinya.
teknologi
mengembangkan
daya
pembangunan.
ini
dikarenakan
dan
menengah
dalam
Tambunan (2002) bahwa penurunan
Todaro dan Smith (2006) bahwa dalam
jumlah industri besar dan adanya
pertumbuhan
keterbatasan
dan
Lewis
kecil
Hal
perkembangan
lapangan
pekerjaan
ekonomi suatu negara dapat dilakukan
dapat merubah struktur ekonomi yang
dengan meningkatkan pertumbuhan
berorientasi pada industri kecil dan
pada sektor industri.
menengah. Ketidakmampuan industri
Pengembangan
industri
kecil
dinilai
besar
pekerjaan yang besar, karena usaha
pengembangan
tersebut menggunakan padat modal,
industri. Pengembangan industri kecil
sedangkan pada Industri Kecil dan
akan membantu mengatasi masalah
Menengah lebih menggunakan padat
pengangguran, mengingat
teknologi
karya.
yang
digunakan
teknologi
padat
karya.
adalah
cara
peranannya
yang
dalam
memperbesar
kesempatan
adalah
Sehingga
lapangan
usaha
menciptakan
lapangan
bisa
kerja
yang
besar
dan
dapat
mendorong pembangunan daerah dan
kawasan pedesaan (Kuncoro, 2007).
Industri
kecil
Kabupaten
dan
menengah
Lamongan
di
mampu
96
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
Tabel 1.1
Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah
Industri, Nilai Investasi, Dan Nilai
Produksi
Kabupaten Lamongan Tahun 20092013
Tahun
Tenaga Kerja
Jumlah Industri
Nilai Investasi
Nilai Produksi
beberapa faktor, salah satunya yaitu
faktor jumlah unit usaha dan nilai
produksi
yang
dihasilkan
industri
tersebut. Dan Matz (2003) bahwa
meningkatnya investasi pada suatu
industri,
juga
akan
meningkatkan
(Orang)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
2009
5.831
314
33.696.733.199
565.328.983.000
2010
5.459
311
31.781.587.199
523.780.452.000
2011
5.884
315
34.741.877.499
563.001.383.000
dengan meningkatnya investasi akan
2012
5.406
382
61.208.826.000
714.379.557.500
meningkatkan
2013
7.699
576
163.322.431.000
757.923.697.000
penyerapan
tenaga
kerja.
jumlah
Karena
perusahaan
yang ada pada industri tersebut dan
akhirnya akan meningkatkan jumlah
Sumber:
Dinas
Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Lamongan, Diolah
Dengan melihat Tabel 1.1
jumlah tenaga kerja pada industri kecil
dan
menengah
di
Kabupaten
Lamongan mengalami kondisi yang
fluktuatif. Pada tahun 2010 dan 2012
jumlah tenaga kerja di Kabupaten
Lamongan
mengalami
penurunan
yang cukup drastis. Pada tahun 2010
hal tersebut juga diikuti penurunan dari
variabel jumlah industri, nilai investasi
dan nilai produksi. Dan pada tahun
2013 jumlah tenaga kerja, jumlah
industri,
nilai
investasi,
dan
nilai
produksi mengalami peningkatan yang
sangat drastis sekali.
Seperti
yang
di
kemukakan
bahwa industri kecil dan menengah
berperan banyak dalam penyerapan
kerja.
jumlah
tenaga
yang
dihasilkan,
sehingga
kesempatan kerja meningkat.
Dan
berdasarkan
Tabel
1.1
dapat di ketahui juga bahwa rata-rata
tenaga kerja per industri mengalami
kondisi yang fluktuatif juga, dan pada
tahun
2012
dan
tahun
2013
mengalami penurunan yang sangat
drastis sekali. Kondisi ini berbeda
dengan jumlah tenaga kerja, jumlah
industri,
nilai
investasi,
dan
nilai
produksi pada tahun 2013 mengalami
peningkatan
yang
sangat
drastis
sekali. Hal ini menandakan permintaan
tenaga kerja kurang optimal, karena
melihat industri kecil dan menengah
memegang peranan penting dalam
Squire dalam Rejekiningsih (2004)
tenaga
output
Dalam
penyerapan
kerja
dipengaruhi
penyerapan tenaga kerja.
Rumusan Masalah
Secara lebih terperinci dapat
dirumuskan
masalahnya
sebagai
berikut:
97
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
1.
Bagaimana
industri
pengaruh
kecil
dan
jumlah
menengah
terhadap permintaan tenaga kerja
tenaga kerja pada industri kecil
dan
pada industri kecil dan menengah
TINJAUAN PUSTAKA
di Kabupaten Lamongan tahun
Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan
Kabupaten
tenaga
kerja
nilai
merupakan daftar berbagai altenatif
terhadap permintaan
kombinasi tenaga kerja dengan input
tenaga kerja pada industri kecil
lain yang tersedia, dan berhubungan
dan
dengan
Bagaimana
pengaruh
investasi
menengah
di
Kabupaten
Lamongan tahun 2009-2013?
3.
di
Lamongan tahun 2009-2013
2009-2013?
2.
menengah
Bagaimana
produksi
pengaruh
terhadap
tingkat
gaji.
Permintaan
pengusaha atas tenaga kerja berbeda
nilai
permintaan
dengan permintaan konsumen akan
barang
atau jasa.
Dalam
hal ini
tenaga kerja pada industri kecil
konsumen
dan
karena
memberi
kepuasan
kepada
pembeli
tersebut
menengah
di
Kabupaten
Lamongan tahun 2009-2013?
membeli
barang
yaitu
(utility)
(Ananta,
1993).
Tujuan
Berdasarkan
permasalahan
di
Gambar 2.1
Kurva Permintaan Tenaga Kerja
atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.
Mengetahui
industri
pengaruh
kecil
dan
jumlah
menengah
terhadap permintaan tenaga kerja
pada industri kecil dan menengah
di Kabupaten Lamongan tahun
2009-2013
2.
Mengetahui
investasi
pengaruh
terhadap
nilai
permintaan
Sumber : Ehrenberg dan Smith (1994)
D= kurva permintaan tenaga kerja
pada tingkat harga barang modal
yang relatif tinggi
D1=kurva permintaan tenaga kerja
karena adanya pengaruh skala
produksi
tenaga kerja pada industri kecil
dan
menengah
di
Kabupaten
Lamongan tahun 2009-2013
3.
Mengetahui
produksi
pengaruh
terhadap
nilai
permintaan
Apabila
harga
barang–barang
modal turun, maka biaya produksi juga
akan
ikut
turun.
Hal
ini
juga
mengakibatkan harga jual per unit
98
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
barang akan turun. Pada keadaan ini
Garis DD melukiskan bahwa besarnya
produsen
untuk
nilai hasil marjinal karyawan (value
barangnya,
marginal physical product of labor,
akan
meningkatkan
cenderung
produksi
karena permintaan bertambah besar.
VMPPL)
untuk
Disamping itu permintaan tenaga kerja
Misalnya
jumlah
dapat
karena
dipekerjakan adalah sebanyak 0A=100
perusahaan.
orang dinamakan VMPPL-nya dan
bertambah
peningkatan
besar,
kegiatan
setiap
tingkatan.
karyawan
yang
Sehingga keadaan ini menyebabkan
besarnya sama
bergesernya kurva permintaan tenaga
P=W1. Nilai ini lebih besar dari pada
kerja ke kanan karena pengaruh efek
tingkat upah yang sedang berlaku (W).
skala atau subsitusi efek.
Oleh sebab itu laba pengusaha akan
Fungsi
Permintaan
Perusahaan
Akan Tenaga Kerja
Boediono
dengan:
MPPL x
bertambah dengan menambah tenaga
kerja baru. Pengusaha dapat terus
(1982)
mengatakan
menambah laba perusahan dengan
bahwa perusahaan dalam melakukan
memperkejakan orang hingga 0N. Di
proses produksi disebabkan oleh satu
titik N pengusaha mencapai laba
alasan,
adanya
maksimum dan nilai MPPL x P sama
yang
dengan upah yang dibayarkan kepada
yaitu
permintaan
karena
akan
output
dihasilkanya. Jadi permintaan akan
karyawan.
input
pengusaha mencapai laba maksimum
akan timbul karena
adanya
permintaan akan output. Dari sinilah
Dengan
kata
lain
bila MPPLxP =W.
sebabnya mengapa permintaan input
Penambahan tenaga kerja yang
tersebut oleh ahli ekonomi Alfred
lebih besar dari pada 0N misalkan 0B
Marshall dikatakan sebagai derived
akan
demand
pengusaha.
atau
Permintaan
permintaan
akan
output
turunan.
sendiri
mengurangi
keuntungan
Pengusaha
membayar
upah dalam tingkat yang berlaku (W),
dianggap sebagai "permintaan asli"
padahal nilai hasil
karena timbul langsung dari adanya
diperolah hanya sebesar W2 yang
kebutuhan manusia.
lebih
Gambar 2.2
Fungsi Permintaan Tenaga Kerja
Upah VMPTK
pengusaha
dari
pada
W.
cenderung
menghindari jumlah karyawan
Jadi
untuk
lebih
besar dari pada 0N. Penambahan
D
W1
kecil
marginal yang
Maksimum Laba
W
karyawan yang lebih besar dari pada
0N dapat dilaksanakan hanya bila
W2
D = MPTKX P
0
A
N
B
Kuantitas Tenaga Kerja
Sumber : Simanjutak, 1985
99
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
pengusaha yang bersangkutan dapat
kerja atau meningkatkan permintaan
membayar upah dibawah W atau bila
tenaga kerja.
pengusaha mampu menaikan harga
Sektor Industri
Berdasarkan Surat Keterangan
jual barang.
Hubungan Nilai Investasi Dengan
Menteri
Permintaan Tenaga Kerja
Perdagangan Nomer 590 / MPP / KEP
Matz
(2003)
bahwa
dengan
Perindustrian
/ 10 / 1999,
dan
mendefinisikan industri
adanya peningkatan investasi pada
kecil dan menengah berdasarkan nilai
suatu
akan
asetnya yaitu Industri Kecil adalah
tenaga
industri yang mempunyai nilai investasi
kerja. Hal ini karena dengan adanya
perusahaan sampai dengan 200 juta
peningkatan
akan
rupiah (tidak termasuk tanah dan
perusahaan
bangunan), dan Industri Menengah
perusahaan,
meningkatkan
juga
penyerapan
investasi
meningkatkan
maka
jumlah
tersebut.
adalah industri dengan nilai investasi
Peningkatan jumlah perusahaan akan
perusahaan seluruhnya antara 200
meningkatkan
juta-5 milyar rupiah (tidak termasuk
yang
ada
pada
industri
jumlah
output
yang
akan dihasilkan. Sehingga lapangan
tanah
pekerjaan
dan
bangunan).
Sementara
dan
akan
penggolongan industri menurut BPS
pengangguran
atau
(Badan Pusat Statistik) berdasarkan
dengan kata lain akan meningkatkan
jumlah tenaga kerja dibagi dalam
penyerapan tenaga kerja.
empat golongan yaitu :
meningkat
mengurangi
HUBUNGAN
DENGAN
NILAI
PRODUKSI
PERMINTAAN
TENAGA
KERJA
jumlah tenaga kerja 1-4 orang.
2. Industri kecil jumlah tenaga kerja
Ehrenberg
dan
Smith (1994)
dalam Setiyadi (2008) naik turunnya
permintaan
produksi
1. Industri kerajinan rumah tangga
pasar
suatu
berpengaruh
terhadap
hasil
perusahaan
akan
terhadap
penyerapan
5-19 orang.
3. Industri menengah jumlah tenaga
kerja 20-99 orang.
4. Industri besar jumlah tenaga kerja
100 orang atau lebih.
tenaga kerja. Jika permintaan hasil
produksi meningkat, maka akan ada
peningkatan hasil produksi. Sehingga
dapat menambah penyerapan tenaga
100
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
KERANGKA PENELITIAN
a. Permintaan
Gambar 3.1
Tenaga
Kerja
(TK)
merupakan jumlah tenaga kerja
yang diminta oleh perusahaan pada
industri kecil dan menengah di
Jumlah Industri (IND)
Kabupaten Lamongan tahun 2009–
2013, dan dihitung dalam satuan
Tenaga Kerja (TK)
Nilai investasi (INV)
orang.
b. Jumlah
Industri
Kecil
Menengah
(IND)
banyaknya
industri
dan
merupakan
Nilai Produksi (PROD)
kecil
menengah di wilayah
Lamongan
yang
dan
Kabupaten
memiliki
nilai
investasi untuk industri kecil sampai
METODE PENELITIAN
dengan Rp. 200 juta, dan untuk
Pendekatan Penelitian Dan Definisi
industri menengah Rp. 200 juta
Operasional
sampai dengan Rp. 5 milyar, dan
Pendekatan
penelitian
yang
digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan
kuantitatif.
metode
Saebani
penelitian
(2008)
bahwa
dihitung
dengan
satuan
unit
(Berdasarkan Disperindag).
c. Nilai Investasi (INV) merupakan
jumlah
modal
yang
ditanamkan
metode penelitian kuantitatif adalah
pada industri kecil dan menengah
penelitian yang menggunakan angka
untuk memproduksi barang dan
dalam penyajian data dan analisis
menjalankan usaha industri yang
yang menggunakan uji statistika. Nasir
dikelola
(1999) definisi operasional merupakan
Kabupaten Lamongan, di hitung
definisi yang diberikan kepada variabel
dengan
penelitian
(Berdasarkan Disperindag).
dengan
memberikan
selama
satuan
satu
tahun
jutaan
di
rupiah
arti/menspesifikasikan kegiatan atau
d. Nilai Produksi (PROD) merupakan
dengan memberikan operasional yang
hasil akhir dari proses produksi
diperlukan untuk mengukur variabel
pada industri kecil dan menengah di
tersebut. Definisi operasional masing-
Kabupaten
masing variabel adalah sebagai berikut
produksi dilihat dari jumlah produksi
:
dikalikan dengan harga masing-
Lamongan.
Nilai
masing produk, di hitung dengan
101
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
satuan jutaan rupiah (Berdasarkan
paling
Disperindag).
melakukan kombinasi terhadap data
Metode Data Panel
time series dan cross section tanpa
Dalam
estimasi
penelitian
model
ini
analisis
memperhatikan
dan
dimensi
hanya
individu
yang
maupun waktu. Model data panel
digunakan adalah metode analisis data
dengan pendekatan Pooled Least
panel dengan menggunakan program
Square
eviews
berikut:
6.
penelitian
sederhana,
Gujarati
(1991)
bahwa
(PLS)
adalah
sebagai
Yit = β1 + β2 + β3X3it + … + βnXnit +
analisis dengan menggunakan data
panel adalah kombinasi antara deret
Uit
waktu (time-series data) dan kerat
2. Fixed Effect Model (FEM)
lintang (cross-section data). Model
Gujarati (2003) bahwa model Fixed
yang digunakan dalam analsis regresi
Effect Model (FEM) adalah teknik
panel di penelitian ini adalah sebagai
estimasi
berikut:
menggunakan
LYit = β0+β1LINDit+β2LINVit+β3LPRODit
untuk
data
panel
dengan
variabel
dummy
mengetahui
adanya
perbedaan intercept antar cross
+eit
section. Model data panel dengan
Dimana:
L: Log
e: error term
pendekatan
Fixed
Effect
Model
β: Konstanta
i:
(FEM) adalah sebagai berikut :
Yit = a1+ a2D2 +…+ anDn + βnXnit + Uit
Kecamatan
t: Waktu
3. Random Effect Model (REM)
Y: Permintaan Tenaga Kerja
Metode analisis data panel yang di
IND: Jumlah Industri (IND)
dalamnya melibatkan korelasi antar
INV: Nilai Investasi (INV)
error
PROD: Nilai Produksi (PROD)
waktu,
Dalam teknik estimasi model
regresi
data
panel,
terdapat
tiga
pendekatan yang dapat digunakan
dan
karena
berubahnya
model
data
panel
dengan pendekatan Random Effect
Model (REM) sebagai berikut:
Yit = β1 + β2X2it + εit + Uit
Uji Statistik F (Uji Chow)
yaitu:
1. Model Pooled Least Square (PLS)
Gujarati
term
(2003)
bahwa
model
Pooled Least Square (PLS) adalah
Kegunaan uji statistik F atau uji
chow
yaitu
pendekatan
untuk
memilih
antara
Pooled
Least
Square
metode estimasi data panel yang
102
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
(PLS) tanpa variabel dummy atau
1. Apabila nilai R² mendekati 0 (nol)
pendekatan Fixed Effect Model (FEM).
menunjukkan bahwa kemampuan
Ketentuan:
variabel independen/bebas dalam
1. Apabila
Fhitung>Ftabel,
maka
H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti
Fixed Effect Model (FEM) yang
Fhitungchi
square
maka H0 ditolak dan H1 diterima,
berarti Fixed Effect Model (FEM)
tabel
variabel
hitung
ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA
PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2009-2013
Afriliyanti Ismei
Andri Wijanarko
Henny Oktavianti
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
Abstract
Economic development on a nation is possibly conducted by increasing
the growth on industrial sectors. Job opportunities in medium and big industry is
considered less than it is compared with the small and the medium industries. It
is happened because the big and medium industries applies capital intensive.
Labor average Reduction per small and medium industries on Lamongan region
is significantly decreasing in the last two years. If the next year shows the
reduction on the number of labor, so the employment is not conducted optimally
since the small and medium industries play and important role in employment.
The purpose of the study is to determine the influence of industrial total number,
investment and production value on employment in small and medium industrial
of Lamongan Region in 2009 – 2013. Analysis method applied is panel data
method which is used to determine the number of industries, investment and
production value hypothesis on small and medium industry’s labor demand in
2009–2013. The result of study shows that the number of industries, investment
and production value variable have positive influence and significance on small
and medium industry’s labor demand at Lamongan Region in 2009 – 2013. The
conclusion of study shows that the overall independent variables (number of
industries, investment and production value) all together and simultaneously
influence the dependent (labor demand on small and medium industries) variable
at Lamongan Region in 2009 – 2013.
Keywords: Labors, small and medium industries, Invesment and production
value.
95
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
PENDAHULUAN
menyerap tenaga kerja lebih banyak
Berdasarkan
rancangan
awal
dibandingkan Industri besar/sedang.
rencana pembangunan jangka panjang
nasional
tahun
pembangunan
ekonomi
Selama lima tahun dari tahun
2005-2025,
2009-2013 pada industri kecil dan
merupakan
menengah selalu
memiliki tenaga
kemampuan ekonomi untuk tumbuh
kerja terbanyak, hanya saja pada
lebih tinggi, berkelanjutan dan mampu
tahun
meningkatkan
terbanyak
pemerataan
2010
jumlah
terdapat
tenaga
pada
kerja
industri
kesejahteraan masyarakat secara luas,
besar/sedang.
serta berdaya saing tinggi. Dalam hal
industri
ini pembangunan ekonomi didukung
menggunkan teknologi padat karya,
oleh penguasaan dan penerapan ilmu-
sedangkan industri besar/sedang lebih
ilmu
didalam
menggunakan teknologi canggih/mesin
sumber-sumber
modern dalam proses produksinya.
teknologi
mengembangkan
daya
pembangunan.
ini
dikarenakan
dan
menengah
dalam
Tambunan (2002) bahwa penurunan
Todaro dan Smith (2006) bahwa dalam
jumlah industri besar dan adanya
pertumbuhan
keterbatasan
dan
Lewis
kecil
Hal
perkembangan
lapangan
pekerjaan
ekonomi suatu negara dapat dilakukan
dapat merubah struktur ekonomi yang
dengan meningkatkan pertumbuhan
berorientasi pada industri kecil dan
pada sektor industri.
menengah. Ketidakmampuan industri
Pengembangan
industri
kecil
dinilai
besar
pekerjaan yang besar, karena usaha
pengembangan
tersebut menggunakan padat modal,
industri. Pengembangan industri kecil
sedangkan pada Industri Kecil dan
akan membantu mengatasi masalah
Menengah lebih menggunakan padat
pengangguran, mengingat
teknologi
karya.
yang
digunakan
teknologi
padat
karya.
adalah
cara
peranannya
yang
dalam
memperbesar
kesempatan
adalah
Sehingga
lapangan
usaha
menciptakan
lapangan
bisa
kerja
yang
besar
dan
dapat
mendorong pembangunan daerah dan
kawasan pedesaan (Kuncoro, 2007).
Industri
kecil
Kabupaten
dan
menengah
Lamongan
di
mampu
96
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
Tabel 1.1
Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah
Industri, Nilai Investasi, Dan Nilai
Produksi
Kabupaten Lamongan Tahun 20092013
Tahun
Tenaga Kerja
Jumlah Industri
Nilai Investasi
Nilai Produksi
beberapa faktor, salah satunya yaitu
faktor jumlah unit usaha dan nilai
produksi
yang
dihasilkan
industri
tersebut. Dan Matz (2003) bahwa
meningkatnya investasi pada suatu
industri,
juga
akan
meningkatkan
(Orang)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
2009
5.831
314
33.696.733.199
565.328.983.000
2010
5.459
311
31.781.587.199
523.780.452.000
2011
5.884
315
34.741.877.499
563.001.383.000
dengan meningkatnya investasi akan
2012
5.406
382
61.208.826.000
714.379.557.500
meningkatkan
2013
7.699
576
163.322.431.000
757.923.697.000
penyerapan
tenaga
kerja.
jumlah
Karena
perusahaan
yang ada pada industri tersebut dan
akhirnya akan meningkatkan jumlah
Sumber:
Dinas
Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Lamongan, Diolah
Dengan melihat Tabel 1.1
jumlah tenaga kerja pada industri kecil
dan
menengah
di
Kabupaten
Lamongan mengalami kondisi yang
fluktuatif. Pada tahun 2010 dan 2012
jumlah tenaga kerja di Kabupaten
Lamongan
mengalami
penurunan
yang cukup drastis. Pada tahun 2010
hal tersebut juga diikuti penurunan dari
variabel jumlah industri, nilai investasi
dan nilai produksi. Dan pada tahun
2013 jumlah tenaga kerja, jumlah
industri,
nilai
investasi,
dan
nilai
produksi mengalami peningkatan yang
sangat drastis sekali.
Seperti
yang
di
kemukakan
bahwa industri kecil dan menengah
berperan banyak dalam penyerapan
kerja.
jumlah
tenaga
yang
dihasilkan,
sehingga
kesempatan kerja meningkat.
Dan
berdasarkan
Tabel
1.1
dapat di ketahui juga bahwa rata-rata
tenaga kerja per industri mengalami
kondisi yang fluktuatif juga, dan pada
tahun
2012
dan
tahun
2013
mengalami penurunan yang sangat
drastis sekali. Kondisi ini berbeda
dengan jumlah tenaga kerja, jumlah
industri,
nilai
investasi,
dan
nilai
produksi pada tahun 2013 mengalami
peningkatan
yang
sangat
drastis
sekali. Hal ini menandakan permintaan
tenaga kerja kurang optimal, karena
melihat industri kecil dan menengah
memegang peranan penting dalam
Squire dalam Rejekiningsih (2004)
tenaga
output
Dalam
penyerapan
kerja
dipengaruhi
penyerapan tenaga kerja.
Rumusan Masalah
Secara lebih terperinci dapat
dirumuskan
masalahnya
sebagai
berikut:
97
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
1.
Bagaimana
industri
pengaruh
kecil
dan
jumlah
menengah
terhadap permintaan tenaga kerja
tenaga kerja pada industri kecil
dan
pada industri kecil dan menengah
TINJAUAN PUSTAKA
di Kabupaten Lamongan tahun
Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan
Kabupaten
tenaga
kerja
nilai
merupakan daftar berbagai altenatif
terhadap permintaan
kombinasi tenaga kerja dengan input
tenaga kerja pada industri kecil
lain yang tersedia, dan berhubungan
dan
dengan
Bagaimana
pengaruh
investasi
menengah
di
Kabupaten
Lamongan tahun 2009-2013?
3.
di
Lamongan tahun 2009-2013
2009-2013?
2.
menengah
Bagaimana
produksi
pengaruh
terhadap
tingkat
gaji.
Permintaan
pengusaha atas tenaga kerja berbeda
nilai
permintaan
dengan permintaan konsumen akan
barang
atau jasa.
Dalam
hal ini
tenaga kerja pada industri kecil
konsumen
dan
karena
memberi
kepuasan
kepada
pembeli
tersebut
menengah
di
Kabupaten
Lamongan tahun 2009-2013?
membeli
barang
yaitu
(utility)
(Ananta,
1993).
Tujuan
Berdasarkan
permasalahan
di
Gambar 2.1
Kurva Permintaan Tenaga Kerja
atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.
Mengetahui
industri
pengaruh
kecil
dan
jumlah
menengah
terhadap permintaan tenaga kerja
pada industri kecil dan menengah
di Kabupaten Lamongan tahun
2009-2013
2.
Mengetahui
investasi
pengaruh
terhadap
nilai
permintaan
Sumber : Ehrenberg dan Smith (1994)
D= kurva permintaan tenaga kerja
pada tingkat harga barang modal
yang relatif tinggi
D1=kurva permintaan tenaga kerja
karena adanya pengaruh skala
produksi
tenaga kerja pada industri kecil
dan
menengah
di
Kabupaten
Lamongan tahun 2009-2013
3.
Mengetahui
produksi
pengaruh
terhadap
nilai
permintaan
Apabila
harga
barang–barang
modal turun, maka biaya produksi juga
akan
ikut
turun.
Hal
ini
juga
mengakibatkan harga jual per unit
98
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
barang akan turun. Pada keadaan ini
Garis DD melukiskan bahwa besarnya
produsen
untuk
nilai hasil marjinal karyawan (value
barangnya,
marginal physical product of labor,
akan
meningkatkan
cenderung
produksi
karena permintaan bertambah besar.
VMPPL)
untuk
Disamping itu permintaan tenaga kerja
Misalnya
jumlah
dapat
karena
dipekerjakan adalah sebanyak 0A=100
perusahaan.
orang dinamakan VMPPL-nya dan
bertambah
peningkatan
besar,
kegiatan
setiap
tingkatan.
karyawan
yang
Sehingga keadaan ini menyebabkan
besarnya sama
bergesernya kurva permintaan tenaga
P=W1. Nilai ini lebih besar dari pada
kerja ke kanan karena pengaruh efek
tingkat upah yang sedang berlaku (W).
skala atau subsitusi efek.
Oleh sebab itu laba pengusaha akan
Fungsi
Permintaan
Perusahaan
Akan Tenaga Kerja
Boediono
dengan:
MPPL x
bertambah dengan menambah tenaga
kerja baru. Pengusaha dapat terus
(1982)
mengatakan
menambah laba perusahan dengan
bahwa perusahaan dalam melakukan
memperkejakan orang hingga 0N. Di
proses produksi disebabkan oleh satu
titik N pengusaha mencapai laba
alasan,
adanya
maksimum dan nilai MPPL x P sama
yang
dengan upah yang dibayarkan kepada
yaitu
permintaan
karena
akan
output
dihasilkanya. Jadi permintaan akan
karyawan.
input
pengusaha mencapai laba maksimum
akan timbul karena
adanya
permintaan akan output. Dari sinilah
Dengan
kata
lain
bila MPPLxP =W.
sebabnya mengapa permintaan input
Penambahan tenaga kerja yang
tersebut oleh ahli ekonomi Alfred
lebih besar dari pada 0N misalkan 0B
Marshall dikatakan sebagai derived
akan
demand
pengusaha.
atau
Permintaan
permintaan
akan
output
turunan.
sendiri
mengurangi
keuntungan
Pengusaha
membayar
upah dalam tingkat yang berlaku (W),
dianggap sebagai "permintaan asli"
padahal nilai hasil
karena timbul langsung dari adanya
diperolah hanya sebesar W2 yang
kebutuhan manusia.
lebih
Gambar 2.2
Fungsi Permintaan Tenaga Kerja
Upah VMPTK
pengusaha
dari
pada
W.
cenderung
menghindari jumlah karyawan
Jadi
untuk
lebih
besar dari pada 0N. Penambahan
D
W1
kecil
marginal yang
Maksimum Laba
W
karyawan yang lebih besar dari pada
0N dapat dilaksanakan hanya bila
W2
D = MPTKX P
0
A
N
B
Kuantitas Tenaga Kerja
Sumber : Simanjutak, 1985
99
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
pengusaha yang bersangkutan dapat
kerja atau meningkatkan permintaan
membayar upah dibawah W atau bila
tenaga kerja.
pengusaha mampu menaikan harga
Sektor Industri
Berdasarkan Surat Keterangan
jual barang.
Hubungan Nilai Investasi Dengan
Menteri
Permintaan Tenaga Kerja
Perdagangan Nomer 590 / MPP / KEP
Matz
(2003)
bahwa
dengan
Perindustrian
/ 10 / 1999,
dan
mendefinisikan industri
adanya peningkatan investasi pada
kecil dan menengah berdasarkan nilai
suatu
akan
asetnya yaitu Industri Kecil adalah
tenaga
industri yang mempunyai nilai investasi
kerja. Hal ini karena dengan adanya
perusahaan sampai dengan 200 juta
peningkatan
akan
rupiah (tidak termasuk tanah dan
perusahaan
bangunan), dan Industri Menengah
perusahaan,
meningkatkan
juga
penyerapan
investasi
meningkatkan
maka
jumlah
tersebut.
adalah industri dengan nilai investasi
Peningkatan jumlah perusahaan akan
perusahaan seluruhnya antara 200
meningkatkan
juta-5 milyar rupiah (tidak termasuk
yang
ada
pada
industri
jumlah
output
yang
akan dihasilkan. Sehingga lapangan
tanah
pekerjaan
dan
bangunan).
Sementara
dan
akan
penggolongan industri menurut BPS
pengangguran
atau
(Badan Pusat Statistik) berdasarkan
dengan kata lain akan meningkatkan
jumlah tenaga kerja dibagi dalam
penyerapan tenaga kerja.
empat golongan yaitu :
meningkat
mengurangi
HUBUNGAN
DENGAN
NILAI
PRODUKSI
PERMINTAAN
TENAGA
KERJA
jumlah tenaga kerja 1-4 orang.
2. Industri kecil jumlah tenaga kerja
Ehrenberg
dan
Smith (1994)
dalam Setiyadi (2008) naik turunnya
permintaan
produksi
1. Industri kerajinan rumah tangga
pasar
suatu
berpengaruh
terhadap
hasil
perusahaan
akan
terhadap
penyerapan
5-19 orang.
3. Industri menengah jumlah tenaga
kerja 20-99 orang.
4. Industri besar jumlah tenaga kerja
100 orang atau lebih.
tenaga kerja. Jika permintaan hasil
produksi meningkat, maka akan ada
peningkatan hasil produksi. Sehingga
dapat menambah penyerapan tenaga
100
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
KERANGKA PENELITIAN
a. Permintaan
Gambar 3.1
Tenaga
Kerja
(TK)
merupakan jumlah tenaga kerja
yang diminta oleh perusahaan pada
industri kecil dan menengah di
Jumlah Industri (IND)
Kabupaten Lamongan tahun 2009–
2013, dan dihitung dalam satuan
Tenaga Kerja (TK)
Nilai investasi (INV)
orang.
b. Jumlah
Industri
Kecil
Menengah
(IND)
banyaknya
industri
dan
merupakan
Nilai Produksi (PROD)
kecil
menengah di wilayah
Lamongan
yang
dan
Kabupaten
memiliki
nilai
investasi untuk industri kecil sampai
METODE PENELITIAN
dengan Rp. 200 juta, dan untuk
Pendekatan Penelitian Dan Definisi
industri menengah Rp. 200 juta
Operasional
sampai dengan Rp. 5 milyar, dan
Pendekatan
penelitian
yang
digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan
kuantitatif.
metode
Saebani
penelitian
(2008)
bahwa
dihitung
dengan
satuan
unit
(Berdasarkan Disperindag).
c. Nilai Investasi (INV) merupakan
jumlah
modal
yang
ditanamkan
metode penelitian kuantitatif adalah
pada industri kecil dan menengah
penelitian yang menggunakan angka
untuk memproduksi barang dan
dalam penyajian data dan analisis
menjalankan usaha industri yang
yang menggunakan uji statistika. Nasir
dikelola
(1999) definisi operasional merupakan
Kabupaten Lamongan, di hitung
definisi yang diberikan kepada variabel
dengan
penelitian
(Berdasarkan Disperindag).
dengan
memberikan
selama
satuan
satu
tahun
jutaan
di
rupiah
arti/menspesifikasikan kegiatan atau
d. Nilai Produksi (PROD) merupakan
dengan memberikan operasional yang
hasil akhir dari proses produksi
diperlukan untuk mengukur variabel
pada industri kecil dan menengah di
tersebut. Definisi operasional masing-
Kabupaten
masing variabel adalah sebagai berikut
produksi dilihat dari jumlah produksi
:
dikalikan dengan harga masing-
Lamongan.
Nilai
masing produk, di hitung dengan
101
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
satuan jutaan rupiah (Berdasarkan
paling
Disperindag).
melakukan kombinasi terhadap data
Metode Data Panel
time series dan cross section tanpa
Dalam
estimasi
penelitian
model
ini
analisis
memperhatikan
dan
dimensi
hanya
individu
yang
maupun waktu. Model data panel
digunakan adalah metode analisis data
dengan pendekatan Pooled Least
panel dengan menggunakan program
Square
eviews
berikut:
6.
penelitian
sederhana,
Gujarati
(1991)
bahwa
(PLS)
adalah
sebagai
Yit = β1 + β2 + β3X3it + … + βnXnit +
analisis dengan menggunakan data
panel adalah kombinasi antara deret
Uit
waktu (time-series data) dan kerat
2. Fixed Effect Model (FEM)
lintang (cross-section data). Model
Gujarati (2003) bahwa model Fixed
yang digunakan dalam analsis regresi
Effect Model (FEM) adalah teknik
panel di penelitian ini adalah sebagai
estimasi
berikut:
menggunakan
LYit = β0+β1LINDit+β2LINVit+β3LPRODit
untuk
data
panel
dengan
variabel
dummy
mengetahui
adanya
perbedaan intercept antar cross
+eit
section. Model data panel dengan
Dimana:
L: Log
e: error term
pendekatan
Fixed
Effect
Model
β: Konstanta
i:
(FEM) adalah sebagai berikut :
Yit = a1+ a2D2 +…+ anDn + βnXnit + Uit
Kecamatan
t: Waktu
3. Random Effect Model (REM)
Y: Permintaan Tenaga Kerja
Metode analisis data panel yang di
IND: Jumlah Industri (IND)
dalamnya melibatkan korelasi antar
INV: Nilai Investasi (INV)
error
PROD: Nilai Produksi (PROD)
waktu,
Dalam teknik estimasi model
regresi
data
panel,
terdapat
tiga
pendekatan yang dapat digunakan
dan
karena
berubahnya
model
data
panel
dengan pendekatan Random Effect
Model (REM) sebagai berikut:
Yit = β1 + β2X2it + εit + Uit
Uji Statistik F (Uji Chow)
yaitu:
1. Model Pooled Least Square (PLS)
Gujarati
term
(2003)
bahwa
model
Pooled Least Square (PLS) adalah
Kegunaan uji statistik F atau uji
chow
yaitu
pendekatan
untuk
memilih
antara
Pooled
Least
Square
metode estimasi data panel yang
102
Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal. 95-113
(PLS) tanpa variabel dummy atau
1. Apabila nilai R² mendekati 0 (nol)
pendekatan Fixed Effect Model (FEM).
menunjukkan bahwa kemampuan
Ketentuan:
variabel independen/bebas dalam
1. Apabila
Fhitung>Ftabel,
maka
H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti
Fixed Effect Model (FEM) yang
Fhitungchi
square
maka H0 ditolak dan H1 diterima,
berarti Fixed Effect Model (FEM)
tabel
variabel
hitung