ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INFLASI DAN

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR
TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA
USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah ekonomi modeling

Disusun oleh :
AISYAH FITRIYANI
5553120662
Kelas :
6B
Konsentrasi Moneter

JURUSAN ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang
Investasi merupakan faktor penting sebagai pemicu pembangunan suatu
negara. Namun dikarenakan adanya keterbatasan dana yang dimiliki oleh suatu negara
maka investasi asing juga dianggap memiliki peran untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi. Investasi asing Langsung atau yang biasa disebut dengan
Foreign Direct Investment (FDI) adalah salah satu bentuk investasi yang memiliki
dampak yang lebih signifikan untuk pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan
investasi asing dalam bentuk portofolio. Dengan adanya FDI pada suatu negara dapat
memberikan manfaat untuk kemajuan negara tersebut, diantaranya yaitu adanya
transfer modal dan manajemen, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendirian pabrik dan
penyerapan tenaga kerja serta dapat berpotensi meningkatkan pendapatan negara
dibidang pajak.

Dalam hal ini wujud aliran FDI di Indonesia banyak dibawa oleh perusahaan
multinasional (MNCs) baik dari USA, Eropa, Asia dan ASEAN. Namun krisis luar
negeri yang terjadi di negara-negara maju berdampak signifikan terhadap aliran FDI
di Indonesia yang mengalami penurunan pada tahun 2009. Dibandingkan dengan
tahun 2008 aliran FDI di Indonesia mencapai angka US$ 9.318 juta dan pada tahun
2009 turun menjadi US$ 4.877 juta. Adanya krisis di negara maju tersebut berdampak

pada kemampuan investasi dari perusahaan atau individu di luar negeri dalam
mengalokasikan dananya di Indonesia.

1

Dalam kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2011 menunjukkan adanya
kenaikan dalam nilai PDB. Pada tahun 2005 nilai PDB Indonesia mencapai US$
1.750.815 juta, sedangkan pada tahun 2011 mneingkat menjadi sebesar US$
2.463.242 juta. Namun, kenaikan dalam nilai PDB ini menunjukkan adanya
perlambatan dalam pencapaian outputnya dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,0 % dan pada tahun 2009 turun menjadi
sebesar 4,6 %. Pencapaian output dalam bentuk PDB di Indonesia juga tidak terlepas
dari dinamika yang terjadi pada pergerakan modal ke Indonesia.

Berdasarkan pada pemaparan tentang nilai PDB dan aliran FDI di Indonesia
dalam kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2011 menunjukkan kecenderungan
meningkat dari waktu ke waktu walaupun hanya mengalami kenaikan yang sedikit.
Sedangkan aliran FDI di Indonesia mengalami fluktuasi, khususnya mengalami
perkembangan terendahnya pada tahun 2006 dan tahun 2009. Dijelaskan bahwa aliran
FDI dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu

negara. Meskipun pola perkembangannya memiliki perbedaan antara PDB dan FDI
tetapi aliran FDI di Indonesia masih diharapkan eksistensinya dalam rangka
menciptakan multiplier dan spillover effect yang lebih luas lagi dalam perekonomian
nasional.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, penulis bermaksud meneliti
dan memberi judul “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar
Terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia Pada Periode Tahun 2006 :
Trw I – 2013 : Trw IV”.
2

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh suku bunga terhadap Foreign Direct Investment pada
periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh inflasi terhadap Foreign Direct Investment pada periode
tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment pada periode

tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?
4. Apakah ada pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap Foreign Direct
Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis :
1. Pengaruh suku bunga terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun
2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.
2. Pengaruh inflasi terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 :
Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.
3. Pengaruh nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun
2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.
4. Pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment
pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.

1.4


Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat akademis maupun
praktis, yaitu:
1. Bagi penulis penelitian ini digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama di bangku perkuliahan.
2. Pengembangan ilmu ekonomi konsentrasi moneter dan ekonomi makro terutama
tentang teori suku bunga, inflasi, nilai tukar dan foreign direct investment.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pembaca
pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1

Kajian Pustaka
3

2.1.1

Landasan Teori


A. Foreign Direct Investment
Menurut Krugman dalam Sarwedi (2002) foreign direct investment
adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara
mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Menurut Kamus
besar ekonomi, investasi langsung (direct investment) adalah penanaman
modal asing dengan cara mengambil alih saham atau menambah modal dalam
perusahaan yang sudah ada atau perusahaan baru. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,
Penanaman modal asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.
B. Suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk meminjam
modal utang (Brigham dan Houston (2006:164)). Suku bunga merupakan
harga yang harus dibayar untuk meminjam uang selama periode tertentu dan
dinyatakan dalam persentase uang yang dipinjamkan (Lipsey,1995). Suku
bunga adalah jumlah uang yang dibayarkan perunit sebagai balas jasa atas
meminjam uang. (Samuelson,2004:197).

C. Inflasi
Menurut Boediono (2001:161), inflasi adalah kenaikan harga barang
yang bersifat umum dan terus-menerus. Friedman dalam Murni (2006:202)
mengatakan inflasi ada dimana saja dan selalu merupakan fenomena moneter
yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak
stabil. Menurut Lipsey (2004:245), inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang
berlangsung secara berkepanjangan dan terjadi secara sekaligus.

D. Nilai Tukar
Menurut Krugman (2000) mengartikan nilai tukar adalah harga sebuah
mata uang dari sebuah Negara yang diukur dan dinyatakan dengan mata uang
lain. Definisi lain Kurs valuta asing (foreign exchange rate) sebagai jumlah
uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
4

(Murni, 2006:224). Sementara kurs valuta asing juga dapat didefinisikan
sebagai nilai satu unit valuta (mata uang asing) apabila ditukarkan dengan
mata uang dalam negeri. (Sukirno, 2000:197).
2.1.2


Hubungan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
A. Hubungan Suku Bunga Terhadap Foreign Direct Investment
Kebijakan tingkat suku bunga dalam negeri merupakan bagian dari
upaya pemerintah untuk meningkatkan akumulasi modal dalam berbagai
sektor pembangunan. Chow (2008) juga mengungkapkan bahwa peningkatan
modal ke negara berkembang belakangan ini adalah sebagai akibat dari
rendahnya tingkat suku bunga di Negara maju. Dapat disimpulkan bahwa
tingkat suku bunga internasional dan tingkat suku bunga domestik memiliki
pengaruh terhadap peningkatan Foreign Direct Investment di Indonesia .
B. Hubungan Inflasi Terhadap Foreign Direct Investment
Pengaruh antara inflasi terhadap kegiatan investasi memiliki hubungan
yang negatif, dimana tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan tingkat
investasi akibat tingginya biaya investasi itu sendiri. Sebaliknya, tingkat inflasi
yang rendah akan menyebabkan biaya investasi menjadi murah sehingga akan
merangsang Foreign Direct Investment di negara domestik. Oleh karena itu,
investor akan merasa lebih terjamin untuk berinvestasi pada saat tingkat inflasi
di suatu negara cenderung stabil atau rendah Dengan kata lain kenaikan inflasi
akan menurunkan minat investor untuk melaksanakan investasi, sebaliknya
jika inflasi turun maka investasi akan meningkat (Nopirin, 2000).
C. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Foreign Direct Investment

Pengaruh tingkat kurs pada investasi terjadi melalui beberapa cara
yaitu melalui sisi permintaan dan sisi penawaran. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh
negatifnya pada absorbs domestic atau yang dikenal dengan expenditure
reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil
asset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum
dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala
diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada
pengeluaran/alokasi modal pada investasi. Pada sisi penawaran, pengaruh
aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan merubah tingkat
kurs pada investasi relatif tidak menentu.
5

2.1.3

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian

yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, dimana penelitian
ini mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.


No.
1.

Judul dan Penulis
Analisi Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Permintaan
Investasi di Indonesia
Pardamean Lubis (2008).

2.

3.

Metodologi
 Alat Analisis :
Regresi Linear Berganda
 Variabel Dependen :
Investasi Langsung
 Variabel Independen :

1. Suku Bunga Dalam
Negeri
2. Pendapatan Nasional

a.

b.

Hasil Penelitian
Suku bunga dalam negeri
memberikan pengaruh negatif
terhadap permintaan investasi di
Indonesia.
Pendapatan nasional berdampak
positif dan signifikan terhadap
permintaan investasi nasional.

Pengaruh Indikator
Fundamental Makroekonomi
Terhadap Foreign Direct
Investment di Indonesia
(Periode Tahun 2004-2013)
Monica Letarisky
Darminto
R. Rustam Hidayat
(2014)

 Alat Analisis :
Regresi Linear Berganda
 Variabel Dependen :
Foreign Direct Investment
 Variabel Independen :
1. PDB
2. Tingkat suku bunga
SBI
3. Inflasi
4. Nilai Tukar rupiah

Secara bersama-sama (simultan)
variabel bebas yang meliputi Produk
Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat suku
bunga SBI, dan Nilai tukar rupiah
terhadap dollar mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat
yaitu Foreign Direct Investment di
Indonesia.

The impact of interest rates
on foreign direct investment:
A case study of the
Zimbabwean economy
(February 2009-June 2011)

 Alat Analisis :
The CLRM Ordinary
Least Squares (OLS)
 Variabel Dependen :
Foreign Direct Investment
 Variabel Independen :
1. Gross domestic
product
2. Interest rates
3. Exchange rates
4. Inflation
5. Labour Cost
6. Risk factors

It concluded that FDI is
negatively affected by labour cost and
that GDP affects FDI positively.
Inflation rate and exchange rate have
been found to be insignificant in
explaining the variability in FDI in
Zimbabwe.

Chingarande Anna (2012)

6

4.

Analisis Penanaman Modal
Asing di Indonesia
August Adam (2014)

5.

Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Foreign
Direct Investment Di Lima
Negara ASEAN
Andi Adiyudawansyah, Dwi
Budi Santoso (2013)

2.2

 Alat Analisis :
Engle- Granger Error
Correction Mechanism
Model (EG-ECM)
 Variabel Dependen :
Penanaman Modal Asing
(PMA)
 Variabel Independen :
1. Kurs Rupiah terhadap
Dollar (KD)
2. Tingkat Suku Bunga
Domestik (IRD)
3. Tingkat Suku Bunga
Internasional (IRF)
4. PDB Riil (GDP).
Alat Analisis : Data Panel
Variabel Dependen :
Foreign Direct Investment
Variabel Independen :
1. Deviasi Gross Domestic
Product (GDP)
2. Corruption Perception
Index (CPI)
3. Suku Bunga (%)
4. GDP per capita (US $)

a.

Dalam model jangka panjang,
variabel GDP dan variabel Kurs
Dollar berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel PMA di
Indonesia.

b.

Dalam model jangka pendek,
pertumbuhan tingkat suku bunga
domestik (DIRD) berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan
penanaman modal asing di
Indonesia.

Variabel deviasi PDB tidak termasuk
dalam faktor resiko ekonomi karena
pengaruhnya
yang
positif
dan
signifikan terhadap FDI. Sementara
variabel suku bunga merupakan faktor
resiko ekonomi yang signifikan
pengaruhnya dalam mengurangi arus
masuk
FDI.
Adapun
variabel
corruption perception index dan
pendapatan per kapita tidak signifikan
perngaruhnya terhadap FDI.

Kerangka Pemikiran
Kerangka Berpikir Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Foreign
Direct Investment (FDI) Indonesia Tahun 2006 : Trw I - 2013 : Trw IV

Suku Bunga

Inflasi

Foreign Direct Investment/
FDI

Nilai Tukar

2.3

Hipotesis Penelitian
7

Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan arah dan
pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh negatif antara variabel suku bunga secara parsial terhadap
foreign direct investment di Indonesia.
2. Terdapat pengaruh positif antara variabel inflasi secara parsial terhadap foreign
direct investment di indonesia.
3. Terdapat pengaruh negatif antara variabel nilai tukar (kurs Rp/US$) secara parsial
terhadap foreign direct investment di Indonesia.
4. Terdapat pengaruh antara variabel suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara
simultan terhadap foreign direct investment di Indonesia.

BAB III
8

METODE PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
mempunyai sifat berkala (time series). Data sekunder adalah data yang sudah
diterbitkan atau sudah digunakan pihak lain (Suharyadi dan Purwanto, 2003). Data
sekunder merupakan data-data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari
lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain Bank Indonesia
(www.bi.go.id), Asian Development Bank, World Bank.

3.2

Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Negara Indonesia. Data yang
dipilih adalah data suku bunga bank Indonesia, inflasi, nilai tukar dan FDI pada kurun
waktu tahun 2006 : Trw I sampai dengan tahun 2013 : Trw IV. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id).

3.3

Operasional Variabel
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen
(terikat) dan variabel independen (bebas).
3.1.1

Variabel dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
variabel dependen adalah Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct
Investment (FDI). Data Investasi Asing Langsung yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai modal asing yang masuk ke Indonesia menurut
sektor ekonomi dalam Juta USD Periode tahun 2006 – 2013. Satuan yang
digunakan oleh variabel investasi asing langsung atau foreign direct
investment pada peneiltian ini adalah persen dan skala ukur menggunakan
rasio.

3.1.2

Variabel independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tingkat suku bunga bank Indonesia, inflasi IHK dan nilai tukar rupiah terhadap
dollar.
a. Suku Bunga
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalahTingkat suku bunga SBI didefinisikan sebagai Tingkat suku bunga
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan jumlah uang
9

yang beredar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
persentase tingkat suku bunga berdasarkan Sertifikat Bank Indonesia
periode tahun 2006 – 2013 dan skala ukur yang digunakan yaitu rasio.
b. Inflasi
Inflasi indeks harga konstan diartikan sebagai kecenderungan dari
harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Data tingkat
inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai persentase tingkat
suku bunga berdasarkan Sertiikat Bank Indonesia periode tahun 2006 –
2013 dan skala ukur yang digunakan yaitu rasio.
c. Nilai Tukar
Nilai tukar (kurs) merupakan nilai tukar mata uang Rupiah (IDR)
untuk memperoleh satuan unit nilai mata uang Dollar (USD). Data nilai
tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar (kurs) tengah
mata uang Indonesia (Rupiah) terhadap mata uang Amerika Serikat
(Dollar) periode tahun 2006-2013 dan skala ukur yang digunakan yaitu
rasio.
3.4

Metode Analisis Data
3.4.1 Metode Kuadran Terkecil (OLS)
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan
variabel bebas. (Gujarati:2004) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian
terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang
diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang
menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai
variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas.
Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear
berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan
dikenakan kepada variabel tergantung:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Keterangan:
Y : FDI
X1 : Suku Bunga
X2 : Inflasi
X3 : Nilai Tukar
β0 : Konstanta regresi
β1 : Koefisien regresi faktor Suku Bunga
β2 : Koefisien regersi faktor Inflasi
10

β3 : Koefisien regersi faktor Nilai Tukar
e : Variabel pengganggu
3.4.4

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term terdistribusi
secara normal. Hipotesis yang diuji adalah (i) H : error term terdistribusi
0
secara normal, (ii) H : error term tidak terdistribusi secara normal. Wilayah
1
kritik penolakan H adalah Probability Obs*R-squared < α.
0
Uji Heteroskedastisitas
Asumsi yang dipakai dalam penerapan model regresi linier adalah
bahwa varians dari setiap gangguan adalah konstan. Heteroskedastisitas adalah
keadaan dimana asumsi tersebut tidak tercapai. Pelanggaran pada asumsi ini
akan menyebabkan parameter yang diduga menjadi tidak efisien.
Untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada software E-views dapat
dilakukan

dengan

uji

White

Heteroscedasticity

atau

Autoregressive

Conditional Heteroscedasticity (ARCH) test. Wilayah kritik penolakan H

0

adalah Probability Obs*R-squared < α.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan
linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari
model regresi (Damodar Gujarati, 1997). Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel independen. Dalam penelitian ini, uji
multikolinearitas

dilakukan

dengan

menggunakan

matrik

korelasi.

Berdasarkan penggunaan uji multikolinearitas dengan matrik korelasi, apabila
nilai matrik korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,80 artinya bahwa
semua variabel bebas terkena multikolinearitas sehingga tidak membahayakan
interpretasi hasil analisis regresi (Gujarati, 2007).
Uji Autokorelasi
Dalam penerapan model regresi linier salah satu asumsi yang
digunakan adalah bahwa nilai u antara satu pengamatan bersifat bebas (tidak
tergantung) pada nilai u pengamatan lainnya. Hal ini berimplikasi kovarians u
11

dua pengamatan sama dengan nol. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka
dikatakan terjadi autokorelasi atau korelasi serial. Untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan Breusch-godfrey
Serial Correlation LM test. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah (i) H : tidak
0
terdapat autokorelasi, (ii) H : terdapat autokorelasi. Wilayah kritik penolakan
1
H adalah Probability Obs*R-squared < α.
0
3.4.3

Uji Statistik
A.

Uji Parsial (Uji t)
Uji – t digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila t hitung >
t tabel maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
suatu variabel independent secara individual mempengaruhi variable
dependen (Ghozali, 2008 : 44).
Nilai t hitung dapat ditentukan dengan rumus :
r √ n−k −1
t=
√ 1−r 2
Keterangan:
r = koefisien korelasi parsial
n = banyaknya sampel
k = banyaknya variabel bebas
keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada
perbandingan t hitung dan t tabel (nilai kritis).
Apabila : t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima
t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.

B.

Uji Silmultan (uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua
variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2007:82).
Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika F
hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
nilai F hitung dapat ditentukan dengan rumus :
ESS / df ESS /(k −1)
F=
=
RSS / df RSS /(n−1)

12

Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada
perbandingan f hitung dan f tabel (nilai kritis) dan Menentukan taraf
nyata (signifikansi level), yaitu α = 5 % = 0,05.
Ho: β1 = 0 : semua varibel independen tidak berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ 0 : semua varibel independen berpengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen.
C.

Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tetrikat.
Formula menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
R² = (TSS-SSE)/TSS = SSR/TSS
Persamaan diatas menunjukan proporsi total jumlah kuadrat
(TSS) yang diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanya
dijelaskan oleh varibel lain yang tidak dimasukan dalam model,
formulasi model yang keliru, dan kesalahan eksperimental (Mendenhall
et al. dalam Koncoro, 2007:84).
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen rendah. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel
dependen terhadap variabel independen. Perhitungan data dalam penelitian ini
menggunakan program Eviews 8.0 yang membantu dalam pengujian model yang telah
ditentukan, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap variabel, derta pengujian hipotesis
secara parsial maupun bersama-sama.
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kekuatan pengaruh variabel
13

independen terhadap variasi dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien
determinan (R2), yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati
satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapaun hasil perhitungan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Uji R Square
Adjusted R-Squared

0,392113

Sumber : Data sekunder yang diolah

Tabel diatas tersebut menunjukkan nilai R square sebesar 0,39. Hal ini berarti
39% prediksi foreign direct investment yang masuk ke Indonesia dapat dijelaskan
oleh ketiga variabel independen yaitu suku bunga Bank Indonesia, Inflasi dan nilai
tukar Rupiah terhadap US Dollar, sedangkan sisanya sebesar 0,61 dipengaruhi oleh
sebab lain diluar model.
Tabel Hasil Uji Statistik F
F-Statistic

Prob (F-Statitik)

7,665432

0,000684

Sumber : Data sekunder yang diolah

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level of significance
5%. Kriteria pengujiiannya apabila Prob. F hitung <



berarti seluruh variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan taraf
signifikan tertentu. Dan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Prob. F hitung
(0,000684) <

∝ (0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel Hasil Uji Statistik t
Variabel
BI Rate
Inflasi
Kurs

t-Statistic
-4,260137
2,628464
-1,247803

Prob.
0,0002
0,0138
0,2224

Sumber : Data sekunder yang diolah

Pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap foreign direct
investment diuji dengan uji t yang bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh satu
variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Hasil pengujian
dengan Eviews 8.0 untuk memprediksi foreign direct investment dengan
menggunakan variabel suku bunga Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar rupiah
dapat dilihat pada tabel diatas.
14

Dalam regresi pengaruh suku bunga Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar
rupiah terhadap foreign direct investment dengan menggunakan model persamaan
regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap variabel dalam
penelitian dengan persamaan sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + µ
Y = β0 + β1BI Rate + β2INF + β3KURS + µ
Y = 11764,22 – 963,4056 BI Rate + 323,6053 INF – 0,366129 KURS + 5%
4.1.2

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Foreign Direct Investment
Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa suku bunga Bank

Indonesia

menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,260137. Variabel ini

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0002 yang apabila dibandingkan
dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%, variabel ini
termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel suku bunga Bank Indonesia
lebih kecil dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H0 ditolak dan H1 dapat
diterima. Dari hasil regresi ditemukan bahwa besarnya suku bunga Bank
Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap foreign direct
investment di Indonesia. Hasil yang ditemukan sesuai dengan hipotesis. Hal
ini berarti bahwa kenaikan 1 triwulan dari suku bunga Bank Indonesia akan
menurunkan foreign direct investment Indonesia sebesar 963,4056% tiap
tahunnya.
Dari hasil uji t disimpulkan bahwa variabel suku bunga Bank Indonesia
dapat mempengaruhi besarnya foreign direct Investment di Indonesia.
Penurunan suku bunga Bank Indonesia menggambarkan menurunnya posisi
foreign direct investment Indonesia sehingga akan berdampak pada sedikitnya
lapangan pekerjaan yang tercipta di Indonesia. Kondisi ini seperti dengan hasil
penelitian

Pardamean

Lubis

(2008),

Analisis

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia. Dalam penelitian ini
variabel terikatnya adalah Foreign Direct Invesment di Indonesia hasilnya
adalah suku bunga dalam negeri memberikan pengaruh negatif terhadap
permintaan investasi di Indonesia.
4.1.3

Pengaruh Inflasi Terhadap Foreign Direct Investment
15

Berdasarkan

Tabel

tersebut

dapat

diketahui

bahwa

inflasi

menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,628464. Variabel ini mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,0138 yang apabila dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%, variabel ini termasuk
signifikan. Nilai signifikansi variabel inflasi lebih kecil dari derajat kesalahan
yang artinya bahwa H0 ditolak dan H2 dapat diterima. Dari hasil uji t
disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap foreign
direct investment. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti
bahwa kenaikan 1% dari angka inflasi akan menaikkan foreign direct
investment sebesar 323,6053% tiap tahunnya. Hasil yang didapatkan
menunjukkan pengaruh yang signifikan yang berarti variabel inflasi
mempengaruhi besarnya foreign direct investment.
4.1.4

Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Foreign Direct Investment
Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai tukar
menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,703805. Variabel ini mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,2224 yang apabila dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%, variabel ini termasuk tidak
signifikan. Nilai signifikansi variabel angka melek huruf lebih besar dari
derajat kesalahan yang artinya bahwa H3 ditolak dan H0 dapat diterima. Dari
hasil uji t disimpulkan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap foreign direct investment. Hal ini berarti bahwa kenaikan
1% nilai tukar akan menurunkan sebesar 0,366129% foreign direct investment
tiap tahunnya. Hasil yang didapatkan adalah berpengaruh tidak signifikan
yang berarti variabel nilai tukar tidak mempengaruhi besarnya foreign direct
investment di Indonesia.

4.2

Uji Asumsi Klasik
4.2.1

Histogram-Normality test

16

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Pada hasil output diatas menunjukkan bahwa variabel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak terdapat masalah dengan uji normalitas. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai Jarque Bera yang menunjukkan 0,392076, nilai
Jarque Bera tersebut lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data
tersebut berdistribusi normal.
4.2.2

Heterokedasticity test

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Pada hasil output diatas menunjukkan bahwa variabel yang diteliti
tidak terdapat penyakit heterokedastisitas. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
Prob. Chi-Square sebesar 0,0816 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih
besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak ada penyakit atau tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.2.3

Multikolinearitas

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Berdasarkan pada hasil output diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas. Hal tersebut dikarenakan nilai matrix correlation kurang dari

17

0,8. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan hal
tersebut menunjukkan adanya hubungan linear yang sempurna diantara
beberapa atau semua variabel independen dari model regresi.
4.2.4

Autokorelasi

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Berdsarkan pada hasil output diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi. Hal tersebut dikarenakan nilai Prob Chi-Square lebih dari 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil estimasi maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel suku bunga memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap foreign
direct investment di Indonesia.
2. Variabel inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap

foreign direct

investment di Indonesia.
3. Variabel nilai tukar tidak memiliki pengaruh siignifikan dan memiliki pengaruh
yang negatif terhadap foreign direct investment di Indonesia.
4. Variabel suku bunga, inflasi memiliki pengaruh signifikan pada variabel foreign
direct investment sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh terhadap
variabel foreign direct investment.
5.2

Saran
Kesimpulan hasil penelitian diatas memberi implikasi sebagai berikut:
Foreign Direct Investment sebagai sumber tambahan modal dalam
menggerakkan roda perekonomian di Indonesia sampai saat ini masih sangat
dibutuhkan oleh Indonesia, karena kapasitas negara Indonesia masih sebagai negara
18

berkembang yang masih banyak kekurangan modal. Akan tetapi Indonesia tidak boleh
terlena dengan keberadaan Foreign Direct Investment dari masa ke masa karena di
masa yang akan datang jika terus bergantung pada Foreign Direct Investment maka
akan mematikan investor dalam negeri, serta hilangnya asset-asset kekayaan
Indonesia.

Daftar Pustaka
Abdune, Jonny. 2013. Pengaruh Gross Domestic Product, Nilai Tukar, Suku Bunga dan
Inflasi Terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia Periode 2003.Q1 – 2012.Q2. Jurnal
Ekonomi Pembangunan.
August Adam. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di
Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta. Jurnal.
Andi Adiyudawansyah, Dwi Budi Santoso. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Foreign Direct Investment Di Lima Negara ASEAN. Jurnal Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Anna, Chingarande. 2012. The impact of interest rates on foreign direct investment: A case
study of the Zimbabwean economy (February 2009-June 2011). Dalam International Journal
of Management Sciences and Business Research Vol. 1, No. 5. (ISSN: 2226-8235). Zimbabwe
: Bindura University of Science Education.
Febriananda, Fajar. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam
Negeri Di Indonesia Periode Tahun 1988-2009. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang. Skripsi.
Monica Letarisky, Darminto dan R. Rustam Hidayat. 2014. Pengaruh Indikator Fundamental
Makroekonomi Terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia (Periode Tahun 20042013). Dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 2 Oktober 2014.
Sigit Winarno, SE dan Sujana Ismaya, SE. Juni 2010. Kamus Besar Ekonomi. CV Pustaka
Setia.
Publikasi Bank Indonesia melalui http://www.bi.go.id.
19

Publikasi UNCTAD, FDI/TNC database http://www.unctad.org/fdistatistics.

TAHUN

FDI

BI RATE

INF

KURS

2006 : Trw I
2006 : Trw II
2006 : Trw III
2006 : Trw IV
2007 : Trw I
2007 : Trw II
2007 : Trw III
2007 : Trw IV
2008 : Trw I
2008 : Trw II
2008 : Trw III
2008 : Trw IV
2009 : Trw I
2009 : Trw II
2009 : Trw III
2009 : Trw IV
2010 : Trw I
2010 : Trw II
2010 : Trw III
2010 : Trw IV
2011 : Trw I
2011 : Trw II
2011 : Trw III
2011 : Trw IV
2012 : Trw I
2012 : Trw II
2012 : Trw III
2012 : Trw IV
2013 : Trw I
2013 : Trw II
2013 : Trw III
2013 : Trw IV

1305
1337
1710
3162
1678
1857
2538
2783
2360
1633
3388
1937
1904
1447
987
540
2911
3280
2875
4305
4990
6061
3741
4383
4482
3201
5843
5612
3840
4558
5957
4529

12,75
12,58
11,75
10,25
9,25
8,75
8,25
8,17
8,00
8,25
9,00
9,42
8,25
7,25
6,58
6,50
6,50
6,50
6,50
6,50
6,67
6,75
6,75
6,17
5,83
5,75
5,75
5,75
5,75
5,83
6,83
7,42

16,90
15,51
14,87
6,05
6,36
6,02
6,51
6,73
7,64
10,12
11,96
11,50
8,56
5,67
2,76
2,59
3,65
4,37
6,15
6,32
6,84
5,89
4,67
4,12
3,73
4,49
4,48
4,41
5,26
5,65
8,60
8,36

9299,03
9094,84
9121,02
9136,19
9099,90
8975,18
9247,91
9234,98
9257,48
9265,05
9217,78
11028,11
11594,27
10541,46
9996,55
9470,14
9265,80
9119,63
9013,24
8962,97
8903,81
8590,39
8610,25
8999,63
9100,08
9305,63
9507,59
9623,66
9694,47
9788,83
10664,04
11689,03

Lampiran 1
Data Foreign
Direct
Investment,
Suku Bunga,
Inflasi dan
Nilai Tukar

20

Lampiran 2
Hasil Estimasi Ordinary Least Square

21

Lampiran 3
Hasil Estimasi Heterokedastisitas Menggunakan Uji White

22

Lampiran 4
Hasil Estimasi Autookorelasi Menggunakan Breusch-Godfrey Test

23

24