POTENSI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN (1)
POTENSI BISNIS DAN
KEWIRAUSAHAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Potensi bisnis dan kewirausahaan sangat perlu dimiliki seseorang yang ingin
membuat usaha. Banyak orang yang ingin melakukan bisnis dan berwirausaha karena
mereka melihat ada peluang untuk mendapakan keuntungan yang sangat menjanjikan.
Peluang bisnis sangat besar ,tergantung bagaimana kita melihat dan mengelolanya.
Banyak oarang yang gagal dalam berbisnis dan berwirausaha dikarenakan kurangnya
pengetahuan tentang bisnis ,takut mengambil resiko, tidak mengambil waktu di awal
untuk melakukan penelitian yang benar ke dalam ide bisnis mereka untuk menentukan
apakah akan menguntungkan atau tidak. Sebelum memasarkan produk, kita harus
mengetahui pasar mana yang cocok untuk tempat menjual produk itu, apabila salah
menentukan pasar maka akan berakibat fatal yaitu akan mengalami kerugian. Kita juga
harus mengetahui pesaing-pesaing yang ada dalam pasar tersebut ,oleh karena itu pasar
sangat berpengaruh besar terhadap berhasil tidaknya produk yang di jual.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan potensi ?
2.
Apa yang dimaksud dengan bisnis ?
3.
Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan ?
4.
Seberapa penting pasasr dalam pemasaran produk ?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui potensi bisnis
2.
Untuk mengetahui kemampuan yang diperlukan seseorang untuk melakukan bisnis
3.
Untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki seorang wirausaha
D. MANFAAT
1. Bagi pengusaha
Mengetahui apa saja yang harus dimiiki seseorang sebelum melakukan usaha
2. Bagi mahasiswa
Sebagai referensi dalam mengetahui teori-teori yang harus dikuasai sebelum
berwirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Potensi adalah kekuatan, kemampuan, daya,baik yang belum maupun yang sudah
terwujud, tetapi belum optimal sedangkan bisnis adalah proses sosial utuk menghasilkan
keuntungan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kewirausahaan berarti proses
penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang
diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta
menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Potensi bisnis dan kewirausahaan
berarti kemampuan untuk menciptakan suatu barang/jasa yang berbeda dengan yang lain
agar menghasilkan keuntungan yang sebesar besarnya.
B. POTENSI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
1.1 Identifikasi Potensi Bisnis
Dalam melakukan sebuah bisnis seseorang (pengusaha) harus melakukan analisa
terhadap potensi bisnisnya agar dapat menguasai bisnisnya dengan sempurna serta
dapat bersaing dengan pengusaha – pengusaha lain, yang sering disebut dengan
analisa/identifikasi pasar. Analisa pasar juga bertujuan untuk mengidentifikasi
seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangannya di kemudian hari.
Identifikasi pasar merupakan proses yang harus terus menerus dilakukan terhadap
hal – hal yang terjadi dalam transaksi bisnis baik sebelum, selama maupun sesudah
terjadinya transaksi tersebut. Hal ini sangat bermanfaat bagi penjual karena dapat
menentukan siapa konsumennya dan seberapa besar permintaan terhadap suatu
produk yang ditawarkan.
Identifikasi pasar juga perlu dilakukan oleh konsumen, karena konsumen juga
perlu tahu pengusaha mana yang menjual produk yang dibutuhkan konsumen,
kualitas yang bagus serta harga yang terjangkau.
1. Pengertian Pasar
Pasar
telah banyak dibahas oleh berbagai bidang ilmu.Dari segi ilmu
ekonomi,pasar dipandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen.Interaksi
adalah sebagai cerminan dari proses analisa pasar yang dilakukan oleh kedua belah
pihak tersebut di atas.Dari proses interaksi itu maka timbulah hubungan antara
permintaan dan penawaran serta harga pasar yang berlaku dan harga pasar yang
terjadi itu disebut harga equlibrium.Dari interaksi antara permintaan dan penawaran
itu akan menentukan luas dan sempitnya pasar(potensi pasar atau potensi bisnis)serta
harga pasar yang berlaku.
Jumlah permintaan akan sangat tergantung dari tinggi rendahnya harga pasar yang
berlaku.Apabila harga yang berlaku itu rendah maka tentu saja jumlah yang diminta
oleh masyarakat akan lebih banyak,karena dengan harga yang lebih rendah tentulah
akan lebih banyak orang yang dapat menjangkau harga tersebut.Sebaliknya apabila
harga dinaikkan maka akan berakibat hanya sedikit masyarakat yang mampu untuk
menjangkaunya.Oleh karena itulah maka garis kurva permintaan akan terlihat sebagai
garis yang menurun,sebagai gambaran bahwa semakin rendah harga yang berlaku
maka jumlah permintaan akan bertambah banyak.
Di pihak lain kurva penawaran akan menunjukkan kondisi jumlah barang yang
ditawarkan atau dijual oleh para pengusaha.Apabila harga yang berlaku di pasar turun
maka para pengusaha akan kurang tertarik untuk menawarkan barangnya,sebaliknya
tentu saja apabila harga itu naik maka pengusaha akan tertarik untuk lebih banyak
menawarkan barangnya ke pasar.Oleh karena itu maka kurva penawaran merupakan
garis yang menanjak yang menggambarkan keadaan bahwa semakin tinggi harga
pasar yang berlaku akan mengakibatkan semakin banyaknya jumlah barang yang
ditawarkan di pasar oleh para pengusaha.
Ditinjau dari segi bisnis maka pengertian pasar tersebut telah dipertajam lagi yaitu
pasar merupakan sekumpulan orang dan atau organisasi yang mempunyai kebutuhan
dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual
beli(William G.Nickels,p.76)
Kedua tinjauan tersebut mempunyai beberapa aspek yang sama yaitu:
a. Pasar terdiri dari sekumpulan orang atau organisasi yang mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.
b. Orang-orang tersebut mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan transaksi jual beli baik sebagai penjual ataupun sebagai pembeli.
Dalam tinjauan bisnis ini di samping ditinjau mengenai kedua hal tersebut dapat
diidentifikasi pula tentang pasar apa yang akan dilayani, di mana pasar itu berada,
seberapa
luas
pasar
tersebut
dan
kemudian
bagaimana
sifat-sifat
serta
karakteristiknya. Karakteristik pasar ini berupa kesenangannya, kebiasaannya,
tradisinya, gaya hidupnya, budaya serta tujuan dalam pemunuhan kebutuhannya.
Oleh karena itu maka analisa atau identifikasinya pasar harus mampu untuk
mendapatkan gambaran tentang apa, di mana dan seberapa luas serta bagaimana sifatsifat atau karakteristik dari pasar itu. Jadi pengusaha harus mampu untuk mengukur
besarnya potensi pasar terhadap produk yang ditawarkannya dan kemudian
memperhitungkan apakah potensi pasar tersebut cukup luas untuk dilayaninya secara
menguntungkan (ekonomis) atau tidak.
2. Tujuan Identifikasi Pasar
a. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayaninya. Hal ini dapat
diidentifikasi lewat penentuan tentang kebutuhan apa (need) dan siapa atau
orang/organisasi mana yang dilayaninya.
b. Menentukan di mana lokasi tempat tinggal dari orang/organisasi yang
membutuhkan produk yang dipasarkannya. Misalnya di Jawa, luar Jawa, kota,
desa, dan sebagainya.
c. Seberapa luas jumlah potensi pasar serta estimasi pasar yang dapat dilayaninya.
Hal ini perlu untuk menganalisa apakah pasar tersebut cukup luas dan ekonomis
untuk dilayaninya.
d. Menentukan sifat – sifat dan karakteristik dari pasar tersebut. Hal ini menyangkut
analisa tentang selera, kesenangan, kebiasaan, sikap, perilaku, gaya hidup maupun
kebudayaan yang dimiliki oleh konsumennya.
3. Sifat – Sifat Pasar
Pasar itu sangat heterogen atau beraneka ragam, akan tetapi meskipun pasar itu
heterogen kita dapat membeda – bedakannya ke dalam kelompok – kelompok yang
memiliki sifat yang sama. Usaha untuk mengelompokkan pasar yang heterogen itu
disebut “segmentasi pasar”. Masing – masing kelompok yang homogen itu disebut
segmen pasar tertentu atau sering pula disebut sel pasar (market cell).
Dengan segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat melihat sifat – sifat dari
masing – masing kelomok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan
segmen/sel pasar lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis
produk tertentu.
Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu
saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada
pesaing – pesaingnya. Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik
atau biasa disebut “patronage motive” dari konsumennya sehingga dia akan dapat
menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha
macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasarnya atau yang disebut
“target marketing”.
4. Potensi Pasar
Potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk (population patern),
kemampuan membeli (purchasing power) dan pola konsumsi (consumtion patern).
Struktur penduduk : meliputi orang – orang atau organisasi yang melakukan
pembelian untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat dipisah – pisahkan
menurut jenisnya (kelompok umur, jenis kelamin, macam pekerjaan,
penghasilan dan sebagainya) serta lokasi atau daerah geografisnya
(Yogyakarta, Kalimantan barat, Sulawesi, dsb).
Kemampuan membeli : merupakan cerminan dari besarnya penghasilan yang
dimiliki oleh seseorang serta kemampuan untuk mendapatkan mendapatkan
kredit dari bank.
Pola konsumsi : merupakan cerminan dari perilaku konsumen terhadap
pengeluaran yang dilakukan. Pola konsumsi sangat dipengaruhi oleh gaya
hidup (life style), sikap hidup, faktor- faktor psikologis, sosiologis maupun
kebudayaan (culture).
Potensi pasar dapat diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai
berikut :
M=N.U.P
Keterangan :
M = Potensi pasar (Market potential)
N = Jumlah penduduk yang memiliki kebutuhan akan produk tertentu itu
( Number of People)
U = Jumlah kebutuhan per orang (Usage Rate)
P
= Harga rata – rata per unit produk (Price)
5. Potensi Penjualan
Potensi pasar tersebut di atas merupaka permintaan produk dalam satu cabang
industri tertentu. Potensi pasar ini tentu saja akan dilayani oleh beberapa dan bahkan
tidak jarang dilayani pula oleh banyak perusahaan. Masing – masing perusahaan akan
memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melayani pasar (potensi pasar)
tersebut. Kemampuan masing – masing perusahaan tercermin dalam bentuk bagian
pasar (market share) perusahaan itu. Oleh karena itu potensi penjualan bagi masing –
masing perusahaan dapat dierhitungkan dengan cara :
P=M.S
Keterangan :
P = Potensi penjualan
M = Potensi pasar
S = Market Share
1.2 Penguasaan Pasar
Pasar atau potensi bisnis ini memiliki sifat-sifat yg berbeda dan perbedaan
sifat tersebut akan membawa konsekuensi bahwa pelayanan kita kepada mereka juga
harus berbeda. Oleh karena itu segmentasi pasar adalah merupakan usaha
mengelompokan pasar dari pasar yg bersifat heterogen ke dalam bagian-bagian pasar
yg memiliki sifat yg homogen. Setiap segmen memiliki dimensi sendiri yang berbeda
dengan segmen yg lainnya.
Oleh karena itu agar segmentasi kita dapat efektif maka ada beberapa syarat
dalam melakukan segmentasi yaitu :
a.
Tingkat kesamaan yang relatif tinggi di antara sesama segmen sehingga akan
memberikan kemungkinan yang tinggi bahwa reaksinya akan sama terhadap
perlakuan yang sama yang diperlakukan kepada mereka.
b.
Tingkat kelainan yg relatif tinggi dengan segmen yg lain. Dalam hal ini
konsumen harus dipisahkan ke dalam kelompok – kelompok yang memiliki
sifat yang berbeda sehingga akan mempunyai reaksi yang berbeda pula
terhadap perlakuan tertentu dari pengusaha kepadanya.
c.
Jumlahnya harus cukup berarti. Hal inin berarti bahwa segmentasi harus
cukup luas sehingga penguasaan terhadapnya akan cukup menguntungkan.
d.
Haruslah bersifat operasional. Hal ini berarti bahwa upaya segmentasi itu
harus dapat membedakan masing – masing segmen. Perbedaan segmen inilah
yang akan menjadi penuntun kita bagi pelaksanaan operasional dari perlakuan
bisnis/pemasaran kita yanng tentu saja harus kita bedakan untuk masing masing segmen.
1.
Tiga Jenis Strategi Pemasaran
a. Strategi Satu Sasaran (single target)
Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang dipandang paling
potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk
dilayaninya dengan marketing mixnya. Strategi ini disebut Concentrated
Marketing.
b. Strategi Sasaran Ganda (multy targets)
Di sini pengusaha memiliki dua atau beberapa bahkan mungkin semua segmen
untuk dilayaninya tetapi dengan cara pelayanan atau strategi yang berbeda
terhadap segmen yang berbeda. Jadi dalam hal ini pengusaha melakukan strategi
yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut Diferentiated
Marketing.
c. Strategi Kombinasi Sasaran
Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen
menjadi satu segmen yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur
strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut.
Masing – masing strategi memiliki kebaikan dan keburukan sendiri –
sendiri. Strategi apa yang sebaiknya dipilih, ini tergantung dar dua hal yaitu :
Jangkauan sarana produksi yang dimiliki perusahaan
Semakin besar jangkauan atau kapasitas sarana yang dimilikinya akan
semakin mampu perusahaan tersebut untuk melakukan segmentasi
(differentiated marketing). Sebaliknya semakin terbatas kemampuannya
akan cenderung untuk memilih concentrated atau undifferentiated
marketing strategy.
Tingkat kesamaan dari masing – masing segmen pasar
Semakin pekat atau semakin besar tingkat kesamaan yang terkandug pada
masing – masing segmen akan menjamin keberhasilan dari strategi
segmentasi atau differentiated marketing. Sebaliknya semakin encer
tingkat kesamaan yang terkandung dalam segmen pasar tertentu akan
menjamin keberhasilan stretegi segmentasi atau differentiated marketing
maupun concentrated marketing. Dalam hal semacam ini strategi
undifferentiated akan lebih tepat.
2.
Dasar Segmentasi Pasar
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih aman untk
membagi – bagi pasar dan kemudian memilih salah satu atau beberapa bagian/segmen
pasar tertentu untuk dijadikan sasaran/target dan kemudian dilayaninya dengan lebih
baik. Cara ini akan lebih menjamin keberhasilan dari pada hanya melayani konsmen
dengan cara seadanya saja, yang biasanya diaksanakan dengan tema senaang ya
silahkan tidak ya tidak apa – apa. Cara ini tidak akan menjamin adanya patronge
motif dari para pembeli. Khusus bagi para pngusaha kecil, di mana sarana
produksinya sangat terbatas, maka akan lebih baik untuk melakukan target marketing.
Pilihlah salah satu segmen pasar yang cukup potensial dan kemudian buatlah analisa
pasar yang lebih terperinci tentang motive, kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku,
pengaruh kelompok serta pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian
mereka. Dengan mempelajari faktor – faktor penentu pembelian mereka tadi maka
akan dapat disusun rencana yang lebih tajam untuk melayani segmen pasar yang
menjadi sasarannya itu.
Pengusaha kecil yang sasarannya sangat terbatas tetapi melayani pasar secara
menyeluruh tidk akan mampu mengembangkan pasar serta usahanya karena dia tidak
punya arti apa – apa dipasaran. Dengan mengkonsentrasikan pada segmen pasar
tertentu maka pengusaha dapat memperoleh pondasi penguasaan pasar pada segmen
pasar tertentu dan pondasi ini dapat dipakai sebagai dasar untuk membangun “gedung
usahanya” pada segmen yang lain. Dengan demikian “gedung usahanya” akan dapat
berkembang lebih luas dan lebih tinggi.
Pentingnya penentuan sasaran pasar menuntut untuk dilakukannya segmentasi
pasar dengan suatu dasar segmentasi yang tepat dan berguna bagi perencanaan
strategis pemasarannya. Dasar segmentasi yang tidak tepat tidak akan memberikan
jaminan keberhasilan strategi pemasarannya. Konsumen memiliki berbagai dimensi
yang dapat dipakai sebagai dasar segmentasi pasar. Adapun dimensi yang dapat
dipakai sebagai dasar segmentasi pasar adalah sebaga berikut :
a. Geografis
Daerah : Yogya, Solo, Kalimantan, dsb
Daerah administrasi : Kota, desa, pinggiran kota, dsb
b. Demografis
Umur
Jenis kelamin
Jumlah anggota keluarga
Siklus kehidupan keluarga
Penghasilan
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Keturunan, suku
c. Gaya hidup
Modern, tradisional, kuno, dsb
d. Status sosial
Pemimpin masyarakat, pendidik, golongan sosial menengah,
rendah, dsb
e. Manfaaat yang didambakan (benefit sought)
Pelenyap sakit kepala, pemutih gigi, pelindung gusi, pewangi
ruangan, dsb
f. Pola konsumsi
3.
Pecandu/penggemar, pemborong (heavy user)
Sasaran Pasar (Target Market)
Pasar pada umumnya mencakup medan yang luas,misalnya saja semua orang
membutuhkan beras,semua orang membutuhkan pakaian,perumahan,alat-alat rumah
tangga,kendaraan,dan sebagainya.Tinjauan pasar semacam ini masih terlalu luas bagi
seorang pengusaha dan menjadi tidak berarti bagi perencanaan bisnisnya.Agar dapat lebih
berarti maka pasar haruslah diartikan lebih sempit lagi sehingga dapat dilihat adanya
sasaran pasar (target pasar).Hal ini dapat dilakukan dengan cara segmentasi pasar seperti
yang telah diuraikan di muka.
Mendapatkan target pasar yang menarik merupakan bagian utama bagi bisnisman.
Kadang-kadang kita tidak perlu harus melayani kebutuhan semua orang atau segmen.
Agar berhasil justru kita dapat menitikberatkan pada sebagian konsumen yang cukup luas
di mana mereka itu bersedia untuk membayar pelayanan kebutuhan mereka tersebut.
Tidak semua orang bersedia membayar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Hal inilah yang dimaksud target marketing,yang dapat kita lakukan dengan
segmentasi pasar dan kemudian kita pilih segmen pasar tertentu yang kita jadikan sasaran
atau target. Sasaran pasar yang cukup menarik akan kesempatan pasar (market
opportunity). Kesempatan dari suatu perusahaan merupakan sasaran yang dapat
dijangkau oleh faktor-faktor atau sarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sasaran yang
berada di luar jangkauan sarana poduksinya bukanlah merupakan kesempatan yang baik
baginya.
Manajer yang berorentiasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran
yaitu kelompok orang yang mana (bukan semua orang). Sasaran pasar mengacu pada
sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat serupa. Dengan demikian sifat-sifat
mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan, keinginan, sikap,
tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan mereka. Di dalam masyrakat
akan terdapat kelompok yang memiliki sifat-sifat yang edentik dari kelompoknya itu
yang berbeda dengan kelompok yang lain. Tiap kelompok memiiki sifat yang berbeda
dengan kelompok yang lain. Misalnya : Orang tua dengan orang muda, remaja modern,
remaja modern dengan remaja tradisional, kelompok sosial atas dan kelompok sosial
bawah/menengah, pedagang dan pegawai negeri.
Dengan mengenal persamaan faktor-faktor tersebut di atas pengusaha dapat
melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan faktor-faktor yang dimiliki oleh , sehingga
dapat mendorong mereka untu membeli produknya. Tanpa mengenal faktor-faktor di atas
maka tindakan yang kita lakukan tidak menjamin timbulnya dorongan bagi para
konsumen untuk membeli produk kita. Faktor-faktor tersebut, adalah faktor penentu
pembelian.Adapun faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi:
1.Faktor Pribadi (intern)
2.Faktor Kelompok
3.Faktor Lingkungan Sosial
4.Faktor Budaya
Mengapa seseorang membeli barang tertentu,hal ini karena pengaruh faktor intern
(pribadi) serta ekstern (lingkungan), baik lingkungan kecil yaitu teman, keluarga,
kelompok, maupun lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan sosial masyarakat serta
budaya. Sebagai contoh si Amin membeli beras Rajalele atau cianjur. Tindakannya itu
dipengaruhi oleh semua faktor tersebut di atas, mulai dari faktor pribadi, keluarga, teman
kantor, teman bermain olah raga, kelompok sosial maupun kelompok budayanya.
Cobalah pula membayangkan contoh lain dalam pembelian arloji atau pakaian, atau jasa
salon kecantikan misalnya, semua tindakan pembelian terhadap produk tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu pembelian itu tadi. Faktor-faktor tersebut akan
menjawab mengapa seseorang membeli arloji merek itu, pakaian itu, salon kecantikan itu
dan sebagainya.
Dengan mengenal faktor-faktor penentu pembelian tersebut maka kita dapat
mengetahui bahwa pasar yang kita hadapi itu adalah berbeda-beda (heterogin). Akan
tetapi meskipun berbeda-beda, hal itu dapat kita lihat adanya kesamaan sifat-sifat pribadi
serta lingkungannya. Atau dengan kata lain dapat kita kelompok-kelompokkan ke dalam
bagian-bagian yang memiliki sifat-sifat yang serupa (homogen). Pengelompokkan inilah
yang disebut “Segmentasi-pasar”. Dengan pengelompokkan tersebut, maka kegiatan akan
dapat dititik beratkan pada salah satu atau beberapa kelompok (segmen) pasar tertentu
yang dapat terjangkau saran produksinya sehingga perusahaan dapat memenuhi
kebutuhan pasarnya secara lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Apabila
perusahaan tidak mengelompokkan dan mencari sasaran pada sekelompok segmen
tertentu dan dia bergerak dalam pasar umum (masyarakat) yang sangat heterogen maka
hal ini berarti dia memperlakukan konsumen yang berbeda-beda itu dengan
cara/penyampaian/penyajian dan pelayanan atau marketing mix yang sama. Jadi dalam
hal ini perusahaan berpandangan bahwa semua orang (konsumen) adalah sama, jadi
perlakukan terhadapnya juga sama. Tindakan semacam ini disebut “undifferentiated
marketing”.
Pengusaha dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan
kemudian memperlakukannya secara berbeda-beda pula sesuai dengan faktor-faktor
pribadi,kelompok kecil maupun kelompok sosial dan budayanya yang berbeda-beda
tersebut. Cara ini disebut ”differentiated marketing”.Dalam hal ini pengusaha
memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix) yang
berbeda terhadap segmen pasar
yang
berbeda. Cara ini lebih menjamin adanya
kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik
(competitive advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumennya dibandingka dengan pesaing-pesaingnya.
Pengusaha yang tidak atau belum membedakan pasar itu pada umumnya
disebabkan karena dua hal yaitu:
1.
Dasar orientasinya masih pada orientasi produksi. Dalam hal ini pengusaha
beranggapan bahwa konsumenlah yang akan mencari produsen dan bukan
berorientasi pasar/konsumen, dimana dalam hal ini pengusaha berpandangan bahwa
dialah yang harus mencari konsumen. Apabila kita berorientasi konsumen maka kita
harus mengenal pasar lebih dalam dan berusaha mengetahui perbedaannya. Dengan
mengenal adanya perbedaan pasar tersebut maka kita akan memperoleh dua
keuntungan yaitu:
Mengetahui adanya kesempatan pasar yang terbuka yaitu jenis kebutuhan lain
yang belum terpenuhi yang dimiliki oleh segmen pasar tertentu. Hal ini
menuntut adanya segmentasi pasar yang lebih tajam dengan pasar segmentasi
yang lebih banyak.
Mengarahkan kegiatan pada segmen pasar tertentu yang lebih dapat dikuasai
oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan
memperoleh posisi persaingan yang lebih baik.
2.
Pengusaha sebenarnya tahu akan adanya perbedaan pasar tersebut akan tetapi karena
keterbatasan sarana yang dimilikinya maka dia tidak/belum memperlukan pelayanan
yang berbeda terhadap pasar yang berbeda. Hal ini berarti hanya bersifat sementara
yang biasanya berdasarkan atas pertimbangan biaya. Apabila suatu saat nanti telah
diperoleh dana dan sarana yang cukup dia tentu saja akan melakukannya.
Pengusaha yang berorientasi produksi biasanya kurang luas dalam melihat
pasarnya. Pada umumnya dia hanyalah melihat dari segi barang yang dijualnya. Sebagai
contoh pengusaha rumah makan yang hanya melihat makanan yang dijualnya atau dia
hanya berpikir bahwa dia hanya menjual makanan saja. Agar dapat lebih berkembang dia
harus melihat pasar ,tidak hanya melihat produknya saja (pasar produk), akan tetapi harus
melihat juga segi pasar pasar kebutuhan pangkal adalah pasar yang lebih atau kebutuhan
pangkalnya (pasar kebutuhan pangkal, generic need, generic market). Pluas dari
kebutuhan sejenis yang terangkai dengan produk yang dijualnya dan pengusaha dapat
melayaninya dengan cara yang berbeda-beda. Kalau kita kembali pada contoh
diatas,yaitu pengusaha rumah makan itu sebenarnnya tidak hanya menjual makanan saja,
tetapi juga melayani kebutuhan yang lain dari langganannya itu. Langganannya itu tidak
saja hanya membutuhkan makanan saja akan tetapi ada kebutuhan yang lain lebih luas
yaitu menjamu tamu-tamu keluarga, rapat kerja, pesta ulang tahun, dan sebagainya.
Dengan kata lain rumah makan tidak saja menjual makanan akan tetapi juga menjual atau
melayani kebutuhan akan”jasa jamuan makan”. Selain dari itu sebenernya mereka dapat
pula melayani kebutuhan akan mainan anak-anak, hiasan dinding dan sebagainya.
Dengan cara demikian maka para pengusaha dapat melihat adanya kesempatan pasar atau
produk baru terhadap pasar lama. Jadi mereka bergerak bukan hanya dalam bidang rumah
makan saja akan tetapi pada pelayanan kebutuhan pangkal yaitu”jasa jamuan makan”.
Dengan demikian maka terlihat adanya kesempatan lain yang terbuka bagi pengusaha itu
untuk mengeksploitasikan sarana produksi untuk memenuhi kesempatan yang terbuka
tersebut. Jamuan makan rapat kerja misalnya memiliki sifat-sifat khusus yang berbeda
dengan jamuan makan keluarganya sendiri. Jamuan ulang tahun juga berbeda lagi.
Dengan penyajian kebutuhan tersebut maka pengusaha akan lebih mampu memenuhi
kebutuhan konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya atau memiliki
competitive advantage dan patronage motive. Sedangkan pasar produk adalah pasar yang
bertumpu pada suatu produk itu saja yaitu makanan saja misalnya. Sebagai latihan,anda
dapat mencoba melihat pasar produk dan pasar kebutuhan pangkal dari berbagai jenis
usaha, misalnya:
- Mainan anak-anak
- Alat tulis
- Pakaian
- Batik
- Kerajinan
- Bahan Bangunan
- Percetakan dan sebagainnya
Cara ini adalah merupakan cara lain dalam rangka upaya mencari kesempatan
pasar/potensi pasar yang terbuka. Jadi carannya adalah:
1. Kombinasi pasar-produk
2. Generic product-Generic market/need(dimensi meluas)
3. Market leakage (kebocoran pasar)
4. Segmentasi pasar(dimensi menyempit)
1.3 Kewirausahaan atau Enterpreneurship
Keberhasilan yang telah diperoleh oleh Bangsa Barat serta Jepang adalah karena
mereka mampu melahirkan enterprenuer-enterprenuer yang tangguh. Untuk dapat
berkembang dibutuhkan enterprenuer besar,sedang maupun kecil. Diperkirakan
kebutuhan bagi pertumbuhan ekonomi yang pesat untuk enterprenuer besar sebanyak 2%
dari jumlah penduduk suatu bangsa, sedangkan enterprenuer menengah sebanyak 20%.
Apabila kita menginginkan suksesnya pembangunan bangsa kita maka tentu saja kita juga
harus mampu untuk menyediakan ataupun mengembangkan para wirausahawan besar dan
sedang seperti negara-negara maju tersebut di atas, Oleh karena itu maka pada saat ini
penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 170 juta jiwa, sehingga akan dibutuhkan
sebanyak kurang lebih 3,5 juta wirausahawan besar serta 35 juta wirausahawan sedang.
Dalam hal ini janganlah beranggapan yang keliru bahwa wiraswastawan itu adalah para
pengusaha yang berhasil. Wirausahawan adalah suatu sikap mental yang berani
menanggung resiko, berpikiran maju berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap mental
inilah yang akan membawa seoarang pengusaha untuk dapat berkembang secara terus
menerus
dalam
jangka
panjang.
Sikap
mental
ini
perlu
ditanamkan
serta
ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda bangsa Indonesia, agar kita segera dapat
mengejar ketinggalan kita dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Beberapa jiwa
kewiraswastaan dikemukakan oleh J.A. Schumpeter (1970) dalam bukunya yang berjudul
”The Enterprenuer as Innovator” mengemukakan beberapa ciri antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Berambisi tinggi.
2. Energetic.
3. Bernafsu.
4. Percaya diri.
5. Kreatif dan Innovatif.
6. Senang bergaul.
7. Pandai bergaul.
8. Bersifat fleksibel.
9. Hard working.
10 .Berpandangan ke depan.
11. Netral-berani terhadap risiko.
12. Senang Mandiri dan bebas.
13. Banyak inisiatif dan bertanggung jawab.
14. Bersikap optimistik.
15. Memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga (positif).
16. Selalu berorientasi laba.
17. Selalu memperhitungkan dengan uang.
18. Gemar bersaing/bertanding/kompetisi.
Pandangan yang lain terhadap ciri-ciri ini dikemukakan pula oleh DR.Suparman
Sumahamijaya (1979) dalam bukunya ”Membina Sikap Mental Wiraswasta” beberapa
ciri tersebut yaitu:
1. Berwatak maju.
2. Bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya.
3. Berpandangan positif dan kreatif.
4. Selalu mengutamakan memberi dari pada meminta apa lagi mengemis.
5. Ulet dan tekun, tidak lelah putus asa.
6. Pandai bergaul.
7. Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya.
8. Berkepribadian menyenangkan(banyak senyumnya)
9. Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak.
10.Menolak setiap benih kebiasaan cara berpikir, bersikap dan berbuat negatif dan
lebih mengutamakan benih kebiasaan cara berpikir, bersikap mental dan berbuat positif
(maju).
11. Sangat menghargai waktu sampai ke menitnya.
12. Memelihara seni berbicara dan kesopanan.
13. Tidak ragu,khawatir akan saingan yang datang dari atas maupun bawah.
14. Bersedia melakukan pekerjaan rendahan(pengorbanan)
15. Tidak akan pernah mementingkan diri sendiri dan tidak akan pernah rakus
maupun serakah.
16. Setia kepada pimpinan sebagai pengikut yang baik dengan rasa kesetiakawanan.
17. Menghormati tertib hukum.
18. Tidak berlebihan dalam hal apapun(tidak overacting).
19. Tidak gila pangkat dan gelar.
20. Tidak gila kekuasaan.
21. Selalu tepo sliro(tahu diri).
22.Selalu mengejar martabat dan kehormatan harga diri yang menjulang tinggi
(bukan penjualnya).
23. Menahan diri dalam hal membeli tapi meningkatkan kegiatan penjualan.
24. Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya sendiri.
25. Beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri sendiri.
Dengan bekal beberapa watak serta ciri-ciri tersebut maka kita dapat
mengembangkan insan-insan wirausahaan, wiraswastawan atau pun enterpreneur yang
dibutuhkan bagi pembangunan bangsa. Hanya dengan pengembangan watak itulah maka
kewirausahaan akan dapat tumbuh dan berkembang. Untuk mengetahui tentang
wirausahawan yang telah sukses di Indonesia berikut ini adalah beberapa contohnya:
Urutan
Etimasi
Asset(millia
Penjuala
Penjuala
r Rp)
n
n
8.100
5.500
1.
Kelompok
Salim(Waringin
Kenana)
2.
Perusahaan Induk
PT.
Inti
Salim Soedono Salim
Corpora
Astra
2.200
1.450
PT.
Astra William
Internasional Inc.
3.
Sinar Mas
1.800
700
PT.Sinar
4.
Lippo
1.800
340
Tunggal
PT.Lippo
600
Tranding Ind.
PT.Persh.Rokok
5.
Pemilik Utama
Gudang Garam
1.305
Soerjadjaya
Mas Eka
Widjaya
Indah Mochtar
Tjipta
riadi
(Lie Mo Tie)
Rachmat Halim
G.G
6.
Djarum
1.300
520
PT.Persh.Tembakau
Robert
Budi
Djarum
Hartono(Hwie
7.
Wanandi(Pakarti
1.200
240
PT.Sapta
Tjhong)
Panji Sofian Wanandi
8.
)
Panin
1.160
360
Manggala
PT.Bank
(Lim Bin Khoen)
Pan Mu’min
Ali
Indonesia
9.
10.
Jan Darmadi
Arya
(Ongko)
1.120
Upaya 1.060
Gunawan(Lie
490
Mie Min)
PT.Puri Setiadi Real Jan Darmadi(Fuk
360
Estate
PT.Arya Upaya
Jo Jau)
Kaharuddin
Ongko(Ong
Huat)
Ka
11.
Tahija
12.
Pura)
Bimantara
13.
(Indra 980
200
PT.Asuransi
Julius Tahija
920
520
Indrapura
PT.Bimantara Citra
Bambang
PT.Pasopati
Trihatmodjo
H.Moch.Hasan
Bob Hasan
890
490
alias
Bob
Hasan/ThieKian
14.
Soedarpo
890
370
NV.Soedarpo
Seng
Soedarpo
Sastrosetomo
TheNing King
Soebargo
15.
Damatex
830
380
Sastrosetomo
PT.Damatex
16.
Dharmala
800
460
PT.Dharmala
Gondokusumo/G
17.
Roda Mas
18.
Pendewa
19.
Sempurna
Bank Bali
730
645
630
o Ka Hie
Mas Tan Siongkie
410
PT.Roda
210
Co.Ltd.
PT.Pendewa
HM Yoesoef
360
Sempurna
PT.Bank Bali
Djaja
Ramli/Lie
Tong Tjing
Indonesia Atang Latief/Law
20.
Bira
595
310
Bank
21.
Bentoel
590
196
Raya
PT.Bentoel
Tjin Ho
Samsi
22.
Humpuss
550
195
PT.Humpuss
Hutomo Mandala
PT.Nusamba
Putra
Sigit
23.
Nusamba
550
110
Harjojudanto,Bob
24.
Gajah Tunggal
-540
210
PT.Gajah Tunggal
Hasan
Sjamsul
Nursalim/Liem
25.
26.
Barito Pasific
Bakrie
Brothers
-460
& 442
210
198
PT.Barito
Tek Siong
Pasific Prajogo
Timber
Pangestu/Phang
PT.Bakrie&Brother
Jun Pheng
Aburizal bakrie
s
dan sdr
27.
Mantrust
420
198
PT.Mantrust
28.
Sudarma
400
240
PT.Lion
Teguh Sutan Tyo
Metal J Purnama
Works
29.
30.
Tira
Ometraco
395
380
180
PT.Tiga Raksa
Jhonny Wijaya
320
PT.Ometraco
Oey kwi Gwan
Ferry
Teguh
31.
Bumi Putra
380
230
Santoso
PT.AJB Bumi Putra Sutjipto S.
32.
Raja Garuda Mas 375
240
1912
PT.Raja
Amidarmo
Garuda Sukanto Tanoto
33.
Berca atau CCM
360
170
Mas
PT.Berca Indonesia
34.
35.
Nugra Santana
Modern Foto
340
340
340
92
Widyawimarta
PT.Nugra Santana
H.Ibnoe Sutowo
PT.Modern
Foto Samadikun
36.
ABC
320
180
Film Co.
PT.ABC
37.
Hanurata
315
210
Food
PT.Hanurata
200
165
116
CO.Ltd
PT.Batik Keris
PT.Gramedia
PT.Indoconsult
38.
39.
40.
Batik Keris
Gramedia
Indoconsult
310
305
300
Murdaya
Hartomo
Central Husain
Djojonegoro
& Yayasan Harapan
Kita
Gaeni
Jacob Oetama
Soemitro
Djojohadikusumo
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
KESIMPULAN
1. Pasar sangat berpengaruh dalam kehidupan ekonomi seorang pengusaha, seorang
pengusaha melihat potensi bisnis yang akan dijalaninya dari kehidupan pasar
tersebut.
2. Pasar juga membantu pengusaha dalam melihat baik atau buruk potensi bisnis
usahanya serta timbal balik yang akan diterimanya.
3. Wirausahawan merupakan suatu sikap mental yang berani menanggung
resiko,berpikiran maju berani berdiri di atas kaki sendiri.Sikap mental inilah yang
akan membawa seorang berkembang dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo; (1996); Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta
http://petensidiri.blogspot.com/2012/04/pengertian-potensi.html
http://ediharukaze.blogspot.com/2013/04/pengertian-kewirausahaan-dan.html
KEWIRAUSAHAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Potensi bisnis dan kewirausahaan sangat perlu dimiliki seseorang yang ingin
membuat usaha. Banyak orang yang ingin melakukan bisnis dan berwirausaha karena
mereka melihat ada peluang untuk mendapakan keuntungan yang sangat menjanjikan.
Peluang bisnis sangat besar ,tergantung bagaimana kita melihat dan mengelolanya.
Banyak oarang yang gagal dalam berbisnis dan berwirausaha dikarenakan kurangnya
pengetahuan tentang bisnis ,takut mengambil resiko, tidak mengambil waktu di awal
untuk melakukan penelitian yang benar ke dalam ide bisnis mereka untuk menentukan
apakah akan menguntungkan atau tidak. Sebelum memasarkan produk, kita harus
mengetahui pasar mana yang cocok untuk tempat menjual produk itu, apabila salah
menentukan pasar maka akan berakibat fatal yaitu akan mengalami kerugian. Kita juga
harus mengetahui pesaing-pesaing yang ada dalam pasar tersebut ,oleh karena itu pasar
sangat berpengaruh besar terhadap berhasil tidaknya produk yang di jual.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan potensi ?
2.
Apa yang dimaksud dengan bisnis ?
3.
Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan ?
4.
Seberapa penting pasasr dalam pemasaran produk ?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui potensi bisnis
2.
Untuk mengetahui kemampuan yang diperlukan seseorang untuk melakukan bisnis
3.
Untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki seorang wirausaha
D. MANFAAT
1. Bagi pengusaha
Mengetahui apa saja yang harus dimiiki seseorang sebelum melakukan usaha
2. Bagi mahasiswa
Sebagai referensi dalam mengetahui teori-teori yang harus dikuasai sebelum
berwirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Potensi adalah kekuatan, kemampuan, daya,baik yang belum maupun yang sudah
terwujud, tetapi belum optimal sedangkan bisnis adalah proses sosial utuk menghasilkan
keuntungan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kewirausahaan berarti proses
penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang
diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta
menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Potensi bisnis dan kewirausahaan
berarti kemampuan untuk menciptakan suatu barang/jasa yang berbeda dengan yang lain
agar menghasilkan keuntungan yang sebesar besarnya.
B. POTENSI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
1.1 Identifikasi Potensi Bisnis
Dalam melakukan sebuah bisnis seseorang (pengusaha) harus melakukan analisa
terhadap potensi bisnisnya agar dapat menguasai bisnisnya dengan sempurna serta
dapat bersaing dengan pengusaha – pengusaha lain, yang sering disebut dengan
analisa/identifikasi pasar. Analisa pasar juga bertujuan untuk mengidentifikasi
seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangannya di kemudian hari.
Identifikasi pasar merupakan proses yang harus terus menerus dilakukan terhadap
hal – hal yang terjadi dalam transaksi bisnis baik sebelum, selama maupun sesudah
terjadinya transaksi tersebut. Hal ini sangat bermanfaat bagi penjual karena dapat
menentukan siapa konsumennya dan seberapa besar permintaan terhadap suatu
produk yang ditawarkan.
Identifikasi pasar juga perlu dilakukan oleh konsumen, karena konsumen juga
perlu tahu pengusaha mana yang menjual produk yang dibutuhkan konsumen,
kualitas yang bagus serta harga yang terjangkau.
1. Pengertian Pasar
Pasar
telah banyak dibahas oleh berbagai bidang ilmu.Dari segi ilmu
ekonomi,pasar dipandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen.Interaksi
adalah sebagai cerminan dari proses analisa pasar yang dilakukan oleh kedua belah
pihak tersebut di atas.Dari proses interaksi itu maka timbulah hubungan antara
permintaan dan penawaran serta harga pasar yang berlaku dan harga pasar yang
terjadi itu disebut harga equlibrium.Dari interaksi antara permintaan dan penawaran
itu akan menentukan luas dan sempitnya pasar(potensi pasar atau potensi bisnis)serta
harga pasar yang berlaku.
Jumlah permintaan akan sangat tergantung dari tinggi rendahnya harga pasar yang
berlaku.Apabila harga yang berlaku itu rendah maka tentu saja jumlah yang diminta
oleh masyarakat akan lebih banyak,karena dengan harga yang lebih rendah tentulah
akan lebih banyak orang yang dapat menjangkau harga tersebut.Sebaliknya apabila
harga dinaikkan maka akan berakibat hanya sedikit masyarakat yang mampu untuk
menjangkaunya.Oleh karena itulah maka garis kurva permintaan akan terlihat sebagai
garis yang menurun,sebagai gambaran bahwa semakin rendah harga yang berlaku
maka jumlah permintaan akan bertambah banyak.
Di pihak lain kurva penawaran akan menunjukkan kondisi jumlah barang yang
ditawarkan atau dijual oleh para pengusaha.Apabila harga yang berlaku di pasar turun
maka para pengusaha akan kurang tertarik untuk menawarkan barangnya,sebaliknya
tentu saja apabila harga itu naik maka pengusaha akan tertarik untuk lebih banyak
menawarkan barangnya ke pasar.Oleh karena itu maka kurva penawaran merupakan
garis yang menanjak yang menggambarkan keadaan bahwa semakin tinggi harga
pasar yang berlaku akan mengakibatkan semakin banyaknya jumlah barang yang
ditawarkan di pasar oleh para pengusaha.
Ditinjau dari segi bisnis maka pengertian pasar tersebut telah dipertajam lagi yaitu
pasar merupakan sekumpulan orang dan atau organisasi yang mempunyai kebutuhan
dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual
beli(William G.Nickels,p.76)
Kedua tinjauan tersebut mempunyai beberapa aspek yang sama yaitu:
a. Pasar terdiri dari sekumpulan orang atau organisasi yang mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.
b. Orang-orang tersebut mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan transaksi jual beli baik sebagai penjual ataupun sebagai pembeli.
Dalam tinjauan bisnis ini di samping ditinjau mengenai kedua hal tersebut dapat
diidentifikasi pula tentang pasar apa yang akan dilayani, di mana pasar itu berada,
seberapa
luas
pasar
tersebut
dan
kemudian
bagaimana
sifat-sifat
serta
karakteristiknya. Karakteristik pasar ini berupa kesenangannya, kebiasaannya,
tradisinya, gaya hidupnya, budaya serta tujuan dalam pemunuhan kebutuhannya.
Oleh karena itu maka analisa atau identifikasinya pasar harus mampu untuk
mendapatkan gambaran tentang apa, di mana dan seberapa luas serta bagaimana sifatsifat atau karakteristik dari pasar itu. Jadi pengusaha harus mampu untuk mengukur
besarnya potensi pasar terhadap produk yang ditawarkannya dan kemudian
memperhitungkan apakah potensi pasar tersebut cukup luas untuk dilayaninya secara
menguntungkan (ekonomis) atau tidak.
2. Tujuan Identifikasi Pasar
a. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayaninya. Hal ini dapat
diidentifikasi lewat penentuan tentang kebutuhan apa (need) dan siapa atau
orang/organisasi mana yang dilayaninya.
b. Menentukan di mana lokasi tempat tinggal dari orang/organisasi yang
membutuhkan produk yang dipasarkannya. Misalnya di Jawa, luar Jawa, kota,
desa, dan sebagainya.
c. Seberapa luas jumlah potensi pasar serta estimasi pasar yang dapat dilayaninya.
Hal ini perlu untuk menganalisa apakah pasar tersebut cukup luas dan ekonomis
untuk dilayaninya.
d. Menentukan sifat – sifat dan karakteristik dari pasar tersebut. Hal ini menyangkut
analisa tentang selera, kesenangan, kebiasaan, sikap, perilaku, gaya hidup maupun
kebudayaan yang dimiliki oleh konsumennya.
3. Sifat – Sifat Pasar
Pasar itu sangat heterogen atau beraneka ragam, akan tetapi meskipun pasar itu
heterogen kita dapat membeda – bedakannya ke dalam kelompok – kelompok yang
memiliki sifat yang sama. Usaha untuk mengelompokkan pasar yang heterogen itu
disebut “segmentasi pasar”. Masing – masing kelompok yang homogen itu disebut
segmen pasar tertentu atau sering pula disebut sel pasar (market cell).
Dengan segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat melihat sifat – sifat dari
masing – masing kelomok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan
segmen/sel pasar lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis
produk tertentu.
Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu
saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada
pesaing – pesaingnya. Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik
atau biasa disebut “patronage motive” dari konsumennya sehingga dia akan dapat
menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha
macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasarnya atau yang disebut
“target marketing”.
4. Potensi Pasar
Potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk (population patern),
kemampuan membeli (purchasing power) dan pola konsumsi (consumtion patern).
Struktur penduduk : meliputi orang – orang atau organisasi yang melakukan
pembelian untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat dipisah – pisahkan
menurut jenisnya (kelompok umur, jenis kelamin, macam pekerjaan,
penghasilan dan sebagainya) serta lokasi atau daerah geografisnya
(Yogyakarta, Kalimantan barat, Sulawesi, dsb).
Kemampuan membeli : merupakan cerminan dari besarnya penghasilan yang
dimiliki oleh seseorang serta kemampuan untuk mendapatkan mendapatkan
kredit dari bank.
Pola konsumsi : merupakan cerminan dari perilaku konsumen terhadap
pengeluaran yang dilakukan. Pola konsumsi sangat dipengaruhi oleh gaya
hidup (life style), sikap hidup, faktor- faktor psikologis, sosiologis maupun
kebudayaan (culture).
Potensi pasar dapat diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai
berikut :
M=N.U.P
Keterangan :
M = Potensi pasar (Market potential)
N = Jumlah penduduk yang memiliki kebutuhan akan produk tertentu itu
( Number of People)
U = Jumlah kebutuhan per orang (Usage Rate)
P
= Harga rata – rata per unit produk (Price)
5. Potensi Penjualan
Potensi pasar tersebut di atas merupaka permintaan produk dalam satu cabang
industri tertentu. Potensi pasar ini tentu saja akan dilayani oleh beberapa dan bahkan
tidak jarang dilayani pula oleh banyak perusahaan. Masing – masing perusahaan akan
memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melayani pasar (potensi pasar)
tersebut. Kemampuan masing – masing perusahaan tercermin dalam bentuk bagian
pasar (market share) perusahaan itu. Oleh karena itu potensi penjualan bagi masing –
masing perusahaan dapat dierhitungkan dengan cara :
P=M.S
Keterangan :
P = Potensi penjualan
M = Potensi pasar
S = Market Share
1.2 Penguasaan Pasar
Pasar atau potensi bisnis ini memiliki sifat-sifat yg berbeda dan perbedaan
sifat tersebut akan membawa konsekuensi bahwa pelayanan kita kepada mereka juga
harus berbeda. Oleh karena itu segmentasi pasar adalah merupakan usaha
mengelompokan pasar dari pasar yg bersifat heterogen ke dalam bagian-bagian pasar
yg memiliki sifat yg homogen. Setiap segmen memiliki dimensi sendiri yang berbeda
dengan segmen yg lainnya.
Oleh karena itu agar segmentasi kita dapat efektif maka ada beberapa syarat
dalam melakukan segmentasi yaitu :
a.
Tingkat kesamaan yang relatif tinggi di antara sesama segmen sehingga akan
memberikan kemungkinan yang tinggi bahwa reaksinya akan sama terhadap
perlakuan yang sama yang diperlakukan kepada mereka.
b.
Tingkat kelainan yg relatif tinggi dengan segmen yg lain. Dalam hal ini
konsumen harus dipisahkan ke dalam kelompok – kelompok yang memiliki
sifat yang berbeda sehingga akan mempunyai reaksi yang berbeda pula
terhadap perlakuan tertentu dari pengusaha kepadanya.
c.
Jumlahnya harus cukup berarti. Hal inin berarti bahwa segmentasi harus
cukup luas sehingga penguasaan terhadapnya akan cukup menguntungkan.
d.
Haruslah bersifat operasional. Hal ini berarti bahwa upaya segmentasi itu
harus dapat membedakan masing – masing segmen. Perbedaan segmen inilah
yang akan menjadi penuntun kita bagi pelaksanaan operasional dari perlakuan
bisnis/pemasaran kita yanng tentu saja harus kita bedakan untuk masing masing segmen.
1.
Tiga Jenis Strategi Pemasaran
a. Strategi Satu Sasaran (single target)
Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang dipandang paling
potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk
dilayaninya dengan marketing mixnya. Strategi ini disebut Concentrated
Marketing.
b. Strategi Sasaran Ganda (multy targets)
Di sini pengusaha memiliki dua atau beberapa bahkan mungkin semua segmen
untuk dilayaninya tetapi dengan cara pelayanan atau strategi yang berbeda
terhadap segmen yang berbeda. Jadi dalam hal ini pengusaha melakukan strategi
yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut Diferentiated
Marketing.
c. Strategi Kombinasi Sasaran
Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen
menjadi satu segmen yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur
strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut.
Masing – masing strategi memiliki kebaikan dan keburukan sendiri –
sendiri. Strategi apa yang sebaiknya dipilih, ini tergantung dar dua hal yaitu :
Jangkauan sarana produksi yang dimiliki perusahaan
Semakin besar jangkauan atau kapasitas sarana yang dimilikinya akan
semakin mampu perusahaan tersebut untuk melakukan segmentasi
(differentiated marketing). Sebaliknya semakin terbatas kemampuannya
akan cenderung untuk memilih concentrated atau undifferentiated
marketing strategy.
Tingkat kesamaan dari masing – masing segmen pasar
Semakin pekat atau semakin besar tingkat kesamaan yang terkandug pada
masing – masing segmen akan menjamin keberhasilan dari strategi
segmentasi atau differentiated marketing. Sebaliknya semakin encer
tingkat kesamaan yang terkandung dalam segmen pasar tertentu akan
menjamin keberhasilan stretegi segmentasi atau differentiated marketing
maupun concentrated marketing. Dalam hal semacam ini strategi
undifferentiated akan lebih tepat.
2.
Dasar Segmentasi Pasar
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih aman untk
membagi – bagi pasar dan kemudian memilih salah satu atau beberapa bagian/segmen
pasar tertentu untuk dijadikan sasaran/target dan kemudian dilayaninya dengan lebih
baik. Cara ini akan lebih menjamin keberhasilan dari pada hanya melayani konsmen
dengan cara seadanya saja, yang biasanya diaksanakan dengan tema senaang ya
silahkan tidak ya tidak apa – apa. Cara ini tidak akan menjamin adanya patronge
motif dari para pembeli. Khusus bagi para pngusaha kecil, di mana sarana
produksinya sangat terbatas, maka akan lebih baik untuk melakukan target marketing.
Pilihlah salah satu segmen pasar yang cukup potensial dan kemudian buatlah analisa
pasar yang lebih terperinci tentang motive, kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku,
pengaruh kelompok serta pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian
mereka. Dengan mempelajari faktor – faktor penentu pembelian mereka tadi maka
akan dapat disusun rencana yang lebih tajam untuk melayani segmen pasar yang
menjadi sasarannya itu.
Pengusaha kecil yang sasarannya sangat terbatas tetapi melayani pasar secara
menyeluruh tidk akan mampu mengembangkan pasar serta usahanya karena dia tidak
punya arti apa – apa dipasaran. Dengan mengkonsentrasikan pada segmen pasar
tertentu maka pengusaha dapat memperoleh pondasi penguasaan pasar pada segmen
pasar tertentu dan pondasi ini dapat dipakai sebagai dasar untuk membangun “gedung
usahanya” pada segmen yang lain. Dengan demikian “gedung usahanya” akan dapat
berkembang lebih luas dan lebih tinggi.
Pentingnya penentuan sasaran pasar menuntut untuk dilakukannya segmentasi
pasar dengan suatu dasar segmentasi yang tepat dan berguna bagi perencanaan
strategis pemasarannya. Dasar segmentasi yang tidak tepat tidak akan memberikan
jaminan keberhasilan strategi pemasarannya. Konsumen memiliki berbagai dimensi
yang dapat dipakai sebagai dasar segmentasi pasar. Adapun dimensi yang dapat
dipakai sebagai dasar segmentasi pasar adalah sebaga berikut :
a. Geografis
Daerah : Yogya, Solo, Kalimantan, dsb
Daerah administrasi : Kota, desa, pinggiran kota, dsb
b. Demografis
Umur
Jenis kelamin
Jumlah anggota keluarga
Siklus kehidupan keluarga
Penghasilan
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Keturunan, suku
c. Gaya hidup
Modern, tradisional, kuno, dsb
d. Status sosial
Pemimpin masyarakat, pendidik, golongan sosial menengah,
rendah, dsb
e. Manfaaat yang didambakan (benefit sought)
Pelenyap sakit kepala, pemutih gigi, pelindung gusi, pewangi
ruangan, dsb
f. Pola konsumsi
3.
Pecandu/penggemar, pemborong (heavy user)
Sasaran Pasar (Target Market)
Pasar pada umumnya mencakup medan yang luas,misalnya saja semua orang
membutuhkan beras,semua orang membutuhkan pakaian,perumahan,alat-alat rumah
tangga,kendaraan,dan sebagainya.Tinjauan pasar semacam ini masih terlalu luas bagi
seorang pengusaha dan menjadi tidak berarti bagi perencanaan bisnisnya.Agar dapat lebih
berarti maka pasar haruslah diartikan lebih sempit lagi sehingga dapat dilihat adanya
sasaran pasar (target pasar).Hal ini dapat dilakukan dengan cara segmentasi pasar seperti
yang telah diuraikan di muka.
Mendapatkan target pasar yang menarik merupakan bagian utama bagi bisnisman.
Kadang-kadang kita tidak perlu harus melayani kebutuhan semua orang atau segmen.
Agar berhasil justru kita dapat menitikberatkan pada sebagian konsumen yang cukup luas
di mana mereka itu bersedia untuk membayar pelayanan kebutuhan mereka tersebut.
Tidak semua orang bersedia membayar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Hal inilah yang dimaksud target marketing,yang dapat kita lakukan dengan
segmentasi pasar dan kemudian kita pilih segmen pasar tertentu yang kita jadikan sasaran
atau target. Sasaran pasar yang cukup menarik akan kesempatan pasar (market
opportunity). Kesempatan dari suatu perusahaan merupakan sasaran yang dapat
dijangkau oleh faktor-faktor atau sarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sasaran yang
berada di luar jangkauan sarana poduksinya bukanlah merupakan kesempatan yang baik
baginya.
Manajer yang berorentiasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran
yaitu kelompok orang yang mana (bukan semua orang). Sasaran pasar mengacu pada
sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat serupa. Dengan demikian sifat-sifat
mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan, keinginan, sikap,
tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan mereka. Di dalam masyrakat
akan terdapat kelompok yang memiliki sifat-sifat yang edentik dari kelompoknya itu
yang berbeda dengan kelompok yang lain. Tiap kelompok memiiki sifat yang berbeda
dengan kelompok yang lain. Misalnya : Orang tua dengan orang muda, remaja modern,
remaja modern dengan remaja tradisional, kelompok sosial atas dan kelompok sosial
bawah/menengah, pedagang dan pegawai negeri.
Dengan mengenal persamaan faktor-faktor tersebut di atas pengusaha dapat
melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan faktor-faktor yang dimiliki oleh , sehingga
dapat mendorong mereka untu membeli produknya. Tanpa mengenal faktor-faktor di atas
maka tindakan yang kita lakukan tidak menjamin timbulnya dorongan bagi para
konsumen untuk membeli produk kita. Faktor-faktor tersebut, adalah faktor penentu
pembelian.Adapun faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi:
1.Faktor Pribadi (intern)
2.Faktor Kelompok
3.Faktor Lingkungan Sosial
4.Faktor Budaya
Mengapa seseorang membeli barang tertentu,hal ini karena pengaruh faktor intern
(pribadi) serta ekstern (lingkungan), baik lingkungan kecil yaitu teman, keluarga,
kelompok, maupun lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan sosial masyarakat serta
budaya. Sebagai contoh si Amin membeli beras Rajalele atau cianjur. Tindakannya itu
dipengaruhi oleh semua faktor tersebut di atas, mulai dari faktor pribadi, keluarga, teman
kantor, teman bermain olah raga, kelompok sosial maupun kelompok budayanya.
Cobalah pula membayangkan contoh lain dalam pembelian arloji atau pakaian, atau jasa
salon kecantikan misalnya, semua tindakan pembelian terhadap produk tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu pembelian itu tadi. Faktor-faktor tersebut akan
menjawab mengapa seseorang membeli arloji merek itu, pakaian itu, salon kecantikan itu
dan sebagainya.
Dengan mengenal faktor-faktor penentu pembelian tersebut maka kita dapat
mengetahui bahwa pasar yang kita hadapi itu adalah berbeda-beda (heterogin). Akan
tetapi meskipun berbeda-beda, hal itu dapat kita lihat adanya kesamaan sifat-sifat pribadi
serta lingkungannya. Atau dengan kata lain dapat kita kelompok-kelompokkan ke dalam
bagian-bagian yang memiliki sifat-sifat yang serupa (homogen). Pengelompokkan inilah
yang disebut “Segmentasi-pasar”. Dengan pengelompokkan tersebut, maka kegiatan akan
dapat dititik beratkan pada salah satu atau beberapa kelompok (segmen) pasar tertentu
yang dapat terjangkau saran produksinya sehingga perusahaan dapat memenuhi
kebutuhan pasarnya secara lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Apabila
perusahaan tidak mengelompokkan dan mencari sasaran pada sekelompok segmen
tertentu dan dia bergerak dalam pasar umum (masyarakat) yang sangat heterogen maka
hal ini berarti dia memperlakukan konsumen yang berbeda-beda itu dengan
cara/penyampaian/penyajian dan pelayanan atau marketing mix yang sama. Jadi dalam
hal ini perusahaan berpandangan bahwa semua orang (konsumen) adalah sama, jadi
perlakukan terhadapnya juga sama. Tindakan semacam ini disebut “undifferentiated
marketing”.
Pengusaha dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan
kemudian memperlakukannya secara berbeda-beda pula sesuai dengan faktor-faktor
pribadi,kelompok kecil maupun kelompok sosial dan budayanya yang berbeda-beda
tersebut. Cara ini disebut ”differentiated marketing”.Dalam hal ini pengusaha
memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix) yang
berbeda terhadap segmen pasar
yang
berbeda. Cara ini lebih menjamin adanya
kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik
(competitive advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumennya dibandingka dengan pesaing-pesaingnya.
Pengusaha yang tidak atau belum membedakan pasar itu pada umumnya
disebabkan karena dua hal yaitu:
1.
Dasar orientasinya masih pada orientasi produksi. Dalam hal ini pengusaha
beranggapan bahwa konsumenlah yang akan mencari produsen dan bukan
berorientasi pasar/konsumen, dimana dalam hal ini pengusaha berpandangan bahwa
dialah yang harus mencari konsumen. Apabila kita berorientasi konsumen maka kita
harus mengenal pasar lebih dalam dan berusaha mengetahui perbedaannya. Dengan
mengenal adanya perbedaan pasar tersebut maka kita akan memperoleh dua
keuntungan yaitu:
Mengetahui adanya kesempatan pasar yang terbuka yaitu jenis kebutuhan lain
yang belum terpenuhi yang dimiliki oleh segmen pasar tertentu. Hal ini
menuntut adanya segmentasi pasar yang lebih tajam dengan pasar segmentasi
yang lebih banyak.
Mengarahkan kegiatan pada segmen pasar tertentu yang lebih dapat dikuasai
oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan
memperoleh posisi persaingan yang lebih baik.
2.
Pengusaha sebenarnya tahu akan adanya perbedaan pasar tersebut akan tetapi karena
keterbatasan sarana yang dimilikinya maka dia tidak/belum memperlukan pelayanan
yang berbeda terhadap pasar yang berbeda. Hal ini berarti hanya bersifat sementara
yang biasanya berdasarkan atas pertimbangan biaya. Apabila suatu saat nanti telah
diperoleh dana dan sarana yang cukup dia tentu saja akan melakukannya.
Pengusaha yang berorientasi produksi biasanya kurang luas dalam melihat
pasarnya. Pada umumnya dia hanyalah melihat dari segi barang yang dijualnya. Sebagai
contoh pengusaha rumah makan yang hanya melihat makanan yang dijualnya atau dia
hanya berpikir bahwa dia hanya menjual makanan saja. Agar dapat lebih berkembang dia
harus melihat pasar ,tidak hanya melihat produknya saja (pasar produk), akan tetapi harus
melihat juga segi pasar pasar kebutuhan pangkal adalah pasar yang lebih atau kebutuhan
pangkalnya (pasar kebutuhan pangkal, generic need, generic market). Pluas dari
kebutuhan sejenis yang terangkai dengan produk yang dijualnya dan pengusaha dapat
melayaninya dengan cara yang berbeda-beda. Kalau kita kembali pada contoh
diatas,yaitu pengusaha rumah makan itu sebenarnnya tidak hanya menjual makanan saja,
tetapi juga melayani kebutuhan yang lain dari langganannya itu. Langganannya itu tidak
saja hanya membutuhkan makanan saja akan tetapi ada kebutuhan yang lain lebih luas
yaitu menjamu tamu-tamu keluarga, rapat kerja, pesta ulang tahun, dan sebagainya.
Dengan kata lain rumah makan tidak saja menjual makanan akan tetapi juga menjual atau
melayani kebutuhan akan”jasa jamuan makan”. Selain dari itu sebenernya mereka dapat
pula melayani kebutuhan akan mainan anak-anak, hiasan dinding dan sebagainya.
Dengan cara demikian maka para pengusaha dapat melihat adanya kesempatan pasar atau
produk baru terhadap pasar lama. Jadi mereka bergerak bukan hanya dalam bidang rumah
makan saja akan tetapi pada pelayanan kebutuhan pangkal yaitu”jasa jamuan makan”.
Dengan demikian maka terlihat adanya kesempatan lain yang terbuka bagi pengusaha itu
untuk mengeksploitasikan sarana produksi untuk memenuhi kesempatan yang terbuka
tersebut. Jamuan makan rapat kerja misalnya memiliki sifat-sifat khusus yang berbeda
dengan jamuan makan keluarganya sendiri. Jamuan ulang tahun juga berbeda lagi.
Dengan penyajian kebutuhan tersebut maka pengusaha akan lebih mampu memenuhi
kebutuhan konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya atau memiliki
competitive advantage dan patronage motive. Sedangkan pasar produk adalah pasar yang
bertumpu pada suatu produk itu saja yaitu makanan saja misalnya. Sebagai latihan,anda
dapat mencoba melihat pasar produk dan pasar kebutuhan pangkal dari berbagai jenis
usaha, misalnya:
- Mainan anak-anak
- Alat tulis
- Pakaian
- Batik
- Kerajinan
- Bahan Bangunan
- Percetakan dan sebagainnya
Cara ini adalah merupakan cara lain dalam rangka upaya mencari kesempatan
pasar/potensi pasar yang terbuka. Jadi carannya adalah:
1. Kombinasi pasar-produk
2. Generic product-Generic market/need(dimensi meluas)
3. Market leakage (kebocoran pasar)
4. Segmentasi pasar(dimensi menyempit)
1.3 Kewirausahaan atau Enterpreneurship
Keberhasilan yang telah diperoleh oleh Bangsa Barat serta Jepang adalah karena
mereka mampu melahirkan enterprenuer-enterprenuer yang tangguh. Untuk dapat
berkembang dibutuhkan enterprenuer besar,sedang maupun kecil. Diperkirakan
kebutuhan bagi pertumbuhan ekonomi yang pesat untuk enterprenuer besar sebanyak 2%
dari jumlah penduduk suatu bangsa, sedangkan enterprenuer menengah sebanyak 20%.
Apabila kita menginginkan suksesnya pembangunan bangsa kita maka tentu saja kita juga
harus mampu untuk menyediakan ataupun mengembangkan para wirausahawan besar dan
sedang seperti negara-negara maju tersebut di atas, Oleh karena itu maka pada saat ini
penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 170 juta jiwa, sehingga akan dibutuhkan
sebanyak kurang lebih 3,5 juta wirausahawan besar serta 35 juta wirausahawan sedang.
Dalam hal ini janganlah beranggapan yang keliru bahwa wiraswastawan itu adalah para
pengusaha yang berhasil. Wirausahawan adalah suatu sikap mental yang berani
menanggung resiko, berpikiran maju berani berdiri di atas kaki sendiri. Sikap mental
inilah yang akan membawa seoarang pengusaha untuk dapat berkembang secara terus
menerus
dalam
jangka
panjang.
Sikap
mental
ini
perlu
ditanamkan
serta
ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda bangsa Indonesia, agar kita segera dapat
mengejar ketinggalan kita dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Beberapa jiwa
kewiraswastaan dikemukakan oleh J.A. Schumpeter (1970) dalam bukunya yang berjudul
”The Enterprenuer as Innovator” mengemukakan beberapa ciri antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Berambisi tinggi.
2. Energetic.
3. Bernafsu.
4. Percaya diri.
5. Kreatif dan Innovatif.
6. Senang bergaul.
7. Pandai bergaul.
8. Bersifat fleksibel.
9. Hard working.
10 .Berpandangan ke depan.
11. Netral-berani terhadap risiko.
12. Senang Mandiri dan bebas.
13. Banyak inisiatif dan bertanggung jawab.
14. Bersikap optimistik.
15. Memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga (positif).
16. Selalu berorientasi laba.
17. Selalu memperhitungkan dengan uang.
18. Gemar bersaing/bertanding/kompetisi.
Pandangan yang lain terhadap ciri-ciri ini dikemukakan pula oleh DR.Suparman
Sumahamijaya (1979) dalam bukunya ”Membina Sikap Mental Wiraswasta” beberapa
ciri tersebut yaitu:
1. Berwatak maju.
2. Bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya.
3. Berpandangan positif dan kreatif.
4. Selalu mengutamakan memberi dari pada meminta apa lagi mengemis.
5. Ulet dan tekun, tidak lelah putus asa.
6. Pandai bergaul.
7. Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya.
8. Berkepribadian menyenangkan(banyak senyumnya)
9. Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak.
10.Menolak setiap benih kebiasaan cara berpikir, bersikap dan berbuat negatif dan
lebih mengutamakan benih kebiasaan cara berpikir, bersikap mental dan berbuat positif
(maju).
11. Sangat menghargai waktu sampai ke menitnya.
12. Memelihara seni berbicara dan kesopanan.
13. Tidak ragu,khawatir akan saingan yang datang dari atas maupun bawah.
14. Bersedia melakukan pekerjaan rendahan(pengorbanan)
15. Tidak akan pernah mementingkan diri sendiri dan tidak akan pernah rakus
maupun serakah.
16. Setia kepada pimpinan sebagai pengikut yang baik dengan rasa kesetiakawanan.
17. Menghormati tertib hukum.
18. Tidak berlebihan dalam hal apapun(tidak overacting).
19. Tidak gila pangkat dan gelar.
20. Tidak gila kekuasaan.
21. Selalu tepo sliro(tahu diri).
22.Selalu mengejar martabat dan kehormatan harga diri yang menjulang tinggi
(bukan penjualnya).
23. Menahan diri dalam hal membeli tapi meningkatkan kegiatan penjualan.
24. Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya sendiri.
25. Beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri sendiri.
Dengan bekal beberapa watak serta ciri-ciri tersebut maka kita dapat
mengembangkan insan-insan wirausahaan, wiraswastawan atau pun enterpreneur yang
dibutuhkan bagi pembangunan bangsa. Hanya dengan pengembangan watak itulah maka
kewirausahaan akan dapat tumbuh dan berkembang. Untuk mengetahui tentang
wirausahawan yang telah sukses di Indonesia berikut ini adalah beberapa contohnya:
Urutan
Etimasi
Asset(millia
Penjuala
Penjuala
r Rp)
n
n
8.100
5.500
1.
Kelompok
Salim(Waringin
Kenana)
2.
Perusahaan Induk
PT.
Inti
Salim Soedono Salim
Corpora
Astra
2.200
1.450
PT.
Astra William
Internasional Inc.
3.
Sinar Mas
1.800
700
PT.Sinar
4.
Lippo
1.800
340
Tunggal
PT.Lippo
600
Tranding Ind.
PT.Persh.Rokok
5.
Pemilik Utama
Gudang Garam
1.305
Soerjadjaya
Mas Eka
Widjaya
Indah Mochtar
Tjipta
riadi
(Lie Mo Tie)
Rachmat Halim
G.G
6.
Djarum
1.300
520
PT.Persh.Tembakau
Robert
Budi
Djarum
Hartono(Hwie
7.
Wanandi(Pakarti
1.200
240
PT.Sapta
Tjhong)
Panji Sofian Wanandi
8.
)
Panin
1.160
360
Manggala
PT.Bank
(Lim Bin Khoen)
Pan Mu’min
Ali
Indonesia
9.
10.
Jan Darmadi
Arya
(Ongko)
1.120
Upaya 1.060
Gunawan(Lie
490
Mie Min)
PT.Puri Setiadi Real Jan Darmadi(Fuk
360
Estate
PT.Arya Upaya
Jo Jau)
Kaharuddin
Ongko(Ong
Huat)
Ka
11.
Tahija
12.
Pura)
Bimantara
13.
(Indra 980
200
PT.Asuransi
Julius Tahija
920
520
Indrapura
PT.Bimantara Citra
Bambang
PT.Pasopati
Trihatmodjo
H.Moch.Hasan
Bob Hasan
890
490
alias
Bob
Hasan/ThieKian
14.
Soedarpo
890
370
NV.Soedarpo
Seng
Soedarpo
Sastrosetomo
TheNing King
Soebargo
15.
Damatex
830
380
Sastrosetomo
PT.Damatex
16.
Dharmala
800
460
PT.Dharmala
Gondokusumo/G
17.
Roda Mas
18.
Pendewa
19.
Sempurna
Bank Bali
730
645
630
o Ka Hie
Mas Tan Siongkie
410
PT.Roda
210
Co.Ltd.
PT.Pendewa
HM Yoesoef
360
Sempurna
PT.Bank Bali
Djaja
Ramli/Lie
Tong Tjing
Indonesia Atang Latief/Law
20.
Bira
595
310
Bank
21.
Bentoel
590
196
Raya
PT.Bentoel
Tjin Ho
Samsi
22.
Humpuss
550
195
PT.Humpuss
Hutomo Mandala
PT.Nusamba
Putra
Sigit
23.
Nusamba
550
110
Harjojudanto,Bob
24.
Gajah Tunggal
-540
210
PT.Gajah Tunggal
Hasan
Sjamsul
Nursalim/Liem
25.
26.
Barito Pasific
Bakrie
Brothers
-460
& 442
210
198
PT.Barito
Tek Siong
Pasific Prajogo
Timber
Pangestu/Phang
PT.Bakrie&Brother
Jun Pheng
Aburizal bakrie
s
dan sdr
27.
Mantrust
420
198
PT.Mantrust
28.
Sudarma
400
240
PT.Lion
Teguh Sutan Tyo
Metal J Purnama
Works
29.
30.
Tira
Ometraco
395
380
180
PT.Tiga Raksa
Jhonny Wijaya
320
PT.Ometraco
Oey kwi Gwan
Ferry
Teguh
31.
Bumi Putra
380
230
Santoso
PT.AJB Bumi Putra Sutjipto S.
32.
Raja Garuda Mas 375
240
1912
PT.Raja
Amidarmo
Garuda Sukanto Tanoto
33.
Berca atau CCM
360
170
Mas
PT.Berca Indonesia
34.
35.
Nugra Santana
Modern Foto
340
340
340
92
Widyawimarta
PT.Nugra Santana
H.Ibnoe Sutowo
PT.Modern
Foto Samadikun
36.
ABC
320
180
Film Co.
PT.ABC
37.
Hanurata
315
210
Food
PT.Hanurata
200
165
116
CO.Ltd
PT.Batik Keris
PT.Gramedia
PT.Indoconsult
38.
39.
40.
Batik Keris
Gramedia
Indoconsult
310
305
300
Murdaya
Hartomo
Central Husain
Djojonegoro
& Yayasan Harapan
Kita
Gaeni
Jacob Oetama
Soemitro
Djojohadikusumo
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
KESIMPULAN
1. Pasar sangat berpengaruh dalam kehidupan ekonomi seorang pengusaha, seorang
pengusaha melihat potensi bisnis yang akan dijalaninya dari kehidupan pasar
tersebut.
2. Pasar juga membantu pengusaha dalam melihat baik atau buruk potensi bisnis
usahanya serta timbal balik yang akan diterimanya.
3. Wirausahawan merupakan suatu sikap mental yang berani menanggung
resiko,berpikiran maju berani berdiri di atas kaki sendiri.Sikap mental inilah yang
akan membawa seorang berkembang dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo; (1996); Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta
http://petensidiri.blogspot.com/2012/04/pengertian-potensi.html
http://ediharukaze.blogspot.com/2013/04/pengertian-kewirausahaan-dan.html