this PDF file PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA | Putri | Legal Opinion 1 PB

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA
Nurul Rania Putri
Sahlan
Saharuddin Djohas

ABSTRAK
Indonesia mempunyai jumlah sumber daya manusia yang sangat banyak, sehingga
merupakan suatu kekuatan yang besar untuk melakukan pembangunan. Akan tetapi
banyaknya sumber daya manusia yang ada harus juga diimbangi dengan banyaknya
lapangan usaha atau tempat bekerja. Karena apabila tenaga kerja lebih banyak dari
lapangan kerja, maka akan timbul pengangguran yang justru akan memberatkan
bagi perekonomian negara. Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya
hubungan industrial antara pemilik modal dengan pekerja. Pengaturan tentang
perjanjian kerja waktu tertentu diatur dalam KUH Perdata dan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan seperti yang diterangkan dalam
asas-asas perjanjian, berakhirnya suatu perjanjian jenis-jenis perjanjian kerja dan
syarat sahnya perjanjian kerja. Prosedur pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu
seperti halnya perjanjian-perjanjian lainnya, agar merupakan perjanjian yang sah
dan mengikut sebagai undang-undang bagi yang membuatnya diperlukan syaratsyarat tertentu. Untuk pembuatan perjanjian atau kesepakatan kerja tertentu terdapat
syarat-syarat materil dan forma, agar kesepakatan kerja tertentu bisa dinyatakan

sah. Perlindungan terhadap pekerja dalam perjanjian kerja waktu tertentu
sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Lingkup perlindungan terhadap pekerja/buruh
yang diberikan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah perlindungan atas hak-hak dasar pekerja, perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan atas jaminan sosial tenaga kerja
dan perlindungan atas upah.

Kata kunci : Perlindungan Hukum, Pekerja, Perjanjian Kerja
I. PENDAHULUAN

mencapai masyarakat yang adil dan

A. Latar Belakang

makmur berdasarkan Pancasila dan

Pembangunan ekonomi sebagai

Undang-undang


bagian dari pembangunan nasional,

Republik

merupakan salah satu upaya untuk

Dalam

Dasar

Indonesia
rangka

Negara

Tahun

memelihara


1945.
dan

110

yang

negaranya adalah salah satu ancaman

pelaku

terbesar bagi nasionalisme. Ancaman

pemerintah

ini akan semakin serius jika dalam

baik

kondisi yang lebih genting, negara


perseorangan maupun badan hukum

tetap absen sebagai pelindung dan

harus

pertumbuhan

pengayom masyarakat. Dalam hal ini,

ekonomi, maka sarana penyediaan

tenaga kerja Indonesia atau TKI

lapangan

dibutuhkan

masuk dalam kelompok masyarakat


diperluas

yang rentan terhadap ancaman krisis

sehingga peranannya sebagai sumber

nasionalisme. Sulitnya mencari kerja

mata pencaharian makin meningkat.

di Tanah Air sebagai akibat dari

Pada Pasal 7 Ayat (2) UUD 1945

ketidakmampuan

menjamin hak setiap warga Negara

menyediakan lapangan kerja yang


untuk memperoleh pekerjaan, dari

mencukupi, sekitar dua juta orang

landasan hukum di atas, jelaslah

memasuki angkatan kerja setiap tahun

bahwa

kewajiban

dan karena itu meningkatkan jumlah

konstitusional dari Negara/pemerintah

lapangan kerja adalah salah satu tugas

adalah


lapangan

utama pemerintah untuk mendorong

negaranya,

pertumbuhan ekonomi, hubungan kerja

karena bekerja merupakan bagian dari

adalah hubungan antara pengusaha

hak asasi warga Negara dalam rangka

dengan buruh berdasarkan perjanjian

mempertahankan

kerja,


meneruskan

pembangunan

berkesinambungan,
pembangunan

para

baik

maupun

masyarakat,

menunjang

kerja


masyarakat

yang

perlu

lebih

salah

satu

menyediakan

pekerjaan

bagi

warga


eksistensi

kehidupannya.1

nyata

dan

optimal

dalam

pemenuhan kebutuhan dasar warga
1

mempunyai

unsur

pekerjaan, upah dan perintah.


Ketidakhadiran peran negara
secara

yang

pemerintah

Lalu Husni, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 11.

Aktifitas bisnis pada dasarnya
senantiasa dilandasi aspek hukum
terkait, ibarat sebuah kereta apihanya
akan dapat berjalan menuju tujuannya
apabila ditopang dengan rel yang
berfungsi sebagai landasan geraknya.
111

Tidak

berlebihan kiranya,

apabila

buruh telah melakukan kesalahan berat

keberhasilan suatu proses bisnis yang

seperti,

menjadi tujuan akhir

pencurian dan penggelapan barang

para pihak

melakukan

hendaknya senantiasa memerhatikan

dan/atau

aspek kontraktual yang membingkai

memberikan keterangan palsu atau

aktifitas bisnis mereka berjalan sesuai

yang dipalsukan sehingga merugikan

tujuan mereka.2

perusahaan; mabuk minuman keras

Dalam

melaksanakan

uang

penipuan,

milik

perusahaan,

yang memabukkan, memakai atau

terjadi

mengedarkan narkotika, psikotropika,

perselisihan antara pekerja atau buruh

dan zat adiktif lainnya dilingkungan

dengan pengusaha. Perselisihan yang

kerja; melakukan perbuatan asusila

terjadi antara pekerja atau buruh

atau perjudian dilingkungan kerja,

dengan pengusaha dalam hubungan

menyerang, menganiaya, mengancam,

kerja dapat menyebabkan terjadinya

atau mengintimidasi teman sekerja

pemutusan

atau pengusaha di lingkungan kerja;

hubungan

kerja

terkadang

hubungan

kerja.

Pemutusan hubungan kerja adalah

membujuk

pengakhiran hubungan kerja karena

pengusaha untuk mekukan perbuatan

suatu hal tertentu yang mengakibatkan

yang bertentangan dengan peraturan

berakhirnya hak dan kewajiban antara

perundang-undangan; dengan ceroboh

pekerja/buruh dan pengusaha.

atau sengaja merusak atau membiarkan

Pasal
Nomor

13

158

Undang-Undang

Tahun

teman

sekerja

atau

dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan

yang

menimbulkan

2003

tentang

mengatur

bahwa

kerugian bagi perusahaan; dengan

memutuskan

ceroboh atau sengaja membiarkan

hubungan kerja terhadap pekerja atau

teman sekerja atau pengusaha dalam

buruh dengan alasan pekerja atau

keadaan bahaya di tempat kerja;

Ketenagakerjaan
pengusaha

dapat

membongkar
2

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian
Asas Proposionalitas Dalam Kontrak
Komersial (Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 156.

atau

membocorkan

rahasia perusahaan yang seharusnya

112

dirahasiakan

kecuali

kepentingan Negara.
Dalam

untuk

3

hukum

Dengan demikian pekerja akan
terus betah bekerja dan tidak akan

perjanjian,

berpindah ke perusahaan lain. Hal ini

kewajiban-kewajiban para pihak dalam

berdampak

perjanjian kerja disebut prestasi. Suatu

keterampilan yang dimiliki dan hasil

pihak yang memperoleh hak-hak dari

produksi,

perjanjian

menerima

senioritas sebagai paham hubungan

kewajiban-kewajiban yang merupakan

industrial yang berdasarkan pada long

kebaikan dari hak yang diperolehnya

live

dan sebaliknya suatu pihak yang

agreement atau bekerja seumur hidup. 4

memikul kewajiban-kewajiban juga

Dalam dunia kerja, kita lazim

itu

juga

pada

meningkatnya

selaras

employment

dengan

atau

live

memperoleh hak-hk yang dianggap

mendengar

sebagai

kewajiban-

Hubungan

dibebankan

menimbulkan keresahan khususnya

kepadanya. Telah menjadi kebiasaan

bagi para pekerja. Karena keputusan

bahwa pekerja yang bekerja di suatu

Pemutusan Hubungan kerja ini akan

perusahaan

berdampak buruk bagi kelangsungan

kebalikannya

kewajiban

kebutuhan

yang

dapat
hidupnya

mencukupi
sendiri

dan

istilah

long

asas

Kerja

Pemutusan
sering

kali

hidup dan masa depan para pekerja

keluarganya tanpa harus memikirkan

yang

pindah ke perusahaan lain, dengan

Hubungan Kerja adalah pengakhiran

suatu keyakinan apabila terus bekerja

hubungan kerja karena suatu hal

akan selalu dihargai dan ditingkatkan

tertentu

kedudukannya

pimpinan

berakhirnya hak dan kewajiban antara

perusahaan sebagai dorongan motivasi.

pekerja dan perusahaan/majikan. Hal

oleh

mengalaminya.

yang

Pemutusan

mengakibatkan

ini dapat terjadi karena pengunduran
3

Admin, Hukum Tenaga Kerja, 7 November
2016, di
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan
-hubungan-kerja/sebab-sebab-terjadinyapemutusan-hubungan-kerja/

4

Danang sunyoto, Juklak PHK: Petunjuk
Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja
(Yogyakarta: Penerbit pustaka yustisia, 2014),
hlm. 68-69.

113

diri, pemberhentian oleh perusahaan

mungkin dilakukan karena alasan lain.

atau habis kontrak.

Misalnya bila perusahaan memutuskan

Pihak

yang

mengakhiri

melakukan efisiensi, penggabungan

perjanjian kerja sebelum jangka waktu

atau

yang ditentukan, wajib membayar

merugi/pailit. PHK akan terjadi karena

ganti

keadaan diluar kuasa perusahaan.

rugi

kepada

pihak

lainnya

peleburan,

Pekerja

sebesar upah pekerja/buruh sampai

dalam

yang

keadaan

mengalami

batas waktu berakhirnya jangka waktu

Pemutusan Hubungan Kerja,

akan

perjanjian kerja. Perusahaan dapat

mendapatkan

besar

melakukan

Hubungan

dalam menentukan apakah pekerja

apabila pekerja melakukan

tersebut berhak atau tidak berhak atas

pelanggaran terhadap perjanjian kerja,

uang pesangon, uang penghargaan dan

peraturan perusahaan atau perjanjian

uang

kerja bersama (PKB). Akan tetapi

mengenai

sebelum memutuskan hubungan kerja,

penghargaan dan uang penggantia hak

perusahaan wajib memberikan surat

diatur dalam Pasal 156, Pasal 160

peringatan secara 3 kali berturut-turut.

sampai Pasal 169 UU Nomor 13 tahun

Perusahaan juga dapat menentukan

2003 tentang Ketenagakerjaan.5

Kerja

Pemutusan

dan

penggantian
uang

berperan

hak.

Peraturan

pesangon,

uang

sanksi yang layak tergantung jenis

Dan Pada dasarnya kontrak

pelanggaran, dan untuk pelanggaran

akan melindungi proses bisnis para

tertentu,

pihak,

perusahaan

bisa

apabila

pertama-tama

dan

mengeluarkan SP (Surat Peringatan)

terutama,

Ke-3 (tiga) secara langsung atau

secara sah karena hal ini menjadi

langsung memecat. Semua hal ini

penentu

diatur

selanjutnya.

dalam

perjanjian

kerja,

kontrak

proses

tersebut

hubungan

Menyikapi

dibuat

hukum
tuntutan

peraturan perusahan masing-masing.
5

Karena setiap perusahaan mempunyai
peraturan yang berbeda-beda. Selain
karena kesalahan pekerja, pemecatan

Sugi Arto, Dasar Hukum Perusahaan
Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK), 9 November 2016, di
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/dasarhukum-perusahaan-melakuakan.html

114

dinamika tersebut, pembuat undang-

Pemutusan

undang telah menyiapkan seperangkat

Berdasarkan

aturan hukum sebagai tolak ukur bagi

Hukum Perdata, rumusan masalahnya

para pihak untuk menguji standar

sebagai berikut :

keabsahan kontrak yang mereka buat,
perangkat

aturan

hukum

Hubungan
Kitab

Undang-undang

1) Bagaimanakah

tersebut

Kerja

Perlindungan

Hukum

Terhadap

sebagaimana diatur dalam sistematika

Dalam

Perjanjian

buku III Kitab Undang-undang Hukum

berdasarkan

Perdata.6

undang Hukum Perdata ?

Berdasarkan fenomena dan uraian

Kitab

kerja
Undang-

2) Bagaimanakah Pemulihan Hak-

latar belakang tersebut diatas,

hak

maka

dilakukan akibat Pemutusan

penulis

melakukan

judul

tertarik

penelitian

permasalahan

terhadap

tersebut

penelitian

untuk

dengan

yaitu

:

“Perlindungan Hukum Terhadap
Pekerja
Hubungan

Dalam

Pemutusan

Kerja

Berdasarkan

Perjanjian Kerja”.

Bedasarkan

latar

belakang

untuk megetahui lebih mendalam akan

masalah
Hukum

pembatasan
mengenai
Terhadap

Pekerja

yang

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian

Pemutusan

Hubungan Kerja
Dalam

praktik,

pemutusan

hubungan kerja yang terjadi karena
waktu

yang

telah

ditetapkan dalam perjanjian, tidak

diatas yang telah penulis uraikan dan

dilakukan

dari

Hubungan Kerja ?

berakhirnya

B. Rumusan Masalah

rumusan

Perlindungan
Pekerja

Dalam

Perjanjian Kerja Berkaitan dengan
6

Pekerja

Agus Yudha Hernoko, Loc.Cit.

menimbulkan permasalahan terhadap
kedua

belah

pekerja/buruh

pihak

baik

maupun

majikan/pengusaha,

karena

pihak
pihak
pihak-

pihak yang bersangkutan sama-sama
telah menyadari atau mengetahui saat
berakhirnya hubungan kerja tersebut.
Sehingga masing-masing pihak telah
berupaya mempersiapkan diri dalam
115

menghadapi kenyataan itu. Berbeda

1. Jaminan sosial itu sendiri;

halnya dengan pemutusan hubungan

2. Kesehatan kerja, dan

yang

3. Keselamatan

terjadi

perselisihan,

karena
keadaan

adanya
ini

pihak,

lebih-lebih

keamanan

kerja. 7

akan

membawa dampak terhadap kedua
belah

dan

Dan kemudian majikan juga

bagi

tidak boleh memberikan denda kepada

pekerja/buruh yang dipandang dari

pekerja/buruh sambil menuntut ganti

segi ekonomis mempunyai kedudukan

rugi, karna telah diatur didalam Kitab

yang lemah jika dibandingkan dengan

Undang-Undang Hukum Pasal 1601v

pihak pengusaha.

Dan Pasal 1601w sebagai berikut:

Untuk menghadapi resiko ini

Pasal 1601v:
“Untuk
satu
perbuatan
majikan
tidak
boleh
mengenakan denda sambil
menuntut ganti rugi. Tiap
perjanjian yang bertentangan
dengan ketentuan ini adalah
batal.”

tentunya diperlukan suatu instrumen
atau alat yang setidak-tidaknya akan
dapat

mencegah atau

mengurangi

timbulnya resiko itu, instrument atau
alat ini disebut dengan jaminan sosial.
Jaminan

sosial

itu

sendiri

telah

Pasal 1601w:

mencakup bidang pencegahan dan
“Jika salah satu pihak dengan
sengaja
atau
karena
kesalahannya
berbuat
bertentangan dengan salah
satu
kewajibannya,
dan
kerugian yang diderita oleh
pihak lawan tidak dapat dinilai
dengan uang, maka Pengadilan
akan menetapkan suatu jumlah
uang menurut keadilan sebagai
ganti rugi.”

pengembangan, bidang pemulihan dan
penyembuhan serta bidang pembinaan.
Ketiga bidang ini kalau dikaitkan lebih
jauh lagi akan apa yang dinamakan
Perlindungan pekerja, sehingga akan
amat luaslah ruang lingkupnya. Kalau
kita

akan

membicarakan

jaminan

sosial bagi pekerja dengan bertumpu
pada

definisi

diatas,

maka

yang

dimasukkan ke dalam jaminan social
ini hal-hal yang bersangkutan dengan:

7

Ibid, hlm. 100.

116

Adapun penyebab timbulnya

mendapat penawaran dan kesepakatan

pemutusan hubungan kerja tercantum

itu

dalam

Pasal

154

kemudian

Nomor

13

Tahun

Undang-undang
2003

sebagai

berikut:

disimpan

untuk

hari,

dipakai

apabila

kesalahpahaman.

di

terjadi

Walaupun

ada

sesuatu yang tertulis atau disimpan,

1) Pekerja buruh masih dalam masa

tidak

dapat

dimungkiri,

bahwa

percobaan kerja, bilamana telah

kemungkinan kesalahpahaman tetap

dipersyaratkan

dapat terjadi. Suatu kesepakatan dari

secara

tertulis

sebelumnya;

kedua belah pihak tetap harus ada dan

2) Pekerja/buruh
permintaan

mengajukan

mencapai

kesepakatan

itu

diri,

diperlukan kemauan, dan kemauan ini

kemauan

harus diucapkan dengan pernyataan.

sendiri tanpa ada indikasi adanya

Dalam pernyataan kemauan inilah

tekanan/intimidasi

dari

dapat terjadi cacat. Jika hal ini terjadi,

berakhirnya

maka sebenarnya tidak ada kemauan

secara

pengunduran

untuk

tertulis

atas

pengusaha,

hubungan kerja sesuai dengan

dan terjadilah sengketa.9

perjanjian kerja waktu tertentu

B. Syarat Untuk Suatu Perjanjian

untuk pertama kali;
3) Pekerja/buruh

Ketika

mencapai

usia

menerima

seorang

suatu

pekerja

pekerjaan,

ia

pensiun sesuai dengan ketetapan

menyatakan mempunyai keahlian yang

dalam perjanjian kerja, peraturan

diperlukan itu. Karena itu majikan

perusahaan,

kerja

berhak mengharapkan keahlian yang

peraturan

demikian itu sebagai pekerja yang

bersama

perjanjian
atau

terkenal dan ahli. Semua perintah yang

perundang-undangan.
4) Pekerja/buruh meninggal dunia.

8

sah dan pantas yang ada dalam batas

Pada umumnya dalam praktek

syarat-syarat pekerjaan harus dipatuhi.

diminta bukti kesepakatan pihak yang

Ketidak patuhan hanya akan terjadi

8

Ibid, hlm. 111.

9

Ibid, hlm. 407

117

jika perintah itu melawan hukum, atau

pembayaran

mungkin

tergantung pada kehendak para

terbukti

berbahaya

bagi

pekerja itu.10

pada

umumnya

pihak.

Dalam setiap perjanjian ada
bagian-bagian, yaitu :

Hukum Perdata Pasal 1320, syarat agar

1) Yang harus ada untuk setiap
perjanjian

tertentu

yang

dinamakan essensialia .
Contohnya

Menurut Kitab undang-undang

:

dalam

suatu perjanjian berlaku adalah sebagai
berikut :
1) Kesepakatan

suatu

mereka

berjanji;

perjanjian harus ada kesepekatan

2) Cakapnya para pihak;

kemauan para pihak membuat

3) Suatu hal tertentu;

suatu

4) Suatu

perjanjian,

umpamanya

harga;

menurut

sebab

yang

tidak

terlarang.11

dalam jual beli ada barang dan

2) Yang

yang

Pada umumnya dalam praktek
biasanya
sifatnya

harus

ada

diminta bukti kesepakatan pihak yang

(naturalia ).

mendapat penawaran dan kesepakatan

Contohnya : dalam suatu jual beli

itu

jaminan bahwa

kemudian

barang

yang

disimpan

untuk

hari,

dipakai

apabila

di

terjadi

dijual tidak cacat dan tidak

kesalahpahaman.

tergadaikan;

sesuatu yang tertulis atau disimpan,

3) Yang khusus diadakan, yaitu

tidak

dapat

Walaupun

dimungkiri,

ada

bahwa

syarat pembayaran, pemilihan

kemungkinan kesalahpahaman tetap

domisili,

lain

dapat terjadi. Suatu kesepakatan dari

tergantung pada kemauan para

kedua belah pihak tetap harus ada dan

pihak (acidentalia ). Contohnya :

untuk

umpamanya dalam hal pemilihan

diperlukan kemauan, dan kemauan ini

tempat

dan

ketentuan

tinggal

dan

mencapai

kesepakatan

itu

cara
11

10

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian
(Bandung: Penerbit Alumni, 1986) hlm. 156.

Tan Thong Kie, Studi Notariat Dan Serba
Serbi Praktek Notaris (Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2007) hlm. 406.

118

harus diucapkan dengan pernyataan.

membuatnya dan lainnya, kini kita tiba

Dalam pernyataan kemauan inilah

pada pembahasan kegunaannya dalam

dapat terjadi cacat. Jika hal ini terjadi,

lalu

maka sebenarnya tidak ada kemauan

menentukan bahwa suatu perjanjian,

dan terjadilah sengketa.12

yang dibuat sesuai undang-undang

lintas

hukum.

Pasal

1338

terhadap para pihak, berlaku seolahC. Pengertian dan Dasar Hukum
Perjanjian Kerja
Dalam

Pasal

undang. Ini berarti bahwa dengan
1313

KUH

Perdata disebutkan bahwa kontrak atau
perjanjian adalah
dimana

satu

suatu

orang

perbuatan

atau

lebih

mengikatkan diri terhadap satu orang
lain atau lebih. Secara umum kontrak
lahir

pada

saat

tercapainya

kesepakatan para pihak mengenai hal
yang pokok atau unsur esensial dari
kontrak

tersebut.

Sebagai

membuat suatu perjanjian, para pihak
menciptakan hak dan kewajiban yang
mempunyai kekuatan yang tidak kalah
dari ketentuan undang-undang. Hak itu
berlaku

tercapai kesepakatan tentang barang
dan harga, lahirlah kontrak, sedangkan
hal-hal yang tidak diperjanjikan oleh
para pihak akan diatur oleh undangundang.

seolah-olah

berdasarkan
kewajiban

hak

itu

undang-undang

dan

diperintahkan

oleh

itu

undang-undang.

Dengan

demikian,

jumlah perjanjian tidak terbatas.

contoh,

apabila dalam kontrak jual beli telah

Pelaksanaan suatu perjanjian
tidak hanya terikat oleh apa yang
dengan

tegas

ditentukan

dalam

perjanjian, tetapi juga pada segala
sesuatu yang menurut sifat, kepatutan,
keadilan, dan kebiasaan yang dituntut
oleh undang-undang (Pasal 1339),

Setelah memberi pengertian
mengenai suatu perjanjian, pembagian
dalam ilmu hukum, syarat yang harus
dipenuhi,
12

olah perjanjian itu adalah undang-

orang

Ibid, hlm. 407

yang

dapat

semuanya dengan iktikad baik (Pasal
1338 ayat 3). Pada umumnya yang
mengadili suatu sengketa pertamatama

melihat

undang-undang,

kemudian menurut kebiasaan, dan
119

akhirnya menurut keadilan dengan

a. Sepakat

keadilan yang dimaksud pertama-tama
yaitu

kebiasaan umum,

mereka

yang

mengikatkan dirinya;

kemudian

b. Kecakapan

kebiasaan setempat.

untuk

membuat

suatu perikatan;

Pasal 1340:

c. Suatu pokok persoalan tertentu;

“Persetujuan hanya berlaku
antara para pihak yang
membuatnya. Persetujuan tidak
dapat merugikan pihak ketiga;
persetujuan
tidak
dapat
memberi keuntungan kepada
pihak ketiga selain dalam hal
yang ditentukan dalam pasal
1317.”

dan
d. Suatu hal yang halal. Keempat
syarat

tersebut

disingkat

biasa

dengan

juga

sepakat,

cakap, hal tertentu dan sebab
yang halal. 14
Pada dasarnya setiap orang dapat

Semua ketentuan tersebut diatas adalah

melakukan kontrak dengan siapa saja

asas klasik, bahwa seseorang tanpa

yang dikehendakinya sepanjang orang

persetujuannya tidak dapat

diikat.

tersebut tidak dilarang oleh undang-

Secara yuridis, perjanjian antara dua

undang untuk melakukan kontrak.

orang tidak dapat melahirkan suatu

Dalam melakukan kontrak, pihak-

hak menagih atau hak menuntut orang

pihak yang terlibat dalam kontrak

ketiga.

13

tersebut

Walaupun
kontrak lahir
kesepakatan

dapat

bertindak

atas

bahwa

kepentingan namanya sendiri, dan ada

pada saat terjadi

pula bertindak untuk kepentingan atas

dikatakan

mengenai hal pokok

dalam kontrak tersebut, namun masih

nama orang lain.
D. Hubungan

ada hal lain yang harus diperhatikan,

Perjanjian

Kerja

dengan Ketenagakerjaan

yaitu syarat sahnya kontrak sebagai

Ketenagakerjaan adalah segala

mana diatur dalam Pasal 1320 KUH

hal yang berhubungan dengan tenaga

Perdata, yaitu:
14

13

Tan Thong Kie, Op.Cit, hlm. 412.

Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan
Perancangan Kontrak (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 13.

120

kerja pada waktu sebelum, selama, dan

memperoleh/mengakses

sesudah masa kerja. Pengertian ini

pekerjaan baik di dalam maupun diluar

sangat sesuai dengan perkembangan

negeri dan mekanisme yang harus

ketenagakerjaan saat ini yang sudah

dilalui oleh tenaga kerja sebelum

sedemikian pesat akibat intervensi

mendapatkan pekerjaan. 15

pemerintah. Karena itulah substansi

Adapun

yang

lowongan

harus

kajian hukum ketenagakerjaan tidak

diperhatikan adalah hubungan kerja,

hanya meliputi hubungan antara buruh

hubungan kerja merupakan hubungan

dan pekerja dalam hubungan kerja

antara pekerja dengan pengusaha yang

semata, tetapi telah bergeser menjadi

terjadi setelah adanya perjanjian kerja,

hubungan

hukum

antara

yakni suatu perjanjian di mana pekerja

pengusaha,

dan

pemerintah

pekerja,
yang

menyatakan

kesanggupan

untuk

substansi kajian tidak hanya mengatur

bekerja

hubungan hukum dalam hubungan

perusahaan/majikan dengan menerima

kerja saja tetapi mulai dari sebelum

upah

hubungan

setelah

menyatakan kesanggupannya untuk

Konsep

memperkerjakan

kerja

hubungan

sampai

kerja.

pada

dab

pihak

majikan/pengusaha

pekerja

dengan

ketenagakerjaan inilah yang dijadikan

membayar upah. Ketentuan dalam

acuan

perangkat

perjanjian kerja atau isi perjanjian

hukum yang ada sekarang, apakah

kerja harus mencerminkan isi dari

sudah meliputi bidang-bidang tersebut

perjanjian perburuhan/Perjnjian Kerja

atau belum.

Bersama (PKB). Kedua perjanjian

untuk

mengkaji

Bidang hukum ketenagakerjaan

inilah

yang

mendasari

lahirnya

sebelum hubungan kerja adalah bidang

perjanjian kerja dengan kata lain hak

hukum

kegiatan

dan kewajiban pekerja dan pengusaha

mempersiapkan calon tenaga kerja

sebagaimana diuraikan pada bagian

yang

berkenan

sehingga memiliki keterampilan yang
cukup untuk memasuki dunia kerja,
termasuk

upaya

untuk

15

Lalu Husni, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2009) hlm. 93.

121

hubungan

kerja

harus

dituangkan

dalam PKB dan perjanjian kerja.

16

wajib

memberikan

minuman

Undang-undang
ketenagakerjaan

kandungannya maupun dirinya, dan

melarang

pekerja

anak dan perempuan dibawah 18

bergizi,

makanan
dan

dan

menjaga

kesusilaan, keselamatan dan keamanan
selama

berada

ditempat

kerja.17

tahun, kecuali pekerja anak memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. izin tertulis dari orang tua atau
wali;
b. perjanjian kerja antara pengusaha
dengan orang tua atau wali;
c. waktu kerja maksimum 3 (tiga)
jam;
d. dilakukan pada siang hari dan
tidak mengganggu waktu sekolah;
e. keselamatan dan kesehatan kerja;
f. adanya hubungan kerja yang jelas;
dan
g. menerima upah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Ketentuan pada huruf a, b, f, dan g
dikecualikan bagi anak yang kerja
pada usaha keluarganya. Selanjutnya
disebutkan

pengusaha

dilarang

memperkejakan wanita hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya
bagi
16

kesehatan

Ibid, hlm. 123.

dan

keselamatan
17

Ibid, hlm. 127.

122

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Kie, Thong, Tan. Studi Notariat dan Serba Serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, Jakarta, 2007.
Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia , PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2009.
Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian: asas proporsionalitas dalam kontrak
komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

Miru, Ahmadi. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2013.
Muhammad, Abdulkadir. Hukum Perjanjian, Penerbit Alumni, Bandung, 1986.
Sunyoto, Danang. Juklak PHK: Petunjuk Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja,
Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2014.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23)
 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39)
INTERNET
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan-hubungan-kerja/sebab-sebabterjadinya-pemutusan-hubungan-kerja/ , Hukum Tenaga Kerja. Diakses pada tanggal
7 November 2016.
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/dasar-hukum-perusahaan-melakuakan.html ,
Dasar Hukum Perusahaan Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Diakses
pada tanggal 9 November 2016.

123