this PDF file PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA | Putri | Legal Opinion 1 PB
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA
Nurul Rania Putri
Sahlan
Saharuddin Djohas
ABSTRAK
Indonesia mempunyai jumlah sumber daya manusia yang sangat banyak, sehingga
merupakan suatu kekuatan yang besar untuk melakukan pembangunan. Akan tetapi
banyaknya sumber daya manusia yang ada harus juga diimbangi dengan banyaknya
lapangan usaha atau tempat bekerja. Karena apabila tenaga kerja lebih banyak dari
lapangan kerja, maka akan timbul pengangguran yang justru akan memberatkan
bagi perekonomian negara. Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya
hubungan industrial antara pemilik modal dengan pekerja. Pengaturan tentang
perjanjian kerja waktu tertentu diatur dalam KUH Perdata dan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan seperti yang diterangkan dalam
asas-asas perjanjian, berakhirnya suatu perjanjian jenis-jenis perjanjian kerja dan
syarat sahnya perjanjian kerja. Prosedur pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu
seperti halnya perjanjian-perjanjian lainnya, agar merupakan perjanjian yang sah
dan mengikut sebagai undang-undang bagi yang membuatnya diperlukan syaratsyarat tertentu. Untuk pembuatan perjanjian atau kesepakatan kerja tertentu terdapat
syarat-syarat materil dan forma, agar kesepakatan kerja tertentu bisa dinyatakan
sah. Perlindungan terhadap pekerja dalam perjanjian kerja waktu tertentu
sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Lingkup perlindungan terhadap pekerja/buruh
yang diberikan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah perlindungan atas hak-hak dasar pekerja, perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan atas jaminan sosial tenaga kerja
dan perlindungan atas upah.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Pekerja, Perjanjian Kerja
I. PENDAHULUAN
mencapai masyarakat yang adil dan
A. Latar Belakang
makmur berdasarkan Pancasila dan
Pembangunan ekonomi sebagai
Undang-undang
bagian dari pembangunan nasional,
Republik
merupakan salah satu upaya untuk
Dalam
Dasar
Indonesia
rangka
Negara
Tahun
memelihara
1945.
dan
110
yang
negaranya adalah salah satu ancaman
pelaku
terbesar bagi nasionalisme. Ancaman
pemerintah
ini akan semakin serius jika dalam
baik
kondisi yang lebih genting, negara
perseorangan maupun badan hukum
tetap absen sebagai pelindung dan
harus
pertumbuhan
pengayom masyarakat. Dalam hal ini,
ekonomi, maka sarana penyediaan
tenaga kerja Indonesia atau TKI
lapangan
dibutuhkan
masuk dalam kelompok masyarakat
diperluas
yang rentan terhadap ancaman krisis
sehingga peranannya sebagai sumber
nasionalisme. Sulitnya mencari kerja
mata pencaharian makin meningkat.
di Tanah Air sebagai akibat dari
Pada Pasal 7 Ayat (2) UUD 1945
ketidakmampuan
menjamin hak setiap warga Negara
menyediakan lapangan kerja yang
untuk memperoleh pekerjaan, dari
mencukupi, sekitar dua juta orang
landasan hukum di atas, jelaslah
memasuki angkatan kerja setiap tahun
bahwa
kewajiban
dan karena itu meningkatkan jumlah
konstitusional dari Negara/pemerintah
lapangan kerja adalah salah satu tugas
adalah
lapangan
utama pemerintah untuk mendorong
negaranya,
pertumbuhan ekonomi, hubungan kerja
karena bekerja merupakan bagian dari
adalah hubungan antara pengusaha
hak asasi warga Negara dalam rangka
dengan buruh berdasarkan perjanjian
mempertahankan
kerja,
meneruskan
pembangunan
berkesinambungan,
pembangunan
para
baik
maupun
masyarakat,
menunjang
kerja
masyarakat
yang
perlu
lebih
salah
satu
menyediakan
pekerjaan
bagi
warga
eksistensi
kehidupannya.1
nyata
dan
optimal
dalam
pemenuhan kebutuhan dasar warga
1
mempunyai
unsur
pekerjaan, upah dan perintah.
Ketidakhadiran peran negara
secara
yang
pemerintah
Lalu Husni, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 11.
Aktifitas bisnis pada dasarnya
senantiasa dilandasi aspek hukum
terkait, ibarat sebuah kereta apihanya
akan dapat berjalan menuju tujuannya
apabila ditopang dengan rel yang
berfungsi sebagai landasan geraknya.
111
Tidak
berlebihan kiranya,
apabila
buruh telah melakukan kesalahan berat
keberhasilan suatu proses bisnis yang
seperti,
menjadi tujuan akhir
pencurian dan penggelapan barang
para pihak
melakukan
hendaknya senantiasa memerhatikan
dan/atau
aspek kontraktual yang membingkai
memberikan keterangan palsu atau
aktifitas bisnis mereka berjalan sesuai
yang dipalsukan sehingga merugikan
tujuan mereka.2
perusahaan; mabuk minuman keras
Dalam
melaksanakan
uang
penipuan,
milik
perusahaan,
yang memabukkan, memakai atau
terjadi
mengedarkan narkotika, psikotropika,
perselisihan antara pekerja atau buruh
dan zat adiktif lainnya dilingkungan
dengan pengusaha. Perselisihan yang
kerja; melakukan perbuatan asusila
terjadi antara pekerja atau buruh
atau perjudian dilingkungan kerja,
dengan pengusaha dalam hubungan
menyerang, menganiaya, mengancam,
kerja dapat menyebabkan terjadinya
atau mengintimidasi teman sekerja
pemutusan
atau pengusaha di lingkungan kerja;
hubungan
kerja
terkadang
hubungan
kerja.
Pemutusan hubungan kerja adalah
membujuk
pengakhiran hubungan kerja karena
pengusaha untuk mekukan perbuatan
suatu hal tertentu yang mengakibatkan
yang bertentangan dengan peraturan
berakhirnya hak dan kewajiban antara
perundang-undangan; dengan ceroboh
pekerja/buruh dan pengusaha.
atau sengaja merusak atau membiarkan
Pasal
Nomor
13
158
Undang-Undang
Tahun
teman
sekerja
atau
dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan
yang
menimbulkan
2003
tentang
mengatur
bahwa
kerugian bagi perusahaan; dengan
memutuskan
ceroboh atau sengaja membiarkan
hubungan kerja terhadap pekerja atau
teman sekerja atau pengusaha dalam
buruh dengan alasan pekerja atau
keadaan bahaya di tempat kerja;
Ketenagakerjaan
pengusaha
dapat
membongkar
2
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian
Asas Proposionalitas Dalam Kontrak
Komersial (Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 156.
atau
membocorkan
rahasia perusahaan yang seharusnya
112
dirahasiakan
kecuali
kepentingan Negara.
Dalam
untuk
3
hukum
Dengan demikian pekerja akan
terus betah bekerja dan tidak akan
perjanjian,
berpindah ke perusahaan lain. Hal ini
kewajiban-kewajiban para pihak dalam
berdampak
perjanjian kerja disebut prestasi. Suatu
keterampilan yang dimiliki dan hasil
pihak yang memperoleh hak-hak dari
produksi,
perjanjian
menerima
senioritas sebagai paham hubungan
kewajiban-kewajiban yang merupakan
industrial yang berdasarkan pada long
kebaikan dari hak yang diperolehnya
live
dan sebaliknya suatu pihak yang
agreement atau bekerja seumur hidup. 4
memikul kewajiban-kewajiban juga
Dalam dunia kerja, kita lazim
itu
juga
pada
meningkatnya
selaras
employment
dengan
atau
live
memperoleh hak-hk yang dianggap
mendengar
sebagai
kewajiban-
Hubungan
dibebankan
menimbulkan keresahan khususnya
kepadanya. Telah menjadi kebiasaan
bagi para pekerja. Karena keputusan
bahwa pekerja yang bekerja di suatu
Pemutusan Hubungan kerja ini akan
perusahaan
berdampak buruk bagi kelangsungan
kebalikannya
kewajiban
kebutuhan
yang
dapat
hidupnya
mencukupi
sendiri
dan
istilah
long
asas
Kerja
Pemutusan
sering
kali
hidup dan masa depan para pekerja
keluarganya tanpa harus memikirkan
yang
pindah ke perusahaan lain, dengan
Hubungan Kerja adalah pengakhiran
suatu keyakinan apabila terus bekerja
hubungan kerja karena suatu hal
akan selalu dihargai dan ditingkatkan
tertentu
kedudukannya
pimpinan
berakhirnya hak dan kewajiban antara
perusahaan sebagai dorongan motivasi.
pekerja dan perusahaan/majikan. Hal
oleh
mengalaminya.
yang
Pemutusan
mengakibatkan
ini dapat terjadi karena pengunduran
3
Admin, Hukum Tenaga Kerja, 7 November
2016, di
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan
-hubungan-kerja/sebab-sebab-terjadinyapemutusan-hubungan-kerja/
4
Danang sunyoto, Juklak PHK: Petunjuk
Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja
(Yogyakarta: Penerbit pustaka yustisia, 2014),
hlm. 68-69.
113
diri, pemberhentian oleh perusahaan
mungkin dilakukan karena alasan lain.
atau habis kontrak.
Misalnya bila perusahaan memutuskan
Pihak
yang
mengakhiri
melakukan efisiensi, penggabungan
perjanjian kerja sebelum jangka waktu
atau
yang ditentukan, wajib membayar
merugi/pailit. PHK akan terjadi karena
ganti
keadaan diluar kuasa perusahaan.
rugi
kepada
pihak
lainnya
peleburan,
Pekerja
sebesar upah pekerja/buruh sampai
dalam
yang
keadaan
mengalami
batas waktu berakhirnya jangka waktu
Pemutusan Hubungan Kerja,
akan
perjanjian kerja. Perusahaan dapat
mendapatkan
besar
melakukan
Hubungan
dalam menentukan apakah pekerja
apabila pekerja melakukan
tersebut berhak atau tidak berhak atas
pelanggaran terhadap perjanjian kerja,
uang pesangon, uang penghargaan dan
peraturan perusahaan atau perjanjian
uang
kerja bersama (PKB). Akan tetapi
mengenai
sebelum memutuskan hubungan kerja,
penghargaan dan uang penggantia hak
perusahaan wajib memberikan surat
diatur dalam Pasal 156, Pasal 160
peringatan secara 3 kali berturut-turut.
sampai Pasal 169 UU Nomor 13 tahun
Perusahaan juga dapat menentukan
2003 tentang Ketenagakerjaan.5
Kerja
Pemutusan
dan
penggantian
uang
berperan
hak.
Peraturan
pesangon,
uang
sanksi yang layak tergantung jenis
Dan Pada dasarnya kontrak
pelanggaran, dan untuk pelanggaran
akan melindungi proses bisnis para
tertentu,
pihak,
perusahaan
bisa
apabila
pertama-tama
dan
mengeluarkan SP (Surat Peringatan)
terutama,
Ke-3 (tiga) secara langsung atau
secara sah karena hal ini menjadi
langsung memecat. Semua hal ini
penentu
diatur
selanjutnya.
dalam
perjanjian
kerja,
kontrak
proses
tersebut
hubungan
Menyikapi
dibuat
hukum
tuntutan
peraturan perusahan masing-masing.
5
Karena setiap perusahaan mempunyai
peraturan yang berbeda-beda. Selain
karena kesalahan pekerja, pemecatan
Sugi Arto, Dasar Hukum Perusahaan
Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK), 9 November 2016, di
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/dasarhukum-perusahaan-melakuakan.html
114
dinamika tersebut, pembuat undang-
Pemutusan
undang telah menyiapkan seperangkat
Berdasarkan
aturan hukum sebagai tolak ukur bagi
Hukum Perdata, rumusan masalahnya
para pihak untuk menguji standar
sebagai berikut :
keabsahan kontrak yang mereka buat,
perangkat
aturan
hukum
Hubungan
Kitab
Undang-undang
1) Bagaimanakah
tersebut
Kerja
Perlindungan
Hukum
Terhadap
sebagaimana diatur dalam sistematika
Dalam
Perjanjian
buku III Kitab Undang-undang Hukum
berdasarkan
Perdata.6
undang Hukum Perdata ?
Berdasarkan fenomena dan uraian
Kitab
kerja
Undang-
2) Bagaimanakah Pemulihan Hak-
latar belakang tersebut diatas,
hak
maka
dilakukan akibat Pemutusan
penulis
melakukan
judul
tertarik
penelitian
permasalahan
terhadap
tersebut
penelitian
untuk
dengan
yaitu
:
“Perlindungan Hukum Terhadap
Pekerja
Hubungan
Dalam
Pemutusan
Kerja
Berdasarkan
Perjanjian Kerja”.
Bedasarkan
latar
belakang
untuk megetahui lebih mendalam akan
masalah
Hukum
pembatasan
mengenai
Terhadap
Pekerja
yang
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemutusan
Hubungan Kerja
Dalam
praktik,
pemutusan
hubungan kerja yang terjadi karena
waktu
yang
telah
ditetapkan dalam perjanjian, tidak
diatas yang telah penulis uraikan dan
dilakukan
dari
Hubungan Kerja ?
berakhirnya
B. Rumusan Masalah
rumusan
Perlindungan
Pekerja
Dalam
Perjanjian Kerja Berkaitan dengan
6
Pekerja
Agus Yudha Hernoko, Loc.Cit.
menimbulkan permasalahan terhadap
kedua
belah
pekerja/buruh
pihak
baik
maupun
majikan/pengusaha,
karena
pihak
pihak
pihak-
pihak yang bersangkutan sama-sama
telah menyadari atau mengetahui saat
berakhirnya hubungan kerja tersebut.
Sehingga masing-masing pihak telah
berupaya mempersiapkan diri dalam
115
menghadapi kenyataan itu. Berbeda
1. Jaminan sosial itu sendiri;
halnya dengan pemutusan hubungan
2. Kesehatan kerja, dan
yang
3. Keselamatan
terjadi
perselisihan,
karena
keadaan
adanya
ini
pihak,
lebih-lebih
keamanan
kerja. 7
akan
membawa dampak terhadap kedua
belah
dan
Dan kemudian majikan juga
bagi
tidak boleh memberikan denda kepada
pekerja/buruh yang dipandang dari
pekerja/buruh sambil menuntut ganti
segi ekonomis mempunyai kedudukan
rugi, karna telah diatur didalam Kitab
yang lemah jika dibandingkan dengan
Undang-Undang Hukum Pasal 1601v
pihak pengusaha.
Dan Pasal 1601w sebagai berikut:
Untuk menghadapi resiko ini
Pasal 1601v:
“Untuk
satu
perbuatan
majikan
tidak
boleh
mengenakan denda sambil
menuntut ganti rugi. Tiap
perjanjian yang bertentangan
dengan ketentuan ini adalah
batal.”
tentunya diperlukan suatu instrumen
atau alat yang setidak-tidaknya akan
dapat
mencegah atau
mengurangi
timbulnya resiko itu, instrument atau
alat ini disebut dengan jaminan sosial.
Jaminan
sosial
itu
sendiri
telah
Pasal 1601w:
mencakup bidang pencegahan dan
“Jika salah satu pihak dengan
sengaja
atau
karena
kesalahannya
berbuat
bertentangan dengan salah
satu
kewajibannya,
dan
kerugian yang diderita oleh
pihak lawan tidak dapat dinilai
dengan uang, maka Pengadilan
akan menetapkan suatu jumlah
uang menurut keadilan sebagai
ganti rugi.”
pengembangan, bidang pemulihan dan
penyembuhan serta bidang pembinaan.
Ketiga bidang ini kalau dikaitkan lebih
jauh lagi akan apa yang dinamakan
Perlindungan pekerja, sehingga akan
amat luaslah ruang lingkupnya. Kalau
kita
akan
membicarakan
jaminan
sosial bagi pekerja dengan bertumpu
pada
definisi
diatas,
maka
yang
dimasukkan ke dalam jaminan social
ini hal-hal yang bersangkutan dengan:
7
Ibid, hlm. 100.
116
Adapun penyebab timbulnya
mendapat penawaran dan kesepakatan
pemutusan hubungan kerja tercantum
itu
dalam
Pasal
154
kemudian
Nomor
13
Tahun
Undang-undang
2003
sebagai
berikut:
disimpan
untuk
hari,
dipakai
apabila
kesalahpahaman.
di
terjadi
Walaupun
ada
sesuatu yang tertulis atau disimpan,
1) Pekerja buruh masih dalam masa
tidak
dapat
dimungkiri,
bahwa
percobaan kerja, bilamana telah
kemungkinan kesalahpahaman tetap
dipersyaratkan
dapat terjadi. Suatu kesepakatan dari
secara
tertulis
sebelumnya;
kedua belah pihak tetap harus ada dan
2) Pekerja/buruh
permintaan
mengajukan
mencapai
kesepakatan
itu
diri,
diperlukan kemauan, dan kemauan ini
kemauan
harus diucapkan dengan pernyataan.
sendiri tanpa ada indikasi adanya
Dalam pernyataan kemauan inilah
tekanan/intimidasi
dari
dapat terjadi cacat. Jika hal ini terjadi,
berakhirnya
maka sebenarnya tidak ada kemauan
secara
pengunduran
untuk
tertulis
atas
pengusaha,
hubungan kerja sesuai dengan
dan terjadilah sengketa.9
perjanjian kerja waktu tertentu
B. Syarat Untuk Suatu Perjanjian
untuk pertama kali;
3) Pekerja/buruh
Ketika
mencapai
usia
menerima
seorang
suatu
pekerja
pekerjaan,
ia
pensiun sesuai dengan ketetapan
menyatakan mempunyai keahlian yang
dalam perjanjian kerja, peraturan
diperlukan itu. Karena itu majikan
perusahaan,
kerja
berhak mengharapkan keahlian yang
peraturan
demikian itu sebagai pekerja yang
bersama
perjanjian
atau
terkenal dan ahli. Semua perintah yang
perundang-undangan.
4) Pekerja/buruh meninggal dunia.
8
sah dan pantas yang ada dalam batas
Pada umumnya dalam praktek
syarat-syarat pekerjaan harus dipatuhi.
diminta bukti kesepakatan pihak yang
Ketidak patuhan hanya akan terjadi
8
Ibid, hlm. 111.
9
Ibid, hlm. 407
117
jika perintah itu melawan hukum, atau
pembayaran
mungkin
tergantung pada kehendak para
terbukti
berbahaya
bagi
pekerja itu.10
pada
umumnya
pihak.
Dalam setiap perjanjian ada
bagian-bagian, yaitu :
Hukum Perdata Pasal 1320, syarat agar
1) Yang harus ada untuk setiap
perjanjian
tertentu
yang
dinamakan essensialia .
Contohnya
Menurut Kitab undang-undang
:
dalam
suatu perjanjian berlaku adalah sebagai
berikut :
1) Kesepakatan
suatu
mereka
berjanji;
perjanjian harus ada kesepekatan
2) Cakapnya para pihak;
kemauan para pihak membuat
3) Suatu hal tertentu;
suatu
4) Suatu
perjanjian,
umpamanya
harga;
menurut
sebab
yang
tidak
terlarang.11
dalam jual beli ada barang dan
2) Yang
yang
Pada umumnya dalam praktek
biasanya
sifatnya
harus
ada
diminta bukti kesepakatan pihak yang
(naturalia ).
mendapat penawaran dan kesepakatan
Contohnya : dalam suatu jual beli
itu
jaminan bahwa
kemudian
barang
yang
disimpan
untuk
hari,
dipakai
apabila
di
terjadi
dijual tidak cacat dan tidak
kesalahpahaman.
tergadaikan;
sesuatu yang tertulis atau disimpan,
3) Yang khusus diadakan, yaitu
tidak
dapat
Walaupun
dimungkiri,
ada
bahwa
syarat pembayaran, pemilihan
kemungkinan kesalahpahaman tetap
domisili,
lain
dapat terjadi. Suatu kesepakatan dari
tergantung pada kemauan para
kedua belah pihak tetap harus ada dan
pihak (acidentalia ). Contohnya :
untuk
umpamanya dalam hal pemilihan
diperlukan kemauan, dan kemauan ini
tempat
dan
ketentuan
tinggal
dan
mencapai
kesepakatan
itu
cara
11
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian
(Bandung: Penerbit Alumni, 1986) hlm. 156.
Tan Thong Kie, Studi Notariat Dan Serba
Serbi Praktek Notaris (Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2007) hlm. 406.
118
harus diucapkan dengan pernyataan.
membuatnya dan lainnya, kini kita tiba
Dalam pernyataan kemauan inilah
pada pembahasan kegunaannya dalam
dapat terjadi cacat. Jika hal ini terjadi,
lalu
maka sebenarnya tidak ada kemauan
menentukan bahwa suatu perjanjian,
dan terjadilah sengketa.12
yang dibuat sesuai undang-undang
lintas
hukum.
Pasal
1338
terhadap para pihak, berlaku seolahC. Pengertian dan Dasar Hukum
Perjanjian Kerja
Dalam
Pasal
undang. Ini berarti bahwa dengan
1313
KUH
Perdata disebutkan bahwa kontrak atau
perjanjian adalah
dimana
satu
suatu
orang
perbuatan
atau
lebih
mengikatkan diri terhadap satu orang
lain atau lebih. Secara umum kontrak
lahir
pada
saat
tercapainya
kesepakatan para pihak mengenai hal
yang pokok atau unsur esensial dari
kontrak
tersebut.
Sebagai
membuat suatu perjanjian, para pihak
menciptakan hak dan kewajiban yang
mempunyai kekuatan yang tidak kalah
dari ketentuan undang-undang. Hak itu
berlaku
tercapai kesepakatan tentang barang
dan harga, lahirlah kontrak, sedangkan
hal-hal yang tidak diperjanjikan oleh
para pihak akan diatur oleh undangundang.
seolah-olah
berdasarkan
kewajiban
hak
itu
undang-undang
dan
diperintahkan
oleh
itu
undang-undang.
Dengan
demikian,
jumlah perjanjian tidak terbatas.
contoh,
apabila dalam kontrak jual beli telah
Pelaksanaan suatu perjanjian
tidak hanya terikat oleh apa yang
dengan
tegas
ditentukan
dalam
perjanjian, tetapi juga pada segala
sesuatu yang menurut sifat, kepatutan,
keadilan, dan kebiasaan yang dituntut
oleh undang-undang (Pasal 1339),
Setelah memberi pengertian
mengenai suatu perjanjian, pembagian
dalam ilmu hukum, syarat yang harus
dipenuhi,
12
olah perjanjian itu adalah undang-
orang
Ibid, hlm. 407
yang
dapat
semuanya dengan iktikad baik (Pasal
1338 ayat 3). Pada umumnya yang
mengadili suatu sengketa pertamatama
melihat
undang-undang,
kemudian menurut kebiasaan, dan
119
akhirnya menurut keadilan dengan
a. Sepakat
keadilan yang dimaksud pertama-tama
yaitu
kebiasaan umum,
mereka
yang
mengikatkan dirinya;
kemudian
b. Kecakapan
kebiasaan setempat.
untuk
membuat
suatu perikatan;
Pasal 1340:
c. Suatu pokok persoalan tertentu;
“Persetujuan hanya berlaku
antara para pihak yang
membuatnya. Persetujuan tidak
dapat merugikan pihak ketiga;
persetujuan
tidak
dapat
memberi keuntungan kepada
pihak ketiga selain dalam hal
yang ditentukan dalam pasal
1317.”
dan
d. Suatu hal yang halal. Keempat
syarat
tersebut
disingkat
biasa
dengan
juga
sepakat,
cakap, hal tertentu dan sebab
yang halal. 14
Pada dasarnya setiap orang dapat
Semua ketentuan tersebut diatas adalah
melakukan kontrak dengan siapa saja
asas klasik, bahwa seseorang tanpa
yang dikehendakinya sepanjang orang
persetujuannya tidak dapat
diikat.
tersebut tidak dilarang oleh undang-
Secara yuridis, perjanjian antara dua
undang untuk melakukan kontrak.
orang tidak dapat melahirkan suatu
Dalam melakukan kontrak, pihak-
hak menagih atau hak menuntut orang
pihak yang terlibat dalam kontrak
ketiga.
13
tersebut
Walaupun
kontrak lahir
kesepakatan
dapat
bertindak
atas
bahwa
kepentingan namanya sendiri, dan ada
pada saat terjadi
pula bertindak untuk kepentingan atas
dikatakan
mengenai hal pokok
dalam kontrak tersebut, namun masih
nama orang lain.
D. Hubungan
ada hal lain yang harus diperhatikan,
Perjanjian
Kerja
dengan Ketenagakerjaan
yaitu syarat sahnya kontrak sebagai
Ketenagakerjaan adalah segala
mana diatur dalam Pasal 1320 KUH
hal yang berhubungan dengan tenaga
Perdata, yaitu:
14
13
Tan Thong Kie, Op.Cit, hlm. 412.
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan
Perancangan Kontrak (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 13.
120
kerja pada waktu sebelum, selama, dan
memperoleh/mengakses
sesudah masa kerja. Pengertian ini
pekerjaan baik di dalam maupun diluar
sangat sesuai dengan perkembangan
negeri dan mekanisme yang harus
ketenagakerjaan saat ini yang sudah
dilalui oleh tenaga kerja sebelum
sedemikian pesat akibat intervensi
mendapatkan pekerjaan. 15
pemerintah. Karena itulah substansi
Adapun
yang
lowongan
harus
kajian hukum ketenagakerjaan tidak
diperhatikan adalah hubungan kerja,
hanya meliputi hubungan antara buruh
hubungan kerja merupakan hubungan
dan pekerja dalam hubungan kerja
antara pekerja dengan pengusaha yang
semata, tetapi telah bergeser menjadi
terjadi setelah adanya perjanjian kerja,
hubungan
hukum
antara
yakni suatu perjanjian di mana pekerja
pengusaha,
dan
pemerintah
pekerja,
yang
menyatakan
kesanggupan
untuk
substansi kajian tidak hanya mengatur
bekerja
hubungan hukum dalam hubungan
perusahaan/majikan dengan menerima
kerja saja tetapi mulai dari sebelum
upah
hubungan
setelah
menyatakan kesanggupannya untuk
Konsep
memperkerjakan
kerja
hubungan
sampai
kerja.
pada
dab
pihak
majikan/pengusaha
pekerja
dengan
ketenagakerjaan inilah yang dijadikan
membayar upah. Ketentuan dalam
acuan
perangkat
perjanjian kerja atau isi perjanjian
hukum yang ada sekarang, apakah
kerja harus mencerminkan isi dari
sudah meliputi bidang-bidang tersebut
perjanjian perburuhan/Perjnjian Kerja
atau belum.
Bersama (PKB). Kedua perjanjian
untuk
mengkaji
Bidang hukum ketenagakerjaan
inilah
yang
mendasari
lahirnya
sebelum hubungan kerja adalah bidang
perjanjian kerja dengan kata lain hak
hukum
kegiatan
dan kewajiban pekerja dan pengusaha
mempersiapkan calon tenaga kerja
sebagaimana diuraikan pada bagian
yang
berkenan
sehingga memiliki keterampilan yang
cukup untuk memasuki dunia kerja,
termasuk
upaya
untuk
15
Lalu Husni, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2009) hlm. 93.
121
hubungan
kerja
harus
dituangkan
dalam PKB dan perjanjian kerja.
16
wajib
memberikan
minuman
Undang-undang
ketenagakerjaan
kandungannya maupun dirinya, dan
melarang
pekerja
anak dan perempuan dibawah 18
bergizi,
makanan
dan
dan
menjaga
kesusilaan, keselamatan dan keamanan
selama
berada
ditempat
kerja.17
tahun, kecuali pekerja anak memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. izin tertulis dari orang tua atau
wali;
b. perjanjian kerja antara pengusaha
dengan orang tua atau wali;
c. waktu kerja maksimum 3 (tiga)
jam;
d. dilakukan pada siang hari dan
tidak mengganggu waktu sekolah;
e. keselamatan dan kesehatan kerja;
f. adanya hubungan kerja yang jelas;
dan
g. menerima upah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Ketentuan pada huruf a, b, f, dan g
dikecualikan bagi anak yang kerja
pada usaha keluarganya. Selanjutnya
disebutkan
pengusaha
dilarang
memperkejakan wanita hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya
bagi
16
kesehatan
Ibid, hlm. 123.
dan
keselamatan
17
Ibid, hlm. 127.
122
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Kie, Thong, Tan. Studi Notariat dan Serba Serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, Jakarta, 2007.
Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia , PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2009.
Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian: asas proporsionalitas dalam kontrak
komersil, Kencana, Jakarta, 2010.
Miru, Ahmadi. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2013.
Muhammad, Abdulkadir. Hukum Perjanjian, Penerbit Alumni, Bandung, 1986.
Sunyoto, Danang. Juklak PHK: Petunjuk Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja,
Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2014.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23)
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39)
INTERNET
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan-hubungan-kerja/sebab-sebabterjadinya-pemutusan-hubungan-kerja/ , Hukum Tenaga Kerja. Diakses pada tanggal
7 November 2016.
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/dasar-hukum-perusahaan-melakuakan.html ,
Dasar Hukum Perusahaan Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Diakses
pada tanggal 9 November 2016.
123
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA
Nurul Rania Putri
Sahlan
Saharuddin Djohas
ABSTRAK
Indonesia mempunyai jumlah sumber daya manusia yang sangat banyak, sehingga
merupakan suatu kekuatan yang besar untuk melakukan pembangunan. Akan tetapi
banyaknya sumber daya manusia yang ada harus juga diimbangi dengan banyaknya
lapangan usaha atau tempat bekerja. Karena apabila tenaga kerja lebih banyak dari
lapangan kerja, maka akan timbul pengangguran yang justru akan memberatkan
bagi perekonomian negara. Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya
hubungan industrial antara pemilik modal dengan pekerja. Pengaturan tentang
perjanjian kerja waktu tertentu diatur dalam KUH Perdata dan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan seperti yang diterangkan dalam
asas-asas perjanjian, berakhirnya suatu perjanjian jenis-jenis perjanjian kerja dan
syarat sahnya perjanjian kerja. Prosedur pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu
seperti halnya perjanjian-perjanjian lainnya, agar merupakan perjanjian yang sah
dan mengikut sebagai undang-undang bagi yang membuatnya diperlukan syaratsyarat tertentu. Untuk pembuatan perjanjian atau kesepakatan kerja tertentu terdapat
syarat-syarat materil dan forma, agar kesepakatan kerja tertentu bisa dinyatakan
sah. Perlindungan terhadap pekerja dalam perjanjian kerja waktu tertentu
sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Lingkup perlindungan terhadap pekerja/buruh
yang diberikan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah perlindungan atas hak-hak dasar pekerja, perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan atas jaminan sosial tenaga kerja
dan perlindungan atas upah.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Pekerja, Perjanjian Kerja
I. PENDAHULUAN
mencapai masyarakat yang adil dan
A. Latar Belakang
makmur berdasarkan Pancasila dan
Pembangunan ekonomi sebagai
Undang-undang
bagian dari pembangunan nasional,
Republik
merupakan salah satu upaya untuk
Dalam
Dasar
Indonesia
rangka
Negara
Tahun
memelihara
1945.
dan
110
yang
negaranya adalah salah satu ancaman
pelaku
terbesar bagi nasionalisme. Ancaman
pemerintah
ini akan semakin serius jika dalam
baik
kondisi yang lebih genting, negara
perseorangan maupun badan hukum
tetap absen sebagai pelindung dan
harus
pertumbuhan
pengayom masyarakat. Dalam hal ini,
ekonomi, maka sarana penyediaan
tenaga kerja Indonesia atau TKI
lapangan
dibutuhkan
masuk dalam kelompok masyarakat
diperluas
yang rentan terhadap ancaman krisis
sehingga peranannya sebagai sumber
nasionalisme. Sulitnya mencari kerja
mata pencaharian makin meningkat.
di Tanah Air sebagai akibat dari
Pada Pasal 7 Ayat (2) UUD 1945
ketidakmampuan
menjamin hak setiap warga Negara
menyediakan lapangan kerja yang
untuk memperoleh pekerjaan, dari
mencukupi, sekitar dua juta orang
landasan hukum di atas, jelaslah
memasuki angkatan kerja setiap tahun
bahwa
kewajiban
dan karena itu meningkatkan jumlah
konstitusional dari Negara/pemerintah
lapangan kerja adalah salah satu tugas
adalah
lapangan
utama pemerintah untuk mendorong
negaranya,
pertumbuhan ekonomi, hubungan kerja
karena bekerja merupakan bagian dari
adalah hubungan antara pengusaha
hak asasi warga Negara dalam rangka
dengan buruh berdasarkan perjanjian
mempertahankan
kerja,
meneruskan
pembangunan
berkesinambungan,
pembangunan
para
baik
maupun
masyarakat,
menunjang
kerja
masyarakat
yang
perlu
lebih
salah
satu
menyediakan
pekerjaan
bagi
warga
eksistensi
kehidupannya.1
nyata
dan
optimal
dalam
pemenuhan kebutuhan dasar warga
1
mempunyai
unsur
pekerjaan, upah dan perintah.
Ketidakhadiran peran negara
secara
yang
pemerintah
Lalu Husni, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 11.
Aktifitas bisnis pada dasarnya
senantiasa dilandasi aspek hukum
terkait, ibarat sebuah kereta apihanya
akan dapat berjalan menuju tujuannya
apabila ditopang dengan rel yang
berfungsi sebagai landasan geraknya.
111
Tidak
berlebihan kiranya,
apabila
buruh telah melakukan kesalahan berat
keberhasilan suatu proses bisnis yang
seperti,
menjadi tujuan akhir
pencurian dan penggelapan barang
para pihak
melakukan
hendaknya senantiasa memerhatikan
dan/atau
aspek kontraktual yang membingkai
memberikan keterangan palsu atau
aktifitas bisnis mereka berjalan sesuai
yang dipalsukan sehingga merugikan
tujuan mereka.2
perusahaan; mabuk minuman keras
Dalam
melaksanakan
uang
penipuan,
milik
perusahaan,
yang memabukkan, memakai atau
terjadi
mengedarkan narkotika, psikotropika,
perselisihan antara pekerja atau buruh
dan zat adiktif lainnya dilingkungan
dengan pengusaha. Perselisihan yang
kerja; melakukan perbuatan asusila
terjadi antara pekerja atau buruh
atau perjudian dilingkungan kerja,
dengan pengusaha dalam hubungan
menyerang, menganiaya, mengancam,
kerja dapat menyebabkan terjadinya
atau mengintimidasi teman sekerja
pemutusan
atau pengusaha di lingkungan kerja;
hubungan
kerja
terkadang
hubungan
kerja.
Pemutusan hubungan kerja adalah
membujuk
pengakhiran hubungan kerja karena
pengusaha untuk mekukan perbuatan
suatu hal tertentu yang mengakibatkan
yang bertentangan dengan peraturan
berakhirnya hak dan kewajiban antara
perundang-undangan; dengan ceroboh
pekerja/buruh dan pengusaha.
atau sengaja merusak atau membiarkan
Pasal
Nomor
13
158
Undang-Undang
Tahun
teman
sekerja
atau
dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan
yang
menimbulkan
2003
tentang
mengatur
bahwa
kerugian bagi perusahaan; dengan
memutuskan
ceroboh atau sengaja membiarkan
hubungan kerja terhadap pekerja atau
teman sekerja atau pengusaha dalam
buruh dengan alasan pekerja atau
keadaan bahaya di tempat kerja;
Ketenagakerjaan
pengusaha
dapat
membongkar
2
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian
Asas Proposionalitas Dalam Kontrak
Komersial (Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 156.
atau
membocorkan
rahasia perusahaan yang seharusnya
112
dirahasiakan
kecuali
kepentingan Negara.
Dalam
untuk
3
hukum
Dengan demikian pekerja akan
terus betah bekerja dan tidak akan
perjanjian,
berpindah ke perusahaan lain. Hal ini
kewajiban-kewajiban para pihak dalam
berdampak
perjanjian kerja disebut prestasi. Suatu
keterampilan yang dimiliki dan hasil
pihak yang memperoleh hak-hak dari
produksi,
perjanjian
menerima
senioritas sebagai paham hubungan
kewajiban-kewajiban yang merupakan
industrial yang berdasarkan pada long
kebaikan dari hak yang diperolehnya
live
dan sebaliknya suatu pihak yang
agreement atau bekerja seumur hidup. 4
memikul kewajiban-kewajiban juga
Dalam dunia kerja, kita lazim
itu
juga
pada
meningkatnya
selaras
employment
dengan
atau
live
memperoleh hak-hk yang dianggap
mendengar
sebagai
kewajiban-
Hubungan
dibebankan
menimbulkan keresahan khususnya
kepadanya. Telah menjadi kebiasaan
bagi para pekerja. Karena keputusan
bahwa pekerja yang bekerja di suatu
Pemutusan Hubungan kerja ini akan
perusahaan
berdampak buruk bagi kelangsungan
kebalikannya
kewajiban
kebutuhan
yang
dapat
hidupnya
mencukupi
sendiri
dan
istilah
long
asas
Kerja
Pemutusan
sering
kali
hidup dan masa depan para pekerja
keluarganya tanpa harus memikirkan
yang
pindah ke perusahaan lain, dengan
Hubungan Kerja adalah pengakhiran
suatu keyakinan apabila terus bekerja
hubungan kerja karena suatu hal
akan selalu dihargai dan ditingkatkan
tertentu
kedudukannya
pimpinan
berakhirnya hak dan kewajiban antara
perusahaan sebagai dorongan motivasi.
pekerja dan perusahaan/majikan. Hal
oleh
mengalaminya.
yang
Pemutusan
mengakibatkan
ini dapat terjadi karena pengunduran
3
Admin, Hukum Tenaga Kerja, 7 November
2016, di
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan
-hubungan-kerja/sebab-sebab-terjadinyapemutusan-hubungan-kerja/
4
Danang sunyoto, Juklak PHK: Petunjuk
Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja
(Yogyakarta: Penerbit pustaka yustisia, 2014),
hlm. 68-69.
113
diri, pemberhentian oleh perusahaan
mungkin dilakukan karena alasan lain.
atau habis kontrak.
Misalnya bila perusahaan memutuskan
Pihak
yang
mengakhiri
melakukan efisiensi, penggabungan
perjanjian kerja sebelum jangka waktu
atau
yang ditentukan, wajib membayar
merugi/pailit. PHK akan terjadi karena
ganti
keadaan diluar kuasa perusahaan.
rugi
kepada
pihak
lainnya
peleburan,
Pekerja
sebesar upah pekerja/buruh sampai
dalam
yang
keadaan
mengalami
batas waktu berakhirnya jangka waktu
Pemutusan Hubungan Kerja,
akan
perjanjian kerja. Perusahaan dapat
mendapatkan
besar
melakukan
Hubungan
dalam menentukan apakah pekerja
apabila pekerja melakukan
tersebut berhak atau tidak berhak atas
pelanggaran terhadap perjanjian kerja,
uang pesangon, uang penghargaan dan
peraturan perusahaan atau perjanjian
uang
kerja bersama (PKB). Akan tetapi
mengenai
sebelum memutuskan hubungan kerja,
penghargaan dan uang penggantia hak
perusahaan wajib memberikan surat
diatur dalam Pasal 156, Pasal 160
peringatan secara 3 kali berturut-turut.
sampai Pasal 169 UU Nomor 13 tahun
Perusahaan juga dapat menentukan
2003 tentang Ketenagakerjaan.5
Kerja
Pemutusan
dan
penggantian
uang
berperan
hak.
Peraturan
pesangon,
uang
sanksi yang layak tergantung jenis
Dan Pada dasarnya kontrak
pelanggaran, dan untuk pelanggaran
akan melindungi proses bisnis para
tertentu,
pihak,
perusahaan
bisa
apabila
pertama-tama
dan
mengeluarkan SP (Surat Peringatan)
terutama,
Ke-3 (tiga) secara langsung atau
secara sah karena hal ini menjadi
langsung memecat. Semua hal ini
penentu
diatur
selanjutnya.
dalam
perjanjian
kerja,
kontrak
proses
tersebut
hubungan
Menyikapi
dibuat
hukum
tuntutan
peraturan perusahan masing-masing.
5
Karena setiap perusahaan mempunyai
peraturan yang berbeda-beda. Selain
karena kesalahan pekerja, pemecatan
Sugi Arto, Dasar Hukum Perusahaan
Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK), 9 November 2016, di
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/dasarhukum-perusahaan-melakuakan.html
114
dinamika tersebut, pembuat undang-
Pemutusan
undang telah menyiapkan seperangkat
Berdasarkan
aturan hukum sebagai tolak ukur bagi
Hukum Perdata, rumusan masalahnya
para pihak untuk menguji standar
sebagai berikut :
keabsahan kontrak yang mereka buat,
perangkat
aturan
hukum
Hubungan
Kitab
Undang-undang
1) Bagaimanakah
tersebut
Kerja
Perlindungan
Hukum
Terhadap
sebagaimana diatur dalam sistematika
Dalam
Perjanjian
buku III Kitab Undang-undang Hukum
berdasarkan
Perdata.6
undang Hukum Perdata ?
Berdasarkan fenomena dan uraian
Kitab
kerja
Undang-
2) Bagaimanakah Pemulihan Hak-
latar belakang tersebut diatas,
hak
maka
dilakukan akibat Pemutusan
penulis
melakukan
judul
tertarik
penelitian
permasalahan
terhadap
tersebut
penelitian
untuk
dengan
yaitu
:
“Perlindungan Hukum Terhadap
Pekerja
Hubungan
Dalam
Pemutusan
Kerja
Berdasarkan
Perjanjian Kerja”.
Bedasarkan
latar
belakang
untuk megetahui lebih mendalam akan
masalah
Hukum
pembatasan
mengenai
Terhadap
Pekerja
yang
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemutusan
Hubungan Kerja
Dalam
praktik,
pemutusan
hubungan kerja yang terjadi karena
waktu
yang
telah
ditetapkan dalam perjanjian, tidak
diatas yang telah penulis uraikan dan
dilakukan
dari
Hubungan Kerja ?
berakhirnya
B. Rumusan Masalah
rumusan
Perlindungan
Pekerja
Dalam
Perjanjian Kerja Berkaitan dengan
6
Pekerja
Agus Yudha Hernoko, Loc.Cit.
menimbulkan permasalahan terhadap
kedua
belah
pekerja/buruh
pihak
baik
maupun
majikan/pengusaha,
karena
pihak
pihak
pihak-
pihak yang bersangkutan sama-sama
telah menyadari atau mengetahui saat
berakhirnya hubungan kerja tersebut.
Sehingga masing-masing pihak telah
berupaya mempersiapkan diri dalam
115
menghadapi kenyataan itu. Berbeda
1. Jaminan sosial itu sendiri;
halnya dengan pemutusan hubungan
2. Kesehatan kerja, dan
yang
3. Keselamatan
terjadi
perselisihan,
karena
keadaan
adanya
ini
pihak,
lebih-lebih
keamanan
kerja. 7
akan
membawa dampak terhadap kedua
belah
dan
Dan kemudian majikan juga
bagi
tidak boleh memberikan denda kepada
pekerja/buruh yang dipandang dari
pekerja/buruh sambil menuntut ganti
segi ekonomis mempunyai kedudukan
rugi, karna telah diatur didalam Kitab
yang lemah jika dibandingkan dengan
Undang-Undang Hukum Pasal 1601v
pihak pengusaha.
Dan Pasal 1601w sebagai berikut:
Untuk menghadapi resiko ini
Pasal 1601v:
“Untuk
satu
perbuatan
majikan
tidak
boleh
mengenakan denda sambil
menuntut ganti rugi. Tiap
perjanjian yang bertentangan
dengan ketentuan ini adalah
batal.”
tentunya diperlukan suatu instrumen
atau alat yang setidak-tidaknya akan
dapat
mencegah atau
mengurangi
timbulnya resiko itu, instrument atau
alat ini disebut dengan jaminan sosial.
Jaminan
sosial
itu
sendiri
telah
Pasal 1601w:
mencakup bidang pencegahan dan
“Jika salah satu pihak dengan
sengaja
atau
karena
kesalahannya
berbuat
bertentangan dengan salah
satu
kewajibannya,
dan
kerugian yang diderita oleh
pihak lawan tidak dapat dinilai
dengan uang, maka Pengadilan
akan menetapkan suatu jumlah
uang menurut keadilan sebagai
ganti rugi.”
pengembangan, bidang pemulihan dan
penyembuhan serta bidang pembinaan.
Ketiga bidang ini kalau dikaitkan lebih
jauh lagi akan apa yang dinamakan
Perlindungan pekerja, sehingga akan
amat luaslah ruang lingkupnya. Kalau
kita
akan
membicarakan
jaminan
sosial bagi pekerja dengan bertumpu
pada
definisi
diatas,
maka
yang
dimasukkan ke dalam jaminan social
ini hal-hal yang bersangkutan dengan:
7
Ibid, hlm. 100.
116
Adapun penyebab timbulnya
mendapat penawaran dan kesepakatan
pemutusan hubungan kerja tercantum
itu
dalam
Pasal
154
kemudian
Nomor
13
Tahun
Undang-undang
2003
sebagai
berikut:
disimpan
untuk
hari,
dipakai
apabila
kesalahpahaman.
di
terjadi
Walaupun
ada
sesuatu yang tertulis atau disimpan,
1) Pekerja buruh masih dalam masa
tidak
dapat
dimungkiri,
bahwa
percobaan kerja, bilamana telah
kemungkinan kesalahpahaman tetap
dipersyaratkan
dapat terjadi. Suatu kesepakatan dari
secara
tertulis
sebelumnya;
kedua belah pihak tetap harus ada dan
2) Pekerja/buruh
permintaan
mengajukan
mencapai
kesepakatan
itu
diri,
diperlukan kemauan, dan kemauan ini
kemauan
harus diucapkan dengan pernyataan.
sendiri tanpa ada indikasi adanya
Dalam pernyataan kemauan inilah
tekanan/intimidasi
dari
dapat terjadi cacat. Jika hal ini terjadi,
berakhirnya
maka sebenarnya tidak ada kemauan
secara
pengunduran
untuk
tertulis
atas
pengusaha,
hubungan kerja sesuai dengan
dan terjadilah sengketa.9
perjanjian kerja waktu tertentu
B. Syarat Untuk Suatu Perjanjian
untuk pertama kali;
3) Pekerja/buruh
Ketika
mencapai
usia
menerima
seorang
suatu
pekerja
pekerjaan,
ia
pensiun sesuai dengan ketetapan
menyatakan mempunyai keahlian yang
dalam perjanjian kerja, peraturan
diperlukan itu. Karena itu majikan
perusahaan,
kerja
berhak mengharapkan keahlian yang
peraturan
demikian itu sebagai pekerja yang
bersama
perjanjian
atau
terkenal dan ahli. Semua perintah yang
perundang-undangan.
4) Pekerja/buruh meninggal dunia.
8
sah dan pantas yang ada dalam batas
Pada umumnya dalam praktek
syarat-syarat pekerjaan harus dipatuhi.
diminta bukti kesepakatan pihak yang
Ketidak patuhan hanya akan terjadi
8
Ibid, hlm. 111.
9
Ibid, hlm. 407
117
jika perintah itu melawan hukum, atau
pembayaran
mungkin
tergantung pada kehendak para
terbukti
berbahaya
bagi
pekerja itu.10
pada
umumnya
pihak.
Dalam setiap perjanjian ada
bagian-bagian, yaitu :
Hukum Perdata Pasal 1320, syarat agar
1) Yang harus ada untuk setiap
perjanjian
tertentu
yang
dinamakan essensialia .
Contohnya
Menurut Kitab undang-undang
:
dalam
suatu perjanjian berlaku adalah sebagai
berikut :
1) Kesepakatan
suatu
mereka
berjanji;
perjanjian harus ada kesepekatan
2) Cakapnya para pihak;
kemauan para pihak membuat
3) Suatu hal tertentu;
suatu
4) Suatu
perjanjian,
umpamanya
harga;
menurut
sebab
yang
tidak
terlarang.11
dalam jual beli ada barang dan
2) Yang
yang
Pada umumnya dalam praktek
biasanya
sifatnya
harus
ada
diminta bukti kesepakatan pihak yang
(naturalia ).
mendapat penawaran dan kesepakatan
Contohnya : dalam suatu jual beli
itu
jaminan bahwa
kemudian
barang
yang
disimpan
untuk
hari,
dipakai
apabila
di
terjadi
dijual tidak cacat dan tidak
kesalahpahaman.
tergadaikan;
sesuatu yang tertulis atau disimpan,
3) Yang khusus diadakan, yaitu
tidak
dapat
Walaupun
dimungkiri,
ada
bahwa
syarat pembayaran, pemilihan
kemungkinan kesalahpahaman tetap
domisili,
lain
dapat terjadi. Suatu kesepakatan dari
tergantung pada kemauan para
kedua belah pihak tetap harus ada dan
pihak (acidentalia ). Contohnya :
untuk
umpamanya dalam hal pemilihan
diperlukan kemauan, dan kemauan ini
tempat
dan
ketentuan
tinggal
dan
mencapai
kesepakatan
itu
cara
11
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian
(Bandung: Penerbit Alumni, 1986) hlm. 156.
Tan Thong Kie, Studi Notariat Dan Serba
Serbi Praktek Notaris (Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2007) hlm. 406.
118
harus diucapkan dengan pernyataan.
membuatnya dan lainnya, kini kita tiba
Dalam pernyataan kemauan inilah
pada pembahasan kegunaannya dalam
dapat terjadi cacat. Jika hal ini terjadi,
lalu
maka sebenarnya tidak ada kemauan
menentukan bahwa suatu perjanjian,
dan terjadilah sengketa.12
yang dibuat sesuai undang-undang
lintas
hukum.
Pasal
1338
terhadap para pihak, berlaku seolahC. Pengertian dan Dasar Hukum
Perjanjian Kerja
Dalam
Pasal
undang. Ini berarti bahwa dengan
1313
KUH
Perdata disebutkan bahwa kontrak atau
perjanjian adalah
dimana
satu
suatu
orang
perbuatan
atau
lebih
mengikatkan diri terhadap satu orang
lain atau lebih. Secara umum kontrak
lahir
pada
saat
tercapainya
kesepakatan para pihak mengenai hal
yang pokok atau unsur esensial dari
kontrak
tersebut.
Sebagai
membuat suatu perjanjian, para pihak
menciptakan hak dan kewajiban yang
mempunyai kekuatan yang tidak kalah
dari ketentuan undang-undang. Hak itu
berlaku
tercapai kesepakatan tentang barang
dan harga, lahirlah kontrak, sedangkan
hal-hal yang tidak diperjanjikan oleh
para pihak akan diatur oleh undangundang.
seolah-olah
berdasarkan
kewajiban
hak
itu
undang-undang
dan
diperintahkan
oleh
itu
undang-undang.
Dengan
demikian,
jumlah perjanjian tidak terbatas.
contoh,
apabila dalam kontrak jual beli telah
Pelaksanaan suatu perjanjian
tidak hanya terikat oleh apa yang
dengan
tegas
ditentukan
dalam
perjanjian, tetapi juga pada segala
sesuatu yang menurut sifat, kepatutan,
keadilan, dan kebiasaan yang dituntut
oleh undang-undang (Pasal 1339),
Setelah memberi pengertian
mengenai suatu perjanjian, pembagian
dalam ilmu hukum, syarat yang harus
dipenuhi,
12
olah perjanjian itu adalah undang-
orang
Ibid, hlm. 407
yang
dapat
semuanya dengan iktikad baik (Pasal
1338 ayat 3). Pada umumnya yang
mengadili suatu sengketa pertamatama
melihat
undang-undang,
kemudian menurut kebiasaan, dan
119
akhirnya menurut keadilan dengan
a. Sepakat
keadilan yang dimaksud pertama-tama
yaitu
kebiasaan umum,
mereka
yang
mengikatkan dirinya;
kemudian
b. Kecakapan
kebiasaan setempat.
untuk
membuat
suatu perikatan;
Pasal 1340:
c. Suatu pokok persoalan tertentu;
“Persetujuan hanya berlaku
antara para pihak yang
membuatnya. Persetujuan tidak
dapat merugikan pihak ketiga;
persetujuan
tidak
dapat
memberi keuntungan kepada
pihak ketiga selain dalam hal
yang ditentukan dalam pasal
1317.”
dan
d. Suatu hal yang halal. Keempat
syarat
tersebut
disingkat
biasa
dengan
juga
sepakat,
cakap, hal tertentu dan sebab
yang halal. 14
Pada dasarnya setiap orang dapat
Semua ketentuan tersebut diatas adalah
melakukan kontrak dengan siapa saja
asas klasik, bahwa seseorang tanpa
yang dikehendakinya sepanjang orang
persetujuannya tidak dapat
diikat.
tersebut tidak dilarang oleh undang-
Secara yuridis, perjanjian antara dua
undang untuk melakukan kontrak.
orang tidak dapat melahirkan suatu
Dalam melakukan kontrak, pihak-
hak menagih atau hak menuntut orang
pihak yang terlibat dalam kontrak
ketiga.
13
tersebut
Walaupun
kontrak lahir
kesepakatan
dapat
bertindak
atas
bahwa
kepentingan namanya sendiri, dan ada
pada saat terjadi
pula bertindak untuk kepentingan atas
dikatakan
mengenai hal pokok
dalam kontrak tersebut, namun masih
nama orang lain.
D. Hubungan
ada hal lain yang harus diperhatikan,
Perjanjian
Kerja
dengan Ketenagakerjaan
yaitu syarat sahnya kontrak sebagai
Ketenagakerjaan adalah segala
mana diatur dalam Pasal 1320 KUH
hal yang berhubungan dengan tenaga
Perdata, yaitu:
14
13
Tan Thong Kie, Op.Cit, hlm. 412.
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan
Perancangan Kontrak (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 13.
120
kerja pada waktu sebelum, selama, dan
memperoleh/mengakses
sesudah masa kerja. Pengertian ini
pekerjaan baik di dalam maupun diluar
sangat sesuai dengan perkembangan
negeri dan mekanisme yang harus
ketenagakerjaan saat ini yang sudah
dilalui oleh tenaga kerja sebelum
sedemikian pesat akibat intervensi
mendapatkan pekerjaan. 15
pemerintah. Karena itulah substansi
Adapun
yang
lowongan
harus
kajian hukum ketenagakerjaan tidak
diperhatikan adalah hubungan kerja,
hanya meliputi hubungan antara buruh
hubungan kerja merupakan hubungan
dan pekerja dalam hubungan kerja
antara pekerja dengan pengusaha yang
semata, tetapi telah bergeser menjadi
terjadi setelah adanya perjanjian kerja,
hubungan
hukum
antara
yakni suatu perjanjian di mana pekerja
pengusaha,
dan
pemerintah
pekerja,
yang
menyatakan
kesanggupan
untuk
substansi kajian tidak hanya mengatur
bekerja
hubungan hukum dalam hubungan
perusahaan/majikan dengan menerima
kerja saja tetapi mulai dari sebelum
upah
hubungan
setelah
menyatakan kesanggupannya untuk
Konsep
memperkerjakan
kerja
hubungan
sampai
kerja.
pada
dab
pihak
majikan/pengusaha
pekerja
dengan
ketenagakerjaan inilah yang dijadikan
membayar upah. Ketentuan dalam
acuan
perangkat
perjanjian kerja atau isi perjanjian
hukum yang ada sekarang, apakah
kerja harus mencerminkan isi dari
sudah meliputi bidang-bidang tersebut
perjanjian perburuhan/Perjnjian Kerja
atau belum.
Bersama (PKB). Kedua perjanjian
untuk
mengkaji
Bidang hukum ketenagakerjaan
inilah
yang
mendasari
lahirnya
sebelum hubungan kerja adalah bidang
perjanjian kerja dengan kata lain hak
hukum
kegiatan
dan kewajiban pekerja dan pengusaha
mempersiapkan calon tenaga kerja
sebagaimana diuraikan pada bagian
yang
berkenan
sehingga memiliki keterampilan yang
cukup untuk memasuki dunia kerja,
termasuk
upaya
untuk
15
Lalu Husni, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2009) hlm. 93.
121
hubungan
kerja
harus
dituangkan
dalam PKB dan perjanjian kerja.
16
wajib
memberikan
minuman
Undang-undang
ketenagakerjaan
kandungannya maupun dirinya, dan
melarang
pekerja
anak dan perempuan dibawah 18
bergizi,
makanan
dan
dan
menjaga
kesusilaan, keselamatan dan keamanan
selama
berada
ditempat
kerja.17
tahun, kecuali pekerja anak memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. izin tertulis dari orang tua atau
wali;
b. perjanjian kerja antara pengusaha
dengan orang tua atau wali;
c. waktu kerja maksimum 3 (tiga)
jam;
d. dilakukan pada siang hari dan
tidak mengganggu waktu sekolah;
e. keselamatan dan kesehatan kerja;
f. adanya hubungan kerja yang jelas;
dan
g. menerima upah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Ketentuan pada huruf a, b, f, dan g
dikecualikan bagi anak yang kerja
pada usaha keluarganya. Selanjutnya
disebutkan
pengusaha
dilarang
memperkejakan wanita hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya
bagi
16
kesehatan
Ibid, hlm. 123.
dan
keselamatan
17
Ibid, hlm. 127.
122
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Kie, Thong, Tan. Studi Notariat dan Serba Serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, Jakarta, 2007.
Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia , PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2009.
Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian: asas proporsionalitas dalam kontrak
komersil, Kencana, Jakarta, 2010.
Miru, Ahmadi. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2013.
Muhammad, Abdulkadir. Hukum Perjanjian, Penerbit Alumni, Bandung, 1986.
Sunyoto, Danang. Juklak PHK: Petunjuk Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja,
Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2014.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23)
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39)
INTERNET
http://www.hukumtenagakerja.com/pemutusan-hubungan-kerja/sebab-sebabterjadinya-pemutusan-hubungan-kerja/ , Hukum Tenaga Kerja. Diakses pada tanggal
7 November 2016.
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/dasar-hukum-perusahaan-melakuakan.html ,
Dasar Hukum Perusahaan Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Diakses
pada tanggal 9 November 2016.
123