PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

PROPOSAL
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH PADA
SISWA KELAS VII MTs. AL- ASROR PATEMON GUNUNG PATI
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan alat masyarakat untuk membangun dirinya. Di
abad informasi ini, masyarakat tumbuh sikap modern dalam penerapan bidangbidang ilmu pengetahuan dan teknologi membanjiri khalayak serta kebudayaan
masyarakat mengalami perubahan. Boleh jadi modernisasi dalam pendidikan
haruslah mendahuluinya dan justru sebagai pelopor daripada perubahanperubahan itu. Sebelum masyarakat berubah, maka pendidikan telah merintisnya
agar nanti produk lulusan menjadi perintis dari kemajuan masyarakat, dalam segi
kehidupan dan penghidupan.
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu
kegiatan yang sistematis dan sistematik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik. Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui
tahap- tahap bersinambungan (prosedural) dan sistematik oleh karena berlangsung
dalam semua situasi dan kondisi, disemua lingkungan yang saling mengisi
(limgkungan rumah, sekolah, dan masyarakat).1
Pendidikan adalah kebutuhan hidup setiap manusia karena disadari bahwa
tidak ada satu orang pun yang dilahirkan membawa ilmu (kepandaian). Dalam
Undang- undang tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan

sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta terampil yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangasa dan bernegara.2
Sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan, peran, tugas dan
kewajiban guru sekarang semakin berat. Guru tidak hanya datang, masuk kelas,
menyiapkan materi pelajaran dan selesai namun harus mengetahui kebutuhan dan
potensi peserta didik dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki
1 Tirtaharja Umar dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)hlm.34
2 Undang- undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
( Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,(Jakarta: Sinar Grafika,2003),hlm.1

1

kompetensi yang cukup, yakni : kompetensi pedagogik, Kepribadian, Sosial,dan
Profesional.3 Dijelaskan pula dalam Undang – undang Guru dan Dosen bahwa
kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.4 Lebih jelasnya Undangundang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menjelaskan
Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan penelitian dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
pergiruan tinggi.5
Dan faktor penting bagi guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah
yang akan ikut menentukan apakah ia akan menjadi pembimbing dan pembina
yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi penghancuran bagi hari esok
anak didiknya, terutama bagi siswa yang masih sangat muda.6
Guru yang profesional mestinya memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan juga memilki pengetahuan yang mendalam terhadap materi
pelajaran serta kemampuan dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa,
sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak
membosankan.
Seorang guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profesi
dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna.7Guru merupakan
sosok yang memiliki tauladan dalam segala hal, sehingga apa yang dilakukan
guru merupakan contoh bagi para siswa.
Sangat jelas bahwa kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang
abstrak, siswa dapat melihat dan mempersiapkan kepribadian guru hanya melalui
penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian serta hal- hal lain yang dapat

ditangkap oleh indera, selanjutnya akan muncul respon, pendapat dan penilaian
terhadap guru tersebut.
Selain itu guru harus dapat mengembangkan motivasi dalam setiap
kegiatan interaksi dengan siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka
menerjemahkan siapa guru secara profesional dan siapa siswa yang proporsional.

3 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika,2003),hlm.96
4 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.9
5 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 ,op.cit,hlm.30
6 Zakiah darajat, Kepribadian Guru,(Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 9
7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), Cet.9. hlm.41

2

Dengan ini guru perlu menyadari dirinya sebagai pemikul tanggung jawab untuk
membawa anak didik kepada tingkat keberhasilannya.
Dalam hal ini sering ditemukan di berbagai sekolahan banyak siswa yang
malas, suka membolos, jarang mengerjakan tugas dan sebagainya, sehingga
mengakibatkan prestasi belajar mereka menjadi menurun.

Banyak faktor yang menjadi penyebab dari rendahnya motivasi belajar
siswa yang ada pada siswa yaitu tentang kompetensi kepribadian guru tersebut.
Ketidak seriusan dan ketidak minatan siswa ketika proses belajar mengajar bisa
juga disebabkan dari segi kepribadian seorang guru, dilihat dari segi sikap,
kerajinan, cara berbicara, cara berpakaian, dan sebagainya. Oleh karena itu, dari
hal tersebut penulis terdorong untuk mengangkat sebuah skripsi dengan judul :
“Pengaruh Persepsi siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap
Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Pada Siswa Kelas VII MTs. Al - Asror
Patemon Gunung Pati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran, sebelum
membahas yang lebih lanjut, maka penulis akan menjelaskan judul penelitian
dalam skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang,
benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (ghaib dan
sebagainya).8
2. Persepsi Siswa.
Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.9

Sarliti Wirawan mengemukakan bahwa persepsi merupakan kemampuan
untuk membeda- bedakan, menegelompokkan, memfokuskan semua obyek
disebut dengan kemempuan untuk mengorganisasikan pengamatan.10
Sedangkan siswa adalah peserta didik, yaitu anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalan, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.11

8 WJS. Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 731.
9 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi,(Bandung : Remaja Rosda Karya,1992), Cet 7, hlm. 51
10 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi,(Jakarta: Bulan Bintang,1996),hlm. 51
11 Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional)
Beserta penjelasannya”,(Bandung: Citra Umbara, 2003),hlm.25

3

Jadi persepsi siswa adalah tanggapan anak tentang suatu obyek peristiwa,
hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi tentang
kompetensi kepribadian guru.
3. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian yang terdiri dari dua kata yaitu kompetensi dan

kepribadian, kedua kata tersebut mempunyai arti masing- masing. Pengertian
kompetensi adalah seperngkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.12
Menurut Muhammad Surya Kompetensi adalah keseluruhan kemampuan
pengetahuan, sikap, ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan
dengan tugas tertentu.13
Sedangkan pengertian kepribadian (personality) adalah segala upaya
untuk mengerti manusia, bagaimana tingkah laku dan sikap manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.14
Definisi diatas menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian disini adalah
kemampuan pribadi yang dimiliki oleh seorang guru pada mata pelajaran fiqh
di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.
4. Guru Fiqh
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun
klasikal, disekolah maupun di luar sekolah.15
Jadi fiqh disini adalah guru yang mempunyai kemampuan sebagai tenaga
pendidik yang profesional pada mata pelajaran fiqh di MTs. Al- Asror
Patemon Gunung Pati Semarang.

5. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong
untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah daya
penggerak yang telah menjadi aktif.16
Menurut Mustaqim, motivasi adalah keadaan jiwa individu yang
mendorong untuk melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan.17
12 Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta : Sinar Grafika,2008),hlm.4
13 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,(Bandung : Pustaka Bani Quraisy,2004),
Cet I.Hlm.92
14Baharuddin, Psikologi Pendidikan : Refleksi Teoritis terhadap fenomena,(Yogyakarta : Ar- Ruzz
Media,2010),hlm.191
15Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka
Cipta,2005), Cet.II,hlm. 32.
16 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV.
Rajawali, 1990), hlm. 73
17 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 77

4

Sedangkan Belajar menurut Lyle E. Bourne, J.R, Brece R Ekstriando

dalam bukunya Mustaqim yaitu ;“Learning as a relatively permanent change
in behavior traceable to experience practice”.
“Belajar adalah perbuatan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan
oleh pengalaman dan latihan”.18
Jadi motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
untuk bertindak melakukan suatu perubahan kelakuan melalui pengalaman
dan latihan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap
motivasi belajar mata pelajaran Fiqh siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon
Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimanakah motivasi belajar mata pelajaran Fiqh pada siswa kelas VII
MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
3. Adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar
mata pelajaran Fiqh siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati
Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui persepsi siswa kelas VII tentang kompetensi

kepribadian guru mata pelajaran Fiqh di MTs. Al- asror Patemon Gunung
Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII di MTs. Al- asror
Patemon Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
c. Untuk mengetahui apa ada pengaruh kompetensi guru mata pelajaran Fiqh
terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di MTs. Al- asror Patemon
Gunung Pati Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
2. Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan masukan yang nyata dalam meningkatkan kompetensi
kepribadian guru

18 Ibid, hlm. 33

5

b. Jasil penelitian dapat berguna sebagai bahan masukan instansi setempat
sekaligus bahan pemecah masalah yang dihadapi terkait dengan penelitian.
c. Memberikan masukan yang penting bagi guru agar mereka dapat
memberikan motivasi kepada siswa selama PBM berlangsung.
E. Kajian Pustaka

1. Deskripsi Teori
Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau
kecakapan. Padanan kata yang berasal dari bahasa Inggris ini cukup banyak
dan yang lebih relevan dengan pembahasan ini ialah kata proficiency dan
ability yang memiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan.
Di samping berarti kemampuan, kompetensi, menurut Barluw “Teacher
competency is the ability of a teacher to responsibly perform has or her duties
appropriately”.

Artinya

adalah

kemampuan

seorang

guru

dalam


melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.19
Membahas tentang kepribadian bukanlah sesuatu yang mudah, terutama
karena konsep kepribadian telah diartikan macam- macam. Di dalam
psikologi, apa yang dibahas dalam teori kepribadian sangat bervariasi dan
bersangkutan mengenai manusia.
Kepribadian bahasa inggrisnya “personality”, berasal dari bahasa Yunani
“per” dan “sonare” yang berarti topeng, tetapi juga berasal dari kata
“personae” yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai
topeng tersebut.20Sehubungan dengan kedua asal kata tersebut, Ross Stagner
(1961), mengartikan kepribadian dalam dua macam. Pertama, kepribadian
sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian yang berpura- pura, yang
dibuat- buat, yang semu atau mengandung kepalsuan, kedua, kepribadian
sejati (real personality), yaitu kepribadian yang sesungguhnya, yang asli.21
Menurut J. Feist dan G.J Feist (1998), Di dalam bukunya M. Nur Ghufron
dan Rini Risnawita S “Teori- Teori Kepribadian”, mendefinisikan kepribadian
seseorang dinilai dari keefektifan yang menungkinkan seseorang sanggup
memperoleh reaksi positif dari berbagai orang dalam bermacam- macam

19Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2004, hal. 230.
20Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2009),Cet.5,hlm.136
21 Ibid,hlm.136-137

6

keadaan. Menimbulkan kesan yang menonjol dan yang terbaik pada orang lain
merupakan kesanggupan sosial, ketangkasan, dan kecekatan seseorang.22
Menurut Drs. Agus sujianto mendefinisikan kepribadian adalah suatu
totalitas psikholophisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak
didalam tingkah lakunya yang baik.23
Dalam bukunya Zakiah Daradjat

yaitu

”Kepribadian

Guru”

mengemukakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak
(maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui
adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan.
Misalnya dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang
berat.24
Dari beberapa pendapat diatas jadi, kompetensi kepribadian guru dapat
diartiakan kemampuan personal yang menentukan keakraban hubungan guru
dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan
perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.
Alexander Meikeljohn mengatakan, “tidak seorang pun yang dapat
menjadi seorang guru yang sejati (mulia) kecuali bila ia menjadikan dirinya
sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak
didik dan kata- katanya. Guru yang dapat memahami tentang kesulitan anak
anak didik dalam belajar dan kesulitan lainnya diluar masalah belajar, yang
bisa menghambat aktivitas belajar anak didik, maka guru tersebut akan
disenangi anak didiknya”.25
Dalam bukunya Lestar D. Crow dan Alice Crow yaitu “Psychologi
Pendidikan” mengemukakan motivasi adalah berhubungan dengan timbulnya
minat dalam belajar dan kemudian, sampai, menjadi dasar bagi belajar. 26
Sedangkan menurut W. S. Winkel dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dan
Evaluasi Belajar”, motivasi belajar adalah Motivasi belajar itu sendiri adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

22 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori- Teori Kepribadian, (Jogjakarta : Ar- ruzz Media,
2010),hlm.130
23 Agus Sujianto, Dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),Cet. 12,hlm.12
24 Zakiah darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 9
25 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta : PT. Rineka
Cipta,2005), Cet.II,hlm.41
26 Lestar D. Crow dan Alice Crow, Psychologi Pendidikan,(Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989),hlm.310

7

belajar mengajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh tercapai.27
Menurut Martinis Yamin, motivasi merupakan salah satu determinan
penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi
berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon; (3) ketahanan
perilaku, atau beberapa lama seseorang it uterus menerus berperilaku menurut
cara tertentu.28
Menurut Mc. Donald dalam bukunya Oemar Hamalik “Proses Belajar
Mengajar”, motivation is an energy change within the person characterized
by affective arousal and anticipatory goal reaction .
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.29
Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang optimal, banyak dipengaruhi
komponen- komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara
mengajar guru, cara mengatur suasana kelas, bagaimana cara membangkitkan
semangat belajar murid dan setidaknya seorang guru hendaknya mengetahui
bagaimana cara murid belajar dengan baik dan berhasil.
Jadi penulis akan meneliti dari kedua variabel tersebut, apakah ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi kepribadian guru
terhadap motivasi belajar siswa. Bagaimana pandangan siswa terhadap
kepribadian guru, baik tampak dari dalam maupun dari luar seorang guru,
misalnya dalam tindakannya, ucapannya, caranya bergaul, berpakaian dan
dalam menghadapi setiap masalah yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar. Sehingga pengaruhnya motivasi belajar siswa menjadi meningkat.
2. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini penelitian penggunaan beberapa pustaka sebagai
acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:
Skripsi Fahrudin, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas
Tarbiyah yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang
Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar
Kab. Batang”, dalam skripsi ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang
kompetensi guru mempunyai pengaruh yang positif, terhadap akhlak siswa di

27 W. S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT.
Gramedia, 1986), hlm. 27
28 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gunung Persada
Press,2008),hlm.157
29 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi Aksara,2001)hlm.158

8

SMA N 1 Bandar Kab. Batang, dan skripsi ini menunjukkan hasil yang
signifikan.30
Skripsi Siti Kalimah, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas
Tarbiyah yang berjudul ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru
Pengaruhnya Terhadap Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah
Semarang”, dalam skripsi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif
antara persepsi siswa tentang kepribadian guru terhadap sikap beribadah
siswa, dan skripsi ini menunjukkan hasil yang signifikan.31
Skripsi Umi Iftika Handayani, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang
Fakultas Tarbiyah yang berjudul “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami
siswa pada pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, hasil
penelitian ini menunujukkan bahwa kompetensi guru PAI di SMP N 1 Godong
yang memiliki kompetensi pedagogik yang mengandung pengertian bahwa
seorang guru harus memiliki kompetensi yang diantaranya tentang
pemahaman tehadap peserta didik. Dengan makna bahwa kompetensi yang
dimiliki guru PAI khususnya dalam memahami siswa meliputi karekteristik
siswa, kesiapan, belajar siswa, kebutuhan siswa, memahami problem siswa,
dan memecahkan masalah siswa.32
Skripsi Nihayatus Sholikhah ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan
Mutu Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen”, membahas tentang tanggapan seorang guru
tentang kepala sekolah yang mempunyai peran pemimpin yang sangat
berpengaruh dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik di MTs. Darussa’adah Bulus.33
Skripsi ini akan membahas kompetensi kepribadian guru, ketika guru
dalam pembelajaran di kelas, dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar
siswa mata pelajaran fiqh pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror Patemon
Gunung Pati Semarang.
3. Rumusan Hipotesis
30 Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI dengan
Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang’’, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang,2009
31 Siti kalimah, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap Sikap Beribadah
Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2005
32 Umi Iftika Handayani, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada pembelajaran di SMP N 1
Godong Kab. Grobogan”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009
33 Nihayatus Sholikhah, ”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan Mutu Komopetensi Pedagogik Guru
MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang,2007

9

Hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan seorang peneliti uang
berupa pernyataan-pernyataan untuk diuji kebenaran. Apa yang dilakukan
oleh seorang peneliti dalam penelitian adalah melakukan pembuktian
hipotesis.34 Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis
bahwa “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentng
kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran
fiqh pada kelas VII di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang”.
4. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 minggu (21 hari), yang bertempat di MTs.
Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.
2. Variabel dan Indikator
a. Variabel
Variabel dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi obyek
pengamatan penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian
sebagai faktor- faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti.35Variabel penelitian yang digunakan ada dua jenis, yaitu
variabel independent sebagai variabel bebas/pengaruh (X) dan
dependent variabel sebagai variabel terpengaruh (Y).
Adapun dalam penelitian ini terdapat 2 variabel adalah :
a) Variabel X, yaitu Persepsi siswa tentang kompetensi
kepribadian guru Fiqh
b) Variabel Y, yaitu Motivasi belajar siswa
b. Indikator
Indikator dapat diartikan sebagai penunjuk,

gejala

yang

menunjukkan keterkaitan yang merupakan indikasi.36Adapun indikator
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Indikator dari variabel X (Persepsi Siswa tentang
1.
2.
3.

kompetensi kepribadian guru Fiqh) adalah:
Tanggapan siswa terhadap cara berbicara guru
Tanggapan siswa terhadap cara berpakaian guru
Tanggapan siswa terhadap perilaku guru
b) Indikator dari variabel Y (Motivasi Belajar mata
pelajaran pada siswa kelas VII MTs. Al- Asror) adalah:
1. Senang mengikuti pelajaran di sekolah
2. Aktif dalam bertanya.

34 Tulus Winarsunu, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang), 2004), cet II, hlm. 10.
35 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),
Cet.IX,hlm.72
36 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Islamiah Populer,(Surabaya: Arkola,1994), hlm.25

10

3. Mampu menghadapi kesulitan dalam mengerjakan
tugas / PR
3. Jenis penelitian
Penelitian yang

digunakan

adalah

pendekatan

kuantitatif.

Yaitu

pendekatan penelitian yang menggunakan angka-angka atau statistik dari satu
variabel untuk dapat dikaji secara terpisah dan kemudian di hubungkan.
Dalam Jenis Penelitian
penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik analisis Regresi.
Teknik analisis regresi ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
taraf hubungan yang terjadi antara variable (ubahan) kriterium dan prediktor.37
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/
obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan bendabenda alam tang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karekteristik/
sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu38
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulanya dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu sampel
yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili).39
c. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling
dengan proporsionate random sampling. Probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

40

Teknik ini

digunakan karena populasi berstrata secara proporsional.
Adapun populasi dalam penelitian ini, siswa kelas VII MTs AlAsror Patemon Gunungpati Semarang yang berjumlah 200 siswa.
37 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.1
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), , Cet ke 5, hlm. 117
39 Ibid, hlm.118
40 Ibid, hlm. 120

11

Penentuan jumlah sampel menggunakan metode alokasi ala Neyman
dengan rumus:
n=

( ∑ N i .σ )❑2
2
N D+ ∑ N i . σ
i

2
i

Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
N i = Besar subpopulasi stratum ke-i
2
σ i = Variance subpopulasi stratum i. 41

Strata
VII A

Ni
40

σ 2i
6

N i .σ i
100

N i .σ 2i
240

VII B

40

6

100

240

VII C

40

6

100

240

VII D

40

6

100

240

VII E

20

6

50

120

VII F
∑❑

20

6

50
500

120
1200

n=

250000
40000. 0,06+1200



=

250000
3600

= 69.4

alokasi besar sampel untuk tiap strata adalah:
ni

=

N i .σ

.n

i

∑ N i .σ

i

VII A =

100
500

. 69.4 = 13.88 ≈ 14

VII B=

100
500

. 69,4 = 13.88 ≈

VII C =

100
500

. 69.4= 13.88 ≈ 14

VII D =

100
500

. 69.4= 13.88 ≈ 14

14

41 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 302

12

VII E =

50
500

. 69.4= 6.94 ≈ 7

VII F =

50
500

. 69.4= 6.94 ≈ 7

Dalam pembulatanya, besarnya sampel n = 14+14+14+14+7+7= 70.
Jadi besar sampel keseluruhan adalah 70 dengan pembagian sebagai berikut:
Kelas VII A

: 14 Siswa

Kelas VII B

: 14 Siswa

Kelas VII C

: 14 Siswa

Kelas VII D

: 14 Siswa

Kelas VII E

: 7 Siswa

Kelas VII F

: 7 Siswa

5. Metode Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field reserch) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
langsung ke kancah penelitian untuk mendapatkan data yang kongkret.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Metode Kuesioner
Metode kuesioner (angket) yaitu Angket yaitu pengumpulan data
dengan cara membuat pertanyaan tertulis yang kemudian dikirim
kepada anak yang dikehendaki untuk, memberikan jawaban-jawaban
tersebut dikirim kepada si pembuat.42Dimana dalam kuesioner tersebut
terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan
masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan
ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan.43
Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang
persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan data tentang
motivasi belajar siswa.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dalam
memperoleh informasi yang bersumber pada tulisan atau dokumen

42 Cholid Narbuko, Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
Semarang, 1987, hlm. 87.
43 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), hlm.
76

13

seperti buku, surat keputusan, surat instruksi, surat bukti kegiatan,
notulen rapat dan sebagainya.44
Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang berkaitan
dengan catatan-catatan sekolah terkait, seperti; keadaan guru, prestasi
didik kelas VII, sejarah berdirinya, nilai report, dan lain-lain di MTs.
Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.
c. Metode Wawancara/Interview
Wawancara/interview yaitu metode pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan
melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang
dapat memberikan keterangan pada si-peneliti.45Dimana interaksi yang
terjadi antar pewawancara dan subyek penelitian ini menggunakan
interview terbuka, sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan
mendalam. Wawancara disini adalah wawancara yang dilakukan
kepada kepala sekolah dan terutama pada guru mata pelajaran Fiqh di
MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang.

d. Metode Observasi
Metode observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak
langsung.46
Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung atas
gejala-gejala yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran Fiqh di MTs. Al- Asror Patemon Gunung Pati Semarang
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik koefisien korelasi.
Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang digunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antara variabel- variabel ini.47
Adapun langkah- langkah dalam menganalisis data di penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Analisis Pendahuluan

44 Ibid, hlm. 81
45 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara,
2004), hlm. 62
46 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa, hlm. 64
47 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta,2000), Cet.5, hlm. 136

14

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui angket tersebut
dianalisa dalam bentuk angaka, yakni dalam bentuk kuantitatif. Adapun
kriterianya sebagai berikut:
a) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5
b) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4
c) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3
d) Untuk alternatif jawaban “D” diberi slor 2
e) Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1
Penskoran diatas digunakan untuk pertanyaan yang positif,
sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran
sebaliknya.
b. Analisi Uji Hipotesis
Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari analisis pendahuluan.
Analisis ini dimaksudkan untuk menguji data tentang pengaruh antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Dalam hal ini
menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi.
Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah :
1) Mencari hubungan antara predaktor dan kriterium melalui teknik korelasi
moment tangkar dari Pearson, dengan rumus;

r xy =

∑ xy
√( ∑ x 2)(∑ y 2)

∑ xy=∑ xy−

( ∑ x )( ∑ y )
N

48

2

∑x

2

∑y

2

=∑

x

(∑ x

2



)

N
2

=∑

2

y−

(∑ y

)

N

2) Uji signifikan hubungan melalui uji t :

rxy √n−2
t=

√1−r 2

49

3) Mencari persamaan regresi


y = ax +K
48 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 14
49 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara,
2004)

15

Dimana :


y

: perkiraan harga y

ax : perkiraan a dalam regresi linier pada x
k

: perkiraan b dalam linier y pada x

4) Analisis varian garis regresi

Freg =

RK reg
RK res

Freg

: harga bilangan F untuk garis regresi.

RKreg

: rerata kuadrat garis regresi.

RKres

: rerata kuadrat residu.50

Adapun ringkasan langkah-langkahnya dibawah ini dengan menggunakan
skor deviasi.
Sumber variable

DB

Regresi

1

Residu

N-2

JK

RK

(∑ xy)2
∑ x2

JK reg

RK reg

db reg

RK reg

( ∑ xy )2
2 2
x∑

JK res

N-1

-

db res


Total

Freg

∑ y2

-

-

c. Analisis Lanjut
Setelah memperoleh

Freg maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan harga

Freg dengan F pada tabel baik taraf

signifikan 5% maupun 1% dengan kemungkinan:
1) Jika

Freg lebih besar dari pada F 1% atau 5% maka signifikan
t

(hipotesis diterima).

50 Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 16

16

2) Jika

Freg lebih kecil dari pada F 1% atau 5% maka non signifikan
t

(hipotesis ditolak).
5. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab
dengan perincian sebagai berikut:
Bab I

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bab II

: LANDASAN TEORI
A. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru
1. Pengertian Persepsi Siswa
2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru
3. Bentuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar
2. Indikator Motivasi Belajar
3. Macam-Macam Motivasi Belajar
4. Teori Motivasi
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
D. Hipotesis

Bab III

: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Populasi dan Sampel
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
17

B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
D. Keterbatasan Penelitian
Bab V

: KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005
Alice Crow,Lestar D. Crow, Psychologi Pendidikan,Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989
Arikunto,Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,2000
------------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :
Rieneka Cipta, 2006
Baharuddin,

Psikologi

Pendidikan :

Refleksi

Teoritis

terhadap

fenomena,

Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2010
Darajat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :
PT. Rineka Cipta,2005.
Fahrudin, ‘’ Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian
Guru PAI dengan Akhlak Siswa di SMA N 1 Bandar Kab. Batang’’, skripsi
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009
Hadi, Sutrisno , Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2001
------------------ , Statistik II, Yogyakarta: Andi Offset,2000

18

Handayani, Umi Iftika, “Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa pada
pembelajaran di SMP N 1 Godong Kab. Grobogan”, skripsi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Se marang,2009
Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : Bumi Aksara,
2004
Kalimah, Siti, ”Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru Pengaruhnya Terhadap
Sikap Beribadah Siswa MI AD- Dainuriyah Semarang”, Skripsi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2005
La Sula, Tirtaharja Umar, Pengantar Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
M. Baqir Ash- Shadr, Murtadha Muthahhari , Pengantar Ushul Fiqh dan Ushul
Fiqh Perbandingan, Ciputat : Pustaka Hidayah,1993.
M. Dahlan Al- Barry ,Pius A Partanto ,

Kamus Islamiah Populer, Surabaya:

Arkola,1994
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara,
2004
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001.
Narbuko, Cholid , Metode Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
Semarang, 1987
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Poerwodarminta, WJS , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1976
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosda Karya,1992
Rini Risnawati, M. Nur Ghufron, Teori- Teori Kepribadian, Jogjakarta : Ar- ruzz
Media, 2010
Sardiman. A. M, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali,
1986
Sholikhah, Nihayatus,

”Persepsi Guru Tentang Upaya Peningkatan Mutu

Komopetensi Pedagogik Guru MTs. Darussa’adah Bulus Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen”, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang,2007
Sudirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : CV. Rajawali,
1986.

19

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008
Sujianto, Agus, Dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,2009
Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung : Pustaka
Bani Quraisy,2004
Suryabrata, Sumardi , Metode Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka,2005
Undang- undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), Jakarta : Sinar
Grafika,2008
Undang- undang . R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “Sisdiknas (Sistem
Pendidikan Nasional) Beserta penjelasannya”, Bandung: Citra Umbara,
2003
--------------------------------------------------, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1,Jakarta: Sinar Grafika,2003
Winarsunu, Tulus, Statistika dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.
Wirawan, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi,Jakarta: Bulan Bintang,1996
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Sinar
Grafika,2003.
------------------------, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta :
Gunung Persada Press,2008.

20

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124