SILOGISME DEFINISI DAN ISTILAH MATA KULI
SILOGISME, DEFINISI DAN ISTILAH
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : Dr. Munaris, M.Pd.
Disusun oleh:
Anggi Pratama
Doni Antoni
Fernanda Sucitra Murti
Henny Pusfita Sari
Ilham Ari Mustopa
Mia Melinda
Muhammad Bintang Wibowo N.
Muhammad Hafidh Has
Rafika Febriani
Rangga Cakra Birawa
Sandra Emon Tambunan
: 22117032
: 22117036
: 22117038
: 22117026
: 18117004
: 24117013
: 22117033
: 22117009
: 24117021
: 24117008
: 22117034
TPB 17
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB V
SILOGISME, DEFINISI, DAN ISTILAH
Tujuan :
Mahasiswa mampu menyusun silogisme, membuat definisi, serta
mengunakan dan membentuk istilah.
Sasaran :
Mahasiswa dapat membuat simpulan yang benar dari dua proposisi
(premis) yang memenuhi syarat silogisme.
Mahasiswa dapat mendefinisikan istilah, baik definisi logis,
fungsional, maupun definisi analisis dengan prinsip per genus et
differentia.
Mahasiswa dapat membentuk istilah melalui penerjemahan,
penyerapan, serta penyerapan dan penerjemahan.
Mahasiswa mampu membentuk istilah baru melalui prosedur
pembentukan istilah.
5.1 SILOGISME
Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan. Simpulan
itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut terpenuhi.Kedua pernyataan
atau salah satu dari kedua pernyataan itu berlaku umum. Secara
eksplisit, pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata semua atau
yang searti dengan semua.Kedua pernyataan atau salah satu dari kedua
pernyataan itu positif.Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang
sama.
Dengan demikian, simpulan tidak dapat dibuat jika kedua
pernyataan itu berlaku hanya untuk sebagian. Begitu pula jika kedua
pernyataan itu negatif atau tidak ada bagian yang sama.
Contoh 1 :
Semua manusia normal tahu tentang baik dan buruk. (umum,
positif).
Pada umumnya manusia normal tidak menyukai kecurangan.
(sebagian, negatif)
Yang bercetak miring adalah bagian yang sama. Perangkat
pernyataan diatas memenuhi persyaratan silogisme.
Contoh 2 :
Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka minuman keras.
(umum, negatif)
Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi pendidik.
(umum, negatif)
Perangkat pernyataan di atas tidak memenuhi persyaratan
silogisme.
Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal-hal berikut:
Simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif;
Simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu negatif;
Simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari pernyataan
itu berlaku untuk sebagian;
Bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak dicantumkan
dalam simpulan.
Contoh:
Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila.
Beberapa orang dari kelompok itu tidak tahu tentang Pancasila.
Simpulan: Beberapa orang dari kelompok itu bukan warga
negara Indonesia
5.2 DEFINISI
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal
atau konsep istilah tertentu.
5.2.1 Persyaratan Definisi
Rumusannya harus tertuang dalam satu kalimat.
Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa
perubaban arti.
Tidak menggunakan kalimat negative
Tidak mengulang istilah yang didefinisikan
Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).
5.3 ISTILAH
Istilah ialah :
Kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu.
Nama atau sebutan: tante girang, janda kembang, om senang
5.3.1 Pembentukan Istilah
Melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi, dll.
Melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network), pengobatan
(medication), perkembangan (development), dll.
Melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus. Contoh: kantor
pos (pos office), morfem terikat (bound morpheme)
5.3.2 Seleksi Pemakaian Istilah
Jika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), perlu dipilih
salah satu. Karena itu dikenal istilah yang diutamakan, istilah yang
diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.
Istilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan sebagai istilah
baku. Contoh: partikel (lebih baik daripada bagian kecil), mikro
(daripada renik), dll.
Istilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yang diutamakan.
Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan: percepatan), nisbi (relatif),
kekerapan (freukensi), dll.
Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Contoh: zat
lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti (matematika), dll.
5.3.3 Persyaratan Istilah yang santun dan benar ;
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan
konsep termaksud dan yang tidak menyimpang
dari makna itu,
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di
antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa
(konotasi) baik.
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar
(eufonik).
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut
kaidah bahasa Indonesia.
5.3.4 Penyerapan Istilah
Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa
asing dan bahasa
Indonesia secara timbal balik
(intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.
Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks
asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan
dengan terjemahan Indonesianya.
Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan
antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.
5.3.5 Macam-Macam Istilah
Istilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah
khusus. Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang
digunakan secara umum.
Istilah Khusus
adalah kata yang pemakaian dan maknanya terbatas
pada suatu bidang tertentu. misalnya cakar ayam (bangunan),
agregat (ekonomi).
Istilah Umum
adalah kata yang menjadi unsur bahasa umum.
misalnya: ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna.
5.3.6 SUMBER-SUMBER ISTILAH
Istilah indonesia
Kata atau istilah dalam bahasa Indonesia dapat dijadikan sumber
istilah jika memenuhi salahsatu atau lebih syarat-syarat bahwa
istilah yang dipilih adalah kata atau frasa :
a. Paling tepat untuk mengungkapkan konsep yang dimaksud
b. Paling singkat diantara pilihan yang tersedia
c. Berkonotasi baik
d. Sedap didengar
e. Bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia(pusat
bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pembetukan istilah,
2005:2)
Istilah nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat
untuk mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat
yang dimaksudkan. Istilah Nusantara dapat diambil, baik yang
lazim maupun yang tidak lazim. Contoh :
Garuda Pancasila
Bhineka Tunggal Ika
Wayang
Sawer (Pusat Bahasa Departemen pendidikan Nasional, Pedoman
Pembentukan Istilah, 2005:4)
Istilah asing
Istilah asing dapat dilakukan jika dalam istilah Indonesia dan istilah
Nusantara tidak dapat ditemukan. Penerjemahan perlu
memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya.
Contoh :
Network Jaringan kerja
Medical treatment pengobatan
Brother in-law abang/adik ipar
5.3.7 Penyerapan istilah asing dapat dilakukan dengan:
penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera (kaemera) kamera
(kamera),
penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal design, misalnya
(disain) desain (desain),
tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan peyesuaian lafal, misalnya
bias (baies) bias (bias),
tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya golf, internet.
KESIMPULAN
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : Dr. Munaris, M.Pd.
Disusun oleh:
Anggi Pratama
Doni Antoni
Fernanda Sucitra Murti
Henny Pusfita Sari
Ilham Ari Mustopa
Mia Melinda
Muhammad Bintang Wibowo N.
Muhammad Hafidh Has
Rafika Febriani
Rangga Cakra Birawa
Sandra Emon Tambunan
: 22117032
: 22117036
: 22117038
: 22117026
: 18117004
: 24117013
: 22117033
: 22117009
: 24117021
: 24117008
: 22117034
TPB 17
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
BAB V
SILOGISME, DEFINISI, DAN ISTILAH
Tujuan :
Mahasiswa mampu menyusun silogisme, membuat definisi, serta
mengunakan dan membentuk istilah.
Sasaran :
Mahasiswa dapat membuat simpulan yang benar dari dua proposisi
(premis) yang memenuhi syarat silogisme.
Mahasiswa dapat mendefinisikan istilah, baik definisi logis,
fungsional, maupun definisi analisis dengan prinsip per genus et
differentia.
Mahasiswa dapat membentuk istilah melalui penerjemahan,
penyerapan, serta penyerapan dan penerjemahan.
Mahasiswa mampu membentuk istilah baru melalui prosedur
pembentukan istilah.
5.1 SILOGISME
Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan. Simpulan
itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut terpenuhi.Kedua pernyataan
atau salah satu dari kedua pernyataan itu berlaku umum. Secara
eksplisit, pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata semua atau
yang searti dengan semua.Kedua pernyataan atau salah satu dari kedua
pernyataan itu positif.Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang
sama.
Dengan demikian, simpulan tidak dapat dibuat jika kedua
pernyataan itu berlaku hanya untuk sebagian. Begitu pula jika kedua
pernyataan itu negatif atau tidak ada bagian yang sama.
Contoh 1 :
Semua manusia normal tahu tentang baik dan buruk. (umum,
positif).
Pada umumnya manusia normal tidak menyukai kecurangan.
(sebagian, negatif)
Yang bercetak miring adalah bagian yang sama. Perangkat
pernyataan diatas memenuhi persyaratan silogisme.
Contoh 2 :
Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka minuman keras.
(umum, negatif)
Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi pendidik.
(umum, negatif)
Perangkat pernyataan di atas tidak memenuhi persyaratan
silogisme.
Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal-hal berikut:
Simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif;
Simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu negatif;
Simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari pernyataan
itu berlaku untuk sebagian;
Bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak dicantumkan
dalam simpulan.
Contoh:
Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila.
Beberapa orang dari kelompok itu tidak tahu tentang Pancasila.
Simpulan: Beberapa orang dari kelompok itu bukan warga
negara Indonesia
5.2 DEFINISI
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal
atau konsep istilah tertentu.
5.2.1 Persyaratan Definisi
Rumusannya harus tertuang dalam satu kalimat.
Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa
perubaban arti.
Tidak menggunakan kalimat negative
Tidak mengulang istilah yang didefinisikan
Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).
5.3 ISTILAH
Istilah ialah :
Kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu.
Nama atau sebutan: tante girang, janda kembang, om senang
5.3.1 Pembentukan Istilah
Melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi, dll.
Melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network), pengobatan
(medication), perkembangan (development), dll.
Melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus. Contoh: kantor
pos (pos office), morfem terikat (bound morpheme)
5.3.2 Seleksi Pemakaian Istilah
Jika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), perlu dipilih
salah satu. Karena itu dikenal istilah yang diutamakan, istilah yang
diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.
Istilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan sebagai istilah
baku. Contoh: partikel (lebih baik daripada bagian kecil), mikro
(daripada renik), dll.
Istilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yang diutamakan.
Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan: percepatan), nisbi (relatif),
kekerapan (freukensi), dll.
Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Contoh: zat
lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti (matematika), dll.
5.3.3 Persyaratan Istilah yang santun dan benar ;
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan
konsep termaksud dan yang tidak menyimpang
dari makna itu,
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di
antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa
(konotasi) baik.
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar
(eufonik).
Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut
kaidah bahasa Indonesia.
5.3.4 Penyerapan Istilah
Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa
asing dan bahasa
Indonesia secara timbal balik
(intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.
Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks
asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan
dengan terjemahan Indonesianya.
Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan
antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.
5.3.5 Macam-Macam Istilah
Istilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah
khusus. Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang
digunakan secara umum.
Istilah Khusus
adalah kata yang pemakaian dan maknanya terbatas
pada suatu bidang tertentu. misalnya cakar ayam (bangunan),
agregat (ekonomi).
Istilah Umum
adalah kata yang menjadi unsur bahasa umum.
misalnya: ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna.
5.3.6 SUMBER-SUMBER ISTILAH
Istilah indonesia
Kata atau istilah dalam bahasa Indonesia dapat dijadikan sumber
istilah jika memenuhi salahsatu atau lebih syarat-syarat bahwa
istilah yang dipilih adalah kata atau frasa :
a. Paling tepat untuk mengungkapkan konsep yang dimaksud
b. Paling singkat diantara pilihan yang tersedia
c. Berkonotasi baik
d. Sedap didengar
e. Bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia(pusat
bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pembetukan istilah,
2005:2)
Istilah nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat
untuk mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat
yang dimaksudkan. Istilah Nusantara dapat diambil, baik yang
lazim maupun yang tidak lazim. Contoh :
Garuda Pancasila
Bhineka Tunggal Ika
Wayang
Sawer (Pusat Bahasa Departemen pendidikan Nasional, Pedoman
Pembentukan Istilah, 2005:4)
Istilah asing
Istilah asing dapat dilakukan jika dalam istilah Indonesia dan istilah
Nusantara tidak dapat ditemukan. Penerjemahan perlu
memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya.
Contoh :
Network Jaringan kerja
Medical treatment pengobatan
Brother in-law abang/adik ipar
5.3.7 Penyerapan istilah asing dapat dilakukan dengan:
penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera (kaemera) kamera
(kamera),
penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal design, misalnya
(disain) desain (desain),
tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan peyesuaian lafal, misalnya
bias (baies) bias (bias),
tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya golf, internet.
KESIMPULAN