KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA HOME CARE Disu

KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA HOME CARE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperwatan
Koordinator Mata Ajar: Ns. Niken Safitri Dyan K., M.Si.Med.
Oleh

Chyntia Intani

22020111130071

Siskha L.

22020111130076

Khoirun Nisa’

22020111130079

Rena Widyasari

22020111130083


Febriana Tri K.

22020111130092

Nurul Hidayah

22020111130094

Ida Novitasari

22020111130100

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2014

KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA HOME CARE
A. Definisi Home Care
Home care adalah pelayanan kesehatan komprehensif yang bertujuan

untuk meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan kesehatan, serta
meningkatkan tingkat kemandirian individu akibat dari penyakit yang diderita
klien dengan tempat perawatan berada di rumah klien sendiri (Simamora,
2000).
Perawatan kesehatan di rumah (home care nursing) merupakan salah
satu jenis dari perawatan jangka panjang (long term care) yang dapat
diberikan oleh tenaga profesional maupun non-profesional yang telah
mendapatkan pelatihan mengenai hal tersebut. Perawatan kesehatan di rumah
yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu
komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan,


mempertahankan

dan

memulihkan kesehatan, serta memaksimalkan tingkat kemandiran dan
meminimalkan akibat dari penyakit yang diderita oleh klien, termasuk
penyakit terminal seperti kanker (Efendi, 2009). Sedangkan menurut
Departemen Kesehatan tahun 2002, definisi dari home care sendiri adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit. Jadi, home care nursing dapat disimpulkan sebagai perawatan yang
dilakukan di rumah klien yang sedang sakit, klien yang sudah lanjut usia dan
membutuhkan perawatan, serta klien post operasi yang diperbolehkan untuk
dilakukan perawatan di rumah, dengan tujuan untuk meningkatkan status
kesehatan dan kemandirian klien.
B. Faktor – Faktor yang Mendukung untuk Perawatan Home Care


Faktor-faktor yang mendukung perawatan kesehatan di rumah adalah berikut
ini (Efendi, 2009):
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi
apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya, klien kanker
stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan
untuk mencapai kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada
kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang lebih
lama. Penyakit degeneratif sendiri seperti penyakit jantung, diabetes,
stroke, osteoporosis, parkinson (Tapan, 2005). Dengan demikian, karena
semakin banyaknya klien dengan penyakit degeneratif, maka berdampak
pula pada meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
perawatan di rumah.
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit dan merasakan
bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih dari satu minggu) tidak
menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen.
4. Lingkungan di rumah yang ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian
klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat kesembuhan. Beberapa klien merasakan stress selama
dilakukan perawatan di rumah sakit dan masih berdampak setelah pulang

ke rumah (Asmadi, 2008)
C. Tujuan Home Care
Berikut ini adalah tujuan perawatan kesehatan di rumah (Efendi, 2009):
1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan
kualitas hidupnya.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota
keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan
3. Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan
perawatan yang diperlukan, rehabilitasi, atau perawatan paliatif
4. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
D. Manfaat Home Care
Perawatan kesehatan di rumah memiliki manfaat baik untuk keluarga maupun
perawat. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut (Efendi, 2009):
1. Manfaat untuk keluarga

a. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
b. Mempererat ikatan keluarga karena dapat berdekatan dengan anggota
keluarga yang lain saat sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri
2. Manfaat untuk perawat

a. Memberikan variasi lingkungan kerja sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang sama
b. Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik sehingga
pendidikan kesehtan yang diberikan sesuai dan kondisi rumah klien.
E. Ruang Lingkup Home Care
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat dikelompokkan
sebagai berikut (Efendi, 2009):
a. Pelayanan medis dan asuhan keperawatan
b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Pelayan rehabilitas dan terapi fisik
d. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
e. Pelayanan informasi dan rujukan
f. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan
g. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
h. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.
F. Peran Perawat Home Care
Peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang beresiko tinggi mempunyai masalah
kesehatan (Efendi, 2009). Perawat home care bekerja dengan berbagai macam
klien diantaranya klien lansia dengan penyakit kronis, ibu dengan bayi baru

lahir, klien dengan penyakit terminal dan sebagainya. Akan tetapi, yang
menjadi fokus utama dalam perawatan home care adalah memandirikan klien
dan keluarga serta meningkatkan status kesehatan klien dan keluarga. Dalam
hal ini, perawat dapat berperan sebagai pendidik, advokat, manajer kasus, dan
sistem pendukung (support system) bagi klien dan keluarga. Secara garis besar
peran perawat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Perawatan langsung
Perawatan yang diberikan melalui interaksi langsung (direct care) antara
perawat dengan klien yang meliputi kegiatan pengkajian fisik sampai
intervensi keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam perawatan di rumah :
a. Pengukurran TTV

b.
c.
d.
e.
f.

Pemasangan atau penggantian selang lambung (NGT)

Pemasangan atau penggantian kateter
Perawatan luka dekubitus
Penghisapan lendir dan mukus
Pengambilan preparat (darah, urine, feses, dan lainnya) dalam rangka

pemeriksaan laboratorium
2. Perawatan tidak langsung
Perawatan tidak langsung cenderung ke arah kegiatan konsultasi mauun
konseling.
Tabel perbedaan antara merawat secara pribadi dengan pelayanan
kesehatan di rumah :

Komponen

Merawat secara pribadi

Pelayanan kesehatan di
rumah

Peran


dan o Pemberian pelayanan

fungi

secara individu
o Tindakan
pemeliharaan
o Petugas/penjaga
o Episodik (pengobatan

Pembayaran

pencegahan

penyakit
o Tindakan pelayanan
o Keterampilan
o Rehabilitasi
episodik

(pengobatan

dan rehabilitasi
rehabilitasi)
Membayar
kepada Membayar
ke
perawat

Biaya

o Distribusi

dan
agen

pelayanan kesehatan

Dibayar harian atau per Dibayar per kunjungan
jam


frekuensi

Purna-waktu

dan

tugas Sesuai kebutuhan klien

secara bergantian
G. Kebutuhan Psikologis dalam Home Care
Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisik
tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk
diterima oleh lingkungannya. Keadaan psikologis seseorang dipengaruhi oleh
adanya motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap (Simamora,
2000). Kebutuhan psikologis terdiri dari beberapa aspek yaitu kebutuhan akan
kasih sayang, kebutuhan rasa terlindung dan aman serta kebutuhan untuk

mengetahui sesuatu. Kebutuhan sekunder ini terpenuhi melalui usaha-usaha
aktif dari pribadi lain sebagai sumber rangsang-rangsang yang akan sampai
pada anak (Gunarsa, 2008).
Kebutuhan psikis/kejiwaan, mencakup kebutuhan rasa aman dan damai,
kebutuhan berinteraksi dan mendapatkan dukungan orang lain, berprestasi dan
bereskpresi serta memperoleh penerimaan dan pengakuan (Nuraeni, 2012).
Pada dasarnya keadaan psikologis dari klien dan keluarga merupakan faktor
yang penting dan perawat juga perlu mengkaji reaksi klien dan keluarga
terhadap masalah kesehatan yang dialami (Leahy, 2004). Beberapa respon
yang timbul akibat penyakit dan pengobatan yang dilakukan menurut Anita
(1997):
1.

Kesepian
Kondisi sakit kronis menyebabkan klien merasa berpisah dengan
anggota keluarga lain, teman, pekerjaan dan kehidupan sosial sehari-hari.
Sehingga tidak jarang klien lebih menyendiri dan memisahkan diri dari
anggota keluarga. Jenis dari perilaku memisahkan diri tersebut tergantung
pada rutinitas dan hubungan klien sebelum sakit, lamanya/ durasi sakit,
respon caregiver terhadap penyakit yang dialami klien, staf home care,
dan kekuatan serta keterbatasan klien.
Namun tidak semua klien menderita penyakit kronis mengalami
kesepian karena pemikiran positifnya terhadap kondisi yang dialaminya
atau dengan menolak perasaan kesepian tersebut. Kesepian merupakan
hasil dari kecemasan yang tidak teratasi. Bercerita atau mengungkapkan
perasaan yang dialaminya kepada orang lain dapat mengurangi kesepian
yang dirasakan. Selain itu, jelaskan pada klien bahwa perasaan tersebut
juga muncul pada orang lain dengan kondisi yang sama dengan klien. Hal

2.

ini dapat membuat perasaan klien menjadi lebih nyaman.
Perilaku menuntut dan mengeluh
Hal ini dapat terjadi karena perasaan kurang kompeten dan
kurangnya apresiasi dari klien ketika menjalani perawatan. Selain itu,
juga bisa disebabkan oleh perasaan bingung klien terhadap sakitnya,

3.

perawatan, dan respon dari caregiver.
Marah

Kemarahan klien timbul ketika kondisi yang ada tidak sesuai
dengan harapan klien. Hal ini dianggap oleh klien sebagai ancaman
terhadap dirinya. Perasaan tidak berdaya, cemas, kurang bersemangat dan
tidak aman dari klien diungkapkan melalui marah; perubahan cemas ke
agresif. Marah dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak
4.

langsung.
Cemas
Cemas merupakan reaksi psikologis dan fisiologis dari klien
terhadap penyakit. Kecemasan ringan merupakan hal yang wajar dan
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, jika sudah mencapai
level berat atau level panik dapat menimbulkan permasalahan. Klien yang
mengalami anxietas/ kecemasan level tinggi/ berat memerlukan

5.

penanganan/ intervensi langsung.
Depresi
Respon yang ditunjukkan oleh beberapa klien dalam kondisi sakit
adalah depresi.
Respon-respon di atas perlu diperhatikan oleh caregiver maupun perawat

home care. Terutama pada klien dengan penyakit kronik. Hal ini dikarenakan
oleh mental/ psikologis klien yang terganggu akibat lamanya durasi klien
mengalami penyakit tersebut. Sehingga, fokus utama dari perawatan klien
dengan penyakit kronik adalah pada peningkatan QoL (Quality of Life) atau
pada permasalahan psikososial klien. Hal ini berbeda pada klien dengan
penyakit akut. Perawatan lebih berfokus pada pengobatan fisik dengan
beberapa perhatian terhadap kondisi psikososial klien (Tamara, 2007).
Kebutuhan psikologis anggota keluarga perlu dikaji dan diperhatikan
ketika memberikan perawatan. Hal ini dimaksudkan agar intervensi (home
care treatment plan) yang diberikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
klien dan keluarganya. Sehingga, tujuan dari home care dapat tercapai (Leahy,
2004).
H. Tindakan Perawat Home Care untuk Mengurangi Masalah Psikologis
Perawat home care memberikan pelayanan secara langsung pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home

care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang beresiko tinggi mempunyai masalah kesehatan (Efendi, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan KomunitasL Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia
Leahy, William. 2004. Providing Home Care: a Textbook for Home Health Aides.
Albuquerque: Hartman Publishing, Inc.
Nuraeni, Setyaningrum. 2012. Upaya Peningkatan Pelayanan Sosial bagi Lansia
melalui Home Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Yogyakarta. Unit Budhi Luhur: Universitas Yogyakarta.
Simamora, Bolson. 2000. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Tapan, Erik. 2005. Kesehata Keluarga: Penyakit Degenerative. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25