Cara membuat kerajinan tangan dari bambu

Cara membuat kerajinan tangan dari bambu yang unik dan
menarik
Berbagai kerajinan tangan banyak kita jumpai dipasaran bahkan disekitar kita pun, berikut
adalah langkah dan cara pembuatan kerajinan tangan berbahan bambu yang unik dan menarik,
1. Kerajinan lampu hias dari bambu

Salah satu kerajinan tangan dari bambu yakni pembuatan lampu hias, memang terdengar nya
sudah tidak asing lagi ditelinga kita namun untuk anda yang belum mencobanya disini saya akan
berbagi cara membuat kerajinan tangan lampu hias dari bambu.
Bahan :


Bambu berdiameter 10cm



Kabel secukupnya



Lampu 5watt




Cat atau pelitur



Cat poxy clear



Semen

Langkah kerja :


Siapkan bambu yang cukup kering, dengan diameter 10cm, kemudian potong bambu
tersebut dengan panjang ukuran lebih 1,5 meter.




Untuk menghaluskan permukaan bambunya, amplas seluruh permukaanya dan
tambahkan cat atau plitur agar permukaan bambu tersebut menjadi halus dan mengkilap,
tunggu sampai cat flitur nya benar-benar kering.



Selanjutnya, pilih salah satu ruas yang akan dijadikan dudukan lampu hias, pastikan ruas
dudukan tetap utuh sedangkan ruas lainnya digergaji sebagian.



Bila ruas atas bambu sudah digergaji, lakuakan proses pengamplasan supaya
permukaanya menjadi lebih rapi dan bersih dari serbuk bambu.



Tambahkan lubang dibagian tengah bambu untuk kabel.




Untuk memebuat dudukan, gunakan semen dan dicetak menggunakan ember kecil
dengan ketebalan semen antara 7-10cm.



Tambahkan ukiran-ukiran supaya menambah kecantikan lampu hiasnya, setelah
semuanya jadi lakukan pengecatan ulang menggunakan cat poxy clear agar bambu
semakin mengkilap.



Dan yang terakhir lengkapi dengan kabel dan lampu



Kerajinan lampu hisnya pun siap dipasarkan

2. Kerajinan tangan vas bunga dari bambu


kerajinan tangan dari bambu memang banyak jenis nya dan kali ini saya akan berbagi cara
bagaimana cara pembuatan vas bunga berbahan bambu yang unik dan cantik.
Alat dan bahan :


Bambu yang sudah kering



Piloks



Gunting



Kertas gosok




selotif bening



Silet

Langkah kerja :


Siapkan semua alat dan bahan



Potonglah bambu miring diatasnya



Gosoklah bambu menggunakan kertas gosok sampai bambu berwarna cream




Setelah itu balutlah bambu yang sudah di gosok dengan selotif bening sampain
keseluruhan bambu tertutupi.



Gambar motif yang diinginkan



Ukirlah motif yang telah digambar tadi menggunakan silet, sehingga bagian yang ingin
dicat terlepas dari bambu.



Catlah menggunakan cat filoks sesuai dengan warna yang diinginkan.




Diamkan hingga beberapa menit sampai catnya benar-benar kering.



Lepaslah selotif yang masih tertinggal dibagian bambunya.



Selesai dan selamat mencoba

Tidak serumit yang dibayangkan bukan?
3. kotak pensil dari bambu

membuat barang yang satu ini tidak harus terpaku pada bhan plastik atau[un kaleng yang banyak
dipasaran tapi juga untuk anda yang ingin mempunyai sesuatu yang beda dari yang lain anda bisa
membuat pensil untuk anak-anak anda dengan berbahan pokok dari bambu, nah disisni saya akan
pengetahuan tentang kerajinan tangan dari bambu yaitu membuat kotak pensil yang menarik.
Alat dan bahan :



bambu kering sebagai bahan utama



gergaji



penggaris dan bolpoin



lem fox



pisau




amplas



pitur kayu atau cat mengkilap



kulit batang pisang

langkah kerja :



ambil sebatang bambu kemudian haluskan tiap bakunya dengan menggunakan pisau



potong kira2 dengan ketinggian 20cm, tapi untuk pemotongan lakukan diatas buku
bambu (di ukur dari buku bambu pertama)




haluskan bagian potongannya menggunakan pisau atau amplas



lalu beri dan buat pola yang akan dililit tali



selanjutnya tambahkan lem sebagai perekat



setelah itu lilitkan talinya, tunggu beberapa menit sampai benar-benar kering



agar warnanya lebih indah beri tambahan cat warna sesuai selera anda




selesai dan selamat mencoba

4. Bingkai cantik dari bambu

bingkai atau figura memang sudah tidak asing lagi bagi kalian untuk yang muda, tua bahkan
anak-anak sekaligus pu, tapi untuk saat ini saya akan berbagi cara untuk membuat kreasi bingkai
dari bambu agar terlihat lebih klasik.
Langkah kerja :


ambil bambu yang cukup tua dan memiliki ruas buku yang agak panjang



potong bambu sesuai dengan ukuran poto yang akan anda gunakan, lalu potong bambu
yang masih bulat dengan gergaji



belah menjadi empat sama besar dan lebar



haluskan tiap belahan dengan menggunakan pisau raut



Amplas bambu dengan halus, supaya hasilnya lebih memuaskan



Beri sedikit kesan garis diukur dari 1cm ambil pisau yang berujung tajam tancapkan
ujung pisau dan ketukan sedikit kayu pada pisau, lalu congkel angkat dan tarik. Maka
anda akan mendapatkan garis lurus pada bambu



Potong setiap ujung bambu kira0kira 90 derajat, bisa digunakan dengan menggunakan
garis diagonal lantai rumah anda



Sambung keempat sudut bambu, gunakan satu biji isi setepler dan ketok dengan palu
kecil



Beri sentuhan warna untuk bambu dengan dicat, warnanya sesuai yang anda inginkan dan
untuk menambahkan keindahan bingkai anda gunakan manik manik yang anda sukai



Dan selesai

Ternyata tumbuhan bambu ini memiliki daya seni yang dapat banyak sekali di kreasikan, biarpun
sederhana tetpai kerajinan dari bahan bambu ini memiliki nilai yang lebih mahal sebab akan
terlihat lebih langka dan klasik sehingga tidak salah banyak orang yang menggemari kerajinan
yang satu ini.
Baca artikel lainnya : Cara Membuat Kerajinan Tangan Dari Koran Bekas
Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi anda untuk selalu berkreasi menciptakan
peluang-peluang bisnis,
Selamat mencoba.

Kerajinan Dari Bambu - kerajinan tangan dari bambu memang salah satu favorit. Bambu
merupakan sebuah benda yang serbaguna karena selain dapat sebagai bahan membuat rumah dan
bermacam-macam perabot, bambu juga dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Ada banyak ide yang dapat kita manfaatkan untuk mengolah bambu
menjadi bermacam-macam benda. [wp_ad_camp_2]

Ide Kerajinan Tangan Dari Bambu
Pada artikel yang lalu, kita telah membahas tentang kerajinan tangan dari batok kelapa serta
kerajinan tangan dari kardus bekas. Kali ini kita akan membahas tentang kerajinan tangan dari
bambu, nah jika anda sedang berniat membuat kerajinan tangan dari bambu namun kehabisan
ide, anda bisa melihat-lihat beberapa gambar kerajinan tangan dari bambu yang kami sajikan
berikut ini, semoga menginspirasi. Ini dia!
Beberapa Contoh Hasil Kerajinan Bambu

1. Tudung Saji dari Anyaman Bambu
Salah satu hasil kerajinan tangan dari anyaman bambu adalah tudung saji. Anda dapat membuat
anyaman dari bambu dan kemudian merangkainya seperti gambar dibawah ini, namun jika sulit,
anda bisa membuat tudung saji yang lebih sederhana.

2. Hiasan Gantung dari Bambu
Anda dapat membuat hiasan gantung dari bambu. Hiasan ini akan berbunyi jika ada angin
menghempas ataupun orang yang menyenggolnya. Dibawah ini adalah contoh hasil karya hiasan
dinding dari kerajinan bambu.

3. Patung/Miniatur dari Bambu
Selain hiasan gantung anda dapat juga berkreasi membuat miniatur atau patung dengan bambu.
Anda bisa melihat contohnya dibawah ini, unik sekali bukan
4. Tudung Lampu Hias dari Bambu
Siapa sangka tudung lampu hias berikut ini merupakan salah satu hasil kerajinan dari bambu.
Coba lihat gambar dibawah ini, cantik bukan. Hiasan ini cocok untuk rumah yang mempunyai
model klasik atau natural.

Baca ini: Tips Agar Pohon Rambutan Berbuah Banyak dan Lebat

5. Miniatur Kapal
Kalau untuk contoh dibawah ini, hasil karya dibawah menurut tim KlikPintar adalah sebuah
mahakarya. Anda dapat belajar membuat kapal anda sendiri dengan menggunakan bambu, untuk
awal anda bisa mencoba membuat kapal yang sederhana dulu, karena miniatur kapal seperti
gambar dibawah sangat membutuhkan ketelatenan, kreatifitas, dan kesabaran yang tinggi.

Itulah beberapa contoh hasil kerajinan tangan dari bambu yang dapat anda contoh sebagai
inspirasi kerajinan tangan anda, jika anda kurang puas dengan gambar - gambar kerajinan bambu
diatas, berikut galeri gambar tentang kerajinan dari bambu yang indah dan unik.
Galeri Gambar Kerajinan Dari Bambu yang Menarik

Contoh Hasil Kerajinan Anyaman Bambu

Hasil anyaman bambu tidak hanya memiliki sekedar fungsi praktis tetapi juga memiliki fungsi
estetis. Dengan kreativitas banyak tercipta berbagai karya dari anyaman bambu yang telah dibuat
oleh masyarakat. Bentuk yang unik membuat anyaman bambu bisa juga dijadikan aneka ragam
souvenir baik sebagai oleh-oleh khas daerah dan juga souvenir pernikahan. Berikut ini adalah
berbagai kerajinan dari anyaman bambu yang memiliki nilai estetika dan juga nilai jual yang
tinggi.
Aneka Tempat Tisu dar Anyaman Bambu

Ayaman bambu bisa dibuat berbagai souvenir yang memiliki nilai estetis. Dengan membuat
tempat tisu unik dari anyaman bambu kamu bisa mendapatkan pendapatan tambahan dengan
menjualnya untuk dijadikan penghias ruangan dengan meletakan di meja tamu. Berikut ini
adalah berbagai model tempat tisu yang terbuat dari anyaman bambu.

Artikel Terkait : Kerajinan Tangan dari Kain Flanel Sederhana dan Mudah Dibuat

Sumber Gambar : handicraftunik.wordpress.com

Sumber Gambar : pengerajinbambu.blogspot.com

Aneka Lampu Hias dari Kerajinan Anyaman Bambu

Anyaman dari bambu bisa dibuat berbagai lampu hias yang unik dan mempunyai daya pikat
tersendiri untuk dijadikan sebuah aksesoris untuk mempercantik tampilan ruangan kamu. Bila
kamu mendesain ruangan kamar atau ruangan kerja kamu dengan tema tradisional kamu wajib
menambahkan lampu hias dari anyaman bambu ini.

Sumber Gambar : esaartgallery.blogspot.com

Aneka Kerajinan dari Anyaman Bambu

Anyaman bambu memang tidak ada habisnya untuk dibuat berbagai kerajinan tangan yang
memiliki nilai guna dan juga nilai seni yang tinggi. Contoh sederhananya ada pada gambargambar kerajinan dari anyaman bambu dibawah ini.

Cara Membuat Anyaman Bambu

Bila kamu tertarik membuat kerajinan tangan dari bambu mungkin kamu bisa mulai belajar
membuat anyaman bambu yang sederhana. Selain bisa dipakai untuk keperluan sendiri kamu
juga bisa menjual anyaman tersebut dengan harga yang lumayan. Berikut ini adalah langkahlangkah membuat anyaman dari bambu.


Langkah pertama untuk membuat anyaman dari bambu tentu kamu harus
menyiapkan bahan utamanya yaitu bambu. Pilihlah bambu yang sudah
matang tapi jangan pilih bambu yang terlalu tua, karena akan susah dibentuk
menjadi kerajinan tangan. Sedangkan bila kamu menggunakan bambu yang
masih muda akan susah juga karena masih banyak memiliki serat bamb yang
tajam.



Selanjutnya ketika memilih bambu yang akan ditebang perhatikanlah ruas
bambu. Pilihlah bambu yang memiliki ruas yang saling sejajar.



Setelah bahan baku bambu tersedia persiapkanlah alat-alat yang akan
digunakan untuk membuat anyaman dari bambu seperti gergaji, pisau surut,
paku ukuran kecil dan juga parang.
Setealah semua bahan dan alat tersedia semua saatnya untuk memulai
membuat anyaman bambu ini. Sebagai langkah awal dalam belajar membuat
anyaman, kamu bisa membuat kerajinan tangan sederhanan seperti kipas,
dan juga bilik anyaman.



Untuk membuat anyaman kita harus membelah bambu secara singkron
dengan buku-bukunya. pangkas dengan rapi menggunakan parang atau bisa
juga menggunakan gergaji.



setelah bambu terpotong rapi, keringkan bambu di bawah sinar matahari
secara langsung. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan air yang
ada pada bambu. Jemur beberapa hari sampai bambu benar-benar kering.



Setelah bambu sudah kering dan sudah tidak mengandung air lagi, belah
bambu menjadi 2. Belahlah bambu secara vertikal sehingga kamu bisa
mendapatkan lekukan bambu yang konkaf.



raut potongan bambu memakai pisau yang tipis dan tajam, lalu rautlah
bambu dengan menjadi beberapa potongan tipis dengan hati-hati. Jangan
sampai rautan bambu terlepas di tengah jalan.



jika semua sudah siap langkah selanjutnya adalah menganyam. Kunci dari
membuat anyaman adalah memiliki ketrampilan dasar dalam menganyam
bambu. Selain itu kamu harus memiliki ketekunan serta keuletan dalam
membuat anyaman bambu ini.



Selanjutnya kita masuk pada proses menganyam bambu. Siapkan dua helai
potongan bambu, satu bambu menghadap ke daging, yang satunya lagi
menghadap ke kulit.



Setelah itu siapkan sumbu anyaman berupa satu helai potongan bambu yang
panjang. Sumbu satunya baiknya menggunakan ukuran zig-zag, hal ini
bertujuan untuk mempermudah dalam menganyam bambu lebih mudah
untuk dibalik.



Buatlah sebuah sudut anyaman dengan cara menyilangkan kembali anyaman
loka sebaliknya. Setelah itu lipat irisan bambu agar sejajar dengan bagian
sumbu bagian tengah.



Untuk hitungan pada anyaman sebaiknya menggunakan hitungan satu tiga
satu. Hitungan anyaman ini yang paling sederhana dalam membuat sebuah
anyaman.

Ragam hias
Ragam hias di Indonesia sangat kaya dan memiliki banyak ragam. Ragam hias
melambangkan makna bagi tertentu bagi masyarakat pemakainya. Ragam hias
biasanya digunakan pada bangunan rumah, pusaka, perhiasan, pakaian, peralatan
rumah tangga, serta alat-alat untuk keperluan adat dan upacara. Ragam hias
memiliki makna dan fungsi yang berbeda dan memiliki arti simbolik seperti, dapat
menangkal roh-roh jahat, memberikan keberkahan, dan sebagai simbol pangkat
atau kedudukan dalam masyarakat. Namun saat ini ragam hias tersebut berfungsi
sebagai hiasan saja.

Motif ragam hias dua dimensi dapat diterapkan pada benda kerajinan anyaman,
ukiran maupun bagian dari sisi bangunan rumah tradisional. Pada ragam hias yang
bersifat tiga dimensi dijumpai pada barang-barang rumah tangga dan kerajinan
tangan. Ragam hias ini muncul dalam bentuk dasar yang sama seperti bentuk flora,
fauna, manusia dan bentuk geometris. Proses pembuatan ragam hias ini dapat
dilakukan dengan cara memahat, menganyam, dan pengecatan. Bahan-bahan yang
digunakan dapat berupa kayu, batu, bambu, rotan, mendong atau pandan.
A. Jenis-jenis ragam hias
Jenis ragam hias yang terdapat di Nusantara antara lain ragam hias flora, fauna,
figuratif, dan geometris seperti di bawah ini.


Ragam hias flora. Bentuk ragam hias flora dapat dijumpai pada sebagian
besar daerah di Nusantara. Jenis motif ragam hias flora merupakan
pengembangan dari bentuk aslinya yang diwujudkan dalam bentuksulursuluran.



Ragam hias fauna. Bentuk ragam hias fauna pada umumnya mengalami
perubahan bentuk atau gaya. Motif ragam hias fauna diambil dari jenis yang
ada di daerah setempat sebagai ciri khasnya. Beberapa jenis fauna tersebut
antara lain kupu-kupu, burung, gajah, kadal, dan ikan.



Ragam hias figuratif (manusia). Bentuk ragam hias figuratif pada umumnya
sudah mengalami perubahan bentuk yang digayakan. Karakter dari
bentuknya disesuaikan dengan tema dan tujuan tertentu seperti untuk
mendapatkan keselamatan, kekuatan, dan keberkahan.



Ragam hias geometris. Bentuk ragam hias geometris merupakan
pengembangan bentuk dasar-dasar geometris seperti lingkaran, segi tiga,
segi empat, segi lima, belah ketupat dan bentuk bebas. Motif bentuk
geometris dapat di buat dengan cara menggabungkan bentuk-bentuk
geometris ke dalam satu motif ragam hias.

B. Pola ragam hias
Pola ragam hias adalah hasil susunan dari suatu aturan tertentu dalam bentuk dan
komposisi tertentu. Penempatan pola ragam hias tergantung dari tujuan. Beberapa
bentuk pola ragam hias tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok,
memusat, bidang beraturan, komposisi, dan pengulangan.



Pola Simetris. Pola simetris terbentuk dari susunan motif-motif ragam hias
yang memiliki keseimbangan dan bentuk yang sama dalam susunannya.



Pola a-simetris. Pola A-simetris terbentuk dari komposisi yang tidak
berimbang namun masih terlihat proporsi, komposisi dan kesatuan yang
harmoni.



Pola ragam hias tepi. Pola ragam hias tepi bentuknya berupa pengulangan
dari bentuk sebelumnya dan digunakan untuk menghias bagian tepi pada
bahan tertentu.



Pola ragam hias menyudut. Pola ragam hias menyudut membentuk pola segi
tiga dan umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan
disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada



Pola ragam hias gabungan. Pola ragam hias memusat bentuk coraknya
berdiri sendiri. Pola ragam hias ini gabungan dari beberapa ragam hias dan
membentuk ragam hias baru.



Pola ragam hias beraturan. Pola ragam hias beraturan terbentuk dari bidang
dan corak yang sama. Susunan polanya merupakan pengulangan dari bentuk
sebelumnya dengan ukuran yang sama.



Pola ragam hias tidak beraturan. Pola ragam hias tidak beraturan merupakan
sebaran dari beberapa motif yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi
dan komposisi yang seimbang.

C.
Alat
dan
bahan
Alat yang digunakan bisa menggunakan ukuran berbeda tergantung dari besar
kecilnya ragam hias yang digunakan.


Pahat. Pahat memiliki mata bentuk lurus dan melengkung. Pahat digunakan
untuk membuat torehan atau pahatan pada media kayu atau batu.



Palu kayu. Palu digunakan untuk memukul pahat yang sudah diberi sketsa
ragam hias. Proses pemukulannya disesuaikan dengan kedalaman ukiran
yang akan dibuat.



Kuas. Kuas digunakan untuk pemberian warna pada media kayu, batu,
keramik, dan logam.



Politur. Politur adalah pelapis dengan warna natural yang penggunaanya
dilakukan dengan kuas maupun di semprot.



Cat kayu/besi. Cat digunakan untuk memberi efek warna dari ragam hias
yang dibuat. Cat kayu/besi dapat bertahan lama dan ragam hias akan lebih
indah dan menarik.

Bahan :


Kayu/papan. Media kayu atau papan dapat berupa kayu papan atau
batangan.



Batu. Berbagai macam batu dapat digunakan sebagai media untuk
menggambar ragam hias. Pilihlah batu yang memiliki permukaan rata agar
lebih mudah mengaplikasikan ragam hias.

D. Teknik penerapan ragam hias
Secara teknis pelakuan yang dilakukan pada masing-masing bahan berbeda-beda,
ada yang menggunakan teknik ukir, cor, dan pengecatan.

1. Teknik ukir
Teknik ukir merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara membentuk dan
mengurangi bahan yang diukir dengan menggunakan Pperalatan ukir, yaitu pahat
ukir. Jenis bahan yang dapat digunakan dalam teknik ukir dapat berupa bahan dari
kayu. Kayu yang sudah diberi ragam hias kemudian diukir sesuai dengan pola yang
sudah ditentukan. Proses mengukir anatara lain sebagai berikut :


Membuat desain/gambar yang digunakansebagai panduan untuk mengukir



Menempelkan desain pada media ukir (kayu) dan kemudian mengukirnya.



Mengamplas/menghaluskandan kemudian memberi pelitur/pernis.

2. Teknik Cor
Teknik cor merupakan pembuatan karya seni rupa dengan menggunakan cetakan
atau dicor. Bahan terlebih dahulu dicairkan, kemudian di tuangkan ke dalam
cetakan. Teknik cor umumnya menggunakan bahan-bahan bubuk gips, tanah liat
dan logam. Bahan-bahan tersebut ada yang menggunakan air sebagai bahan
tambahannya dan ada yang menggunakan proses pemanasan/ pembakaran seperti
logam.

Penggunaan teknik cor dilakukan dengan cara sebagai berikut:


Membuat negatif atau model yang akan dicetak



Membuat cetakan



Pembakaran



Pengecoran



Penyelesaian dengan cat dan pelapis vernis/melamin

Alat dan bahan:


Ember, Pengaduk dari kayu, Gips, Tanah liat, Air, Cetakan dari kayu/batako
(hebel), Cat besi/vernis

3. Teknik pengecatan
Teknik pengecatan merupakan pembuatan ragam hias dengan menggunakan cat.
Keindahan ragam hias dapat dijumpai pada rumah-rumah adat, dan barang-barang
hiasan. Ragam hias dengan motif tertentu terlihat dengan nuansa warna-warni yang
indah dengan perpaduan warna cat yang harmonis. Aplikasi motif ragam hias dapat
dilakukan dengan pengecatan pada bahan kayu, batu, maupun besi. Bahan-bahan
tersebut terlebih dahulu dibuat ragam hiasnya kemudian dilakukan pengecatan
sesuai dengan pola ragam hiasnya.
Alat dan bahan : Kuas, palet cat, pensil, cat minyak/akrilik, kayu/triplek

KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Teori
Ragam hias untuk sesuatu benda pada dasarnya merupakan sebuah pedan dan
make up yang diterapkan guna mendapatkan keindahan atau kemolekan yang
dipadukan. Ragam hias itu berperan sebagai media untuk mempercantik atau
menggunakan suatu karya (Soegeng, 10:1987).

Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil bambu
yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir bambu dan menganyam. Mengukir
adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda
yang diukir.
Ditinjau dari kegunaan, bambu dapat golongkan sebagai bahan pokok untuk
kerajinan. Jadi, tidak mengherankan jika negara- negara yang menghasilkan bambu
secara intensif telah mengadakan penyelidikan untuk kerajinan tangan dan industri
rakyat (Soedjono, 2:1994)
B.

Pengertian
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang
berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan
tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan
ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Arti yang lain ialah
usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi
dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara
Motif adalah pola, corak dalam suatu karya. Sedangkan bambu adalah tumbuhan
berakar serabut yang batangnya beruas- ruas, keras dan tinggi.

C. Kutipan Pembahasan
Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan
menciptakan

dengan

dasar

kinerja

psychomotoric-skill.

Maka,

Keterampilan

Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda pakai
dan atau fungsional berdasar asas form follow function.
1. Teknik
a. Teknik Ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu
maupun bambu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir
adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda
yang diukir.
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu
banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan bendabenda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris,
seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran
b.

tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Teknik Anyam
Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lainlain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat

benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya,
seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain.

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Motif Wajit
Motif Siku-siku
Motif Daun-daunan
Motif Garis-garis
Motif Burung-burungan
Motif Pucuk rebung
Motif Kelopak Bunga
Motif Gabungan Bunga dan Siku

2. Beberapa sifat garis
lengkung/ lentur : kelelahan, kesusahan
l
: memberi kesan ketenanga, istirahat, diam
diagonal
: peperangan, kebencian, kebingungan
: kemerdekaan/ kebebasan absolut
gan berirama
: menggembirakan, berirama molek
al
: perputaran, kelahiran, berpusat
: stabil, kemuliaan, kokoh/ tegar
l Berirama
: kemalasan, bersenandung
: letupan, letusan, spontan, permusatan
: bergerak, labil
: kegairahan, semangat
: semuanya, kebangkitan, menerjang ke atas
mengecil
: perluasam, pelebaran, tebal
terbalik
: berat, menyerang
: berkekuatan, berbobot, tegar
n memusat
: gembiran, mengembang
an kubah
: kekerasan, berat, kekuatan
uk
: semuanya, olakan kertas, kebangkitan
an Gothik
: meninggi, keagamaan
gan mengembang : ceria, fantastis, kegembiraaan

3. Motif- motif Ukir di Pulau Jawa dan Bali
a. Motif Semarang
Bentuk ukiran daun motif Semarangan ini menunjukkan kekhasan ke-Jawaannya. Alur melengkung yang serba kelembutan ini sebagai simbol cermin
kehidupan masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi etika kesopanan dalam
berbagai segi kehidupan. Etika kesopanan masyarakat Jawa misalnya mengenai
unggah ungguh yang berarti merupakan adab kesopanan dalam hubungannya
dengan tatakrama terhadap orang tua, menghormati orang yang lebih tua, serta
adanya toleransi dalam berbagai segi kehidupan. Cermin tersebut dapat
divisualkan dalam bentuk karya seni ukir yang mengutamakan kelembutan
bentuk karya. Masyarakat Jawa yang menghormati sesama maupun hubungan
bangsa dan orang lain ini, secara alamiah dapat memunculkan kelembutan yang
berupa relung-relung yang penuh dengan keanggunannya memunculkan bentuk
daun yang dikombinasi (campuran). Motif ini tak mengenal huruf kaku, yang ada
cuma keanggunan dan kelembutan. Gambar di atas dapat dicermati adanya
kelembutan yang dimulai dari pangkal sampai dengan ujungnya kemudian di
padu dengan daun-daun yang menempel tumbuh di kiri dan kanan daun
pokoknya.
b.

Motif majapahit

Motif Majapahit merupakan salah satu motif ukiran tradisional yang telah
berkembang di Jawa khususnya atau Nusantara pada umumnya. Secara garis
besar motif Majapahit mempunyai ciri-ciri yang dapat dibagi menjadi dua yaitu
ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.
Ciri-ciri umum: Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk
melengkung cembung dan cekung. Dengan kata lain motif Majapahit mempunyai
ciri-ciri secara umum mempunyai bentuk campuran antara yang cembung dan
cekung.
Ciri-ciri khusus:
1.

Angkup, motif Majapahit mempunyai bentuk yang disebut dengan angkup.
Angkup pada motif ini berbentuk cekung dan berikal. Bentuk ini terdapat pada
bagian atas sedangkan pada ujung angkup terdapat ikal sebagai akhir dari

2.

angkup tersebut.
Jambul Susun, merupakan salah satu ciri khas yang ada pada motif Majapahit.
Jambul Susun terletak pada muka daun pokok dengan pengulangan bentuk yang
berkali-kali. Sesuai dengan namanya Jambul Susun ini bentuknya tersusun

3.

secara berulang-ulang di depan agak ke atas pada daun pokoknya.
Daun Trubus, pada motif Majapahit ini kebanyakan tumbuh di atas pada daun
pokok. Trubus yang terdapat di atas ini jumlahnya juga mengalami pengulangan

4.

secara berkali-kali dengan jumlah yang tergolong banyak.
Simbar, berbentuk seperti Simbar yang terdapat pada motif ukiran lainnya.
Simbar juga berfungsi sebagai penambah keindahan saja. Bentuk ini memang
bukanlah bentuk inti pada motif Majapahit. Simbar hanyalah sebagai pelengkap
atau untuk sarana penunjang estetika. Biasanya terletak pada bagian pangkal

5.

depan dari daun pokok.
Benangan, motif ini kadang-kadang mempunyai benangan rangkap di samping
juga terdapat benangan garis. Benangan ini terdapat pada daun pokok bagian
depan dimulai dari pangkal mengikuti alur lengkungan daun pokoknya menuju

6.

dan berakhir pada ulir/ukel.
Pecahan, seperti halnya pada motif yang lain, pecahan pada motif Majapahit
mempunyai dua jenis pecahan yaitu pecahan garis yang menjalar pada daun
pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran. Sehingga

c.

bentuk Pecahan ini dapat menambah keindahan dan kecantikan pada ukiran.
Motif Bali
Motif Bali merupakan salah satu jenis motif ukiran tradisional yang
berkembang di Nusantara. Motif ini seperti halnya motif tradisional yang lain,

erat hubungannya dengan pemberian nama-nama kerajaan yang terdapat pada
wilayah tersebut. Motif Bali adalah motif ukiran yang diduga merupakan
peninggalan

raja-raja

atau

kerajaan

yang

telah

mengalami

kemajuan

kebudayaan pada jaman itu. Motif Bali ini bentuknya lemah gemulai, berirama
dengan

gayanya

yang

luwes,

agung

dan

berwibawa,

seolah-olah

menggambarkan kepribadian sang raja dan masyarakatnya.
Motif Bali ini mempunyai beberapa ciri khas, yang dapat dipilah menjadi dua
macam cirri khas yaitu yang bersifat umum dan yang bersifat khusus.
Ciri-ciri umum: Motif Bali mempunyai semua bentuk ukiran daun, bunga dan
buah yang berbentuk cembung dan cekung. Hal ini dapat dikatakan bahwa motif
Bali adalah motif campuran yang mempunyai perpaduan bentuk antara cekung
dan cembung.
Ciri-ciri khusus:
1.

Angkup pada motif Bali seperti halnya pada motif lainnya, mempunyai bentuk

2.

yang berikal pada ujungnya.
Sunggar ini hanya terdapat pada motif Bali saja. Bentuk sunggar ini tumbuh

3.

dari ujung ikal benangan pada daun pokok.
Endong pada motif ini adalah daun yang tumbuh dibelakang daun pokok,

4.

seperti halnya ending yang terdapat pada motif Pejajaran dan motif Majapahit.
Simbar pada motif Bali seperti yang terdapat pada motif Pejajaran dan motif
Majapahit dengan bentuk yang khas pula. Simbar berada di depan pangkal daun
pokok mengikuti bentuk alurnya, sehingga dapat membentuk keserasian secara

5.

keseluruhan pada motif ini.
Daun Trubus yang tumbuh pada motif ini tumbuh pada bagian atas dari daun

6.

pokok melengkung merelung yang membentuk dengan indahnya.
Benangan pada motif ini bentuknya khusus atau khas. Benangannya berbentuk
cembung dan miring sebagian. Benangan ini tumbuh melingkar sampai pada

7.

ujung ikal.
Pecahan ini seperti halnya pada motif-motif yang lain, mempunyai pecahan
garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada
ukiran daun patran, sehingga dapat menambah keserasian dan indahnya bentuk
ukiran.

d.

Motif Jepara

Ciri- ciri umum dan khusus ialah Bentuk –bentuk ukiran daun pada motif ini
berbentuk segitiga dan miring. Pada setiap ujung daun biasanya terdapat bakal
bunga ataupun buah dengan bentuk melingkar. Bentuk lingkaran ini tidak hanya
tunggal, tetapi bentuknya lebih dari satu atau bertingakat. Lingkaran pada
pangkal lebih besar, semakin ke ujung semakin mengecil. Ada juga bakal bunga
atau buah berbentuk lingkaran besar yang dikelilingi beberapa lingkaran kecil.
Bentuk motif:
1.

Daun Pokok, motif ini mempunyai corak tersendiri, yaitu merelung-relung dan
melingkar.

Pada

penghabisan

relung

tersebut

terdapat

daun

yang

menggerombol. Bentuk ukiran daun pokok merelung-relung ini bila diiris
2.

berpenampang prisma segitiga.
Bunga dan buah adalah pada motif Jepara ini berbentuk cembung (bulatan)
seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol.
Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau
terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya,sedangkan bunganya

mengikuti bentuk daunnya.
3. Pecah, pada motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk
daun, sehingga tampak seperti sinar.
4. keterangan: Ukiran motif Jepara ini kebanyakan alas atau dasarnya dibuat tidak
begitu dalam,bahkan sering dibuat dengan dasar (tembus), ukiran ini sering
disebut ukiran krawangan atau ukiran dasar tembus. Ukiran motif Jepara ini
sering dipakai untuk menghias barang-barang kerajinan.

e.

Motif Yogyakarta
Motif

Yogyakarta

ini

merupakan

motif

khas

tradisional

Jawa

yang

menggunakan nama kerajaan yang berkembang di wilayah tersebut. Kerajaan
Ngayogyakarta yang masih tetap eksis sampai saat ini, walaupun sekarang
menjadi salah satu wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Kerajaan
Yogyakarta ini merupakan kelanjutan dari kejayaan masa silam Kerajaan
Mataram Islam dengan hasil seni budayanya yang sangat maju, baik berupa ukir,
batik, keramik atau hasil budaya yang lain. Watak masyarakat Yogya mewakili
watak masyarakat Jawa pada umumnya yang mengutamakan nilai moral yang
tinggi berupa sopan santun, unggah ungguh dan budaya toleransi antar sesama,
gotong royong, saling menghormati sesama manusia yang cukup kental dalam
tata kehidupan kesehariannya.

Motif Yogyakarta ini terkenal dengan nama ukiran perak Yogya. Bentuk motif
ini mengambil contoh dari unsur daun pakis. Ukiran daun pokok berelung-relung,
lemah gemulai dengan bentuk daun cembung dan cekung yang tumbuh pada
relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan
indahnya. Bunga yang mekar ini memberikan simbol seorang gadis muda yang
sedang mekar-mekarnya dan melambangkan pula masa awal perkembangan
menuju suatu kemajuan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang
haruslah punya cita-cita yang tinggi untuk meraih masa depan yang cerah.

f.

Motif Surakarta

Motif Surakarta ini mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung
berirama seperti simbol yang terdapat pada masyarakatnya yaitu masyarakat
yang ramah, bersahabat dan menghormati orang lain. Di samping itu, bentuk
motif ini menggambarkan tipikal masyarakatnya terutama untuk wanita yaitu
digambarkan

dengan

lengkungan

yang

lemah

gemulai

dengan

kesantunan

dipenuhi
wataknya.

Bentuk ukiran daun motif Surakarta ini diambil dari relung daun pakis yang
menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung.
Berarti dapat dimasukkan dalam kategori motif ukiran yang mempunyai bentuk
stilasi daun campuran. Campuran maksudnya adalah stilasi daun yang ada di
motif Surakarta merupakan hasil perpaduan antara bentuk cekung dan
cembung. Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan
kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini
terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal
halus dan lemah gemulai, sehingga ukiran daun pada motif ini pun kelihatan
indah harmonis beserta simbol-simbol budaya yang menyertainya.

g.

Motif Pekalongan
Motif Pekalongan

mempunyai

bentuk

ukiran

daun

campuran,

yaitu

pencampuran antara bentuk daun yang cembung dan bentuk yang cekung.
Sebenarnya bentuk campuran dalam motif tradisional Jawa memang banyak
ditemukan, baik dari motif Pekalongan maupun motif tradisional yang lainnya,
1.

memang beberapa ada yang konsekuen dengan kekhasan bentuknya sendiri.
Benangan; Pada motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif Pejajaran.
Hanya pada beberapa bentuk kadang-kadang saja, benangan motif ini berbentuk

2.

daun.
Sunggar; Motif Pekalongan mempunyai Sunggar bersusun berbentuk cembung

3.

yang sama bentuknya dengan Angkup.
Pecahan; Pecahan garis terdapat pada daun pokok, sedangkan pecahan cawen
terdapat pada daun yang cekung. Sehingga kelihatan sekali perbedaannya
antara

pecahan

cembungnya.

garis

dengan

pecahan

cawen

jika

dilihat

dari

cekung

h.

Motif Pajajaran
Motif Pejajaran ini dapat ditinjau dari dua ciri yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri
khusus.
Ciri-ciri umum adalah mempunyai semua bentuk ukiran daun mulai dari daun
pokok, daun patran, daun trubus, bunga, buah dan sebagainya berbentuk
cembung (bulat).
Ciri-ciri Khusus

1.

Angkup

a)
b)
c)
2.

Motif Pejajaran ini mempunyai beberapa angkup yaitu:n
Angkup besar pada daun pokok
Angkup tanggung pada daun sedang
Angkup kecil pada daun trubusan keci
Cula; pada motif ini mempunyai bentuk tersendiri

3.

menghadap ke depan
Endong; Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan di belakang daun pokok

4.

yaitu

melengkung

dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong tersebar.
Simbar
Motif Pejajaran ini mempunyai simbar sebagai pemanis ukiran daun pokok
dengan bentuk yang khas pula.

5.

Benangan
Benangan pada ukiran daun pokok berbentuk timbul seperti tangkai yang
terdapat di muka ukiran daun pokok, sedangkan benangan garis terdapat pada
ukiran daun yang masih muda.

6.

Pecahan
Pecahan garis berfungsi sebagai pemanis, menjalar pada daun pokok, dan
pecahan cawen pada daun patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain,
terdapat pada motif ini.

i.

Motif Cirebon
Bentuk ukiran daun motif Cirebon ini berbentuk cembung dan cekung
(campuran). Corak motif ukiran ini ada yang berbentuk karang adapula yang
berbentuk awan, menyerupai ukiran Tiongkok. Ukiran corak ini kurang begitu
dikenal, karena ukiran ini kebanyakan hanya dipakai untuk hiasan bangunan
rumah saja.Untuk fungsi-fungsi yang lain memang jarang ditemukan, apalagi
yang hanya berfungsi sebagai hiasan semata, hampir sama sekali tidak dijumpai.
Kalaupun ditemukan hiasan di luar bangunan rumah, motif yang dijumpai
tersebut bukanlah murni motif Cirebon, tetapi motif pengembangan dari motif
Cirebon tersebut. Pencampuran yang semacam ini sudah tidak tergolong ke

dalam motif ukir tradisional Jawa, tetapi termasuk ke dalam motif modern atau
mungkin juga motif kontemporer.
BENTUK ANGKUP.
Motif Cirebon ini mempunyai angkup yang pada bagian ujungnya melingkari
ikal daun patran, yang tumbuh dimuka daun pokok. Motif ini memang
mempunyai bentuk angkup yang berbeda dengan bentuk angkup pada motifmotif tradisional lainnya. Bentuk ini bisa juga dikatakan sebagai bentuk kekhasan
pada motif Cirebon ini.
4. Fungsi Ukiran
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni
a.

ukir memiliki macam-macam manfaat antara lain:
Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak

b.

memiliki makna tertentu.
Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan

c.

berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga

d.

berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi

e.

sebagai pendukung sebuah bangunan.
Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu
benda.

Unsur estetika
Bambu memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan serta relatif murah
dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar
pemukiman pedesaan. Oleh karena bambu memiliki sifat-sifat yang baik maka
bambu dapat dijadikan alternatif pengganti kayu yang ketersediannya mulai
menipis. Jenis bambu yang memiliki peluang yang cukup besar adalah bambu
Tali (Giganthochloa apus BI. Ex (Schult.f.) Kurz) dan bambu Betung
(Dendrocalamus asper (Schult. F.) Backer ex Heyne) karena potensinya yang
cukup besar dan banyak ditemukan dilahan-lahan milik rakyat di pulau Jawa.
Untuk lebih dapat bersaing dengan bahan baku yang lainnya maka diperlukan
adanya peningkatan nilai estetika terhadap bambu. Dalam hal ini digunakan
teknik batik yang merupakan warisan nenek moyang sebagai benteng watak dan
kekuatan sosial budaya masyarakat Indonesia. Finishing batik dilakukan pada
anyaman bambu Tali dan bambu Betung yang masing-masing berukuran (30x30)
cm dengan 2 variasi bahan anyaman yaitu berbahan daging bambu dan
berbahan campuran daging dan kulit bambu pada setiap jenis bambu. Masingmasing anyaman diberi perlakuan pembatikan dan finishing dengan urutan kerja
yang berbeda dan penggunaan bahan finishing yang berbeda. Hasil dari

pengaplikasian bahan finishing yang berbeda tersebut akan dibandingkan secara
visual, kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat finishing-nya antara lain uji
ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga selama 1 jam
dan 24 jam, uji ketahanan terhadap pengasapan, dan uji ketahanan terhadap
uap air panas. Dari hasil penelitian yang dilakukan, urutan proses finishing yang
baik dengan teknik batik pada anyaman bambu adalah pengapian sesaat untuk
meghilangkan bulu-bulu halus serta kumbang penggerek perusak anyaman
bambu, pengampelasan untuk menghaluskan permukaan, pemalaman,
pewarnaan, penglorotan, pemberian sanding sealer, kemudian top coating.
Bambu Betung menghasilkan warna yang lebih gelap dibandingkan dengan
bambu Tali. Pada kulit bambu menghasilkan warna yang tidak bagus atau warna
yang dihasilkan tidak begitu jelas. Bahan finishing melamin, nitroselulosa, dan
aqua memiliki kelas finishing 10 untuk pengujian ketahanan lapisan finishing
terhadap bahan kimia rumah tangga selama 1 jam dan 24 jam, uji ketahanan
terhadap pengasapan dan dan uji ketahanan terhadap uap air panas selama 510 menit. Kadar padatan melamin lebih tinggi dibandingkan dengan nitroselulosa
maupun aqua. Bahan finishing aqua memiliki kadar padatan yang paling rendah
sehingga dapat dikatakan bahwa lapisan finising-nya tidak terlalu tebal atau
berifat porous sehingga asap maupun uap air dapat masuk kedalam celah-celah
lapisan. Teknik batik dapat diterapkan sebagai alternatif untuk meningkatkan
nilai estetika pada anyaman bambu.

Nilai Estetis Anyaman Rotan
Rotan merupakan bahan baku utama kerajinan, lebih tepatnya anyaman. Anyaman rotan.
Begitulah orang menyebutnya. Disebut anyaman sebab rotan dibentuk dengan cara dianyam,
disatukan dengan cara dililitkan sehingga setiap helai rotan membentuk sebuah anyaman
yang memiliki banyak ragam bentuk dan fungsi.
Fungsi Anyaman Rotan
Anyaman rotan dapat berfungsi sebagai hiasan semata atau dapat pula berfungsi sebagai
benda pakai. Namun, fungsinya memang lebih banyak pada nilai guna alias benda pakai.
Sebutlah tudung saji yang terbuat dari anyaman rotan, kursi goyang, kursi dan meja tamu,
ayunan bayi, tempat lampu hias, dan banyak lagi anyaman rotan lain yang memiliki nilai
fungsi. Bahkan, hulahop yang dipakai untuk olahraga pun terbuat dari rotan. Pemisah
ruangan yang terbuat dari rotan tidak hanya memiliki fungsi guna, tetapi memiliki fungsi
estetis.
Penjual Anyaman Rotan
Anyaman rotan banyak dijual di toko-toko pinggir jalan. Di Bandung, tepatnya di kawasan
Setiabudi, bisa kita jumpai banyak toko yang menjual aneka anyaman rotan. Bahkan, tempat
wig pun dibuat dan dijual di toko tersebut. Anyaman rotan memang tak lagi begitu diburu
oleh masyarakat sebab sudah mulai tergeser oleh produk-produk yang dianggap lebih
modern. Namun, produk industri rumahan ini tetap saja ada dan tetap bertahan hingga kini.
Seperti kita lihat di kawasan Setiabudi, Bandung, banyak benda-benda yang berasal dari rotan
dijadikan berbagai benda rumah tangga. Misalnya, perangkat kursi meja tamu, kursi makan,
kap lampu, pemisah ruangan, tempat buah-buahan, alas piring. Bahkan, permainan anak yang
saat ini sudah jarang atau susah ditemui dijual di tempat ini, yakni kuda-kudaan dari anyaman
rotan. Harganya bervariasi sesuai dengan jenis bendanya.

Lebih Awet
Barang-barang rumah tangga yang berasal dari anyaman rotan sesungguhnya akan lebih
tahan lama dibanding barang-barang rumah tangga yang terbuat dari busa atau bahan sintetis
lain, seperti sofa. Daya tahan anyaman rotan memang tak diragukan lagi sebab rotan memang
dikenal sebagai tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya tahan cukup lama.
Kursi-kursi atau meja yang terbuat dari rotan tentulah memiliki usia pakai yang relatif lebih
lama dibandingkan kursi-kursi modern zaman ini yang hanya mementingkan segi tampilan,
segi model dan desain saja. Benda-benda yang terbuat dari anyaman rotan bisa bertahan
hingga 20 tahun. Bahkan, lebih. Bergantung pula pada cara pakai dan pemeliharaannya.
Perawatan
Dalam memelihara benda anyaman rotan, sebaiknya cukup dilap dengan kain kering yang
bersih. Warna rotan akan semakin pekat jika mendapat penyinaran cahaya matahari secara
langsung. Warna putih kekuking-kuningan atau gading akan menjadi kuning kecokelatcokelatan dan akan menjadi lebih pekat jika rotan tersebut tersinari cahaya matahari, terlebih
di sore hari. Warna pekat inilah yang membuat anyaman rotan semakin indah dan disukai
oleh pemburu anyaman rotan.