Skripsi Irfan bab 4 5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Perbankan Indonesia
Tahun 1997/1998 merupakan tahun yang terberat dalam tiga puluh tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Diawali oleh krisis nilai tukar yang terjadi sejak semester II tahun 1997, kinerja perekonomian Indonesian menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Proses penyebaran krisis berkembang cepat mengingat tingginya keterbukaan perekonomian Indonesian dan kertergantungan pada sektor luar negeri yang sangat besar. Krisis tersebut kemudian berkembang semakin parah karena terdapatnya berbagai kelemahan mendasar di dalam perekonomian nasional, terutama di tingkat mikro. Bersaman dengan itu, pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang kurang efisien serta sistem perbankan yang rapuh menyebabkan gejolak nilai tukar berubah menjadi krisis utang swasta dan krisis perbankan (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 1998).
Sebagai langkah awal dalam rangka penyehatan di bidang perbankan penelitian akibat krisis ekonomi, pada tanggal 1 November 1997, setelah dilakukan penelitian dan pemeriksaan yang cermat oleh Bank Indonesia, pemerintah mencabut izin usaha bank yang dinyatakan insolven. Upaya tersebut semula dimaksudkan untuk memulihkan kepercayaan
(2)
kepada masyarakat, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya dimana kondisi tersebut telah ditanggapi negatif oleh masyarakat berupa penarikan dana secara besar-besaran dan pemindahaan dari bank mengalami kesulitan likuiditas sehingga banyak bank yang melanggar ketentuan giro wajib minimum. Sejumlah bank bahkan mengalami saldo negatif atas rekening gironya di Bank Indonesia.
Untuk menghindari dampak berantai terhadap bank-bank lain yang pada gilirannya menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap system perbankan secara keseluruhan. Maka Bank Indonesia menyediakan bantuan likuiditas (BLBI) kepada bank-bank.
Program rekapitalisasi perbankan telah diselesaikan pada akhir tahun 2000 dengan total obligasi yang telah diterbitkan pemerintah untuk program tersebut sebesar Rp 430,4 triliun. Meskipun program rekapitalisasi telah selesai, restrukturisasi perbankan terus berjalan secara konsisten untuk menyehatkan lembaga perbankan dan memperkuat ketahanan system perbankan itu sendiri. Program restrukturisasi yang telah dilakukan secara intensif sejak awal tahun 1998 mulai menunjukkan kontribusi yang cukup signifikan. Salah satunya terlihat pada peningkatan permodalan hampir diseluruh bank.
Untuk menciptakan perbankan yang sehat dalam menghadapi berbagai eksposur resiko yang semakin kompleks, Bank Indonesia secara khusus lebih menitik beratkan pada upaya pencapaian CAR minimum 8% pada akhir tahun 2001. dalam rangka pemenuhan modal minimum,
(3)
kebijakan yang diambil adalah meminta bank-bank untuk menambah setoran modal, menggabung bank melalui merger dan mencari strategi investor baru balok domestic maupun asing. Namun demikian bagi bank-bank yang setelah dilakukan upaya tersebut masih tidak mampu memenuhi ketentuan modal minimum diberikan alternatif terakhir untuk mengikuti Exit Policy. Seiring dengan upaya tersebut, dalam hal pemantapan ketahanan system perbankan Bank Indonesia juga menyempurnakan pola pengawasan bank yang mengacu pada 25 basel Care Principles for Effective banking Supervision, yang telah berlaku secara internasional (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2001).
Melanjutkan kebijakan pada tahun-tahun sebelumnya, kebijakan Bank Indonesia di bidang perbankan pada tahun 2002 tetap difokuskan pada upaya-upaya untuk mempertahankan program penyehatan lembaga dan program pemantapan ketahanan sistem perbankan. Berbagai kebijakan perbankan yang didukung oleh perbaikan-perbaikan pada indicator makro, berhasil mendorong perbaikan kinerja pada tahun 2002. Perbaikan tersebut tercermin dari meningkatnya dana pihak ketiga, permodalan dan terus berlangsungnya pemulihan fungsi intermediasi perbankan. Pemulihan fungsi intermediasi perbankan tercermin dari peningkatan penyaluran kredit, peningkatan LDR, perubahan komposisi aktiva produktif dan peningkatan pendapatan bunga kredit (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2002).
Kinerja perbankan tahun 2003 masih menunjukkan kecenderungan positif seperti ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan, LDR, permodalan dan profitabilitas serta stabilnya kualitas kredit. Selain itu, pengumpulan dana pihak ketiga terus menunjukkan
(4)
peningkatan. Hal ini sangat terkait dengan adanya jaminan pemerintah atas simpanan masyarakat melalui skim blanket guarantee. Perbaikan tersebut tidak terlepas dari membaiknya beberapa indicator ekonomi makro seperti menurunnya suku bunga, inflasi, dan menguatnya nilai tukar rupiah (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2003).
Seiring dengan membaiknya kondisi perbankan, maka tahap selanjutnya dari program rekapitalisasi adalah diinvestasi kepemilikan pemerintah. Selain ditujukan untuk mengurangi beban pemerintah dalam bentuk kupon obligasi, program divestasi juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi efisiensi dan kinerja perbankan secara keseluruhan. Pada tahap selanjutnya dalam mempertahankan kondisi perbankan yang terus membaik serta menegakkan prinsp kehati-hatian dalam praktek bisnis perbankan nasional, maka dirasakan perlu untuk menetapakan aturan main yang harus dipatuhi bersama.
Berbagai kebijakan yang telah dan akan ditempuh dapat berhasil apabila mendapat dukungan lingkungan perbankan yang lebih sehat dan kemampuan pengawasan otoritas perbankan dalam menjaga efektifitas aturan main yang telah disepakati. Kedua hal tersebut telah disadari sepenuhnya oleh Bank Indonesia sebagai Otoritas perbankan dengan menjadikannya sebagai agenda kebijakan selanjutnya. Saat ini, dalam skala yang lebih luas kebijakan perbankan Indonesia disatukan dan disempurnakan dalam satu wadah Arsitektur Perbankan Indonesia (API). API ini selanjutnya akan menjadi panduan arah dan rekomendasi kebijakan bagi pengembangan industri perbankan dalam jangka panjang.
(5)
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Statistik deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti berapa rata-rata, seberapa besar data-data bervariasi dan sebagainya. Tabel 2 menyajikan hasil analisis statistik deskriptif atas variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) yang berskala nominal yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER).
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Variabel N Rata-rata Std. Deviasi Minimum Maksimum MSDN (X1) CAR (X2) BOPO (X3) LDR (X4) OWNER (X5) ROA-(Y) 100 100 100 100 100 100 5,2356 21.6284 88,2695 157,0646 0,1600 2,0547 7,3813 20,6689 8,9831 697,3009 0.3685 2,8347 0,05 -47,10 70,32 16,06 0,00 -9,73 30,13 148,09 113,33 6077,76 1,00 24,62 Sumber : Olah data SPSS
Temuan dari hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-rata ROA yang terjadi pada profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta. Rata-ratanya ROA sebesar 2,0547. Rata-rata ini tergolong lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Pramono dan Syafitri (2004), menghasilkan rata-rata ROA sebesar 2,9025.
(6)
B. Pembahasan 1. Uji Normalitas
Uji Normalitas, untuk mengetahui apakah residual atau faktor pengganggu berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov bila nilai probalitas signifikansi > 0,05 maka distribusi datanya normal, dan sebaliknya jika besarnya nilai signifikansi < 0,05 maka distribusinya tidak normal.
Tabel 3. Hasil uji Normalitas
No Variabel K-5 Asymp. Sig Keterangan Distribusi 1 2 3 4 5 6 ROA (Y) MSDN (X1)
BOPO (X2)
CAR (X3)
LDR (X4)
OWNER (X5)
1,005 1,273 1,250 0,711 1,222 1,079 0,332 0,116 0,692 0,140 0,163 0,317 P>0,05 P>0,05 P>0,05 P>0,05 P>0,05 P>0,05 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Sumber : Olah data SPSS
Melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada tabel 3, diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai asymp signifikan diatas 0,05 hal ini berarti bahwa seluruh variabel berdistribusi normal.
2. Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4 yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan tidak terjadi multikolinearitas pada variabel independen, karena besaran VIF (Variant Inflation Factor) untuk semua variabel lebih kecil dari 5 (Santoso,2001:357).
(7)
Tabel 4. Uji Multikolinearitas
Variabel VIF TOL
MSDN (X1) 2,233 0,448
CAR (X2) 1,032 0,969
BOPO (X3) 1,036 0,956
LDR (X4) 1,036 0,965
OWNER (X5) 2,208 0,453
Sumber : Olah data SPSS
Setelah dilihat dari tabel 4 diatas, maka dapat dikemukakan bahwa model estimasi yang digunakan adalah tidak terjadi multiklonearitas. Ini dapat dilihat dari beberapa variabel diatas yang menunjukkan nilai VIF tidak melebihi 5 (Santoso, 2001:357).
b. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi yang menggunakn Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 5 yang menunjukkan tidak terjadi gejala autokorelasi pada variabel dependen, karena nilai DW sebesar 1,920 berada dibawah +2 (Singgih Santoso, 2001 : 61).
Tabel 5. Uji Autokorelasi
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std Error the Estimate
Durbin-Watson
1 0,668 0,447 0,417 2,1643 1, 920
(8)
c. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan uraian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika uraian dari residual antara pengamatan satu dengan pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya gejala heterokedastisitas maka salah satu cara yang digunakan adalah dengan metode park test (menurut Santoso:2002:75).
Tabel 6. Uji Heterokedastisitas
Variabel Penelitian Nilai Park Test MSDN (X1)
CAR (X2) BOPO (X3)
LDR (X4) OWNER (X5)
0,066 0,062 0,236 0,399
-Sumber : Olah data SPSS
Berdasarkan tabel 6 dengan menggunakan park test, dapat dilihat bahwa untuk masing-masing variabel bebas yaitu X1: 0,066, X2: 0,062, X3: 0,236, X4: 0,399 X5 : - berada di atas nilai 0,05 maka bebas dari unsur heterokedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
(9)
Pengolahan data dilakukan melalui perangkat komputer dengan menggunakan program SPSS. Terhadap data-data variabel yang mempengaruhi ROA bank yang go public di Bursa Efek Jakarta. Adapun hasil analisis regresi dapat di lihat pada tabel 7.
Table 7. Hasil Analisis Regresi
Variabel Koefisien Regresi
Standar Error
Beta t hitung Signifikan t
Constant 6,717 2.263 - 2,969 0,004
MSDN 0,008897 0,044 0,023 0,202 0,840
CAR 0,08286 0,11 0,604 7,750 0,000
BOPO -0,0733 0,25 -0,232 -2,960 0,004
LDR -0,000362 0,000 -0,089 -1,140 0,57
OWNER 0,175 0,877 0,023 0,200 0,842
F hitung 15,166 Sig F 0,000 R2 0,447
Adjusted R2 0,417
Durbin-Watson 1,920 Sumber : Olah data SPSS
Dari tabel 7 di atas diperoleh model regresi linear berganda dengan periode pengamatan tahun 2001 sampai tahun 2005 sebagai berikut : ROA = 6,717 + 0,008897 Sig MSDN + 0,08286 Sig CAR – 0,0733 Sig
(10)
Hasil uji analisis regresi berganda dapat ditunjukkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Hasil Uji F
Uji signifikansi pada tingkat 5% yang dilakukan menunjukkan bahwa signifikansi F=0,000 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga H0
ditolak, artinya ada pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen, artinya bahwa antara ukuran pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004). Dimana hasilnya juga menunjukkan kelima variabel independen di atas berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu ROA.
2). Uji R2
Koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan oleh angka R
square adalah hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi. R2 berguna
untuk mengukur besarnya prosentase andil variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 dari penelitian ini adalah 0,447%,
artinya bahwa perubahan (ROA) dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu ukuran pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank sebesar 44,7%. Sedangkan sisanya sebesar 55,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
(11)
3) Uji t
Dalam pengujian koefisien regresi secara parsial yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara terpisah terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
1. Variabel pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,202
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,840 > 0,05 maka H0
diterima atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara
parsial variabel MSDN tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
2. Variabel kecukupan modal (CAR).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 7,750
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
atau H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini berarti
secara parsial variabel CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank, artinya setiap kenaikan atau penurunan CAR sebesar satu satuan kali menyebabkan kenaikan atau penurunan ROA sebesar 7,750 dengan asumsi bahwa variabel yang lain adalah konstan. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
3. Variabel efisiensi (BOPO).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar
-2,960 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,004 < 0,05 maka H0
(12)
berarti secara parsial variabel BOPO berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank., artinya setiap kenaikan atau penurunan BOPO sebesar satu satuan kali menyebabkan kenaikan atau penurunan ROA sebesar -2,960. dengan asumsi bahwa variabel yang lain adalah konstan. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
4. Variabel Likuditas (LDR)
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar -1,140
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,257 > 0,05 maka H0 diterima
atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial
variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
5. Variabel klasifikasi bank (OWNER).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,200
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,842 > 0,05 maka H0 diterima
atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial
variabel OWNER tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
(13)
Dari hasil penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank yang Go Pubic di Bursa Efek di Jakarta selama kurun waktu tahun 2001-2005 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Uji F
Menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) sangat berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas bank yang go poblik di Bursa Efek Jakarta.
2. Hasil Uji R2
Menunjukkan bahwa 44,7% perubahan yang terjadi pada variabel dependen (ROA) dipengaruhi oleh variabel independenn yang terdiri dari pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) , sedangkan sisanya sebesar 55,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
3. Hasil Uji t
Menunjukkan bahwa secara parsial kelima variabel independen ada tiga variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Yaitu pangsa pasar dana pihak (MSDN), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER).
B. Saran
Guna melengkapi penelitian ini, peneliti akan memberikan beberapa saran atau rekomendasi, yaitu :
(14)
1. Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh dominan terhadap ROA, maka saran yang bisa dikemukakan adalah jika bank ingin meningkatkan profitabilitas bank yang penting untuk diperhatikan adalah rasio CAR. Komponen ini perlu diperhatikan karena dengan melihat rasio ini dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2. Manajemen bank perlu untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan bank sentral (minimal 10%) karena dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman.
3. Pihak manajemen hendaknya bijaksana dalam menetapkan LDR yang pantas bagi perusahaannya, minimal adalah memenuhi ketetapan pemerintah. Jika ingin memperbesar posisi kredit dengan pertimbangan untuk meningkatkan pendapatan dan interest income maka bank harus mampu meningkatkan simpanan masyarakat baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
4. Saran bagi peneliti berikutnya, apa yang dihasilkan dalam penelitian ini perlu di tindak lanjuti mengingat masih terbatasnya jumlah sampel dan tahun pengamatan, karena apabila jumlah sampel dan tahun pengamatan lebih banyak maka data yang dihasilkan akan lebih baik.
(15)
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Caves. 1982. Structure Conduct Ferformance. Fifth Edition Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Gilberth R. 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal Of Economic and Statistic, XLIX. August.
Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga Jakarta.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT./ Raja Grafindo Persada Jakarta. Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Menipaz, Uhud. 1984. Essentials of Production and Operation. Englewood
Clifts, Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Mudrajad Kuncoro. 1994. Deregulasi Perbankan di Indonesia: Tinjauan dan Implikasinya bagi PJP II. Prisma Februari.
Nurlita dewi Pramono dan Wildan Syaftri. 2004. Analisis Profitabilitas Bank di Indonesia.
Ruddy Tri Santoso. 1996. Mengenal Dunia Perbankan. Andi Offset, Yogyakarta. Santoso. 2001. SPSS Versi 10. Mengelola Data Statistik. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta.
Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, BPFE, Yogyakarta.
Teguh Pujo Mulyono. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan, Jakarta.
Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E. 1990. Manajerial Finance. Eight Edition, Dryden Press.
(16)
Zainuddin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.1, Januari.
(1)
3) Uji t
Dalam pengujian koefisien regresi secara parsial yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara terpisah terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
1. Variabel pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,202 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,840 > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial variabel MSDN tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
2. Variabel kecukupan modal (CAR).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 7,750 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini berarti secara parsial variabel CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank, artinya setiap kenaikan atau penurunan CAR sebesar satu satuan kali menyebabkan kenaikan atau penurunan ROA sebesar 7,750 dengan asumsi bahwa variabel yang lain adalah konstan. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
3. Variabel efisiensi (BOPO).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar -2,960 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini
(2)
berarti secara parsial variabel BOPO berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank., artinya setiap kenaikan atau penurunan BOPO sebesar satu satuan kali menyebabkan kenaikan atau penurunan ROA sebesar -2,960. dengan asumsi bahwa variabel yang lain adalah konstan. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
4. Variabel Likuditas (LDR)
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar -1,140 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,257 > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
5. Variabel klasifikasi bank (OWNER).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,200 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,842 > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial variabel OWNER tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
(3)
Dari hasil penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank yang Go Pubic di Bursa Efek di Jakarta selama kurun waktu tahun 2001-2005 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Uji F
Menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) sangat berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas bank yang go poblik
di Bursa Efek Jakarta. 2. Hasil Uji R2
Menunjukkan bahwa 44,7% perubahan yang terjadi pada variabel dependen (ROA) dipengaruhi oleh variabel independenn yang terdiri dari pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) , sedangkan sisanya sebesar 55,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
3. Hasil Uji t
Menunjukkan bahwa secara parsial kelima variabel independen ada tiga variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Yaitu pangsa pasar dana pihak (MSDN), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER).
B. Saran
Guna melengkapi penelitian ini, peneliti akan memberikan beberapa saran atau rekomendasi, yaitu :
(4)
1. Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh dominan terhadap ROA, maka saran yang bisa dikemukakan adalah jika bank ingin meningkatkan profitabilitas bank yang penting untuk diperhatikan adalah rasio CAR. Komponen ini perlu diperhatikan karena dengan melihat rasio ini dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2. Manajemen bank perlu untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan bank sentral (minimal 10%) karena dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman.
3. Pihak manajemen hendaknya bijaksana dalam menetapkan LDR yang pantas bagi perusahaannya, minimal adalah memenuhi ketetapan pemerintah. Jika ingin memperbesar posisi kredit dengan pertimbangan untuk meningkatkan pendapatan dan interest
income maka bank harus mampu meningkatkan simpanan masyarakat baik
dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
4. Saran bagi peneliti berikutnya, apa yang dihasilkan dalam penelitian ini perlu di tindak lanjuti mengingat masih terbatasnya jumlah sampel dan tahun pengamatan, karena apabila jumlah sampel dan tahun pengamatan lebih banyak maka data yang dihasilkan akan lebih baik.
(5)
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Caves. 1982. Structure Conduct Ferformance. Fifth Edition Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Gilberth R. 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal
Of Economic and Statistic, XLIX. August.
Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga Jakarta.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT./ Raja Grafindo Persada Jakarta. Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Menipaz, Uhud. 1984. Essentials of Production and Operation. Englewood
Clifts, Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Mudrajad Kuncoro. 1994. Deregulasi Perbankan di Indonesia: Tinjauan dan Implikasinya bagi PJP II. Prisma Februari.
Nurlita dewi Pramono dan Wildan Syaftri. 2004. Analisis Profitabilitas Bank di Indonesia.
Ruddy Tri Santoso. 1996. Mengenal Dunia Perbankan. Andi Offset, Yogyakarta. Santoso. 2001. SPSS Versi 10. Mengelola Data Statistik. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta.
Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, BPFE, Yogyakarta.
Teguh Pujo Mulyono. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan, Jakarta.
Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E. 1990. Manajerial Finance. Eight Edition, Dryden Press.
(6)
Zainuddin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.1, Januari.