SKRIPSI BAB 1 - 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya sekitar 57 maskapai penerbangan nasional yang beroperasi di berbagai rute tujuan penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri. (hubud.dephub.go.id, 2011)

Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional, tidak banyak perusahaan maskapai penerbangan yang mampu bertahan dalam kondisi persaingan, jika tidak didukung dengan financial yang kuat

dan manajemen perusahaan yang profesional. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN yang masih bertahan sampai sekarang. Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroperasi sejak

26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways). Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami pasang surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Pada tahun 1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways). Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami pasang surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Pada tahun 1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh

Memasuki tahun 2000-an, Garuda Indonesia membentuk Strategic Bussiness Unit (SBU) bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia untuk menopang induk perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Namun, Garuda masih saja bermasalah seperti masalah keuangan dan pada setiap penerbangan selalu mengalami kerugian. Beberapa peristiwa internasional di Indonesia juga memperburuk kondisi keuangan Garuda Indonesia, seperti Bom Bali I, Bom Bali II, wabah SARS, Bencana Tsunami Aceh, dan masalah keselamatan penerbangan dengan jatuhnya sebuah pesawat jenis Boeing 737 ketika akan mendarat di Yogyakarta. Kondisi tersebut mengharuskan Garuda untuk meningkatkan citra baik perusahaan.

Citra yang baik dari sebuah perusahaan sangat penting karena citra berdampak pada persepsi konsumen dan organisasi dalam berbagai hal terhadap suatu perusahaan. Menurut Kotler (2000 : 338) “Citra dalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat, yaitu daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap, menjadi perisai selama masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektivitas strategi pemasaran, dan penghemat biaya operasional. Sutojo (2004)

Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan citra perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi manajemen dan mengubah strategi perusahaan menjadi customer-centric (perusahaan berfokus pada pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda Indonesia lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus berlomba-lomba dengan maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Garuda Indonesia bersaing tidak dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga tiket yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggannya.

Pada Juli 2009 Garuda Indonesia meluncurkan sebuah rencana ekspansi lima tahun yang bernama Quantum Leap. Lompatan quantum yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah menambah rute domestik dan internasional, pergantian logo lama menjadi logo baru, membuat skema warna baru pesawat, membuat seragam baru seperti kebaya kartini, mengadakan konsep layanan baru, sistem hiburan AVOD (Audio Video on Demand ), mengadakan kelas eksekutif dan kelas ekonomi, dan memasuki bursa saham. Quantum Leap yang dilakukan bertujuan untuk menaikkan jumlah penumpang per tahunnya.

Pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010 Garuda Indonesia mengalami peningkatan laba perusahaan. Garuda Indonesia bahkan telah mengukir prestasi dengan memperoleh berbagai penghargaan baik skala nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan yang diperoleh

Garuda, antara lain adalah menjadi maskapai pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA) Certification , penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA), penghargaan dalam acara penganugerahan majalah Angkasa Award yang meraih kategori Awak Kabin Terbaik (Best Cabin Crew), Ketepatan Waktu Terbaik (Best On Time Perfomance), dan Maskapai Terbaik (Airline of The Year) , mendapatkan penghargaan "The World's Most Improved Airlines " dan "maskapai bintang empat" dari SkyTrax London, dan Garuda Indonesia ditetapkan sebagai “The Best International Airline” .

Public Relations di Garuda Indonesia menggunakan istilah Corporate Communication. Corporate Communications mengembangkan fungsi komunikasi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat menjadi fungsi korporasi. Corporate Communications didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung.(http://wikipedia.org)

Corporate Communication merupakan divisi Top manajeman PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menjalankan fungsi manajemen komunikasi yang terencana, terarah berkelanjutan baik secara internal maupun eksternal, dan termasuk menciptakan brand identity dari citra visual yang terpancar melalui logo, produk, jasa, seragam, bangunan

dan segala hal yang dapat ditangkap sebagai komunikasi oleh publik perusahaan, serta mengelola program CSR (Corporate Sosial Responsibility ) dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) Garuda Indonesia melalui penyaluran dana dan hibah serta program- program yang memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah usaha perusahaan. Tujuannya adalah mendapatkan mutual understanding dan good will perusahaan dengan melakukan kumunikasi dua arah (two way communication ). Aktivitas atau kegiatan komunikasi yang dilakukan divisi Corporate Communication Garuda Indonesia sangat berpengaruh terhadap pembentukan citra perusahaan di mata masyarakat luas.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana divisi Corporate Communication meningkatkan citra perusahaan di sebuah maskapai penerbangan dengan judul: “Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam

Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana fungsi Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

2. Bagaimana peran Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

3. Bagaimana upaya pembentukan citra oleh Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menjelaskan fungsi

Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

Corporate

b. Menjelaskan peran

Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

Corporate

c. Menjelaskan upaya pembentukan citra Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1. Sebagai bahan masukan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi.

2. Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui aktivitas Corporate Communication sehingga selalu dapat 2. Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui aktivitas Corporate Communication sehingga selalu dapat

b. Kegunaan Praktis

1. Sebagai sumber tambahan dan masukan bagi PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dalam menjalankan aktivitas Corporate Communication untuk kedepannya.

2. Menjadi bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan aktivitas

Communication dalam upaya meningkatkan citra suatu perusahaan.

Corporate

D. Kerangka Konseptual

Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional yang semakin meningkat, mengaharuskan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. Divisi yang berperan mewujudkan bentuk keterbukaan, transparan dan mudah diakses adalah Corporate Communication.

Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees Van Riel dan Charles Fombrun :

“Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Corporate Communication terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.” (http://wikipedia.org)

Kegiatan komunikasi di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk merupakan tanggung jawab dari divisi Corporate Communication. Corporate Communication di Garuda Indonesia memiliki empat bagian yang memiliki tujuan berbeda dalam menangani kegiatan–kegiatan komunikasi diantaranya, yaitu PR (Public Relations), Employee Communication , Brand Identity Management, dan CSR (Corporate Sosial Responsibility ). Tugas PR (Public Relations) adalah mengelola komunikasi perusahaan internal dan eksternal, Tugas Employee Communication adalah mengelola komunikasi antara karyawan Garuda Indonesia, Tugas Brand Identity Management adalah mengelola Corporate Identity, termasuk mengelola laporan tahunan dan memastikan dokumentasi kegiatan perusahaan, dan Tugas CSR adalah mengelola program CSR dan PKBL PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

Definisi Public Relations yang dikemukakan oleh Lattimore dan Baskin (2010 : 4) : “Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan

manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman di antara konstituen organisasi dan masyarakat.

Definisi Brand Identity yang dikemukakan oleh David A. Aaker dan Erich Joachimsthaler (2000) : “Brand Identity adalah suatu kombinasi dari komponen visual,

suara, gerak, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Tujuannya, untuk menciptakan pengenalan, merepresentasikan janji, membuat tampilan sendiri, berbeda dengan para pesaing, menciptakan sinergi komunikasi, serta mempunyai ciri yang tidak dimiliki oleh merek lain. Brand Identity (Identitas Merek) merupakan satu kesatuan dengan asosiasi merek yang senantiasa harus diciptakan atau dipertahankan, sehingga menjadi aspirasi bagi strategi merek tersebut.”

Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang dikemukakan The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense” yaitu :

“Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large. (Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas).”

Pada umumnya fungsi dan peran Corporate Communication sama dengan fungsi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat. Corporate Communications memiliki fungsi dan peran yang cukup strategis dalam menjalin hubungan dengan Human Resources. Fungsi dan peran PR adalah bekerjasama erat dengan internal dan eksternal Pada umumnya fungsi dan peran Corporate Communication sama dengan fungsi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat. Corporate Communications memiliki fungsi dan peran yang cukup strategis dalam menjalin hubungan dengan Human Resources. Fungsi dan peran PR adalah bekerjasama erat dengan internal dan eksternal

Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan dalam membangun citra perusahaan. Citra perusahaan yang baik, memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan pada saat menglami masa jaya maupun menghadapi berbagai macam krisis.

Definisi Citra yang dikemukakan oleh Kotler (2000 : 338) : “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.”

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima oleh seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Danasaputra, 1995 : 34- 35). Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif yang tertera dalam pengertian sistem komunikasi dikemukakan oleh John S. Nimpoeno seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :

Gambar 1.1. Model Pembentukan Citra

Sumber: Buku Dasar-Dasar Public Relations

Keterangan gambar: Corporate Communication digambarkan sebagai input – output, proses

intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah

Komponen-komponen dalam model pembentukan citra adalah persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap yang diartikan sebagai citra individu terhadap stimulus atau pesan yang disampaikan oleh Corporate Communication . Jika pesan yang disampaikan mendapat respon dari masyarakat, maka masyarakat akan mengerti tentang pesan tersebut. Adapun arti dari komponen tersebut dalam model pembentukan citra tersebut adalah:

1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan.

2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.

3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Soemirat & Ardianto (2002 : 116)

Setelah Corporate Comunication melakukan proses pembentukan citra, terjadi feedback (tanggapan balik) dari publik yang bersangkutan. Tanggapan balik yang diberikan oleh publik akan membentuk citra perusahaan yang positif (corporate image).

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka kerangka teori dalam penelitian ini dapat disusun menjadi sebuah bagan kerangka konseptual, sebagai berikut :

Gambar 1.2. Kerangka Konseptual

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan pengertian sebagai berikut :

1. Fungsi adalah pekerjaan dan pola perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam manajemen dan ditentukan berdasarkan status yang ada padanya.

2. Peran adalah kedudukan/perangkat seseorang dalam suatu sistem manajemen/organisasi.

3. Corporate Communication adalah divisi komunikasi di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publik internal maupun publik eksternal (timbal balik) dengan tujuan menciptakan saling pengertian, saling menghargai, dan saling mempercayai.

4. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.

5. Corporate Image (Citra Perusahaan) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan.

6. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah BUMN yang menjalankan usaha penerbangan dan merupakan maskapai pertama di Indonesia. Dan perusahaan tempat penulis melakukan penelitian skripsi.

7. Quantum Leap adalah program ekspansi 5 tahun yang dirancang Garuda Indonesia untuk menaikkan jumlah penumpang maskapai per tahunnya.

8. Model Pembentukan Citra oleh John. S. Nimpoeno adalah model tentang proses pembentukan citra yang digunakan untuk melihat 8. Model Pembentukan Citra oleh John. S. Nimpoeno adalah model tentang proses pembentukan citra yang digunakan untuk melihat

F. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan yang menjadi obyek penelitian adalah divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang berkantor di Management Building Ground Floor, Garuda City Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cengkareng 19120 Indonesia. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Juli-Agustus 2012.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif yang mana data digambarkan secara obyektif berdasarkan data atau fakta yang diperoleh di lokasi penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui :

1. Observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi penelitian.

2. Wawancara (interview) secara langsung dengan beberapa informannya yang merupakan sumber data utama dalam penelitian ini.

b) Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui kajian beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar serta internet. Selain itu, beberapa data yang diperoleh dari PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk sendiri.

4. Informan

Menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti memilih informan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam aktivitas di divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dan dianggap mengetahui masalah yang diteliti serta dapat memberikan informasi yang akurat mengenai masalah yang diteliti. Informan yang relevan dalam penelitian ini adalah:

a) Resno Widyarto : Asistant Senior Manager Public Relations (divisi Corporate Communication ) Garuda Indonesia a) Resno Widyarto : Asistant Senior Manager Public Relations (divisi Corporate Communication ) Garuda Indonesia

c) Abdul Azis : Kordinator Riset dan Magang Unit Learning & Development / Internal Karyawan Garuda Indonesia

5. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian serta pengamatan langsung di lapangan (Field Research ), yaitu di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Teknik penelitian yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a) Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Peneliti mengamati secara langsung ke tempat yang dijadikan lokasi penelitian.

b) Wawancara (Interview)

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Peneliti akan menggunakan teknik wawancara, dimana peneliti akan bertatap muka secara langsung dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan akurat. Wawancara ini dilakukan ke beberapa orang yang menjadi informan yang mempunyai kaitan erat atau berwenang dengan masalah yang diteliti.

c) Studi Pustaka atau Literatur (Library Research)

Teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah, literatur dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat.

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, dengan penekanan utama pada penelitian sumber, mengungkapkan fakta (menguraikan data dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder) dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian data yang diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan model Pembentukan Citra oleh John S. Nimpoeno. Maka akan diperoleh gambaran jelas tentang fungsi dan peran Corporate Communication dalam upaya meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Menurut Everet M. Rogers dalam bukunya (Communication in Organization) mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Menurut Robert Bonnington dalam (Modern Business: A Systems Approach ) mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban- jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban- jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah

Menurut Wiryanto (2005) mendefinisikan Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

dan Moss (2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut :

Menurut Conrad

dalam

Tubbs

a) Fungsi perintah

Berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.

b) Fungsi relasional

Berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.

c) Fungsi manajemen ambigu

Berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

2. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

a) Komunikasi Internal

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.

2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk 2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk

b) Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet ; poster; konferensi pers.

2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

B. Public Relations

1. Pengertian Public Relations

Berbagai macam pengertian tentang Public Relations yang dikemukakan oleh para ahli yang terkait dengan profesinya dan kesulitannya tidak satupun di antara mereka mempunyai definisi yang sama. Secara etimologis Public Relations terdiri dari dua buah kata, yaitu Public dan Relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik, dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi, Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publik.

Salah satu penentuan untuk definisi Public Relations secara umum dibebankan ke Foundation for Public Relations Research and Education, tahun 1975. Sebanyak 65 ahli public relations berpartisipasi dalam studi tersebut, menganalisis 472 definisi yang berbeda, dan menyimpulkan definsisi public relations dengan 88 kata-kata berikut:

“Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperation between an organization and its publics; involve the management of problems or issue; helps management to keep informed on responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management to abreast of an effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication techniques as its principal tools”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian, diharapkan publik dapat memahami, menerima, dan bekerja Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian, diharapkan publik dapat memahami, menerima, dan bekerja

2. Tipe-tipe publik dalam Public Relations

Publik atau khalayak merupakan aspek yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Publik atau khalayak juga disebut sebagai stakeholder. Stakeholder adalah setiap lelompok yang berada di dalam maupun diluar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Secara umum publik (khalayak) dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori sebagai berikut :

a) Internal dan Eksternal

Publik internal adalah mereka yang berada didalam organisasi, yaitu karyawan, manajer, supervisor, serkat pekerja, dan dewan direksi. Publik eksternal adalah mereka yang secara tidak langsung berhubungan dengan perusahaan, yaitu media, pemerintah pusat dan daerah, konsumen, masyarakat sekitar, dan pemasok.

b) Primary, secondary, and marginal

Publik primer adalah mereka yang memiliki potensi paling strategis, baik untuk mendukung dan menghalangi kesuksesan sebuah organisasi. Keberadaan publik sekunder cukup berpengaruh, walaupun tidak signifikan terhadap perusahaan.

Publik marginal sama sekali tidak berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan. Contoh, ketika seorang kriminal terlibat kasus hukum dan diajukan ke pengadilan, maka publik primernya adalah jaksa, hakim, saksi, dan pengacara. Publik sekundernya adalah keluarga korban dan mereka yang hadir di persidangan, sedangkan publik marginalnya adalah masyarakat luas.

c) Traditional and future

Karyawan dan konsumen adalah traditional public, sedangkan pelajar dan masyarakat yang belum mengonsumsi produk perusahaan merupakan calon konsumen potensial atau future public . Tidak satu pun perusahaan dapat menghalangi setiap perusahaan yang terjadi pada publik.

d) Proponents, opponents,and the uncommitted

Sebuah organisasi harus berhadapan dengan publik, baik publik yang mendukung maupun yang menentang. Bagi mereka yang mendukung perlu dijaga dengan komunikasi yang dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap organisasi. Dalam politik, publik yang netral (uncommited) sangat berbahaya. Dalam banyak kasus, pemilu dimenangkan karena perubahan suara mereka netral.

3. Peran, Fungsi, dan Aktivitas Public Relations

Menurut Dozier dan Broom dalam Ruslan (2006a: 2021), bahwa peranan Public Relations dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut :

a. Expert Prescriber

Sebagai praktisi humas memiliki kemampuan tinggi dapat membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari ahli humas.

b. Communication Fasilitator

Praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.

c. Problem Solving Process Fasilitator

Praktisi humas dalam proses pemecahan persoalan merupakan bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional.

d. Communication Technician

Humas hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke atasan.

Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Effective Public Relations (2007:11) merumuskan bagian-bagian dari fungsi Public Relations (PR) antara lain :

a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari Public Relations yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi/perusahaan/instansi menggantungkan kesuksesannya.

b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.

c. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media.

d. Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik.

e. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik.

f. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.

g. Manajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi/ perusahaan/ institusi dengan publik mereka.

h. Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.

i. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.

Sementara menurut Rosady Ruslan (2005) dalam Suparmo (2011:91) mengemukakan secara garis besar fungsi aktivitas PR adalah sebagai berikut :

a. Communicator

Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak, elektronik, tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan untuk bertindak sebagai mediator dan persuader.

b. Relationship

Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR membangun hubungan yang positif antara organisasi/ perusahaan/ instansi yang diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal. PR juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan kerja sama dan toleransi di antara kedua belah pihak tersebut.

c. Back-up Management

Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan personalia.

d. Good Image Maker

Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan menciptakan citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan menciptakan citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini

e. Creator

Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan kewajiban

macam program

organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya.

f. Conceptor

Kemampuan sebagai conseptor adalah kemampuan yang terkait dengan tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah yang diperlukan organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan writing skill -nya.

g. Problem Solver

Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai bagian

jajaran di dalam organisasi/perusahaan/instansi serta turut bertanggung jawab memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

C. Corporate Communication

1. Pengertian Corporate Communication

Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporasi) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan- perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporasi) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan- perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi,

Corporate Communication adalah pesan yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan, badan, atau lembaga kepada publik. “Publik”, baik dari internal yaitu karyawan, stakeholder, dan pemegang saham maupun eksternal seperti agens-agensi, mitra, media, pemerintah, badan industri dan institusi-institusi, serta masyarakat intelek dan masyarakat umum. Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang sama ke semua yang berkepentingan, untuk mengirimkan koherensi, kredibilitas dan etika. Jika salah satu esensi ini ada yang hilang, maka seluruh organisasi kemungkinan akan gagal. Corporate Communication membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak visi dan nilai-nilai menjadi sebuah pesan kohesif kepada stakeholder.

Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel dan Charles Fombrun :

Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiri Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiri

Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis.

Corporate Communication adalah divisi dalam suatu perusahaan yang menangani berbagai macam bentuk isu komunikasi perusahaan dengan publiknya. Corporate Communication dalam kedudukannya sebagai mediator melakukan kegiatannya dalam bentuk sebagai berikut:

a) Membantu manajemen untuk memonitor isu-isu yang sedang berkembang.

b) Membantu manajemen dalam membangun opini publik.

c) Membantu manajemen dalam memanfaatkan teknik-teknik komunikasi dalam upaya membangun citra perusahaan. Dalam Corporate Communication terdapat beberapa tugas

Corporate Communication , strategi perusahaan dan sasaran sebagai aspek komunikasi dalam menangani krisis yaitu :

1) Tugas Corporate Communication :

a. Mengaktifkan dan mengelola media center sebagai pusat informasi bagi media massa.

b. Bertindak sebagai juru bicara (spoke person) perusahaan.

c. Menyampaikan penjelasan pertama mengenai accident yang terjadi sesegera mungkin, dan memberikan “updated” informasi kepada media sesuai perkembangan penanganan accident.

d. Menyiapkan atau membuat statement bagi CEO berkaitan dengan accident yang terjadi.

e. Menyiapkan atau membuat berita pers secara berkelanjutan sesuai perkembangan penanganan accident.

f. Menyelenggarakan konferensi pers sesuai perkembangan yang tejadi.

g. Memonitor perkembangan pemberitaan media.

h. Menganalisa pemberitaan media.

i. Menyampaikan pemberitaan atau informasi kepada publik internal menyangkut accident yang terjadi.

2) Strategi Corporate Communication :

a. Mengaktifkan “communication team” sesuai perincian tugas dan tanggungjawabnya.

b. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan kecelakaan.

c. Menjadi sumber informasi yang cepat, akurat serta menyampaikan.

d. Informasi yang penting dan mengurangi situasi “ketidakpastian”.

e. Bersikap penuh perhatian, jujur , terbuka, serta tidak berspekulatif.

f. Memahami data atau informasi tentang aspek “safety” dan prosedur dalam penanganan kecelakaan.

3) Sasaran Corporate Communication :

a. Secara bertahap mampu menciptakan maupun merubah situasi “ketidakpastian” menjadi kondisi yang “pasti”.

b. Membantu media massa untuk senantiasa fokus terhadap data dan fakta yang ada, sesuai perkembangan penanganan kecelakaan.

c. Menjaga kepercayaan publik bahwa penerbangan merupakan modal transportasi yang aman dan mengutamakan aspek “safety”.

d. Menciptakan kondisi atau gambaran bahwa PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk merupakan penerbangan yang “safe” dan perusahaan menunjukan sikap yang “caring” terhadap para korban dan anggota keluarganya.

2. Corporate Communication dan Public Relations

Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara berbeda pula. Kata Communication dan Corporate Communication sekarang sering digunakan untuk menyebut fungsi Public Relations di banyak organisasi/perusahaan/instansi.

Corporate Communication menghasilkan dan mempromosikan sebagai berikut :

a. Budaya perusahaan yang kuat

b. Identitas korporat

c. Filosofi perusahaan

d. Corporate citizenship d. Corporate citizenship

f. Memahami alat komunikasi dan teknologinya

g. Pendekatan untuk komunikasi global Bagaimana organisasi berkomunikasi dengan karyawannya, pers,

dan pelanggan dalam menjaga dan menghidupkan nilai perusahaan itu sendiri. Komunikasi perusahaan merupakan segala hal tentang mengelola persepsi dan memastikan:

a) Efektif dan tepat waktu dalam penyebaran informasi

b) Citra perusahaan yang positif

c) Hubungan yang lancar dan sejalan dengan stakeholder Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-

pemerintah atau badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi positif. Dalam kompetisi yang semakin meningkat saat ini, akses mudah terhadap informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi semakin penting. Oleh karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Corporate Communication kini telah muncul sebagai suatu ilmu dan seni manajemen persepsi.

3. Tugas utama Corporate Communication

a. Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding ).

b. Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang diinginkan dan fitur merek.

c. Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi.

d. Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk membuat keputusan mengenai urusan komunikasi.

e. Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan- tujuan perusahaan.

f. Untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis internasional. (http://wikipedia.org)

4. Alat Corporate Communication

Komunikasi yang terintegrasi dapat dicapai dalam berbagai cara. Empat hal yang utama adalah:

a. Penerapan sistem identitas visual (kadang-kadang disebut sebagai "house style");

b. Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu;

c. Ketergantungan pada koordinasi;

d. Adopsi sistem perencanaan terpusat. Menurut penelitian, lebih dari setengah dari kepala Departemen

Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek, Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek,

Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang dikemukakan The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense ” yaitu :

“Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large”.

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.

D. Model Pembentukan Citra

Banyak teori ataupun model yang berkaitan tentang proses pembentukan citra. Model Pembentukan Citra oleh John S. Nimpoeno adalah Model yang digunakan peneliti untuk mengetahui proses