082141 MQFM 2010 03 Editorial 13 Maret 2010

Editorial MQ 92,3 FM
Edisi Sabtu, 13 Maret 2010
Lobi-lobi Penyelesaian Kasus Century
Sahabat MQ/ DPR yang mayoritas menyatakan adanya permasalahan dalam proses Bailout Century/
yang harus diteruskan tindak lanjutnya ke ranah hukum/ bisa menimbulkan kembali terjadinya
keraguan publik adanya potensi ”barter” kasus Century// Tudingan adanya tukar-menukar kasus dalam
kasus Bank Century diungkapkan Indonesia Corruption Watch -ICW-// Dalam pandangan ICW/ titik
awalnya terletak pada ”keberhasilan” DPR menjaga sedemikian rupa agar proses panjang Pansus
Centurygate hingga paripurna tidak mempersoalkan Presiden sebagai penanggungjawab tertinggi
kebijakan eksekutif// Demikian juga dengan titik temu kehendak Presiden dengan DPR untuk tidak
berbicara soal impeachment//
Hal tersebut yang dinilai menciptakan potensi terjadinya barter kasus/ ketika Centurygate telah
memasuki wilayah hukum// Setidaknya ada tujuh kasus menurut ICW/ berpotensi menjadi ajang barter
kasus// Antara lain kasus dugaan penggelapan pajak/ kasus LC fiktif/ dan kasus Induk Koperasi Unit
Desa -INKUD-// Belakangan dimunculkannya isu kasus travel cek yang diduga melibatkan sejumlah
kader partai inisiator kasus Century juga menambah tekanan terhadap DPR/ untuk mengawal tuntasnya
tindak lanjut penyelesaian kasus Century melalui prosedur hukum yang berlaku seorang anggota
Komisi III DPR, ada yang disinyalir menerima dana dari travel cek Rp 1,45 miliar//
Jika mencermati beberapa kasus yang (di)muncul(kan) pasca hasil rekomendasi DPR terkait kasus
Century, harapan rakyat kembali pupus akan tuntasnya penyelesaian kasus Century yang dalam waktu
akhir-akhir ini juga sempat diselingi oleh headline news seputar penembakan beberapa tokoh yang

diduga teroris dan segera menaikkan kembali ”citra” Polri yang sempat terpuruk oleh kasus
kriminalisasi KPK//
Demokrasi per definisi dalam bahasa Jerman dimaknai sebagai regierung der regierten, dalam bahasa
Belanda regeren bij het geregeld dalam bahasa Inggris government by the people (pemerintahan dari
mereka yang diperintah). Berdasarkan makna tersebut kiranya sangat naif jika menyerahkan
kepercayaan begitu saja kepada para pelaku dalam sistem politik hasil pemilihan umum-eksekutif,
legislatif, dan yudikatif, yang pasti tidak akan memenuhi definisi itu. Mereka yang diperintah (baca:
rakyat) harus mendapatkan akses pengaruh sepenuhnya ke dalam sistem politik dan penyelenggaraan
kekuasaan negara//
Maksimalisasi demokrasi hanya dapat diwujudkan jika gap di antara dua pemilihan umum dapat diisi
dengan partisipasi politis warga negara dalam arti seluas-luasnya. Tekanan publik dengan demikian
harus dilihat sebagai ruang untuk memberikan makna hakiki terhadap demokrasi, bukan bentuk anarki
sosial. Ontologi demokrasi yang telah digantikan oleh ontologi citra telah mengubah kebenaran
menjadi kepalsuan, kesemuan dan dusta politik.
Gagalnya demokrasi perwakilan saat ini akan menyebabkan ruang publik kembali penuh sesak dengan
aroma kekerasan, karena tokoh tak lagi identik dengan figur panutan, pilihan rakyat tak berarti
mewakili rakyat. Dan hal ini, menimbulkan pertanyaan filosofis, benarkah negeri ini sedang menggali
lubang kematiannya sendiri?
(Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta, aktivis sosial.


Mantan Wakil Presiden yang juga mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar,
Jusuf Kalla, mengatakan barter kasus hukum dengan kasus Bank Century sulit terjadi.
"Semua serba terbuka, bagaimana bisa barter kalau terbuka? Saya yakin enggaklah," kata Kalla, di selasela pembukaan sekolah Soegeng Sarjadi di Jakarta, hari ini. Sebelumnya Staf Khusus Presiden Denny
Indrayana sempat mengatakan bahwa ada beberapa partai politik (parpol) yang ingin melakukan barter

kasus Bank Century dengan kasus-kasus yang menimpa kader-kader parpol lain.
Namun Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan PDI Perjuangan telah membantah keras isu
barter tersebut.
Bahkan PDI Perjuangan telah mengambil sikap tegas untuk menindak secara hukum jika benar
kadernya yang tersangkut hukum, seperti kasus cek perjalanan pada pemilihan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia yang dimenangi Miranda Swaray Goeltom pada 2004.
ICW pun juga telah mengingatkan kemungkinan adanya barter kasus parpol dalam kasus Bank
Century.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Amir Syamsuddin membantah adanya barter kasus dalam
penyelesaian kasus Bank Century. "Kami tidak akan menghalangi kasus hukum," katanya saat
dihubungi Tempo, hari ini.
Tudingan adanya tukar-menukar kasus dalam kasus Bank Century diungkapkan Indonesia Corruption
Watch (ICW). Setidaknya ada tujuh kasus enurut ICW, berpotensi menjadi ajang barter kasus, antara
lain kasus dugaan penggelapan pajak, kasus LC fiktif, dan kasus Induk Koperasi Unit Desa (INKUD)
Amir mengatakan pihaknya telah menyerahkan kasus Bank Century ke proses hukum. Tindak lanjut

kasus Bank Century, kata Amir, tak perlu dibarter. "Harus diungkapkan, kalau ada kasus lain
dituntaskan," ujarnya.
Ia juga memastikan tak ada tawaran atau arahan dari pimpinan partainya untuk melakukan tawarmenawar kasus. "Saya tidak mendapat arahan untuk barter (kasus)," katanya.