DOCRPIJM 406b808d22 BAB II2. PROFILok

BAB PROFIL KABUPATEN

  II

2.1 Wilayah Administrasi

  Kabupaten Pesawaran merupakan Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Lampung Selatan dan terbentuk melalui Undang-Undang No. 33 Tahun 2007, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Pada Tanggal 2 November 2007.

  o o

  Secara geofrafis Kabupaten Pesawaran terletak pada koordinat 104,92 - 105,34 Bujur

  o o

  Timur, dan 5,12 - 5,84 Lintang Selatan. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 KM2 (117.377 Ha) dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah

  b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Teluk Lampung Kabupaten Tanggamus

  c. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus

  d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran dan Kota Bandar Lampung

  Kabupaten Pesawaran mempunyai 10 kecamatan dan 133 desa, Kecamatan tersebut yaitu : Padang Cermin, Punduh Pidada, Kedondong, Way Lima, Gedong Tataan, Negeri Katon, Marga Punduh, Way Khilau dan Tegineneng.

  Selain itu Kabupaten Pesawaran mempunyai 37 Pulau yaitu 7 Pulau berada di Kecamatan Padang Cermin dan 30 Pulau Pulau berada di Kecamatan Punduh Pidada. Pulau Kelagian (435 Ha), Pulau Pahawang (694 Ha) dan Pulau Legundi (1.742 Ha) dan Pulau Siuncal (330 Ha) merupakan pulau-pulau yang besar yang ada di Kabupaten Pesawaran.

  Bab II - 2 Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Pesawaran

2.2 POTENSI WILYAH KABUPATEN

2.2.1 Penggunaan Lahan

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pesawaran

  Sumber : BPS, Kabupaten Pesawaran Dalam Angka 2010 dan 2011

  Terlihat pada tabel tersebut, pada tahun 2010 penggunaan lahan di Kabupaten Pesawaran untuk lahan sawah sebesar 14.350 Ha (12,23%) dan bukan lahan sawah sebesar 103.027 Ha (87,77%). Tiga jenis penggunaan lahan mendominasi penggunaan lahan di Kabupaten Pesawaran, yaitu : Hutan Negara merupakan penggunaan lahan yang paling besar yaitu sebesar 32.372 Ha (27,58%), Tegal/Kebun sebesar 27.812 Ha (23,69%), dan Perkebunan sebesar 13.100 Ha (11,16%)

  Penggunaan Lahan Kabupaten Pesawaran (dalam Ha ; %)

Gambar 2.2. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pesawaran

2.2.2 Ekonomi

  Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesawaran tahun ditunjukkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, sebesar 5,21%.

A. Kondisi Perekonomian Daerah

  Berikut Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pesawaran Tahun 2014 :

Tabel 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut

  Lapangan Usaha Kabupaten Pesawaran

  Tahun Lapangan Usaha 2012 % 2013* % 2014** % (Rp) (Rp) (Rp)

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.583.980,30 45,06 3.761.571,00 42,48 3.926.670,60 44,39

Pertambangan dan Penggalian 89.251,50 1,12 1.621.745,70 18,31 109.326,80 1,24

Industri pengolahan 1.109.806,00 13,95 101.357,70 1,14 1.232.657,80 13,93

Pengadaan Listrik dan Gas 3.756,00 0,05 4.168,10 0,05 4.546,60 0,05

Pengadaan Air , Pengelolaan Sampah, 4.911,70 0,06 5.030,50 0,06 5.319,90 0,06 Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi 767.798,50 9,65 813.432,70 9,19 847.664,60 9,58

Perdagangan Besar dan Eceran, 1.146.986,20 14,42 1.205.313,80 13,61 1.277.371,60 14,44 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan 175.115,00 2,20 188.329,30 2,13 202.320,50 2,29

Penyediaan Akomodasi dan Makan 75.126,50 0,94 80.573,20 0,91 86.801,50 0,98 Minum

Informasi dan Komunikasi 223.087,50 2,80 241.862,40 2,73 261.111,70 2,95

Jasa Keuangan dan Asuransi 33.693,30 0,42 35.878,60 0,41 37.891,60 0,43

Real Estate 160.511,40 2,02 175.625,60 1,98 187.984,80 2,13

Jasa Perumahan 4.091,00 0,05 4.636,60 0,05 5.248,70 0,06

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

  260.003,90 3,27 273.032,60 3,08 289.051,50 3,27 dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan 216.612,10 2,72 236.922,70 2,68 259.281,90 2,93

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 45.052,30 0,57 48.639,70 0,55 52.730,30 0,60

Jasa Lainnya 54.532,40 0,69 56.929,80 0,64 59.926,40 0,68

Total PDRB 7.954.315,60 100 8.855.050,00 100 8.845.906,80 100

Keterangan : * Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara

  Sumber : Pesawaran Dalam Angka, 2015

Gambar 2.3. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

  Kabupaten Pesawaran

B. Keuangan Daerah

  Dalam struktur keuangan atau APBD dikenal adanya Pendapatan Daerah dan Pengeluaran Daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak Daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan Daerah terdiri dari :

  a. Pendapatan Asli Daerah (PAD);

  b. Dana Perimbangan; dan c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

  Selain pendapatan daerah tersebut, sumber pendapatan yang dapat dipergunakan sebagai bagian dari pembiayaan daerah diantaranya : sisa lebih tahun perhitungan anggaran yang lalu; dan bagian pinjaman daerah (penerimaan piutang).

  Berikut disajikan realisasi Pendapatan Pengelolaan Pengeluaran Daerah Kabupaten Pesawaran tahun 2013 dan tahun 2014 :

Tabel 2.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesawaran

NO PENDAPATAN 2013 2014

  • 90.243.865,01

  5 Lain-lain Penerimaan yang Sah 114.480.288,65 137.216.717,97

  4 Bagian Pinjaman Daerah - -

  3 Bagian Dana Perimbangan 642.231.250,59 739.876.226,10

  2 Bagian Pendapatan Asli Daerah 25.933.059,04 36.482.436,46

  1 Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

TOTAL 782.644.598,28 913.575.380,53 PENGELUARAN 2013 2014

  a. Laki – Laki : 51,53 %

  b. Perempuan : 48,47 %

  5. Jenis Kelamin

  7. Upah Minimum Regional : Rp 1.582.000.,- (Non Sektor)

  (sumber : BPS Provinsi Lampung 2015)

  4. Jumlah Kepadatan : 359 Jiwa/Km2

  3. Populasi (2015) : 423.589 Jiwa (Proyeksi)

  2. Populasi (2014) : 421.497 Jiwa (Proyeksi)

  1. Populasi (2010) : 398.848 Jiwa (sensus penduduk)

  Menurut BPS, Kabupaten Pesawaran Dalam Angka 2014, Jumlah Penduduk Kabupaten Pesawaran berjumlah 421.497 jiwa, tercatat pada 107.255 rumah tangga yang terdiri dari 217.814 jiwa penduduk laki-laki dan 204.313 penduduk perempuan. Kecamatan dengan jumlah penduduk yang terbesar adalah Kecamatan Padang Cermin dengan jumlah penduduk sebesar 95.958 jiwa, sedangkan kecamatan yang terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Punduh Pidada dengan jumlah penduduk 13.317 jiwa.

  1 Belanja Rutin 392.528.559,40 454.323.514,26

  2 Belanja Pembangunan 430.216.849,78 476.456.524,21 TOTAL 822.745.409,18 930.780.038,47

  Sumber : Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Tahun 2014

2.3 Demografi

  6. Usia Tengah (median) : 40 tahun Berikut gambar Piramida Penduduk dan Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan Kabupaten Pesawaran.

Gambar 2.4. Piramida Penduduk Kabupaten Pesawaran

  5. Way Khilau 64,11 5,46 40.640 6,92 633,91

  11. Teluk Pandan 77,34 6,59 47.683 8,12 616,53

  10. Way Ratai 112,95 9,62 40.692 6,93 360,27

  9. Tegineneng 151,26 12,89 67.382 11,48 445,47

  8 Negri Katon 152,69 13,01 83.877 14,29 549,33

  7. Gedung Tataan 97,06 8,27 123.663 21,07 1.274,09

  6. Way lima 99,83 8,51 48.217 8,21 482,99

  4. Kedondong 67,00 5,71 50.326 8,57 751,13

Tabel 2.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan

  3 Padang Cermin 127,34 10,85 43.484 7,41 341,48

  2. Marga Punduh 111,00 9,46 20.689 3,52 186,38

  1. Punduh Pidada 113,19 9,64 20.362 3,47 179,89

  2 % Jumlah total %

  No Kecamatan Luas Area Penduduk Kepadatan Penduduk Km

  Kabupaten Pesawaran

  JUMLAH 1 173,77 100,00 587.015 100,00 500,11 Sumber : Pesawaran Dalam Angka, 2015

  

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan

RTRW Kabupaten/Kota

A. Isu Strategis

  Isu strategis di Kabupaten Pesawaran adalah terkait dengan kondisi fisik wilayah. Secara lebih rinci isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Secara geografis Kabupaten Pesawaran berada di jalur distribusi utama Pulau Sumatera dan berada diwilayah pengaruh langsung Kota Metropolitan Bandar Lampung yang merupakan salah satu pusat distribusi untuk Kawasan Indonesia Barat, sehingga berpotensi sangat besar untuk berkembang di masa mendatang.

Tabel 2.5. Daerah Aliran Sungai Di Kabupaten Pesawaran

  No. Kecamatan Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Ha Total % Das Way Sekampung Das Way Sekampung DS Das Way Seputih

  1. Padang Cermin 714,82 34.707,61 0,00 35.422,43 30,18

  2. Punduh Pidada 0,00 16.295,09 0,00 16.295,09 13,88

  3. Kedondong 11.024,09 634,68 0,00 11.658,77 9,93

  4. Way Lima 12.692,96 1.890,48 0,00 14.583,44 12,42

  5. Gedongtataan 11.613,43 291,58 0,00 11.905,01 10,14

  6. Negeri Katon 15.245,93 0,00 512,43 15.758,36 13,43

  7. Tegineneng 3.766,65 0,00 7987,25 11.753,91 10,01

  Jumlah 117.377,00 Sumber : BPDAS Way Sekampung, Way Sekampung DS, Way Seputih. Agustus 2008.

  2. Kabupaten Pesawaran secara fisik mempunyai karakteristik fisik wilayah yang beragam yaitu merupakan kawasan pantai, dataran dan perbukitan, sehingga perlu penanganan dan perlakuan yang berbeda pada masing-masing karakteristik kawasan tersebut.

  3. Sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan tegalan, hal ini menyebabkan ruang gerak perkembangan ekonomi kurang optimal.

  4. Kecenderungan perkembangan, pertumbuhan ekonomi serta peran dan fungsi Kabupaten Pesawaran yang diperkirakan akan menjadi daerah wilayah pengaruh langsung Kota Bandar Lampung serta adanya rencana jalan tol Terbangi – Bakauheuni.

  Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pesawaran baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA) ekonomi dan sistem prasarana wilayah, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten Pesawaran yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan/diarahkan :

  Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau harus benar-benar diperhatikan karena - akan menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi dengan wilayah-wilayah lainnya rendah.

  • Pengembangan Wilayah sekitar Gedongtataan pengembangannya diharapkan dapat menjadi pendukung pengembangan wilayah pesisir dan utara.

  Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat, meskipun dengan skala yang lebih rendah.

B. Kondisi Exsisting Air Minum

  Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kabupaten Pesawaran antara lain dipenuhi dari sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dan sistem penyediaan air bersih individu berupa sumur gali, sumur pompa tangan, sumur pompa listrik dan lain-lain.

  Sistem Non Perpipaan :

  Sebagian besar wilayah Kecamatan di Kabupaten Pesawaran masih menggunakan sistem penyediaan air minum non PDAM / air bersih pedesaan dalam memenuhi kebutuhan air minum dan air bersih sehari – hari. Demikian juga sebahagian daerah yang termasuk dalam kategori wilayah perkotaan dan beberapa ibukota kecamatan yang merupakan daerah pelayanan PDAM, sebagian besar penduduknya juga masih menggunakan sistem penyediaan air minum non PDAM.

  Untuk penyediaan air bersih yang bukan jaringan perpipaan di wilayah perkotaan Pesawaran, menggunakan atau memanfaatkan sumur-sumur dangkal. Baik dengan cara menggali sumur atau membuat pengeboran air tanah dangkal dan menggunakan pompa air untuk pemanfaatan airnya.

  Secara volume kuantitas air tanah dangkal di wilayah ini banyak dipengaruhi oleh iklim. Saat iklim kemarau, banyak sumur-sumur dangkal yang ada mengalami penurunan kapasitas. Hal ini merupakan peluang bagi PDAM untuk menambah jumlah sambungan baru. Dan secara kualitas air tanah dangkalnya kurang baik dan banyak mengadung unsur kapur dan mineral logam, hal ini hampir rata-rata kondisi air tanah dangkal sama disemua tempat di Provinsi Lampung. Sehingga banyak masyarakat perkotaan membeli air kemasan sebagai sumber air minumnya. Sedangkan air sumur dangkal hanya digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK).

  Sistem Perpipaan :

  PDAM Kabupaten Pesawaran adalah pengelola sistem penyediaan air minum dengan sistem perpipaan dengan memanfaatkan sumber air baku dari mata air dan air permukaan (sungai). PDAM Kabupaten Pesawaran pada awalnya dikelola oleh PDAM Tirta Yasa Kabupaten Lampung Selatan. Sehubungan dengan pemekaran Kabupaten Lampung Selatan yaitu pembentukan Kabupaten Pesawaran berdasarkan Undang-undang No. 33 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 99 Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3739). Sejalan dengan pemekaran Kabupaten Lampung Selatan dibentuk Kabupaten Pesawaran maka pengelolaan sistem penyediaan air minum yang ada di wilayahnya menjadi pengelolaan PDAM Kabupaten Pesawaran berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Pesawaran Nomor 8 Tahun 2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pesawaran.

Tabel 2.6. Data Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Pesawaran

  3 Kondisi PDAM Sehat/Sakit - -

  5 Total Penjualan Air Rp 1.003.247.784 1.593.834.000 Tarif Rata-rata Rp/m3 2.541 3.000 Jumlah Sambungan Rumah (SR) Unit 3.262 3.583

  4 Air Terdistribusi m3/th 669.768 915.996

  3 Air Terjual m3/th 394.824 531.278

  2 Asumsi Kebutuhan Air Lt/Org/hr 120 120

  96

  56

  1 Kapasitas Distribusi Lt/dt

  4 Biaya Produksi di PDAM Rp/M3 3.206 3.500

  96

  Sumber : Dokumen RPI2JM Kabupaten Pesawaran, 2013

  56

  2 Kapasitas Produksi Lt/dt

  1 Kapasitas Terpasang Lt/dt 65 105

  3 Penduduk Terlayani % 4,86 5,28

  2 Jumlah Pelanggan Jiwa 19.572 21.512

  1 Jumlah Penduduk Jiwa 402.419 407.610

  2011 2012

  Pada tahun 2012, dari Sistem Perpipaan SPAM IKK yang sudah terbangun tersebut baru melayani 3.583 SR (Sambungan Rumah) atau melayani sebanyak 21.512 jiwa (penduduk). Persentase terhadap jumlah penduduk Kabupaten Pesawaran, cakupan pelayanan PDAM Pesawaran baru mencapai 5,28%.

  Pada tahun 2011 dari 7 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran baru 4 Kecamatan yang sudah dilayani oleh Sistem Perpipaan Air Minum yaitu : IKK Gedung Tataan, IKK Way Lima, IKK Kedondong dan IKK Padang Cermin dengan total kapasitas terpasang 65 lt/dt. Sumber air IKK berasal dari mata air gravitasi kecuali IKK Way Lima yang bersumber dari air permukaan. Pada TA. 2012 Pemerintah Pusat membangun kembali IKK Gedung Tataan dan IKK Punduh Pidada, sehingga total kapasitas terpasang Sistem Perpipaan Air Minum di Kabupaten Pesawaran pada tahun 2012 menjadi 105 lt/dt.

  No Uraian Satuan Besaran Pelayanan Penduduk Data Produksi Data Distribusi Data Tarif Data Konsumen Sumber air dari mata air gravitasi menyebabkan biaya produksi yang relatif kecil (tidak memerlukan bahan bakar) didukung tarif air yang cukup besar, sehingga harapan ke depan PDAM Pesawaran berkembang menjadi PDAM yang sehat dan mampu meningkatkan pelayanannya dengan optimalisasi sistem sehingga persentase cakupan penduduk yang dilayani bisa meningkat.

c. Persampahan

  Kondisi pelayanan persampahan di Kabupaten Pesawaran masih relatif minim, hal ini akibat dari sarana dan prasarana yang minim dan kurang memadai, sehingga saat ini tingkat pelayanan di Kabupaten Pesawaran masih rendah dari yang seharusnya disyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Mulai tahun 2010 melalui program dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung telah direncanakan pembangunan TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) untuk Kabupaten Pesawaran seluas 1,7 Ha yang terletak di Kecamatan Gedong Tataan. Sistem pengangkutan sampah dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu:

  1. Pengelolaan persampahan pada tiap kelurahan (SOKLI) dilayani dengan gerobak dorong. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan pada tempat penampungan sementara (TPS) baru kemudian ke TPA.

  2. Sistem pengelolaan persampahan di permukiman dan pusat kegiatan lainnya pada jalan–jalan protokol dilayani dengan mobil pengangkut sampah (Dump Truck).

  Sampah tersebut diangkut dan dibawa ke TPA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kabupaten Pesawaran berada di Kecamatan Negeri Katon. TPA tersebut masih menggunakan sistem pengolahan open dumping dimana sampah hanya dibuang/ditimbun tanpa melakukan penutupan dengan tanah. Sistem ini dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan, tempat berkembangnya vektor penyakit seperti lalat dan tikus, menimbulkan bau, pencemaran terhadap air tanah dan rawan terhadap nahaya kebakaran sehingga TPA tersebut perlu dilakukan penataan dan pembenahan. Namun dengan tingkat perkembangan penduduk maka TPA Negeri Katon ini akan segera ditutup dan diganti dengan lokasi baru yaitu di Wilayah Kecamatan Gedong Tataan. Volume timbunan sampah di Kabupaten Pesawaran dengan jumlah penduduk 418.256 jiwa pada tahun 2007 diperkirakan totalnya sebesar 627,38 m3/hari atau 228.994,9 m3/tahun. Saat ini belum seluruh kecamatan pada kawasan perkotaannya yang terlayani armada angkutan sampah dengan volume sampah terangkut hanya ± 22 %, Sedangkan untuk kawasan perdesaan jumlah sampah yang dihasilkan relatif sedikit bila dibandingkan dengan lahan yang ada, dan jenis sampahnya terdiri dari bahan organik yang mudah dihancur secara alami oleh alam sehingga masyarakat perdesaan dalam membuang sampah dilakukan di halaman pekarangannya sendiri-sendiri dengan cara di timbun dan dibakar. Banyaknya timbunan sampah di Kabupaten Pesawaran sebagian besar dihasilkan dari warga masyarakat yang tinggal di perkotaan, seperti di Kec. Gedong Tataan, Kec. Way Lima dan Kedondong. Sebagian besar timbunan sampah tersebut belum dapat terangkut. Pengelolaan sampah persampahan hingga saat ini masih beroriantasi di kawasan perkotaan yang berada di wilayah Gedongtaan dan kawasan pasar di ibukota kecamatan lainnya. Sedangkan untuk kawasan lainnya di luar perkotaan, sistem pengelolaan sampahnya dilakukan secara individual setiap rumah tangga dengan cara ditimbun atau dibakar.

Tabel 2.7. Data Pengelolaan Persampahan Kabupaten Pesawaran

  No Uraian Satuan Besaran 2011 2012 Data Pengumpulan Sampah

  1 Jumlah Penduduk Jiwa 402.419 407.610

  2 Asumsi Produksi Sampah Lt/org/hr 2,5 2,5

  3 Asumsi Produksi Sampah m3/hr 1.006.048 1.019.025

  4 Cakupan Layanan Geografis Ha - -

  5 Cakupan Layanan Penduduk Jiwa - -

  Data TPA

  1 Nama TPA TPA Wiyono (Gedong Tataan+

  2 Status TPA Milik Pemda

  3 Luas TPA Ha

  2

  4 Kapasitas m3 -

  5 Sistem (Open dumping)

  No Uraian Satuan Besaran 2011 2012

  Tidak tercatat Tidak tercatat

  Sampai dengan saat ini Kabupaten Pesawaran belum memiliki instalasi pengolahan limbah baik IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) maupun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Sebagai Kabupaten yang baru memerlukan sarana dan prasarana yang layak.

  Sumber : Dokumen RPI2JM Kabupaten Pesawaran, 2013

  Tidak tercatat

  5 Jumlah TPS Unit Tidak tercatat

  3

  3

  4 Transfer Depo Unit

  8

  8

  Container Unit

  3 Jumlah Peralatan Gerobak Unit

  6 Jarak ke Permukiman Terdekat Km -

  1

  1

  8 Buldozer Unit

  8

  4 Amrol Truck Unit

  4

  2 Jumlah Kendaraan Truck Unit

  1 Jumlah Pelayanan Terangkut m3/hr

  Data Transportasi Persampahan

  7 Jarak ke Permukiman Terjauh Km -

d. Sanitasi dan Air Limbah

  Kabupaten Pesawaran saat ini belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan armada sedot tinja sendiri, sehingga penyedotan septictank masih mengandalkan dari Kabupaten di sekitarnya yaitu dari Bandar Lampung atau Pringsewu. Prasarana dan sarana air limbah di Kabupaten Pesawaran untuk air limbah saat ini masih bersifat setempat (on site system), 60 % masyarakat telah memiliki tempat pembuangan air besar sendiri baik itu dalam bentuk jamban maupun tangki septik umumnya daerah kota- kota kecamatan. Sedangkan untuk daerah perdesaan sebagian menggunakan jamban atau kakus dan segaian menggunakan tempat pembuangan air besar umum (MCK umum), dan segaian lagi masih pedu mendapat perhatiaan khusus dikarenakan masyarakatnya masih menggunakan tempat pembuangan air besar di tempat terbuka seperti tepi pantai, sungai, saluran irigasi, kebun, hutan dan pekarangan. Di beberapa lokasi seperti Desa Pulau Pahawang dan Desa Pulau Legundi perlu ditingkatkan kesadaran masyarakatnya untuk memiliki tempat buang air besar sendiri. Hal ini disebabkan karena di kawasan tersebut masih banyak dijumpai tempat-tempat terbuka sebagai lokasi buang air besar. Pengelolaan limbah kakus di lingkungan permukiman banyak ditangani oleh masyarakat. Masyarakat lebih cenderung memilih cara untuk membangun tangki septiktank yang baru setelah tangki septik yang lama sudah terisi penuh. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan pencemaran air tanah terutama pada sumur-sumur air dangkal di permukiman warga. Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan air limbah Pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran merencanakan dalam 5 (lima) tahun kedepan melakukan Pengembangan dan pembangunan MCK ++ (SANIMAS) dengan sistem septic tank dan resapan untuk perumahan dengan kepadatan rendah, sistem ini dengan mempertimbangkan bahwa muka air tanah antara 1 – 7 m terutama disekitar aliran sungai atau kawasan pesisir.

Tabel 2.8 Data Pengelolaan Sanitasi/Limbah di Kabupaten Pesawaran

  85

  11 Uraian Satuan Besaran Data Sanitasi On Site Data Sanitasi Off Site No

  8

  4

  7 Jumlah Komunal Septink Tank Unit

  11

  8

  4

  6 Jumlah Komunal MCK Unit

  5 Cakupan Off Site Jiwa - - -

  

4 Jumlah Septic Tank Unit 47.289 47.966 48.421

  3 Kapasitas IPLT m3/hr - - -

  85

  85

  2 Asumsi Produksi Limbah Lt/org/hr

  Sumber : Dokumen RPI2JM Kabupaten Pesawaran, 2012

  

1 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 236.443 239.828 242.103

  

4 Jumlah Septic Tank Unit 41.390 41.941 42.499

  

3 Kapasitas Septic Tank m3/hr 0,15 0,15 0,15

  60

  60

  60

  2 Asumsi Produksi Limbah Lt/org/hr

  

1 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 206.952 209.705 212.494

  2010 2011 2012

e. Drainase

  Sistem drainase terpadu di wilayah Kabupaten Pesawaran baru terealiasasi di Kawasan Perkotaan dan sepanjang jalan-jalan utama dan permukiman yang terstruktur. Solusi penanganan permasalahan pendangkalan dan penyumbatan pada saluran drainase induk / primer Way Tataan adalah dengan cara perkuatan dinding / tebing saluran serta menormalisasikan saluran. Gerusan pada tebing saluran yang kerap terjadi mengakibatkan

  b. Sistem ini memiliki saluran drainase primer, sekunder dan tersier. Konstruksi dari sistem ini telah dibangun menggunakan konstruksi pasangan bata, batu kali dan beton.

  a. Kondisi Drainase dengan Saluran Alami Sistem drainase ini berupa saluran tanah dan saluran yang belum membentuk suatu sistem. Pada sistem ini biasanya sering terjadinya pendangkalan dan penyumbatan saluran yang dikarenakan permukaan saluran longsor karena terkikis air. Bentuk konstruksi drainase ini terdapat hampir diseluruh wilayah Kabupaten Pesawaran.

  Sistem saluran drainase khusunya di ibukota Kabupaten yaitu di Kecamatan Gedong Tataan sudah dibangun saluran drainase yang bermuara di sungai. Sungai tersebut secara fungsional berfungsi sebagai saluran primer, sedangkan saluran-saluran buatan yang ada di kiri kanan jalan berfungsi sebagai saluran sekunder dan tersier. Kondisi Sistem drainase yang ada di Wilayah Kabupaten Pesawaran yaitu : terjadinya pendangkalan pada saluran primer. Perkuatan dinding / tebing dapat dilakukan dengan pembangunan bronjong (gabion matras) atau rehab lining saluran pada sepanjang saluran yang labil. Pembuatan bronjong flood control juga diperlukan dalam upaya pengendalian banjir akibat meluapnya drainase primer / sungai way seputih.

  Permasalahan cukup krusial juga ditemui pada pertemuan ujung sungai sekunder dengan sungai induknya. Pada umumya kawasan ini rentang terjadi banjir karena kapasitas saluran induk menjadi penuh dan tak mampu menampung beban drainase pada musim banjir tersebut. Pada lokasi seperti ini perlu dilakukan normalisasi dan pemasangan pintu pengendali otomatis. Solusi penanganan saluran tersier di beberapa lingkungan permukiman di sekitaran kota- kota Kecamatan di Kabupaten Pesawaran antara lain dengan pembersihan, pengerukan saluransaluran tersumbat yang dipenuhi oleh sampah dan sedimen, serta pembuatan sistem saluran porus yang meneruskan air ke dalam tanah. Selain itu juga perlu digalakkan partisipasi serta peran serta masyarakat akan kebersihan lingkungan dengan berbagai program berkala seperti "Jum’at Bersih" atau kegiatan lainnya yang kondusif yang bukan merupakan kegiatan yang insidentil.

f. Permukiman Kumuh

  Di Kabupaten Pesawaran, permukiman kumuh mulai muncul di Kawasan Perkotaan Gedong Tataan. Sedangkan permukiman kumuh karena disebabkan masih sedikit dan rendahnya kualitas prasarana dasar terdapat di permukiman nelayan di pinggir pantai, dan di Pulau Terpencil. Sesuai uraian kawasan kumuh yang tertuang dalam SK Bupati Kabupaten Pesawaran Nomor 251.A/IV.01/HK/2014 seluas 765,85 Ha.

Tabel 2.9. Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Pesawaran

  D. UMBUL MASJID 2,61 Bedudu DUSUN 4 TANJUNG KERTA 3,43

  2

  3 Banjar Negeri Batu Raja

  B. UMBUL CUMPLING 12,47

  A. CIKOPI 0,48

  2. Sukajaya DAMAR SARI 5,8

  1. Tanjung Kerta TANJUNG RAYA 4,23

  C. UMBUL BARU 2,07 Giham Sukamaju

  NO NAMA LOKASI LUAS (Ha) DESA KECAMATAN

  B. CIKUYUH 1,58 Pampangan

  A. CIKANTOR 7,54 Pantau

  B. PEMATANG TUTUNG 0,64 Sukamaju

  A. KAMPUNG ROBOH 0,49 Sukamaju

  C. PICUNG MUARA 1,5 Babakan loak

  B. TELAGA SARI 3,71 Babakan loak

  A. SUKAWIJAHNA 7,9 Babakan loak

  1 Kota Jawa Way Khilau

KUBANG JAYA 3,74

WAY LIMA

  A. SUKOARJO 33,91

  7. Sanggi

  8 SINAR BARU 28,23 NEGARA SAKA NEGERI KATON

  9 KALI BUNGUR 13,95 TRI MULYO TEGINENENG Jumlah 765,85

  PUNDUH PEDADA PADANG CERMIN

  1. KAMPUNG BARU

  2. PENYANDINGAN MARGA PUNDUH

  1.Hurun

  2.Talang Mulya

  3.Cilimus

  4.Batu Menyan 5. padang Cermin

  6. Bunut Seberang

  8. Munca BOGOREJO

  A. RINGIN SARI 13,12

  7

  1. BAWANG

  2. BANGUN REJO

  3. KOTA JAWA

  6

  5 Kedondong

  A. WAY KHUI 14,77

  B. WAY INDIK 0,35

  A. DUSUN 1 1,99

  4 WIYONO GEDONG TATAAN BERNUNG

  A. INDUK PEKONDOH 2,06 Pekondoh

  B. DUSUN 1 BANGUN REJO 15,86 A.TANJUNG KARANG 5,11 B. SUKARAJA 5,04

  B. MULYOSARI 21,73

  B. SUKAJAYA 38,41

  A. CIKULAH 18,4

  A. DUSUN 3 BOGOREJO 19,79

  B. UMBUL CIPIR 25,63

  A. KUNYAIAN 5,85

  B. PENYANDINGAN 14,57

  A. TALANG MULYA 4,74

  B. TALANG BARU 8,87

  C. UMBUL LAPANG 11,3

  A. WAY SEMBUNG 5,85

  B. WAY TABU 9,54 A.KETAPANG 23,43 B. MARGODALEM 21,74

  A. KECAPI 21,88

  B. DANTAR 15,62

  B. HARAPAN JAYA 10,98

  A. BAWANG INDUK 14,27

  C. DUSUN INDUK 16,22

  A. SANGGI INDUK 25,82

  B. DUSUN WIYONO 23,65

  A. DUSUN MUNCA 12,55

  B. SUNGKAI 6,12

  C. WAY REDA 13,78

  A. SUKATANI 5,65

  B. CUKU CAMBAI 49,51

  C. JAMBAT TIYAS 69,83

  A. PAUK 16,45

  B. SUKAMENANTI 17,94

  B. RT. 3 KAMPUNG SAWAH 23,15