Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Belitung Timur

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Bab

Aspek Pembiayaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya Kabupaten Belitung Timur

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan
bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/ Kota terus didorong
untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan
permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah
daerah perlu juga mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan
dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.
Namun, seringkali pemerintah

daerah

memiliki


keterbatasan

fiskal dalam mendanai

pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan
pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang
dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar
pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor
swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang
dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah,
diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang
Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada dasarnya
bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi

kapasitas

belanja


pemerintah

daerah

dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan
sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 1

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

9.1

ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam
peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No.

32

Tahun

2004

Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah

daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini,
Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan

pemerintahan

yang

menjadi

kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat
yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional,
serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah,
pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain

yang Sah, serta Penerimaan

Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran

daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD)

yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi
Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan
Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus
yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran
DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang
berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada
standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh
Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama


diserahkan

kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana,
serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 2

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan
Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman
langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam
melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan
DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres
56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan
dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman
dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri
21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan

Daerah

meliputi:

Pembiayaan

Penerimaan

dan

Pembiayaan

Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk
pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria
teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK

Air

Minum

digunakan

untuk

memberikan

akses pelayanan sistem

penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur


Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 3

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan
pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development
Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
- Tingkat kerawanan air minum
b.

Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses
pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan

derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan
kriteria teknis:
- kerawanan sanitasi;
- cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan kewenanangan pemerintah dan
dilaksanakan sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit
Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan
usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM
bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah
mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah
dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan

peraturan

perundangan

tersebut,

dapat

disimpulkan bahwa lingkup

sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang akan dibahas dalam RPI2-JM
bidang Cipta Karya di Kabupaten Belitung Timur meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja
di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air
Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala provinsi/regional.

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 4

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

3. Dana APBD Kabupaten, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala kabupaten.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan
swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut
pemeliharaan

digunakan

prasarana

yang

untuk

belanja

pembangunan,

pengoperasian dan

telah

terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan

prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan
direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesarbesarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2

PROFIL APBD KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten Belitung Timur selama 3-5 tahun
terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun
terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006
adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan

Daerah

meliputi:

Pembiayaan

Penerimaan

dan Pembiayaan

Pengeluaran.
9.2.1

Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Belitung Timur

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang
Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, menjadi titik tolak penyelenggaraan otonomi daerah pada kabupaten/kota. Daerah
kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang didasarkan pada azas otonomi dalam wujud
otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta azas tugas pembantuan yang
merupakan penugasan daerah untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan.
Selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan 2010, proses perencanaan pembangunan
daerah yang dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Belitung Timur telah mengalami kemajuan yang cukup berarti setiap tahunnya

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 5

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

sekaligus memperlihatkan keberhasilan dari pemekaran wilayah. Ini dapat dilihat dari
perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Belitung
Timur maupun program kegiatan yang dapat dilaksanakan pada periode tahun tersebut.
A. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Sejak tahun 2001, Indonesia telah menjalani transformasi yang mendasar dari
pemerintahan yang tersentralisasi menjadi pemerintahan yang terdesentralisasi. Namun,
sampai saat ini, pemahaman mengenai transisi kekuasaan dan tanggung jawab
menyangkut sumber daya publik dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam
berbagai kapasitas masih sangat terbatas. Terutama, status Kabupaten Belitung Timur
yang merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai
daerah yang baru dimekarkan tentunya kebutuhan pendanaan pembangunan sangatlah
besar. Kurangnya informasi yang sistematis baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai
bagaimana desentralisasi fiskal ini dikelola oleh kabupaten telah menjadi pemicu untuk
pengembangan kerangka pengukuran pengelolaan keuangan publik untuk pemerintah
daerah di Indonesia.
Kerangka Pengelolaan Keuangan Publik merupakan salah satu dari empat pilar kerangka
pengukuran pemerintah daerah. Pilar-pilar lainnya adalah pemberian layanan publik,
iklim investasi, dan kesehatan fiskal. Dengan mengukur kinerja dalam empat bidang
utama ini, penilaian yang sistematis terhadap kinerja pemerintah daerah dapat dilakukan.
Bagi Kabupaten Belitung Timur, kapasitas pengelolaan keuangan yang efektif di tingkat
pemerintah penting untuk pencapaian tujuan–tujuan pembangunan jangka panjang.
Beberapa faktor telah membatasi kapasitas pengelolaan keuangan di Belitung Timur.
Pertama, desentralisasi yang dilakukan secara cepat di Indonesia yang merupakan
pengalihan tanggung jawab fiskal dan penyerahan sumber daya keuangan kepada
pemerintah daerah tidak diikuti oleh peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam
mengelola sumber daya tersebut. Mengingat sebelum desentralisasi tugas utama
pemerintah daerah hanyalah menjalankan prioritas pembangunan pemerintah pusat,
sistem pengelolaan keuangan tidak dirancang untuk mengatasi perubahan pengaturan
fiskal.
Sejak menjadi Kabupaten pada tahun 2003 pengelolaan keuangan publik di Kabupaten
Belitung Timur telah mampu mengikuti berbagai peraturan perundangan tentang
pengelolaan keuangan, hal ini dibuktikan dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dengan Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) sejak tahun 2006 sampai
dengan 2009, hal ini dikarenakan pemerintah daerah menyadari jika pengelolaan

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 6

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

keuangan masih lemah setelah lima tahun sejak perubahan yang dibawa oleh
desentralisasi, hal ini berarti tujuan-tujuan desentralisasi masih belum tercapai di Belitung
Timur. Yang lebih penting dari penilaian pengelolaan keuangan secara keseluruhan
adalah tujuannya untuk membuat gambaran yang rinci mengenai kapasitas pengelolaan
keuangan masing-masing pemerintah daerah. Kekuatan dan kelemahan tertentu dalam
kapasitas pengelolaan keuangan daerah harus terus dilakukan perbaikan seiring dengan
makin dituntutnya pemerintah daerah untuk lebih transparan dan profesional.
1. Pendapatan Daerah
Strategi kebijakan pengelolaan pendapatan dalam anggaran pendapatan dan belanja
daerah

selama

kurun

waktu

2005-2009

diarahkan

untuk

mendukung

dan

memantapkan langkah-langkah konsolidasi fiskal sesuai dengan kebijakan fiskal
ditingkat nasional, guna mewujudkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) yang sehat dan berkelanjutan. Selain itu, kebijakan fiskal juga diarahkan untuk
memberikan stimulus fiskal, terutama ditengah ancaman melemahnya pertumbuhan
ekonomi akibat krisis ekonomi nasional. Langkah konsolidasi fiskal tersebut ditempuh
melalui optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan
efektivitas belanja daerah, serta pemilihan alternatif pembiayaan yang tepat untuk
meminimalkan risiko keuangan (financial risk).
Dengan berbagai upaya tersebut, dalam kurun waktu 2007-2009 Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah berjalan dengan sehat dan berkelanjutan. Walaupun
Pendapatan asli daerah dan dana perimbangan tahun 2007 hingga tahun 2009
mengalami fluktuasi seiring dengan pasang surutnya perekonomian daerah dan
nasional serta penyesuaian dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat
(Tabel IX.1).
Tabel IX.1.
Realisasi Pendapatan Daerah di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2007-2009
URAIAN

2007

2008

2009

PENDAPATAN ASLI DAERAH

31.919.705.173,40

35.215.916.375,09

33.931.398.100,29

Pajak Daerah

6.133.374.625,02

8.042.586.286,00

8.002.514.954,00

Retribusi Daerah

2.820.929.609,75

4.385.333.527,50

4.529.243.253,00

440.210.854,78

990.627.565,28

1.913.957.185,82

22.525.190.083,85

21.797.368.996,31

19.485.682.707,47

DANA PERIMBANGAN

273.965.979.759,00

324.145.727.981,00

312.064.254.319,00

Bagi Hasil Pajak

19.186.647.691,00

20.778.729.867,00

25.093.095.890,00

Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yg Dipisahkan
Lain-lain PAD Yang Sah

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 7

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

URAIAN
Bagi Hasil Bukan Pajak

2007

2008

2009

27.019.332.068,00

42.089.939.114,00

30.558.284.429,00

Dana Alokasi Umum

192.853.000.000,00

220.654.059.000,00

218.123.874.000,00

Dana Alokasi Khusus

34.907.000.000,00

40.623.000.000,00

38.289.000.000,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN

9.477.025.475,19

16.585.528.968,85

17.167.256.622,00

Dana Penyesuaian

704.652.000,00

744.055.000,00

5.534.266.000,00

Bagi Hasil Pajak Provinsi

6.948.356.975,19

9.471.481.668,85

10.148.911.622,00

Pendapatan Hibah

1.659.673.000,00

4.874.121.300,00

-

164.343.500,00

1.495.871.000,00

1.484.079.000,00

315.362.710.407,59

375.947.173.324,94

363.162.909.041,29

Pendapatan Lainnya
PENDAPATAN

Sumber: Laporan Keuangan Kabupaten Belitung Timur (Audited)

Peningkatan pendapatan asli daerah pada penerimaan perpajakan pada kurun waktu
2007 – 2009 selain karena faktor pertumbuhan ekonomi, juga karena keberhasilan
kebijakan pemerintah dalam bidang perpajakan. Kebijakan ini, antara lain,
inventarisasi wajib pajak dan perubahan tarif pajak, dari hasil inventarisasi telah
berhasil meningkatkan jumlah wajib pajak dari 231 wajib pajak pada tahun 2007
menjadi 247 wajib pajak pada tahun 2008 (Tabel IX.2).
Tabel IX.2.
II.3Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2007-2008
JENIS PAJAK

WAJIB PAJAK
2007

2008

PAJAK DAERAH
1

Pajak Hotel

8

10

2

Pajak Restoran

162

168

3

Pajak Hiburan

19

22

4

Pajak Reklame

22

22

5

Pajak Penerangan Jalan

1

1

6

Pajak Galian C

15

18

7

Pajak Parkir

3

4

8

Pajak Sarang Burung

1

2

Sumber: DPPKAD Kabupaten Belitung Timur

Pendapatan daerah dari dana perimbangan tetap menunjukkan kinerja yang baik pada
tahun 2009 meskipun turun karena adanya dampak krisis ekonomi nasional. Realisasi
pendapatan daerah dari dana perimbangan per 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp.
312.064.254.319,00 atau turun sebesar

Rp. 12.081.473.662,00 bila dibandingkan

dengan realisasi di tahun 2008. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya
pertumbuhan ekonomi yang kemudian berdampak pada menurunnya penerimaan

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 8

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

perpajakan serta adanya perubahan pola perhitungan alokasi yang dibuat oleh
pemerintah pusat.
2. Belanja Daerah
Di sisi belanja daerah, realisasi belanja daerah dalam kurun waktu yang sama (2007 –
2009) naik rata-rata sebesar 34,58 persen per tahun atau meningkat dari Rp.
247.204.800.958,45 pada tahun 2007 menjadi Rp. 392.427.529.271,00 pada tahun
2009. Peningkatan belanja daerah tersebut didorong oleh peningkatan kebutuhan
sarana dan prasarana sebagai daerah yang baru dimekarkan.
Peningkatan realisasi belanja pemerintah daerah tersebut, terutama, didorong oleh
peningkatan belanja modal dan belanja pegawai yang masing-masing meningkat ratarata sebesar 18,61 persen dan 37,64 persen per tahun. Kenaikan belanja modal dan
belanja pegawai ini sejalan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk
menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan serta konsekwensi sebagai
Kabupaten yang baru dimekarkan sehingga memerlukan jumlah pegawai yang terus
bertambah.
Di sisi lain, kenaikan belanja pemerintah daerah juga didorong oleh kenaikan belanja
bantuan

sosial,

guna

membantu

masyarakat

miskin

baik

itu

merupakan

pendampingan program pemerintah pusat maupun program-program pengentasan
kemiskinan daerah. Sejalan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah,
alokasi belanja ke desa juga terus meningkat dari tahun 2007 hingga tahun 2009.
Peningkatan tersebut berupa peningkatan dana perimbangan desa, dimana desa
mendapatkan Dana Alokasi Desa Minimum (ADDM) dan Dana Alokasi Desa
Proporsional (ADDP) yang peruntukannya diarahkan kepada melengkapi sarana
prasarana desa dan mendorong pengembangan usaha ekonomi produktif.
Belanja Pemerintah Daerah yang terus meningkat tersebut diharapkan untuk (1)
memelihara dan/atau meningkatkan daya beli masyarakat; (2) meningkatkan daya
serap tenaga kerja dan mengatasi PHK melalui kebijakan pembangunan infrastruktur
padat karya (3) mengembangkan usaha-usaha masyarakat kecil dipedesaan. Pada
tahun

2009,

realisasi

392.427.529.271,00

belanja

yang

daerah

terdiri

atas

per

31

belanja

Desember
operasi

sebesar
sebesar

Rp.
Rp.

243.130.315.018,00, belanja modal Rp. 148.773.761.345,00 serta belanja transfer Rp.
523.452.908,00 sebagaimana terlihat pada Tabel 9.3 berikut :

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 9

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Tabel IX.3.
Realisasi Belanja Daerah Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2007-2009
URAIAN
BELANJA OPERASI

2007

2008

2009

121.389.621.627,00

170.408.702.648,00

243.130.315.018,00

Belanja Pegawai

74.468.630.835,00

106.198.002.448,00

140.899.228.054,00

Belanja Barang

42.550.252.792,00

56.533.639.200,00

65.234.600.764,00

-

4.642.400.000,00

22.200.625.000,00

4.370.738.000,00

3.034.661.000,00

4.395.861.200,00

-

-

10.400.000.000,00

108.580.695.420,00

149.601.930.685,00

148.773.761.345,00

331.083.000,00

426.649.380,00

575.354.946,00

24.109.444.880,00

36.493.374.505,00

28.593.220.822,00

41.090.646.000,00

49.982.198.200,00

44.204.074.327,00

39.588.441.240,00

56.294.292.500,00

73.122.427.350,00

5

Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya

3.461.080.300,00

6.405.416.100,00

2.278.683.900,00

6

Konstruksi dalam Pengerjaan

-

-

-

928.088.936,45

-

-

16.306.394.975,00

17.213.099.067,96

523.452.908,00

-

380.089.254,41

331.892.906,00

-

173.796.313,55

191.560.002,00

16.306.394.975,00

16.659.213.500,00

-

BELANJA
247.204.800.958,45 337.223.732.400,96
Sumber: Laporan Keuangan Kabupaten Belitung Timur (Audited)

392.427.529.271,00

1
2
3

Hibah

4

Bantuan Sosial

5

Bantuan Keu kpd Pemdes

BELANJA MODAL
1 Belanja Tanah
2
3
4

BELANJA TAK TERDUGA

1

BELANJA TRANSFER
Bagi Hasil Pajak

2

Bagi Hasil Retribusi

3

Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya ke desa

Dari uraian tentang belanja terlihat bahwa sepanjang tahun 2007 hingga 2009,
kebijakan fiskal diarahkan untuk memberikan stimulus terhadap perekonomian
(countercyclical policy). Dengan arah kebijakan tersebut, defisit anggaran cenderung
mengalami peningkatan, namun demikian kebijakan defisit yang dilakukan pemerintah
daerah masih merupakan defisit yang bisa ditutupi dari penerimaan pembiayaan
pemerintah daerah
3. Pembiayaan Daerah
Perkembangan pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2007 – 2009 terus mengalami
proses yang berfluktuasi, penerimaan pembiayaan pada tahun 2009 mencapai Rp.
194.363.246.742,49 dana ini berasal dari SILPA tahun sebelumnya, penerimaan
pinjaman dari PT Telkom serta pengembalian pinjaman UMKM. Komponen terbesar
adalah dari SILPA, hal ini disebabkan penghematan belanja, terlampauinya target
pendapatan daerah serta beberapa kegiatan pembangunan yang tidak terlaksana.

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 10

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Tabel IX.4.
Realisasi Penerimaan dan Pengeluaraan Pembiayaan
Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2007 - 2009
URAIAN

2007

PENERIMAAN PEMBIAYAAN
1
2
3

Penggunaan SILPA tahun
sebelumnya
Penerimaan Kembali
Pinjaman PT Telkom
Penerimaan Kembali
Pinjaman UMKM

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
1 Pembentukan Dana
Cadangan
2 Penyertaan Modal
3 Pembayaran Hutang Pihak
Ketiga
4 Pinjaman Modal Kepada
UMKM
5 Pengeluaran Jaminan
Kesungguhan
6 Pengeluaran Jaminan
Reklamasi
PEMBIAYAAN NETTO

2008

2009

111.531.514.793,37

169.495.069.905,51

194.363.246.742,49

111.159.140.203,37

169.011.992.802,51

192.865.933.732,49

372.374.590,00

483.077.103,00

399.677.010,00

-

-

10.228.472.398,00

15.352.577.097,00

22.556.875.738,10

6.000.000.000,00

9.000.000.000,00

15.000.000.000,00

2.000.000.000,00

2.000.000.000,00

5.000.000.000,00

-

590.577.097,00

984.875.738,10

-

3.762.000.000,00

1.572.000.000,00

250.000.000,00

-

-

1.978.472.398,00

-

-

101.303.042.395,37

154.142.492.808,51

171.806.371.004,39

1.097.636.000,00

Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Belitung Timur (Audited)

4. Barang Milik Daerah / Asset
Barang milik daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat harus dikelola dengan baik dan
benar, urutan pengelolaan barang milik daerah sebagaimana dijelaskan dalam
Permendagri Nomor 17 tahun 2007 yang dimulai dari perencanaan, pengadaan,
penyaluran, pemeliharaan, pengamanan, penggunaan dan pemanfaatan, harus
dilakukan dengan tertib dan teratur sehingga tidak ada kekayaan daerah yang menjadi
tidak berguna. Sejak diresmikannya Kabupaten Belitung Timur sebagai Kabupaten
pemekaran baru, barang milik daerah yang ada sebagian merupakan hibah dari
Kabupaten Belitung sebagai berikut:
Tabel IX.5.
Daftar Rekapitulasi Aset
Penyerahan dari Kabupaten Belitung
No
(1)
1
2
3
4
5

Kode
Bidang
(2)
01
02
03
04
05

Nama Bidang Barang
(3)
Tanah
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air
Instalasi
Jaringan

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Jumlah
(4)
579
199
106
167
16

Harga (dalam
ribuan)
(5)
78.573.945,54
67.679.975,51
3.224.132,77
861.643,81
13.855,00

Keterangan
(6)

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 11

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

6
7
8
9
10
11
12

Kode
Bidang
06
07
08
09
10
11
12

13

13

14

14

15
16
17

15
16
17

18

18

19

19

No

Nama Bidang Barang
Bangunan Gedung
Monumen
Alat – alat Besar
Alat – alat Angkutan
Alat – alat Bengkel/ Ukur
Alat – alat Pertanian
Alat – alat Kantor dan
Rumah Tangga
Alat – alat Studio/
Komunikasi
Alat – alat Kedokteran/
Kesehatan
Alat – alat Laboratorium
Buku/ Perpustakaan
Barang bercorak Kesenian/
Kebudayaan
Hewan dan Ternak serta
Tanaman
Alat – alat Persenjataan/
Keamanan

JUMLAH

1220
50
9
91
284
187

Harga (dalam
ribuan)
29.726.024,27
182.157,00
644.950,00
1.103.207,75
68.854,96
4.543,05

49.213

2.619.704,97

246

47.141,36

1521

465.468,28

11.262
171.266

733.469,13
1.112.754,96

852

53.923,26

-

-

Jumlah

-

-

237.268

187.115.751,62

Keterangan

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Beltim

Pertambahan nilai aset milik pemerintah ini akan terus bertambah seiring dengan
makin baiknya pengelolaan aset tersebut, hal ini dapat dilihat dari nilai pertumbuhan
aset milik pemerintah daerah pada tabel IX.6.
Tabel IX.6.
Nilai Barang Milik Daerah/Aset Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2007 – 2009
URAIAN
ASET TETAP
1 Tanah

2007

2008

2009

328.564.030.411,00

478.165.961.096,00

637.958.762.161,00

23.363.993.000,00

23.790.642.380,00

24.172.597.326,00

37.640.224.148,00

74.133.598.653,00

101.337.302.475,00

2

Peralatan dan Mesin

3

Gedung dan Bangunan

118.805.391.723,00

168.787.589.923,00

215.573.625.923,00

4

Jalan, Irigasi dan Jaringan

144.664.741.240,00

200.959.033.740,00

274.081.461.090,00

5

Aset Tetap Lainnya

4.089.680.300,00

10.495.096.400,00

12.815.737.020,00

6

Konstruksi Dalam Pengerjaan

4.470.878.916,00

8.425.718.957,50

229.876.202,00

4.470.878.916,00

8.425.718.957,50

229.876.202,00

333.034.909.327,00

486.591.680.053,50

638.188.638.363,00

ASET LAINNYA
Aset Lainnya
JUMLAH ASET TETAP DAN
ASET LAINNYA

9.978.038.327,00

Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Belitung Timur (Audited)

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 12

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

5. Ringkasan Kinerja Keuangan Masa Lalu
I.3-6
Tabel IX.7.
Ringkasan APBD 2005
NO

PENDAPATAN DAN BELANJA
Anggaran
Realisasi

URAIAN

%

Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lain-lain Yang
Sah
Jumlah Pendapatan

18.498.052.734,00
93.179.143.503,00

20.488.874.866,00
109.473.726.466,00

110,76
117,49

111.677.196.237,00

129.962.601.332,00

116,37

Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja

81.605.166.050,21
34.764.735.200,00
2.000.000.000,00
118.369.901.250,21

59.457.348.289,00
32.675.972.363,00

72,86
93,99

92.133.320.652,00

77,84

Transfer
Jumlah Belanja & Transfer

6.442.700.000,00
124.812.601.250,21

6.435.626.159,00
98.568.946.811,00

99,89
78,97

Surplus/ Defisit
Pembiayaan
Silpa

-13.135.405.013,21
23.089.468.021,78
9.954.063.008,57

31.393.654.521,00
23.819.890.416,00
55.213.544.937,00

-239
103,16
554,68

Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

Tabel IX.8.
Ringkasan APBD 2006
NO

URAIAN

PENDAPATAN DAN BELANJA
Anggaran
Realisasi

Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lain-lain Yang
Sah
Jumlah Pendapatan

23.949.541.490,00
215.639.133.675,00
239.588.675.165,00

255.881.336.144,32

106,8

Belanja Operasi
Belanja Modal

138.741.356.597,30
103.317.347.372,00

105.099.385.334,00
82.343.683.621,00

75,75
79,7

2.000.000.000,00

24.975.664.260,63
230.706.671.883,69

%

199.000.000,00

104,28
106,99

Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja

244.058.703.969,30

187.443.068.955,00

76,8

Transfer
Jumlah Belanja & Transfer

15.837.900.000,00
259.896.603.969,30

11.414.085.600,00
198.857.154.555,00

72,07
76,51

Surplus/ Defisit

-20.307.928.804,30

57.024.181.589,32

-280,8

49.950.101.305,00
29.642.172.500,70

54.134.958.614,05
111.159.140.203,37

108,38
375

Pembiayaan
Silpa

Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 13

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Tabel IX.9.
Ringkasan APBD 2007
NO

PENDAPATAN DAN BELANJA
Realisasi
Anggaran
28.791.498.000,00
31.919.705.173,00
258.251.788.500,00
281.618.988.734,19

URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lain-lain Yang
Sah
Jumlah Pendapatan

%
110,87
109,05

2.000.000.000,00

1.824.016.500,00

91,2

289.043.286.500,00

315.362.710.407,19

109,11

188.233.992.039,04
122.074.571.193,48
1.500.000.000,00
311.808.563.232,52
826.423.700,00

121.389.621.627,00
108.580.695.420,00
928.088.936,45
230.898.405.983,45
16.306.394.975,00

64,49
88,95
61,87
74,05
1973,13

312.634.986.932,52

247.204.800.958,45

79,07

-23.591.700.432,52
Surplus/ Defisit
93.559.140.203,74
Pembiayaan
69.967.439.771,22
Silpa
Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

68.157.909.448,74
101.303.042.395,37
169.460.951.844,11

-288,91
108,28
242,2

PENDAPATAN DAN BELANJA
Anggaran
Realisasi
30.392.395.500,00
35.215.916.375,09
310.297.920.000,00
334.361.264.649,85

%
115,87
107,75

Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Transfer
Jumlah Belanja &
Transfer

Tabel IX.10.
Ringkasan APBD 2008
NO

URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lain-lain Yang
Sah
Jumlah Pendapatan
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Transfer
Jumlah Belanja &
Transfer
Surplus/ Defisit
Pembiayaan
Silpa

4.231.070.000,00

6.369.992.300,00

150,55

344.921.385.500,00

375.947.173.324,94

109

253.039.642.375,99
169.461.946.690,00

170.408.702.648,00
149.601.930.685,00

67,34
88,28

424.501.589.065,99
916.286.150,00

320.010.633.333,00
17.213.099.067,96

75,39
1878,57

425.417.875.215,99

337.223.732.400,96

79,27

-80.496.489.715,99
153.736.767.576,78
73.240.277.860,79

38.723.440.923,98
154.142.492.808,51
192.865.933.732,49

-48,11
100,26
263,33

2.000.000.000,00

Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 14

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Tabel IX.11.
Ringkasan APBD 2009
NO

PENDAPATAN DAN BELANJA
Anggaran
Realisasi
27.954.580.326,50
33.931.398.100,29
308.344.784.841,40
327.747.431.941,91

URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lain-lain Yang
Sah
Jumlah Pendapatan

%
121,38
106,29

2.086.950.000,00

1.484.079.000,00

71,11

338.386.315.167,90

363.162.909.042,20

107,32

324.735.868.214,00
169.907.568.080,00

243.134.832.268,00
148.773.761.345,00

74,87
87,56

496.643.436.294,00
1.014.121.325,00

391.908.593.613,00
523.452.908,00

78,91
51,62

497.657.557.619,00

392.432.046.521,00

78,86

-159.271.242.451,10
Surplus/ Defisit
169.832.805.837,74
Pembiayaan
10.561.563.386,64
Silpa
Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

-29.269.137.478,80
171.806.371.004,39
142.537.233.525,59

18,38
101,16
1349,58

Belanja Operasi
Belanja Modal

2.000.000.000,00

Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Transfer
Jumlah Belanja &
Transfer

Tabel IX.12.
Ringkasan APBD 2010
NO

URAIAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Pendapatan Lain-lain Yang
Sah
Jumlah Pendapatan

PENDAPATAN DAN BELANJA
Anggaran
Realisasi
31.890.829.671,00
40.052.706.974,71
309.178.987.200,00
323.027.035.755,17

%
125,59
104,48

8.443.910.000,00

3.999.993.400,00

47,37

349.513.726.871,00

367.079.736.129,88

105,03

Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Transfer
Jumlah Belanja & Transfer

351.983.163.221,00
147.586.151.865,00
1.133.704.396,59
500.703.019.482,59
1.309.714.700,00
502.012.734.182,59

277.696.257.929,00
123.098.591.196,64
540.475.000,00
401.335.324.125,64
1.237.658.608,44
402.572.982.734,08

78,89
83,41
47,67
80,15
94,5
80,19

Surplus/ Defisit

-152.499.007.311,59

-35.493.246.604,20

23,27

154.541.750.775,59
2.042.743.464,00
152.499.007.311,59

155.765.481.304,59
2.012.522.437,00
153.752.958.867,59

100,79

Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran

Silpa
Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

-

100,82

118.259.712.263,39

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 15

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Gambar 9.1
Trend Komposisi Pendapatan, Belanja & Pembiayaan Netto
Pada APBD Kabupaten Belitung Timur

Sumber : Data Dasar Kabupaten Belitung Timur, 2012

B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
Rentannya stabilitas makro ekonomi nasional terhadap gejolak perekonomian, baik
gejolak eksternal maupun internal, masih menjadi permasalahan utama dalam menjaga
kesinambungan pengelolaan keuangan. Meskipun secara umum selama periode 20052009 pemerintah mampu menghadapi tantangan pengelolaan keuangan, masih banyak
tantangan yang harus dihadapi pada masa yang akan datang, baik dari eksternal
maupun internal. Dari sisi eksternal, terdapat beberapa tantangan besar yang harus
dihadapi, yaitu:
1. tingginya ketidakpastian ekonomi global, dengan indikasi penurunan volume
perdagangan dunia masih berlanjut dan sulitnya mengakses sumber-sumber
pendanaan dan investasi;
2. tingginya

volatilitas

harga

komoditas

utama,

yang

ditandai

dengan

mulai

meningkatnya harga minyak mentah dunia;
3. integrasi ekonomi global dan regional semakin tinggi, yang mendorong peningkatan
daya saing industri;
4. perubahan arsitektur pengelolaan keuangan dunia dan nasional, dengan semakin
pesatnya perkembangan instrumen pembiayaan dan investasi sehingga memerlukan
aturan baru dengan tingkat pengawasan yang lebih mendalam.

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 16

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

Di sisi internal ketidakpastian juga terlihat dari adanya gejolak pada harga produk industri
lokal, belum bergeraknya sektor riil secara optimal, dan angka pengangguran dan
kemiskinan yang relatif masih tinggi. Kesemuanya ini menjadi tantangan ke depan dalam
peningkatan kualitas pengelolaan kebijakan keuangan. Tantangan lainnya berasal dari
kondisi infrastruktur yang masih belum memadai untuk menunjang akselarasi
pembangunan. Oleh karena itu, sebagai pembelajaran, ke depan harus segera dilakukan
langkah-langkah perbaikan melalui koordinasi yang intensif dan komprehensif antarsatuan kerja perangkat daerah atau instansi pemerintah lainnya.
Langkah antisipatif dan responsif dalam mencermati tantangan-tantangan di atas, akan
dapat mengeleminasi berbagai permasalahan, gangguan, dan hambatan dalam
pembangunan

ekonomi

sedini

mungkin.

Dengan

demikian,

diharapkan

dapat

memberikan hasil pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. Dengan
tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi, masalah pengangguran dan kemiskinan dapat
segera diatasi serta peningkatan kesejahteraan rakyat dapat segera terwujud.
Permasalahan lain yang muncul di bidang keuangan daerah adalah yang terkait dengan
pelaksanaan sistem pengelolaan anggaran yang masih belum optimal sebagaimana
yang diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah yang
mencakup

pelaksanaan

anggaran

terpadu

(unified

budget),

penerapan

sistem

penganggaran berbasis kinerja (performance based budget), dan penerapan alokasi
belanja daerah dalam kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term
expenditure framework). Selain itu, sistem pelaksanaan anggaran serta penyusunan
laporan keuangan pemerintah (termasuk neraca laporan keuangan pemerintah) yang
masih perlu ditingkatkan dan ke depan masih akan dihadapi bidang keuangan daerah.
Secara spesifik, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bidang keuangan daerah
dapat dibagi berdasarkan fungsi-fungsi sebagai berikut:
II.3-49
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah bersumber dari penerimaan perpajakan, penerimaan retribusi
daerah, serta Lain-lain PAD yang sah. Dari sisi penerimaan perpajakan, salah satu
permasalahan yang dihadapi adalah realisasi penerimaan yang masih di bawah
potensi penerimaannya sehingga coverage ratio-nya masih rendah. Kondisi ini
disebabkan oleh:
1. belum optimalnya kualitas pelayanan perpajakan secara merata di seluruh
kecamatan;
2. belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pelayanan
dan peningkatan kepatuhan wajib pajak; serta
Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 17

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

3. masih rendahnya kualitas SDM yang memenuhi harapan organisasi dan
masyarakat.
Sementara itu penerimaan dari dana perimbangan menghadapi permasalahanpermasalahan utama, yaitu:
1. adanya kecenderungan penurunan produksi bahan galian/mineral tambang yang
disebabkan, terutama, oleh faktor alam dan rendahnya investasi baru non migas;
2. bertambahnya daerah pemekaran baru;
3. sistem perhitungan bagi hasil dari pemerintah pusat yang belum transparan;
4. belum definitifnya batas wilayah antar kabupaten, mengakibatkan berbedanya
perhitungan kekayaan yang ada.
2. Belanja Daerah
Dari sisi belanja daerah, permasalahan utama yang dihadapi adalah
1. terbatasnya ruang gerak fiskal yang disebabkan oleh komposisi dan struktur
belanja daerah yang tidak sehat, di antaranya alokasi belanja wajib meliputi belanja
pegawai masih lebih besar jika dibandingkan dengan belanja untuk investasi;
2. belum optimalnya pelaksanaan sistem pengelolaan belanja daerah, seperti yang
diamanatkan dalam UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Daerah, yang
diantaranya meliputi sistem penganggaran terpadu (unified budget), anggaran
berbasis kinerja (performance based budgeting), dan kerangka pengeluaran dalam
jangka menengah (medium term expenditure framework); serta
3. masih rendahnya efektivitas dan efisiensi pengeluaran daerah sebagai dampak
dari:
a. belum sinkronnya dana desentralisasi dengan dana dekonsentrasi dan dana
tugas pembantuan, terutama dalam hal akuntabilitas pengelolaannya; dan
b. belum adanya sinergi antara program nasional dan kebijakan di daerah
menjadikan pengeluaran APBD, pengeluaran APBD Propinsi dan pengeluaran
APBN untuk daerah tidak efektif.
3. Pembiayaan APBDII.3-50
Pembiayaan APBD sampai dengan saat ini belum menemui permasalahan, karena
pemerintah daerah masih memegang teguh prinsif kehatian-hatian dalam melakukan
pengelolaan

pembiayaan,

walaupun

dari

peraturan

perundang-undangan

dimungkinkan pemerintah daerah melakukan pinjaman kepada pihak ketiga dan
lainnya.

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 18

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

4. Perbendaharaan Daerah
Beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian ke depan di bidang
perbendaharaan daerah adalah:
1. Penyiapan

berbagai

peraturan

perundang-undangan

yang

terkait

dengan

perbendaharaan yang definitif;
2. Pelaksanaan pengelolaan kas (cash management) yang belum dapat dilaksanakan
secara optimal, khususnya terkait dengan pelaksanaan kas (cash forecasting) dan
pemanfaatan dana pemerintah yang menganggur (idle cash);
3. masih terdapat peningkatan efisiensi belanja barang/jasa pemerintah.
5. Kekayaan Daerah
Beberapa permasalahan utama yang dihadapi dalam pengelolaan barang milik daerah
adalah sebagai berikut:
1. belum tersedianya peraturan perundang-undangan secara lengkap terkait dengan
pengelolaan kekayaan daerah, termasuk penatausahaan kekayaan daerah yang
dipisahkan pada BUMD dan desa;
2. belum optimalnya pengamanan Barang Milik Daerah (BMD), baik secara
administratif, hukum, dan fisik;
3. belum optimalnya pemanfaatan BMD sesuai prinsip The Highest and Best Use;
serta
4. masih lemahnya koordinasi antara satuan kerja perangkat daerah dan lembaga
terkait dengan penilaian barang milik daerah;
C. KERANGKA PENDANAAN
Berdasarkan masalah dan tantangan yang akan dihadapi bidang keuangan daerah pada
2011-2015, strategi dan arah kebijakan yang akan ditempuh adalah mengupayakan
terwujudnya optimalisasi pengelolaan keuangan pemerintah dengan memperhatikan
keberlanjutan APBD yang sehat. Untuk itu, stabilitas ekonomi akan terus dijaga melalui
pelaksanaan

sinergi

kebijakan

pengelolaan

keuangan

yang

berhati-hati,

serta

pelaksanaan kebijakan fiskal yang mengarah pada kesinambungan fiskal (fiscal
sustainability) dengan memberikan ruang gerak utama bagi peningkatan kegiatan
ekonomi rakyat.
Untuk mendukung hal tersebut, reformasi struktural di bidang pengelolaan keuangan
daerah di antaranya melalui reformasi administrasi dan kebijakan di bidang perpajakan,

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 19

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

retribusi daerah, belanja daerah, serta pengelolaan aset pemerintah. Dengan demikian,
secara umum kebijakan di bidang keuangan daerah diarahkan pada:
1. Penyeimbangan antara peningkatan alokasi anggaran dan upaya untuk memantapkan
kesinambungan fiskal melalui: (a) peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi
belanja daerah dengan tetap mengupayakan pemberian stimulus fiskal secara
terbatas; (b) merumuskan pembiayaan defisit anggaran sehingga tidak menyebabkan
berkurangnya pembiayaan sektor swasta (crowding out effect).
2. Peningkatan penerimaan daerah terutama ditempuh melalui reformasi kebijakan dan
administrasi perpajakan dan retribusi daerah, serta optimalisasi sumbangan pihak
ketiga, baik dari jenisnya maupun perbaikan administrasinya.
3. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengeluaran daerah terutama ditempuh melalui:
(a) pemisahan secara jelas kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi dan
daerah serta pemerintah desa yang diikuti dengan pendanaannya berupa belanja
daerah, dan kaitannya dengan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (b) penajaman alokasi
anggaran antara lain dengan realokasi belanja daerah agar lebih terarah dan tepat
sasaran; (c) pengembangan sistem pengadaan barang/jasa pemerintah.
4. Pengkajian secara cermat dan mendalam mengenai kemungkinan penggunaan
obligasi daerah dan pinjaman daerah.
Strategi yang akan dilakukan dalam mencapai arah kebijakan tersebut melalui:
1. Penetapan kebijakan belanja yang efektif, dan efisien dengan memperhatikan aspek
kemampuan dalam menghimpun pendapatan;
2. Pemantapan pelaksanaan anggaran terpadu (unified budget), penerapan sistem
penganggaran berbasis kinerja (performance based budget), dan penerapan alokasi
belanja daerah dalam kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term
expenditure framework);
3. Perencanaan dan alokasi anggaran yang tepat sasaran dan adil berdasarkan prioritas
program pembangunan;
4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pengelolaan kekayaan daerah, dan penilaian
kekayaan daerah untuk menentukan nilai ekonomi (existing value) serta nilai potensi
(potential value) kekayaan daerah;

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 20

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

5. Optimalisasi pendapatan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat;
6. Pengelolaan pembiayaan dan pengendalian resiko yang optimal.
Untuk mencapai arah kebijakan dan strategi di bidang keuangan daerah, prioritas bidang
yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah terdiri dari: (1) Optimalisasi
Pengeluaran Pemerintah Dan Pengelolaan Kekayaan Daerah; (2) Pengelolaan APBD
Yang Berkelanjutan. Strategi dan arah kebijakan pembangunan tersebut, selanjutnya
diturunkan ke dalam fokus prioritas dan kegiatan prioritas optimalisasi pengeluaran
pemerintah dan pengelolaan kekayaan daerah dalam lima tahun ke depan adalah:
1. Fokus Prioritas Optimalisasi Anggaran Belanja Pemerintah Daerah yang didukung
oleh kegiatan prioritas sebagai berikut:
a. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Daerah (APBD);
b. Pengembangan Sistem Penganggaran; dan
c. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja
Lain-lain.
2. Fokus Prioritas Pengelolaan Perimbangan Keuangan yang didukung oleh kegiatan
prioritas sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang
pembiayaan dan kapasitas daerah;
b. Perumusan kebijakan, bimbingan teknis, dan pengelolaan transfer ke desa;
c. Perumusan kebijakan bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi di bidang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD); dan
d. Perumusan kebijakan, pemantauan dan evaluasi di bidang pendanaan daerah dan
ekonomi daerah, penyusunan laporan keuangan transfer ke desa, serta
pengembangan sistem informasi keuangan daerah.
3. Fokus Prioritas Pengelolaan Perbendaharaan Daerah yang didukung oleh kegiatan
prioritas sebagai berikut:
a. Pembinaan pelaksanaan anggaran dan pengesahan dokumen pelaksanaan
anggaran
b. Peningkatan pengelolaan kas daerah;
c. Manajemen investasi ;
d. Penyelenggaraan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran; dan
e. Penyusunan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah desa.

Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Belitung Timur

Aspek Pembiayaan Pembangunan

IX- 21

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

4. Fokus Prioritas Pengelolaan Kekayaan Daerah yang didukung oleh kegiatan prioritas
sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, evaluasi dan pengelolaan
barang milik daerah;
b. Perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, evaluasi dan pengelolaan
Barang Milik Daerah dan Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
c. Perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, evaluasi dan pengelolaan
Kekayaan Daerah lain-lain.
Sementara itu, prioritas pengelolaan APBD yang berkelanjutan melalui fokus prioritas
dan kegiatan prioritas yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Fokus Prioritas Perumusan Kebijakan Fiskal, Pengelolaan Pembiayaan Anggaran Dan
Pengendalian Resiko yang didukung oleh kegiatan prioritas sebagai berikut:
a. Perumusan Kebijakan APBD;
b. Perumusan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Daerah;
c. Perumusan Kebijakan Pajak, Retribusi dan Lain-lain PAD yang Sah;
d. Perumusan Pengelolaan Pinjaman;
2. Fokus Prioritas Peningkatan dan Optimalisasi Penerimaan Daerah yang didukung oleh
kegiatan prioritas sebagai berikut:
a. Pengelolaan Lain-lain PAD Yang Sah dan Subsidi Swasta;
b. Peningkatan Efektivitas Pemeriksaan, Optimalisasi Pelaksanaan Penagihan;
c. Peningkatan Kualitas Pelayanan serta Efektivitas Penyuluhan dan Kehumasan;
d. Perencanaan, Pengembangan, dan Evaluasi di Bidang Teknologi, Komunikasi,
dan Informasi;
e. Pelaksanaan reformasi proses bisnis;
f.

Pengelolaan data dan dokumen Perpajakan;

Penghitungan kerangka pendanaan memperhatik