PROFIL KABUPATEN SERANG BAB

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

BAB
PROFIL KABUPATEN
SERANG
4.1. KONDISI GEOGRAFIS, BATAS ADMINISTRASI DAERAH, LUAS
WILAYAH DAN TOPOGRAFIS
4.1.1. KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5°50' - 6°21'
Lintang Selatan dan 105°7' 106°22' Bujur Timur. Batas-batas wilayah
administrasi Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara

: Laut Jawa

• Sebelah Selatan

: Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak

• Sebelah Timur


: Kabupaten Tangerang

• Sebelah Barat

: Kota Serang dan Selat Sunda

Secara umum wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari
500 meter dpl dan tersebar pada semua wilayah. Kemiringan tanah atau
lereng selain mempengaruhi bentuk wilayah juga mempengaruhi tingginya
perkembangan erosi.
Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan
sebagai bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi
wilayah serta sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan
pembangunan pada pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa.
Kabupaten Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya
manusia potensial yang bertekad bulat bahu membahu membangun
wilayahnya secara maksimal.
Hal 4-1


DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Mengandalkan

kekayaan

sumber

alamnya

cukup

berlimpah

serta

pemberdayaan seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan mampu
membuat dasar pijakan kuat sebagai modal untuk membangun wilayah
Kabupaten Serang seoptimal mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesarbesarnya bagi rakyatnya.


4.1.2. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Serang secara administratif berbatasan dengan beberapa daerah
kabupaten lainnya, yaitu :
• Sebelah Utara

: Laut Jawa

• Sebelah Timur

: Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak

• Sebelah Barat

: Kota Serang dan Selat Sunda

• Sebelah Selatan

: Kabupaten Tangerang


4.1.3. LUAS WILAYAH
Kabupaten Serang memiliki wilayah cukup luas 1.734,09 Km² dan sumber daya alam
yang banyak namun masih terbatas dalam pemanfaatanya. Kondisi lahan di
Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Pola penggunaan lahan pada kawasan budidaya, sebagian besar
penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu sawah tadah hujan dan irigasi,
tegalan, kebun campuran, perkampunngan, perumahan dan jasa. Sesuai dengan
topografinya Kabupaten Serang memiliki wilyah dataran dan bergelombang berada
pada ketinggian 0 m – 1.778 m diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata

145,3 mm/bl. Suhu udara di Kabupaten Serang berkisar 23,1 – 31,3 ˚C, sedangkan

tingkat kelembaban rata-rata sekitar 78 % dan rata-rata penyinaran matahari
mencapai 69,2 %. Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya maka tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Serang adalah 1.076 jiwa/km persegi, dengan okupasi mata
pencaharian penduduk terbanyak adalah petani.

Hal 4-2


DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Adapun luas masing- masing wilayah sesuai dengan peraturan yang berlaku
sebagaimana tertera pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Administratif Kecamatan dan
Jumlah Wilayah Administratif Kelurahan

Hal 4-3

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

4.1.4. KONDISI TOPOGRAFIS
Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi mulai
dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa
sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten serang

di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau. Seluruh

kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik dan telepon
yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam serta mempunyai
sumber air baku/bersih yang mencukupi.
Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Zona Industri serang Barat
dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan
Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha berada di
sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar,
kimia, maritim dan pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan seperti Industri
Gunanusa Utama Fabricators dan Berlian Sarana Utama. Sedangkan Zona Industri
Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande dan Kragilan dengan luas kawasan
industri 1.115 ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang,
Indah Kiat dan Modern Cikande.
Selain sektor industri, kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang
pertanian seperti kelapa dan melinjo yang menjadi khas Banten. Di sektor kelautan
potensi yang ada berupa ikan bandeng,udang windu, rumput laut dan perikanan
tambak. Sektor pariwisata juga memiliki potensi yang cukup besar. Hal ini mengingat
terdapat lokasi wisata berupa Pantai Anyer dan awasan Heritage BAnten lama. Daya
tarik wisata lain adalah Mercusuar, Karang Bolong dan Anyer Kidul, Rawa Dano,
Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian air Panas Batukuwung dll.


Hal 4-4

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Gambar 4.1.
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Serang

4.2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS
4.2.1. JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2012 berdasarkan hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mencapai 1.448.966 jiwa, dengan
penduduk laki-laki sebanyak 735.552 jiwa, lebih banyak dibanding penduduk
perempuan yang sebesar 713.414jiwa.Rata-rata anggota rumah tangga di Kabupaten
Serang sebesar 5 orang per rumahtangga..

Hal 4-5

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019


Tabel 4.4
Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga
di Kabupaten Serang Tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Serang (Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013)

4.2.2. KOMPOSISI PENDUDUK
Menurut dokumen Kabupaten Serang Dalam Angka (KDA) Tahun 2013 yang
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang

jumlah penduduk
Hal 4-6

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Kabupaten Serang sebanyak 1.448.966 jiwa terdiri dari laki-laki 735.552 jiwa dan
perempuan 713.414 jiwa. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Cikande
sebanyak 95.982 jiwa, diikuti Kecamatan Kramat watu dan Kecamatan Kragilan

berturut-turut sebanyak 89.179 jiwa dan 84.283 jiwa. Namun bila dilihat dari tingkat
kepadatan penduduk dengan memperhatikan faktor luas wilayah, maka kecamatan
dengan penduduk terpadat ialah Kecamatan Kibin dengan tingkat kepadatan
penduduk 2.078

jiwa/km2 diikuti Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Cikande

berturut-turut mencapai 2.052 jiwa/km2 dan 1.900 jiwa/km2. Sedangkan tingkat
kepadatan 25 kecamatan lainnya berkisar antara 300 s/d 1.000 jiwa/km2 dibawah
rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang

sebesar 987jiwa/km2

artinya terdapat ketimpangan sebaran penduduk yang mencolok antara 3 Kecamatan
kawasan perkotaan dan 7 kecamatan lainnya. Untuk lebih lengkap dan jelasnya
mengenai jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Serang menurut Kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 4.5 berikut

Hal 4-7


DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Kabupaten Serang Tahun 2012
Per-Kecamatan

Sumber : BPS Kabupaten Serang (Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013)

4.2.3. STRUKTUR USIA
Jika melihat piramida penduduk Kabupaten Serang yang disusun berdasarkan
kelompok umur penduduk 5 tahunan, maka Kabupaten Serang termasuk wilayah
penduduk muda. Sebagaimana dapat dilihat pada grafik piramida penduduk
Hal 4-8

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Kabupaten Serang tahun 2012, dimana bentuk grafiknya cenderung mengerucut di
bagian atas. Gambar batang yang paling atas memanjang dikarenakan kelompok

umur 60-64 tahun; 65-70 tahun; dan 70 tahun lebih, disatukan datanya pada
kelompok umur 60 tahun keatas. Penduduk Kabupaten Serang yang terbesar yaitu
pada kelompok umur 10-14 tahun, sehingga program-program Pemerintah
Kabupaten Serang harus lebih diutamakan sasarannya pada kelompok umur 10-14
tahun.

4.2.4. KETENAGAKERJAAN
Laju pertumbuhan angkatan kerja merupakan salah satu indikator yang bisa
digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Gambaran
kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja, dan
distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek ekonomi suatu
daerah dimana pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan
oleh faktor produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh

Hal 4-9

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

faktor lain. Oleh karena itu tingginya angkatan kerja di suatu daerah secara langsung
dapat menggerakan perekonomian daerah tersebut.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
selama tahun 2012 tercatat pencari kerja yang resmi terdaftar sebanyak 26.477
orang, sementara yang berhasil ditempatkan sebanyak 5.042 orang, atau mencakup
19,04 persen dari keseluruhan pencari kerja yang mendaftar.

4.2.5. PENDIDIKAN
Persentase penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2013 usia 15 tahun ke
atas yang berpendidikan SD sederajat sebesar 58,99%; tamat SMP sederajat
sebesar 53,64%; tamat SMA sederajat sebesar 70,61%; dan sebanyak 84,65%
yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Jenis Kelamin dan Status Pendidikan di Kabupaten Serang Tahun 2013

Sumber :Statistik ketenagakerjaan 2013

Hal 4-10

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

4.3. GAMBARAN TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1.778 m dari
permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan
dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dari permukaan laut (dpl) membentang
dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda.
Ketinggian 1.778 m dari permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang
yang terletak di sebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada
umumnya (≥ 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari
500 mdpl.

4.4

GAMBARAN HIDROLOGI

Wilayah Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1.778 m dari
permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan
dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dari permukaan laut (dpl) membentang
dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda.
Ketinggian 1.778 m dari permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang
yang terletak di sebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada
umumnya (≥ 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari
500 mdpl. ri dari Sungai Ciwulan, Sungai Cikunir, Sungai Cimerah, Sungai Cikupang,

dan Sungai Cisaruni arah pengaliran, yakni pada umumnya ke utara menuju Laut
Jawa atau Teluk Banten, dan sebagian ke barat menuju Selat Sunda

4.5

GAMBARAN GEOLOGI

Secara geologis Kabupaten Serang terdiri dari 3 (tiga) jenis batuan.Bagian terbesar
adalah jenis batuan pretertiary sediments dan batuan aluvium, selain itu terdapat
sedikit daerah termasuk batuan Young Quartenary Volcanic Products, yaitu pada
bagian paling selatan Kota Serang (di Desa Gelam).
Keadaan tanah (soil) di Wilayah Kabupaten Serang terdiri dari 5 (lima) jenis,
berdasarkan bahan induk penyusunnya yaitu: jenis podsoik merah, jenis asosiasi
Hal 4-11

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

podsolik kuning, dan hidromorf kelabu, regosol kelabu kekuningan, regosol kelabu,
jenis asosiasi latosol cokelat kemerahan, dan latosol coklat.

4.6

GAMBARAN KLIMATOLOGI
Iklim dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis klasifikasi. Menurut

Köppen, daerah belahan Utara Serang beriklim Ama, sedangkan belahan Selatan
Serang umumnya beriklim Afa, meskipun ada juga yang beriklim Cfa. Daerah belahan
Utara Serang dengan demikian mempunyai bulan kering selama satu bulan atau lebih
dalam setahun. Bagian Selatan Serang pada umumnya tidak mempunyai bulan yang
jelas-jelas merupakan bulan kering. Pada bagian yang beriklim Cfa mempunyai
karakteristik hujan yang serupa dengan daerah bagian Selatan Serang, tetapi di
daerah ini suhu pada bulan terdingin dapat mencapai < 18˚C dan pada bulan
terhangat bisa melebihi 22 ˚C.

Menurut klasifikasi Mohr (1933), daerah Serang mempunyai enam bulan

basah November-April) dan enam bulan (Mei-Oktober) yang tidak termasuk bulan
basah atau kering. Pada saat bulan basah, curah hujan melebihi laju penguapan. Pada
bulan yang diguyur curah hujan antara 60 mm sampai 100 mm terjadi keseimbangan
antara curah hujan dan besar penguapan. Secara umum daerah Kabupaten Serang
sebenarnya cukup memperoleh air dari hujan secara alami. Oleh karena itu dengan
pengelolaan air-tanah-hutan yang baik dan benar serta sistem irigasi dan drainase
yang baik dan tepat, maka daerah penduduk Kabupaten Serang secara umum
sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan airnya sendiri.
Fluktuasi kelembaban udara rata-rata bulanan antara tahun 1991 sampai
dengan 2003 secara rata-rata terjadi kecenderungan penurunan kelembaban udara
sekitar 4 %, namun kelembaban minimum rata-rata meningkat sekitar 2 %,
sedangkan maksimum rata-ratanya relatif tetap. Hal ini agaknya menunjukkan
semakin gersangnya kondisi udara di Kabupaten Serang dalam kurun waktu 23 tahun
terakhir.
Perubahan pola iklim ini juga ditandai dengan fluktuasi perubahan curah
hujan yang semakin menurun, fluktuasi penguapan yang semakin meningkat, dan
lama (durasi, duration) penyinaran matahari yang relatif tetap sejak 1991 sampai
Hal 4-12

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

dengan 2003 di kota Serang. Semua uraian di muka merupakan indikasi telah terjadi
perubahan pola iklim di kota Serang yang semakin kering

Curah Hujan
Sebagai parameter yang sangat penting dalam menentukan iklim dan neraca
air (water balance) di Kabupaten Serang, curah hujan digambarkan dalam bentuk
isohyet rata-rata (normal) hujan bulanan yang diolah dari data 30 tahun (1971-2000)
sebagai dipersyaratkan oleh World Meteorological Organization (WMO) untuk
memperoleh gambaran yang lebih teliti dan baku (standard). Peta isohyet bulanan
disajikan oleh BMG (2004) sebagai pada Gambar 2.2 sampai dengan 2.7. Dari gambargambar tersebut nampak daerah selatan secara umum cukup air sepanjang tahun,
namun bagian utara cenderung kering pada bulan Juni-Oktober.
Dari data yang ada dan gambar-gambar tersebut dapat disimpulkan berbagai
hal di Kabupaten Serang sebagai disajikan pada Tabel 2.1. Curah hujan yang agak
basah (100 - < 200 mm) sampai dengan basah ekstrim (≥ 500 mm) terjadi di

Kabupaten Serang, namun di kota Serang hanya sampai basah (300 - < 400 mm).

Kekecualian terdapat di wilayah-wilayah Barat Laut (BL)-Utara (U)-Timur Laut (TL)Timur (T) dan Tenggara (Tg) yang pada bulan Juli (7) sampai dengan bulan
September (9) cenderung selalu tidak basah (< 100 mm). Bahkan sering kering (< 60
mm) sebagaimana terjadi dari bulan Mei sampai dengan September 1998 yang hanya
mencapai masing-masing 39,8 mm; 53,4 mm; 54,5 mm; 14,6 mm; dan 20,2 mm saja.
Curah hujan tahunan selalu di atas 1000 mm di wilayah utara dan ada yang lebih dari
3000 mm di wilayah selatan.

4.7

KONDISI EKONOMI

4.7.1 POTENSI EKONOMI DAERAH
Secara umum, kinerja perekonomian makro Kabupaten Serang dalam lima tahun
terakhir tumbuh secara signifikan. Demikian halnya pada tahun 2009, walaupun
terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi namun kinerja pertumbuhannya masih
positif. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang (LPE) pada tahun 2009 angkanya

Hal 4-13

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

mencapai 3,18 %, lebih rendah jika dibandingkan dengan LPE tahun 2008 yang
mencapai 3,95 %.

Terjadinya perlambatan pertumbuhan tersebut salah satunya dikarenakan adanya
pemekaran wilayah Kabupaten Serang pada tahun 2007 yang diikuti dengan adanya
pembagian aset wilayah sehingga berdampak pada berkurangnya nilai produksi
bruto daerah, serta terjadinya krisis finansial global di penghujung tahun 2007 hingga
tahun 2009, yang dampaknya mengakibatkan terjadinya perlambatan pertumbuhan
ekonomi hampir diseluruh dunia.

Tabel Perkembangan Nilai PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
Kab. Serang Tahun 2005-2009
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Tahun
2005
2006
2007
2008*
2009**

Nilai (Rp. 000.000)
ADHK
ADHB
7.973.370,72 11.192.422,59
8.357.679,63 12.603.637,47
6.387.705,54
9.846.647,44
6.639.988,83 10.729.729,43
6.851.287,52 11.497.791,59

Pertumbuhan (%)
ADHK
ADHB
4,40
12,27
4,82
12,61
4,71
8,44
3,95
8,97
3,18
7,16

Ket : * Angka revisi
** Angka sementara
Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Gambar Perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Serang
Tahun 2005-2009
14.000.000,00
4,82
4,40

4,71

5,00
3,95
3,18

8.000.000,00

4,00
3,00

2006

2007

ADHK

ADHB

6.851.287,52
11.497.791,59

2005

6.639.988,83
10.729.729,43

0,00

9.846.647,44

2.000.000,00

6.387.705,54

4.000.000,00

8.357.679,63
12.603.637,47

6.000.000,00

2008*

2009**

LPE (%)

10.000.000,00

7.973.370,72
11.192.422,59

Nilai PDRB (Rp. Juta)

12.000.000,00

6,00

2,00
1,00
0,00

LPE
Hal 4-14

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

Sementara itu laju pertumbuhan PDRB sektoral berdasarkan harga konstan hingga
tahun 2009, menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi khususnya pada
kelompok sektor tersier, yaitu Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (12,39%),
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (9,76%), serta Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran (9,23%).
Gambar Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kabupaten Serang
Tahun 2005-2009
16,00
14,99
14,00

13,74

13,64
13,21

13,41
12,39

12,00

Pertumbuhan (%)

10,00

11,02
10,85

10,27

9,57
9,18

8,00
6,00
4,00
2,00

7,71
6,58
6,28
5,95

6,97
6,13
6,06
5,65
4,46
4,41
3,50
2,46

4,01
2,96

0,00
-2,00

2006

9,76
9,45
9,23

8,28
7,06
5,80
5,60

6,87

3,46

3,78

6,63

3,35
2,31
1,52

2,18

-0,16
2005

10,47

9,43

2007-1,91

-0,73
2008

2009

-4,00
Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan/Konstruksi

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persew aan & Jasa Prsh

Jasa-Jasa

Adapun pertumbuhan sektoral tertinggi pada tahun 2009, terjadi pada Sektor
Pertambangan dan Galian (kelompok sektor primer) yang memiliki laju pertumbuhan
sebesar 13,41%, sementara Sektor Pertanian hanya tumbuh sebesar 3,35%.
Sedangkan Sektor Industri Pengolahan (kelompok sektor sekunder) kinerja
pertumbuhannya relatif kecil, yakni sebesar 1,52% pada tahun yang sama.

Kinerja pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang tersebut di atas, tidak terlepas dari
adanya pertambahan nilai bruto produksi yang terjadi di Kabupaten Serang hingga
tahun 2009. Berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2009 nilai produksi bruto
Kabupaten Serang mencapai Rp. 11,49 Trilyun, atau meningkat sebesar Rp. 768,06
Milyar dari tahun sebelumnya. Adapun berdasarkan harga konstan (tahun 2000),

Hal 4-15

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

PDRB Kabupaten Serang pada tahun 2009 mencapai Rp. 6,85 Trilyun, atau terjadi
kenaikan sebesar Rp. 211,29 Milyar dari tahun sebelumnya.
Tabel Perkembangan Nilai PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha
Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (Rp. Juta)
No.
Lapangan Usaha
I.
Sektor Primer
1 Pertanian
Pertambangan
dan
2 Penggalian
II. Sektor Sekunder
3 Industri Pengolahan
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
5 Bangunan/ Konstruksi
III. Sektor Tersier
Perdagangan, Hotel dan
6 Restoran
Pengangkutan
dan
7 Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa
PDRB ADHB

2007
1.510.457,47
1.502.883,53

2008*
1.657.917,49
1.649.778,74

2009**
1.798.587,23
1.788.957,66

7.573,94
6.925.637,59
6.205.131,39
506.580,83
213.925,37
1.410.552,38

8.138,75
7.385.288,72
6.619.873,36
519.622,62
245.792,74
1.686.523,22

9.629,57
7.784.144,32
6.958.942,30
538.755,28
286.446,74
1.915.060,04

645.151,27

784.995,32

882.586,07

291.110,32

336.823,88

402.356,98

222.216,39
261.644,62
293.781,32
252.074,40
303.059,40
336.335,67
9.846.647,44 10.729.729,43 11.497.791,59

Ket : * Angka revisi
** Angka sementara
Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Berdasarkan kelompok sektor ekonomi, struktur perekonomian Kabupaten Serang
dalam kurun waktu tahun 2007-2009 masih didominasi kelompok sektor sekunder.
Dalam kurun waktu tersebut, kontribusi rata-rata nilai PDRB ADHB pada kelompok
sektor sekunder mencapai 68,82%, selanjutnya diikuti kelompok sektor tersier
15,68%, dan kelompok sektor primer 15,50%.

Tabel Perkembangan Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha
Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)
No.
I.
1
2
II.
3
4
5

Lapangan Usaha
Sektor Primer
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Sektor Sekunder
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/ Konstruksi

2007
15,34
15,26
0,08
70,33
63,02
5,14
2,17

2008*
15,45
15,38
0,08
68,83
61,70
4,84
2,29

2009**
15,64
15,56
0,08
67,70
60,52
4,69
2,49
Hal 4-16

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kabupaten Serang 2015-2019

No.
Lapangan Usaha
III. Sektor Tersier
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 Perusahaan
9 Jasa-Jasa
PDRB ADHB

2007
14,33
6,55
2,96

2008*
15,72
7,32
3,14

2009**
16,66
7,68
3,50

2,26
2,56
100,00

2,44
2,82
100,00

2,56
2,93
100,00

Ket : * Angka revisi
** Angka sementara
Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Adapun komposisi distribusi PDRB berdasarkan sektor lapangan usaha pada tahun
2009, ditandai dengan peran Sektor Industri Pengolahan yang menguasai hingga
60,52% terhadap struktur perekonomian. Peran besar lainnya disumbangkan oleh
Sektor Pertanian 15,56%, serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu 7,68%.
Dalam periode tahun 2007-2009 secara rata-rata peran Sektor Industri Pengolahan
berkontribusi menyumbang 61,75% terhadap total perekonomian Kabupaten Serang.
Adapun Sektor Pertanian yang merupakan sektor yang paling banyak menyerap
tenaga kerja di Kabupaten Serang, rata-rata kontribusinya hanya sebesar 15,40%
pada periode yang sama.
Gambar Distribusi Rata-Rata PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha
Di Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)

Perdagangan, Hotel
& Restoran
7,18%

Keuangan, Persewaan
& Jasa Prsh
2,42%
Pengangkutan &
Jasa-Jasa
Komunikasi
2,77%
3,20%

Bangunan/Konstruksi
2,32%

Pertanian
15,40%
Pertambangan &
Penggalian
0,08%

Listrik, Gas dan Air
Bersih
4,89%

Industri Pengolahan
61,75%
Hal 4-17