Bab 5 - 1 - DOCRPIJM bbf38a3d7d BAB V5. BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

BAB
V

5.1.

KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN
TAPANULI UTARA

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli
Utara
Kabupaten

Tapanuli

perekonomian


rakyat

Utara
yang

memiliki
didukung

sektor
oleh

pertanian
sektor

sebagai

industri

andalan


pariwisata,

agroindustri, pertambangan dan energi serta meningkatkan sektor pendidikan
dan kesehatan guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
handal serta demikian juga dengan pembangunan infrastruktur adalah dasar
untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat dengan visi:

”Terwujudnya Penataan Ruang Kabupaten Tapanuli Utara berbasis
pertanian dan agroindustri yang didukung sektor pariwisata,
pertambangan dan energi yang produktif, efisien, aman dan nyaman
dengan memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah, mitigasi
bencana serta pembangunan yang berkelanjutan”.
Kabupaten Tapanuli Utara sebagai kabupaten yang memiliki hasil sumber daya
alam yang melimpah membuat kabupaten Tapanuli Utara tidak boleh
dipandang sebelah mata. Sebagai salah satu kawasan andalan Tapanuli dan
sekitarnya serta kawasan strategis Danau Toba dan sekitarnya yang dimuat
dalam Rencana Tata Ruang Nasional, membuat Kabupaten Tapanuli Utara
menjadi kabupaten yang mengalami perkembangan dengan cepat.
Di dalam Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara juga dimuat bahwa
Kabupaten Tapanuli Utara diarahkan sebagai Kawasan pertanian tanaman

pangan, pengolahan hasil hutan, Pengolahan Hasil perkebunan, kawasan
lindung dan juga sebagai kawasan rawan bencana gempa bumi. Dengan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 1

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

mempertimbangkan kompleksitas permasalahan dan untuk menjawab berbagai
issu pembangunan yang berkembang di Kabupaten Tapanuli Utara, maka
diformulasikan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tapanuli Utara 20122032 adalah:
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan kebijakan-kebijakan yang
akan dilaksanakan, yaitu:
1.

Peningkatan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi dan
budaya ke seluruh wilayah pengembangan.

Untuk mencapai kebijakan tersebut strategi yang akan ditempuh, yaitu:
a. Membangun

dan

meningkatkan

kualitas

jaringan

pergerakan

transportasi darat ke setiap bagian wilayah pengembangan;
b. Membangun dan mengembangkan potensi pembangkit energi dengan
memanfaatkan sumber energi yang tersedia serta memperluas jaringan
energi untuk kebutuhan pembangunan wilayah;
c. Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan,
air bersih, pasar, telekomunikasi, energi listrik, pemerintahan, dan lain
sebagainya);

d. Mengembangkan dan melestarikan serta mempromosikan berbagai
potensi alam, budaya dan sejarah yang merupakan asset dalam
mendukung pengembangan sektor pariwisata.
2.

Pemeliharaan

dan

perwujudan

kelestarian

lingkungan

hidup,

serta

penanggulangan resiko bencana alam.

Untuk mencapai kebijakan tersebut maka strategi yang akan ditempuh,
yaitu:
a. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun kualitasnya;
b. Mengembangkan energi alternatif;
c. Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui penerapan
instrumen pengendalian pemanfaatan ruang secara sistematis;
d. Mengoptimasikan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 2

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

3.


Pelaksanaan optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Untuk mencapai kebijakan tersebut maka strategi yang akan ditempuh,
yaitu:
a. Menerapkan konsep intensifikasi lahan pertanian irigasi teknis untuk
meningkatkan hasil produksi;
b. Mengoptimalkan

pemanfaatan

lahan-lahan

tidur

untuk

kegiatan

produktif;

c. Mengembangkan

kawasan

budidaya

pertanian

dengan

konsep

ekstensifikasi sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahannya.
4.

Peningkatan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan daya
dukung lahan.
Untuk mencapai kebijakan tersebut strategi yang akan ditempuh, yaitu:
a. Membangun dan memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan
pertanian irigasi teknis;

b. Melakukan

intensifikasi

lahan

pertanian

dan

perkebunan

untuk

mendukung pengembangan sektor sekunder;
c. Meningkatkan

produktifitas

subsektor


peternakan

dan

perikanan

(minapolitan);
d. Mengembangkan

kawasan

agropolitan

untuk

meningkatkan

perekonomian masyarakat.
5.


Peningkatan Ekonomi Masyarakat berbasis sumber daya alam.
Untuk mencapai kebijakan tersebut strategi yang akan ditempuh, yaitu:
a. Mengembangkan sektor pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian
sumber daya alam;
b. Mendirikan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan pada
lokasi-lokasi produksi;
c. Membudidayakan peternakan hewan besar dan kecil pada kawasan
bukan perkotaan;
d. Mengembangkan perikanan darat pada daerah yang dekat dengan
sumber daya air;

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 3

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

e. Mengeksploitasi daerah-daerah penghasil barang tambang dengan
memperhatikan dampak lingkungan;
f. Membangun sarana dan prasarana pada kantong-kantong produksi dan
lokasi wisata.
6.

Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
Untuk mencapai kebijakan tersebut strategi yang akan ditempuh, yaitu:
a. Menetapkan

kawasan

strategis

nasional

dengan

fungsi

khusus

pertahanan dan keamanan;
b. Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga
yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya
terbangun;
d. Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset Pertahanan/TNI.

5.1.1. Arahan Pengembangan Pola Ruang Kabupaten Tapanuli Utara
Pemanfaatan ruang merupakan kegiatan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia pada ruang yang bersangkutan dengan sifat yang dinamis. Namun
dinamika perubahan pemanfaatan ruang tidak selalu mengarah pada optimasi
pemanfaatan sumberdaya yang ada, hal ini terutama disebabkan oleh terus
meningkatnya kebutuhan akan ruang sejalan dengan perkembangan kegiatan
budidaya sementara keberadaan ruang bersifat terbatas.
Dalam menyeimbangkan kebutuhan dan ketersediaan akan lahan menuju
kondisi optimal, maka perencanaan pemanfaatan ruang dilakukan melalui
pendekatan

komprehensif

yang

memadukan

pendekatan

sektoral

dan

pendekatan ruang. Dalam hal ini perencanaan tata ruang merupakan upaya
untuk memadukan dan menyerasikan kegiatan antar sektor agar dapat saling

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 4

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

menunjang serta untuk mengatasi konflik berbagai kepentingan dalam
pemanfaatan ruang.
Arahan pengembangan dan pola pemanfaatan ruang Kabupaten Tapanuli Utara
merupakan pedoman bagi penggunaan ruang di Kabupaten Tapanuli Utara
yang didasari pada prinsip pemanfaatan sumberdaya alam berasaskan
keseimbangan lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Arahan ini
diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan dan perkembangan antar kegiatan
bagian wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang lebih berimbang dan
proporsional tanpa mengganggu kelestarian.
Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan kawasan
lindung dan kawasan budidaya sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2008, dan
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung
dan budidaya adalah sebagai berikut:
 Kawasan

lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya
buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan
yang berkelanjutan.
 Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,
sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia.
Pengelolaan kawasan-kawasan tersebut harus disertai dengan perencanaan,
pemanfaatan,

dan

pengendalian

pemanfaatannya.

Untuk

menuju

perkembangan wilayah yang berkelanjutan, maka tahap pertama yang
dilakukan

adalah

melakukan

penetapan

kawasan

lindung,

selanjutnya

pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya diarahkan berdasarkan sifat-sifat
kegiatan yang akan ditampung, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan.
Secara umum kegiatan budidaya terbagi dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu
kawasan perdesaan dan perkotaan. Kawasan perkotaan menampung kegiatankegiatan permukiman perkotaan, industri, jasa dan perdagangan, serta
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 5

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

kegiatan pelayanan yang lainnya. Kegiatan perdesaan merupakan kawasan
transisi antara kawasan berfungsi lindung dan kawasan perkotaan. Kegiatan
yang termasuk dalam kawasan perdesaan adalah hutan produksi, pertanian
lahan basah/kering, perkebunan, peternakan, perikanan, dan permukiman
perdesaan sebagai kawasan penyangga bagi kawasan lindung. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar peta 3.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten
Tapanuli Utara Tahun 2012–2032.

1. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi
kelestarian

lingkungan

hidup

yang

mencakup

sumberdaya

alam,

sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan
yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung ini dilakukan berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia (KEPPRES) Nomor 32 Tahun 1990
tentang Penetapan Kawasan Lindung, maka wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara mengacu pada Keppres ini, dimana prioritas penekanan kawasan
dengan acuan utama untuk kawasan-kawasan berfungsi hutan lindung
dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Kemiringan > 40%
2. Ketinggian > 2.000 m dpl
3. Nilai skor (total) yang dihasilkan untuk kemiringan, curah hujan, dan
kepekaan tanah > 175.
Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung pada
kawasan lindung. Sasaran dari pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten
Tapanuli Utara adalah:
1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan
satwa.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 6

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

2. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem,
dan keunikan alam.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan

Ruang dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Nasional maka yang dimaksud kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang

mencakup

kepentingan

sumberdaya

pembangunan

alam
yang

dan

sumberdaya

berkelanjutan

dan

buatan guna
berwawasan

lingkungan. Beberapa upaya yang dapat direkomendasikan untuk dilakukan
bagi aparat pemda dan pihak lain yang terkait di Kabupaten Tapanuli Utara
diantaranya adalah:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian
kawasan lindung di Kabupaten Tapanuli Utara melalui seminar dan
diskusi;
2. Mendukung penyusunan rancangan undang-undang yang konstruktif
yang

dapat

mendukung

pelestarian

dan

pemanfaatan

Wilayah

Kabupaten Tapanuli Utara secara lestari;
3. Mengembangkan dukungan secara meluas melalui jaringan kerja sama
dengan pemimpin informal, dan media;
4. Menyelesaikan konflik antar pihak terkait dan mengurangi gangguan
terhadap daerah tangkapan air, koridor satwa liar atau mungkin harus
dibangun untuk kelangsungan hidup populasi fauna yang terancam
punah;
5. Mendukung peningkatan penegakan hukurn yang lebih baik;
6. Berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana tata ruang lokal dan regional
agar rencana tersebut mencakup upaya pelestarian Kabupaten Tapanuli
Utara;
7. Merehabilitasi daerah-daerah yang terdegradasi melalui program hutan
kemasyarakatan. Program ini termasuk penanaman pohon dan spesies
non kayu seperti bambu dan rotan;
8. Mendukung

upaya penyelamatan jasa ekologi bagi kepentingan

masyarakat seperti jasa air, irigasi dan pertanian.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 7

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

2. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas
yang

mampu

memberikan

keadaan

kawasan

sekitarnya

maupun

bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
pemeliharaan kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan
lindungo dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, banjir, sedimentasi,
dan menjaga fungsi hidrologi untuk menjamin ketersediaan unsur hara
tanah, air tanah, dan air permukaan.
Pengembangan kawasan hutan lindung, akan dilakukan melalui upaya
yakni, mengendalikan perambahan hutan dan alih fungsi hutan yang
berfungsi lindung oleh kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi lindung
hutan yang bersangkutan. Untuk itu kawasan hutan berfungsi lindung yang
belum mengalami perambahan akan dipertahankan dan kawasan lindung
yang telah dirambah akan dikembalikan fungsinya dan ditetapkan kembali
statusnya sebagai hutan berfungsi lindung, terutama untuk Kawasan Hutan
Lindung Batang Toru dengan luas 124.964, 44 Ha. Kawasan Hutan Lindung
Batang Toru berada di Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua,
Simangumban, Adian Koting dan Pangaribuan.
Dalam penetapan status, kriteria yang dipergunakan adalah sejauh
mungkin mempertahankan fungsi lindung dari kawasan hutan yang
bersangkutan.

Pada

tahap

tertentu,

apabila

tidak

memungkinkan

memulihkan fungsi lindung dari kawasan hutan yang bersangkutan,
dilakukan konversi untuk penggunaan lainnya, namun dengan terlebih
dahulu mengkaji dampak yang ditimbulkannya.

3. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya,
terutama yang berkaitan dengan fungsi hidrologis untuk pencegahan
banjir,

menahan

erosi

dan

sedimentasi,

serta

mempertahankan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 8

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

ketersediaan air. Kawasan ini berada pada ketinggian di atas 1.000 mdpl
dengan kemiringan lebih dari 40%, bercurah hujan tinggi, atau mampu
meresapkan air kedalam tanah. Termasuk dalam kawasan ini adalah
Kawasan Hutan Lindung Batang Toru secara keseluruhan.

4. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melindungi komponen
lingkungan tertentu dan kegiatan budidaya. Fungsi ini berlaku secara
setempat di sempadan sungai, sempadan pantai/danau, estuaria, sekitar
mata air, dan sekitar waduk/danau untuk melindungi kerusakan fisik
setempat, seperti: sempadan sungai Sigeon, dan kawasan sempadan
Danau Toba Kecamatan Muara.

5. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kabupaten Tapanuli Utara sangat rentan terhadap bahaya rawan bencana
longsor

dan

gempa

bumi.

Terdapat

beberapa

kecamatan

yang

teridentifikasi sangat rawan terhadap potensi bencana alam longsor
tersebut. Kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam kawasan rawan
longsor adalah ; Sipahutar, Pagaran, Parmonangan, Sipoholon, Tarutung,
Siatas

Barita,

Adian

Koting,

Pahae

Julu,

Pahae

Jae,

Purbatua,

Simangumban, Pangribuan dan Garoga. Sedangkan untuk kawasan rawan
bencana gempa bumi jika ditinjau dari aspek geologisnya, bahwasanya
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara berada di jalur sesar Sumatera atau
sesar Semangko tepatnya Patahan Toru. Berdasarkan aspek tersebut,
maka wilayah Kabupaten Tapanuli Utara terindikasi sangat rawan terhadap
bencana gempa bumi.
6. Kawasan Budi Daya
Arahan

pola

ruang

untuk

kegiatan

budidaya

mencakup

arahan

pemanfaatan kawasan hutan, kawasan pertanian, serta kawasan nonpertanian. Potensi pengembangan yang merupakan hasil penilaian ekonomi
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 9

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

terhadap potensi pengembangan budidaya tertentu. Pemanfaatan kawasan
budidaya direncanakan sesuai dengan upaya desentralisasi ruang bagi
pengembangan wilayah dan potensi lokal, baik sektor primer, sekunder,
maupun tersier. Berdasarkan kecenderungan perkembangan hingga tahun
2009, sektor primer dan tersier merupakan sektor ekonomi yang prima di
Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki.

7. Kawasan Peruntukan Pertanian dan Perkebunan
Berdasarkan hasil kesesuaian lahan yang merupakan hasil penilaian
terhadap kemampuan daya dukung lahan terhadap penggunaan lahan
tertentu bila kegiatan atau penggunaan lahan yang dikembangkan tersebut
memiliki produktifitas optimal dengan input yang minimal. Secara umum
kesesuaian lahan untuk peruntukan pertanian dan perkebunan di wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara dibagi kedalam 4 (empat) kategori, yaitu:
a. Peruntukan pertanian lahan basah.
Kawasan pertanian lahan basah adalah kawasan yang berfungsi sebagai
tempat pengusahaan tanaman padi atau tanaman lahan basah lainnya
guna menghasilkan bahan pangan, baik untuk kebutuhan sendiri
maupun untuk dijual. Penggunaan jenis tanaman lain selain padi
diperkenankan apabila air tidak mencukupi atau dengan pertimbangan
pencapaian target produktivitas optimal melalui tanaman selingan
seperti palawija. Pola tanam yang diterapkan adalah sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat.
Lahan budidaya pertanian lahan basah di wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara, dapat ditemui pada setiap kecamatan-kecamatan dengan luasan
yang berbeda-beda. Luasan lahan peruntukan pertanian lahan basah di
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 13.594,80 Ha.
b. Peruntukan pertanian lahan kering
Jenis tanaman yang diusahakan adalah tanaman semusim antara lain
ubi-ubian, sayur mayur, dan buah-buahan. Mengingat lokas-lokasi
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 10

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

pertanian lahan kering cenderung berdekatan dengan hutan lindung dan
kawasan resapan air, maka pola pengusahaannya harus sejalan dengan
ketentuan-ketentuan konservasi yang ditetapkan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat.
Pada kawasan ini selain untuk kegiatan pertanian lahan kering, juga
diperkenankan mengusahakan tanaman keras yang sesuai dengan
syarat tumbuh tanaman, dan apabila memenuhi syarat dapat diberikan
Hak Guna Usaha (HGU). Selain itu, pada kawasan ini dapat
dikembangkan kegiatan produksi lainnya selama tidak merusak fungsi
ekosistem wilayah atau menurunkan daya dukung kawasan. Kawasan
pertanian lahan kering ini dapat diubah fungsinya menjadi kawasan
pertanian lahan basah dengan memperhatikan fisik wilayah dan rencana
pengembangan jaringan irigasi.
Lahan budidaya pertanian lahan kering di wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara, dapat ditemui pada setiap kecamatan-kecamatan dengan luasan
yang berbeda-beda. Luasan lahan peruntukan pertanian lahan kering di
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 65.775,99 Ha.
c. Peruntukan hortikultura
Lahan budidaya hortikultura di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, dapat
ditemui

pada setiap kecamatan-kecamatan dengan luasan yang

berbeda-beda. Luasan lahan peruntukan pertanian lahan kering di
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 35.396,97 Ha.
d. Peruntukan perkebunan
Lahan budidaya perkebunan di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, dapat
ditemui

pada setiap kecamatan-kecamatan dengan luasan yang

berbeda-beda. Luasan lahan peruntukan pertanian lahan kering di
wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 29.859,86 Ha.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 5 - 11

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

8. Kawasan Peruntukan Perikanan
Pemanfaatan ruang untuk kawasan perikanan baik di darat maupun di laut
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kawasan dengan kelerengan