Katekese ekologi sebagai upaya meningkatkan penghayatan spiritualitas ekologis bagi para Fransiskan di Yogyakarta dalam rangka gerakan pelestarian lingkungan hidup - USD Repository

  

KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PENGHAYATAN SPIRITUALITAS EKOLOGIS

BAGI PARA FRANSISKAN DI YOGYAKARTA

DALAM RANGKA GERAKAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

  SKRIPSI Oleh :

  Johanes Baptista Rachmat Simamora NIM : 061124041

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  bersama semua makhluk-Mu, terutama Tuan Saudara Matahari; Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari Bulan dan Bintang-bintang,

  Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari Angin, dan karena Udara, Kabut; karena Langit yang cerah dan segala Cuaca,

  Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari Air,

  Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari Api,

  Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari kami Ibu Pertiwi;

  (Kidung Matahari – Santo Fransiskus Asisi)  

  Karya tulis ini kupersembahkan kepada : bapak, mama, abang dan adikku tercinta, Persaudaraan Fransiskan Provinsi Santo Mikhael Indonesia,

yang terkasih, Sdr. Robertus Sunar Suryo Pranata, OFM.

  (†) dosen-dosen, teman-teman mahasiswa IPPAK angkatan 2006

  MOTTO

  “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (Roma 12:10)

     

  

ABSTRAK

  Alam dan lingkungan hidup di planet bumi ini semakin menderita, rusak dan tidak nyaman lagi untuk ditempati; tandanya ialah “semakin hari bumi semakin terasa panas.” Gejala di berbagai daerah, bahwa udara, tanah, air, dan lingkungan hidup menjadi kotor dan tidak sehat; akibat banyaknya polusi dan pencemaran yang dihasilkan oleh pabrik, kendaraan, maupun milyaran orang yang hidup di rumah- rumah tinggal mereka. Hal-hal tersebut adalah suatu gambaran kecil tentang persoalan lingkungan hidup dan alam ciptaan (ekologi). Kenyataan persoalan kelestarian lingkungan hidup adalah persoalan yang berhubungan langsung dengan kehidupan konkret manusia dan semua ciptaan yang hidup di alam dan lingkungan ciptaan. Ekologi dan kehidupan semua makhluk ciptaan saling berhubungan satu sama lain. Berhadapan dengan kenyataan ini, Gereja dan masyarakat dunia terus menerus mengupayakan aksi dan gerakan bersama demi pelestarian lingkungan hidup. Bagaimanakah seharusnya manusia bersikap terhadap lingkungannya? Apa yang dapat dilakukan Gereja, khususnya para religius Fransiskan untuk senantiasa menjaga kelestarian alam ciptaan? Sumbangan apa yang dapat diberikan oleh karya pewartaan (katekese) bagi upaya kelestarian lingkungan?

  Judul karya tulis ini ialah KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI UPAYA

  

MENINGKATKAN PENGHAYATAN SPIRITUALITAS EKOLOGIS BAGI

PARA FRANSISKAN DI YOGYAKARTA DALAM RANGKA GERAKAN

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP, dipilih berdasarkan situasi dan

  kenyataan bahwa kegiatan pendampingan iman (katekese) tentang pelestarian lingkungan hidup oleh para Fransiskan di Yogyakarta belum terlaksana secara baik dan terprogram. Kenyataan bahwa makhluk dan alam ciptaan semakin rusak, kurangnya pemahaman dan pendampingan iman bagi para Fransiskan dalam upaya gerak pelestarian lingkungan hidup menjadi keprihatinan keluarga Fransiskan di Yogyakarta. Bertitik tolak pada kenyataan ini, karya tulis ini dimaksudkan untuk membantu para saudara Fransiskan di Yogyakarta melaksanakan cara baru berkatekese dengan menggunakan katekese model Pengalaman Hidup.

  Karya tulis ini merupakan kajian tentang katekese ekologi dan penghayatan spiritualitas ekologis Fransiskan. Tulisan ini relevan dalam membangun dan mengusahakan aksi pelestarian lingkungan, khususnya bagi penghayatan spiritualitas ekologis yang dihidupi oleh para pengikut Santo Fransiskus Asisi sebagai cara hidup dan wujud kesaksian panggilan di tengah Gereja dan masyarakat. Santo Fransiskus Asisi harus menjadi contoh dan teladan kepenuhan iman dalam seluruh panggilan hidup Fransiskan.

  Kata kunci: Katekese, Spiritualitas Ekologis, Lingkungan, Fransiskan, Pelestarian,

  Ciptaan, dan Saudara.  

  ABSTRACT

  Nature and the environment on this planet increasingly suffer, damaged and are no longer convenient to live in. Its sign is "day by day the earth is increasingly hot." Its symptom in various regions is that air, land, water, and environment become dirty and unhealthy, due to many pollutants and pollution produced by factories, vehicles, as well as billions people living in their houses. This is a small description about the environment and natural creation problem (ecology). The issue of environment is an issue that relates directly to the concrete lives of human beings and all creatures that live in nature and environment creation. Ecology and life of all creatures are interconnected with each other. Faced with this reality, the Church and the world community continue to seek action and joint movement for the conservation of the environment. How should people behave toward the environment? What can the Church, especially the Franciscan religious order to help preserve the nature? What contribution can be given by the work of ministry (catechesis) for environmental conservation efforts?

  The title of the paper is ECOLOGICAL CATECHESIS AS AN EFFORT

TO ENHANCE THE ECOLOGICAL SPIRITUALITY FOR FRANCISCANS

  

IN YOGYAKARTA IN ENVIRONMENTAL THE CONTEXT OF

PRESERVATION MOVEMENT, is selected based on the situation and the fact

  that the activities of faith assistance (catechesis) on protecting the environment by the Franciscans in Yogyakarta have not been done well and programmed. The fact that the creatures and nature are being damaged, and the lack of understanding and assistance of faith of the Franciscans in the effort in the environmental conservation are the concerns of Franciscan family in Yogyakarta. Based on this fact, the paper is intended to help our brothers and sisters in the Franciscan Yogyakarta implement new ways of using the catechesis of Life Experience model.

  This paper is relevant in building and pursue environmental conservation action, especially for living out ecological spirituality lived by the followers of Saint Francis of Assisi as a way of life and a form of testimony to the call in the Church and society. Saint Francis of Assisi must be an example and role model of all the fullness of faith in the Franciscan vocation.

  catechesis, ecological spirituality, environment, Franciscan,

  Keywords: preservation, creation, and brother and sister.

KATA PENGANTAR

  Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah atas penyertaan-Nya dalam penulisan dan penyusunan karya tulis ini. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

   

  Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Karya tulis ini berjudul:

  

Katekese Ekologi Sebagai Upaya Meningkatkan Penghayatan Spiritualitas

Ekologis Bagi Para Fransiskan Di Yogyakarta Dalam Rangka Gerakan

Pelestarian Lingkungan Hidup.

  Selama proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, penulis merasakan rahmat kasih dan kebaikan Allah melalui uluran tangan banyak pihak, terutama dari:

  1. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., sebagai dosen pembimbing utama dan dosen pembimbing akademik, yang telah merelakan waktu, hati dan pikiran, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam proses pembelajaran selama ini di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., ketua Program Studi Ilmu Pendidikan

  Kekhususan Pendidikan Agama Katolik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Sanata Dharma, yang telah membimbing penulis dalam proses penyusunan karya tulis ini.

  3. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., sebagai dosen pembimbing kedua bagi penulis, yang telah menyemangati penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

  4. Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., sebagai dosen pembimbing ketiga bagi penulis, yang telah membantu mengarahkan penulis melalui sumbangan pemikiran dan saran yang berguna dalam penyusunan karya tulis ini.

  5. Segenap Romo, Bapak dan Ibu dosen yang berkenan memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teladan spiritualitas hidup seorang pewarta yang berguna bagi penulis selama di bangku kuliah.

  6. Segenap karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Sanata Dharma secara khusus mereka yang telah membantu penulis melalui pelayanan administratif dan pelayanan lainnya selama menjalani perkuliahan.

  7. Pater Minister Provinsi Ordo Saudara-saudara Dina beserta Dewan Pimpinan Provinsi Santo Mikhael Malaikat Agung Indonesia, yang telah memberikan kepercayaan dan tanggung jawab sepenuhnya kepada penulis untuk menjalankan dan menyelesaikann tugas perutusan studi di kampus Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  8. Persaudaraan Fransiskan Provinsi Santo Mikhael Indonesia, secara khusus seluruh saudara di komunitas Biara Santo Bonaventura, Papringan, Yogyakarta yang telah memberikan dukungan serta pengertiannya bagi penulis selama proses perkuliahan, penulisan serta penyusunan karya tulis ini.

  9. Persaudaraan keluarga Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya (Kekanta) yang telah membantu penulis dalam perolehan data dan informasi tentang perkembangan jumlah dan keadaan anggota persaudaraan keluarga Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya.

  10. Orang tua, kakak, adik terkasih yang juga turut memberi dukungan doa dan semangat dalam proses perjalanan hidup panggilan Fransiskan maupun studi selama ini.

  11. Teman-teman mahasiswa angkatan 2006 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (IPPAK - FKIP – USD Yogyakarta), yang selama ini telah bersama-sama berjuang menjalani studi di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

12. Serta segenap pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu pada kesempatan ini.

  Atas segala kebaikan, doa, bimbingan, dukungan, motivasi, dan dorongan semangat, sarana maupun materi yang telah mereka berikan secara tulus, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

  Akhirnya, penulis menyadari banhwa penulisan dan penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan berbagai keterbatasan penulis. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menerima segala masukan, usulan, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar karya tulis ini menjadi lebih baik dan berguna dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pewartaan Sabda Allah di tengah Gereja dan masyarakat.

  Yogyakarta, 20 November 2010 Penulis,

  Johanes Baptista Rachmat Simamora

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ........................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 2 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 9 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 9 D. Tujuan Penulisan ............................................................................... 10 E. Metode Penulisan ............................................................................... 10 F. Manfaat Penulisan .............................................................................. 10 G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12 BAB II. PANDANGAN TENTANG KATEKESE EKOLOGI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PERSOALAN EKOLOGI ......... 15

A. Konsep Katekese .............................................................................. 15

  3. Peserta Katekese ............................................................................ 23

  

4. Model-model Katekese ................................................................. 24

  

5. Bentuk-bentuk Katekese ............................................................... 35

  

B. Konsep Ekologi .................................................................................. 37

  

1. Arti dan Makna Ekologi ................................................................. 37

  

2. Ruang Lingkup Ekologi .................................................................. 39

  3. Ekologi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama .................................... 40

  

4. Ekologi dalam Kitab Suci Perjanjian Baru ..................................... 43

  

C. Relevansi Katekese Ekologi terhadap Persoalan Ekologi ................... 44

  1. Beberapa Contoh Bentuk Persoalan Ekologi .................................. 45

  

2. Dasar-dasar Katekese Ekologi ........................................................ 58

a.

  Dasar Biblis .............................................................................. 58 b.

  Dokumen-dokumen Gereja ...................................................... 61 c. Visi Ekologi Kristiani ............................................................... 63 d.

  Prinsip-prinsip Dasar Ekologi ................................................... 65         

  3. Praksis Ekologi dalam Tugas Pastoral Gereja ................................ 66

  BAB III. SPIRITUALITAS EKOLOGIS FRANSISKAN DAN KEUTUHAN ALAM CIPTAAN ......................................... 71

A. Pribadi Santo Fransiskus Asisi dan Alam Ciptaan ............................. 71

  1. Riwayat Singkat Perjalanan Hidup Santo Fransiskus Asisi ............ 72

  2. Relasi Kasih Santo Fransiskus Asisi dengan Keindahan

Alam Ciptaan .................................................................................. 82

3. ”Gita Sang Surya” Santo Fransiskus Asisi: Perjumpaan dengan Alam Ciptaan ................................................ 84

  B. Arti dan Makna Spiritualitas Ekologis Fransiskan ............................. 87

  

1. Pengertian Spiritualitas pada Umumnya ........................................ 88

  

2. Pengertian Spiritualitas Ekologis Fransiskan .................................. 90

  

C. Spiritualitas Cinta akan Keutuhan Alam Ciptaan ............................... 101

  a. Belajar dari Santo Fransiskus Asisi ............................................ 102

  b. Cinta Keutuhan Alam Ciptaan di Tengah Budaya Destruktif dan Eksploitasi ......................................................... 103

  2. Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) ................. 105

  a. Panggilan Kristiani .................................................................... 105

  b. Panggilan Fransiskan ................................................................. 106

  c. “Tuhan, apa yang Engkau kehendaki supaya aku perbuat?” ..... 107

  BAB IV. RELEVANSI KATEKESE EKOLOGI BAGI PENGHAYATAN SPIRITUALITAS EKOLOGIS FRANSISKAN DALAM KERANGKA GERAKAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ................................... 109 A. Pewartaan Sabda Allah, Wujud Keterlibatan dalam Karya Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan Hidup .................... 109

  1. Fransiskan dipanggil menjadi Pewarta Kabar Gembira .................. 110

  2. Yesus Kristus “Sang Sabda Kebijaksanaan” ................................... 120

  3. Peran Roh Kudus dalam Karya Pewartaan Sabda Allah ................. 125

  4. Pewartaan Sabda Allah .................................................................... 127

  B. Katekese Ekologi Dan Penghayatan Spiritualitas Ekologis Fransiskan ............................................................................ 132 C. Persaudaraan Fransiskan dalam Kerangka Gerakan Pelestarian Lingkungan Hidup ............................................................ 133

  1. Persaudaraan Fransiskan dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup .......................................................................... 134

  2. Hidup demi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan ............ 137

  D. Usulan Program Katekese Ekologi ..................................................... 139

  1. Latar Belakang Situasi ..................................................................... 139

  2. Alasan diadakannya Kegiatan Pendampingan ................................. 141

  3. Tujuan Kegiatan Pendampingan ..................................................... 142

  Tabel Usulan Program Katekese Ekologi ....................................... 144

  

BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 165

A. Kesimpulan ........................................................................................ 165 B. Saran ................................................................................................... 168

  1. Bagi umat Kristiani pada umumnya ................................................ 168

  2. Bagi para aktivis pelestarian lingkungan hidup .............................. 170

  3. Bagi para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya ....................... 170

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 175

LAMPIRAN ................................................................................................... 179 Lampiran 1: Satuan Pertemuan Katekese 1 ......................................... (180)

  Lampiran 2: Satuan Pertemuan Katekese 2 ......................................... (196) Lampiran 3: Satuan Pertemuan Katekese 3 ......................................... (207) Lampiran 4: Satuan Pertemuan Katekese 4 ......................................... (218) Lampiran 5: Kepengurusan dan Periode Kepengurusan Paguyuban Keluarga Fransiskan di Yogyakarta ............. (228)

  DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam karya tulis ini mengikuti Kitab

  Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat.

  (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1985/1986, hlm 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CA: Centesimus Annus (Tahun ke 100) 37-38: Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang pusaka Ajaran Gereja pada ulang tahun ke seratus ensiklik Rerum Novarum (1 Mei 1991).

  CT: Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese), Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

  DCG: Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Katekestik Umum yang dikeluarkan oleh kongregasi Suci para Klerus, 11 April 1971.

  DV: Dei Verbum (Wahyu Ilahi), Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, EN: Evangelii Nuntiandi (Mewartakan Injil), Himbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI tentang Karya Pewartaan dalam Zaman Modern, 8 Desember 1975.

  Laborem Exercens

  LE: (tentang Kerja Manusia) 4: Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang kerja manusia (14 September 1979).

  LG: Lumen Gentium (Terang Bangsa-bangsa), Konstitusi Dokmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

  MM: Mater et Magistra (Agama Kristiani dan Kemajuan Sosial) 196-199: Ensiklik Paus Yohanes XXIII tentang perkembangan-perkembangan akhir masalah sosial dalam terang ajaran Kristiani (15 Mei 1961).

  OA: Octogesima Adveniens (Seruan untuk Bertindak) 21: Ensiklik Paus Paulus VI tentang amanat bagi tindakan demi keadilan sosial-pada ulang tahun ke delapan puluh ensiklik Rerum Novarum (14 Mei 1971).

  Redemptor Hominis

  RH: (Penebus Umat Manusia) 8 dan 15: Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang Kristus Penebus Umat Manusia (9 Maret 1979).

C. Singkatan Teks Kefransiskanan

1 Celano

  1 Cel: , Riwayat hidup Santo Fransiskus dari Asisi (yang pertama) menurut Santo Thomas dari Celano, yang disahkan oleh Paus Gregorius IX, 25 Februari 1229.

2 Celano

  2 Cel : , Riwayat hidup Santo Fransiskus dari Asisi (yang kedua) menurut Santo Thomas dari Celano, 1274.

  AngBul: Anggaran Dasar dengan Bulla, Anggaran Dasar dan cara hidup Santo Fransiskus dari Asisi yang diteguhkan dengan Bulla (surat resmi dari Takhta Suci) Solet annuere, oleh Paus Honorius III, 29 November 1223. AngTBul: Anggaran Dasar tanpa Bulla, Anggaran Dasar dan cara hidup

  Santo Fransiskus dari Asisi tanpa surat peneguhan dari Takhta Suci, 1209/1210-1221.

  Fioretti, “

  Fior : Kuntum-kuntum kecil” Santo Fransiskus dari Asisi, antara tahun 1327-1342.

  KidMat: Kidung (Saudara) Matahari, Puji-pujian Santo Fransiskus Asisi kepada Allah Sang Pencipta semua mahkluk dan segenap alam ciptaan, pertengahan 1225-awal Oktober 1226. LegMaj: Legenda Major, Riwayat hidup Santo Fransiskus dari Asisi menurut Santo Bonaventura (Kisah Besar), 1262.

  PesAkh: Pesan Akhir untuk Santa Klara Asisi, Pesan akhir Santo Fransiskus Asisi untuk Santa Klara Asisi dan saudari-saudarinya, akhir September - awal Oktober 1226.

  SurBerim: Surat kepada Kaum Beriman, Surat Santo Fransiskus Asisi yang ditujukan kepada “saudara-saudara pentobat,” 1221.

  Surat kepada Seluruh Ordo,

  SurOr: Surat Santo Fransiskus Asisi yang Was :

  Wasiat Santo Fransiskus Asisi

  , Kenangan, nasihat dan ajakan Santo Fransiskus Asisi kepada semua saudara yang mengikutinya, akhir September-awal Oktober 1226.

D. Singkatan lain

  APP : Aksi Puasa Pembangunan Art : Artikel Kekanta : Keluarga Fransiskan Yogyakarta dan sekitarnya KTS : Kisah Tiga Sahabat LAI : Lembaga Alkitab Indonesia LBI : Lembaga Biblika Indonesia PKKI : Pertemuan Katekestik antarkeuskupan se-Indonesia Sekafi : Sekretariat Keluarga Fransiskan Indonesia TET : Terpujilah Engkau, Tuhanku

BAB I PENDAHULUAN Awal Kata

  “Semakin hari, dunia semakin terasa panas,” demikian komentar kebanyakan orang yang dalam kehidupan sehari-hari penulis jumpai; suatu tanggapan spontan yang dalam kehidupannya sehari-hari sungguh merasakan suasana alam yang semakin kurang bersahabat. Di usianya yang semakin renta, planet bumi, tempat semua makhluk hidup dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, semakin hari semakin terasa kurang nyaman; bumi dengan alamnya yang begitu luas semakin hari semakin rusak dan tidak terpelihara.

  Alam dan lingkungan hidup di planet bumi ini semakin hari semakin tidak sehat, menderita dan tak nyaman lagi untuk ditempati. Setiap hari, di berbagai belahan dunia, udara, tanah, air, dan lingkungan hidup menjadi kotor; akibat banyaknya polusi dan pencemaran yang dihasilkan oleh pabrik, kendaraan, maupun milyaran orang yang hidup di rumah-rumah tinggal mereka. Kepulan asap mesin pabrik, kendaraan, penyebaran sisa produksi dan limbah pabrik pencemar sungai, jutaan kubik timbunan sampah tak terurus, tindakan penebangan hutan secara liar dan pengerukan hasil tambang bumi menjadi semakin membuat planet bumi kita sakit. Hal tersebut menjadi salah satu sisi khas tanah air kita yang sudah memasuki usia lebih dari setengah abad. Akibatnya, terjadi pencemaran air, tanah dan udara secara besar-besaran; bau busuk sampah yang menusuk, proses erosi tanah dan

  2 menjadi rusak parah. Semuanya itu tentu saja berpengaruh buruk bagi kesehatan, ketentraman hidup, keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia.

  Pada bagian awal karya tulis ini, penulis menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan karya tulis.

A. Latar Belakang Masalah

  Isu pemanasan bumi secara global menjadi pokok utama perbincangan yang semakin hangat di kalangan para pemerhati dan praktisi konservasi alam dan lingkungan hidup; juga orang-orang yang selalu memberikan perhatian bagi kelestarian alam dan makhluk ciptaan. Wacana pemanasan global senantiasa dibicarakan oleh semakin banyak pihak di berbagai daerah, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, oleh berbagai kalangan, termasuk juga di lingkungan Gereja Katolik, baik Gereja di tingkat lokal maupun Gereja universal. Pertanyaan yang perlu diperhatikan adalah: sudah adakah upaya-upaya konkret yang dilakukan jauh sebelum isu ini menjadi ‘buah bibir?’ (Ranu, 2008: 3).

  Apa yang dapat kita pikirkan dan kemudian kita lakukan, ketika kita melihat dan merasakan situasi ketidaknyamanan atau pun kerusakan alam dan makhluk ciptaan? Mengapa semakin hari bumi kita, tempat kita berpijak, hidup dan ada bersama semua ciptaan Tuhan lainnya, semakin rusak dan hancur? Menurut hemat penulis, pada umumnya banyak orang yang masih kurang atau bahkan tidak peduli dengan isu “pemanasan global” dan juga mungkin berbagai persoalan lain yang

  3 sejumlah orang yang membuang sampah di sungai, kelompok-kelompok pelaku bisnis di bidang perkayuan yang menebang pohon di sejumlah wilayah hutan secara liar. Banyak keterangan dan informasi yang sekurang-kurangnya bisa memberikan jawaban sementara tentang hal ini; misalnya, soal cara berpikir sebagian orang yang masih “pendek dan sempit.” Artinya, jika tidak ada gangguan yang mengakibatkan kerusakan alam yang menimpa langsung diri sendiri atau pun orang lain yang ada di sekitarnya, orang tidak akan tersentak, orang masih merasa hidup aman. Ketika resiko kerusakan lingkungan dan alam ciptaan yang dihadapinya masih terasa kecil dan tidak terlalu berakibat buruk bagi kehidupan manusia, banyak orang masih “tertidur lelap.”

  Tidak banyak orang yang tertarik pada isu-isu tentang kelestarian lingkungan hidup. Sebab, diskusi tentang kelestarian lingkungan hidup ini menjangkau

  planning

  dan strategi gerakan jangka panjang. Memikirkan ‘pemanasan global’ harus dimulai dengan praktek “hari ini’ tetapi dengan hasil baru muncul ‘di hari esok’. Hari esok di sini, kerap berarti – harafiah – 25 atau 50 tahun lagi baru dirasakan manfaatnya (Ranu, 2008: 4).

  Dalam pemahaman penulis, persoalan tentang kelestarian lingkungan dan alam ciptaan (ekologi) merupakan sebuah persoalan yang berhubungan langsung dengan kehidupan konkret manusia dan makhluk ciptaan yang hidup di dalam alam dan lingkungan ciptaan. Ekologi dan moral lingkungan hidup saling berhubungan satu sama lain. Pada umumnya, persoalan ekologi terkait dengan terjadinya krisis moral dalam usaha memahami ciri saling ketergantungan antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan dan alam ciptaan. Pribadi manusia merenungkan keadaan dan relasi dengan lingkungannya. Pertanyaannya adalah bagaimanakah

  4 seharusnya manusia bersikap terhadap lingkungannya? Bagaimanakah pengaruh lingkungan alam terhadap kehidupan manusia? (Chang, 2001: 30-31).

  Kitab Kejadian, khususnya perikop yang menggambarkan tentang Kisah Penciptaan memperlihatkan bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan Allah dilihat oleh Allah sendiri baik adanya (Kej 1). Kata “baik adanya” dapat dilihat sebagai sebuah ungkapan untuk menegaskan bahwa sungguhlah benar segala sesuatu yang telah diciptakan memang sesuai dengan rancangan Allah sendiri. Ada begitu banyak teks dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab suci Perjanjian Baru, misalnya

  

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah

diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”

  (Kej 1:27);

  

“ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan

menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi

makhluk yang hidup”

  (Kej 2:7); Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan

  cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya”

  (Mzm 19:1); “Lihatlah, Aku

  

menjadikan segala sesuatu baru!” “langit yang baru dan bumi yang

baru.”“Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang

Akhir”

  (Why 21:5-6), yang menunjukkan bahwa segala sesuatu memperlihatkan dan mengungkapkan Dia yang menciptakannya. Kitab Mazmur dengan amat bagus mendendangkan kekaguman manusia akan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah (Mzm 84:1-13). Di balik keindahan alam ciptaan dan lingkungan hidup, sekali lagi, sesungguhnya terpancar keindahan dan kemahakuasaan Allah yang menciptakannya.

  5 Pokok pemikiran ini dapat ditemukan dalam berbagai refleksi iman Kristiani.

  Salah satu diantaranya refleksi yang dipelopori oleh Santo Fransiskus Asisi, yang pada 29 November 1979 dinobatkan sebagai pelindung ekologi, keutuhan dan kelestarian lingkungan hidup. (Yohanes Paulus II, 1980: 24).

  Santo Fransiskus Asisi menegaskan bahwa dunia ciptaan menggandakan dan mewahyukan kehadiran Allah yang kreatif di dunia. Cinta-Nya untuk ciptaan yang berjiwa dan tidak berjiwa adalah sungguh sejalan dengan ide biblis, yaitu dunia dicipta melalui Sabda yang telah menjadi daging. (Nainggolan, 2007: 124).

  Santo Fransiskus Asisi memulai suatu tradisi spiritual yang berakar dari Kitab Suci, yang hilang lenyap selama milenium pertama Gereja, yaitu spiritualitas yang membumi dan menjumpai Allah dengan segala ciptaan-Nya. “Gita Sang Surya” atau “Kidung Matahari” adalah salah satu karya sastra spiritual-ekologis Santo Fransiskus Asisi, menunjukkan relasi yang begitu mendalam yang ia hayati dengan Allah, sesama, dan seluruh alam ciptaan. Fransiskus Asisi telah memberikan warisan teladan hidup yang begitu berharga bagi kehidupan Gereja. Dengan gambaran tersebut, Gereja menyatakan bahwa kesaksian hidup beriman sungguh secara nyata ditunjukkan oleh Santo Fransiskus Asisi kepada orang-orang sezamannya dan para pengikutnya dari masa ke masa.

  Karya pewartaan iman (katekese) menjadi penting dalam kehidupan beriman umat. Kesaksian hidup beriman berkaitan erat dengan karya pewartaan (katekese); dan keduanya senantiasa melengkapi. “Katekese menuntut adanya kesaksian iman.

  

Kesaksian yang diharapkan ialah dari si katekis maupun dari persekutuan Gereja,

suatu kesaksian yang didukung oleh teladan saleh dari hidup Kristiani dan upaya

  6

  hati yang siap berkorban”

  (Kongregasi Suci untuk para Klerus, 1991: 41-42; LG 12,17).

  Katekese sebagai suatu komunikasi iman merupakan sebuah proses dinamis yang berpangkal pada apa yang sungguh dialami, dihidupi oleh umat secara nyata.

  Hal ini mau menekankan bahwa pengalaman hidup umat sehari-hari menjadi unsur paling penting dalam sebuah proses katekese yang berkembang di tengah umat.

  Dengan demikian, yang paling utama dalam proses katekese adalah bertitik tolak dari pengalaman konkret umat sebagai subjek utama katekese, yaitu pelaku utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan katekese. Penulis memahami pengalaman hidup sebagai segala sesuatu yang terjadi dan sungguh dirasakan dan dialami oleh umat, baik secara personal maupun sebagai kelompok umat. Pengalaman dalam arti ini adalah termasuk juga lingkungan hidup dalam persekutuan hidup beriman di wilayah tertentu.

  Katekese model apa pun, kapan dan di mana pun dilaksanakan, hendaknya senantiasa mengarahkan kelompok-kelompok umat basis kepada pembaharuan hidup Kristiani sejati dan membangun keterlibatan konkret kelompok-kelompok umat basis dalam upaya pengembangan kehidupan Gereja dan masyarakat. Sebagaimana para murid Kristus adalah kelompok yang dipanggil dan diutus, umat beriman Kristiani yang sungguh mengomunikasikan penghayatan imannya akan Yesus Kristus juga dipanggil dan diutus untuk menjalankan tugas perutusannya, dengan semakin mengusahakan keterlibatan secara konkret dalam kancah kehidupan beragama dan bermasyarakat. Dengan demikian, iman umat yang dihayati dan dihidupi dalam

  7 dalam keterlibatannya di tengah kehidupan Gereja dan lingkungan masyarakat.

  Penghayatan iman umat akan Yesus Kristus terwujud dalam pengalaman- pengalaman hidup konkret di tengah kehidupan Gereja dan masyarakat.

  Sebagai salah satu bidang karya pastoral yang senantiasa diemban Gereja, katekese pada masa sekarang ini mendidik umat beriman menuju ke arah hidup Kristiani yang terbuka dan penuh persaudaraan.

  Iman berkembang dalam pengakuan “communio” atau persekutuan iman, melalui komunikasi iman, pun demi komunikasi iman (kesaksian) di tengah masyarakat. Perkembangan iman umat berlangsung dalam bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus tidak hanya bermaksud semakin mempererat persatuan manusia denga Allah, melainkan serta-merta meningkatkan persekutuan hidup Kristiani, yang dijiwai dan dihimpun-Nya menjadi Tubuh Kristus, pun mengarahkan mereka yang belum beriman Kristiani juga menuju persekutuan di dalam Kristus (Huber, 1979: 60).

  Iman berkembang dalam pengakuan “communio” atau persekutuan iman, melalui komunikasi iman, demi komunikasi iman (kesaksian) di tengah masyarakat pun hendaknya senantiasa disadari, dihayati serta dihidupi oleh para Fransiskan yang terpanggil untuk mengikuti Kristus seturut teladan hidup Santo Fransiskus Asisi.

  Pertanyaan mendasar yang perlu disadari oleh setiap pribadi pengikut Santo Fransiskus Asisi adalah apa yang dapat dilakukan oleh para Fransiskan yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya dalam perjuangan bersama menjaga dan melestarikan keutuhan alam dan makhluk ciptaan pada zaman ini? Pertanyaannya adalah bagaimana pelaksanaan gerak perjuangan bersama secara konkret para Fransiskan di Yogyakarta dalam upaya menjaga dan melestarikan keutuhan alam dan lingkungan hidup?

  8 Dari uraian di atas, tampak ada hubungan antara keadaan kelestarian alam lingkungan dan makhluk ciptaan yang diciptakan “baik adanya” dengan semakin maraknya bentuk-bentuk persoalan kehidupan manusia seputar ekologi. Hubungan antara kelestarian alam lingkungan serta kelangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk ciptaan yang hidup di bumi ini, terkait dengan penghayatan spritualitas ekologis Fransiskan masa ini. Oleh karena itu, dengan memperhatikan semakin maraknya berbagai persoalan ekologi yang terjadi tersebut, penulis mengangkat

  

“Katekese Ekologi sebagai Upaya Meningkatkan Penghayatan Spiritualitas

Ekologis bagi Para Fransiskan di Yogyakarta dalam rangka Gerakan

Pelestarian Lingkungan Hidup” sebagai judul karya tulis ini.

  Diharapkan, dengan karya tulis ini setiap orang yang berkehendak baik sungguh dapat lebih menghormati dan menghargai bumi dan alam ciptaan, memelihara dan melestarikan alam lingkungan dan makhluk ciptaan; khususnya bagi para Fransiskan, pengikut Santo Fransiskus Asisi yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, dapat semakin mewujudkan secara nyata gerakan pelestarian lingkungan hidup. Konkretnya melalui salah satu usulan cara berkatekese yang bercorak ekologis seturut dengan teladan semangat hidup yang telah ditunjukkan sendiri oleh Santo Fransiskus Asisi. Dalam arti ini, katekese ekologi menjadi salah satu pilihan cara berkatekese dan menjadi wujud aksi konkret para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya dalam upaya perjuangan dalam penghayatan spiritualitas ekologis Fransiskan yang telah mereka hidupi di tempat tugas perutusan hingga saat ini. Semoga melalui usulan model katekese ekologi, para Fransiskan, baik

  9 bermanfaat bagi gerak upaya pe,eliharaan dan pelestarian lingkungan hidup dan makhluk ciptaan melalui kesaksian hidup Fransiskan mereka di tempat mereka diutus. Dengan demikian, cara hidup Fransiskan semakin memperkaya corak kesaksian dan penghayatan kehidupan yang mewujudkan nilai-nilai iman Kristiani di tengah masyarakat sekitar.

  B. Perumusan Masalah

  Masalah yang akan dibahas pada karya tulis ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah yang dimaksud dengan katekese ekologi?

  2. Apakah yang dimaksud dengan penghayatan spiritualitas ekologis Fransiskan?

  3. Bagaimana pelaksanaan katekese ekologi dalam konteks penghayatan spiritualitas ekologis Fransiskan?

  C. Pembatasan Masalah

  Karya tulis ini membahas mengenai hubungan antara katekese ekologi dan spiritualitas ekologis Fransiskan. Pembatasan masalah karya tulis ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Pemahaman terhadap konsep katekese ekologi zaman sekarang.

  2. Penghayatan spiritualitas ekologis Fransiskan oleh para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya.

  3. Upaya gerakan pelestarian lingkungan hidup para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya.

  10 D. Tujuan Penulisan Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1. Menggali serta memahami arti dan makna katekese ekologi.

  2. Semakin menghayati hidup spiritualitas ekologis Fransiskan dalam penghayatan panggilan hidup Fransiskan.

  3. Mewujudkan gerakan bersama pelestarian lingkungan hidup.

  E. Metode Penulisan

  Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode analisis dengan studi pustaka, yaitu menggambarkan serta menganalisis makna katekese ekologi dan pelaksanaan katekese ekologi, dengan bantuan buku-buku sumber, artikel-artikel, serta tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tema karya tulis ini.

  F. Manfaat Penulisan

  Penyusunan karya tulis ini diharapkan dapat membantu para pembaca mengenal serta melaksanakan kegiatan katekese ekologi di tengah umat dan masyarakat, tentunya demi perkembangan iman umat yang hidup di tengah masyarakat. Manfaat penyusunan karya tulis ini secara lebih rinci dapat penulis uraikan sebagai berikut:

  1. Bagi penulis Dengan karya tulis ini, sebagai seorang religius Fransiskan, penulis berharap

  11 hidup panggilan di masa mendatang sehingga memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam berkatekese ekologi.

  2. Bagi para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para Fransiskan, secara khusus para Fransiskan yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya dalam perjuangan dan gerak bersama untuk semakin menghayati dan menghidupi spiritualitas ekologis Fransiskan, warisan rohani Santo Fransiskus Asisi, Pendiri Ordo Saudara-saudara Dina dalam rangka gerakan pelestarian lingkungan hidup pada masa kini.

  3. Bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (IPPAK - FKIP - USD Yogyakarta)

  Mahasiswa Program Studi IPPAK - FKIP – USD Yogyakarta dapat terbantu dalam usaha mengenal, memahami, mengalami secara langsung serta pada akhirnya mampu melaksanakan suatu kegiatan katekese ekologi di tengah umat yang mereka jumpai.

  4. Dosen / Lembaga Pendidikan Dosen atau lembaga pendidikan dapat memikirkan dan memperkembangkan pilihan pelaksanaan kegiatan katekese ekologi bagi para mahasiswa Program Studi

  12 Ilmu Pendidikan Agama Katolik – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiakan – Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (IPPAK - FKIP - USD Yogyakarta).

  5. Ilmu Pengetahuan Penyusunan karya tulis ini diharapkan oleh penulis juga dapat semakin memperkaya khasanah pengetahuan empiris mengenai pelaksanaan suatu kegiatan katekese ekologi sebagai salah satu pilihan model katekese pengalaman hidup, dan selanjutnya dapat diwujudkan program pembelajaran terhadap pengembangan kegiatan katekese ekologi secara proporsional pada mata kuliah tertentu.

G. Sistematika Penulisan

  Sebagai gambaran umum tentang hal-hal yang akan dibahas dalam penulisan karya tulis ini, berikut ini akan disampaikan sistematika penulisan karya tulis ini:

  BAB I. PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi gambaran umum tentang isi karya tulis ini, yang

  meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan

  BAB II. PANDANGAN TENTANG KATEKESE EKOLOGI DAN PERSOALAN EKOLOGI Bab ini berisi tentang landasan teori yang akan mendasari pembahasan bab-

  13 bentuk dan model-model katekese, konsep ekologi, ruang lingkup ekologi, katekese dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru, relevansi katekese ekologi terhadap persoalan ekologi, dasar biblis ekologi, dasar ekologi dalam dokemun-dokumen Gereja, visi ekologi Kristiani, prinsip-prinsip dasar ekologi, dan praksis ekologi dalam tugas pastoral Gereja.

  

BAB III. SPIRITUALITAS EKOLOGIS FRANSISKAN DAN KEUTUHAN

ALAM CIPTAAN Bab ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai hidup

  kefransiskanan, yang meliputi: pribadi Santo Fransiskus Asisi dan alam ciptaan, riwayat hidup dan panggilan Santo Fransiskus Asisi, “Gita Sang Surya” Santo Fransiskus Asisi, arti dan makna spiritualitas ekologis Fransiskan, warisan gerakan ekologi Fransiskan, pengertian spiritualitas pada umumnya, pengertian spiritualitas ekologis Fransiskan, dan spiritualitas cinta akan keutuhan alam ciptaan.

  BAB IV. RELEVANSI KATEKESE EKOLOGI BAGI PENGHAYATAN SPIRITUALITAS EKOLOGIS FRANSISKAN DI YOGYAKARTA DALAM RANGKA GERAKAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Bab ini menggali upaya pewartaan sabda Tuhan (katekese) tentang karya

  14 Yogyakarta dan sekitarnya dalam rangka gerakan pelestarian lingkungan hidup. Spiritualitas ekologis Fransiskan diharapkan semakin dihayati di dalam pengalaman hidup sehari-hari para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya melalui pelaksanaan usulan program katekese ekologi bagi para Fransiskan di Yogyakarta dalam rangka gerakan pelestarian lingkungan hidup.

BAB V. PENUTUP Sebagai penutup karya tulis ini, penulis akan membahas kesimpulan dan

  saran yang dapat diajukan berkaitan dengan pembahasan mengenai usulan kegiatan katekese ekologi bagi para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya. Saran dan usulan program katekese ekologi juga dapat diberikan kepada umat Kristiani pada umumnya, bagi para aktivis pelestarian lingkungan hidup dan para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya.

BAB II PANDANGAN TENTANG KATEKESE EKOLOGI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PERSOALAN EKOLOGI Dalam bab ini, hendak dipaparkan konsep dasar katekese, yang meliputi: arti

  dan makna katekese, tujuan katekese, peserta katekese, model-model katekese, dan bentuk-bentuk katekese. Selanjutnya, akan diuraikan pemahaman dasar konsep ekologi, yang meliputi: arti dan makna ekologi, ruang lingkup ekologi, ekologi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, dan ekologi dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Bab ini akan diakhiri dengan pembahasan tentang relevansi katekese ekologi terhadap persoalan ekologi, yang meliputi pembahasan mengenai gambaran beberapa contoh bentuk persoalan ekologi, visi ekologi Kristiani, prinsip-prinsip dasar ekologi, dan praksis ekologi dalam tugas pastoral Gereja.