DESKRIPSI KONSEP DIRI SISWA KELAS VII DAN VIII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK PENGEMBANGAN KONSEP DIRI SISWA SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DESKRIPSI KONSEP DIRI SISWA KELAS VII DAN VIII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL

UNTUK PENGEMBANGAN KONSEP DIRI SISWA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Oleh: Lenytha Puri Puspitasari NIM: 081114019 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTTO “Mereka yang memuja Aku sendiri Merenungkan Aku selalu,

  Kepada mereka akan kubawakan segala apa yang mereka tidak punya Dan Ku-lindungi segala apa yang mereka miliki”.

  (Bhagawad-Gita)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Sang Hyang Widhi Wasa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  Program Studi Bimbingan dan Konseling SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Keluarga: Bapak Tugimin S,Ag Saudara-saudara terdekat yang selalu memberikan harapan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 November 2013 Penulis Lenytha Puri Puspitasari

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

PUBLIKASI KARYA ILAMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Lenytha Puri Puspitasari

  Nomor Mahasiswa: 081114019 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

DESKRIPSI KONSEP DIRI SISWA KELAS VII DAN VIII SMP

BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN

  

IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM BIMBINGAN

KLASIKAL UNTUK PENGEMBANGAN KONSEP DIRI

SISWA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 13 November 2013 Yang menyatakan Lenytha Puri Puspitasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK DESKRIPSI KONSEP DIRI SISWA KELAS VII DAN VIII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK PENGEMBANGAN KONSEP DIRI SISWA Lenytha Puri Puspitasari Universitas Sanata Dharma

  2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepositifan konsep diri

siswa-siswi Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan membuat usulan program bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta.

  

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian

ini merupakan penelitian populasi. Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 45 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap konsep diri siswa-siswi. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung tertutup. Data dianalisis berdasarkan kriteria Azwar. Pengelompokan disusun berdasarkan distribusi normal dengan model pengelompokan jenjang dengan lima jenjang

yaitu: sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, sangat kurang positif.

  

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: Tidak ada siswa (0%) yang

memiliki konsep diri yang sangat positif, tidak ada siswa (0%) yang memiliki konsep diri yang positif, ada 12 siswa (26,7%) yang memiliki konsep diri yang cukup positif, ada 29 siswa (64,4%) yang memiliki konsep diri yang kurang positif, ada 4 siswa (8,89%) yang memiliki konsep diri yang sangat kurang positif. Peneliti menyimpulkan bahwa konsep diri sebagian besar siswa kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 kurang positif. 

  Berdasarkan hasil penelitian disusunlah usulan program bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Program bimbingan klasikal yang diusulkan didasarkan pada item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa konsep diri siswa-siswi kurang positif (yang tergolong cukup positif, kurang positif dan sangat kurang positif).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

             

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rakhmat yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

  

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.

  

3. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., selaku Wakil Kaprodi dan Sekretaris

Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini.

  

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk bekal hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

5. Karyawan sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling: Stefanus Priyatmoko

atas pelayanan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

6. Yulianus,S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Bopkri 2 Yogyakarta yang

berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  

7. Dra. Siswinarni., selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP Bopkri 2

Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran dalam melaksanakan penelitian.

  

8. Para siswa-siswi Kelas VII dan VIII SMP Bopkri 2 Yogyakarta atas waktu

dan kesediaannya sebagai responden dalam pengumpulan data.

  

9. Keluarga Tugimin S.Ag yang telah memberikan kasih sayang, cinta kasih dan

harapan serta tanpa henti mendukung penulis untuk terus semangat dan berusaha keras dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

10. Keluarga Gunadi yang senatiasa selalu memberikan semangat dan motivasi

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  

11. Teman terdekatku, Gregorius Yanuar Anggryawan yang penuh cinta kasih

menemani, menghibur, mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

12. Sahabat tersayang dan terkasih Paskalia Sri Norvita Dewi dan Wilhelmina

Maran yang telah setia dari awal kuliah sampai akhir kuliah selalu bersama, menemani, berbagi suka dan duka, membantu dan memberikan perhatian yang tulus kepada penulis.

  

13. Teman-teman: Moshe, Lena, Apay dan Yeti yang sudah dengan tulus

memberikan bantuan, motivasi dan semangat kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

14. Teman-teman prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2008 yang telah

memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

15. Karyawan perpustakaan USD dan UGM atas pelayanan bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca khususnya bagi pemerhati di bidang bimbingan baik di sekolah maupun

di luar sekolah.

  Penulis  

  Lenytha Puri Puspitasari  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................

  1 B. Rumusan Masalah ......................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................

  4 D. Manfaat Penelitian .....................................................................

  5 E. Definisi Operasional ..................................................................

  5 BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

  6 A. Hakekat Konsep Diri ..................................................................

  6 1. Pengertian konsep diri ..........................................................

  6 2. Jenis-jenis konsep diri ..........................................................

  8 3. Perkembangan konsep diri ...................................................

  9 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi diri ................................

  10

  5. Usaha-usaha untuk mengembangkan konsep diri ................ 15

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Konsep Diri Siswa SMP Sebagai Remaja ..................................

  16

  1. Remaja ................................................................................... 16

  a. Pengertian remaja .......................................................... 16

  b. Ciri-ciri remaja .............................................................. 17

  2. Konsep diri siswa SMP sebagai remaja ................................. 20 C. Bimbingan Klasikal Untuk Pengembangan Konsep Diri............

  21

  1. Pengertian bimbingan ............................................................. 21

  2. Syarat-syarat program bimbingan .......................................... 22

  3. Bimbingan klasikal ................................................................ 23

  a. Pengertian bimbingan klasikal ...................................... 23

  b. Tujuan bimbingan klasikal ............................................ 23

  c. Bimbingan klasikal untuk pengembangan konsep diri .. 24 D. Tinjauan Peneliti Lain Yang Relevan ........................................

  25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................

  26 A. Jenis Penelitian ...........................................................................

  26 B. Populasi Penelitian .....................................................................

  26 C. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................

  27 1. Jenis instrumen .....................................................................

  27 2. Kisi-kisi kuesioner dan penentuan skor ...............................

  28 3. Uji coba kuesioner ...............................................................

  30 D. Pengumpulan Data .....................................................................

  33 1. Tahap persiapan pengumpulan data penelitian .....................

  33 2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data .................................

  34 E. Teknik Analisis Data ..................................................................

  34

  BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN USULAN PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII DAN VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA ............................................

  40 A. Hasil Penelitian ..........................................................................

  40 B. Pembahasan ................................................................................

  45 C. Usulan Program Bimbingan Klasikal yang Sesuai untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta ..............................................................

  48 BAB V PENUTUP .........................................................................................

  55 A. Kesimpulan ................................................................................

  55 B. Saran ............................................................................................

  55 C. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 56 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  57 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL Tabel 1: Tabel Rincian Subyek Penelitian Siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 .........................

  27 Tabel 2: Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................

  29 Tabel 3: Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford ...............................

  33 Tabel 4: Pengelompokan Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ........................

  36 Tabel 5 : Pengelompokan Skor Item Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VII BOPKRI Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ............................

  38 Tabel 6: Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ...........................................

  40 Tabel 7: Item-Item Kuesioner Yang Menunjukkan kurang positifnya Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 ........................................

  42 Tabel 8: Usulan Program Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta .....................................................................................

  49

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Konsep Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 (Uji Coba) ..

  59 Lampiran 2 : Data Uji Coba .......................................................................... 62 Lampiran 3 : Data Perhitungan Validitas Kuesioner .....................................

  63 Lampiran 4 : Kuesioner Konsep Diri Siswa Kelas VII Dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 (Final) ......

  72 Lampiran 5 : Hasil Perhitungan Taraf Reliabilitas .......................................

  75 Lampiran 6 : Tabulasi Data Penelitian Seluruh Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 .....................

  76 Lampiran 7 : Hasil Kategori Skor Azwar ...................................................... 77 Lampiran 8 : Surat Keterangan Ijin Uji Coba dan Ijin Melakukan Penelitian ...................................................................................

  80  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi Operasional. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan secara unik, berbeda satu sama lainnya. Perbedaan

  individual ini bersifat alami. Dalam rentang kehidupannya, manusia akan melalui fase-fase perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Yang menjadi pusat perhatian penelitian ini adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

  Masa remaja seringkali dikenal sebagai fase mencari jati diri. Pada masa ini remaja menuju ke arah kematangan seperti kematangan fisik, kematangan sosial dan psikologisnya.

  Remaja tidak lagi dipandang sebagai anak yang memiliki sifat kekanak- kanakan. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh sebagai orang dewasa. Pada fase ini remaja menghadapi berbagai lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kondisi yang dihadapi tersebut membuat remaja memiliki pemikiran tentang siapa dirinya dan apa yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Lingkungan turut membantu remaja menemukan identitasnya dan mempengaruhi perkembangannya. Erikson (Gunarsa dan Gunarsa, 1981) menegaskan bahwa identitas remaja sangat dipengaruh oleh lingkungan sosialnya. Cara orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memperlakukan remaja akan mempengaruhi pandangan remaja tentang dirinya sendiri.

  Pendapat orang lain dapat berpengaruh pada bagaimana remaja memahami dirinya sendiri. Dalam memahami dirinya, individu mencoba memandang dan menilai dirinya apakah positif atau negatif. Pandangan individu tentang dirinya sendiri dinamakan konsep diri. Konsep diri terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Dalam berinteraksi, setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan akan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri.

  Pada saat seseorang memasuki jenjang keremajaannya, ia mengalami berbagai macam perubahan dalam kehidupannya termasuk perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula halnya dengan para siswa SMP yang mencari jati dirinya. Mereka juga mengalami perubahan yang tidak hanya menyangkut perubahan yang dapat diamati secara langsung, misalnya perubahan- perubahan fisik dan tingkah laku, interaksi dengan orang lain, akan tetapi juga perubahan yang lebih halus seperti konsep diri. Konsep diri yang dibutuhkan remaja adalah konsep diri yang positif. Apabila remaja memiliki konsep diri yang positif, individu akan menjalani kehidupannya dengan baik. Sebaliknya, jika individu memiliki konsep diri yang negatif, individu akan mengalami hambatan dalam perkembangannya. Konsep diri yang positif sangat penting dalam perkembangan hidup remaja.

  Siswa-siswi remaja di SMP BOPKRI 2 Yogyakarta pada umumnya berasal dari lingkungan keluarga yang mengalami permasalahan. Misalnya anak- anak berasal dari keluarga yang broken home, tinggal hanya dengan ayah atau ibu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ada yang kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua. Selain itu kebanyakan dari mereka tinggal di pinggiran kali Code yang penduduknya mayoritas pengemis dan ada anak-anak jalanan yang tidak sekolah, sehingga ikut mempengaruhi perilaku dan pola pikir anak-anak yang tinggal di pinggiran kali Code. Kebanyakan dari siswa-siswi tersebut mengalami kesulitan ekonomi, korban dari perpisahan orang tuanya. Masalah-masalah yang dialami oleh siswa terbawa dalam lingkungan sekolah dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan siswa; pertumbungan dan perkembangan siswa menjadi tidak utuh dan kurang maksimal khususnya dalam hal konsep diri yang merupakan inti penting dari pribadi seseorang.

  Dari hasil pengamatan di SMP BOPKRI 2 Yogyakarta muncul kesan bahwa konsep diri siswa-siswi pada umumnya negatif. Kesan ini muncul ketika praktikan menjalani Praktek Pengalaman Lapangan di SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Seharusnya guru membantu siswa agar konsep dirinya positif. Tetapi tampaknya guru di sana lebih mendidik siswa untuk taat pada peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Kesan ini timbul sesudah memperhatikan cara guru memperlakukan siswa. Ada guru yang tindakan, kata-kata, dan sikapnya terhadap siswa yang terlambat datang ke sekolah rasanya kurang tepat; guru cenderung memarahi dan memberi skorsing ketika siswa melakukan pelanggaran. Ada guru yang komentar-komentarnya dapat membuat siswa kurang percaya diri. Ada siswa yang menjadi takut tampil di muka kelas. Berdasarkan kesan tersebut, dianggap perlu dilakukan suatu penelitian tentang konsep diri Kelas VII dan VIII di SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Kalau ternyata konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diri siswa negatif, dapatlah direncanakan program yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa.

  B. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini pertanyaan yang mau dijawab adalah sebagai berikut:

  1. Seberapa positif konsep diri siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?

  2. Program bimbingan klasikal yang manakah yang sesuai untuk mengembangkan konsep diri siswa Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui tingkat kepositifan konsep diri siswa siswi Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

2. Membuat usulan program bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa siswi Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritis Memberikan gambaran mengenai kepositifan konsep diri siswa siswi kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

2. Manfaat praktis

  a. Bagi Guru Pembimbing Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada guru pembimbing untuk melakukan kegiatan yang tepat untuk mengembangkan konsep diri siswa.

  b.

  Bagi Peneliti lain Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber inspirasi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan konsep diri.

E. Definisi Operasional

  1. Konsep diri (self concept) adalah keseluruhan gambaran, pandangan atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan tentang dirinya, seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini.

  2. Siswa- siswi Kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta adalah semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

  3. Usulan program bimbingan klasikal merupakan pokok-pokok bahasan yang diusulkan untuk diberikan kepada siswa saat bimbingan di kelas dalam waktu tertentu untuk meningkatkan konsep diri siswa.  

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian mengenai (1) Hakekat Konsep Diri (pengertian konsep diri,

  faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, perkembangan konsep diri, jenis-jenis konsep diri, Usaha-Usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja); (2) Konsep Diri Siswa SMP Sebagai Remaja (remaja, konsep diri siswa SMP sebagai remaja); (3) Bimbingan Klasikal untuk Pengembangan Konsep Diri; (4) Tinjauan Peneliti Lain yang Relevan.

  A. Hakekat Konsep Diri

  1. Pengertian konsep diri

  Pengertian konsep diri telah diuraikan oleh berbagai tokoh di bidang psikologi, antara lain: a.

  Allport (Schultz, 1991) menyinggung konsep diri, namun istilah yang digunakan adalah proprium. Allport mendefinisikan proprium sebagai hal atau proses yang penting dan bersifat pribadi, yang menentukan keunikan individu. Konsep diri dikatakan sebagai bagian penting karena terdapat proses pencarian jati diri untuk mengetahui individu tersebut memiliki konsep diri positif atau negatif. Dengan begitu individu mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupannya. Dapat dipahami bahwa konsep diri juga dapat menjadi suatu refleksi terhadap diri sendiri yang akan menunjang individu dalam menjalani hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang berisikan bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana individu merasa tentang dirinya sendiri dan individu menginginkan dirinya menjadi manusia yang bagaimana. Konsep diri merupakan pandangan individu mengenai dirinya sendiri (Centi, 1993).

  c. Konsep diri menurut Burns (Sinurat, 2005: 16) adalah keseluruhan gambaran dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri. Dalam konsep diri terdapat elemen deskriptif dan elemen evaluasi. Elemen deskriptif kerap disebut potret diri atau gambaran diri dan elemen evaluatif sering disebut harga diri.

  d. Konsep diri (self concept) menurut peneliti adalah keseluruhan gambaran, pandangan atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jenis-jenis konsep diri

  Terdapat berbagai pandangan, gambaran, keyakinan dan sikap orang terhadap diri sendiri. Karena itu ada berbagai konsep diri. Konsep diri dapat digolongkan sebagai berikut:

  a. Konsep diri yang positif Konsep diri yang positif terbentuk antara lain karena ada kasih sayang, penerimaan dan penghargaan dari tokoh-tokoh signifikan dalam lingkungan hidup individu (Burns, 1993: 72). Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam hidup remaja antara lain orang tua, guru, teman sebaya. Jika orang tua, guru dan teman sebaya mendukung dan mendorong remaja maka konsep dirinya akan positif. Orang yang memiliki konsep diri yang positif adalah orang yang memiliki gambaran, pandangan atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan yang positif tentang dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Konsep diri yang negatif Remaja dengan konsep diri yang negatif biasanya berfikir tentang diri sendiri terutama dari segi negatif, dan sulit menemukan hal- hal yang pantas dihargai dalam dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena dipengaruhi tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam hidup remaja seperti, orang tua, guru, teman sebaya dan orang lain. Jika orang tua, guru, teman sebaya ataupun orang lain cenderung merendahkan, meremehkan, mempermalukan, dan menolak remaja maka sikap remaja itu terhadap dirinya akan negatif.

  Orang yang konsep dirinya negatif cenderung memusatkan perhatian pada hal yang negatif dalam dirinya. Konsep diri negatif juga mendorong remaja untuk membuat perbandingan negatif dengan orang lain sehingga remaja yang bersangkutan merasa rendah diri. Misalnya remaja yang memiliki konsep diri yang negatif biasanya cenderung pasif dan tidak percaya pada dirinya sendiri dan memiliki pemikiran yang buruk tentang dirinya, serta selalu mengganggap orang lain lebih unggul atau lebih baik dari pada dirinya.

3. Perkembangan konsep diri

  Konsep diri tidak terbentuk secara instan. Sewaktu individu baru lahir, individu belum memiliki pengetahuan tentang dirinya, belum memiliki harapan- harapan yang ingin dicapai serta belum memiliki penilaian terhadap diri sendiri. Peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses perkembangan konsep diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  remaja karena lingkungan pertama tempat individu berinteraksi adalah keluarga. Sikap dan respons orangtua akan menjadi informasi untuk menilai dirinya. Dalam keluarga yang tulus menerima, menyayangi, mencintai dan menghargai remaja, remaja dapat memandang dirinya secara positif. Jika seseorang ditolak atau diabaikan, maka dia akan cenderung menolak dirinya. Konsep diri yang telah terbentuk dalam lingkungan keluarga selanjutnya mengalami perubahan sewaktu berinteraksi dengan orang lain, seperti teman sebaya, guru serta orang dewasa lainnya.

  Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi sosial dengan orang-orang sekitar turut mempengaruhi perkembangan konsep diri.

  Konsep diri berkembang seiring dengan pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis dalam arti selalu mengalami perubahan. Orang yang memasuki usia remaja mengalami masa yang sangat potensial untuk perkembangan konsep dirinya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

  Konsep diri dapat terus berkembang. Remaja dituntut untuk dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja menurut Hurlock (1996) adalah: a.

  Usia kematangan Masa remaja merupakan masa menemukan diri untuk menjadi pribadi yang dewasa (Masidjo, 2003). Masa remaja meliputi masa remaja awal yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  usia 12 sampai 15 tahun, masa remaja tengah yaitu usia 15 sampai 18 tahun dan masa remaja akhir yaitu usia 18 sampai 21 tahun.

  Remaja yang berada pada usia tertentu yang matang lebih awal akan lebih mampu menjalankan peran dewasa dengan baik dan dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Sedangkan remaja yang terlambat dalam kematangan dan yang diperlakukan seperti anak-anak akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ia akan cenderung menarik diri dari lingkungannya tersebut, sehingga cenderung memiliki konsep diri yang negatif.

  b.

  Penampilan diri Di masa remaja penampilan diri yang berbeda membuat remaja akan merasa rendah diri meskipun ada perbedaan yang menambah daya tarik bagi masing-masing remaja. Penampilan diri akan berhubungan dengan perkembangan fisik dan perkembangan seksual.

  Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja antara lain perubahan dalam tinggi badan dan perubahan berat badan. Dalam hal perubahan dalam tinggi badan anak laki-laki mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun lebih cepat pada masa kanak-kanak daripada anak perempuan. Karena itu anak perempuan kelihatan lebih pendek dibanding dengan rata-rata laki- laki. Pada masa remaja berat badan juga akan mengalami peningkatan, tetapi peningkatan tersebut lebih mudah dipengaruhi diet dan gaya hidup.

  Remaja juga mengalami perubahan seksual. Perubahan ditandai dengan perubahan seks primer dan sekunder. Ciri- ciri kelamin primer laki-laki yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ditandai pada alat vital yang mengalami mimpi basah sedangkan ciri-ciri kelamin primer pada perempuan ditandai dengan menstruasi, pembesaran pinggul dan bahu. Untuk ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki terlihat pada tumbuhnya kumis, janggut, jakun, suara berat, tumbuh bulu-bulu halus pada tubuh, sedangkan ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan terlihat pada pinggul yang membesar, bahu yang melebar dan tumbuh bulu di ketiak.

  Daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan yang akan menambah dukungan sosial dan kepercayaan diri sehingga akan terbentuk konsep diri yang positif. Sedangkan jika seorang individu merasa tidak menarik secara fisik akan timbul konsep diri yang negatif sehingga cenderung menarik diri dan sulit bergaul dengan teman sebaya ataupun lingkungannya.

  c.

  Kepatutan seks Kepatutan seks menunjuk pada cara pandang remaja mengenai seksualitasnya yang berisikan informasi mengenai seks. Cara pandang remaja mengenai kehidupan seks dapat diperoleh melalui media massa dan pendidikan seks dari orang tua.

  Media masa seperti surat kabar, televisi dan media lainnya memiliki peran dalam memberikan informasi mengenai kehidupan seks. Peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks ialah memberikan pemahaman mengenai kehidupan seks agar remaja tidak tabu terhadap kehidupan seksualitasnya dan dapat menghindari dampak negatif dari kehidupan seksualitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Jika seorang individu mempunyai cara pandang yang luas serta informasi yang cukup mengenai kehidupan seks, individu akan memiliki konsep diri yang positif.

  d.

  Nama dan nama julukan Remaja terlalu peka dan malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberikan nama julukan yang bernada cemooh. Kuatnya perasaan remaja terhadap namanya dipengaruhi dua faktor yaitu semakin sering nama digunakan dan kuatnya perasaan kurang senang terhadap nama.

  Semakin sering nama yang tidak disukai digunakan oleh orang lain semakin nama itu dapat berpengaruh terhadap dirinya. Semakin kuat rasa menyukai nama yang digunakan dalam interaksi sosialnya maka remaja memiliki konsep diri yang positif terhadap nama yang dimiliki. Sedangkan jika remaja memiliki perasaan kurang senang terhadap namanya sendiri, maka remaja merasa minder atau khawatir jika di cemooh temannya sehingga remaja mempunyai konsep diri yang negatif.

  e. Hubungan keluarga Hubungan keluarga yang baik dipengaruhi oleh sikap orang tua yang bersikap positif terhadap anak, misalnya memberikan perhatian dan kasih sayang yang adil. Sikap orang tua akan mempengaruhi hubungan anggota keluarga yang lain. Hal ini mempunyai pengaruh positif terhadap pembentukan konsep diri yang positif pada remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ukuran keluarga juga menentukan kualitas hubungan antara anggota keluarga. Jika satu keluarga mempunyai jumlah anggota yang banyak akan terjadi kecenderungan perhatian yang terbagi dan kurangnya komunikasi, sehingga remaja yang bersangkutan kurang mendapatkan perhatian yang maksimal. Untuk itu keharmonisan keluarga harus didukung oleh pola komunikasi di rumah. Remaja yang tinggal dalam keluarga yang selalu mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga akan memberi pengaruh positif terhadap perkembangan konsep dirinya.

  f. Teman-teman sebaya Teman-teman sebaya memberikan pengaruh pada pola kepribadian remaja, antara lain konsep diri. Konsep diri merupakan cermin dan anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya dan digunakan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya mempengaruhi pola pikir dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.

  Jika remaja mempunyai teman sebaya yang mempunyai pola pikir yang rasional, mempunyai perilaku yang positif, menimbulkan pengaruh yang baik terhadap individu tersebut maka remja yang bersangkutan memiliki konsep diri positif.

  g. Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu.

  Kreativitas seseorang dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan orang tua, waktu luang dan tersedianya fasilitas. Remaja yang sejak masa kanak-kanak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kreatif dapat memberikan pengaruh positif pada konsep dirinya. Semakin remaja kreatif, semakin berprestasi, prestasinya dihargai dan diterima oleh orang lain berarti konsep dirinya positif.

  h. Cita-cita Bila seorang remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik dan mengalami kegagalan maka akan timbul perasaan tidak mampu dan timbul konsep diri yang negatif. Berbeda dengan remaja yang realistik dalam cita- citanya. Besar kemungkinannya dia berhasil, jika memang berhasil, konsep dirinya akan positif. Kalau remaja mempunyai cita-cita yang realistik dan sesuai dengan minat dan bakat, dia akan cenderung berhasil dan konsep dirinya pun akan berpengaruh secara positif. Faktor-faktor tersebutlah dijadikan sumber inspirasi dalam menyusun kisi-kisi dan item-item kuesioner.

5. Usaha-Usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja

  Menurut Sinurat (2005) ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh para pendidik khususnya konselor sekolah dalam membantu mengembangkan konsep diri para remaja (siswa) yaitu:

  a. Menjadi konselor sekoah yang memiliki konsep diri yang positif, sehingga dapat membantu siswa mengembangkan konsep diri positif atau menjadi orang yang memiliki konsep diri yang positif.

  b.

   Menjadi konselor sekolah yang bersikap membesarkan hati siswa (becoming a reinforcing person) c. Membantu siswa akan segi-segi positifnya.

  d.

  Membantu siswa memenuhi kebutuhannya.

  e. Melakukan kegiatan atau latihan untuk mnegembangkan konsep diri siswa.

  B. Konsep Diri Siswa SMP Sebagai Remaja

  1. Remaja

  a. Pengertian remaja

  Piaget (Hurlock, 1996) mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa; remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada di tingkat yang sama. Remaja mulai menyadari dirinya tumbuh menjadi orang dewasa secara bertahap. Masa remaja disebut juga masa transisi dari masa kanak- kanak ke masa dewasa. Dalam masa transisi tersebut terjadi perubahan-perubahan antara lain perubahan secara fisik, emosional, sosial.

  Masa remaja meliputi masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja tengah (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Masa remaja awal bisa disebut sebagai masa negatif. Masih kurangnya pengendalian terhadap ego menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa yang membuat remaja cenderung menarik diri dari lingkungannya atau menarik diri dari lingkungan masyarakat. Masa remaja tengah adalah masa dimana remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja mulai mencari teman yang dapat memahaminya namun lebih menyukai teman-teman yang mempuyai sifat-sifat

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang sama dengan dirinya. Masa remaja akhir merupakan masa penemuan identitas diri dan perubahan pandangan yang lebih realistis. Remaja diharapkan dapat berpikir secara obyektif terhadap sesuatu yang dihadapi.

b. Ciri-ciri masa remaja

  Menurut Hurlock (1996), ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut:

1) Masa remaja sebagai periode penting.

  Pada periode ini remaja mengalami berbagai perkembangan seperti perkembangan fisik dan perkembangan emosi. Di awal masa remaja ketegangan emosi meningkat. Oleh sebab itu remaja dalam perkembangannya membutuhkan penyesuaian.

  Jika remaja mampu menerima segala perubahan fisik yang ada pada dirinya dan mampu mengelola emosinya dengan baik maka remaja yang bersangkutan akan mempunyai konsep diri yang positif. Sebaliknya, jika remaja cenderung tidak menerima perubahan fisik dan tidak mampu mengontrol emosinya remaja dapat mempunyai konsep diri yang negatif.

2) Masa remaja sebagai masa peralihan.

  Pada masa peralihan status remaja bukan sebagai anak-anak lagi namun belum saatnya juga disebut sebagai orang dewasa. Peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Pada masa ini remaja mencoba-coba hal baru yang berbeda dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menemukan yang paling sesuai, sekaligus menentukan perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai untuknya.

  Jika pada masa ini remaja mampu menentukan perilaku yang baik, mengetahui norma dan patokan yang sesuai dengan dirinya maka remaja akan membentuk dirinya menjadi remaja yang mempunyai konsep diri yang positif.

  3) Masa remaja sebagai usia bermasalah

  Pada periode ini remaja menganggap dirinya sudah mampu dan tidak mau meminta bantuan pada orang tua, bahkan terkadang merasa mandiri dan menolak bantuan orang dewasa. Tidak jarang antara remaja dan orang tua terjadi perbedaan pendapat, sehingga seringkali masalah muncul.

  Pada masa ini remaja cenderung egois dan tidak mau diatur oleh orang lain. Remaja menganggap apa yang diputuskannya adalah yang paling benar.

  Jika remaja selalu terbawa dengan emosinya tanpa memikirkan pertimbangan-pertimbangan lain dari orang lain maka remaja cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Tetapi jika remaja mau meminta pendapat orang lain, selalu berfikir ulang untuk setiap hal yang diambil, menimbang segala konsekuensi yang di ambilnya maka remaja akan mempunyai konsep diri yang positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4) Masa remaja sebagai periode mencari identitas Pada periode ini remaja mulai mencari identitas diri dengan berusaha mencari dan menemukan figur yang dapat dijadikan idolanya. Mereka mulai mendambakan diri yang sesuai baginya, yakni identitas dirinya sendiri.

  Jika remaja menyadari segala kelebihannya, minat dan bakatnya serta mampu mengembangkannya secara maksimal, maka konsep dirinya akan positif.

  5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan Dalam kehidupan di masyarakat orang dewasa seringkali mengembangkan pandangan yang cenderung negatif terhadap remaja. Remaja sering takut tidak mampu mengatasi masalah-masalahnya yang berpengaruh pada konsep dirinya.

  Jika remaja mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, konsep dirinya akan positif.

  6) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

  Pada periode ini remaja sering melihat sesuatu menurut keinginannya dan bukan seperti apa adanya. Remaja kurang mampu bersikap rasional dan kurang objektif terhadap dirinya dan lingkungan. Hal ini sering menyebabkan remaja mengalami kegagalan dan kekecewaan sehingga akan timbul konsep diri yang negatif. Tetapi jika remaja mampu bersikap rasional dan realistik terhadap diri dan lingkungannya serta mampu menerima kegagalan dalam hidupnya maka remaja akan mempunyai konsep diri yang positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Pada periode ini remaja mulai menunjukkan perilaku yang dianggap sebagai tanda dewasa, seperti merokok dan melibatkan diri dalam kegiatan organisasi tertentu di masyarakat. Remaja menganggap bahwa perilaku ini akan memberi citra yang mereka inginkan.

  Jika remaja mampu membawa diri secara positif, tidak terpengaruh oleh pergaulan yang negatif, maka konsep dirinya akan positif. Tetapi jika remaja cenderung terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang buruk, maka konsep dirinya negatif.

2. Konsep diri siswa SMP sebagai remaja

  Siswa SMP berada pada masa remaja. Masa remaja adalah suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja dikatakan berada pada masa transisi karena terjadi perubahan-perubahan sangat menonjol yang dialami oleh remaja. Perubahan-perubahan ini terjadi, baik dalam aspek jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial, sehingga terjadi perubahan pada tingkah laku remaja yang bersangkutan. Dengan perubahan-perubahan tersebut remaja

  .

  mulai menyadari akan kemampuan dan potensi yang dimiliki   Masa remaja merupakan masa transisi yang penuh dengan berbagai macam perubahan (Gunarso, 1996: 236). Pada masa ini remaja mengalami perubahan tidak hanya perubahan yang dapat diamati secara langsung, misalnya perubahan fisik dan tingkah laku, akan tetapi juga perubahan yang lebih halus seperti konsep diri.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KONSEP DIRI RENDAH MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013 SKRIPSI

0 0 21

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI

0 0 115

DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 170

KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI

0 0 98

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010

0 0 113

TINGKAT KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL

0 0 86

DESKRIPSI KECERDASAAN EMOSIONAL REMAJA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 108

DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PARA SISWA-SISWI KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI

0 0 95

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM IPA DAN IPS KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 102

STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA SKRIPSI

0 0 82