Studi deskriptif tingkat kepribadian tahan banting (hardiness personality) pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

  STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEPRIBADIAN TAHAN BANTING ( HARDINESS PERSONALITY) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Disusun Oleh: Panji Prasasti Jalapuspa Krishnamurti

  NIM : 04 9114 067 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  K arya sederhana ini kupersembahkan untuk mereka semua yang telah membimbing, mendukung, dan membantuku dalam menjalani dan memahami arti kehidupan. Sri Yésus ingkang lembah manah, tuwin andhap-asor: midhangetna panyuwun kawula. Saking raos kepéngin dipun aosi, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos kepéngin dipun alem, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos kepéngin dipun urmati, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos kepéngin mélik kalenggahan, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos kepéngin dipun suwuni rembag, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos kepéngin dados pangajeng, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih dipun anggep rèmèh, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih dipun asoraken, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih boten kapétang, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih manggih kuceming asma, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih dipun sepèlékaken, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih dipun poyoki, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih dipun awon-awon, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Saking raos ajrih dipun dakwa ingkang boten saé, nyuwun luwar, dhuh Sri Yésus. Mugi tiyang sanès dipun aosi nglangkungi kawula, dhuh Sri Yésus, nyuwun sih sageda kepéngin ingkang semanten wau. Mugi tiyang sanès dipun paringi gangsar lan kawula dhawah kantun, dhuh Sri Yésus, nyuwun sih sageda kepéngin ingkang semanten wau. Mugi tiyang sanès saya dipun aosi, lan kawula boten kapétang, dhuh Sri Yésus, nyuwun sih sageda kepéngin ingkang semanten wau. Mugi tiyang sanès angsal pakurmatan lan kawula dipun rèmèhaken, dhuh Sri Yésus, nyuwun sih sageda kepéngin ingkang semanten wau. Mugi tiyang sanès ngungguli kawula ing samukawis, dhuh Sri Yésus, nyuwun sih sageda kepéngin ingkang semanten wau.

  

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEPRIBADIAN TAHAN BANTING

( HARDINESS PERSONALITY) PADA MAHASISWA FAKULTAS

PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

Panji Prasasti Jalapuspa Krishnamurti

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat ketahan-bantingan mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Selain itu, peneliti juga menguji tingkat

kepribadian tahan banting mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggalnya. Untuk

menguji validitas skala kepribadian tahan banting peneliti melakukan analisis validitas isi dengan

reliabilitas skala sebesar 0.886. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 memiliki rata-rata skor sebesar 88,30 dan

berada dalam kategori tingkat ketahan-bantingan tinggi. Hasil analisis lanjutan menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan tingkat ketahan-bantingan mahasiswa angkatan 2010 berdasarkan jenis

kelamin dan tempat tinggalnya. Kata Kunci : kepribadian tahan banting, jenis kelamin, tempat tinggal

  

HARDINESS PERSONALITY LEVEL

OF THE STUDENTS OF FACULTY OF PSYCHOLOGY

OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA:

A DESCRIPTIVE STUDY

  

Panji Prasasti Jalapuspa Krishnamurti

ABSTRACT

This research is aimed to know the hardiness level of the students of Faculty of Psychology

of Sanata Dharma University. Researcher also examines about hardiness level in genders and

residences. To examine validity of hardiness scales researcher used contents validity with its

reliability 0.886. the result shows that 2010’s students of Faculty of Psychology of Sanata Dharma

University had subjection mean 88.30 in hardy category. Advance analysis result shows that no

differences of level of hardiness in 2010’s students gender and residence. Keywords: hardiness personality, gender, residence

KATA PENGANTAR

  Puji dan Syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Pengasih karena berkat limpahan rahmat dan kasih-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang

  Studi Deskriptif Tingkat Kepribadian Tahan Banting (Hardiness Personality)

  berjudul “

  Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  ” dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang dicapai tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1.

  Tri Tunggal Mahakudus: Bapa, Putera, dan Roh Kudus yang selalu menolong penulis dengan tangan-Nya yang ajaib.

  2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi.

  3. Ibu Titik Kristiyani S.Psi, M.Psi. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi.

  4. “Mbak” Etta selaku Dosen Pembimbing Akademis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menimba ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Ibu Aquilina Tanti Arini, S. Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi,

  6. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M. Si. yang memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih indah.

  7. Ibu Dr. Tjipto Susana, M. Si. yang mengajari penulis cara membuat skripsi yang baik melalui pertanyaan-pertanyaan dan saran yang membangun.

  8. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis selama kuliah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

  9. Staf Fakultas Psikologi : Mas Muji, Mas Gandung, Mas Doni, Pak Gie’, dan secara khusus Mbak Nanik yang bersedia menunggu penulis sampai selesai menyusun skripsi ini.

  10. Papa dan mama yang selalu memberi semangat walaupun sempat ragu dengan kemampuan anaknya sendiri.

  11. Mas Bayu, Mbak Ajeng, Arif, dan dedek kecil; terima kasih atas dukungannya selama ini.

  12. Mbak Nike, Mas Suryo, dan Jeng Nilam; terima kasih buat kebersamaannya di pondok hijau bantul.

  13. Agustinus Isnu Haryoto, belahan jiwa yang selalu mendukung, menyemangati, dan membantu setiap saat setiap waktu, terima kasih buat smuanya semoga proses kita selama ini membawa buah-buah yang indah di masa depan.

  14. Teman-teman Angkatan 2004 yang berada di ujung tanduk pada tanggal 29 Juli 2011. Terima kasih atas dukungan kalian melewati masa-masa kritis akibat “kasus khusus” yang penulis alami. Tetap semangat ya....

  15. Teman-teman panitia Live In Fakultas Psikologi tahun 2011, terima kasih atas bantuannya dalam mengumpulkan data. Tanpa kalian skripsi ini tak akan mungkin selesai.

  16. Pakdhe Wahyu 2009, makasih buat bantuannya.

  17. Teman-teman angkatan 2010, terima kasih banyak telah membantu penulis dengan menjadi partisipan dalam penelitian ini. Semoga pengalaman live in membuat kalian menjadi insan yang lebih peka dengan lingkungan sekitar.

  18. Pengurus Dewan Paroki Gereja Santo Yakobus Klodran, Bantul yang memberi dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

  19. Teman-teman PBB Amerika – Indonesia, terima kasih boleh belajar banyak dari kalian semua dan juga untuk semangat yang kalian berikan kepada penulis.

  20. Anjing-anjing yang selalu setia menemani penulis saat menyusun skripsi ini dan memberi penghiburan kala penat datang menerpa.

  21. Seluruh teman-teman angkatan 2004. Selalu sukses dan tetap semangat.

  22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun berkaitan dengan skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati. Yogyakarta, September 2011

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................................. viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix

  

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ...................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 8 C. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................... 8

  1. Manfaat Teoretis ............................................................................ 9

  2. Manfaat Praktis ............................................................................. 9

  BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10 A. KEPRIBADIAN TAHAN BANTING .................................................. 10

  1. Pengertian Kepribadian Tahan Banting ........................................ 10 2.

   Aspek-aspek Kepribadian Tahan Banting ..................................... 11

  a. Control (Kontrol) ....................................................................... 11

  b. Commitment (Komitmen) .......................................................... 12 c.

   Challenge (Tantangan) .............................................................. 12 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

  Tahan Banting ................................................................................. 15

  B. PENELITIAN-PENELITIAN TENTANG KEPRIBADIAN TAHAN BANTING ............................................................................................ 16 C. MAHASISWA ....................................................................................... 17

  1. Pengertian Mahasiswa ................................................................... 17 2.

   Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ........ 17

  3. Tahap Perkembangan yang Dialami Mahasiswa .......................... 17

  D. PENTINGNYA KEPRIBADIAN TAHAN BANTING PADA

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA

  1. Gambaran Singkat Beban yang Dialami Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ........................................... 20

  2. Stres yang Dialami Remaja dalam Tahap Perkembangannya ..... 21

  3. Kaitan antara Pentingnya Kepribadian Tahan Banting dengan Beban Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ........................................................... 22 4. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 25

  

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 26

A. JENIS PENELITIAN ..................................................................................

  26 B.

   VARIABEL PENELITIAN ................................................................. 26

  C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................. 27

  D. SUBJEK PENELITIAN ....................................................................... 27 E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA .............................. 28

  31 F. PERSIAPAN PENELITIAN ......................................................................

  1. Uji Coba Alat Ukur ...................................................................... 31

  2. Hasil Uji Coba Alat Ukur .............................................................. 31 a.

   Seleksi aitem ............................................................................ 31

  b. Reliabilitas Skala Kepribadian Tahan Banting ...................... 34

  35 G. METODE ANALISIS DATA ....................................................................

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38

A. PELAKSANAAN PENELITIAN ...............................................................

  38 B. HASIL PENELITIAN .................................................................................

  39 1.

   Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................... 39

  2. Uji Normalitas ................................................................................ 41

  3. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 41 4.

   Kategorisasi Tingkat Ketahan-bantingan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma .......................................... 44

  5. Data Demografi dan Kategorisasi Ketahan-Bantingan ............... 44 C. PEMBAHASAN

  .................................................................................... 49

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 54

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 54

B. SARAN ............................................................................................................

  54

  1. Bagi Pihak Fakultas ....................................................................... 54 2.

   Bagi Peneliti yang Berminat dengan Topik Serupa ....................... 55 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

  57 LAMPIRAN ..................................................................................................... 60

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema pentingnya kepribadian tahan banting dalam menghadapi aneka beban yang dialami mahasiswa fakultas psikologi universitas sanata dharma ............................. 24 Gambar 2. Grafik persebaran data penelitian .............................................. 43

  DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Kepribadian Tahan Banting Sebelum

Uji Coba .......................................................................................... 30

Tabel 2. Skala Kepribadian Tahan Banting dengan Aitem-aitem yang

  

Dinyatakan Gugur ........................................................................ 33

Tabel 3. Persebaran Aitem Skala Kepribadian Tahan Banting untuk

Penelitian ....................................................................................... 33

Tabel 4. Pengkategorian Skor .................................................................... 37

  

Tabel 5. Data Persebaran Subjek Penelitian Berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 40

Tabel 6. Data Persebaran Subjek Penelitian Berdasarkan

  

Tempat Tinggal ............................................................................. 40

Tabel 7. Deskripsi Statistik Data Penelitian ............................................... 42 Tabel 8. Kategorisasi Subjek Penelitian ..................................................... 44 Tabel 9. Pengkategorian Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 45 Tabel 10. Pengkategorian Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal ............... 47

  DAFTAR LAMPIRAN Angket Penelitian Sebelum Uji Coba ........................................................... 60 Tabulasi Hasil Skoring Uji Coba Skala Kepribadian Tahan Banting ....... 67

Hasil Penghitungan SPSS Data Uji Coba Skala Kepribadian

Tahan Banting ............................................................................................... 72 Angket Penelitian Setelah Uji Coba ............................................................. 78 Tabulasi Hasil Skoring Data Penelitian ....................................................... 85 Tabel Penghitungan SPSS Uji Normalitas Data Penelitian ......................... 97 Grafik Q-Q Plot Data Penelitian .................................................................. 97 Tabel Penghitungan SPSS Frekuensi Data Penelitian ................................ 98

Tabel Penghitungan SPSS Frekuensi Data Penelitian Berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................................ 100

Tabel Penghitungan SPSS Frekuensi Data Penelitian Berdasarkan

Tempat Tinggal ........................................................................................... 100 Tabel Hasil Uji t Data Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 101 Tabel Hasil Uji t Data Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal .............. 102

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan

  belajar-mengajar yang paling pasif karena proses pembelajarannya sangat ‘dosen-

  

centered ’. Mahasiswa hanya duduk mendengarkan ceramah dosen tanpa terlibat

  aktif dalam proses pembelajaran (Rekdale, 2008). Penjelasan tersebut sangat bertentangan dengan pengalaman yang dirasakan oleh peneliti selama menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjalani masa kuliah, peneliti merasa bahwa justru mahasiswalah yang harus lebih berperan aktif dengan mencari berbagai bahan tambahan sebagai referensi yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan dosen. Menurut peneliti, mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan materi yang disampaikan dosen di dalam kelas. Oleh karena itu, salah satu tugas dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam Buku Pedoman Akademis Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun 2004 adalah mencantumkan sumber bacaan mata kuliah pada silabus perkuliahan yang disusun dosen. Ada dua macam sumber bacaan, yaitu: sumber bacaan wajib dan sumber bacaan anjuran. Sumber bacaan wajib merupakan bahan pengajaran yang wajib diujikan kepada mahasiswa sedangkan sumber bacaan anjuran tidak diujikan secara langsung (Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2004).

  Menurut Buku Pedoman Akademis Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun 2004, dosen perlu menyebutkan metode-metode evaluasi yang akan dipergunakan seperti ujian dan tugas. Dalam memberikan penilaian terhadap tugas, dosen dianjurkan untuk menguraikan tentang frekuensi dan kriteria yang dituntut (Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2004).

  Tugas dan ujian yang diberikan dosen akan dinilai sehingga perlu ditunjukkan bobot pada setiap butir penilaian yang akan menentukan nilai final (Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2004). Dengan demikian peran tugas-tugas kuliah menjadi penting karena dapat membantu meningkatkan nilai yang diperoleh mahasiswa. Akan tetapi, menurut pengalaman dan pengamatan peneliti selama mengikuti kuliah, sering kali beberapa tugas diberikan dalam waktu yang hampir bersamaan oleh beberapa dosen. Tugas-tugas yang menumpuk ini terkadang membuat mahasiswa merasa terbebani.

  Setelah berbincang-bincang dengan beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma mengenai aktivitas perkuliahan pada beberapa kesempatan yang berbeda, peneliti menyimpulkan bahwa ada tiga macam sumber stres (stressor) dalam bidang akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang dianggap sebagai beban perkuliahan.

  Pada mahasiswa semester awal, stressor yang dirasakan berkaitan erat dengan berubahnya cara belajar antara masa SMA dengan masa kuliah. Perubahan ini menuntut mahasiswa untuk segera menyesuaikan diri dengan dunia perkuliahan agar ia dapat beperan secara optimal sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa proses penyesuaian diri ini membuat mahasiswa yang baru masuk dan mulai belajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengalami beban yang cukup berat terlebih lagi karena para mahasiswa baru belum terbiasa dengan iklim perkuliahan. Bobot tugas dan ujian juga berbeda dengan masa SMA, hal ini semakin membebani mahasiswa yang baru mulai beradaptasi dengan suasana perkuliahan. Mahasiswa tersebut mengatakan bahwa beban kuliah pada semester IV yang ia lalui tidaklah seberat beban kuliah pada semester-semester sebelumnya. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena ia sudah bisa beradaptasi dengan aktivitas perkuliahan.

  Stressor yang kedua dialami oleh mahasiswa semester menengah.

  Para mahasiswa semester menengah mengeluhkan tentang beban dan bobot tugas yang mulai meningkat. Mereka berpendapat bahwa tugas pada semester VI terasa berat karena hampir semua mata kuliah memiliki tugas akhir yang bobotnya tinggi. Hal ini terjadi karena mahasiswa semester VI mulai dituntut untuk mampu terjun dan praktek langsung ke lokasi-lokasi tertentu sesuai tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah.

  Stressor terakhir dialami oleh mahasiswa semester akhir yang diwakili

  oleh mahasiswa semester VIII. Semester VIII adalah saat bagi mahasiswa untuk mulai menyusun skripsi. Selain mengerjakan skripsi yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana, ada mahasiswa memanfaatkan semester ini untuk mengulang mata kuliah yang nilainya kurang memuaskan atau mengambil mata kuliah baru yang beberapa di antaranya adalah mata kuliah baik tugas-tugas dan ujian termasuk juga menyusun skripsi sehingga mereka merasa semester VIII merupakan semester terberat.

  Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai beban dan tuntutan akademis yang dialami oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka dapat diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memiliki beban dan tuntutan akademis yang berbeda-beda. Beban kuliah membuat mahasiswa mengalami stres, kesimpulan ini didapatkan peneliti dari komentar-komentar mahasiswa saat berbincang-bincang dengan peneliti yang oleh peneliti digunakan sebagai bahan dalam penyusunan penelitian ini. Seorang mahasiswa semester VI berkomentar tentang beratnya beban kuliahnya, katanya: “Tugasnya berat Mbak, mana aplikasi semua, gimana ndak pusing coba…” Mahasiswa lain memberikan komentar dengan berkata: “Tugasnya tu banyak mbak, bikin stres…” Ada pula yang berkomentar demikian: “Sekarang aja udah kaya gini Mbak, gimana besok kalo skripsi, pasti tambah stres…” Cohen, Kessier, dan Gordon (1995) dalam bukunya “Measuring stress: a guide for health and

  

social scientist ” mendefinisikan stres sebagai suatu proses yang dialami individu

  saat tuntutan atau beban dari lingkungan melebihi kemampuan yang dimiliki dan menimbulkan dampak pada perubahan biologis dan psikologis sehingga orang tersebut menjadi rentan terhadap serangan penyakit. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka stres yang dialami mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat terjadi karena adanya kesenjangan antara beban dan tuntutan terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi baik yang berasal dari keluarga, universitas, maupun masyarakat luas dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing mahasiswa.

  Menurut laporan beberapa mahasiswa terkait beban dan tuntutan perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, ada indikasi bahwa mahasiswa merasa beban dan tuntutan yang harus dihadapinya banyak. Menurut

  

survey yang dilakukan oleh American College Health Association-National

College Health Assessment pada musim gugur tahun 2008 terhadap mahasiswa

  dari beberapa universitas di Amerika, diketahui bahwa dalam 12 bulan terakhir, sebanyak 45,2% responden mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah- masalah akademis. Dari survey tersebut juga diketahui adanya beberapa hal yang mempengaruhi prestasi akademis mahasiswa di Amerika, antara lain: stres, depresi, kecemasan. Sebanyak 27,2% mahasiswa menganggap stres yang dialami merupakan penyebab menurunnya performansi dan prestasi akademis, 11,2% responden menyatakan bahwa menurunnya prestasi akademis mereka disebabkan oleh depresi yang dialami dan 18,2% merasa bahwa kecemasan yang dialami berpengaruh pada prestasi akademis mereka (American College Health

  

Association-National College Health Assessment [ACHA-NCHA], 2009). Pada

  laporan hasil survey ACHA-NCHA juga diperoleh data mengenai terkait tingkatan stres yang dialami mahasiswa. Dalam 12 bulan terakhir, sebanyak 1,6% responden mengaku tidak pernah merasa stres, 8,5% tingkat stresnya berada di bawah rata- rata, 39,5% pada tingkat rata-rata, 41,1% di atas rata-rata, dan 9,3% mengalami stres akut (ACHA-NCHA, 2009).

  Sebuah wawancara informal dilakukan peneliti terhadap salah satu mahasiswa yang harus mengundurkan diri dari kampus karena masa studinya telah habis. Ketika peneliti bertanya tentang penyebab mahasiswa yang bersangkutan selalu melepas mata kuliah yang diambil sehingga akhirnya ia kehabisan waktu dan harus mengundurkan diri dari kampus, mahasiswa tersebut menjawab bahwa sudah lama ia merasa tidak sanggup lagi meneruskan kuliahnya ditambah ia sering mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi, jika keluar dari kampus ia takut terhadap orangtua karena saat menentukan perguruan tinggi dan fakultas, ia menentang kehendak orangtua dan menuruti keinginannya sendiri sehingga ia merasa harus bertanggung jawab terhadap pilihannya. Adanya rasa tidak mampu dengan tuntutan perkuliahan yang tinggi dan ketakutan terhadap orangtua itulah yang membuat mahasiswa tersebut mengalami stres dan pada akhirnya harus membuat pilihan keluar dengan suka rela atau dikeluarkan (GC, wawancara, 25 Juli, 2011).

  Individu akan lebih tahan saat menghadapi situasi yang menimbulkan stres ketika ia mampu mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki untuk menghadapi situasi tersebut. Salah satu keterampilan untuk menghadapi dan mengurangi stres yang sudah dilatihkan oleh beberapa kesatuan militer di Amerika berkaitan dengan hardiness personality (Maddi, 2007). Maddi (2007) menyatakan bahwa pengukuran dan pelatihan mengenai hardiness personality yang pada bahasan selanjutnya akan disebut kepribadian tahan banting dalam dunia kemiliteran masih relevan karena dunia sehingga dapat menyebabkan stres terhadap para anggotanya. Maddi juga menambahkan bahwa dengan adanya pelatihan untuk meningkatkan kepribadian tahan banting tidak hanya berpengaruh pada menurunnya tingkat stres anggota militer tetapi juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan performansi, jiwa kepemimpinan, dan kesehatan anggota militer (Maddi, 2007).

  Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat bentuk ketahan- bantingan dalam berbagai seting. Salah satu di antaranya adalah sebuah penelitian dengan seting akademis yang dilakukan di Jepang oleh Kosaka (1996). Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat hubungan antara kepribadian tahan banting dengan respon stres psikologis dalam seting akademis. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepribadian tahan banting memiliki hubungan negatif dengan respon stres psikologis yang artinya bahwa jika individu memiliki tingkat kepribadian tahan banting yang tinggi atau sering dikatakan orang yang tahan banting maka dampak dari stressor rendah. Begitu pula sebaliknya, jika individu memiliki tingkat kepribadian tahan banting yang rendah maka dampak dari stressor akan semakin kuat (Kosaka, 1996). Penelitian lain dilakukan oleh Khosabha dan Maddi (seperti yang dikutip dalam Maddi, 2007) mengenai efektivitas pelatihan kepribadian tahan banting yang hasilnya menunjukkan bahwa pelatihan kepribadian tahan banting membuat individu lebih tahan dalam menghadapi situasi yang menekan, memiliki performansi, jiwa kepemimpinan, dan kesehatan yang lebih baik.

  Adanya laporan beberapa mahasiswa yang mengindikasikan bahwa Dharma tinggi menimbulkan kemungkinan mahasiswa mengalami stres. Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya terkait situasi stres yang dialami individu, maka dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan ketahanan individu saat menghadapi stres adalah kepribadian tahan banting. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepribadian tahan banting pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Gambaran tersebut dapat digunakan sebagai masukan dalam penyusunan program pendampingan sehingga mahasiswa mampu menghadapi beban dengan lebih positif. Menurut Khosabha dan Maddi (seperti yang dikutip dalam Maddi, 2007) kepribadian tahan banting adalah salah satu tipe kepribadian yang dapat dipelajari.

B. RUMUSAN MASALAH

  Seberapa tingkat ketahan-bantingan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma? C.

TUJUAN PENELITIAN

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang kepribadian tahan banting pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yaitu tingkat ketahan-bantingannya.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi kesehatan serta berguna untuk memperkenalkan tipe kepribadian tahan banting kepada masyarakat umum sebagai tipe kepribadian yang dapat membantu individu dalam mengelola stres yang dialami.

2. Manfaat Praktis

  a. Bagi para mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mulai memahami potensi diri yang dimiliki khususnya kepribadian tahan banting agar mampu bertahan dalam menjalani masa kuliah dengan baik tanpa merasa terbebani oleh tuntutan-tuntutan perkuliahan.

  b.

  Bagi pihak Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penelitian ini dapat memetakan potensi diri mahasiswa khususnya mengenai kepribadian tahan banting sehingga bermanfaat sebagai bahan masukan dalam penyusunan pendampingan psikologis di samping bimbingan akademis sehingga mahasiswa semakin tangguh dalam menghadapi beban yang semakin berat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPRIBADIAN TAHAN BANTING

1. Pengertian Kepribadian Tahan Banting

  Konsep kepribadian tahan banting merupakan pengembangan dari psikologi eksistensial yang membahas tentang pencarian manusia akan kebenaran. Pencarian ini dilakukan dalam rangka memaknai kehidupan yang tercermin dalam refleksi diri, pengambilan keputusan, dan tindakan yang dilakukan individu (Gilboe & Cohen, 2000). Kepribadian tahan banting merupakan salah satu tipe kepribadian yang dapat digunakan untuk melihat reaksi seseorang ketika mengalami masalah yang sangat berat. Seorang yang tahan banting adalah orang-orang yang mampu memanajemen stres yang dirasakannya sehingga ia mampu mengatasi masalah dengan tindakan positif dan bukannya melarikan diri dari masalah. Konsep kepribadian tahan banting pertama kali dikemukakan oleh Kobasa. Konseptualisasinya mengenai kepribadian tahan banting adalah sebagai tipe kepribadian yang penting sekali dalam perlawanan terhadap stres.

  Kepribadian tahan banting merupakan salah satu dimensi kepribadian yang berkembang pada awal kehidupan dan cukup stabil sepanjang waktu walaupun dimungkinkan untuk berubah dengan adanya pelatihan dalam situasi dan kondisi tertentu. Orang yang tahan banting memiliki makna hidup dan perubahan dan tantangan dalam kehidupan (Bartone, 2006). Maddi memiliki pandangan sendiri tentang definisi kepribadian tahan banting. Maddi (seperti yang dikutip dalam Bartone, 2006 h. S137) menggunakan istilah identitas ideal (ideal identity) untuk mengambarkan orang yang menjalani kehidupan secara proaktif, menjunjung tinggi makna dan tujuan hidup, dan yakin pada kemampuan dirinya untuk mempengaruhi hal-hal yang dialami. Kobasa, Maddi, dan Kahn (seperti yang dikutip dalam Judkins & Furlow, 2003 h. 2) kepribadian tahan banting melindungi seseorang dari stres dengan dua cara, yaitu: mengubah persepsi individu terhadap stres dan mengerahkan strategi coping yang efektif.

2. Aspek-aspek Kepribadian Tahan Banting

  Konsep kepribadian tahan banting yang dikembangkan oleh Kobasa memiliki tiga aspek, yaitu commitment, challenge, dan control . Berdasarkan konsep tersebut, beberapa tokoh menginterpretasikan aspek-aspek dalam definisi yang sedikit berbeda satu dengan yang lain. Menurut Judkins dan Furlow (2003), definisi ketiga aspek kepribadian tahan banting adalah sebagai berikut :

a. Control (Kontrol)

  Kontrol adalah kecenderungan seseorang untuk merasa bahwa dirinya mampu mengontrol situasi dan tindakan, serta konsekuensinya yang merupakan hasil dari respon individual. Kontrol dapat mempertinggi daya tahan terhadap stres ketika seseorang dapat memahami bahwa meningkatnya

  b. Commitment (Komitmen)

  Komitmen adalah kesetiaan kepada suatu tujuan yang hendak dicapai, baik dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan maupun dalam relasi-relasi yang dibangun. Seseorang yang berkomitmen tidak mudah menyerah pada tekanan, selain itu relasi-relasi yang dibangun lebih merupakan perilaku proaktif daripada perilaku pasif atau perilaku menghindar.

  c. Challenge (Tantangan)

  Tantangan adalah kepercayaan bahwa perubahan adalah hal yang wajar bila dibandingkan dengan kestabilan. Selain itu, stressor tidak dianggap sebagai ancaman tetapi menjadi tantangan untuk dapat berkembang. Kobasa, dkk. (seperti yang dikutip dalam Judkins & Furlow, 2003, h. 2) menyatakan bahwa tantangan akan membuat seseorang mencoba untuk mengubah dirinya; dengan demikian dia dapat tumbuh bila dibandingkan dengan orang yang hanya menjaga dan melestarikan yang sudah ada.

  Menurut Gilboe dan Cohen (2000) kepribadian tahan banting merupakan konstelasi dari tiga karakteristik kepribadian. Karakteristik yang pertama adalah kontrol. Kontrol mengacu pada kepercayaan individu bahwa ia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau mengatur peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, lawan dari kontrol adalah rasa tidak berdaya (powerlessness). Karakteristik yang kedua adalah komitmen. Komitmen mengacu pada keterikatan individu secara aktif terhadap kehidupan sehari-hari yang ia lalui komitmen adalah keterasingan (alienation) yang berkaitan erat dengan relasi interpersonal. Karakteristik yang terakhir adalah tantangan. Pada aspek tantangan, individu memandang bahwa perubahan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan. Tantangan memberi kesempatan kepada individu untuk tumbuh dan berkembang. Lawan dari tantangan adalah ancaman (threat).

  Sarafino (2007) menuliskan pengertian dari aspek-aspek kepribadian tahan banting sebagai berikut:

  Hardiness includes three characteristics: (1) Control refers to people’s belief that they can influence events in their lives – that is, a sense of personal control. (2) Commitment is people’s sense of purpose or involvemet in their lives. For instance, people with a strong sense of commitment tend to look forward to starting each day’s projects and enjoy getting close to people. (3) Challenge refers to tendency to view changes as incentives or opportunities for growth rather than treats to security (hal. 98).

  Menurut Bartone (2006) seseorang yang tahan banting akan memandang segala sesuatu yang dihadapi merupakan pengalaman yang menarik dan berharga, dapat mengontrol segala sesuatu saat berada dalam keadaan terdesak, dan memandang tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian tahan banting adalah salah satu dimensi kepribadian yang berkembang pada awal kehidupan dan cukup stabil sepanjang waktu walaupun dimungkinkan untuk berubah dengan adanya pelatihan. Orang yang tahan banting dapat memaknai hidup secara positif dan komitmen kerja yang tinggi, memiliki kontrol diri yang besar, terbuka terhadap perubahan dan tantangan dalam kehidupan. Kesimpulan dari beberapa definisi aspek-aspek kepribadian tahan banting adalah sebagai berikut:

  Kontrol

  Kontrol adalah keyakinan individu bahwa ia dapat mengatur dan mempengaruhi situasi atau tindakan pada peristiwa-peristiwa hidup yang dialaminya. Lawan dari kontrol adalah rasa tidak berdaya (powerlessness).

  Komitmen

  Komitmen merupakan kesetiaan dan keterikatan individu secara aktif pada tujuan hidup yang hendak dicapai. Bentuk keterikatan ini nampak pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan maupun dalam relasi interpersonal yang dibangun. Lawan dari komitmen dalam relasi interpersonal adalah keterasingan (alienation).

  Tantangan

  Tantangan adalah suatu keyakinan bahwa perubahan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan. Tantangan perubahan menjadi kesempatan bagi individu untuk tumbuh dan berkembang. Lawan dari tantangan adalah ancaman (threat).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Tahan Banting

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian tahan banting menurut Maddi (2007) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kobasa dan Maddi pada tahun 1975 hingga 1987 terhadap karyawan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah “Illinois Bell Telephone” antara lain adalah: a. Adanya syarat mutlak untuk melihat ketahan-bantingan seseorang yang berupa kondisi awal atau pengalaman hidup yang sangat menekan dan menimbulkan stres.

  b. Dukungan atau baik dari orangtua, guru, maupun dari orang-orang terdekat (significant others).

  c. Adanya kemauan untuk tumbuh dan berkembang. Dari penelitian yang dilakukan Bartone dan Priest (tanpa tahun) diketahui bahwa selain ketiga faktor di atas, ada satu faktor lain yang juga mempengaruhi tingkat kepribadian tahan banting individu yaitu jenis kelaminnya. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa kadet (calon anggota militer) berjenis kelamin wanita memiliki tingkat kepribadian tahan

B. PENELITIAN-PENELITIAN TENTANG KEPRIBADIAN TAHAN BANTING

  Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dengan adanya kepribadian tahan banting dalam diri seseorang.

  Bartone (2006) menyatakan bahwa kepribadian tahan banting sangat berperan dalam mengelola stres yang dialami seseorang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tentara yang melakukan operasi militer, Bartone (seperti dikutip dalam Bartone, 2006) mengemukakan bahwa orang yang tahan banting memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan orang yang kurang tahan banting atau memiliki tingkat ketahan-bantingan yang rendah.

  Penelitian lain dilakukan Bartone dan rekan-rekannya untuk mempredikasi kesuksesan calon tentara pada divisi-divisi khusus. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepribadian tahan banting merupakan karakteristik individual yang sangat penting berkaitan dengan toleransi terhadap stres dan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas pada pekerjaan yang memiliki tuntutan tinggi (Bartone, Roland, Picano, & Williams, 2008). Kosaka (1996) melakukan penelitian dalam seting akademis terhadap mahasiswa di Jepang yang hasilnya menunjukkan bahwa kepribadian tahan banting memiliki hubungan negatif dengan respon stres psikologis yang artinya bahwa jika individu memiliki tingkat kepribadian tahan banting yang tinggi atau sering dikatakan orang yang tahan banting (hardy) maka tingkat respon stresnya rendah. Respon stres dalam penelitian ini diwakili dengan emosi-emosi atau perilaku negatif saat menghadapi situasi stres antara lain: kecemasan, rasa tidak nyaman, marah, kehilangan rasa percaya diri, menarik diri, dan sebagainya (Kosaka, 1996).

C. MAHASISWA

  1. Pengertian Mahasiswa