Studi deskriptif conflict management style mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF

CONFLICT MANAGEMENT STYLE

MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh

FADILA NUR SATNANINGTYAS

  

NIM 049114032

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  

Halaman Motto

Hidup adalah ibarat lukisan

Ketika kanvas kehidupan membentang

  

Ketika kuas-kuas perbuatan menyapukan warna pikiran

Menggores dalam realitas yang fana

Menbentuk irama garis asa dan cita

Untuk hari depan yang bermakna

  

Setiap peristiwa membawa tanda yang selalu menguji keteguhan hati

Dan semangat yang kuat

Setiap peristiwa adalah realitas yang mengikat

Berjuanglah demi hidup kamu

  

Maka hidup akan membuat kamu berhasil

Jangan pernah menyerah

Jangan pernah menyesali bahwa kamu ada

Kamu adalah karunia dari Tuhan.

  

Cinta adalah bagian yang mengikat dan proses interaksi

Kadang menyedihkan, menyenangkan

Romantis, nakal, menggelitik

Tapi cinta membuat kita bahagia dan tertawa

  

Bersama kekasih yang mampu tulus hadir dan ada

Terima kasih

Karena engkau ada dan hadir untukku

Mewarnai hariku dengan berbagai warna

  

Tidak ada kata selain

Aku mencintai kamu

PIPUK

  Halaman Persembahan Kupersembahkan karya tercinta ini kepada : Allah swt Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menerangi hidup dan jiwaku Orang tua dan Adikku tercinta Almahumah Nenek tersayang

  Keluarga Paris 40 tercinta dan Kakek tersayang yang selalu mendukung Kekasihku tercinta yang telah tulus mencintaiku Masriel dengan support yang menginspirasi dan membawa perubahan Momo Tersayang

  Sahabat-sahabatku Tercinta yang membantu di saat-saat terakhir Terima kasih dan aku sayang semua Atas segala dukungan dan doanya

  

STUDI DESKRIPTIF

CONFLICT MANAGEMENT STYLE

MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Fadila Nur Satnaningtyas

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gaya manajemen konflik apa yang dominan dipilih

mahasiswa Universitas Sanata Dharma dalam menyelesaikan konflik yang muncul. Penelitian ini memakai

metode studi deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah 100 mahasiswa . Sampel diambil melalui

tehnik purposive random sampling. Data dikumpulkan dengan mengadaptasi skala MODI-SELF milik

Kindler (1996). Analisis deskriptif menunjukkan dari 9 gaya manajemen konflik yang diukur pada aspek

memelihara memiliki skor mean tertinggi sebesar 13,75 dan aspek menawar dengan skor mean sebesar

13,41 serta pada aspek berdampingan memiliki skor terendah dengan mean 10,86. Kata Kunci : Manajemen Konflik

  

DESCRIPTIVE STUDY

CONFLICT MANAGEMENT STYLE

OF THE STUDENTS OF UNIVERSITY OF SANATA DHARMA

Fadila Nur Satnaningytas

ABSTRACT

  This research isaimed to investigate conflict management approach that was dominantly chosen

by students of The University of Sanata Dharma in solving conflict arisen. This research used quantitative

descriptive study method. The research subjects were 100 students. Samples were taken through purpose

random sampling technique. Data was collected by adapting Kindler’s MODI-SELF scale (1996).

Descriptive analysis showed out of 9 conflict management style that was measured in the aspect of

maintained style had highest mean score of 13.75 and aspect of bargain style had mean score of 13,41 and

also side by side aspect of coexist style had lowest score by mean of 10.86 Keywords: Conflict Management

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur pada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan karya yang jauh dari sempurna dengan judul “ STUDI

DESKRIPTIF CONFLICT MANAGEMENT STYLE MAHASISWA UNIVERSITAS

SANATA DHARMA” . Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan terima kasih secara khusus kepada:

  

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah telah menerangi dan membimbing jalan penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis selalu percaya bahwa Tuhan akan selalu menerangi dan memberikan jalan yang terbaik sampai akhir.

  

2. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah dengan sabar

dan memberi dukungan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Terima kasih telah dengan sabar membimbing penulis selama ini.

  

3. Ibu Dewayani S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing pertama penulis, terima kasih

atas dukungan dan kesabarannya..

  

4. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Sanata Dharma

dan Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah membantu penulis di saat-saat terakhir skripsi.

  

5. Ibu Dra. L. Pratidarmanstiti, MS. Selaku dosen pembimbing angkatan 2004 yang

telah mendukung dan membimbing penulis selama ini.

  

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah dengan sabar membimbing dan

memberikan ilmunya kepada penulis.

  7. Pak Gie, Mas Gandung, Mba Nany, Mas Doni dan Mas Mudji atas bantuannya..

  

8. Keluarga tercinta, ayah, ibu dan ara yang selalu memberikan semangat dan

dukungannya selama ini. Akhirnya penulis bisa menyelesaikan semua ini.

  

9. Kekasih tercinta, PIPUK yang selalu memberikan dukungan dan doa serta

memberikan kebahagian dan ketenangan bagi penulis untuk menyelesaikan semua ini.Terima kasih atas segalanya yang mungkin tidak dapat dibalas penulis seumur hidup.

  

10. Sahabat dan konsultan serta tempat curhat, Masriel-ku yang selalu mau

mendengarkan dan memberi bantuan tanpa diminta serta selalu mau meluangkan waktu menghadapi penulis ditengah-tengah kesibukannya melukis.

  

11. Sahabat tercinta dan anak tersayang, Momo Artomoro ganteng yang selalu bercanda

dan menemani penulis dikala sedih dan senang dalam menyelesaikan ini semua.

  

12. Sahabat seperjuangan kike, kriska, diah, alit, shimen, wawan, raka dan nico yang

selalu memberi info dan mendukung penulis hingga selesai.

  

13. Teman-teman Psikologi 04 dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

  

14. Semua karyawan Universitas Sanata Dharma thanks buat pelayanan yang diberikan

selama ini.

  

15. Naruto dan Crows yang selalu menemani penulis untuk melepaskan penat dan stress

saat sedang mengerjakan skripsi.

  

16. Yamaha MX merah, yang selalu menemani kemanapun penulis pergi dan komputer

yang selalu menyimpan data-data skripsiku.

  

17. Orang-orang yang ada di sekitarku dan segala sesuatu yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu yang sangat banyak membantuku menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat berterima kasih atas segala masukannya baik berupa saran maupun kritik

yang sifatnya membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi

semua pihak.

  Yogjakarta,27 Juli 2011 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii HALAMAN MOTTO ......................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi ABSTRAK .......................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................ viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................ ix KATA PENGANTAR ......................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah...................................................................

  1 B. Rumusan Masalah............................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian..............................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian............................................................................

  6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................

  7 A. Konflik..............................................................................................

  7 1. Pengertian Konflik......................................................................

  7

  2. Tipe Konflik................................................................................

  9 3. Penyebab Konflik........................................................................

  13 B. Manajemen Konflik.........................................................................

  15 1. Pengertian Manajemen Konflik...................................................

  15 2. Syarat Manajemen Konflik..........................................................

  17 3. Strategi Manajemen Konflik........................................................

  22 4. Efek Manajemen Konflik............................................................

  29 C. Mahasiswa........................................................................................

  33 D. Dinamuka Manajemen Konflik Mahasiswa.....................................

  34 BAB III METODELOGI PENELITIAN............................................

  38 A. Jenis Penelitian...............................................................................

  38 B. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................

  39 C. Definisi Operasional Penelitian......................................................

  39 D. Pengumpulan Data..........................................................................

  40 E. Populasi dan Sampel Penelitian......................................................

  41 F. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.................................................

  41 G. Tehnik Pengambilan Data ………………………………………..

  42 H. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data…………………

  47

  1. Validitas………………………………………………………

  47 2. Korelasi Item Total…………………………………………...

  48

  3. Reliabilitas……………………………………………………

  49 I. Prosedur Penelitian……………………………………………….

  51 J. Hasil Uji Coba Alat Penelitian…………..……………………….

  51

  K. Metode Analisis Data…………………………………………….

  54 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………

  55 A. Persiapan Penelitian.……………………………………………….

  55 1. Orientasi Kancah………………………………………………..

  55

  2. Perijinan…………………………………………………………

  55 B. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………….

  56

  1. Penyebaran Kuesioner…………………………………………

  56 2. Deskripsi Penelitian………………………………....................

  56 3. Hasil Uji Asumsi……………………………………………….

  58 a. Analisi Deskripsi.…………………………………………..

  58 C. Pembahasan………………………………………………………..

  59 BAB V KESIMPULAN……………………………………………….

  62 A. Kesimpulan………………………………………………………….

  62 B. Saran………………………………………………………………... 62 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………….

  68

  

DAFTAR TABEL

Tabel

  Halaman Tabel 1. 9 Pendekatan Manajemen Konflik Antara Orang / Kelompok...........

  27 Tabel 2. Model Kualifikasi Jawaban Kuesioner...............................................

  43 Tabel 3. Blue Print MODI-SELF......................................................................

  44 Tabel 4. Contoh Aitem MODI – SELF……………….…................................

  45 Tabel 5. Skoring……………………………….……….. ................................

  46 Tabel 6. Item yang lolos....................................................................................

  49 Tabel 7. Sebaran Butir Pernyataan Skala Modi-Self.yang telah

diujicobakan........................................................................................

  52 Tabel 8. Sebaran Butir Pernyataan Skala Modi Self setelah

diujicobakan........................................................................................

  53 Tabel 9. Hasil Validitas dan Reliabilitas...........................................................

  54 Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian....................................................................

  57

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas Sanata Dharma adalah salah satu Universitas swasta terbesar

  

di Jogjakarta. Universitas ini memiliki misi yaitu mendidik putra-putri bangsa

Indonesia lulusan SLTA yang berpotensi tinggi agar mampu menjadi ahli yang

humanistik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan

kebutuhan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dengan bertumpu pada

nilai-nilai Kristiani dan kemanusiaan serta berasaskan Pancasila (Pedoman

Universitas Sanata Dharma, 2004).

  Mahasiswa Universitas Sanata Dharma berasal dari berbagai daerah dari

seluruh Indonesia, sehingga mahasiswanya sangat beragam dan seringkali terjadi

proses tukar menukar budaya. Universitas Sanata Dharma selalu menekankan

pentingnya rasa kebersamaan dan persaudaraan serta menghargai di antara

mahasiswa. Bahkan pada masa ospek (orientasi perkuliahan) sudah ditekan nilai-

nilai kebersamaan dan persaudaraan serta menghargai pada setiap kegiatan-

kegiatan yang diberikan pada mahasiswa.

  Beberapa mahasiswa yang ditanya tentang pendapat mereka mengenai

USD (Universitas Sanata Dharma), menyatakan bahwa USD aman, suasananya

menyenangkan untuk belajar, fasilitas mendukung dan pengajarnya ramah serta

dekat dengan mahasiswa. Bahkan untuk urusan perkuliahan , mahasiswa merasa

  

siap untuk membantu mahasiswa yang kesulitan. Kebanyakan mahasiswa cukup

senang dengan lingkungan dan pelayanan yang diberikan USD sehingga mereka

tidak merasa mempunyai keinginan mengajukan keberatan dan ketidakpuasannya

lewat tindakan yang merugikan (demo dan tawuran).

  Mahasiswa USD merasa nyaman dan aman dalam lingkungan kampus

serta aspirasi mereka tetap dihormati. Keadaan itu, membuat mereka tidak

berkeinginan untuk melakukan demo atau tawuran sebagai wujud dari keberatan

dan kemarahan atas sesuatu hal di sekitar mereka. Hal ini berbeda dengan keadaan

di Universitas yang lain, misal UKI dan YAI di Jakarta yang seringkali tawuran

antara satu sama lain yang dilakukan hampir setiap tahun (Tempo Interaktif, 2003,

2009, 2011), Universitas Sam Ratulangi Manado dimana mahasiswa jurusan

hukum dan tehnik saling bentrok (Indosiar, 4 September 2009) dan tawuran

mahasiswa jurusan hukum dan politehnik di Undana Kupang yang terjadi sejak

tahun 1995 (Indosiar, 17 November 2008) serta tawuran mahasiswa dengan warga

sekitar di Makasar (Nasional, 16 Mei 2011).

  Kehidupan mahasiswa yang sebenarnya cukup kompleks dan penuh

kebebasan, terkadang membuat keadaan menjadi tidak terkendali dan terkondisi

dengan baik untuk berinteraksi dengan mahasiswa lain (Tempo Interaktif, 2003).

Menurut Letterer (1996, p. 180) konflik merupakan tipe dari perilaku yang terjadi

ketika dua atau lebih kelompok ada dalam pihak berlawanan dan pertentangan

sebagai hasil dari perasaan kehilangan dari suatu aktivitas atau interaksi dengan

orang lain. Hubungan yang dipengaruhi konflik akan memunculkan ketegangan

yang memicu kericuhan. Fenomena tawuran mahasiswa ini disebabkan oleh saling

  

mengejek antar mahasiswa, dendam lama antar jurusan dan masalah percintaan

(putus hubungan dengan mahasiswi universitas lain) yang berujung pada

pemukulan sehingga terjadi bentrok dengan warga sekitar. Konflik juga tidak

hanya terjadi antar mahsiswa saja tetapi konflik mahasiswa dengan dosen (pihak

Universitas) di Trisakti Jakarta karena masalah pengusutan kasus Tragedi

Semanggi dan di ISI Jogja karena masalah pengangkatan rektor serta masa studi

yang dipendekkan (Tempo, 2004, 2011). Fenomena lain yang akibat konflik

adalah demo yang dilakukan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yang

dinilai kurang aspiratif dan membela rakyat, yang berujung pada tindakan anarkis

(Tempo, Februari 2011). Smith (1996) mendefinisikan konflik sebagai sebuah

situasi yang prateknya atau tujuan dari pesertanya saling berbeda sehingga

membawanya pada pertentangan.

  Konflik-konflik yang muncul pada beberapa Universitas ini berdampak

pada tercorengnya nama pendidikan Indonesia di Asia dan memburuknya kualitas

pendidikan di Indonesia. Dampak bagi mahasiswa, yaitu terganggunya proses

belajar mengajar, terciptanya suasana yang tidak aman dan munculnya

perselisihan di antara mahasiswa itu sendiri serta rusaknya fasilitas perkuliahan.

Konflik yang terjadi ini sangat merugikan berbagai pihak tetapi yang paling

dirugikan adalah mahasiswa, yang seharusnya mendapatkan pendidikan dan ilmu

demi masa depannya tetapi harus tertunda karena suasana yang tidak kondusif

untuk belajar. (Vivanews, 2008).

  Kebutuhan untuk bisa mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri

secara internal dari tiap personal, kadang berbenturan antara satu dan lainnya

  

dikarenakan pergesekan kepribadian dari masing-masing individu mahasiswa itu

sendiri. Kondisi eksternal tentunya juga akan mempengaruhi konflik yang

muncul. Tingkat kemakmuran, gaya hidup, gengsi, tekanan dari luar seperti dari

orang tua sebagai contoh bisa menimbulkan ketegangan yang berlebihan dan

ketidaknyamanan akan menambah masalah tersendiri dalam diri mahasiswa

tersebut. Menyebabkan mahasiswa mengalami kondisi penuh ketegangan,

ketidaknyamanan dan stres yang berlebih sehingga memunculkan konflik dalam

dirinya. Konflik menciptakan kondisi saat seseorang akan mengalami ketegangan

yang dapat mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi fisiknya (David &

Newstrom, 2002).

  Konflik muncul akibat dari proses interaksi yang tidak lancar. Proses

interaksi sosial mahasiswa bermula dari proses komunikasi untuk saling mengenal

kepribadian dan berlanjut ketahap interaksi yang lebih jauh dan lebih intens

hingga mengenal perbedaan pada tiap mahasiswa lain. Selama berlangsungnya

masa perkuliahan akan muncul berbagai ragam masalah dan persoalan. Latar

belakang asal daerah, suku, agama, bahasa dan kondisi secara ekonomi serta

perbedaan dari masing-masing individu menjadi pemicu timbulnya konflik antar

sesama mahasiswa ketika interaksi tidak berjalan baik. (Tempo Interaktif, 2008).

  Dalam beberapa penelitian yang dilakukan berkaitan studi tentang konflik

dan gaya manajemen konflik yang dialami oleh individu secara perseorangan

maupun dalam kelompok menyebutkan bahwa konflik muncul saat individu

secara interpersonal atau dalam suatu kelompok diharuskan membuat suatu

keputusan untuk menyelesaikan masalah atau tugas yang ada (Paul, Seetharaman,

  

Samarah dan Mykytyn. 2005). Pada penelitian yang dilakukan oleh Khan, Afzal

dan Rehman (2009) mengenai konflik dalam kelompok kerja menyatakan bahwa

ada hubungan yang negatif antara konflik tugas dengan performansi dalam

bekerja. Menurut penelitian dari Thompson (2006) tentang konflik menyatakan

bahwa konflik yang paling sering timbul adalah konflik interpersonal.

Berdasarkan penelitian dari Rashid (September, 2005) menyatakan bahwa

mekanisme manajemen konflik akan mengembangkan kemampuan campur tangan

dalam menciptakan sikap bijaksana dalam menghadapi konflik.

  Konflik muncul sebagai hasil dari ketidaksesuaian atau perlawanan

individu dalam suatu kegiatan atau interaksi diantara kelompok sosial (Rahim,

2000). Menurut Arguis (1994) konflik merupakan bagian dari sumber perselisihan

atau perasaan terkekang atas kebutuhan akan nilai dan minat. Bahkan konflik

personal dapat mempengaruhi efektifitas kerja mahasiswa karena konflik

memiliki efek psikologis yang menghambat seseorang untuk menunjukkan

performansi kerja secara optimal dan mempengaruhi konsentrasi mahasiswa

sebagai akibat efek personalnya.(Arguis, 1994)

  Bagi lingkungan akademis, konflik mampu mempengaruhi kelancaran

belajar mengajar mahasiswa, keamanan lingkungan kampus, kestabilan suasana

yang kondusif serta terganggunya proses interaksi dosen-mahasiswa. Maka

diperlukan adanya manajemen konflik untuk mengatasi dan menyelesaikan

konflik yang muncul. Peneliti tertarik pada topik gaya manajemen konflik dan

memilih untuk melakukan penelitian pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

  

Hal ini disebabkan peneliti ingin mengetahui gaya manajemen konflik apa yang

  

dipakai para mahasiswa USD (Universitas Sanata Dharma) untuk menyelesaikan

dan mensikapi masalah konflik disekitar mereka sehingga mampu memahami dan

menghargai perbedaan dengan mahasiswa lain dengan mensinergikan dengan

lingkungan kampus USD.

  B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah

gaya manajemen konflik apa yang dominan dipilih mahasiswa Universitas Sanata

  Dharma dalam menyelesaikan konflik yang muncul.

  C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan melihat gaya manajeman konflilk apa yang

dominan dipilih mahasiswa Universitas Sanata Dharma untuk menyelesaikan

konfliknya.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan gambaran mengenai gaya manajemen konflik.

  2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi

mahasiswa sehingga dapat meningkatkan dan memperbaiki gaya manajemen

konflik untuk mengatasi konflik.

BAB II Tinjauan Pustaka A. KONFLIK

1. Pengertian konflik

  Secara psikologis, konflik terjadi ketika adanya penurunan dari satu

stimulus motivasi yang memerlukan peningkatan dari hal yang lain sebagai

bentuk proses penyesuaian yang dibutuhkan. Konflik dapat juga terjadi dalam

situasi yang kooperatif saat dua atau lebih individu atau pihak lain memiliki

tujuan yang konsisten, karena sikap satu pihak yang mencoba untuk mendapatkan

tujuannya sendiri dapat merusak hubungan dengan pihak lain (Sumarmo, 2003).

  Menurut Solem (2002) konflik merupakan bagian dari sumber perselisihan

atas minat, kebutuhan dan nilai yang dimiliki individu yang tidak sesuai dengan

orang lain, akan membuat seseorang merasa sendirian, tanpa dukungan dan

dikucilkan oleh orang lain. Sedangkan menurut Alfred (1976) konflik

didefinisikan sebagai perselisihan alami yang dihasilkan dari individu atau

kelompok yag berbeda dalam kepercayaan, nilai atau kebutuhan, sikap dan

bermula dari persaingan yang telah lalu serta perbedaan kepribadian.

  Menurut Kindler (1996) konflik adalah suatu proses yang terjadi karena

adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin

mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku

komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik

berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Kindler (dalam Myers, 1998),

  

komunikasi adalah suatu proses transaksi yang berupaya mempertemukan

perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna.

  

Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara

nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan

pertentangan (Kindler dalam Myers, 1993). Konflik tidak selalu diidentifikasikan

sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga

diidentifikasikan sebagai ‘perang dingin’ antara dua pihak karena tidak

diekspresikan langsung melalui kata – kata yang mengandung amarah terhadap

orang lain.(Kindler dalam Myers, 1993).

  Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber

pengalaman positif. Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana

pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak

selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan

hikmah di balik adanya perseteruan pihak – pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat

berupa bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang

kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang

sama apabila sewaktu – waktu terjadi kembali.(Kindler dalam Myers, 1993).

  Secara tidak beralasan, konflik itu tidak ada gunanya dan tidak ada

manfaatnya bagi orang lain. Meskipun perselisihan mungkin memperkaya

interaksi tetap seharusnya tidak diijinkan untuk memperluasnya dalam sebuah

konfrontasi atau berusaha mendiamkan sebagai bentuk penyesuaian. Konflik

memiliki dinamikanya sendiri, kita butuh untuk memahami bagaimana dinamika

itu berjalan. Dengan kita memahami dinamika konflik maka kita akan dapat

  

mengatur dan menanggulangi konflik itu agar tidak merugikan diri sendiri dan

orang lain sehingga kita mampu untuk berpikir secara rasional.(Kindler dalam

Myers, 1993).

  Dari banyak definisi mengenai konflik, maka peneliti mengambil

kesimpulan dari teori konflik menurut Kindler (1993) yaitu konflik adalah suatu

proses yang terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi, meliputi

kemampuan dan perilaku komunikasi seseorang dengan orang lain. Komunikasi

adalah suatu proses transaksi yang berupaya mempertemukan perbedaan individu

secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna. Dimana konflik pun tidak

hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti

dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan

‘perang dingin’ antara dua pihak karena tidak diekspresikan langsung melalui kata

– kata yang mengandung amarah terhadap orang lain.

2. Tipe Konflik

  Menurut Kindler (1996) tipe konflik terbagi menjadi dua macam yang didasarkan pada jenis strategi manajeman konfliknya, yaitu : a. Konflik prosedural Tipe ini meliputi : ketidaksetujuan tentang siapa yang memimpinnya (siapa pemimpinnya dan siapa yang harus menjadi pemimpinnya)., apa agendanya atau tugas seharusnya dari kelompok dan bagaimana kelompok seharusnya bersikap dalam tugasnya.

  Jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah dan menghadapi tipe ini adalah dengan mencegah mereka untuk mencampuri masalah pada kesempatan pertama. Caranya adalah pada awalnya sudah menetapkan siapa yang menjadi pemimpin dalam interkasi kelompok dan apa agenda kelompok yang harus dilakukan. Jika pelaksanaan masalah muncul setelah kesepakatan kelompok telah tercapai maka anggota atau pemimpin dapat mengarahkan anggota lain yang bertentangan pada keputusan awal kelompok. Ketika anggota tidak setuju atau menjadi tidak puas dengan keputusan awal ini mereka mungkin menjadi negatif atau berlawanan dan berhenti untuk berpartisipasi pada diskusi. Pada saat ini terjadi (mengetahui jika anggota ingin mengganti prosedurnya), diskusi singkat pada pelaksanaannya dapat dilaksanakan.

  b. Konflik individual Tipe ini dapat terjadi ketika satu anggota mendominasi kelompoknya saat beberapa anggota lainnya saling berebut untuk menguasainya atau ketika beberapa anggota menolak untuk berpartisipasi.

  Anggota yang berkonflik ini akan melibatkan secara personal maupun interpersonal dengan melibatkan orang lain dalam konfliknya. Pada waktunya ini mungkin penting untuk mengalihkan fokus dari kelompok pada konsentrasi atas kebutuhan individu, saat memuaskan kebutuhan anggota untuk persetujuan kelompok, untuk penghargaan secara periodik sebagai dorongan semangat. Sedangkan menurut Gibson, Ivancevich, Donnely (1996) konflik dibagi berdasarkan atas :

a. Konflik yang fungsional yaitu pertentangan antara kelompok untuk mempertinggi atau menguntungkan organisasi.

  

b. Konflik yang tidak fungsional yaitu setiap pertentangan atau interaksi antara

kelompok yang menganggu organisasi atau upaya pencapaian tujuan organisasi.

  Menurut Stoner dan Wankel (1996) ada lima jenis konflik yaitu : a. Konflik Intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.

  Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu : 1). Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik. 2). Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.

  3). Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

  

b. Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. c. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.

  d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

e. Konflik antara organisasi. Konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

  Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

  Dari berbagai tipe konflik yang telah dipaparkan diatas maka peneliti

memilih menggunakan dua tipe konflik menurut Kindler (1996) berdasarkan pada

proses interaksi mahasiswa yaitu tipe konflik prosedural dan individual. Tipe

prosedural mengacu pada konflik dalam diri sendiri yang diwujudkan dalam

ketidaksetujuan atas sesuatu yang diputuskan dalam kelompok dan tipe individual

mengacu pada konflik yang berhubungan dengan orang lain. Mengetahui tipe

konfliknya maka individu dapat menentukan gaya pendekatan manajemen konflik

apa yang sesuai dengan kepribadian individu sehingga dapat menyelesaikan

konflik dan memperbaiki interaksi dengan orang lain.

3. Penyebab Konflik

  Menurut Stevenin (2000, hal 132-133), ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya konflik yaitu : a. Penyesuaian/kompromi.

  Kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya.

  b. Tidak sepakat.

  Tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan. Mengambil sikap menjaga jarak, perlu memanfaatkan dan menunjukkan aspek-aspek yang sehat dari ketidaksepakatan tanpa membiarkan adanya perpecahan dalam kelompok.

  c. Kalah/menang.

  Ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang lain kurang dihargai. Sebagian di antaranya akan melakukan berbagai macam cara untuk memenangkan pertarungan.

  d. Pertarungan/penerbangan.

  Ini adalah konflik “penembak misterius”. Orang-orang yang terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian mundur untuk menyelamatkan diri. Bila amarah meledak, emosi pun menguasai akal sehat. Orang-orang saling berselisih. e. Keras kepala.

  Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”. Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik ini adalah karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis.

  Meskipun demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.

  f. Penyangkalan.

  Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya

dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak

bisa diselesaikan.

  Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab munculnya

konflik adalah disebabkan pada lingkungan atau kelompok atau organisasi yang

tidak memiliki tujuan, visi atau pandangan, pembagian kekuasaan dan perbedaan

kebutuhan tiap anggota serta komunikasi yang tidak lancar. Dimana dalam hal ini

membuat para anggota satu sama lain saling berbenturan kepentingan dan

kebutuhan sehingga timbul konflik didalamnya. Faktor lain penyebab munculnya

konflik adalah faktor personal yang mengendalikan dan dimiliki pada diri

seseorang. Faktor inilah yang sering menyebabkan seseorang berkonflik dengan

orang lain karena faktor ini yang mengendalikan sikap individu dan ada pada tiap

orang tetapi berbeda pada tiap orang karena faktor personal tergantung pada

lingkungan sekitar individu, pengasuhan orang tua, tingkat pendidikan,

kepercayaan dan kebudayaan.

B. MANAJEMEN KONFLIK

1. Pengertian Manajemen Konflik

  Menurut Kindler (1998) konflik adalah suatu proses yang terjadi karena

adanya interaksi yang disebut komunikasi, meliputi kemampuan dan perilaku

komunikasi seseorang dengan orang lain. Dimana konflik pun tidak hanya

diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam

bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan ‘perang