Studi deskriptif manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

STUDI DISKRIPTIF MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Klaudia Rhintan Santya

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah manajemen waktu dan IPK, sedangkan variabel bebas adalah jenis kelamin, dan aktivitas mahasiswa di luar kuliah seperti berorganisasi di dalam kampus, berorganisasi di luar kampus, dan part time. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 410 mahasiswa. Subjek dipilih menggunakan metode nonrandom sampling dengan teknik insidental sampling. Metode pengumpulan data dengan penyebaran skala yang dikembangkan peneliti dengan menggunakan teori Macan dkk (1990). Reliabilitas skala manajemen waktu sebesar α = 0,953 dengan jumlah 64 item. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik Independen Samples t-Test dan Spearman's rho. Hasil perhitungan menggunakan Independen Samples t-Test menunjukkan terdapat perbedaan manajemen waktu (t= 4,181 ; p=0,00) antara laki-laki (M=179,29 ; SD=19,557) dan perempuan (M=181,36 ; SD=17,215). Hasil perhitungan menggunakan korelasi Spearman’s Rho menunjukkan tidak ada hubungan antara manajemen waktu dengan aktivitas mahasiswa di luar kuliah seperti berorganisasi didalam kampus (r = 0,042 ; p = 0,400), berorganisasi di luar kampus (r = 0,029 ; p = 0,562) dan part time (r = 0,004 ; p = 0,943). Hasil perhitungan menggunakan korelasi Spearman’s Rho menunjukkan tidak ada hubungan antara manajemen waktu dengan IPK mahasiswa (r = 0,13 p = 0,800).


(2)

DESCRIPTIVE STUDY OF SANATA DHARMA UNIVERSITY STUDENTS’ TIME MANAGEMENT

Klaudia Rhintan Santya

ABSTRACT

This research aimed to describe Sanata Dharma University Students’ Time Management. The dependent variable was time management, academic achievement, and the independent variables were sex, students’ activity outside the class, like joining organization inside or outside the campus and doing part-time jobs. The participants of this research were 410 college students. The participants were selected using non-random sampling method with incidental sampling technique. The data were collected by the deployment of a scale developed by the researcher. The time management scale’s reliability was of α = 0.953 which comprised 64 items. The data analysis technique used in this research were Independent Samples t-Test and Spearman’s Rho correlation. The result of the research using the Independent Samples T-Test showed that there were differences in the management of time (t = 4.181; p = 0.00) between males (M = 179.29; SD = 19.557) and females (M = 181.36; SD = 17.215). The result of the research using Spearman’s Rho correlation showed no relationship between time management and students’ activity, like joining organization within the campus (r = 0,042 p = 0,400), outside the campus (r = 0,029 p = 0,562) and doing part-time jobs (r = 0,004 p = 0,943). The result of the research using Spearman’s Rho correlation showed no relationship between time management and students’ academic achievement (r = 0,13 p = 0,800).


(3)

Studi Desktiptif Manajemen Waktu Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Klaudia Rhintan Santya

NIM : 119114125

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

Halaman Motto

Agar bisa bisa menanjak di dunia ini, kau harus menjadi sarjana. Dan begitulah ceritanya sehingga dunia kehilangan banyak petani, pembuat roti, pedagang barang antik, pemahat, dan

penulis hebat.

Kalau kita berusaha menjadi lebih baik, segala sesuatu di sekitar kita akan ikut menjadi lebih baik.

~Paulo Coelho~

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya

Matius 21:22

Kalo semuanya gampang kita tidak akan mengerti makna berjuang

Seberat apapun masalah yamg kamu hadapi saat ini, satu hal yang harus kamu tahu : Tuhan sedang memproses hidupmu.


(7)

(8)

STUDI DISKRIPTIF MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Klaudia Rhintan Santya

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah manajemen waktu dan IPK, sedangkan variabel bebas adalah jenis kelamin, dan aktivitas mahasiswa di luar kuliah seperti berorganisasi di dalam kampus, berorganisasi di luar kampus, dan part time. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 410 mahasiswa. Subjek dipilih menggunakan metode nonrandom sampling dengan teknik insidental sampling. Metode pengumpulan data dengan penyebaran skala yang dikembangkan peneliti dengan menggunakan teori Macan dkk (1990). Reliabilitas skala manajemen waktu sebesar α = 0,953 dengan jumlah 64 item. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik Independen Samples t-Test dan Spearman's rho. Hasil perhitungan menggunakan Independen Samples t-Test menunjukkan terdapat perbedaan manajemen waktu (t= 4,181 ; p=0,00) antara laki-laki (M=179,29 ; SD=19,557) dan perempuan (M=181,36 ; SD=17,215). Hasil perhitungan menggunakan korelasi Spearman’s Rho menunjukkan tidak ada hubungan antara manajemen waktu dengan aktivitas mahasiswa di luar kuliah seperti berorganisasi didalam kampus (r = 0,042 ; p = 0,400), berorganisasi di luar kampus (r = 0,029 ; p = 0,562) dan part time (r = 0,004 ; p = 0,943). Hasil perhitungan menggunakan korelasi Spearman’s Rho menunjukkan tidak ada hubungan antara manajemen waktu dengan IPK mahasiswa (r = 0,13 p = 0,800).


(9)

DESCRIPTIVE STUDY OF SANATA DHARMA UNIVERSITY STUDENTS’ TIME MANAGEMENT

Klaudia Rhintan Santya

ABSTRACT

This research aimed to describe Sanata Dharma University Students’ Time Management. The dependent variable was time management, academic achievement, and the independent variables were sex, students’ activity outside the class, like joining organization inside or outside the campus and doing part-time jobs. The participants of this research were 410 college students. The participants were selected using non-random sampling method with incidental sampling technique. The data were collected by the deployment of a scale developed by the researcher. The time management scale’s reliability was of α = 0.953 which comprised 64 items. The data analysis technique used in this research were Independent Samples t-Test and Spearman’s Rho correlation. The result of the research using the Independent Samples T-Test showed that there were differences in the management of time (t = 4.181; p = 0.00) between males (M = 179.29; SD = 19.557) and females (M = 181.36; SD = 17.215). The result of the research using Spearman’s Rho correlation showed no relationship between time management and students’ activity, like joining organization within the campus (r = 0,042 p = 0,400), outside the campus (r = 0,029 p = 0,562) and doing part-time jobs (r = 0,004 p = 0,943). The result of the research using Spearman’s Rho correlation showed no relationship between time management and students’ academic achievement (r = 0,13 p = 0,800).


(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas anugrahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Studi Deskriptif Manajemen Waktu Mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa proses penyususunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan, petunjuk, bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karna itu pada kesempatan ini perkenankan penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Kedua orangtua dan adik, yang telah mendukung secara penuh proses akademis selama ini.

2. Bapak Tarsisius Sarkim Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma terima kasih atas data yang sudah diberikan untuk kelancaran dalam penulisan skripsi.

3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Kaprodi Psikologi Universitas Sanata Dharma

5. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya atas bimbingannya dalam proses penyususunan skripsi. 6. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. dan Bapak Timothius Maria Raditya Hernawa., M.Psi

terima kasih atas bimbingannya selama proses ujian dan revisi.

7. Bapak Timothius Maria Raditya Hernawa., M.Psi dan Romo Dr. Priyono Marwan S.J untuk segala masukkan yang sudah diberikan untuk kelancaran dalam penulisan skripsi. 8. Bapak Carolus Adi W.,S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing akademik.

9. Segenap dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

10. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma : Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gie, Mas Muji, dan segenap student staff yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini

11. Sahabat Sambalado (Reza, Tama, Nina, Rona, Gerson, Putri) atas perhasabatan selama ini dan bantuannya dalam berdiskusi.

12. Sahabat Ginuk-ginuk (Nizam, Woro, Butet, Dika, Mbokde) atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Saudara seperguruan (Fitria, Pika, Vania, Maria, Tara, Dedew, Pakdhe, Tama) atas bantuannya selama bimbingan bersama-sama ini.


(12)

14. Teman-teman Rumpis Staff Mahasiswa (Mbak Danti, Nizam, Woro, Dea, Vero, Dika, Vincent, Devita, Devi, Bagas, Mas Dimas, Mas Rocky, Mas Wahyu) atas kebersamaannya dan keceriaannya selama ini.

15. Tim huru-hara (Jujun, Maya, Mas Aji, Nining, Sekar) atas godaannya selama ini untuk bermain disela-sela pengerjaan skripsi.

16. Teman-teman TPPIR, TPOMK, Jangkrek, SOLISKA Gereja Paroki Maria Assumpta Klaten (Aan, Deni, Pleweh, Liana, Luke, Anggit, Ucup, Sari, Agung, Amung, Bagas, Yohana, Mas Dodik, Nico, Mas Teo, Mas Budi, Mas Dimas) atas kecerian dan pembulliannya selama ini.

17. Sahabat lama Devi dan Intan atas perhatiannya selama ini.

18. Terimakasih kepada para mahasiswa yang sudah berkenan menjadi responden dalam penelitian ini.

19. Semua teman-teman angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih untuk dukungan dan sharing serta bantuannya.

20. Seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih

Saya merasa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf atas kesalahan dan kelalaian yang telah saya perbuat baik sikap, tutur kata maupun tulisan. Saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya tulisan ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 24 Febuari 2016


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Mahasiswa... 6

B. Manajemen Waktu ... 7

1. Pengertian ... 7

2. Aspek-aspek ... 8

3. Pengukuran Manajemen Waktu ... 10

C.Faktor-Faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh Manajemen Waktu ... 11

1. Jenis Kelamin ... 11

2. Aktivitas Mahasiswa ... 12

3. Prestasi Akademik ... 13

4. Kerangka Konseptual ... 14


(14)

A. Jenis Dan Desain Penelitian ... 16

B. Identifikasi Variabel Penelitian... 16

C. Definisi Operasional ... 16

A. Variabel Bebas 1 ... 16

B. Variabel Tergantung 1 ... 17

A.Variabel Bebas 2 ... 17

B. Variabel Tergantung ... 18

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

E. Teknik Pengumpul Data ... 19

F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Pengumpul Data ... 20

1. Validitas Skala Manajemen Waktu ... 21

2. Seleksi Item Skala Manajemen Waktu ... 21

3. Bentuk Final Skala Manajemen Waktu ... 22

4. Reliabilitas Skala Manajemen Waktu ... 23

5. Daya Diskriminasi Skala Manajemen Waktu ... 23

G. Teknik Analisis Data... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Pelaksanaan Penelitian ... 26

B. Statistik Deskriptif Data Penelitian ... 26

C. Analisis Dalam Rangka Menjawab Pertanyaan Penelitian ... 27

D. Pembahasan... 28

BAB V PENUTUP ... 31

A. Kesimpulan ... 31

B.Keterbatasan Penelitian ... 31

C. Saran ... 31

1. Bagi peneliti selanjutnya ... 31

DAFTAR ACUAN ... 33


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 18

Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Program Studi ... 19

Tabel 3 Bluprint Skala Manajemen Waktu Sebelum Uji Coba ... 20

Tabel 4 Penskoran Jawaban Skala Manajemen Waktu ... 20

Tabel 5 Blueprint Skala Manajemen Waktu Bentuk Final ... 22

Tabel 6 Rincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 26

Tabel 7 Data Deskriptif Variabel Independen dan Dependen ... 27


(16)

DAFTAR GAMBAR


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Manajemen Waktu Uji Coba ... 36

Lampiran 2 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Tahap 1 ... 45

Lampiran 3 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Tahap 2 ... 51

Lampiran 4 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Tahap 3 ... 51

Lampiran 5 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Tahap 4 ... 54

Lampiran 6 Kuesioner Manajemen Waktu Final ... 57

Lampiran 7 Deskriptif Statistik ... 65

Lampiran 8 Uji Normalitas Manajemen Waktu ... 66

Lampiran 9 Uji Homogen Manajemen Waktu dengan Gender ... 67

Lampiran 10 Uji Liniear Manajemen Waktu dengan Aktivitas Mahasiswa ... 68

Lampiran 11 Uji Liniear Manajemen Waktu dengan IPK Mahasiswa ... 69

Lampiran 12 Uji Asumsi Manajemen Waktu dengan Gender ... 70

Lampiran 13 Uji Asumsi Manajemen Waktu dengan Aktivitas Mahasiswa ... 71

Lampiran 14 Uji Asumsi Manajemen Waktu dengan IPK Mahasiswa ... 72

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 73

Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas ... 74

Lampiran 17 Surat Pernyataan Peneliti ... 76


(18)

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi perguruan tinggi adalah sedikitnya jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu. Contohnya, data yang diperoleh dari Wakil Rektor I salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta untuk tahun akademik 2014/2015 jumlah total mahasiswa angkatan 2008-2010 yang masih aktif adalah 1.220 mahasiswa atau 35,92%. Sebaran jumlah mahasiswa di setiap program studi berkisar dari 30,73% hingga 62,23%.

Tugas pertama dan utama dari setiap mahasiswa di perguruan tinggi ialah melakukan studi (Gie, 1994). Harmoni (dalam Ummasyroh, Fadila, & Herawati 2013) menegaskan bahwa seharusnya mahasiswa menggunakan sebagian besar waktunya dengan belajar, dimana alokasi jumlah jam belajar di rumah seharusnya sama besarnya dengan jumlah jam belajar di kampus. Namun, mahasiswa memiliki tugas yang beragam meliputi tugas-tugas kehidupan yaitu sebagai seorang remaja ataupun seseorang yang sedang beranjak dewasa. Mereka juga dituntut sebagai mahasiswa yang aktif, baik di organisasi, yang mampu memberikan pengetahuan dan bertambah pengalaman yang nantinya dapat membantu mereka ketika memasuki dunia kerja, maupun kegiatan-kegiatan lain yang termasuk dalam tugas-tugas akademis dan tugas kehidupan mereka sebagai seorang mahasiswa agar mampu bersaing di dunia kerja (Akmal, 2013). Mahasiswa yang berada pada tingkat semester akhir biasanya mulai jarang mengambil kuliah teori, sehingga mereka tidak memiliki jadwal kuliah di kelas. Hal tersebut membuat mahasiswa memiliki banyak waktu luang. Pada akhirnya mahasiswa memilih berkegiatan di luar bidang akademik, contohnya bekerja sambilan dan bermain.

Salah satu kelemahan sebagian besar mahasiswa ialah kesukaran dalam mengatur penggunaan waktu untuk studi. Banyak mahasiswa mengeluh kekurangan waktu untuk studi. Tetapi, sesungguhnya mereka kurang memiliki keteraturan dan kurang disiplin untuk mempergunakan waktunya secara efisien. Banyak waktu mahasiswa terbuang secara sia-sia terutama karena kebiasaan mengobrol omongan-omongan kosong atau menunggu sesuatu (Gie, 1995).

Hal tersebut sesuai dengan temuan peneliti dalam survei awal menggunakan angket terbuka yang dilakukan pada bulan Juni 2015 terhadap 20 mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Survei itu menunjukkan bahwa online mahasiswa lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain bersama teman, bekerja, tidur, atau bermain game. Sebagai mahasiswa tugas utamanya adalah kuliah, namun waktu untuk kuliah lebih kecil


(20)

dibanding dengan waktu untuk kegiatan yang lain. Berdasarkan temuan di lapangan, mahasiswa lebih banyak menggunakan waktu untuk kegiatan di luar kuliah. Maka dari itu, bagi setiap mahasiswa ketrampilan mengelola waktu khususnya untuk keperluan studi harus dikembangkan, dimahirkan, dan diterapkan selama studinya di perguruan tinggi.

Manajemen waktu merupakan salah satu pendekatan untuk mengungkap cara mahasiswa menggunakan waktunya untuk melaksanakan berbagai tugas-kegiatan, yang utama maupun yang tambahan atau sampingan. Manajemen waktu digunakan untuk menyelaraskan antara tuntutan akademik dan non akademik bagi mahasiswa.

Menurut Macan (1994) manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Hal tersebut sejalan dengan Jones dan Barlett (2004) yang mendefinisikan manajemen waktu sebagai kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan dan melaksanakan tanggung jawab individu demi kepuasan individu tersebut. Selain itu, menurut Shaw (dalam Gie, 1995) manajemen waktu adalah belajar menggunakan waktu, merupakan suatu ketrampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup.

Macan, Dipboye dan Phillips (1990) dan Davidson (dalam Puspitasari, 2013) menjelaskan aspek dalam manajemen waktu adalah seseorang menetapkan tujuan dan prioritas, mekanisme manajemen waktu, preferensi terhadap pengorganisasian dan kontrol terhadap waktu. Menetapkan tujuan dan prioritas adalah seseorang dapat menetapkan tujuan tampak dalam perilaku seseorang yang mengetahui tujuan hidup. Selain itu, dapat menghindarkan seseorang untuk melakukan hal-hal mendesak. Mekanisme manajemen waktu adalah seseorang membuat jadwal untuk mencapai hasil atau tujuan. Seseorang dapat membuat jadwal agar segala pekerjaan selesai dengan tepat waktu sehingga ia dapat menggunakan waktu secara efisien. Preferensi terhadap pengorganisasian adalah seseorang mampu melakukan pekerjaan dengan terorganisir. Kontrol terhadap waktu adalah seseorang mampu bersikap asertif seperti mampu menolak ajakan orang lain tanpa rasa takut sehingga meminimalkan interupsi. Interupsi dapat berupa gangguan dari pihak luar dan diri sendiri sehingga dapat meningkatkan konsentrasi pada pekerjaan. Selain itu, seseorang mampu mengelola stres dan amarah.


(21)

Beberapa faktor yang memepengaruhi manajemen waktu. Menurut Macan dkk (1990) dan Khatib (2014), manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Perempuan memiliki kemampuan manajemen waktu yang lebih baik daripada laki-laki. Perempuan cenderung melakukan aktivitas berdasarkan prioritas utama dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sedangkan laki-laki cenderung menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang tidak berguna. Sedangkan menurut Gunarsa (1979) perempuan bertindak tanpa menggunakan perencanaan dan laki-laki cenderung membuat rencana jangka panjang. Berdasarkan penelitian Pedler dan Boyedell (dalam Puspitasari, 2013), manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh aktivitas. Menurut Pedler dan Boyedell (dalam Puspitasari, 2013) aktivitas merupakan wujud seberapa jauh seeorang individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup yang baik, misalnya seberapa jauh kemampuan untuk mampu membuat keputusan, dan mengambil inisiatif. Selain itu, manajemen waktu dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Katib (2014) menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi manajemen waktu adalah prestasi akademik. Balduf (dalam Khatib,2014) menjelaskan bahwa manajemen waktu yang buruk dapat berkontribusi untuk prestasi akademik rendah. Manajemen waktu yang baik akan mempengaruhi kesuksesan dalam hal akademik (Khatib, 2014).

Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan manajemen waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki manajemen waktu yang lebih baik dari laki-laki (Macan dkk, 1990 ; Misra & McKean, 2000 ; Trueman & Hartley ,1996). Hasil penelitian Akmal (2013) mengemukan bahwa ada perbedaan tingkat prokrastinasi antara mahasiswa perempuan dengan mahasiswa laki-laki dengan mengontrol manajemen waktu. Responden yang digunakan adalah mahasiswa yang bekerja. Namun, Puspitasari (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa ada korelasi positif antara manajemen waktu mahasiswa dengan prestasi akademik. Peneliti kurang memperhatikan tentang Indeks Prestasi mahasiswa sebelum dan setelah bekerja. Selain itu, dalam penelitian Erde (2003) diungkapkan bahwa manajemen waktu dapat membantu mengurangi kecemasan dan prokrastinasi saat bekerja. Febriana (2013) menemukan bahwa tidak adanya hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar mahasiswa ilmu keperawatan UI. Menurut Briton dan Tesser (1991) menemukan bahwa 67% mahasiswa teridentifikasi memiliki masalah yang cukup menekan yaitu manajemen waktu. Selain itu, manajemen waktu mampu memprediksi prestasi akademik melalui perencanaan jangka pendek yaitu dapat memprediksi IPK mahasiswa. Burt dan Kemp (dalam Khatib 2014) menemukan hubungan antara manajemen waktu dengan performansi akademik mahasiswa. Kelly (2004) menemukan


(22)

adanya korelasi yang positif antara manajemen waktu, performansi akademik dan IPK. Ummasyaroh, Fadila, dan Herawati (2013) menemukan bahwa ada hubungan korelasi yang negatif antara manajemen waktu dengan hambatan menetapkan target akademik. Penelitian tersebut fokus pada responden yang digunakan adalah mahasiswa politeknik yang memiliki kekhasan sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terlebih dahulu, peneliti melihat terdapat beberapa defisiensi (1) responden yang digunakan penelitian tersebut adalah mahasiswa Politeknik yang memiliki beberapa karakteristik khusus seperti masa studi selama 3 tahun, mahasiswa tidak dapat mengulang matakuliah yang sudah diambil, mahasiswa akan di drop out jika memiliki nilai D sebanyak 4, mahasiswa di setiap semesternya akan mendapatkan 3 kali ujian dan mahasiswa semester akhir tetap menjalani masa kuliah dan menyelesaikan tugas akhir, (2) Penelitian memberikan batasan tertentu, misalnya fokus pada perilaku mahasiswa yang bekerja, menggunakan subjek dari satu fakultas, (3) peneliti kurang memperhatikan tentang prestasi akademik mahasiswa yang bekerja, (4) masih terdapat perbedaan asumsi tentang perbedaan manajemen waktu berdasarkan jenis kelamin

Berangkat dari defisiensi di atas peneliti akan melakukan penelitian tentang manajemen waktu mahasiswa sebuah PTS di Yogyakarta dengan metode studi deskriptif. Metode studi diskriptif dapat memiliki cakupan yang spesifik dan terbatas atau memiliki tujuan yang lebih global (Shaughnessy & Zechmeister, 2007). Responden yang akan digunkaan peneliti adalah mahasiswa S1 dari seluruh semester di berbagai fakultas di Universitas Sanata Dharma dengan mempertimbangan jenis kelamin, bekerja atau tidak bekerja atau aktivitas yang sedang dijalankan oleh mahasiswa dan prestasi akademik yang tercermin dalam IPK mahasiswa. Hal tersebut bertujuan agar peneliti dapat memperoleh data yang lebih global dan hasilnya dapat digeneralisasikan. Selain itu, peneliti akan mengungkap manajemen waktu lewat data diri yang diberikan responden, misalnya IPK, jenis kelamin, kegiatan yang sedang dijalani. Peneliti akan mengembangkan skala manajemen waktu berdasarkan teori Macan dkk (1990).

Maka dari pemaparan di atas peneliti akan melakukan penelitian mengenai manajemen waktu pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:


(23)

2. Bagaimana manajemen waktu di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikaitkan dengan jenis kelamin, keaktifan mahasiswa, dan prestasi akademik ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa :

1. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma memiliki manajemen waktu yang baik. 2. Ada perbedaan manajemen waktu mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin. 3. Manajemen waktu memiliki hubungan dengan aktivitas mahasiswa.

4. Manajemen waktu memiliki hubungan dengan prestasi akademik mahasiswa.

D. Manfaat Praktis

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi Pendidikan, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti :

Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menuangkan keinginan atau gagasan secara ilmiah.

b. Bagi Lembaga Pendidikan :

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan gagasan baru tentang pola manajemen waktu mahasiswa. Salah satunya, dapat melihat pola manajemen waktu mahasiswa yang belum lulus tepat waktu sehingga dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang tepat, seperti manajemen waktu mahasiswa dalam mengerjakan skripsi dapat terpantau, peran serta mahasiswa angkatan atas dalam kepanitian dan adanya pelatihan mengenai tata cara menulis ilmiah. Selain itu, dapat dijadikan acuan untuk mendampingi mahasiswa pada pertengahan masa studi.

c. Bagi Masyarakat :

Penelitian ini memberikan gambaran informasi bagi masyarakat mengenai kondisi mahasiswa tentang manajemen waktu yang mereka miliki.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di bab ini peneliti akan menguraikan sekelumit mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta seluk beluk manajemen waktu meliputi pengertian, aspek-aspek, pengukuran dan faktor yang mempengaruhinya adalah jenis kelamin. Bab ini akan ditutup dengan kerangka konseptual berisi uraian tentang perbedaan jenis kelamin terhadap manajemen waktu.

A. Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Monk & Knoers, 2001). Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal.

Mahasiswa sebagai dewasa awal menurut Mappiare (1983) adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Anderson (dalam Mappiare,1983) menyatakan bahwa ciri-ciri kematangan dewasa adalah berorientasi pada tugas, tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasan-kebiasan kerja yang efisien.

Masa studi yang efisien bagi mahasiswa adalah selama 8 semester untuk menempuh program sarjana. Tolok ukur yang digunakan untuk melihat efektifitas waktu studi dengan SKS (satuan kredit semester). Satuan kredit semester adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal (Ummasyroh, Fadila, & Herawati, 2013).

Mahasiswa melalui kuliah mengalami tantangan akademis dan sosial yang mengarahkannya pada pengembangan intelektualitas dan moral (Erma dalam Hipjillah, 2015). Pendidikan yang sempit hanya di dalam bidangnya tidak cukup untuk menyadari potensi yang dimiliki oleh seseorang mahasiswa. Kemudian mahasiswa tidak hanya belajar di bangku perkuliahaan tetapi juga perlu menambah ilmunya dalam hal ini dengan bersosialisasi, beroragnisasi dan bekerja. Dengan demikian mahasiswa cenderung lebih berkembang, memiliki banyak peluang untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai, menikmati kemandirian yang lebih besar dari pengawasan orang tua dan mungkin lebih tertantang secara intelektual dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik (Hipjillah, 2015).


(25)

Namun, berdasarkan temuan peneliti dalam survei awal menggunakan angket terbuka yang dilakukan pada bulan Juni 2015 terhadap 20 mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta menemukan bahwa tidak semua mahasiswa dapat menyelaraskan antara kuliah dengan bersosialisasi, berorganisasi dan bekerja, membuat mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi sarjana dalam 8 semester. Kemungkinan yang terjadi lulus tidak tepat waktu dikarenakan kesibukan yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa memiliki berbagai kesibukkan, seperti aktif berorganisasi, bekerja. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan menemukan bahwa mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan di luar akademik seperti nongkrong, nonton tv, dan bermain game. Peneliti mengukur semua aktivitas mahasiswa berdasarkan banyaknya waktu yang digunakan untuk melakukannya.

Mahasiswa memiliki tuntutan sebagai mahasiswa yang aktif, baik di organisasi yang mampu memberikan pengetahuan dan bertambahnya pengalaman yang nantinya dapat membantu mereka ketika memasuki dunia kerja, maupun kegiatan-kegiatan lain yang termasuk dalam tugas-tugas akademis dan tugas-tugas kehidupan mereka sebagai seorang mahasiswa agar mampu bersaing di dunia kerja (Akmal, 2013). Contohnya, sebuah PTS di Yogyakarta memiliki salah satu syarat lulus dengan memiliki 10 poin di luar kegiatan akademik atau perkuliahan. Hal tersebut membuat mahasiswa harus memiliki aktivitas di luar perkuliahan, misalnya aktif berorganisasi, mengikuti unit kegiatan mahasiswa, dll. Selain itu, mahasiswa ada yang memilih untuk bekerja sambilan atau bermain. Hal tersebut terjadi dikarenakan mahasiswa yang berada pada semester akhir biasanya mereka mulai jarang mengambil kuliah teori, sehingga mereka memiliki banyak waktu luang.

Bersadarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memasukki tahap perkembangan dewasa awal. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk aktif mengolah soft skill di luar kuliah agar dapat mengembangkan dan membagi ilmunya, serta dapat membantu mahasiswa memasuki dunia kerja.

B. Manajemen waktu 1. Pengertian

Waktu adalah suatu komoditas yang paling bernilai. Ia merupakan suatu jenis sumberdaya yang tidak dapat dipengaruhi (Taylor, 1990). Selain itu, waktu merupakan sumber yang paling langka dan jika itu tidak dapat dikelola, maka hal lain pun tidak dapat dikelola. Maksudnya, untuk mempelajari aspek manusia dari perubahan sikap menuju ke pengelolaan lebih baik dari sumber waktu yang berharga. Objek dari manajemen waktu


(26)

adalah untuk menambah dan mengoptimalkan penggunaan waktu dari waktu luang yang tersedia (Puspitasari, 2013).

Macan dkk (1990) mendefinisikan manajemen waktu sebagai pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan.

Jones dan Barlett (2004) mendefinisikan manajemen waktu sebagai kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan dan melaksanakan tanggung jawab individu demi kepuasan individu tersebut.

Menurut Shaw (dalam Gie, 1995) manajemen waktu yaitu belajar menggunakan waktu merupakan suatu ketrampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup.

Jadi manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu secara efektif dengan cara membuat perencanaan, prioritas dan tujuan untuk melaksanakan tanggung jawab dan mempunyai kontrol atas waktu serta keinginan untuk terorganisir yang dapat memberikan keuntungan tidak hanya dalam studi melainkan sepanjang hidup.

2. Aspek-aspek

Menurut Macan dkk (1990) dan Davidson (dalam Puspitasari, 2013) aspek-aspek dalam manajemen waktu yaitu :

a. Penetapan tujuan dan prioritas

Aspek ini berkaitan dengan apa yang akan dicapai atau dituju dengan membuat prioritas yang melibatkan perencanaan dengan membuat skala kepentingan seperti penetapan tujuan yang diinginkan, kebutuhan yang ingin dicapai, dan memprioritaskan tugas untuk mencapai tujuan. Seseorang yang menetapkan tujuan dapat membantu untuk memfokuskan perhatian ke arah tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan merencanakan sesuatu yang harus dikerjakan dalam batasan waktu yang tersedia sehingga dapat mencapai target yang diinginkan (Keenan, 1995). Selain itu, menetapkan tujuan dan prioritas digunakan untuk mempermudah melaksanakan pekerjaan. Menetapkan prioritas membuat seseorang memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap tujuan dan struktur penggunaan waktu, sehingga hal tersebut membuat seseorang yang memiliki manajemen waktu dapat mengetahui tujuan hidup.


(27)

b. Mekanisme dari manajemen waktu

Di dalam aspek ini meliputi perilaku terkait dengan mengatur waktu, seperti membuat daftar, membuat jadwal, dan perencanaan. Britton dan Tesser (1991) membagi perencaan menjadi dua yaitu perencanaan jangka pendek seperti aktivitas harian atau mingguan dan perencanaan jangka panjang seperti perencanaa untuk mencapai tujuan. Perencaan tersebut membuat seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dengan membuat perencanaan dan penjadwalan membuat pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Menurut Taylor (1990) fungsi dari membuat jadwal kegiatan adalah agar individu dapat menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan dan mengurangi ketergesaan.

c. Preferensi terhadap pengorganisasian

Preferensi terhadap pengorganisasian mengacu pada kecenderungan umum seseorang untuk menerapkan keteraturan, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun pendekatan terhadap tugas. Hal tersebut berfungsi untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, tidak merusak jadwal kegiatan yang sudah disusun dan membantu tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dengan mengatur segala sesuatu sehingga memudahkan dalam bekerja. Selain itu, menghindari melakukan hal-hal yang mendesak, meningkatkan motivasi diri, disiplin dalam mengerjakan tugas, serta mengidentifikasi hal-hal yang penting (Atkinson, 1990).

d. Kontrol terhadap waktu

Kontrol terhadap waktu berhubungan dengan mengatur waktu dan pengontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu. Seseorang kurang bisa menerapkan kontrol terhadap waktu akan membuat pemborosan waktu. Hal tersebut dapat diminimalisir waktu yang dibuang dengan mengidentifikasi segala kegiatan dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatannya. Selain itu, menurut Atkindson (1990) kontrol terhadap waktu didukung dengan sikap positif, mempunyai rencana yang tepat dan membina disiplin pribadi. Contohnya, seseorang mampu mengelola stres dan menolak ajakan orang lain tanpa rasa takut, mengelola amarah dan menghindari aktifitas-aktifitas yang tidak penting.


(28)

3. Pengukuran Manajemen waktu

Macan dkk (1990) menyusun item berdasarkan area topik manajemen waktu, terdapat 6 area yaitu menetapkan tujuan dan prioritas, belajar menyatakan tidak, membuat list pekerjaan, perencanaan dan organisasi, pendelegasian dan prokrastinasi.

Untuk mengukur dimensi skala menggunakan analisis faktor dengan korelasi. Faktor-faktor tersebut mendapatkan Faktor-faktor loading sehingga menghasilkan 4 Faktor-faktor. Faktor-Faktor-faktor tersebut adalah menetapkan tujuan dan prioritas, mekanisme perencanaan-penjadwalan, kontrol terhadap waktu, dan prefensi terhadap keteraturan. Hasil dari korelasi antar faktor menunjukkan korelasi yang tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut Macan dkk (1990) membuat konstruk faktor manajemen waktu menjadi undimensional yang berarti setiap faktornya berdiri sendiri.

Time Management Behavior Scale ini lebih mengukur pada perilaku yang untuk membangun manajemen waktu sebagaimana yang didefiniskan dalam literatur. Tidak banyak teori mengenai manajemen waktu, hanya Macan (1994) yang menyediakan sebuah model mengenai proses memanajemen waktu (Claessens, dalam Macan dkk, 1990). Penelitian yang dilakukan oleh Macan dkk (1990) dilakukan untuk mengembangkan sebuah pengukuran bagi perilaku manajemen waktu. Alat ukur ini disebut sebagai Time Management Behavior Scale (TMBS).

TMBS merupakan jenis tes inventori kepribadian dengan subjek diminta melakukan penyelidikan atau pemeriksaan atas dirinya sendiri berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam tes. Berdasarkan format skala, TMBS menggunakan skala Likert dengan format item berupa pernyataan yang dilengkapi dengan skala penilaian yang berisi lima pilihan jawaban yaitu “jarang benar” (0) hingga “sangat sering benar” (4). Kelima pilihan jawaban tersebut memiliki penilaian yang berbeda pada dua tipe favorable dan unfavorable. Pada item favorable “jarang benar” bernilai 0 hingga “sangat sering

benar” bernilai 4. Sedangkan pada item unfavorable, berlaku sebaliknya “jarang benar”

bernilai 4 hingga “sangat sering benar” 0 (Macan dkk, 1990).

Hasil dari analisis faktor, menunjukkan bahwa skala terdiri dari empat faktor, bukan menjadi faktor satu kesatuan seperti ketika mengembangkan skala atau skala bersifat multidimensional. Melihat lebih dekat pada korelasi dari hasil variabel dengan masing-masing faktor, Macan dkk (1990) mengidentifikasi faktor 3 (kontrol terhadap waktu) sebagai korelasi utama. Faktor 3 (kontrol terhadap waktu) berkorelasi secara signifikan dengan semua delapan variabel hasil. Sebagai subjek yang mereka rasakan bahwa mereka


(29)

memiliki lebih banyak kontrol atas waktu mereka, terhadap peran ambiguitas dan peran yang berlebihan serta pekerjaan dan ketegangan somatik menurun.

Macan dkk (1990) melakukan analisis faktor untuk masing-masing faktor. Faktor 1 terdiri dari 15 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,62. Faktor 2 terdiri 13 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,62. Faktor 3 terdiri 13 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,60. Fakor 4 terdiri 5 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,68. Kualitas psikometri yang dimiliki TMBS tergolong kurang baik, hal ini terlihat dari koefisien reliabilitas di setiap faktor kurang dari

≤ 0,70 (Supratiknya, 2014). Namun, secara keseluruhan TMBS memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,83 yang tergolong baik.

C. Faktor yang dipengaruhi dan mempengaruhi oleh manajemen waktu

Manajemen waktu dipengaruhi banyak faktor, namun peneliti hanya fokus pada beberapa faktor di antaranya jenis kelamin, aktivitas.

1. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian Macan dkk (1990), manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Menurut Baron dan Bryne (2005) jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan yang ditentukan oleh faktor genetik yang berperan pada saat konsepsi dan menghasilkan perbedaan dalam fisik dan anatonmi. Chaplin (dalam Akmal, 2013) mendefinisikan jenis kelamin sebagai perbedaan yang khas antara pria dan wanita atau antara organisme yang memproduksi sel telur dan sel sperma. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa sex atau jenis kelamin adalah sebuah perbedaan yang penting atau berarti antara pria dan wanita pada sifat-sifat jasmaniah dan rohaniah atau mentalnya. Laki-laki dan perempuan dibedakan secara biologis, namun untuk peran dan tugasnya berdasarkan gender.

Gender melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan baik secara sosial maupun kultural. Gender menunjukkan pada segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin individu, termasuk peran, tingkah laku, kecenderungan dan atribut lain (Akmal, 2013). Secara psikologis usia kematangan perempuan lebih awal dibandingkan laki-laki (Hurlock, 2002). Laki-laki dikenal lebih rasional, lebih memegang prinsipnya, cepat mengambil keputusan dan lebih menguasi, sementara perempuan cenderung kurang rasional, manja dan lebih mudah memahami perasaaan orang lain, penakut dan inferior (Akmal, 2013).

Macan dkk (1990) dan Khatib (2014) menjelaskan bahwa perempuan memiliki kemampuan manajemen waktu yang lebih baik daripada laki-laki. Perempuan cenderung


(30)

melakukan aktivitas berdasarkan prioritas utama dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sedangkan laki-laki cenderung menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang tidak berguna. Sedangkan menurut Gunarsa (1979) perempuan bertindak tanpa mengunakan perencanaan dan laki-laki cenderung membuat rencana jangka panjang. Dalam penelitian ini jenis kelamin laki-laki diberi angka 1 dan jenis kelamin perempuan diberi angka 2. Bilangan tersebut dipakai sebagai label dan tidak memiliki nilai numerik.

2. Aktivitas di luar kuliah

Menurut penelitian Pedler dan Boyedell (dalam Puspitasari, 2013), manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh aktivitas. Menurut Pedler dan Boyedell dalam Puspitasari, 2013 aktivitas merupakan wujud seberapa jauh seeorang individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup yang baik. Aktivitas yang dimaksudkan oleh peneliti adalah berbagai kegiatan yang dilakukan mahasiswa selain kuliah. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Juni terhadap 20 mahasiswa, aktivitas formal yang sering dilakukan bekerja dan berorganisasi.

Pada mahasiswa yang bekerja, melakukan kegiatan akademik sekaligus mencari uang bukanlah hal yang mudah, karena dapat menyebabkan stres. Hal ini diungkapkan oleh Furr dan Elling (2000) bahwa mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja dan juga jarang terlibat pada aktivitas kampus dan aktivitas sosial (Puspitasari, 2013).

Organisasi dan mahasiswa tidak dapat dipisahkan karena merupakan bagian dari perjalanan kisah sejarah mahasiswa. Masih banyak mahasiswa yang terkadang sibuk dengan aktivitas organisasi sehingga lalai dalam aktivitas belajar. Terganggunya aktivitas belajar sudah pasti dapat diprediksi akan mengganggu prestasi belajar (indeks prestasi) (Budianto, Rizal, & Nurdin, 2014). Beban pikiran dan tanggung jawab yang dirasakan oleh mahasiswa yang aktif dalam berkegiatan organisasi membuat mereka kesulitan dalam hal pengelolaan waktu (Subekti, 2005). Namun, selain itu organisasi memiliki manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan softskill. Mahasiswa mengikuti organisasi merupakan salah satu kewajiban yang harus diikuti untuk syarat lulus sarjana.

Dalam penelitian ini aktivitas yang dijalani mahasiswa selain kuliah diukur berdasarkan jumlah jam yang digunakan mahasiswa untuk mengikuti aktivitas tersebut. Jumlah jam yang digunakan dapat dijumlahkan dari per hari hingga terakumulasi dalam satu minggu.


(31)

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bagaimana kesibukan mahasiswa antara kuliah dengan aktivitas lain seperti aktif berorganisasi atau bekerja sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi dalam mengatur pembagian waktu.

Selain itu, manajemen waktu dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah prestasi akademik.

1. Prestasi Akademik

Prestasi akademik bagi mahasiswa sangat penting karena prestasi akademik merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti perkuliahan. Dalam memenuhi tuntutan untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik, mahasiswa yang sedang bekerja harus belajar dengan giat dan dapat mengatur waktunya dengan baik meskipun dihadapkan pada kendala-kendala yang berhubungan dengan pengaturan jadwal kuliah dengan waktu bekerja (Puspitasari, 2013).

Prestasi akademik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi akademik merupakan output dari proses belajar (Puspitasari, 2013).

Menurut Wikel (2006) perbedaan prestasi belajar disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah lingkungan rumah atau lingkungan sekolah. Sedangkan faktor internal adalah cara atau kebiasaan belajar yang diterapkan oleh individu agar prestasi belajarnya dapat berhasil dengan baik, tentu diperlukan suatu strategi yang baik yaitu dengan cara manajemen waktu dengan sebaik-baiknya, semakin individu dalam melakukan manajemen waktunya dengan baik maka akan semakin baik pula prestasi yang akan diperoleh.

Prestasi akademik dapat dicapai dengan baik apabila mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik. Hal ini disebabkan manajemen waktu merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam pencapaian prestasi akademik, karena dengan melakukan manajemen waktu tersebut dapat mengontrol diri terhadap kekurangan-kekurangan seseorang dalam belajar (Puspitasari, 2013). Peranan manajemen waktu sangat diperlukan dalam kegiatan belajar, karena manajemen waktu merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi belajar. Manajemen waktu yang baik merupakan motor penggerak dan pendorong bagi individu untuk belajar, sehingga didalam belajar individu akan lebih bersemangat dan tidak lekas bosan dengan materi pelajaran yang dipelari dan seiring dengan hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar. Serta prestasi belajar yang rendah kemungkinan dalam cara


(32)

belajar yang diterapkan kurang baik dan kurangnya menghargai waktu atau manajemen waktu belajarnya yang tidak baik (Rusyadi, 2013).

Prestasi akademik akan diukur menggunakan IPK mahasiswa terakhir yang bergerak dari 0,00 hingga 4,00.

Berdasarkan penjelasan di atas manajemen waktu yang baik akan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.

D. Kerangka Konseptual

Tugas pertama dan utama dari setiap mahasiswa di perguruan tinggi ialah melakukan studi. Itu pun harus dilakukannya dengan penuh semangat dan pada setiap kesempatan yang tersedia (Akmal,2013). Harmoni (dalam Fadila & Hernawati, 2013) menegaskan bahwa seharusnya mahasiswa menggunakan sebagian besar waktunya dengan belajar, dimana alokasi jumlah jam belajar di rumah sama besarnya dengan jumlah jam belajar di bangku kuliah. Hasil belajar mahasiswa tercermin dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Selain itu, mahasiswa memiliki tuntutan sebagai mahasiswa yang aktif, baik diorganisasi dan saat ini ada salah satu trend yang terjadi dikalangan mahasiswa ialah kuliah sambil bekerja. Seringkali mahasiswa yang bekerja merasa tidak memiliki waktu yang cukup dalam menjalankan aktivitas belajar dan bekerja secara bersamaan, sehingga prestasi akademik yang ditunjukkannya pun kurang memuaskan. Namun ada juga mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tetapi masih dapat menunjukkan prestasi akademik yang baik. Hal ini disebabkan mahasiswa mampu mengelola waktunya dengan sebaik mungkin, antara kebutuhan untuk belajar dengan kebutuhan untuk bekerja (Akmal, 2013).

Tantangan yang dihadapi mahasiswa dengan berbagai tuntutan antara akademik dan non akademik adalah manajemen waktu. Manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu secara efektif dengan cara membuat perencanaan prioritas untuk melaksanakan tanggung jawab yang dapat memberikan keuntungan tidak hanya dalam studi melainkan sepanjang hidup.

Menurut Macan dkk (1990) dan Davidson (dalam Puspitasari, 2013) manajemen waktu mencakup seperti : aspek-aspek dalam manajemen waktu adalah penentuan tujuan dan prioritas, mekanisme dari manajemen waktu, menghindari kebiasan, kontrol terhadap waktu.

Penelitian ini mengaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu seperti jenis kelamin dan aktivitas mahasiswa. Dalam berbagai sumber banyak yang mengungkapkan bahwa wanita memiliki manajemen waktu yang lebih baik daripada laki-laki. Namun, ada juga yang menggungkapkan bahwa laki-laki memiliki manajamen waktu


(33)

yang lebih baik daripada perempuan. Selanjutnya, peneliti ingin melihat hubungan antara manajemen waktu dengan aktivitas di luar kuliah seperti berorganisasi di dalam dan luar kampus dan part time, serta prestasi akademik mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kesibukan di luar kuliah biasanya memiliki manajemen waktu yang baik. Selain itu, manajemen waktu mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa, dimana mahasiswa yang memiliki IPK tinggi juga memiliki manajemen waktu yang baik. Prestasi akademik dapat dicapai dengan baik apabila mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik (Puspitasari, 2013).

Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat manajemen waktu mahasiswa dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis kelamin, aktivitas seperti berorganisasi, bekerja dan prestasi akademik.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain survei deskriptif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan manajemen waktu yang dimiliki mahasiswa dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti jenis kelamin, aktivitas mahasiswa, dan prestasi akademik.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, variabel utama yang akan diteliti adalah

Variabel bebas 1 : jenis kelamin dan aktivitas mahasiswa du luar kuliah Variabel tergantung 1 : manajemen waktu

Variabel bebas 2 : manajemen waktu

Variabel tergantung 2 : prestasi akademik

C. Definisi Operasional Variabel 1. a. Variabel bebas 1

Pada penelitian ini variabel bebas terkait dengan faktor-faktor yang dipengaruhi oleh manajemen waktu yaitu :

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan yang ditentukan oleh faktor genetik yang berperan pada saat konsepsi dan menghasilkan perbedaan dalam fisik dan anatonmi. Dalam penelitian ini jenis kelamin laki-laki diberi angka 1 dan jenis kelamin perempuan diberi angka 2. Bilangan tersebut dipakai sebagai label dan tidak memiliki nilai numerik.

b. Aktivitas

Menurut Pedler dan Boyedell (dalam Puspitasari, 2013) aktivitas merupakan wujud seberapa jauh seeorang individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup yang baik misalnya sebereapa jauh kemampuan untuk mampu membuat keputusan, dan mengambil inisiatif. Dalam penelitian ini aktivitas yang dimaksudkan oleh peneliti adalah berbagai kegiatan yang dilakukan mahasiswa selain kuliah. Aktivitas tersebut mengukur tentang kegiatan yang dijalani mahasiswa selain kuliah, seperti bekerja dan


(35)

aktif berorganisasi. Aktivitas tersebut diukur berdasarkan jumlah jam yang digunakan mahasiswa untuk mengikuti aktivitas formal seperti aktif berorganisasi atau bekerja. Jumlah jam yang digunakan mahasiswa selama satu minggu

b. Variabel tergantung 1

Variabel tergantung manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu secara efektif dengan cara membuat perencanaan prioritas untuk melaksanakan tanggung jawab yang dapat memberikan keuntungan tidak hanya dalam studi melainkan sepanjang hidup. Variabel ini dikembangkan berdasarkan teori Macan dkk (1990) dan Davidson (dalam Puspitasari, 2013) meliputi 4 aspek yaitu :

a. Penetapan tujuan dan prioritas

Penetapan tujuan dan prioritas adalah kemampuan menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan membuat prioritas, meliputi perencanaan dengan membuat skala kepentingan seperti penetapan tujuan yang diinginkan, kebutuhan yang ingin dicapai, dan memprioritaskan tugas untuk mencapai tujuan.

b. Preferensi terhadap pengorganisasian

Preferensi terhadap pengorganisasian adalah seseorang yang menerapkan keteraturan. Contohnya, seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dengan mengatur segala sesuatu sehingga memudahkan dalam bekerja. Selain itu, menghindari melakukan hal-hal yang mendesak dengan cara mengidentifikasi hal-hal yang penting.

c. Mekanisme dari manajemen waktu

Mekanisme dari manajemen waktu adalah perilaku terkait dengan mengatur waktu, seperti membuat daftar, membuat jadwal, dan perencanaan. Perencaan tersebut membuat seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dengan membuat perencanaan dan penjadwalan membuat pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. d. Kontrol terhadap waktu

Kontrol terhadap waktu berhubungan dengan perasaan dapat mengatur waktu dan pengontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu. Contohnya, seseorang mampu mengelola stres dan menolak ajakan orang lain tanpa rasa takut, mengelola amarah dan menghindari aktifitas-aktifitas yang tidak penting.

2. a. Variabel bebas 2

Pada penelitian ini variabel bebas terkait dengan manajemen waktu yaitu seperti yang sudah dijelaskan di atas.


(36)

b. Variabel tergantung 2

Pada penelitian ini variabel tergantung terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu adalah prestasi akademik. Prestasi akademik aadalah suatu gambaran tingkat keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti perkuliahan. Dalam penelitian ini mahasiswa diminta untuk mengisi IP kumulatif yang diperoleh mahasiswa sampai semester sekarang ini yang bergerak dari 0,0 – 4,0. Subjek mengisi IPK yang dimilikinya dalam bagian identitas diri.

Manajemen waktu akan diukur dengan menggunakan skala manajemen waktu. Skor total pada skala menunjukkan tinggi rendahnya manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi skor total yang diperoleh mahasiswa, semakin tinggi manajamen waktunya dan begitu sebaliknya.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 11.600 mahasiswa yang tersebar dalam 8 fakultas dan 32 program studi.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonrandom sample. Nonrandom sample berarti pengambilan sampel dengan memperhatikan kemudahan atau ketersedian untuk mengaksesnya. (Creswell, dalam Supratiknya, 2015). Teknik sampel yang digunakan adalah sampling insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini peneliti menggambil sampel dari kelas per kelas setelah kelas berakhir dan mendatangi subjek. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengambil sampel pada seluruh program studi, dimana program studi IPPAK dan Teologi tidak dilibatkan dalam pengambilan sampel. Hal tersebut terjadi karena peneliti menggunakan pendekatan kemudahan dalam pengambilan sampel.

Tabel 1.

Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Jenis Kelamin N

Laki-laki 205

Perempuan 205


(37)

Tabel 2.

Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Program Studi. Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

Akuntansi 13 179,85 21,110

BK 17 183,12 24,186

Farmasi 20 186,95 17,846

Ilmusejarah 12 173,58 19,454

Manajemen 14 183,21 9,316

P.Biologi 13 188,46 15,338

P.Fisika 29 176,52 20,851

P.Matematika 16 187,88 11,690

PBI 25 181,84 24,725

PBSI 4 182,25 5,737

P.Akuntansi 10 177,00 16,069

P.Sejarah 2 166,00 2,828

PGSD 20 180,65 22,387

Psikologi 46 180,63 18,641

S.Indonesia 15 171,80 20,758

S.Inggris 15 186,67 20,562

T.Elektro 58 179,40 16,350

T.Mesin 21 181,71 10,306

T.Informatika 42 179,02 21,371

E. Teknik Pengumpulan Data

Data variabel bebas diperoleh dengan memberikan sejumlah pertanyaan terkait dengan sejumlah faktor yang diteliti, yaitu jenis kelamin dan aktivitas di luar kuliah (berorganisasi di dalam dan luar kampus, bekerja sambilan atau part time). Data variabel bebas dikumpulkan dengan pertanyaan skala manajemen waktu yang tercantum pada kolom identitas subjek.

Data variabel tergantung diperoleh dengan cara menggunakan Skala Manajemen Waktu yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Macan dkk (1990) dan Davidson (dalam Puspitasari, 2013). Item skala manajemen waktu disusun berdasarkan empat aspek yaitu penetapan tujuan dan prioritas, preferensi terhadap pengorganisasian, mekanisme dari manajemen waktu, dan kontrol terhadap waktu.

Skala manajemen waktu terdiri dari 80 item baik yang bersifat favorable atau unfavorable yang memuat keempat aspek tersebut. Adapun blue print item-item sebelum uji coba adalah sebagai berikut :


(38)

Tabel. 3

Blueprint Skala Manajemen Waktu Sebelum Uji Coba

Aspek Pernyataan Jumlah Presntase

Favorabel Unfavorabel

Penetapan tujuan dan prioritas

2,12,25,35,48, 52,59,70,74,78

1,6,36,43,46, 58,61,65,71,80

20 25%

Preferensi terhadap pengorganisasian 5,18,20,29,30, 39,45,64,66,75 10,14,19,21,24, 32,44,53,63,79

20 25%

Mekanisme dari manajemen waktu 13,22,27,31,33, 49,54,68,72,76 7,11,15,26,28, 34,41,55,60,69

20 25%

Kontrol terhadap waktu

4,9,17,38,42, 47,51,57,67,73

3,8,16,23,37, 40,50,56,62,77

20 25%

TOTAL 40 40 80 100%

Skala manajemen waktu disusun menggunakan metode summated ratings atau skala likert. Subjek diminta menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri lima respon : Sangat Setuju, setuju, Tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini akan menggunakan 4 opsi jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Hal ini penggunaan jumlah opsi jawaban genap, untuk memaksa subjek memilih antara jawaban favorable atau unfavorable. Artinya, tidak memberikan kesempatan kepada subjek memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014)

Tabel. 4

Penskoran Jawaban Skala Manajemen Waktu

Jawaban Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Pengumpul Data

Pertanggungjawaban mutu alat pengumpul data variabel independen diasumsikan bahwa subjek menjawab pertanyaan dengan benar atau apa adanya, sehingga jawaban subjek valid dan reliabel.

Pertanggungjawaban mutu alat pengumpul data variabel dependen meliputi validitas Skala Manajemen Waktu, seleksi Skala Manajemen Waktu, bentuk final Skala Manajemen Waktu, reliabilitas Skala Manajemen Waktu, dan daya diskriminasi Skala Manajemen Waktu.


(39)

1. Validitas Skala Manajemen Waktu

Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya (Supratiknya, 2014). Validitas memberikan gambaran mengenai seberapa jauh alat pengukuran dapat memberikan pembacaan yang teliti, dapat menunjukkan dengan sebenarnya status atau keadaan gejala atau bagian gejala yang diukur (Hadi, 2015). Pada penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi atau content validity. Validitas isi adalah kesesuaian antara isi tes dengan konstruk yang diukurnya. Validitas isi juga dapat berupa penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Peneliti melakukan penilaian pakar atau ahli dengan meminta pendapat kepada dosen pembimbing.

Selanjutnya, validitas terkait respon subjek. Validitas ini didasarkan pada penilianan terhadap kesesuaian antara konstruk yang diukur dengan respon yang diberikan subjek. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kriteria penilaian yang disediakan diterapkan sebagaimana mestinya dan bukan menggunakan acuan lain yang tidak sesuai.

2. Seleksi Item Skala Manajemen Waktu

Seleksi item dapat dilakukan dengan cara uji coba pendahuluan untuk mendapatkan sejumlah masukan awal (Supratiknya, 2014). Seleksi item atau analisis item dibuat melalui item-item yang berhasil ditulis dan disusun menjadi sebuah skala kemudian hasilnya digunakan untuk melakukan analisis item (Gregory ; Klien, dalam Supratiknya, 2014). Analisis item bertujuan memilih item-item yang akan membentuk sebuah skala yang homogen dan berdaya diskriminasi tinggi, dalam arti mampu membedakan secara signifikan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dalam kadar yang rendah dan subjek yang memiliki atribut yang diukur dalam kadar yang tinggi (Supratiknya,2014).

Dua parameter yang digunakan untuk melakukan analisis item adalah pi yaitu proporsi subjek atau testi yang memilih kunci jawaban dalam menjawab item, dan rit yaitu korelasi antara skor item dan skor total tes sebagai kriteria internal. Parameter yang dipakai satu-satunya dasar pertimbangkan dalam melakukan seleksi item dalam penyusunan inventori kepribadian adalah rit atau koefisien korelasi antar skor item dan skor total tes.


(40)

Seleksi item dengan teknik pearson product moment correlation jika item-itemnya berformat multi-point. Sebagai patokan, sema item yang berkorelasi ≥ 0,20 dengan skor total layak dipertahankan (Supratiknya, 2014).

3. Bentuk Final Skala Skala Manajemen Waktu

Seleksi item tahap pertama dilakukan dengan menggugurkan koefisien rit bernilai negatif, dari 80 item terdapat 3 item yang gugur karena nilai rit bernilai negatif. Seleksi item tahap kedua dilakukan kembali dengan membuang item yang rit bernilai negatif. Hasil perhitungan menunjukkan sudah tidak ada rit yang bernilai negatif namun terdapat 3 item soal yang rit ≥ 0,20. Seleksi item tahap ketiga dilakukan kembali untuk memastikan apakah semuanya sudah memenuhi syarat rit ≥ 0,20. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat 1 item soal yang gugur karena rit ≥ 0,20. Berdasarkan penghitungan tersebut dari 80 item soal terdapat 7 item soal yang gugur dan terkumpul 73 item soal. Item soal tersebut terbagi menjadi 16 pada aspek pertama dan 19 pada aspek kedua, ketiga dan keempat. Distribusi item dimasing-masing aspek tidak merata 25%, maka dari itu peneliti menggugurkan beberapa item dengan kriteria rit≥ 0,30 agar distribusi item merata pada setiap aspek. Peneliti menggugurkan 9 item soal dan terkumpul masing-masing aspek menjadi 16 item soal. Peneliti memandang bobot untuk setiap aspek itu sama, maka distribusi jumlah item pun juga merata/sama. Hasil dari seleksi item menunjukkan bahwa terdapat 64 item yang sahih dari 80 item. Berikut penjabaran item-item final :

Tabel. 5

Blueprint Skala Manajemen Waktu Bentuk Final

Aspek Pernyataan Jumlah

Favorabel Unfavorabel

Penetapan tujuan dan prioritas 2,10,22,30,39, 43,48,58,62 1,5,31,38, 50,54,64 16 Preferensi terhadap pengorganisasian 4,17,25,26, 34,53,55,59 8,12,16,18, 21,28,52,63 16

Mekanisme dari manajemen waktu 11,19,27,29, 40,44,56,60 6,9,13,23, 24,36,45,49 16

Kontrol terhadap waktu 11,19,27,29, 40,44,56,60

6,9,13,23, 24,36,45,49

16


(41)

4. Reliabilitas Skala Manajemen Waktu

Reliabilitas adalah konsisitensi hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi individu atau kelompok (Supratiknya, 2014).

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (rxx) dengan rentang kooefisien dari 0 hingga 1,00. Koefisien reliabilitas yang dipandang memuaskan adalah

≥0,70 (Kline, dalam supratiknya, 2014).

Pengujian reliabilitas pada alat ukur ini akan menggunakan konsistensi internal. Konsistensi internal adalah kesesuaian antar bagian-bagian dalam suatu tes. Dalam pendekatan konsistensi internal prosedurnya cukup didasarkan pada hasil satu kali pengadmistrasian tes. Relibilitas tes sendiri selanjutnya dapat diestimasi dengan teknik koefisien reliabilitas Alpha Conbach (α) (Supratiknya, 2014).

Hasil penghitungan koefisien reliabilitas pada skala manajemen waktu adalah 0,953. Nilai koefisien reliabilitas pada skala ini menunjukkan bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

5. Daya Diskriminasi Skala Manajemen Waktu

Salah satu statistik untuk memeriksa daya diskriminasi tes adalah koefisien

diskriminasi yang disebut Fergusons’s delta (δ). Koefisien diskriminasi menunjukkan

seberapa cermat dan konsisten sebuah tes menjenjangkan testi sepasang demi sepasang dalam hal atribut psikologis yang diukur. Secara umum bahwa δ = 0 jika seluruh subjek

mencapai skor yang sama (tidak terjadi diskriminasi), dan δ = 1 jika terjadi distribusi

skor yang bersifat rektangular (terjadi diskriminasi yang sempurna, yaitu pembedaan antara subjek yang mencapai skor di bawah cutting score atau skor batas tertentu dan mereka yang mencapai skor di atas skor batas). Tes yang berdaya diskriminasi baik lazimnya memiliki koefisien δ ≥ 0,90. Skor δ mendekati 1 mengartikan bahwa memikili daya diskriminasi yang makin baik (Supratiknya, 2014).

Hasil penghitungan koefisien delta ferguson pada skala manajemen waktu adalah: ∂ = (n+1) (N2 - ∑fi

2 ) nN2

= (64 + 1) (4102- 2872) 64 . 4102

= (65) (168.100 - 2872) 10.758.400 = 10.739.820

10.758.400 = 0,998


(42)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skala manajemen waktu memiliki daya diskriminasi yang baik, sehingga dapat membedakan manajemen waktu yang dimiliki masing-masing subjek.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menyesuaikan dengan pertanyaan penelitian yang sudah diajukan yaitu :

1. Bagaimana perbedaan manajemen waktu mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ? Metode analisis data digunakan mengolah data penelitian, menganalisis data penelitian dan melihat perbedaan antar variabel penelitian. Metode analisis data ditentuan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varians menggunakan Levene’s Test. Dari hasil uji asusmsi terpenuhi maka dilakukan analisis parametrik dengan melakukan uji beda menggunakan analisis Independent Sample t-Test. Namun, jika salah satu syarat uji asumsi tidak terpenuhi maka teknik analisis yang digunakan adalah nonparametrik yaitu Mann Whitney U-Test.

2. Bagaiamana hubungan manajemen waktu mahasiswa dengan aktivitas mahasiswa di luar kuliah ?

Metode analisis data digunakan mengolah data penelitian, menganalisis data penelitian dan melihat hubungan antar variabel penelitian. Metode analisis data ditentuan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov dan uji linearitas menggunakan test for linearity. Dari hasil uji asumsi tidak terpenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan analisis nonparametrik dengan melakukan uji korelasi menggunakan analisis Spearman’s Rho. Namun, jika semua syarat uji asumsi terpenuhi maka teknik analisis yang digunakan adalah parametrik yaitu korelasi Pearson Product Moment.

3. Bagaimana hubungan manajamen waktu mahasiswa dengan prestasi akademik mahasiswa yang tercermin melalui IPK ?

Metode analisis data digunakan mengolah data penelitian, menganalisis data penelitian dan melihat hubungan antar variabel penelitian. Metode analisis data ditentuan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov dan uji linearitas menggunakan test for linearity. Dari hasil uji asumsi tidak terpenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan analisis nonparametrik dengan melakukan uji korelasi menggunakan analisis Spearman’s Rho. Namun, jika semua


(43)

syarat uji asumsi terpenuhi maka teknik analisis yang digunakan adalah parametrik yaitu korelasi Pearson Product Moment.


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan cara mendatangi subjek satu persatu dan yang kedua dengan cara menyebar skala di dalam kelas sebeum perkuliahan dimulai. Pengambilan data dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Skala yang dibagikan ada 435 dan 25 diantaranya dinyatakan gugur karena tidak memenuhi syarat penelitian sehingga jumlah keseluruhan subjek ada 410 subjek. Total pelaksanaan pengambilan data dilakukan selama 2 minggu, dengan rincian sebagi berikut :

Tabel. 6

Rincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian.

No Tanggal Kegiatan

1. 7 Maret 2016 Penyebaran skala di kelas Prodi Psikologi.

2. 8 Maret 2016 Penyebaran skala dengan mendatangi subjek secara langsung. 3. 11 Maret 2016 Penyebaran skala di kelas Prodi Teknik Informatika.

4. 12 Maret 2016

Penyebaran skala di kelas Prodi Matematika dan Pendidikan Fisika.

5. 13 Maret 2016 Penyebaran skala di kelas Prodi Teknik Elektro.

6. 14 Maret 2016

Penyebaran skala setelah selesai kuliah di kelas Prodi Pendidikan Fisika.

7. 15 Maret 2016 Penyebaran skala di kelas Prodi Matematika.

8. 18 Maret 2016 Penyebaran skala setelah selesai kuliah di kelas Prodi PGSD. 9. 19 Maret 2016 Penyebaran skala secara langsung.

10. 20 Maret 2016

Penyebaran skala setelah selesai kuliah di kelas Prodi PBI dan Ilmu Sejarah.

11. 21 Maret 2016 Penyebaran skala secara langsung.

B. Statistik Deskriptif Data Penelitian

Statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran obyek yang diteliti melalui data sampel sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2013). Deskriptif statistik ini terangkum dalam tabel berikut :


(45)

Tabel. 7

Data Deskriptif Variabel Bebas dan Tergantung Jenis

Variabel

Deskripsi N Mean

Empirik

Std. Deviasi

Variabel bebas 1

Jenis kelamin Laki-laki 205

Perempuan 205

Aktivitas mahasiswa

Oraganisasi di dalam kampus

410 2,93 5,818

Organisasi di luar kampus

410 1,86 4,790

Part time 410 1,60 6,256

Variabel tergantung 1

Manajemen waktu

Teoritik 410 160 32

Empirik 410 176,67 18,110

Variabel bebas 2

Prestasi akademik

IPK 410 3,1529 0,43445

Variabel tergantung 2

Manajemen waktu

Teoritik 410 160 32

Empirik 410 176,67 18,110

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa mean teoritik manajemen waktu lebih besar (M= 160, SD=32) dan mean empirik manajemen waktu (M=176,67, SD=18,110). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma tergolong baik. Hal ini juga didukung dengan uji T yang dilakukan peneliti untuk membandingkan mean empirik dan mean teoritis pada variabel manajemen waktu.

Tabel 8.

Uji One Sample t-Test Manajemen Waktu

Manajemen Waktu

Test Value = 160 T 18,642

Df 409

Sig. (2-tailed) 0,000

Mean Difference 16,673

95% Confidence of Lower 14,92

The Difference Upper 18,43

Berdasarkan data di atas, hasil uji t menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritik. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil


(46)

dari 0,05 yaitu 0,00. Hasil ini menunjukkan bahwa secara signifikan mahasiswa Universitas Sanata Dharma memiliki manajemen waktu yang tinggi atau baik.

C. Analisis Data dalam Rangka Menjawab Pertanyaan Penelitian

Sebelum melakukan uji statistik, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian perlu dilakukan beberapa uji asumsi untuk menentukan teknik statistik parametrik atau nonparametrik. Uji-uji asumsi dalam analisis ini adalah uji normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas varian. Hasil uji normalitas manajemen waktu menggunakan SPPS For Windows versi 22 dengan analisis Kolmogorov Smirnov menunjukkan hasil data yang berdistribusi normal (Z= 0,041 , p=0,099). Hasil tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang normal.

Hasil uji asumsi tersebut akan dijabaran seperti dibawah ini:

1. Bagaimana perbedaan manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma berdasarkan jenis kelamin ?

Berdasarkan hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (Z= 0,041 , p=0,099) dan homogen (F=0,844, p=0,359).

Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik parametrik Independent Samples t-Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan manajemen waktu antara laki-laki dan perempuan (t=4,181 , p=0,00). Perempuan (M=181,36 ; SD=17,215) memiliki manajemen waktu yang lebih baik dari laki-laki (M=179,29 ; SD=19,557).

2. Bagaimana hubungan antara manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan aktivitas mahasiswa ?

Berdasarkan hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (Z= 0,041 , p=0,099) dan tidak linear (F=0,47 , p=0,829 ; F=0,79 , p=0,779 ; F=2,035 , p=0,154).

Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik non parametrik korelasi Spearman’s Rho. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara manajemen waktu dan aktivitas mahasiswa di luar kuliah (r=0,042 , p=0,400 ; r= 0,029 , p= 0,562 ; r= 0,004 , p= 0,943).

3. Bagaimana hubungan antara manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan prestasi akademik ?


(47)

Berdasarkan hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (Z= 0,041 , p=0,099) dan tidak linear (F=1,405 , p=0,237).

Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik non parametrik korelasi Spearman’s Rho. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara manajemen waktu dan prestasi akademik (r=0,13 , p=0,800).

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma tergolong baik. Hal tersebut dapat disebabkan mahasiswa memiliki pengaturan diri, motivasi, dan pencapaian tujuan yang baik (Hofer, 2007).

Manajemen waktu dipengaruhi oleh jenis kelamin, aktivitas, dan prestasi akademik (Katib, 2014 ; Macan dkk, 1990 ; Pedler & Boyedell dalam Puspitasari, 2013). Manajemen waktu memiliki perbedaan yang signifikan antara laki-laki dengan perempuan, di mana perempuan lebih baik dari laki-laki. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Macan dkk (1990) dan Katib (2014) yang menjelaskan bahwa terdapat perbedaan manajemen waktu antara laki dan perempuan, di mana manajemen waktu perempuan lebih baik dari laki-laki. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh perempuan cenderung melakukan aktivitas berdasarkan prioritas utama dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sedangkan laki-laki cenderung menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang tidak berguna. Hal di atas sejalan dengan Kartono (2006) menjelaskan dalam hal kegiatan, perempuan lebih menyukai memyibukkan diri dengan berbagai macam pekerjaan ringan. Sedangkan, laki-laki lebih senang istirahat, tidur, atau relax santai seenak-enaknya. Sebaliknya wanita pada umumnya lebih tangkas dan lebih giat, lebih banyak menyibukan diri dengan macam-macam kegiatan sampingan; terlebih pada waktu-waktu sengggang.

Namun, manajemen waktu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan aktivitas mahasiswa di luar kuliah. Mahasiswa yang banyak menggunakan waktunya untuk beraktivitas di luar kuliah tetapi memiliki manajemen waktu yang baik. Selain itu, terdapat mahasiswa yang tidak memiliki aktivitas di luar kuliah tetapi memiliki manajemen waktu yang buruk. Kesibukan mahasiswa di luar kuliah tidak memiliki dampak terhadap manajemen waktu mahasiswa. Hal tersebut tampak dalam penelitian ini bahwa manajemen waktu ditentukan dari diri masing-masing, bukan ditentukan dari kesibukan yang mereka miliki. Selain itu, manajemen waktu tidak ditentukan berdasaran kesibukan yang dimiliki mahasiswa. Hal tersebut dimungkinkan bahwa aktivitas yang dimiliki mahasiswa tidak hanya


(48)

berorganisasi di dalam dan luar kampus serta part time, tetapi masih terdapat kegiatan lain yang lebih mendukukung manajemen waktu di samping ketiga kegiatan tersebut.

Selanjutnya, manajemen waktu juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik yang tercermin dalam IPK mahasiswa. Hasil tersebut sesuai dengan penemuan Warni (2011) yang menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa. Tidak ditemukannya hubungan antara manajemen waktu dengan prestasi akademik tampaknya disebabkan karena banyak faktor. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa dibandingkan dengan manajemen waktu salah satunya sistem pendidikan yang lebih menentukan prestasi mahasiswa (Warni, 2011). Selain itu, Hamim dan Udin (2008) menemukan faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar antara lain diri sendiri. Faktor ini merupakan faktor yang dominan dalam menentukan prestasi belajar. Dalam hal ini, faktor diri sendiri adalah kesehatan, minat, dan tingkat kecerdasan.

Prestasi akademik dikaitkan dengan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik dari laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan temuan peneliti dalam penelitian ini. Temuan tersebut sejalan dengan Pino dan Smith (dalam Kusumaningsih, 2009) yang menemukan bahwa sebagian besar penelitian yang menguji perbedaan jenis kelamin terhadap prestasi belajar menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih baik dari laki-laki. Perempuan cenderung lebih tekun dalam belajar dan rajin terlibat kegiatan kampus yang menunjang proses belajar, sedangkan laki-laki lebih menyukai kegiatan kampus yang bersifat refreshing dan olah raga.


(49)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesmpulan dari penelitian yang bertujuan mengetahui manajemen waktu mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, aktivitas mahasiswa di luar kuliah dan prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma ini. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manajemen waktu mahasiswa Universitas Sanata Dharma terbukti baik (M = 176,67 , SD=18,110).

2. Terdapat perbedaan manajemen waktu antara laki-laki dan perempuan (T = 4,181 , p=0,00) ; dimana perempuan (M=181,36 , SD=17,215) memiliki manajemen waktu yang lebih baik dari laki-laki (M= 179,29 , SD=19,557).

3. Tidak ada hubungan antara manajemen waktu dan aktivitas mahasiswa di luar kuliah (F=0,42 , p=0,400 ; F=0,029 , p=0,562 ; F=0,004 , p=0,943).

4. Tidak ada hubungan antara manajemen waktu dan prestasi akademik mahasiswa (M=0,13 ; SD=0,800).

B. Keterbatasan Penelitian

Selama pelaksanaan penelitian berlangsung, peneliti menemukan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan-keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu :

1. Dalam pengambilan subjek, peneliti kurang memperhatikan sebaran subjek pada masing-masing program studi, terutama tidak melibatkan mahasiswa di program studi IPPAK dan Teologi.

2. Berdasarkan Macan dkk (1990) menjelaskan bahwa komponen aspek manajemen waktu bersifat multidimensi. Peneliti menyadari hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti memperlakukan komponen aspek manajemen waktu ini sebagai satu dimensi saja.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan serta keterbatasan penelitian, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :


(50)

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Saran yang dapat peneliti berikan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik pada bidang ini adalah peneliti dapat mengaitkan faktor yang menghubungkan antara manajemen waktu dengan aktivitas mahasiswa dan IPK. Menemukan faktor lain yang mendukung manajemen waktu dalam perkuliahan. Peneliti selanjutnya dapat memperhatikan tentang komponen aspek manajemen waktu yang bersifat multidimensional. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat menambah sampel dari mahasiswa program studi IPPAK dan Teologi, karena kedua program studi tersebut memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan program studi yang lain. Hal tersebut dapat dimungkinkan memberikan hasil data yang berbeda dengan penelitian yang sudah saya lakukan.


(51)

DAFTAR ACUAN

Akmal, V.E. (2013). Perbedaan prokrastinasi akademik berdasarkan jenis kelamin dengan mengontrol manajemen waktu pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja di Yogyakarta. Empathy Jurnal Fakultas Psikolog, 2, 1-15.

Atkindson, P.E. (1990). Manajemen waktu yang efektif. Jakarta : Binarupa Aksara

Baron, R. A. & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial (Ed. 10). Erlangga : Jakarta.

Bimantara, R., (2014). Perbedaan self-regulated learning dalam manajemen waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time dengan mahasiswa yang tidak bekerja. (Skripsi tidak diterbitkan). Universitas Gunadarma, Depok, Indonesia.

Britton, B.K. & Tesser, A. (1991). Effects of time-management practices on collage grades. Journal of Educational Psychology, 83, 405-410.

Budianto, J., Rizal, Y., & Nurdin (2014). Pengaruh aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar (IP). Jurnal Edukasi Ekobis. 2, 1-9.

Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Eerde, W. V. (2003). Procrastination at work and time management training. The Journal of Psychology, 137, 421-434.

Febriana, B., Amriyatun., Winanti, L., & Amelia, S. (2013). Hubungan antara keaktifan organisasi dengan prestasi belajar (indeks prestasi) mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah, 154-157.

Gie, T. L. (1994). Cara belajar yang efisien Jilid I. Yogyakarta : Liberty.

Gie, T. L. (1995). Cara belajar yang efisien Jilid II. Yogyakarta : Liberty.

Gunarsa, Y.S.D., & Gunarsa, S.D. (1979). Psikologi untuk muda-mudi. Jakarta : P.T. BPK Gunung Mulia

Hadi, S. (2015). Metodologi riset. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Hamim & Udin. (2008). Peran organisasi HIPMI-MALUT dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa Maluku Utara di Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, 5, 1-18.

Hipjillan, A. (2015). Mahasiswa bekerja paruh waktu ; antara konsumsi dan prestasi akademik. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3, 43-59.

Hoffer, M., Schmid, S., Fries, S., Dietz, F., Clausen, M., Reinders, H. (2007). Individual values, motivational conflicts, and learning for school. Journal Learning and Instruction. Elsevier Ltd, 17,17-28.


(1)

72

Correlations

manajemenwa

ktu IPK

Spearman's rho Manajemenwaktu Correlation Coefficient 1,000 ,013

Sig. (2-tailed) . ,800

N 410 410

IPK Correlation Coefficient ,013 1,000

Sig. (2-tailed) ,800 .

N 410 410

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas


(2)

(3)

74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

76

Lampiran 17. Surat Pernyataan Peneliti


(6)