PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN SKRIPSI

  i

  PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh:

  Ignasius Urada NIM: 08 1334 071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

  

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada: Tuhan Yesus Kristus atas Berkat dan Anugerah yang telah diberikan kepadaku Bapakku Supardi, A.Md.Pd dan Ibuku Yuliana Megawati

  Terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, doa dan pengorbanan kalian selama ini Kakakku Fransiska Nila Kusuma Wati, A.Md Kep, Adikku Paskaria Yoga atas doa dan dukungan kalian

   

iv

 

 

  MOTTO

Percayalah kepada Tuhan Dengan Segenap hatimu dan

janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri, karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu dan menghindarkan kakimu dari jerat

  

(Amsal 3:5,26)

Jangan pernah mengeluh akan banyaknya cobaan yang kita

hadapi, Api justru akan membuat emas semakin berkilau dan Pukulan akan membuat sebuah paku menjadi semakin kokoh.

Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus

mengamalkannya, Niat tidaklah cukup maka kita harus melakukannya

(Johann Wolfgang Von Goethe)

  

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil,

tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

(Einstein)

v

 

   

  

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK

  

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATA

PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN

  IGNASIUS URADA 081334071

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2013

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan pemahaman belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X AKUNTANSI SMK PAHAR MENJALIN pada bulan Agustus- September 2012.

  Variabel penelitian diukur dengan menggunakan kuesioner untuk motivasi dan tes untuk mengukur pemahaman belajar siswa. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Target keberhasilan penelitian ini adalah 70% siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada peningkatan skor ketuntasan hasil belajar.

  Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebelum implementasi hanya (22%) siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi, dan (39%) siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi, sedangkan sesudah implementasi tindakan, siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi menjadi (33%) dan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menjadi (77%); dan 2) penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan pemahaman belajar siswa, sebelum implementasi siswa yang tuntas belajar sebanyak (17%) sedangkan sesudah implementasi tindakan, siswa yang tuntas belajar menjadi (72%). viii

  

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD

OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO

  

IMPROVE MOTIVATION AND UNDERSTANDING ACCOUNTING FOR

THE CLASS OF PAHAR MENJALIN VOCATIONAL SCHOOL

  IGNASIUS URADA 081334071

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2013

  This study aims to find out the improvement of motivation and students understanding by applying STAD cooperative learning method. This study is a class action research at the tenth class of Pahar Menjalin vocational school during August – September 2012.

  The research variables were measured by using questionnaires for motivation and tests to measure students comprehension. Data were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis. The successful target of this study is 70% of the students who had high motivation to learn and there was an increase in scores mastery of learning outcomes.

  The results show that: 1) the implementation of cooperative learning STAD type can improve students' motivation, prior to the implementation is only 22% students who had high motivation, and 39% of students who have a high level of motivation, whereas after the implementation of measurement, students who have very high motivation to be 33% and students who have a high motivation are 77%; and 2) the implementation of cooperative learning method type STAD improve the understanding of students learning, students who pass the pre-implementation study as much as 17% whereas after the implementation of the measurement, students who pass the study are 72%.

  

ix

 

 

KATA PENGANTAR

   Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,

  sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul” PENERAPAN

   

  METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

  DAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK PAHAR MENJALIN”.

  Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan akuntansi.

  Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyususn mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

  2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,.M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta;

  4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd,.M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan dan pikiran dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

  5. Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

  

x

 

 

  6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

  7. SMK PAHAR Menjalin yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini;

  8. Ibu Elpia, S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini;

  9. Bapak Drs. Lorensius selaku Kepala Sekolah SMK PAHAR Menjalin yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian;

  10. Bapak ibu guru di SMK PAHAR Menjalin yang telah memberikan motivasi dan dukungan hingga terlaksananya penelitian tindakan kelas ini.

  11. Siswa siswi kelas X AKUNTANSI SMK PAHAR Menjalin selaku subjek dalam penelitian ini;

  12. Kedua orang tuaku Bapak Supardi, A.Md.Pd dan Ibu Yuliana Megawati, serta kakak dan adikku Fransiska Nila Kusuma Wati, A.Md Kep dan Paskaria Yoga terima kasih atas doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral yang telah diberikan selama ini;

  13. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu, Yohanes Gedeon, S.Pd, Yakob, S.Pd, Wati, Nyong Leo Jambormias, S.Pd, dan yang lainnya terima kasih atas segala bantuan, dukungan, doa, semangat, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan.

  14. Seluruh teman PAK angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  Terima kasih atas dukungan, doa serta kebersamaan yang telah kita lewati bersama-sama selama empat tahun lebih di Universitas Sanata Dharma ini;

  

xi

 

 

  15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Penulis Ignasius Urada

   

xii

 

   

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................ vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Batasan Masalah .....................................................................

  6 C. Rumusan Masalah ...................................................................

  6 D. Tujuan Penelitian ....................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian ...................................................................

  6 BAB II TINJAUAN TEORITIK ........................................................

  8 A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ....................................

  8 B. Prinsip Dasar PTK ..................................................................

  8 C. Tahap Pelaksanaan PTK ..........................................................

  10 D. Tujuan PTK................................................................. .............

  11 E. Manfaat PTK ............................................................................

  11 xiii

  F. Model Penelitian PTK ..............................................................

  12 G. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam- Memilih dan Menggunakan Metode Pembelajarah .................

  13 H. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif ...............................

  14 I. Motivasi ....................................................................................

  19 J. Pemahaman Siswa ....................................................................

  23 K. Kerangka Berpikir ....................................................................

  25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................

  28 A. Jenis Penelitian ........................................................................

  28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

  28 C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................

  28 D. Prosedur Penelitian ..................................................................

  29 E. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................

  32 F. Instrumen Penelitian ...............................................................

  33 G. Teknik Pengujian instrumen ....................................................

  34 H. Teknik Analisis Data ................................................................

  38 BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................

  43 A. Sejarah SMK PAHAR Menjalin ...............................................

  43 B. Visi, Misi, dan Tujuan SMK PAHAR Menjalin ........................

  43 C. Sistem Pendidikan SMK PAHAR Menjalin ................................

  45 D. Kurikulum SMK PAHAR Menjalin ............................................

  46 E. Organisasi Sekolah SMK PAHAR Menjalin .......................

  49 F. Sumber Daya Manusia SMK PAHAR Menjalin ........................

  59 G. Siswa SMK PAHAR Menjalin .................................................

  59 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK PAHAR Menjalin ..........................................................................................

  60 I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ....................................................

  61 J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ...................

  62 K. Hubungan antara SMK PAHAR Menjalin dengan xiv

  Instansi lain .....................................................................................

  63 L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ...............................

  64 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..........................................

  66 A. Deskripsi Penelitian ..................................................................

  66 1. Observasi Pra Penelitian ......................................................

  67 2. Siklus Pertama ......................................................................

  69 a. Perencanaan .....................................................................

  69 b. Tindakan ..........................................................................

  74 c. Observasi ........................................................................

  76 d. Refleksi ............................................................................

  81 B. Analisis Komparasi Motivasi Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD .............................

  84 1. Motivasi ................................................................................

  85 2. Pemahaman Siswa ................................................................

  87 a. Sebelum STAD.................................................................

  87 b. Sesudah STAD .................................................................

  88 BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ...........

  91 A. Kesimpulan ...............................................................................

  91 B. Saran ........................................................................................

  92 C. Keterbatasan ..............................................................................

  93 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

  95 LAMPIRAN ...........................................................................................

  97

  xv

  xvi

  72 Tabel 5.3 Lembar Nilai Kelompok ................................................

  83 Tabel 5.9 Skor Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah- Implementasi Tindakan ................................................

  81 Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap- Komponen Pembelajaran dan Metode STAD pada- Siklus 1 .......................................................................

  80 Tabel 5.7 Instrumen Refleksi Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap- Komponen Pembelajaran dan Metode STAD pada- Siklus 1 ........................................................................

  79 Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas Pada Siklus 1 .................

  76 Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus 1 ..........

  74 Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus 1. .......................................

  70 Tabel 5.2 Lembar Penilaian STAD ..............................................

  DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Skala Penilaian ..............................................................

  60 Tabel 5.1 Daftar Pembagian Kelompok ........................................

  41 Tabel4.1 Rekapitulasi Data Siswa .................................................

  40 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................

  39 Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar ...............................................

  37 Tabel 3.3 Indikator Motivasi Belajar .............................................

  35 Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ....................................

  25 Tabel 3.1 Hasil Pengujian Validitas Kuisioner .............................

  85

Tabel 5.10 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Pra-

  Implementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi- Tindakan ........................................................................

  86 Tabel 5.11 Nilai Siswa Pada Siklus 1 ............................................

  87 Tabel 5.12 Pemahaman Siswa Sebelum STAD .............................

  88 Tabel 5.13 Pemahaman Siswa Setelah STAD ...............................

  89 xvii

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara Terhadap Guru Mitra ..............

  97 Lampiran 2. Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses- Pembelajaran STAD ...................................................

  98 Lampiran 3. Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan-

  STAD ...................................................................... 100

  Lampiran 4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam- Kelompok (secara umum) ...................................... 101

  Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............... 102 Lampiran 6. Handout ..................................................................... 109 Lampiran 7. Kuisioner ................................................................... 116 Lampiran 8. Soal Post Test ............................................................ 121 Lampiran 9. Soal Kuis ................................................................... 122 Lampiran 10. Daftar Nilai.............................................................. 123 Lampiran 11. Lembar Pemetaan Kemamuan siswa ...................... 124 Lampiran 12. Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses- Pembelajaran STAD ................................................. 125 Lampiran 13. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam- Kelompok (secara umum) ....................................... 127 Lampiran 14. Instrumen Pengamatan Kelas Saat Penerapan-

  ........................................................................ 128

   STAD

  Lampiran 15. Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen- dan Metode STAD .................................................... 129 xviii

  Lampiran 16. Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen- dan Metode STAD ................................................. 130 Lampiran 17. Penilaian Metode STAD.......................................... 131

  Lampiran 18. Lembar Nilai Kelompok ........................................ 132 Lampiran 19. Data Hasil penelitian ............................................... 133 Lampiran 20. Skor Motivasi Pra Implementasi Tindakan ............. 134 Lampiran 21. Skor Motivasi Setelah Implementasi Tindakan. ..... 135 Lampiran 22. Analisis Motivasi Belajar Berdasarkan PAP II ....... 136

  Lampiran 23. Data Induk Kuisioner............................................... 137 Lampiran 24. Uji Validitas dan Realibitas (Output SPSS) ............ 138 Lampiran 25. Surat ijin Penelitian ................................................. 139 Lampiran 26. Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian ........ 140 xix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, namun di era

  globalisasi saat ini sangat sulit bagi Indonesia untuk menuju proses perkembangan tersebut tanpa ada faktor-faktor yang mendukungnya. Salah satu faktor yang sangat menentukan proses perkembangan tersebut adalah faktor sumber daya manusianya. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mampu bersaing di tengah perkembangan dunia saat ini.

  Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui dunia pendidikan, dan di sinilah peran seorang guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk menjamin hasil yang optimal dari proses pembelajaran, pemerintah juga turut ambil bagian dengan membuat peraturan-peraturan dan ketentuan- ketentuan yang harus dipenuhi oleh guru agar bisa menjadi tenaga pendidik yang profesional.

  Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagaimana yang dimaksud adalah berupa pengetahuan, keterampilan, dan

  1 perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

  Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi pedagogik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, salah satunya adalah pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta kompetensi profesional yang merupakan kemampuan menguasai pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya sekurang- kurangnya meliputi penguasaan materi secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu serta konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

  Oleh karena itu, tugas seorang guru tidaklah mudah. Seorang guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif sehingga tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Guru kreatif harus selalu berpikir kreatif dalam mencari strategi pembelajaran yang lebih baik, dan selalu memperbaiki proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar dapat menarik. Guru harus berusaha memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan cara mencoba menerapkan metode-metode baru dalam pembelajaran sehingga bermanfaat bukan saja untuk siswa yang dididik, melainkan juga untuk guru lainnya.

  Namun disayangkan sekali bahwa didalam implementasinya masih banyak guru yang belum bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode maupun media pembelajaran yang tepat, sehingga siswa yang diajarnya menjadi sulit untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan dan hal ini juga menyebabkan siswa menjadi tidak termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  Berdasarkan hasil observasi di SMK PAHAR Menjalin dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran Akuntansi. Diperoleh informasi bahwa banyak siswa yang kurang memahami materi pelajaran akuntansi (hal ini ditunjukkan oleh hasil ulangan siswa yang masih kurang baik atau belum memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh pihak sekolah), padahal pada saat mengajar, guru sudah menerapkan berbagai metode pembelajaran seperti diskusi, ceramah dan

  Jigsaw . Dengan metode-metode pembelajaran tersebut, guru berharap siswa

  tertarik untuk mempelajari pelajaran akuntansi dan lebih mudah memahaminya, namun hasilnya belum maksimal.

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan juga motivasi belajar yang masih rendah yang dimiliki siswa, hal ini terlihat jelas ketika guru menjelaskan materi di depan kelas, beberapa siswa hanya mendengarkan saja, siswa yang lain asyik mengobrol, dan ada juga siswa yang mengantuk sambil merebahkan kepalanya di meja, sementara siswa lain asyik bermain hand phone, karena siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

  Gagasan utama dari Student Team Achievement Division (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami, saling menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.

  Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis, tiap siswa harus memahami materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.

  Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD (Trianto 2007:5) yaitu, terjadi interaksi atau kerjasama antara guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung aktif dalam pembelajaran, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep, kemampuan kerjasama siswa dapat terbangun, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas- tugas akademik dan membantu siswa menumbuhkan berfikir kritis. Sedangkan menurut Yurnetti (2002) ada beberapa kelebihan dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi, terjadi komunikasi diantara anggota kelompok dalam menemukan konsepsi yang benar, mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan diantara anggota kelompok, menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara anggota kelompok.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X SMK PAHAR Menjalin”. Alasan peneliti memilih metode pembelajaraan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) karena dengan metode STAD setiap individu siswa akan membangun kerjasama yang baik dan tanggung jawab yang tinggi di dalam pembelajaran, serta akan memunculkan keterlibatan dari semua siswa karena keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab dari semua anggota kelompoknya.

  B. Batasan Masalah

  Penerapan metode kooperatif dapat dilakukan pada berbagai tipe yaitu tipe Student Team Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Learning Together dan Group investigation tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe Student

  Team Achievement Division STAD dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman belajar siswa terhadap teori pembelajaran akuntansi.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa setelah guru menerapkan metode kooperatif tipe STAD?  

2. Apakah ada peningkatan pemahaman siswa setelah guru menerapkan

  metode kooperatif tipe STAD?   D.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar dan pemahaman siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Guru Dengan adanya penelitian menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi inspirasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga proses pembelajaran di kelas lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan tingkat pemahaman siswa.

  2. Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya terkait dengan penerapan stategi dan metode pembelajaran di sekolah.

  4. Bagi peneliti Sebagai calon guru, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas dimaksudkan untuk meningkatkan hasil

  belajar siswa sehingga menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran yaitu upaya meningkatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

  Arikunto, dkk (2008:2-3) menjelaskan PTK dengan memisahkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut:

  1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

  2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

  3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

  Sedangkan menurut David Hopkins (Kunandar, 2006:46) pengertian PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

  8

B. Prinsip Dasar PTK

  Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip- prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat dan akan melakukan penelitan tindakan kelas. Prinsip tersebut dalam Arikunto, dkk (2008:6) adalah sebagai berikut:

  1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, dengan kata lain dalam situasi tidak wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya.

  2. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan tentunya setelah itu melakukan perbaikan.

  3. SWOT sebagai Dasar Berpijak Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri dari Strenght (kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),

  Opportunity (Peluang) dan Threat (ancaman). Empat hal tersebut

  harus dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal tersebut, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weaknesses) yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan yang diidentifikasikan secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain. Dua unsur yang lain, yaitu kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat), diidentifikasikan dari yang ada di luar diri guru atau peneliti dan juga di luar diri siswa atau subjek yang dikenai tindakan.

  4. Upaya Empiris dan Sistematik Dengan telah dilakukan analisis SWOT, berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut.

  5. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan SMART adalah kata bahasa inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut: a. S-Spesific, khusus, tidak terlalu umum;

  b. M-Managable, dapat dikelola, dilaksanakan;

  c. A-Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau; d. R-Realistic. Operasional, tidak di luar jangkauan, dan e. T-Time-Bound, diikat oleh waktu, terencana.

C. Tahap Pelaksanaan PTK

  Rincian kegiatan pada setiap tahapan PTK (Arikunto, dkk, 2008:75-80) adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tndakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.

  c. Merumuskan masalah secara jelas

  d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis

  f. Membuat secara rinci rancangan tindakan

  2. Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilakukan.

  3. Pengamatan atau observasi Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Instrument yang dipakai dalam pengamatan atau observasi adalah (a) soal tes, kuis, (b) lembar observasi, (c) catatan lapangan.

  4. Refleksi Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

D. Tujuan PTK

  Tujuan PTK menurut Kunandar (2008:63-64) adalah sebagai berikut:

  1. Untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (subsummatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivias, minat dan lain sebagainya.

  2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

  3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

  4. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan

  skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.

  5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

  6. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.

  7. Meningkatnya sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

  8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pedidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

  9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

  E. Manfaat PTK

  Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktik (Kunandar, 2008:68) yaitu sebagai berikut:

  1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajran dalam jangka pendek.

  2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain: (a) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas; (b) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, artinya dengan guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

  F. Model Penelitian Tindakan Kelas

  Menurut Arikunto, dkk (2008:17) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

1. Menyusun Rancangan Tindakan (planning)

  Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

  2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

  Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perecanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

  3. Pengamatan (Observing)

  Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru sedang melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

  4. Refleksi (Reflecting)

  Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

G. Pentingnya Pemahaman dan Keterampilan Guru dalam Memilih dan Menggunakan Metode Pembelajaran.

  Guru wajib memiliki kualifikasi Akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dosen dan Guru Nomor 14 tahun 2005 bab 2 mengenai kompetensi dan sertifikat. Guru sebagai tenaga yang profesional harus mempunyai kompetensi yang disyaratkan salah satunya yaitu dalam memahami dan memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran sehingga hal tersebut dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran, siswa menjadi termotivasi dan mau aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang ditetapkan dalam rencana pembelajaran tercapai.

  Memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik dibutuhkan imajinasi dan kreativitas. Guru di kelas dapat memilih metode belajar yang tepat untuk mencapai kemampuan muridnya secara maksimal. Guru dapat membangkitkan potensi siswanya lewat metode-metode belajar kreatif dan imajinatif, sehingga proses belajar mengajar efektif. Metode mengajar tidak terpaku pada satu macam saja, tetapi dapat menggabungkan dari berbagai metode yang ada seperti metode penemuan, pemberian tugas, pemecahan masalah, penelitian, bahkan metode ceramah.

  Dapat disimpulkan betapa pentingnya memilih dan menggunakan metode mengajar dalam proses belajar mengajar. Guru yang kreatif dalam mengembangkan proses belajar mengajar mampu menjembatani pelajaran menjadi belajar, melalui penemuan konteks suatu materi terhadap kebutuhan belajar siswa. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mengikuti perkembangan zaman melalui teknologinya tanpa meninggalkan nilai-nilai keluhuran dengan antusias, terbuka, peka, dan tetap belajar untuk menjadi guru yang kreatif.

H. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Tipe Pembelajaran Kooperatif

  Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun 1970-an. Salah satu hasil peneltian tersebut yang sekarang ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi konstribusi nilai kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Menurut Slavin (1995:4) ada lima tipe pembelajaran kooperatif antara lain: a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

  Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2007 2008

0 2 86

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 PERBAUNGAN.

0 2 25

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 10

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MENGENAI PEMBENTUKAN TANAH.

0 0 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 6 BANDUNG.

1 1 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN ANIMASI DAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 0 33

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR OTOMTIF SISWA KELAS X TKR DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 163

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI

0 0 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK SANJAYA PAKEM YOGYAKARTA SKRIPSI

0 5 235

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 0 300